• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai penjualan yang di lakukan dengan cara mengirimkan barang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai penjualan yang di lakukan dengan cara mengirimkan barang"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1.1 Konsep Penjualan Kredit

Menurut Kosasih (1995:69) mendefinisikan penjualan kredit sebagai penjualan yang di lakukan dengan cara mengirimkan barang terlebih dahulu kepada pembeli sedangkan pembayarannya di laksanakan di kemudian hari sesuai dengan perjanjian kredit.

Selanjutnya Haryono (1997:327) menjelaskan bahwa penjualan kredit adalah penjualan yang di lakukan bilamana pembayarannya di terima beberapa waktu kemudian. Dan Mulyadi (2010:210) penjualan kredit di laksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

Wibowo dan Abubakar (2003:87) penjulan kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual pada saat transaksi, yaitu pembayaran akan di lakukan pada waktu yang akan datang.

Selanjutnya Soemarso SR (1999:178), penjualan kredit adalah penjualan barang dagang secara tidak tunai yang di catat sebagai debet pada perkiraan piutang dagang dan kredit pada perkiraan penjualan. Sedangkan menurut Hasibuan (2006:216) menjelaskan kredit adalah jenis

(2)

pinjaman yang harus di bayar bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat di simpulakan bahwa penjualan kredit adalah suatu usaha atau salah satu usaha perusahaan dalam perdagangan yang pembayarannya pelunasannya di lakukan di kemudian hari sesuai perjanjian yang telah di sepakati.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga

Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1998:212) dalam kenyataan, tingkat harga termasuk dalam penjualan kredit yang terjadi di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti :

1. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada periode resesi misalnya merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah.

2. Penawaran dan Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang di beli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang di tawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang di tawarkan lebih besar.

(3)

3. Elastisitas Permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding terbalik; artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering di pengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Dalam persaingan seperti ini penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Banyaknya penjual dan pembeli akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain.

5. Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan.

(4)

2.1.3 Fungsi Yang Terkait Dalam Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2010:211) bahwa fungsi yang terkait dalam penjualan kredit adalah:

1. Fungsi Penjualan.

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkah informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.

2. Fungsi Kredit.

Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3. Fungsi Gudang.

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

(5)

4. Fungsi Pengiriman.

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang di terimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.

5. Fungsi Penagihan.

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

6. Fungsi Akuntansi.

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Di samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penjualan Kredit Menurut Baridwan (1998:158) berdasarkan perkembangan akan beban dan manfaat beberapa faktor yang harus di perhatikan dalam melakukan penjualan secara kredit yakni:

(6)

1. Besarnya pembayaran pertama harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semua barang baru menjadi barang bekas.

2. Jangka waktu pembayaran antara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih satu bulan.

3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus di perhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.

2.1.5 Berbagai Persyaratan Dalam Penjualan Kredit

Menurut Baridwan (1998:276), penjualan kredit memiliki berbagai persyaratan yang biasanya persyaratan tersebut di tentukan oleh pihak perusahaan yaitu:

1. Memiliki uang jaminan berupa uang muka 2. Membayar uang muka

3. Memiliki identitas diri

4. Adanya batas waktu yang ditentukan

Apabila terjadi penjualan kredit oleh suatu perusahaan maka dalam proses akuntansi adalah piutang karena hal tersebut merupakan penghasilan yang belum di terima pada periode yang bersangkutan.

(7)

Penjualan secara kredit bertujuan untuk menarik konsumen atau pembeli, karena pembayarannya dapat di lakukan beberapa waktu kemudian.

2.1.6 Seleksi Dalam Pemberian Kredit

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:272), seleksi dalam pemberian kredit adalah suatu keputusan dimana seseorang atau perusahaan akan memberikan kredit kepada pelangganya dan berapa besar kredit yang akan di berikan. Lima dimensi utama yang sering di gunakan analisis kredit perusahaan untuk menganalisa kemampuan pemohon kredit yaitu:

1) Karakter

Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial dan lain-lain. Hal ini penting berkaitan dengan kemauan untuk membayar.

2) Kemampuan

Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam meraih penjualan ataupun pendapatan yang dapat di ukur dari penjualan yang dicapai pada masa lalu dan juga keahlian yang dimiliki dalam bidang usahanya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk membayar.

3) Kapital atau modal

Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapital/modal yang dimilki perusahaan dan juga perbandingan hutang dan kapital.

(8)

4) Kolateral atau jaminan

Mengukur besarnya aktiva yang akan di ikatkan sebagai kolateral atas kredit.

5) Kondisi

Memperhatikan kondisi perekonomian pada umumnya serta kecenderungan (trend) perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan.

Mengacu pada kecenderungan umum perekonomian serta perkembangan yang terjadi di daerah tertentu atau pada sektor ekonomi tertentu yang bisa mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajiabannya.

2.2 Pendapatan

2.2.1 Konsep Pendapatan

Menurut Baridwan (1998:214), pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang di lakukan oleh suatu unit usaha selama satu periode tertentu. Sedangkan menurut Iman Santoso (2010:90) pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau penambahan aktiva atau penyelesaian suatu kewajiban atau kombinasi dari keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi inti (major/central operation) yang berkelanjutan (reguler) dari suatu perusahaan.

(9)

Dari sudut pandang perusahaan, pendapatan merupakan penghasilan yang di akibatkan dari kegiatan perusahaan (baik kegiatan utama maupun bukan kegiatan utuma). Para ahli mendefinisikan pendapatan, tetapi definisi-definisi tersebut pada prinsipnya hampir sama antara yang satu dengan yang lainnya. Bahwa pendapatan adalah peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban atau kombinasi antara keduanya (yang bisa diukur dengan nilai uang) sebagai akibat adanya pengalihan produk-produk atau jasa-jasa kepada pihak lain dalam suatu periode tertentu, tetapi bukan karena pembelian aktiva, investasi pemilik, pinjaman ataupun koreksi atas laba-rugi periode sebelumnya. Walaupun merupakan peningkatan (arus masuk) aktiva, tetapi tidak semua arus masuk aktiva merupakan pendapatan, karena aktiva dapat bertambah dengan berbagai akibat (sebab). Dalam pengertian pendapatan termasuk juga di dalamnya keuntungan-keuntungan penjualan atau pertukaran aktiva lainnya selain barang-barang yg di perjual-belikan atau jasa-jasa yang di laksanakan. Dari pernyataan ini, maka sumber pendapatan berasal dari kegiatan atau aktivitas utama (kegiatan bukan sentral dan tidak berkesinambungan) Iman Santoso (2010:91).

Selanjutnya menurut Ely dan Sri Dewi (2009:13) pendapatan (revenue) merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang di hasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa dari para langganan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua

(10)

kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Dari pengertian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa pendapatan adalah hasil yang di peroleh dari penjualan barang ataupun jasa yang bermanfaat bagi orang lain, maka peningkatan pendapatan dalam penjualan kredit akan terjadi apabila makin banyak konsumen atau meningkatnya minat pembeli dalam kurun waktu tertentu untuk memerlukan suatu barang tersebut untuk di manfaatkannya.

2.2.2 Pendapatan Yang Diperoleh Dalam Menggunakan Jasa Perusahaan Secara Kredit

Richard (2007:124) Dengan demikian pendapatan yang diperoleh dalam menggunakan jasa perusahaan secara kredit, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :

1. Adanya Peningkatan Modal Kerja

Dengan pengalihan piutang perusahaan akan memperoleh pembayaran sampai dengan 80% dari nilai tagihan. Hal ini berarti mempercepat perputaran dana untuk meningkatkan aktivitas penjualan.

2. Adanya Perlindungan Kredit

Sejalan dengan peningkatan volume penjualan secara kredit, perkembangan usaha berarti bertambahnya risiko kredit. Tetapi dengan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan, bilamana terdapat

(11)

kredit macet, tentunya akan menjadi tanggung jawab perusahaan tersebut sebatas yang disetujui.

3. Manajemen Kredit

Perusahaan memiliki data kredit yang terpercaya sehingga dapat memanfaatkan kredit analisis perusahaan tersebut.

4. Penagihan Piutang

Perusahaan mengemban tanggung jawab atas tagihan faktur-faktur yang dialihkan kepada mereka oleh klien. Hal ini berarti menghemat waktu dan biaya klien.

5. Administrasi Penjualan

Jurnal penjualan akan di komputerisasikan dengan sistem yang dimiliki perusahaan. Sehingga mudah akan mendapatkan informasi tentang status piutangnya melalui laporan-laporan berkala tentang tagihan, posisi utang, dan lain-lain. Setiap akhir bulan biasanya perusahaan akan mengirimkan laporan transaksi, disamping laporan posisi utang kepada para customer tersebut.

2.2.3 Petensi Yang Perlu Dikembangkan Dalam Meningkatkan Pendapatan

Adapun potensi-potensi yang perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan pendapatan usaha adalah sebagai berikut:

(12)

1) Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan sasaran program yang penting dan merupakan dasar yang banyak digunakan untuk menilai prestasi personil penjualan, wilayah penjualan dan program.

2) Harga Jual

Penetapan harga jual merupakan hal yang efektif dan sangat penting untuk keberhasilan suatu usaha. Daya tarik penjualan merupakan elemen pokok dari penawaran pemasaran yang akan di komunikasikan oleh para penghasil.

3) Kuantitas Produksi

Persediaan hasil produksi merupakan hal yang penting agar konsumen tidak merasa kecewa karena jika konsumen membeli tetapi stok barang produksi tidak ada maka kemungkinan besar konsumen akan lari ketempat lain. Maka itulah kuantitas produksi harus terus diperhatikan agar tidak merugikan perusahaan.

4) Kualitas Produk

Merupakan pemahaman bahwa produk yang di tawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimilki oleh produk pesaing. Oleh karena itu, perusahaan memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang di tawarkan oleh perusahaan pesaing.

(13)

5) Wilayah Pemasaran

Jika wilayah pasarnya sudah di tentukan melelalui riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih.

6) Potongan Penjualan

Hakekat potongan penjualan berbagai cara dan kebijakan di lakukan perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan dan keuntungan perusahaan. Memberikan potongan penjualan kepada konsumen merupakan salah satu cara yang di gunakan perusahaan untuk menarik minat konsumen untuk melakukan transaksi pembelian. Alasannya dengan memberikan potongan penjualan di antaranya adalah merosotnya bagian pasar sebagai akibat makin ketatnya persaingan, menarik pangsa pasar yang lebih besar, adanya kelebihan kapasitas persediaan, adanya barang-barang yang ditarik dari peredaran, perusahaan sedang kesulitan keungan sehingga membutuhkan uang kas yang cepat dan alasan-alasan yang lainnya.

2.3 Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Ekhardi (2010) penjualan secara kredit adalah penjualan yang pembayarannya adalah dengan cara angsuran atau cicilan dalam satu periode tertentu yang telah di setujui. Penjualan secara kredit yang di lakukan perusahaan dimaksudkan untuk memberikan kelonggaran kepada pihak pembeli untuk melakukan pembayaran dimasa yang akan datang.

(14)

Penjualan secara kredit juga di maksudkan agar pembeli dapat melakukan pembelian yang lebih besar sesuai dengan kebutuhan meraka.

Namun penjualan secara kredit mempunyai syarat-syarat, yaitu pembeli membayar setengah dari barang yang dibelinya adanya jaminan yang di berikan pembeli kepada penjual serta jangka waktu pelunasan yang telah di tentukan.

Pada hakekatnya dengan melakukan penjualan secara kredit akan menarik konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih besar, yang akhirnya akan meningkatkan volume penjualan sehingga pendapatan dan laba yang di peroleh akan meningkat pula.

Bahkan sekarang tidak dapat di pungkiri lagi banyak perusahaan yang bersaing melakukan penjualan secara kredit dengan berbagai macam promo yang mereka lakukan demi menarik minat konsumen, ini menandakan bahwa penjualan kredit bisa meningkatkan pendapatan perusahaan walupun belum secara langsung. Dengan banyaknya pembeli ataupun pelanggan, maka akan terjadi pula peningkatan volume penjualan dari piutang dagang, sehingga pendapatan akan ikut meningkat.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah di lakukan oleh pihak lain yang dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:

(15)

a. Nyoman Djinar Setiawina (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Kredit Terhadap Pengahasilan UKM di Kabupaten Klungkung”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah kredit. Data dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana. Hasil penelitian jumlah kredit berpengaruh positif terhadap penghasilan kotor UKM di kabupaten Klungkung.

b. Moh. Iqbal (2006) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kredit Pegadaian Dalam Meningkatkan Pendapatan Pada Pedagang di Kota Lamongan”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kredit yang diberikan. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t, dan hasil dari penelitian ini bahwa kredit Perum Pegadaian Lamongan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan ekonomi pada pedagang di kota Lamongan.

c. Ressa Anastasia Angela Depari (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengalokasian kredit oleh Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. Peneliti ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas serta menggunakan

(16)

teknik analisis data berupa metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik melalui analisis regresi linier sederhana, analisis statistik t, uji statistik F, koefisien determinasi, dan uji t perbedaan dua harga rata-rata dengan hasil penelitian penggunaan kredit memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil serta mengalami perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menerima kredit.

d. Sri Yulan Musa (2010) melakukan penelitian dengan formulasi judul “Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada PT. Hasjrat Abadi Devisi Yamaha Kota Gorontalo” Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Penjualan Kredit. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik uji t, dan hasil dari penelitian ini bahwa terdapat pengaruh antara penjualan kredit dengan peningkatan pendapatan.

(17)

Tabel 2.1

Matriks Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Independen Alat Uji/Sampel Hasil Penelitian 1. Nyoman Djinar Setiawina (2005) Pengaruh Jumlah Kredit Terhadap Pengahasilan UKM di Kabupaten Klungkung. Jumlah Kredit. Regresi Linier Sederhana. Jumlah Kredit berpengaruh positif terhadap penghasilan kotor UKM di Kabupaten Klungkung. 2. Moh. Iqbal (2006) Pengaruh Kredit Pegadaian Dalam Meningkatkan Pendapatan Pada Pedagang di Kota Lamongan Kredit Regresi Linier Sederhana. Variabel kredit Perum Pegadaian Lamongan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan ekonomi pada pedagang di kota Lamongan. 3. Ressa Anastasia Angela Depari (2010) Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan Jumlah Kredit yang diberikan oleh PKBL Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan Regresi Linier Sederhana dengan uji t, uji F dan uji t perbedaan dua harga raya-rata Variabel pengalokasian kredit berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil pada PKBL Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan. 4. Sri Yulan Musa (2010) Pengaruh Penjualan Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pada PT. Hasjrat Abadi Devisi Yamaha Kota Gorontalo Jumlah Penjualan Kredit Uji statistik uji t Terdapat pengaruh antara penjualan kredit dengan peningkatan pendapatan.

(18)

2.5 Kerangka Berpikir

Sejalan dengan pemikiran di atas, penelitian ini berusaha untuk mengkaji pengaruh penjualan kredit terhadap peningkatan pendapatan pada PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo.

Berdasarkan kerangka berpikir oleh Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. (dalam Sugiyono, 2011:60).

Maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Kerangka berpikir

Tunai Kredit Volume Penjualan Penjualan Peningkatan Pendapatan

(19)

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:64) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang di berikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir penelitian yang di kemukakan sebelumnya, maka di tetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut. Diduga terdapat pengaruh penjualan kredit terhadap peningkatan pendapatan (PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo).

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya, harga pokok penjualan jelas merupakan beban langsung yang dapat dikaitkan atau ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan

“Ekuitas merek dari sebuah produk atau jasa dapat dilihat dari bagaimana seorang konsumen bersikap, berfikir, serta melakukan tindakan yang ada hubungannya dengan

Dalam manajemen pengetahuan peran para ahli sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Para ahli bertugas untuk menentukan sistem pengetahuan mana yang sesuai dan cocok dengan

Untuk memiliki pengetahuan bahasa asing seseorang harus mempelajari Untuk memiliki pengetahuan bahasa asing seseorang harus mempelajari kosakata terlebih dahulu

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA COMPUTER ASSISTED TEST INSTANSI :

Usulan Lokasi KEK Gowa Jalan Provinsi Jalan Lain Batas Kabupaten Batas Kecamatan Ibukota Provinsi Ibukota Kabupaten Bandara Pelabuhan Jalan Nasional Keterangan: 21 Km

Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Daerah mempunyai tugas membantu Bupati Kepala Daerah dalam melaksanakan urusan rumah tangga Daerah di bidang Pekerjaan Umum Cipta

Barang konsumsi ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu: barang kebutuhan pokok (primer), barang kebutuhan pelengkap (sekunder), dan barang kebutuhan