• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. Banyak sekali definisi tentang pengertian komunikasi menurut beberapa alhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. Banyak sekali definisi tentang pengertian komunikasi menurut beberapa alhi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2. 1. Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Banyak sekali definisi tentang pengertian komunikasi menurut beberapa alhi komunikasi, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Bittner, bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. Bila melihat definisi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa media massa adalah alat utama yang digunakan dalam komunikasi massa. Media tersebut dapat berupa media elektronik, media cetak, film dan internet.

Sedangkan menurut Gerbner, komunikasi massa menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk-produk tersebut disebarkan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan atau bulanan. Kedua definisi diatas saling melengkapi satu sama lainnya dan telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa.

(2)

2.1.2 Karekteristik komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Perbedaanya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat didalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1) Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya, karena komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam orgaisasi yang kompleks.

2) Pesan Bersifat Umum

Pesan bersifat umum, karena komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang. Maka pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

3) Komunikannya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator bersifat anonym atau tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.

(3)

Selain anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

4) Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Komunikasi massa dapat mencapai jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan, komunikasi ini dapat memperoleh pesan yang sama secara serempak dan pada waktu yang bersamaan. Inilah kelebihan dari komunikasi massa dibandingkan komunikasi antarpersonal dan kelompok.

5) Komunikasi Mengutamakan Isi Daripada Hubungan

Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi yang menunjukan isi komunikasi berupa apa yang dikatakan, dan dimensi hubungan yang menunjukan bagaimana cara mengatakannya, dan mengisyarakan bagaimaa hubungan para peserta komunikasi itu. Dan yang terpenting adalah, seorang komunikator harus dapat menyusun pesan secara sistematis dan baik sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.

6) Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Dalam hal ini, kita mengetahui kelemahan yang dimiliki komunikasi massa. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan

(4)

komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Dengan kata lain, komunikasi massa bersifat satu arah. Karena komunikator aktif menyampaikan pesan, dan komunikan pun aktif dalam menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimaa halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal.

7) Stimulasi Alat Indera Terbatas

Selain bersifat satu arah, salah satu kelemahan komunikasi massa adalah terbatasnya stimulasi alat indera yang digunakan. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa yag digunakan. Jika pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayak hanya dapat mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

8) Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung

Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung dan tertunda. Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Dibandingkan dengan komunikasi antarpesrsonal, yang umpan baliknya sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas.

(5)

2. 2. Televisi

2.2.1 Pengertian Televisi

Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu tempat yang berjarak jauh.4

Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah (media cetak).

2.2.2 Program Televisi

Program berasal dari bahasa inggris (programme) atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan demikian, pengertian program televisi adalah segala hal yang ditampilkan stasiun televisi untuk memenuhi

4 Sutisno. P.C.S., Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio. Jakarta: PT. Grasindo. 1993 hal

(6)

kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan dan disajikan oleh televisi.

2.2.3 Jenis Program Televisi

Didasarkan pada berbagai macam program yang disajikan stasiun televisi, jenis-jenis program dapat dibagi menjadi dua, yaitu:5

- Program Informasi (news)

Program informasi atau news adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberitahuakan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak luas.

- Program Hiburan (non news)

Program hiburan atau non news adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang temasuk dalam ketegori hiburan antara lain drama, musik, dan permainan (game).

5 http://edwi.upnyk.ac.id/DASBRO_10.pdf. Sosiawan, Edwi Arief. Dasar-Dasar Broadcasting. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 (pukul 12.30 WIB).

(7)

2.3 Program Berita /News

Menurut pakar komunikasi, JB Wahyudi, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dari sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik.6 Seorang

wartawan asal Indonesia, Mochtar Lubis, menyatakan bahwa berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi orang banyak, dan mampu membangkitkan selera masyarakat untuk mengikutinya.

Sedangkan menurut pembantu utama redaktur malam New York Times, Neil McNeil, mengatakan bahwa berita adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya. Sedangkan pengeritan berita menurut kamus komunikasi adalah laporan mengenai hal atau peristiwa yang baru terjadi, menyangkut kepentingan umum dan disiarkan secara cepat oleh media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi.

Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey Journalism) menyatakan bahwa: “Berita

(8)

dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.” Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt-Reinhart &Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan: “Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.”7

Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis, berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut.8

Pada umumnya, berita dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative reports (laporan penyelidikan).9

Yang dimaksud dengan hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi, dan biasanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan soft news adalah berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya Tarik bagi pemirsanya.

7 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008 hal 2

8 A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional. Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media. 2006 hal 64

9 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005 hal 40

(9)

Sedangkan yang dimaksud dengan investigative reports adalah jenis berita yang eksklusif, datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan.

2.3.1 Nilai Berita

Nilai pada berita adalah kriteria umum yang dapat dijadikan acuan oleh para jurnalis untuk memilih dan memutuskan berbagai fakta yang dianggap pantas dijadikan berita dan mana yang lebih baik untuk diangkat. Dengan kriteria umum nilai berita, reporter dapat dengan mudah dalam mendeteksi dan menentukan peristiwa mana saja yang harus diliput dan dilaporkan. Begitu juga untuk editor, kriteria umum nilai berita membantu editor untuk mempertimbangkan, memilih dan memutuskan berita terbaik dan terpenting untuk dipublikasikan pada khalayak lewat media massanya.

Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing (1980: 6-17) menunjuk pada Sembilan hal. Menurut pakar lain terdapat dua hal lain yang juga termasuk kriteria umum nilai berita. Jadi, terdapat 11 nilai berita secara umum, yaitu:10

(10)

1) Keluarbiasaan (Unusualness)

News is unusualness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam pandangan jurnalistik, berita merupakan suatu peristiwa yang luar biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya.

2) Kebaruan (Newness)

News is new. Berita adalah semua yang terbaru. Semua hal yang baru apapun namanya, pasti memiliki nilai berita.

3) Akibat (Impact)

News has impact. Berita adalah sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya.

4) Aktual (Timeliness)

News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Aktual berarti menunujuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. Media massa harus memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan masyarakat.

(11)

5) Kedekatan (Proximity)

News is nearby. Suatu pernyataan atau pendapat yang terjadi di dekat khalayak, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional dapat menarik perhatian penonton, pendengar, dan pembaca.

6) Informasi (Information)

News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian.

7) Konflik (Conflict)

News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsure atau sarat dengan dimensi pertentangan.

8) Orang Penting (Public Figure, News Maker)

News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting, ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting, terkemuka, dimanapun selalu dibuat berita.

9) Kejutan (Surprising)

News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

(12)

10) Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)

News is interesting. Kadang-kadang suatu peristiwa tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang atau masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.

11) Seks (Sex)

News is sex. Berita adalah seks, seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi sumber berita.

2.3.2 Format Penyajian Berita

Dalam dunia televisi dikenal sejumlah istilah yang terkait dalam format yang digunakan dalam suatu berita. Kelompok istilah ini melihat pada format yang berbeda digunakan untuk jenis berita yang berbeda. Salah satu tantangan yang dihadapi pengelola berita adalah mencari cara atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita.

Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu cara bagaimana satu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita dalam suatu program berita televisi. Suatu format

(13)

dipilih tentunya karena terdapat alasan untuk itu. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu:11

1) Reader

Format berita televisi yang paling serdehana adalah lead in (bagian pembuka atau intro berita) yang dibacakan oleh penyiar. Reporter membuat lead in tanpa gambar/grafik sama sekali. Umunya format ini dipakai bila ada sebuah peristiwa yang terjadi menjelang berita on air atau saat berita tengah mengudara, tetapi memiliki nilai berita yang amat peting.

Laporan dalam format reader dapat dimulai dengan kata-kata: “Berita yang baru saja kami terima....” Format berita reader ini biasanya diakhiri dengan kata-kata: “kami akan menyampaikan perkembangan selanjutnya segera setelah kami merima informasi terakhir.”

2) Voice Over (VO)

Format berita televisi yang lead in dan tubuh beritanya dibaca oleh penyiar seluruhnya. Ketika penyiar membaca tubuh berita, gambar disisipkan sesuai dengan konteks isi narasi. Formay VO biasanya digunakan karena data gambar yang

(14)

dimiliki sangat terbatas. Hasil liputan peristiwa juga biasa saja atau kurang menarik dan kondisi peristiwa yang tidak memungkinkan untuk dieksplorasi lebih jauh.

3) Natsound (Natural Sound)

Format berita televisi yang lead in dibaca penyiar, sedangkan natural sound tetap dipertahankan untuk membangun suasana peristiwa yang diberitakan. Sebelum menulis naskah, reporter harus terlebih dahulu melihat gambar yang telah direkam. Narasi yang dibuat harus cocok dengan gambar hasil liputan dilapangan.

4) Voice Over – Grafik

Format berita yang lead in dan tubuh berita dibaca oleh penyiar seluruhnya. Ketika membaca tubuh berita, tidak ada gambar kecuali grafik dan tulisan. Karena peristiwa yang diliput sedang berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar hasil peliputan.

5) Sound on Tape

Format berita yang hanya berisi lead in dan soundbite dari narasumber. Penyiar hanya membacakan lead in berita, kemudian disusul oleh pernyataan narasumber (soundbite). Soundbite merupakan kelanjutan dari lead in berita, bukan merupakan pengulangan. Format berita ini dipilih jika pernyataan narasumber dianggap lebih penting untuk ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk narasi.

(15)

6) Voice Over – Sound on Tape

Format berita yang memadukan voice over dan sound on tape. Lead in dan isi tubuh berita dibacakan oleh penyiar. Diakhir berita muncul soundbite narasumber sebagai pelengkap berita yang dibacakan sebelumnya. Format ini dipilih karena gambar kurang dramatis, tetapi pernyataan narasumber perlu ditonjolkan melengkapi narasi berita.

7) Reporter Package

Format berita yang standar bagi sebuah penyiaran berita televisi. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh, serasi antara gambar, narasi, soundbite. Lead in-nya dibacakan oleh penyiar dan bagian tubuh berita telah dibacakan (dubbing) oleh reporter. Format berita inilah yang umumnya dibuat oleh Televisi Edukasi.

8) Live on Cam

Format berita telvisi yang disirkan langsung dari lokasi peliputan. Sebelum reporter menyampaikan laporan, penyiar terlebih dahulu membacakan lead in lalu memanggil reporter di lokasi, untuk menyampaikan hasil liputannya. Laporan peristiwa secara lengkap di-insert atau disisipi gambar/visual yang relevan dari lokasi peristiwa.

(16)

9) Live on tape

Format berita televisi yang direkam langsung ditempat kejadian, namun siarannya ditunda. Jadi, reporter merekam dan menyampaikan laporannya di lokasi dan penyiarannya baru dilakukan kemudian. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter stasiun televisi tersebut hadir di tempat peristiwa, namun tidak dilakukan siran langsung sesuai kondisi nilai berita denga pertimbangan teknis dan biaya liputan.

10) Live by Phone

Apabila ada informasi yang sangat penting mendadak, ketika menjelang atau tengah berlangsungnya siaran berita. Live by phone menjadi pilihan yang tepat. Format berita ini disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in dibacakan oleh penyiar, dan kemudian ia memanggil reporter yang ada dilapangan untuk menyampaikan laporannya.

11) Phone record

Format berita televisi, direkam langsung dari lokasi reporter meliput melalui telepon, tetapi penyiarannya tunda (delay). Format ini sebetulnya hamper sama dengan live by phone, hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan dan biasanya hanya digunakan jika diperkirakan aka nada gangguan teknis saat berita dilaporkan secara langsung.

(17)

2.3.3 Naskah Berita/News

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang dimaksud dengan naskah berita adalah lembaran kertas yang berisi laporan mengenai hal atau peristiwa yang terjadi di masyarakat sebagai hasil olahan wartawan yang siap dimuat pada media massa cetak atau media massa elektronik.12

Menulis naskah berita televisi tidak jauh berbeda dengan menulis berita untuk radio. Namun yang perlu diingat adalah televisi merupakan media audiovisual. Seorang jurnalis televisi menulis naskah berita untuk didengar dan ditonton. Oleh karena itu narasi yang dibuat harus mendukung gambar yang ditampilkan. Naskah yang ditulis oleh reporter harus menggunakan kekuatan Bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Selain itu, naskah berita juga perlu memenuhi unsur 5W (What, Where, When, Who, Why) 1H (How).

Salah satu rumus yang dipergunakan dalam menyusun sebuah naskah berita adalah 5C. Yang dimaksud dengan rumus 5 C tersebut adalah:

12 Website Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada 18 Maret 2016, pukul 11:43 WIB (http://kbbi.web.id/naskah)

(18)

- Conversational.

Ketika menulis naskah berita untuk media televisi, kita menulis untuk didengar. Oleh karena itu, berita di TV dibuat dengan gaya bahasa bertutur, seperti percakapan sehari-hari, karena ini adalah gaya bahasa yang paling akrab dan biasa didengar orang. Tulislah naskah berita seperti gaya orang berbicara. Hindari penggunaan ungkapan-ungkapan yang tidak umum (contohnya SSK, juknis, depth of field dll) dan jangan menggunakan bahasa jargon atau slang, yang hanya dikenal kalangan tertentu. Berita televisi bersifat sekali dengar dan tidak dapat diulang, oleh karena itu gunakan kata-kata umum yang mudah dimengerti oleh berbagai lapisan masyarakat.

- Clear

Batasi kalimat untuk satu gagasan saja. Hal ini akan memudahkan para pendengar untuk menangkap dan memahami isi berita. Hindari susunan kalimat yang rumit dan kalimat-kalimat majemuk.

- Concise

Gunakan kalimat-kalimat yang bersifat pernyataan. Tulislah kalimat-kalimat yang pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih mudah dipahami dan lebih kuat, ketimbang kalimat-kalimat panjang.

(19)

- Compelling

Tulislah dalam bentuk kalimat aktif. Para penulis berita menggunakan kalimat aktif karena lebih kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih pendek daripada kalimat pasif. Ciri-ciri kalimat aktif:

 Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya  Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-

 Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K

- Cliche Free

Kalimat atau pernyataan klise adalah pernyataan yang sudah terlalu sering digunakan di media dan sesuatu dianggap klise bila merupakan pengulangan dari ungkapan-ungkapan umum (contohnya “laporan pandangan mata”, “kasus masih dalam pengembangan”, “kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah” ). Kalimat klise tidak akan memberi informasi tambahan bagi pemirsa dan sebaiknya diganti dengan kalimat yang lebih informatif. Pernyataan klise mungkin tidak akurat dan salah arah, namun harus diakui, banyak reporter merasa sulit menghindari pernyataan klise seperti ini.

Teori atau rumusan 5 C ini lah yang dijadikan dasar oleh penulis untuk menentukan mana yang disebut kalimat efektif dan yang bukan kalimat efektif dalam naskah berita yang telah dibuat oleh reporter Televisi Edukasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah banyak dilakukan, namun masih banyak perbedaan hasil. Hasil

Ob primerjanju poslovnega izida poslovanja obravnavanega podjetja »x« s konkurenco, ki prav tako proizvaja stavbno pohištvo, prihajamo do ugotovitev, da s pozitivnim izidom

Dari masalah yang telah diidentifikasi maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: Bagaimana prospek pengembangan pembangkit listrik tenaga hibrid atau sistem

Yogyakarta, Relawan Information Center (RIC) for Merapi, serta para donatur yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas bantuan,. dukungan,

Di daerah Beoga, Puncak Jaya, Papua, tersingkap sekelompok batuan ofiolit yang terdiri atas piroksenit, dunit, serpentenit, dan peridotit yang tersebar memanjang

Untuk mendukung layanan dari IPTV, pemakai (user equipment –ue) dapat melakukan roaming di visited network yaitu user yang berada di visited network dapat mengakses

Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan

Hasil analisis sensitivitas ini selaras dengan Ariningsih (2012) yang menyatakan bahwa usahatani salak pondoh di Desa Sukodono Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang,