ANALISA SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPPOSIT SERAT TANDAN SAWIT DENGAN METRIK RESIN POLYESTER
Burmawi, Mulyanef, Riko Mefiandra*
Jurusan Teknik Mesin – Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta
Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) 51257 Padang Email : Riko_Merfiandra@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah salah satu sampah organik berupa limbah padat yang dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk pembuatan material komposit. Serat TKKS ini digunakan sebagai penguat dari material koposit yang menggunakan resin polyester YULKALAC 157 BQTN-EX sebagai perekat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik dan impak dengan memvariasikan volume 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% : 10% dalam matrik resin polyester. Dari material komposit serat TKKS dengan variasi volume 70% : 30% didapatkan
kekuatan tarik sebesar 16,35N/mm2, impaknya sebesar 0,095 J/mm2. Material
komposit serat TKKS dengan variasi volume 80% : 20% kekuatan tarik sebesar
32,35N/mm2, impaknya sebesar 0,063 J/mm2. Material komposit serat TKKS
dengan variasi volume 90% : 10% kekuatan tariknya sebesar 33,54N/mm2,
impaknya sebesar 0,114J/mm2.
ABSTRACT
Oil palm empty fruit bunches (TKKS) is one of the organic waste generated in the form of solid waste plant / palm oil processing industry can be utilized for the manufacture of composite materials. TKKS fiber is used as reinforcement of composite materials using polyester resin YULKALAC BQTN 157-EX as an adhesive. The purpose of this study was to determine the tensile strength and impact by varying the fiber volume 70% : 30%, 80% : 20% and 90% : 10% and arranged in parallel in a polyester resin matrix. Of fiber composite material with fiber volume 70% : 30% TKKS tensile strength obtained by 16,35 N/mm2, the impact of 0,095 J/mm2. TKKS fiber composite material with a tensile strength of fiber volume 80% : 20% by 32,35N/mm2, the impact strength of 0,063 J/mm2. TKKS fiber composite material with a tensile strength of volume 90% : 10% for 33,54N/mm2, the impact of 0,114J/mm2.
1. PENDAHULUAN
Material komposit merupakan
material yang terbentuk dari
kombinasi antara dua atau lebih
material pembentuknya melalui
pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanis dari masing–
masing material pembentuknya
berbeda. Material komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi (tailorability), memiliki kekutan lelah (fatigue) yang
baik, memiliki kekuatan jenis
(modulus young/density) yang lebih tinggi dari pada logam, tahan korusi , memiliki sifat isolator panas dan suara, serta dapat di jadikan sebagai penghambat listrik yang baik, dan
dapat juga di gunakan untuk
menambal kerusakan akibat
pembebanan dan korosi (Sirait,2010).
Menurut Matthews dkk.
(1993), komposit adalah suatu
material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat
mekanik dari masing-masing
material pembentuknya berbeda.
Dari campuran tersebut akan
dihasilkan material komposit yang
mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik ini yang berbeda dari
material pembentuknya. Material
komposit mempunyai sifat dari
material konvensional pada
umumnya dari proses pembuatannya melalui percampuran yang tidak homogen, sehingga kita leluasa
merencanakan kekuatan material
komposit yang kita inginkan dengan
jalan mengatur komposisi dari
material pembentuknya.
Perkembangan ilmu material khususnya dibidang polimer pada hakikatnya terus berkembang seiring
dengan usaha manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup dengan memanfaatkan pengolahan
bahan dan teknologi. Sintesis
berbagai jenis bahan polimer dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan. Sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat alam
sebagai salah satu material
pendukung kehidupan.
Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendapatkan material baru adalah pemanfaatan bahan yang berasal dari tumbuhan
atau serat organik. Dalam
penggunaannya polimer sintesis
berbahan serat dapat menggantikan logam, kayu, kulit dan bahan alami lainnya dengan berbagai keunggulan seperti: harga yang jauh lebih murah, ramah lingkungan, dan beberapa diantaranya merupakan optimalisasi
produk limbah yang belum
dimanfaatkan. Berbagai macam
barang yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari dapat dibuat dari polimer sintetis ini, misalnya perabot rumah tangga (dari plastik), bahan pakaian (nilon, poliester),alat
pembungkus,alat transportasi,dan
otomotif.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dua atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana sifat material yang tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya (Smith,1996).
Resin polyester tak jenuh merupakan jenis material polimer
thermosetting. Matriks ini dapat
menghasilkan keserasian matrik-serat dengan mengontrol faktor jenis dan jumlah komponen, katalis, waktu, dan suhu. Sifatnya tahan creep, sangat
memadai sebagai perekat struktur berbebanberat, serta tahan kondisi panas tinggi, radiasi, kelembaban, dan bahan kimia (Hartomo, 1992).
Katalis merupakan bahan kimia yang ditambahkan pada matrik Slicon rubber yang bertujuan untuk proses pembekuan matrik. Katalis adalah suatu bahan kimia yang dapat meningkatkan laju suatu reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai dan setelah reaksi berakhir, bahan tersebut akan kembali kebentuk awal tanpa terjadi perubahan kimia.
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat
yang dihasilkan pabrik/industri
pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi Indonesia minyak kelapa sawit kasar Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun. Secara bersamaan dihasilkan pula limbah TKKS dengan potensi sekitar 2,5 juta ton per tahun (Anonim, 1999).
Potensi TKKS cukup
melimpah dan belum dimanfaatkan
secara optimal untuk kegiatan
produksi yang mempunyai nilai tambah ekonomi yang tinggi. Serat
TKKS sebenarnya mengandung
selulosa dan holoselulosa yang cukup tinggi sehingga layak dikembangkan dalam teknologi bahan, terutama komposit. Efek penambahan serat TKKS dalam pembuatan komposit antara lain: ringan, kekuatan mekanik tinggi, tidak mudah korosi, dan ramah lingkungan. Berikut ini adalah bentuk dari tanda kosong kelapa sawit seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit
3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan disalah salah satu Laboratorium di Universitas Negeri Padang yaitu di Laboratorium Pengujian Bahan dan Metro Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Padang. Pada bulan februari 2015.
Pembuatan material ini hanya menggunakan cara yang sederhana (hand lay up). Sehingga kualitas dari
material yang dicetak sangat
tergantung pada kemampuan peneliti untuk menghasilkan spesimen yang baik. Oleh sebab itu diperlukan kehati-hatian dalam pembuatan komposit. Material dibuat dengan menggunakan standar ASTM A370 untuk uji tarik dan standar ASTM D256-06 (Asm Handbook Volume 21 composit) untuk uji impak.
Dalam pembuatan komposit ini diperlukan alat dan bahan beserta cara pembuatannya:
Peralatan :
1. Cetakan kayu
Cetakan kayu digunakan untuk tempat pembuatan benda uji. 2. Timbangan Digital
Untuk mengukur berat serat. 3. Gelas Ukur
Gelas Ukur ini digunakan untuk mengukur volume resin yang akan dituangkan kedalam cetakan. 4. Jangka Sorong
Untuk mengukur dimensi benda uji.
5. Gergaji
Sebagai alat untuk memotong benda uji
6. Mesin Gerinda Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan benda uji.
7. Alat Bantu Lain
Gunting, cutter, Spidol, pipet tetes, sendok, sarung tangan, kertas plastik, dan penggaris.
Bahan :
1. Resin Polyester Sebagai bahan perekat 2. Catalis
Sebagai pengeras resin polyester 3. Serat TKKS
Sebagai Penguat dari material komposit
Cara Pembuatan Material Komposit :
Proses pembuatan komposit
dilakukan sebagai berikut :
1. Menyiapkan bahan-bahan dan
peralatan yang akan
diperlukan dalam pengerjaan pembuatan material komposit. 2. TKKS yang sudah diolah di
industri atau yang telah
diambil minyaknya kemudian di kupas dan dibersihkan
dengan cara mengambil
seratnya.
3. Serat TKKS diambil satu persatu secara manual dengan menggunakan tangan untuk mendapatkan benang-benang serat tersebut.
4. Setelah selesai lakukan proses penjemur serat TKKS tersebut di bawah sinar matahari ± 3-5
hari sampai serat TKKS
benar-benar kering.
5. Setelah kering potong serat dengan menggunakan gunting dengan ukuran secukupnya.
6. Selanjutnya timbang berat
serat tersebut dengan
menggunakan timbangan
digital sesuai dengan jumlah serat yang dibutuhkan dalam satu cetakan.
7. Ambil cetakan kayu uji tarik, dimana cetakan kayu tersebut
telah dilapisi dengan
menggunakan kertas plastik, bertujuan supaya spesimen
mudah dilepaskan dalam
cetakan.
8. Lalu masukkan resin dan
katalis dalam gelas
ukursebanyak volume yang dibutuhkan dalam cetakan, dengan perbandingan 100 ml resin : 1 ml katalis, hal ini
dilakukan supaya proses
polimerisasi tidak terlalu cepat
sehingga gelembung yang
muncul dan terperangkap
dalam matriks bisa
dikeluarkan dengan cara
ditekan-tekan dalam waktu yang cukup lama.
9. Resin yang telah dicampur
katalis tersebut kemudian
diaduk selama 2 menit dengan tujuan agar pencampuran resin
dan katalis dapat merata
dengan baik.
10. Tuangkan resin dan katalis
yang telah siap diaduk
kedalam cetakan kayu,
rapikan dengan menggunakan
sendok.Tabur serat TKKS
dengan susunan serat yang sejajar di dalam cetakan kayu,
serat TKKS diatur
penyebarannya agar serat
dapat mengisi seluruh bagian dari cetakan.
11. Tunggu selama 2-3 jam
sampai komposit tersebut
12. Setelah proses pengerasan selesaikeluarkan spesimen dari cetakan, kemudian dilakukan
pemotongan spesimen
sebanyak yang dibutuhkan dengan menggunakan gergaji sesuai dengan standar ASTM A370 untuk uji tarik dan ASTM D256-06 untuk uji impak.
13. Setelah selesai proses
pemotongan, rapikan dan
bersihkan hasil dari
pemotongan spesimen tersebut dengan menggunakan mesin gerinda, sampai semua sisi permukaan spesimen menjadi rata dan bersih.
14. Jika langkah-langkah
pembuatan komposit di atas
telah selesai dilakukan,
spesimen uji tarik tersebut siap untuk diuji, dengan tujuan untuk mendapatkan kekuatan nilai tariknya.
15. Untuk proses pembuatan
komposit uji impak, proses pengerjaannya sama dengan uji tarik.
4. Analisa Dan Pembahasan Analisis Uji Mekanik
A.Pengujian Kekuatan Tarik
Pada pengujian tarik bahan utama yang digunakan adalah komposit serat TKKS matriks
polimer (Polyester Resin).
Dimana Pengujian ini dilakukan dengan membandingan antara jenis spesimen dengan variasi volume 70%: 30%, 80% : 20% dan 90% : 10% guna untuk mendaptkan kekutan tarik dari ketiga jenis spesimen tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati sifat mekanik
(kekuatan tarik) dari komposit yang diuji dan diperkuat dengan serat TKKS. Sehingga dapat diamati pertambahan panjang (ΔL) yang terjadi akibat gaya tarik yang diberikan terhadap benda uji yang disebut dengan deformasi.
Sehingga dari penelitian ini didapatkan rata-rata beban maksimum pada spesimen serat TKKS dengan variasi volume 70% : 30% sebesar 148,3 kg dan 80% : 20% sebesar 233,3 kg dan 90% : 10% sebesar 185 kg.
B. Pengujian Impak
Pada pengujian impak bahan utama yang digunakan adalah komposit serat TKKS matriks
polimer (PolyesterResin).
Pengujian ini dilakukan dengan
membanding an antara jenis
spesimen serat TKKS dengan variasi volume 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% : 10%.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kekuatan impak dari komposit berpenguat serat TKKS. Dari pengujian didapatkan sudut ayunan setelah terjadi Impak (β) pada komposit serat TKKS dengan variasi volume 70% : 30% sebesar
136,3 O sedangkan pada komposit
serat TKKS dengan variasi volume
80% : 20% sebesar 137 O dan pada
komposit serat TKKS dengan variasi volume 90% : 10% sebesar 136,6 O.
C. Perhitungan Pengujian
a.Perhitungan Pengujian Tarik Pada Komposit Serat TKKS Dengan variasi Volume 70% : 30% a. Regangan b. Gaya c. Tegangan d. Modulus Elastisitas TKKS 1 (70% : 30%) a. Regangan = 0 L L = 0 0 1 L L L = mm mm mm 8 , 117 8 , 117 8 , 117 = mm mm 8 , 117 0 = 0 b. Gaya F = mg = 2 / 81 , 9 150kg m s = 1.471,5 N c. Tegangan = 0 A F = 0 0 T W F =
mm
mm
N
5
,
7
12
5
,
471
.
1
= 2 90 5 , 471 . 1 mm N =16,35 N/mm2 d. Modulus Elastisitas E=
= 0 / 35 , 16 N mm2 = 0 N/mm2 TKKS 2 (70% : 30%) a. Regangan = 0 b. Gaya = 1.569,6 N c. Tegangan = 19,025 N/mm2 d. Modulus Elastisita = 0 N/mm2 TKKS 3 (70% : 30%) a. Regangan = 0 b. Gaya = 1.324,35 N c. Tegangan = 19,6462 N/mm2 d. Modulus Elastisitas = 0 N/mm2Dari hasil pengolahan data pengujian tarik pada serat TKKS dengan variasi volume serat 80% :
20% yang dilakukan terhadap
spesimen, diperoleh data hasil
Regangan, Gaya, Tegangan, dan Modulus Elastisitas. Data tersebut disajikan pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Antara Tegangan Vs Regangan Komposit Serat TKKS Dengan Volume serat 70% : 30%
16.35 19.025 19.6462 0 5 10 15 20 25 0 2 4 T egan gan (σmax ) N/m m 2 spesimen
Grafik nilai Tegangan pada variasi volume 70% : 30%
b.Perhitungan Pengujian Tarik Pada Komposit Serat TKKS Dengan variasi Volume 80% : 20% a. Regangan b. Gaya c. Tegangan d. Modulus Elastisitas TKKS 1 (80% : 20%) a. Regangan = 0 L L = 0 0 1 L L L = mm mm mm 0 , 115 0 , 115 0 , 118 = mm mm 0 , 115 3 = 0,0261 b. Gaya F = mg = 2 / 81 , 9 140kg m s = 1.373,4 N c. Tegangan = 0 A F = 0 0 T W F =
mm
mm
N
8
,
6
1
,
11
4
,
373
.
1
= 248
,
75
4
,
373
.
1
mm
N
= 18,195N/mm2 d. Modulus Elastisitas E=
= 0261 , 0 / 18,195N mm2 = 697,1 N/mm2 TKKS 2 (80% : 20%) a. Regangan = 0,0156 b. Gaya = 2.354,4 N c. Tegangan = 24,658 N/mm2 d. Modulus Elastisitas = 1,5806,64 N/mm2 TKKS 3 (80% : 20%) a. Regangan = 0,0043 b. Gaya = 3.139,2N c. Tegangan = 32,35 N/mm2 d. Modulus Elastisita = 7523,25 N/mmDari hasil pengolahan data pengujian tarik pada serat TKKS dengan variasi volume serat 80% :
20% yang dilakukan terhadap
spesimen, diperoleh data hasil
Regangan, Gaya, Tegangan, dan Modulus Elastisitas. Data tersebut disajikan pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.2 Grafik Antara Tegangan Vs Regangan Komposit Serat TKKS
Dengan Volume 80% : 20% 0.0216 0.0156 0.0043 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0 10 20 30 40 T egan gan (σ m ax ) N/ m m 2 Regangan (ε)
Grafik perbandingan antara Tegangan dan Regangan 80% : 20%
c.Perhitungan Pengujian Tarik Pada Komposit Serat TKKS Dengan Variasi Volume 90% : 10% a. Regangan b. Gaya c. Tegangan d. Modulus Elastisitas TKKS 1 ( 90% : 10% ) a. Regangan = 0 L L = 0 0 1 L L L = mm mm mm 8 , 115 5 , 115 8 , 115 = mm mm 8 , 115 3 , 0 = 0,003 b. Gaya F= mg = 2 / 81 , 9 155kg m s = 1.520,55 N c. Tegangan = 0 A F = 0 0 T W F = mm mm N 6 , 5 8 , 12 55 , 520 . 1 = 2 68 , 71 55 , 520 . 1 mm N = 21,213N/mm2 d. Modulus Elastisitas E=
= 0 / 21,213 2 mm N = 0 N/mm2 TKKS 2 ( 90% : 10% ) a. Regangan = 0,0042 b. Gaya = 1.667,7 N c. Tegangan = 23,357N/mm2 d. Modulus Elastisitas = 5.561,19N/mm2 TKKS 3 ( 90% : 10% ) a. Regangan = 0,00609 b. Gaya = 2.256,3N c. Tegangan = 33,54N/mm2 d. Modulus Elastisitas = 5.507,38 N/mm2Dari hasil pengolahan data pengujian tarik pada serat TKKS dengan variasi volume 90% : 10% yang dilakukan terhadap spesimen, diperoleh data hasil Regangan, Gaya, Tegangan, dan Modulus Elastisitas. Data tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.3 Grafik Antara Tegangan Vs Regangan Komposit Serat TKKS Dengan Variasi Volume 90% : 10%
0.003 0.0042 0.00609 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0 10 20 30 40 T egan gan (σ m ax ) N/ m m 2 Regangan (ε)
Grafik perbandingan tegangan dan regangan 90% : 10%
Dari gambar grafik diatas menunjukkan antara tegangan dan regangan, tegangan terbesar terjadi pada spesimen TKKS 3 sebesar
33,547N/mm2 dan tegangan terkecil
terjadi pada spesimen TKKS 1
sebesar 21,213N/mm2, sedangkan
regangan terbesar terjadi pada
spesimen TKKS 3 sebesar 0,00609 dan regangan terkecil terjadi pada spesimen TKKS 1 yaitu 0.
D. Perhitungan Pengujian Impak a.Perhitungan Pengujian Impak
Pada Komposit Serat TKKS Dengan variasi volume 70% : 30% a. Energi Serap b. Harga Impak TKKS 1 ( 70% : 30% ) a. Energi Serap Esrp = m.g.R.(cos cos) = ) 140 cos 136 .(cos 8 , 0 . / 81 , 9 . 22kg m s2 m = 047 , 0 . / . 656 , 172 kgm2 s2 = 8,114 J b. Harga Impak Hi = 0
A
E
srp = T W Esrp = mm mm 6,8 5 , 15 J 8,114 = 24
,
105
J
8,114
mm
=0,0769 J/mm2 TKKS 2 ( 70% : 30% ) a. Energi Serap = 8,114J b. Harga Impak = 0,095 J/mm2 TKKS 3 ( 70% : 30% ) a. Energi Serap = 6,042 J b. Harga Impak = 0,084 J/mm2Dari hasil pengolahan data pengujian impak pada serat TKKS dengan Variasi volume 70% : 30% yang dilakukan terhadap spesimen, diperoleh data hasil Energi Serap dan Harga Impak. Data tersebut disajikan pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.4 Grafik Harga Impak pada tiap-tiap spesimen Komposit Serat TKKS Dengan variasi volume 70% :
30%
Berdasarkan gambar 4.4 grafik dapat dilihat Harga impak (HI) pada tiap-tiap spesimen serat TKKS bahwa Harga Impak terbesar terjadi pada
TKKS 2 sebesar 0,095J/mm2
sedangkan Harga Impak terkecil
0 0.1 0.2 1 2 3 Ha rg a Im p a k Hi (J /m m 2 ) Spesimen
Grafik Harga Impak Spesimen 70% : 30%
terjadi pada TKKS 1 sebesar
0,0769J/mm2.
b.Perhitungan Pengujian Impak Pada Komposit Serat TKKS Dengan Variasi Volume 80% : 20% a. Energi Serap b. Harga Impak TKKS 1 ( 80% : 20% ) a. Energi Serap Esrp = m.g.R.(cos cos) = ) 140 cos 137 .(cos 8 , 0 . / 81 , 9 . 22 2 m s m kg = 035 , 0 . / . 656 , 172 2 2 s m kg = 6,042J b. Harga Impak Hi = 0
A
E
srp = T W Esrp = mm mm J 7 , 7 8 , 12 042 , 6 = 2 56 , 98 042 , 6 mm J = 0,0613 J/mm2 TKKS 2 ( 80% : 20% ) a. Energi Serap = 6,042 J b. Harga Impak = 0,054 J/mm2 TKKS 3 ( 80% : 20% ) a. Energi Serap = 6,042J b. Harga Impak = 0,063J/mm2Dari hasil pengolahan data pengujian impak pada serat TKKS dengan varisai volume 80% : 20% yang dilakukan terhadap spesimen, diperoleh data hasil Energi Serap dan Harga Impak.Data tersebut disajikan pada grafik berikut ini:
Gambar 4.5 Grafik Harga Impak pada tiap-tiap spesimen Komposit Serat TKKS Dengan Variasi volume 80% :
20%
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat Harga impak (HI) pada tiap-tiap spesimen serat TKKS dengan varisai volume 80% : 20% bahwa Harga Impak terbesar terjadi pada
TKKS 3 sebesar 0,063 J/mm2
sedangkan Harga Impak terkecil terjadi pada TKKS 2 sebesar 0,054
J/mm2.
c.Perhitungan Pengujian Impak Pada Komposit Serat TKKS Dengan Variasi Volume 90% : 10% a. Energi Serap b. Harga Impak 0 0.05 0.1 0.15 0.2 1 2 3 Ha rg a Im p a k Hi ( J /m m 2 ) Spesimen
Grafik Harga Impak Spesimen 80% : 20%
TKKS 1 ( 90% : 10% ) a. Energi Serap Esrp =m.g.R.(cos cos) = ) 140 cos 137 .(cos 8 , 0 . / 81 , 9 . 22kg m s2 m = 035 , 0 . / . 656 , 172 2 2 s m kg = 6,042J b. Harga Impak Hi = 0
A
E
srp = T W Esrp = mm mm J 5 , 6 9 , 15 042 , 6 = 2 35 , 103 042 , 6 mm J = 0,058 J/mm2 TKKS 2 ( 90% : 10% ) a. Energi Serap = 6,042J b. Harga Impak = 0,073 J/mm2 TKKS 3 ( 90% : 10% ) a. Energi Serap = 8,114 J b. Harga Impak = 0,114 J/mm2Dari hasil pengolahan data pengujian impak pada serat TKKS dengan variasi volume 90% : 10% yang dilakukan terhadap spesimen, diperoleh data hasil Energi Serap dan Harga Impak.Data tersebut disajikan pada grafik berikut ini:
Gambar 4.6 Grafik Harga Impak pada tiap-tiap spesimen Komposit Serat TKKS Dengan Variasi Volume 90% :
10%
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat Harga impak (HI) pada tiap-tiap spesimen serat TKKS dengan variasi volume 90% : 10% bahwa Harga Impak terbesar terjadi pada
TKKS 3 sebesar 0,114J/mm2
sedangkan Harga Impak terkecil terjadi pada TKKS 1 sebesar 0,058
J/mm2.
E.Grafik Perbandingan Uji Impak. a.Grafik Perbandingan Uji Tarik
Antara Komposit Serat TKKS
Dengan Variasi Volume 70% :
30%, 80% : 20% dan 90% : 10%
Gambar 4.7 Grafik tegangan vs regangan perbandingan antara
komposit serat TKKS dengan Volume 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% :10%. 0 2 4 1 2 3 Har ga im p ak Hi ( j /m m ²) Spesimen TKKS 90% : 10% Grafik Harga Impak (TKKS 90% :
10%) 0, 19 0.0101 3333, 25 0.0034 3, 26 0 10 20 30 0 0.005 0.01 0.015 Te ga n ga n (σ m ax ) N/ m m 2 Regangan (ε)
Grafik Perbandingan Rata-rata Tegangan VS Regangan
70/30 80/20 90/10
Berdasarkan grafik di atas yaitu antara tegangan dan regangan pada komposit serat TKKS dengan Volume 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% :10% dapat dilihat bahwa besarnya
tegangan terbesar terjadi pada
spesimen dengan volume serat 90% :
10% yaitu sebesar 26N/mm2 dan
tegangan terkecil terjadi pada
spesimen dengan volume 70 : 30%
sebesar 19 N/mm2, sedangankan
regangan terbesar terjadi pada
spesimen dengan volume 90:10%
yaitu sebesar 0,00343.26 dan
regangan terkecil terjadi pada
spesimen dengan volume 70% : 30% yaitu 0.
b.Grafik Perbandingan Uji Impak Antara Komposit Serat TKKS Dengan Variasi Volume 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% : 10%
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Harga Impak Antara Komposit Serat TKKS Dengan Volume 70%
: 30%,80% : 20% Dan 90% : 10%.
Berdasarkan grafik diatas
dapat dilihat Harga impak rata-rata (HI) terbesar terjadi pada spesimen komposit serat TKKS dengan Volume
70% : 30% yaitu sebesar
0.3373J/mm2. Sedangkan Harga
Impak rata-rata (HI) terkecil terjadi pada spesimen dengan Volume 80% :
20% yaitu sebesar 0,059433J/mm2.
F. Pembahasan Hasil Analisa Data a. Pembahasan Pada Pengujian
Tarik
Berdasar pengujian uji tarik terhadap 3 jenis komposit TKKS dengan variasi volume 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% : 10% didapatkan tegangan tarik maksimum
rata-rata (max) terbesar yaitu pada
komposit serat TKKS dengan varisi volume 90% : 10% dengan nilai
sebesar 2,654 N/mm2.Sedangkan
tegangan tarik maksimum rata-rata (
max
) terkecil yaitu pada komposit
serat TKKS dengan variai volume 70% : 30% dengan nilai sebesar 19
N/mm2.
b. Pembahasan Pada Pengujian Impak
Berdasar pengujian uji impak terhadap 3 jenis komposit TKKS dengan variasi volume serat 70% : 30%, 80% : 20% dan 90% : 10% didapatkan harga impak rata-rata (HI) terbesar yaitu pada komposit serat TKKS dengan varisi volume serat 70% : 30% yaitu sebesar 0,3373
J/mm2.Sedangkan harga impak
rata-rata (HI) terkecil yaitu pada komposit serat TKKS dengan varisi volume 80% : 20% dengan nilai sebesar
0,05943333 J/mm2. Dari hasil
pengujian impak tersebut didapatkan harga impak rata-rata (HI) dari varisi volume serat 70% : 30% ke volume
serat 80% : 20% mengalami
penurunan harga impak rata-rata (HI). Hal ini disebabkan karena dalam cetakan material uji impak dengan variasi volume serat 80% : 20% ada bagian yang tidak terisi oleh serat secara merata. Setelah dilakukan analisa ternyata pada bagian material yang tidak terisi serat itulah yang
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 TKKS 70 : 30 TKKS 80 : 20 TKKS 90 : 10 Har ga Im p ak
mengalami penurunan kekuatan Impaknya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian tentang material
komposit dengan variasi volume TKKS dalam matrik resin polyester ini memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada pengujian tarik tegangan tarik
maksimum yaitu sebesar 25
N/mm2. Pada variasi volume 80% :
20%.
2. Pada pengujian impak kekuatan impak maksimum besarnya 0,3373 J/mm². Pada variasi volume 70% : 30%
3. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa memvariasi volume serat
TKKS dalam matrik resin
polyester memberikan pengaruh
pada kekuatan tarik dan impak komposit berpenguat serat TKKS.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan maka dapat diberikan saran kepada peneliti selanjutnya
dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Untuk pembuatan spesimen benda uji dengan variasi volume serat ini masih dilakukan secara manual dengan metode hand lay up yang
sangat tergantung pada
kemampuan peneliti dengan
menggunakan peralatan yang
sederhana.
b. Proses penekanan pada saat
pencetakan harus dilakukan secara merata agar cetakan terisi dengan resin dan serat secara menyeluruh untuk mengurangi terjadinya void.
c. Pencampuran perbandingan
volume antara resin dan katalis harus sesuai karena apabila katalis terlalu banyak akan menyebabkan material benda uji menjadi getas dan rapuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM, 2006, Standards and
Literature References for Composite Materials, American Society for Testing and Materials”, Philadelphia, PA. 2. Callister. 2010, Materials Science
and Engineering an
Introduction, Wiley &
Sons.
3. Chawla,K.K.,1987. “ Composite
Materials ”. Springer – Verlag
New York Inc, Germany.
4. H. Intan., E.G. Said Dan I.T.
Saptono, Strategi Pengembangan
Industri Pengolahan Tanda Sawit Nasional.
Jurnal Manajemen
Dan Agrobisnis, Vol.1,
No.1, Hal. 42-54 (2005).
5. Jamaludin Shafinaz, 2011.
“Swelling Behaviors And
Characteri zation
Of Oil Palm Empty Fruit Bunch-Graft-Poly (Acrylamide) Superabsorbent Polymer
Composites” Sains Malaysiana. 6. Jones,R.M.,1975.“ Mechanics of Composite Materials”.Scripta Book, Company Washington DC. 7. Matthews, F.L., Rawlings, RD., 1993, Composite Material Engineering And
Science,Imperial College Of
Science, Technology And Medi-cine,
London, UK.
8. Mikell PG. (1996). Composite Material Fundamental of Modern Manufacturing Material,
Processes, And System.
Prentice Hall.
9. Nurdin Bukit. (2006). Beberapa Pengujian Sifat Mekanik dari Komposit
yang Diperkuat dengan Serat Gelas. Skripsi. USU Medan.
10. Oroh Jonathan, dkk, 2013.
“Analisis Sifat Mekanik Material Komposit dari
Serat Tanda Sawit”. Jurusan
Teknik Mesin. Universitas Sam Ratu
Langi Menado.
11. Rowell, R.M., Han, J.S., Rowell, J.S., 2000. Characterization and factors
effecting fiber sifates,
Nat.Polymer and Agrofibers
Composites, San
Carlos, Brazil, pp. 115-133.
12. Shackelford. F. James, 2005.
“Materials Science For
Engineers”. Sixth
Edition. University of California, Davis.
13. Smallman,R.E.,2000. “ Metalurgi
Fisik Modern & Rekayasa
Material Composite
Materials ”. Ir. Sriati Djaprie,