• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

x DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... ... i

PRASYARAT...ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... ... iii

LEMBAR PENGUJI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... v

KATA PENGANTAR... ... vi

ABSTRAK... ... viii

ABSTRACT... ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR... ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebiasaan Buruk yang Terkait Rongga Mulut (Oral Habit) ... 6

2.1.1 Kebiasaan Menghisap Ibu jari atau Jari Tangan (thumb or finger sucking) dan memasukkan benda asing ke rongga mulut ... 7

2.1.2 Kebiasaan Menjulurkan Lidah (tongue thrusting) ... 9

2.1.3 Bernapas Melalui Mulut (mouth breathing) ... 12

2.1.4 Kebiasaan Menghisap Bibir dan Menggigit Bibir (lip sucking or lip biting) ... 15

2.2 Maloklusi ... 18

2.2.1 Maloklusi Tipe Dental ... 19

2.2.2 Maloklusi Fungsional ... 21

2.2.3 Maloklusi Tipe Skeletal ... 21

2.3 Indeks Pengukuran Maloklusi ... 22

2.3.1 Penyimpangan Gigi dalam Satu Rahang (intra arch deviation)22 2.3.1.1 Segmen Anterior ... 22

(2)

xi

2.3.2 Kelainan Hubungan Gigi Kedua Rahang dalam Keadaan Oklusi

(inter arch deviation) ... 24

2.3.2.1 Segmen Anterior ... 24

2.3.2.2 Segmen Posterior ... 24

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Berpikir ... 27

3.2 Konsep Penelitian ... 29

3.3 Variabel dan Definisi Operasional ... 30

3.4 Hipotesis ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 32

4.2 Populasi dan Sampel ... 32

4.2.1 Populasi ... 32 4.2.1.1 Populasi target ... 32 4.2.2.2 Populasi terjangkau ... 32 4.2.2 Sampel... 32 4.2.2.1 Kriteria inklusi ... 32 4.2.2.2 Kriteria eksklusi ... 33 4.2.3 Besar Sampel ... 33 4.3 Pengumpulan Data ... 34 4.3.1 Sumber Data ... 34 4.3.1.1 Data Primer ... 34 4.3.1.2 Data Sekunder... 34

4.3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 34

4.3.2.1 Alat Penelitian ... 34

4.3.2.2 Bahan Penelitian ... 35

4.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 35

4.3.3.1 Wawancara dan Pemeriksaan Klinis ... 35

4.3.3.2 Pemeriksaan Maloklusi... 36

4.4 Teknik Analisis Data ... 36

4.4.1 Analisis Univariat ... 36

4.4.1 Analisis Bivariat ... 37

4.5 Lokasi Penelitian ... 38

4.6 Waktu Penelitian ... 38

4.7 Alur Penelitian ... 39

BAB V HASIL PENELITIAN ... 40

BAB VI PEMBAHASAN ... 44

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulam ... 49

(3)

xii

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN

(4)

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Anterior Openbite Karena Kebiasaan Menghisap Jari ... 9

2.2 Infantile Swallow ... 12

2.3 Mature Swallow ... 12

2.4 Anak Dengan Wajah Adenoid ... 15

2.5 Kebiasaan Menghisap Bibir ... 17

2.6 Kebiasaan Menggigit Bibir ... 17

2.7 Maloklusi Kelas I ... 19

2.8 Maloklusi Kelas II ... 20

2.9 Maloklusi Kelas III ... 21

3.1 Kerangka Berpikir ... 28

(5)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional...30 Tabel 2 Karakteristik Responden...40 Tabel 3 Gambaran Kebiasaan Buruk pada Siswa SDN 19 Pemecutan...………..41 Tabel 4 Gambaran Tingkat Maloklusi………...42 Tabel 5 Hubungan Kebiasaan Buruk dengan Tingkat Maloklusi …...…………..43

(6)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran II Informed Consent

Lampiran III Lembar Kuesioner Penelitian Lampiran IV Hasil Analisis SPSS

Lampiran V Dokumentasi Penelitian Lampiran VI Ethical Clearance

Lampiran VII Penanaman Modal dan Perizinan Lampiran VIII Kesbangpol

(7)

v ABSTRAK

HUBUNGAN KEBIASAAN BURUK TERHADAP ANGKA KEJADIAN MALOKLUSI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 19

PEMECUTAN

Maloklusi merupakan penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung gigi dan rahang di luar batas kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi terbentuk akibat interaksi berbagai macam faktor yaitu internal maupun eksternal. Faktor eksternal penyebab maloklusi adalah kebiasaan buruk pada rongga mulut seperti mengisap ibu jari atau jari tangan (thumb or finger sucking), memasukkan benda asing ke rongga mulut (menggigit pensil, pulpen dan kuku), menjulurkan lidah (tongue thrusting), bernapas melalui mulut (mouth breathing), dan mengisap bibir atau menggigit bibir (lip sucking or lip biting). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan buruk terhadap angka kejadian maloklusi pada siswa SDN 19 Pemecutan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah teknik total sampling dengan total sampel 87 anak. Data kebiasaan buruk dan angka kejadian maloklusi diperoleh dari kuesioner dan indeks HMAR (Handicapping Malocclusion Assessment Record). Analisis data yang digunakan adalah analisis chi square.

Hasil penelitian ini adalah responden yang melakukan kebiasaan buruk sebanyak 23 orang (26,4%). Responden yang melakukan kebiasaan buruk dan mengalami maloklusi sebanyak 13 orang (16,7%). Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan kebiasaan buruk terhadap angka kejadian maloklusi di SDN 19 Pemecutan

Simpulan dalam penelitian adalah terdapat hubungan kebiasaan buruk pada rongga mulut terhadap angka kejadian maloklusi pada siswa SDN 19 Pemecutan.

(8)

vi ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF BAD HABITS TOWARDS INCIDENCE OF MALOCCLUSION IN STUDENTS OF SDN 19 PEMECUTAN

Dental malocclusion is a deviation of teeth disposition and malrelation of dental arches and jaw beyond acceptable limit of conformity. Malocclusion is formed as a result of multifactorial interactions, either external or internal. Suspected external factors as the cause of malocclusion are oral habits, such as thumb or finger sucking, putting foreign objects into the oral cavity (biting pencils, pens and nails), tongue sticking or tongue thrusting, mouth breathing, and lip sucking or lip biting. The purpose of this study is to evaluate correlation of bad habits towards malocclusion in students of SDN 19 Pemecutan.

Descriptive analytic study with cross sectional design was used as the study method. Sampling technique used was total sampling with total of 87 samples of children. Data of bad habit and the incidence of malocclusion were obtained by using questionnaires and HMAR (Handicapping Malocclusion Assessment Record) index. Data was analyzed using chi square test.

The results of this research exhibited that respondents conducted bad habits were 23 students (26.4%). Respondent who conducted bad habits and had malocclusion was as many as 13 students (16.7%). Based on statistical test using chi square, p-value = 0.002 (p <0.05) was obtained, which mean there was relationship of bad habits towards incidence of malocclusion in SDN 19 Pemecutan.

It is concluded that there is relationship between bad habits towards incidence of malocclusion in students of SDN 19 Pemecutan.

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rongga mulut beserta organ aksesoriusnya seperti gigi, gusi, dan lidah, adalah salah satu organ utama tubuh dan memiliki peranan vital dalam mempertahankan dan menunjang keseimbangan fungsi tubuh. Secara umum fungsi rongga mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu fungsi mastikasi, fonetik, dan estetik. Dalam melakukan fungsi mastikasi dan fungsi oral lainnya dengan baik maka dibutuhkan susunan struktur penyusun rongga mulut yang optimal (Van der Bilt, 2002).

Gigi geligi tersusun dengan posisi tertentu dalam rongga mulut. Posisi saat gigi atas dan bawah melakukan kontak pada seluruh posisi dan pergerakan mandibular dinamakan oklusi gigi. Oklusi terbentuk melalui interaksi antar seluruh komponen sistem mastikasi yang terdiri dari gigi, struktur periodontal, maksila dan mandibula, sendi temporomandibular, serta otot dan ligament terkait (Hassan dan Rahima, 2007). Secara sederhana, oklusi normal ditandai adanya hubungan yang selaras antara gigi bawah dan atas, dan susunan gigi membentuk lengkung teratur (Susanto, 2010).

Keseimbangan saat pembentukan tulang dan otot pada lengkung gigi akan menghasilkan oklusi yang normal, tetapi bila terdapat perubahan pada mekanisme fungsional dapat menyebabkan deviasi atau yang dikenal dengan istilah maloklusi (Ferreira, 2012). Maloklusi ditandai dengan terjadinya malposisi atau iregularitas

(10)

2

gigi terhadap lengkung dental, melebihi dari yang dianggap masih normal (Mtaya dkk., 2009). Pengukuran maloklusi dapat dilakukan secara langsung saat pasien membuka mulut atau secara tidak langsung melalui studi cetakan gigi atau dengan kerangka gigi.

Klasifikasi oleh Angle (1899) mengelompokkan maloklusi ke dalam 3 tingkatan yaitu kelas I, II, dan kelas III. Maloklusi kelas I adalah kelainan keterbatasan pada iregularitas lengkung gigi, sementara hubungan antar molar masih normal. Untuk maloklusi kelas II dan III ditentukan oleh posisi yang tidak tepat antara pertemuan puncak mesiobukal gigi molar pertama di maksila dengan groove mesiobukal dari gigi molar pertama mandibula, baik ke arah distal atau proksimal (Angle, 1899 sit. Hassan dan Rahimah, 2007).

Maloklusi terbentuk akibat interaksi berbagai macam faktor (multifaktorial), baik internal maupun eksternal. Faktor eksternal yang dicurigai sebagai penyebab dari maloklusi adalah kebiasaan yang dilakukan pada masa anak-anak yang dapat mempengaruhi bentuk rahang dan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk atau susunan gigi (Kharat, dkk., 2004). Menurut penelitian oleh Jabur dan Nisayif (2007), ada beberapa perilaku yang dikaitkan dengan maloklusi, diantaranya adalah menghisap jari/jempol, mendorong gigi dengan lidah dan juga menggigit kuku atau pensil. Perilaku tersebut biasanya terjadi pada usia anak-anak di luar pengawasan orang dewasa sehingga lama kelamaan menetap dan berkembang menjadi suatu kebiasaan buruk yang berisiko menimbulkan maloklusi.

(11)

3

Penelitian oleh Onyeaso (2004) dan Uwaezoke dkk (2003) menemukan kebiasaan seperti menghisap jempol merupakan kebiasaan dengan prevalensi tertinggi yang berkaitan dengan maloklusi dibandingkan mekanisme lainnya. Anak yang terbiasa menghisap jempol memiliki overjet lebih dari 4 mm akibat proklinasi gigi seri atas dan retroklinasi gigi seri bawah (Jabur, dkk., 2007). Dalam penelitian Al Atabi (2014), tiap jenis kebiasaan oral yang buruk ditemukan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap terjadinya maloklusi. Menggigit kuku misalnya, hanya berhubungan signifikan dengan kejadian maloklusi kelas III, sedangkan menghisap jari berhubungan signifikan dengan maloklusi kelas I dan II tetapi tidak dengan kelas III (Al Atabi, 2014).

Banyak studi telah dipublikasikan mengenai prevalensi maloklusi di berbagai latar belakang populasi di dunia (Garbin dkk., 2010; Alatrach dkk, 2014). Data yang diambil dari sebuah penelitian yang dilakukan di Brazil, menyebutkan sebanyak 66,76% anak pada usia sekolah mengalami maloklusi (Garbin dkk, 2010), sementara di Siria, 61,2% anak mengalami maloklusi, dan sebanyak 38% memerlukan penanganan dari tenaga kesehatan (Alatrach dkk, 2014). Prevalensi nasional maloklusi di Indonesia juga tinggi, mencapai 80% dari total jumlah populasi (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Penanggulangan masalah gigi dan mulut sebagai bagian dari optimalisasi status kesehatan masyarakat secara umum, hendaknya dilakukan secara komprehensif melalui kolaborasi upaya promotif (pemeliharaan dan peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif. Sesuai dengan pendekatan penanganan kesehatan berbasis

(12)

4

masyarakat, porsi yang lebih tinggi sebaiknya ditujukan pada strategi promotif dan preventif untuk menghasilkan efek yang lebih besar dan luas. Sebelum menetapkan stategi promotif dan preventif yang tepat untuk penanganan maloklusi pada anak, diperlukan pengetahuan dan informasi yang cukup mengenai besaran masalah dan faktor – faktor yang berkaitan dengan masalah. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kejadian maloklusi di Provinsi Bali, namun angka maloklusi di Bali diperkirakan signifikan mengingat prevalensi nasional yang cukup tinggi. Berangkat dari pertimbangan di atas , penulis tertarik untuk meneliti mengenai gambaran kebiasaan buruk dan kejadian maloklusi pada siswa sekolah dasar di SDN 19 Pemecutan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu: “bagaimanakah gambaran kebiasaan buruk dan kejadian maloklusi di sekolah dasar di SDN 19 Pemecutan?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran kebiasaan buruk dan kejadian maloklusi pada siswa SDN 19 Pemecutan.

2. Mengetahui jenis-jenis kebiasaan buruk yang dilakukan siswa sekolah dasar di SDN 19 Pemecutan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak sekolah terkait kesehatan gigi dan mulut pada siswa SDN 19 Pemecutan.

(13)

5

2. Memberikan saran dan informasi bagi praktisi kedokteran gigi dalam memberikan informasi yang tepat guna menurunkan angka kejadian maloklusi.

3. Memberikan saran dan informasi bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada anak.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Kedokteran Gigi Bidang Ortodontik.

Referensi

Dokumen terkait

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan

[r]

Dengan begitu enelusuri jalanan kampung ini menjadi pengalaman baru dan berbeda dari kampung lainnya, dapat menunjang kampung dalam kegiatan ekonomi dan dapat

Hal ini berarti bahwa jika semakin tinggi nilai ( customer value ) akta kelahiran bagi publik yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Sungai

Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada didalam diri manusia yang dikembangkan dari diri sendiri (intrinsik) atau luar (ekstrinsik), didasarkan atas

memenuhi syarat. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga : a) Mudah untuk mengambilnya. b) Tidak menjadi tempat bersarang/ bersembunyi serangga dan tikus. c)

Denial of Service (DoS) attack adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki

KK majemuk dalam BM tidak ditemui, haik endosentrik mau- pun eksosentrik, Namun dalam perkembangan pemakaian BM dewasa ini akibat pengaruh Gahasa Indonesia atau