• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Jerawat

Jerawat adalah penyakit peradangan kronis yang umum dari pilosebaceous ditandai dengan adanya pembentukan komedo tidak meradang dan papula yang meradang, pustula, nodul dan kista. Lesi biasanya terdapat di wajah, punggung dan dada (Tahir, 2010). Akne vulgaris biasanya disebabkan oleh bakteri P. acnes, Staphylococcus

epidermis dan Staphylococcus aureus (Patel et al, 2015).

Jerawat dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti siklus menstruasi, stress, iklim lembab dan panas, kosmetik berbahan dasar minyak, memencet jerawat, produk perawatan rambut, berkerigat, sering mencuci wajah, makanan dan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid oral, pil kontrasepsi (berisi progestin) dan antikonvulsif (Patel et al, 2015).

2. Bakteri

Klasifikasi P. acnes (Dwidjoseputro, 1998) yaitu : Kingdom : Bacteria Phylum : Actinobacteria Class : Actinobacteridae Ordo : Actinomycetales Family : Propionibacteriaceae Genus : Propionibacterium Spesies : Propionibacterium acnes

P. acnes tidak membentuk spora, termasuk bakteri anaerob gram

positif dan berbentuk batang pleomorfik. P. acnes merupakan bagian dari flora normal rongga mulut, usus besar , konjungtiva dan saluran telinga bagian luar dan kulit terutama pada folikel pilosebaceous (Perry, 2006).

(2)

Gambar 2.1 Biji jintan hitam

Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan protein,yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem kekebalan tubuh) (Dwidjoseputro, 1998).

Ciri-ciri penting dari bakteri P. acnes adalah berbentuk batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran antara batang/filamen dengan bentuk kokoid. P. acnes memerlukan oksigen mulai dari aerob dan anaerob fakultatif sampai ke mikroefilik atau anaerob. Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman (Dwidjoseputro, 1998).

3. Jintan Hitam

a. Deskripsi tanaman jintan hitam

Nama lainnya adalah Black Seed (Inggris) atau Habattusauda (Arab). Jintan hitam merupakan tumbuhan berbunga yang berasal dari Asia Barat Daya. Meskipun jintan hitam merupakan tumbuhan asli daerah mediterania, namun juga telah banyak tumbuh di belahan dunia lain, yang meliputi Arab Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia. Tumbuhan ini tumbuh hingga mencapai tinggi 20-30 cm, dengan daun hijau lonjong, ujung dan pangkal runcing, tepi beringgit, dan pertulangan menyirip. Bunganya majemuk, bentuk karang, kepala sari berwarna kuning, mahkota berbentuk corong berwarna antara biru sampai putih, dengan 5–10 kelopak bunga dalam satu batang pohon (Yusuf, 2014).

(3)

Dalam Islam, jintan hitam merupakan salah satu obat penyembuh yang banyak tersedia. Nabi Muhammad pernah menyatakan bahwa jintan hitam dapat menyembuhkan setiap penyakit kecuali kematian. Jintan hitam umumnya dikenal sebagai upakunchika, ajaji, kalvanjika, kalika, kunchika, kalaunji dan jintan hitam (Paarakh, 2010).

Tanaman ini biasanya tumbuh di Eropa, Timur Tengah dan Asia Barat. Jintan hitam tumbuh pada keadaan tanah semi arid. Bunga jintan hitam juga ditandai dengan adanya nektar. Biji jintan hitam berukuran kecil dengan berat antara 1-5 mg berwarna abu-abu gelap atau hitam dengan permukaan kulit yang berkerut (Yusuf, 2014). Berbunga dan berbuah pada bulan Januari – April. Ditanam pada musim kemarau antara bulan November April, biji berkecambah sekitar 10-15 hari (Paarakh, 2010).

b. Taksonomi

Klasifikasi jintan hitam. (Hutapea, 1994) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Dicotyledonae Ordo : Ranunculales Family : Ranunculaceae Genus : Nigella

Species : Nigella sativa L. c. Morfologi

Jintan Hitam Pahit ini merupakan jenis tanaman bunga, tumbuh setinggi 20-50 cm, berbatang tegak, berkayu dan berbentuk bulat menusuk. Daun runcing ,bercabang, bergaris (namun garis daunnya tidak seperti benang; tidak seperti ciri daun tumbuhan genus Nigella pada umumnya), daunnya kadang-kadang tunggal atau bisa juga majemuk dengan posisi tersebar atau berhadapan. Bentuk daunnya bulat telur berujung lancip. Di bagian permukaan daunnya terdapat bulu halus.Tumbuhan jintan hitam memiliki bunga yang bentuknya beraturan. Bunga ini kemudian menjadi buah berbentuk bumbung atau

(4)

buah kurung berbentuk bulat panjang. Bunganya menarik dengan warna biru pucat atau putih, dengan 5-10 mahkota bunga.Buahnya keras seperti buah buni. Berbentuk besar, menggembung, berisi 3-7 unit folikel, masing-masing berisi banyak biji atau benih yang sering digunakan manusia sebagai rempah-rempah. Memiliki rasa pahit yang tajam dan bau seperti buah strawberry. Digunakan terutama pada permen dan minuman keras. Bijinya berwarna hitam pekat (Gambar 2.1).

d. Pemanfaatan jintan hitam

Secara tradisional, minyak jintan hitam digunakan untuk mengobati beberapa penyakit. Biji jintan hitam digunakan untuk astringent, aromatik, stimulan, diuretik, karminatif, deodoran, digestif, konstipasi, batuk, sembelit, pencahar, demam dan penyakit kulit. Jintan hitam juga memiliki aktivitas farmakologi seperti antitumor, antidiabetes, cardiovaskular, gastroprotektif, neproprotektif, hepatoprotektif, anti inflamasi, immunomodulator, anti konvulsan, antioksidan, diuretik, antispasmolitik, opioid, antibakteri dan antifungi. (Paarakh, 2010).

e. Kandungan kimia

Biji jintan hitam mengandung nigellone, nigellicine, nigellimine, nigellimine N-oxide, avenasterol-5-ene, avenasterol-7-ene, campesterol, kolesterol, citrostadienol, cycloeucalenol, 24-ethyl-lophenol, gramisterol, carvone, lophenol, sitosterol (Paarakh, 2010), fixed oil, protein, tanin, alkaloid, saponin, dan 0,4%-2,5% minyak esensial yang bersifat volatile (mudah menguap) (Ali & Blunden, 2003). Komponen dari fixed oil yaitu: asam linoleat (55,6%), asam oleat (23,4%), dan asam palmitat (12,5%) (Paarakh, 2010). Minyak esensialnya telah dianalisis menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass) dengan kandungan utama yaitu thymoquinone (27,8%-57,0%), ρ-cymene (7,1%-15,5%), carvacrol (5,8%-11,6%), t-anethole (0,25%-2,3%),

4-terpineol (2,0%-6,6%), dan longifoline (11,0%-8,0%) (Ali & Blunden,

(5)

Gambar 2.3 Struktur kimia komponen senyawa dari Nigella sativa (sumber: Paraakh, 2010).

Gambar 2.2 Struktur kimia senyawa Nigella sativa L

uvidine. Senyawa baru yang ditemukan sebuah monodesmosidic

triterpene saponin yaitu α-hederin. Senyawa ini sebelumnya juga ditemukan pada daun Hedera helix. Minyak lemaknya mempunyai nilai peroksida yang tinggi (kira-kira 65), minyak ini memenuhi persyaratan dan tidak tengik, karena kandungan terpen oksida yang tinggi pada minyak atsirinya (Nurkhikmah, 2016).

Minyak jintan hitam yang digunakan mengandung asam miristat, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, asam palmitat dan thymoquinon yang telah dianalisis menggunakan TLC pada panjang gelombang 256nm (Lampiran 5).

4. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%) (Syamsuni, 2007).

Krim ada dua tipe yakni krim tipe M/A dan tipe A/M. Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A), ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina (Syamsuni, 2007).

(6)

Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi (adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan) (Syamsuni, 2007).

Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasium, setil alkohol, stearil alkohol, golongan sorbitan, polisorbit, PED dan sabun(Syamsuni, 2007).

Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metilparaben (nipagin) 0,12-0,18%, propilparaben (nipasol) 0,02-0,05% (Syamsuni, 2007).

5. Uraian Bahan

a. Malam putih (cera alba)

Malam putih adalah hasil pemurnian dan pengelantangan Malam

Kuning yang diperoleh dari sarang lebah madu Apis mellifera Linne

(Familia Apidae) dan memenuhi syarat Uji kekeruhan penyabunan. Pemerian padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis; bau khas lemah dan bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95 (Anonim, 1995). Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin, larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak, dan dalam minyak atsiri. Suhu lebur 62˚-64˚ (Anonim, 1979).

b. Asam stearat ( acidum stearicum)

Pemerian: zat padat kertas mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. Suhu lebur tidak kurang dari 54˚ (Anonim, 1979).

c. Trietanolamin (TEA)

Pemerian: cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik. Kelarutan: mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P (Anonim, 1979).

(7)

d. Vaselin putih (vaselin album)

Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan warnanya. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai (Anonim, 1995). Pemerian: masa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalesensi lemah. Jarak lebur antara 38˚ dan 56˚ (Anonim, 1979). e. Metil paraben (nipagin)

Pemerian: serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan: larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Suhu lebur 125˚ sampai 128˚ (Anonim, 1995).

f. Propilenglikol

Pemerian: cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis; higroskopik. Kelarutan: dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak (Anonim, 1979).

(8)

Gambar 2.3 Kerangka konsep penelitian

B. Kerangka Konsep

C. Hipotesis

Krim minyak jintan hitam diduga memiliki potensi sebagai antijerawat terhadap P. acnes.

Minyak Jintan Hitam

Minyak jintan hitam diformulasikan menjadi krim dan digunakan sebagai krim antijerawat dengan perbedaan

konsentrasi minyak jintan hitam

Potensi krim minyak jintan hitam sebagai krim antijerawat dianalisis zona hambat bakteri dari krim pada kultur media NA dan penilaian

derajat peradangan pada kulit kelinci yang diinduksi P. acnes Mempunyai aktivitas antibakteri (Nurkhikmah, 2016)

Dilakukan uji karakteristik

minyak jintan hitam

Krim minyak jintan hitam diduga memiliki potensi sebagai antijerawat secara in vivo

Gambar

Gambar 2.1 Biji jintan hitam
Gambar  2.3  Struktur  kimia  komponen  senyawa  dari  Nigella  sativa  (sumber:
Gambar 2.3 Kerangka konsep penelitian

Referensi

Dokumen terkait

senyawa yang tidak lagi merupakan radikal bebas. H H ber bersif sifat at lab labil il ka kare rena na ter terlet letak ak pa pada da at atom om karbon yang berdekatan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran deskriptif tentang proses pemberdayaan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) peternak sapi perah Glagah I melalui

Gambar 5 menunjukkan hubungan kadar fluor dalam beningan yang diperoleh dari proses pengendapan dengan koagulan kombinasi Resin WWS 116 - Tawas kadar bervariasi pacta pH

1) Pengaruh modal bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap harga sahamnya. 2) Pengaruh kualitas kredit bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Contoh kritik sumber khususnya kritik Intern yang digunakan dalam skripsi yang berjudul “Hubungan Pasang Surut Australia-Indonesia Pada Masa John Howard Tahun

Sedangkan asumsi perhitungan keuangan pada budidaya pembesaran menggunakan benih kan yang berasal dari pendederan oleh pembudidaya lain dengan berat awal 200- 250 gram

Dengan pendekatan yang berbeda dari metode di atas, PATRIQUIN (1973) telah menggunakan beberapa assosiasi parameter statistik dengan padang lamun untuk perhitungan kecepatan