• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intan Ramadhani 1, Elia Herwanto 2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa 1,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Intan Ramadhani 1, Elia Herwanto 2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa 1,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN

KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2016-2020

Intan Ramadhani 1

, Elia Herwanto 2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

Email: intanramadhani514@gmail.com 1, eliaherwanto@gmail.com 2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan memperoleh hasil bagaimana pengaruh kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan data sekunder yang diperoleh dari idx. Populasi yang digunakan sebanyak 47 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan purpossive sampling dengan kriteria sehingga diperoleh perusahaan sampel sebanyak 16 perusahaan. Metode teknik analisis data yang digunakan adalah regresi liner berganda dan data panel. Alat uji yang digunakan adalah Economic Views versi 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan pengujian simultan, menunjukkan bahwa DPR, PER dan DER berpengaruh signifikan terhadap PBV; (2) Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa DPR berpengaruh positif signifikan terhadap PBV; (3) Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa PER tidak berpengaruh terhadap PBV; (4) Berdasarkan pengujian secara parsial, bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV.

Kata kunci: kebijakan dividen, keputusan investasi, keputusan pendanaan, nilai perusahaan

PENDAHULUAN

Perusahaan energi swasta dibidang pertambangan merupakan salah satu penyumbang terbesar produksi energi selain perusahaan tambang negara. Dalam berbagai konteks, kinerja perusahaan pertambangan memiliki pengaruh yang teramat penting terhadap produksi dan konsumsi energi. Selain hal itu, perusahaan energi memiliki nilai perusahaan yang tinggi sehingga sahamnya pun diminati para investor dan cukup banyak diperdagangkan dibursa. Namun sayangnya dalam beberapa tahun

belakangan ini, sektor pertambangan telah menghambat pertumbuhan PDB target produksi tambang dan mineral.

Peran sektor pertambangan sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan potensi yang kaya akan sumber daya alam akan menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaaan lain untuk melakukan eksplorasi pertambangan sumber daya tersebut. Hal ini dapat membuat persaingan antar perusahaan begitu ketat.

(2)

2 Selama masa pandemi covid-19,

banyak sekali perusahaan dunia yang terdampak. Salah satunya adalah perusahaan sektor energi - pertambangan. Seperti pada perusahaan sub sektor batu bara, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan produksi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, diantaranya karena penurunan permintaan atau penurunan konsumsi batu bara sehingga sudah pasti mengakibatkan terjadinya penurunan harga. Disisi lain, adanya keterbatasan akses dan mobilitas karyawan maupun logistik perusahaan pertambangan sehingga mengalami kesulitan dan menjadi kendala besar dalam berbagai proses.

Pada sub sektor minerba, adanya target investasi berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RAKB) Pertambangan pada tahun 2020 sebesar US$ 7,75M namun realisasinya hingga bulan Oktober baru mencapai US$ 2,89M saja. Ini menunjukkan adanya pressure yang menjadi penyebab jauhnya realisasi dari target yang diharapkan. Angka realisasi tersebut menunjukkan investasi pada tahun ini jauh lebih rendah dibandingkan pada tahun 2019 silam yang mencapai US$ 6,50M. Adapun angka realisasi tersebut berasal dari izin usaha jasa pertambangan sebesar 39%, prasarana dan mesin 30%, aktiva tidak berwujud 13%, bangunan, kapal, kendaraan dan alat-alat berat 23% (cnbc indonesia, 2020).

Berikut ini adalah tabel perkembangan pasokan permintaan pada sektor pertambangan. Sangat disayangkan sekali, sepanjang tahun 2020 ini dikarenakan adanya wabah pandemi

covid-19 sehingga tak hanya

mengakibatkan permintaan saja yang menurun curam, tetapi juga harganya

cenderung jatuh bahkan hingga mencapai titik terendah yang dialami oleh industri pertambangan di dunia.

Sejauh ini dampak covid-19 sepanjang tahun 2020 di Indonesia, perang dagang antara Tiongkok dan Amerika serikat sejak tahun 2019 membuat terpuruknya permintaan komoditas pertambangan dari Indonesia, sehingga berkurangnya permintaan secara

Year to Date, indeks sektor pertambangan

terkoreksi adalah 7,52%. Pergerakan ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang secara Year to Date telah terkoreksi 7,82%. Ada korelasi secara tidak langsung. Perlambatan perekonomian tentu membuat permintaan energi berkurang sementara harga masih belum menunjukkan upside.

Di Indonesia, industri minyak dan gas bumi memiliki peranan sangat penting sebagai sumber pendapatan untuk APBN dan juga memberikan sumbangan bagi ekonomi lokal di daerah-daerah dimana tempat kegiatan eksplorasi, produksi, pengilangan maupun pendistribusian berlangsung dan yang terpenting adalah penghasil BBM sebagai penggerak untuk berbagai bidang sektor kehidupan.

Namun, industri migas justru tidak kalah terpuruknya karena terhantam gelombang pandemi covid-19. Banyak sekali perusahaan migas yang mengalami kerugian sepanjang semester I pada tahun 2020. Salah satu perusahaan besar migas yaitu PT. Exxon Mobile, dalam laporannya yang diterbitkan pada tanggal 31 Juli 2020 menyampaikan kerugian mencapai US$ 1,1 M atau setara dengan 16 T hanya selama 1 semester karena turunnya harga minyak tersebut akibat

oversupply minyak dunia namun

(3)

3 Contohnya, kebijakan lockdown

diberbagai negara yang menyebabkan minimnya aktivitas perjalanan wisata ataupun mobilitas pekerjaan sehingga menurunnya permintaan bahan bakar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Akibat kerugian tersebut, nilai saham anggota big oil terdilusi sebesar US$ 0,26 per lembar sahamnya. (berita satu) Dalam kurun waktu selama pandemi covid-19 tahun 2020 industri minyak dan gas bumi mengalami penurunan permintaan, penurunan harga serta kelebihan produksi meskipun pada realisasinya produksi juga menurun (Nur Laila, 2020).

Berikut ini grafik summary yang ditunjukkan oleh Department Of Energy (DOE) penurunan permintaan akan minyak dunia dan supply penggiringnya sebagai dampak pandemi covid-19. Gambar 1. Penurunan Pasokan Minyak Dunia Pada Semester I Tahun 2020

Sumber: https://www.eia.gov/

Gambar tersebut menunjukkan perkembangan dari pasokan minyak dunia baik mentah dan BBM bukan hanya permintaan saja yang menurun curam, namun harganya turut jatuh bahkan hingga mengalami titik terendah yang pernah dialami oleh industri minyak dunia. Harga minyak mentah West Texas

Intermediate (WTI) yang menjadi

benchmark bagi harga minyak di

Amerika Utara, bahkan dijual di futures

market dengan harga di bawah US$

-36,67 untuk delivery pada Mei 2020. Kejadian pada WTI tersebut adalah pertama kalinya terjadi. Nampak juga pada gambar menyatakan bahwa harga minyak sepanjang 2020 meluncur turun. Harga minyak yang dijual pada harga minus US$ 37,63 adalah fenomena baru yang sulit dipahami oleh banyak pihak manapun (forbes.com).

Dari paparan penjabaran di atas mengenai kondisi saat ini dapat menyebabkan iklim investasi di perusahaan sektor pertambangan cenderung kurang baik. Sehingga pada akhirnya akan berdampak tidak sehat dalam pengelolaan keuangan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, tentunya menjadi bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Dan sebuah pilihan yang berat bagi perusahaan dimasa pandemi

covid-19 untuk menentukan kebijakan

dividen, apakah akan tetap membagikan keuntungan berupa dividen tunai atau dikelola kembali oleh perusahaan menjadi laba ditahan. Oleh karena itu, ditemukan jelas sekali adanya kaitan antara kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka penulis ingin mengetahui seberapa besar keterkaitan hubungan antara kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

(4)

4

TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Nilai Perusahaan (Price to Book Value)

Nilai perusahaan diukur melalui nilai harga saham di pasar modal, karena nilai perusahaan dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal sehinggal merefleksikan penilaian investor terhadap kinerja sebuah perusahaan. Nilai perusahaan merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan riil seperti itu karena terbentuknya harga di pasar modal merupakan pertemuan dari titik-titik kestabilan kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal antara emiten dan para investor (Harmono, 2011).

Price to Book Value (PBV) adalah

suatu rasio yang sering digunakan untuk menentukan nilai perusahaan dan mengambil keputusan investasi dengan cara membandingkan harga pasar per saham dengan nilai buku perusahaan. Harga pasar per saham merupakan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli pada saat terjadinya transaksi per lembar saham. Sedangkan untuk nilai buku per saham merupakan harga pada saat aktiva tersebut diperoleh (nilai historis) per lembar saham (Andinata, 2017).

Price to Book Value = Harga Pasar Per

Lembar Saham/Nilai Buku Per Lembar Saham

Kebijakan Dividen (Dividend Payout

Ratio)

Keputusan dividen menyangkut tentang keputusan penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang melibatkan keputusan perusahaan

apakah akan membagikan hasil laba bersih perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau menahan laba untuk diinvestasikan kembali. Dengan harapan, laba yang diinvestasikan kembali akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan dan tentunya risiko yang mudah dikelola. Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya

Dividend Payout Ratio (DPR), yaitu

besarnya presentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham (Sudana, 2015).

Dividend Payout Ratio = Dividen Per

Lembar Saham/Laba Per Lembar Saham

Teori Kebijakan Dividen

1) Teori Irelevansi Dividen (Dividend

Irrelevance Theory)

Menurut Modigliani dan Miller (MM), teori irelevansi dividen atau disebut dengan teori dividen yang tidak relevan (tidak berpengaruh) menyatakan bahwa kebijakan dividen sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh apapun kepada nilai perusahaan dan biaya modalnya. Maka, berapapun jumlah dividen yang akan dibagikan adalah ketentuan perusahaan dan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan dimata investor. Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya presentase laba yang dibayarkan perusahaan kepada investor tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau EBIT (Earning Before Interest Tax).

2) Teori Dividen Relevan (The Bird In

The Hand)

Berdasarkan teori The Bird In The

Hand, kebijakan dividen berpengaruh

(5)

5 Artinya, jika dividen yang dibagikan

perusahaan semakin besar, maka harga saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pembagian dividen yang dilakukan perusahaan akan mengurangi rasa khawatir atas risiko ketidakpastian yang dihadapi oleh investor.

3) Teori Preferensi Pajak (Tax Different

Theory)

Dalam teori preferensi pajak, Litzenberg menyatakan bahwa investor lebih menyukai laba yang ditahan untuk kemajuan perusahaan dimasa depan dibandingkan dengan dividen sebab preferensi pajak yang ditetapkan atas capital gain. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan harus mempertahankan pembayaran dividen pada level rendah jika mereka ingin memaksimalkan harga saham.

Keputusan Investasi (Price Earnings

Ratio)

Keputusan investasi dasarnya adalah keputusan untuk mengalokasikan sumber dana (Syahyunan, 2013). Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek atau yang disebut likuiditas perusahaan. Perusahaan harus menjaga likuiditas agar tidak terganggu, sehingga tidak mengganggu kelancaran aktivitas perusahaan untuk melakukan investasi dan tidak kehilangan kepercayaan diri dari pihak luar (Hidayat, 2010). Keputusan investasi dapat meliputi beberapa investasi seperti pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka panjang (aktiva tetap).

Menurut (Sartono, 2013) dalam (Aji, 2017) PER (Price Earnings Ratio)

merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan EPS (Earnings Per Share) dari saham yang bersangkutan. (Ang, 2017) kegunaan dari rasio PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS (Earnings Per Share).

Keputusan investasi yang didefinisikan sebagai kombinasi antar aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. PER menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba perlembar saham yaitu Earnings Per Share (EPS).

Price Earnings Ratio = Harga Per

Lembar Saham/Laba Per Lembar Saham

Keputusan Pendanaan (Debt to Equity

Ratio)

Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang darimana dana untuk membeli aktiva berasal. Ada dua macam dana atau modal yaitu meliputi modal asing seperti bank dan obligasi, serta modal sendiri seperti laba yang ditahan sementara untuk dimaksimalkan penggunaannya. Keputusan pendanaan dapat dibagi menjadi dua yaitu keputusan pendanaan jangka pendek dan keputusan pendanaan jangka panjang. Keputusan pendanaan jangka pendek meliputi hutang jangka pendek seperti: wesel dan hutang dagang. Sedangkan keputusan pendanaan jangka panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital structure)

perusahaan (Setiyo & Ika, 2016).

Menurut Modigliani dan Miller, menyatakan bahwa pendanaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Apabila pendanaan didanai melalui hutang,

(6)

6 peningkatan tersebut terjadi akibat dari

efek tax deductible yang artinya perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang mana dapat mengurangi penghasilan kena pajak maka dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham.

Keputusan pendanaan dapat diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER menunjukkan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan serta menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dapat memenuhi seluruh kewajibannya (Sadalia, 2010).

Debt to Equity Ratio = Total

Liabilitas/Total Ekuitas

Teori Keputusan Pendanaan

1) The Trade Off Model

Esensi dari teori ini adalah dalam struktur modal menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat yang lebih besar,

tambahan hutang masih

diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak boleh lagi. Trade Off Theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan lebih menyukai memilih suatu struktur modal tertentu (Suad Husnan, 2018).

2) Pecking Order Theory

Pernyataan dari teori ini adalah sebagai berikut: a) Perusahaan lebih menyukai pendanaan menggunakan intern; b) Pendanaan dari hasil operasi perusahaan; c) Apabila perusahaan memerlukan pendanaan dari luar

(eksternal financing), maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas dari yang paling aman terlebih dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih saja belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Menurut Myers dalam Kartika (2016), perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan modal internal, yaitu dana yang merupakan aliran kas dan laba yang ditahan untuk digunakan kembali sebagai modal. Urutan penggunaan sumber pendanaan menurut pecking order theory adalah dana internal (internal fund), hutang (debt) dan modal sendiri (equity).

Hipotesis Penelitian

Gambar 2. Model Penelitian

Sumber: Diolah Peneliti

1) H1:DPR berpengaruh positif terhadap PBV

Adapun hipotesa ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yulian Bayu Ganar dalam artikel jurnal dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen dan Profitabilitas

(7)

7 Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017” terbit di Jurnal Sekuritas (Saham, Ekonomi, Keuangan dan Investasi) Vol. 2, No. 1, September 2018, Hal. 32-44, ISSN 2581-2777. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen (Dividend Payout

Ratio) besar pengaruhnya terhadap

variabel dependen yaitu nilai perusahaan (Price Book Value)

sebesar 90,6%.

2) H2:PER berpengaruh negatif terhadap

PBV

Adapun hipotesa ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Feny Alvita Piristina dan Khairunnisa dalam jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan” terbit pada Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol. 11, No. 1, Tahun 2019, ISSN 123-136. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: secara simultan dan parsial kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3) H3:DER berpengaruh negatif terhadap

PBV

Adapun hipotesa ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Merina Salama, Paulina Van Rate dan Victoria N. Untu dalam jurnal dengan judul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017” terbit di Jurnal EMBA, Vol. 7, No. 3, Juli 2019, ISSN 2303-1174.

Penelitian ini menghasilkan bahwa: keputusan investasi dan keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen mempengaruhi tinggi rendahnya nilai perusahaan.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian terkait. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini seperti penyajian data melalui tabel, grafik, perhitungan persentase, dll. Sedangkan, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian survei yaitu merupakan prosedur penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk memperoleh mendeskripsikan sikap, perilaku dan karakteristik dari populasi yang diperoleh melalui sampel dalam populasi (Creswell).

Dalam penelitian ini, menggunakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan bersumber dari publikasi pihak ketiga yang resmi dan diakui negara yaitu Bursa Efek Indonesia (idx.co.id). Adapun peneliti menggunakan model data panel. Yang dimaksud dengan data panel adalah gabungan dari cross section data dan time

series data. Yang menjadi sumber

penelitian ini adalah data-data laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan yang sudah go public (Tbk.) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (idx.co.id) pada periode tahun 2016 – 2020. Teknik dan metode pengumpulan data-data dengan survey data archival melalui metode tersebut

(8)

8 diperoleh dengan melalui studi pustaka

dengan membaca jurnal-jurnal penelitian yang telah dilakukan penulis sebelumnya dan berbagai penelitian terdahulu untuk dijadikan bahan referensi penulis dalam melakukan penelitian ini.

Populasi yang digunakan yaitu sebanyak 47 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016 – 2020. Adapun pengambilan sampel perusahaan dilakukan menggunakan sebuah metode yaitu metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel

adalah (1) Perusahaan sektor pertambangan tbk. yang melakukan pencatatan saham mulai dari tahun 2016 kebawah; (2) Perusahaan sektor

pertambangan tbk. yang

mempublikasikan data-data laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan

summary dalam rentang tahun 2016 –

2020 yang dibutuhkan terkait variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini; dan (3) Perusahaan sektor pertambangan tbk. yang terdapat data variabel-variabel terkait yang akan diuji dalam penelitian ini disetiap laporan keuangannya. Berdasarkan kriteria tersebut, didapatkan sampel sebanyak 16 perusahaan; ADRO, BSSR, BYAN, GEMS, HRUM, INDY, ITMG, MBAP, MYOH, PTBA, PTRO, ANTM, CITA, INCO, MDKA dan TINS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif

Sumber: Olah Data E-views 10

a) Nilai Perusahaan (Y)

Nilai perusahaan diproksikan dengan

Price Book Value (PBV). Berdasarkan

hasil olah data statistik deskriptif pada Tabel 4.1, diperoleh nilai minimum 0,32. Nilai maksimum 10,77. Nilai

mean 20,215 dan standart deviasi 1,80.

Artinya, Price Book Value (PBV) terendah adalah 0,32 terjadi pada PT. Cita Mineral Tbk. di tahun 2016 dan pada PT. Petrosea Tbk. juga di tahun 2016. Sedangkan, Price Book Value (PBV) tertinggi adalah 10,77 terjadi pada PT. Bayan Resources Tbk. tahun 2016. Nilai mean PBV lebih besar dari standart deviasi yaitu 20,215 > 1,80. Berdasarkan hasil tersebut, berarti menunjukkan bahwa terjadinya sebaran nilai perusahaan pada periode tersebut baik.

b) Kebijakan Dividen (X1)

Kebijakan dividen diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Berdasarkan hasil olah data statistik deskriptif pada Tabel 4.1, diperoleh nilai minimum 0,1. Nilai maksimum 1. Nilai mean 0,423 dan standart deviasi 0,1994. Artinya, Nilai

Dividend Payout Ratio (DPR) terendah

adalah 0,1 terjadi pada PT. Harum Energy Tbk. di tahun 2016 dan PT. Merdeka Copper Gold Tbk. Sedangkan, Dividend Payout Ratio (DPR) tertinggi adalah 1 terjadi pada PT. Indo Raya Tambang Megah Tbk. di tahun 2017. Nilai mean DPR lebih besar dari standart deviasi yaitu 0,423 > 0,1994. Berdasarkan hasil tersebut berarti menunjukkan, bahwa terjadinya sebaran nilai kebijakan dividen pada periode tersebut baik.

c) Keputusan Investasi (X2)

Keputusan investasi diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER). Berdasarkan hasil olah data statistik

(9)

9 deskriptif pada Tabel 4.1, diperoleh

nilai minimum 0,89. Nilai maksimum 43,89. Nilai mean 9,89 dan standart deviasi 7,443. Artinya, Price Earning

Ratio (PER) terendah adalah 0,89

terjadi pada PT. Timah Tbk. di tahun 2018. Sedangkan, Price Earning Ratio (PER) tertinggi adalah 43,89 terjadi pada PT. Vale Indonesia Tbk. di tahun 2020. Nilai mean PER menunjukkan lebih besar daripada standart deviasi yaitu 9,89 > 7,443. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan, berarti bahwa terjadinya sebaran nilai keputusan investasi pada periode tersebut baik. d) Keputusan Pendanaan (X3)

Keputusan pendanaan diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Berdasarkan hasil olah data statistik deskriptif pada Tabel 4.1, diperoleh nilai minimum 0,01. Nilai maksimum 4,45. Nilai mean 0,70 dan standart deviasi 0,722. Artinya, Debt to Equity

Ratio (DER) terendah adalah 0,01

terjadi pada PT. Vale Indonesia Tbk. di tahun 2019 dan tahun 2020. Sedangkan, Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi adalah 4,45 terjadi pada PT. Bayan Resources Tbk. di tahun 2016. Nilai mean DER menunjukkan lebih kecil daripada standart deviasi yaitu 0,70 < 0,722. Berdasarkan hasil tersebut, berarti bahwa terjadinya sebaran nilai keputusan pendanaan pada periode tersebut tidak baik.

Tabel 3. Hasil Uji t, Uji f dan Adjusted R

Squared

Sumber: Olah Data E-views 10

1) Pengaruh Kebijakan Deviden (DPR) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t), diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Artinya, semakin besar perusahaan membayarkan dividen kepada para pemegang saham maka dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata para investor dan begitu pula sebaliknya, semakin kecil pembagian dividen akan semakin menurukan nilai perusahaan. Keputusan dividen menyangkut tentang keputusan penggunaan laba yang akan menjadi hak para pemegang saham.

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang melibatkan keputusan perusahaan apakah akan membagikan hasil laba bersih perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau menahan laba untuk diinvestasikan kembali. Hal ini sesuai dengan teori The

Bird In The Hand, kebijakan dividen

berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena pembagian dividen yang dilakukan perusahaan dapat mengurangi rasa khawatir atas risiko ketidakpastian yang dihadapi oleh investor. Adapun hasil penelitian ini terbukti sejalan dan dikuatkan oleh penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Yulian Bayu Ganar, September 2018, ISSN 2581-2777 menunjukkan bahwa kebijakan dividen besar pengaruhnya terhadap nilai perusahaan sebesar 90,6%. Titin Koesmia Wati, Sriyanto dan Enis Khaerunnisa, Desember 2018, ISSN 2541-1047 menunjukkan bahwa kebijakan dividen

(10)

10 berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

2) Pengaruh Keputusan Investasi

(PER) Terhadap Nilai

Perusahaan (PBV)

Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t), diperoleh kesimpulan bahwa keputusan investasi (PER) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). Artinya, keputusan investasi bagi perusahaan sangat membutuhkan modal yang besar seperti untuk membuat inovasi produk baru, perluasan dan peningkatan penjualan, pembaruan teknologi dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi, dengan adanya keputusan investasi di dalam perusahaan, tidak memberikan pengaruh terhadap penilaian para investor diluaran sana meskipun keputusan investasi berpeluang dapat meningkatkan dan mengembangkan perusahaan menjadi lebih unggul. Pihak luar atau investor lebih menggunakan faktor eksternal perusahaan yang dapat terlihat seperti kondisi politik, harga saham di pasar dan lain-lain sebagai acuan untuk memberikan nilai perusahaan.

Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek atau yang disebut likuiditas perusahaan. Perusahaan harus menjaga likuiditas agar tidak terganggu, sehingga tidak mengganggu kelancaran aktivitas perusahaan untuk melakukan investasi dan tidak kehilangan kepercayaan diri dari pihak luar (Hidayat, 2010). Adapun hasil dari penelitian ini sejalan dan dikuatkan oleh penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Feny Alvita Piristina dan Khairunnisa, Tahun 2019, ISSN 123-136 menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial kebijakan dividen, keputusan investasi

dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3) Pengaruh Keputusan Pendanaan (DER) Terhadap Nilai Perusahan (PBV)

Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t), diperoleh kesimpulan bahwa keputusan pendanaan (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Artinya, penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan timbulnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar dan sebagainya. Apabila biaya kebangkrutan semakin besar, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham juga semakin tinggi. Oleh karena itu, perusahaan akan terus menggunakan hutang apabila manfaat hutang (penghematan pajak dari hutang) masih lebih besar dibandingkan dengan biaya kebangkrutan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Modigliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi hutang maka perusahaan akan membayar beban bunga yang semakin tinggi sehingga akan berdampak pada laba atau keuntungan yang semakin rendah diperoleh perusahaan. Jadi, akan berpengaruh pada harga saham yang rendah pula. Karena hal ini, investor akan semakin mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya ke perusahaan. Adapun keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan didukung dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Reineka Chairun Nisa, 2018 menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan

(11)

11 berpengaruh negatif signifikan terhadap

nilai perusahaan dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4) Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan

Keputusan Pendanaan (DER)

Terhadap Nilai Perusahan (PBV)

Berdasarkan hasil olah data secara simultan (uji f), diperoleh kesimpulan bahwa DER, PER dan DER berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2016-2020 sebesar 12,72% dipengaruhi oleh 3 variabel independen yang penulis teliti yaitu kebijakan dividen (DPR), keputusan investasi (PER) dan keputusan pendanaan (DER). Sedangkan sisanya sebanyak 87,28% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini.

Adapun beberapa kemungkinan yang menyebabkan besaran presentase pengaruh variabel terkait dalam penelitian ini, diantaranya (1) Jumlah sampel terlalu sedikit yaitu hanya 16 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia; 2) Jumlah variabel yang diteliti hanya 3 variabel independen terhadap variabel dependen; 2) Periode penelitian yang terlalu singkat (time series) yaitu 2016-2020; 3) Perbedaan perusahaan sampel yang diteliti; 4) Adanya research gap dengan peneliti dan hasil penelitian sebelumnya.

KESIMPULAN PENELITIAN

1) Berdasarkan hasil uji t, kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di BEI periode 2016-2020.

2) Berdasarkan hasil uji t, keputusan investasi tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. 3) Berdasarkan hasil uji t, keputusan

pendanaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2020.

4) Berdasarkan hasil uji f, kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan memiliki pengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2020.

SARAN

1) Bagi Investor

Diharapkan dapat memberi informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam memberi masukan mengenai prospek perusahaan sebelum calon investor menginvestasikan modalnya di perusahaan.

2) Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan sektor pertambangan untuk memperoleh nilai perusahaan yang baik dengan memperhatikan indikator-indikator berpengaruh.

3) Bagi Pembaca

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bacaan bagi siapapun.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi acuan untuk dilakukan pengembangan penelitian atau riset lebih lanjut.

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. (2010). Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Analisis regresi: model data panel | Dias Satria. (n.d.). Retrieved from

https://www.diassatria.com/analisis-regresi-model-data-panel/

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendkatan Praktis. . Jakarta: Rineka Cipta. Brealey, Myers, & Marcus. (2007). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan edisi

kelima. Jakarta: Erlangga.

Brigham, E. (2010). Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Brigham, E., & Houston, J. (2001). Manajemen Keuangan. In Edisi 8. Jakarta: Erlangga. Christian, K. d. (2009). Manajemen Keuangan (Based On Empirical Research).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghazali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program Spss. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Semarang.

Harjito, A., & Martono. (2011). Manajemen Keuangan. In Edisi Kedua. Yogyakarta: EKONISIA.

Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard. Jakarta: Bumi Aksara.

Harmono. (2011). Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard (Pendekatan Teori,

Kasus dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.

Hasanuddin, Nurwulandari, A., Adnyana, I. M., & Loviana, N. (2020). Pengaruh Kepemilikan dan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Nilai Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas di Indonesia. Jurnal Internasional Energi dan

Kebijakan, 102-109.

Hasnawati, S. (2005). Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Public di Bursa Efek Jakarta. Usahawan: No. 09/ThXXXIX, 33-41.

Hidayat, R. (2010). Keputusan Investasi dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada

Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Murhaidi. (2009). Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta: Indeks.

Nasrum, M. (2018). Pengaruh Kepemilikan Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1-12.

Nugroho, N. L. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Industri Minyak dan Gas Bumi. The

Indonesian Journal of Development Planning, 166-168.

Pramana, I. A., & Mustanda, I. K. (2016). Pengaruh Profitabilitas Dan Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Manajemen

Unud, 561-594.

Ratna Damayanti, F. S. (2017). Analisa Kebijakan Dividen Berdasarkan teori Lintner. 183-194.

(13)

13 Rury, S. (2012). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Tingkat Suku Bunga. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 1-10.

S., A. (2010). Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. Yogyakarta: Bpfe .

Sadalia. (2010). Manajemen Keuangan. Medan: USU.

Samrotun, Y. C. (2015). Kebijakan Dividen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Sartono, A. (2018). Manajemen Keuangan dan Teori. In Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Setiyo, H., & Ika, A. (2016). Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Akuisisi, 42.

SKK Migas. (2020). Langkah Strategis Meningkatkan Produksi Minyak Bumi. Retrieved from https://www.skkmigas.go.id/assets/bumi-maret-2019.pdf

Sudana. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Sumani, S., & Roziq, A. (2020). Implementasi Corporate Governance, Resiprokal dan

Kebijakan Likuiditas Terhadap Performan Perusahaan. Journal of Asian

Finance, Economics and Business, Vol 7 (085-093).

Sumarsono, H. D. (2013). Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekuililibrium, 36-46.

Sundjaja, R., & Barlian, I. (2010). Manajemen Keuangan. In Edisi 6. Jakarta: Literata Lintas Media.

Syahyunan. (2013). Manajemen Keuangan (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian

Keuangan). Medan: USU.

Triani, N., & Tarmidi, D. (2017). Dampak Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Internasional Akunting,

Keuangan dan Servis Manajemen, 158-163.

Widarjono, A. (2018). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Widarjono, A. (2018). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan

E-Views. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Yusuf, A., & Muhammed, N. (2015). Determinant of Dividend Payout in Nigerian. Vol-1, Iss-9 (Nov, 2015):253-259.

Gambar

Gambar  1.  Penurunan  Pasokan  Minyak  Dunia Pada Semester I Tahun 2020
Gambar 2. Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum dapat disimpulkan kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan yang dapat

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat dilihat pada nilai dari F sebesar 6,932 dengan nilai F adalah 4.00, dan tingkat signifikan 0,000 &lt; 0,05 maka

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial kebijakan dividen, kepemilikan institusional, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

Secara simuItan, Tingkat PengembaIian Ekuitas (ROE), Kebijakan Dividen (DPR) dan Perputaran TotaI Aset (TATO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap NiIai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial kebijakan dividen, kepemilikan institusional, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

Penelitian mengenai nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah Indah (2013) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa

Penutup 5.1 Kesimpulan Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Kebijakan hutang