• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan harus memiliki suatu tujuan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Dalam usahanya untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan sarana dan prasarana yang baik.

Tujuan suatu perusahaan pada dasarnya adalah mengusahakan berlangsungnya operasional perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan oleh para pemegang saham atau pemilik (owner) dalam perusahaan tersebut. Salah satu sarana dan prasarana dalam pencapaian tujuan perusahaan adalah aktiva tetap berwujud yang juga merupakan salah satu faktor agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut diperlukan pengelolaan yang efektive dan kebijakan yang tepat dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatan aktiva tetap.

Aktiva tetap tidak selamanya dapat digunakan dalam operasi perusahaan, bersama dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis dari aktiva tetap akan mengalami penurunan akibat beberapa faktor seperti kerusakan, keusangan dan lain sebagainya. Nilai penurunan aktiva tetap ini harus dapat dibebankan secara tepat, salah satu caranya adalah dengan menentukan metode penyusutan yang akan diterapkan dalam perusahaan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode penyusutan yang diterapkan perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai ekonomis aktiva tetap yang menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau penurunan manfaat yang diberikan aktiva tetap tersebut.

(2)

Menurut Warrant et All (2005;398)

“Land has an unlimited life and therefore can profide unlimited service. On the other hand, other fixed assets such as equipments, buildings and land improvements lose their ability, over time, to provide service. As a result, the cost of equipment, buildings and land improvement should be transferred to expenses accounts in a systematics manner during their expected usefull lives. This periodic transfer of cost to expense is called depreciation.”

Maksud dari kalimat di atas adalah

“Tanah memiliki usia yang tidak terbatas dan dengan demikian mampu memberikan manfaat yang tidak terbatas. Sementara itu, aktiva tetap lainnya seperti peralatan, bangunan dan pengembangan tanah akan kehilangan kemampuan mereka seiring dengan berlalunya waktu untuk menyediakan manfaat kepada perusahaan. Kerenanya biaya peralatan, bangunan dan pengembangan tanah harus ditransfer ke akun beban dengan cara yang sistematis sepanjang umur manfaatnya. Transfer periodik ini dari biaya ke beban dinamakan dengan penyusutan.”

Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat pada aktiva tetap tertentu. Metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang berbeda pula, sehingga akan mempengaruhi besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, metode penyusutan aktiva tetap harus ditentukan secara tepat agar biaya penyusutan yang dibebankan dapat mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap pada neraca. Dan perlu diadakan evaluasi terhadap metode penyusutan yang diterapkan perusahaan dalam aktiva tetapnya.

Aktiva tetap disini adalah

“Aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. (IAI 1999: 16.1).”

Pada umumnya nilai ekonomis suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan yang disebabkan pemakaian dan kerusakan, keusangan karena faktor ekonomis dan teknis. Perusahaan harus memperhatikan masalah pola reparasi dan pemeliharaannya, apakah efektive konstan sepanjang umur aktiva tetap atau

(3)

semakin meningkat. Oleh sebab itu, pihak manajemen harus berhati-hati dalam menerapkan kebijakan, khususnya kebijakan kapitalisasi yang menetapkan jumlah pengeluaran minimal untuk aktiva tetap yang dapat dikapitalisasikan. Pengeluaran untuk aktiva dibawah jumlah minimal akan dikapitalisasikan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) sedangkan untuk pengeluaran diatas jumlah minimal akan dikapitalisasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure).

Penerapan metode penyusutan pada PT Indorama synthetics Tbk mengakibatkan tingakat laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi setiap tahunnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana PT Indorama Synthetics Tbk yang merupakan perusahaan penghasil produk-produk polyester seperti PFY, PSP dan PET Resin menentukan pencatatan alokasi penyusutan aktiva tetap dalam laporan keuangan termasuk bagaimana perusahaan menghitung penyusutan dan metode yang digunakan dalam pencatatan aktiva tetap tersebut. Selanjutnya penulis mengambil judul “ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PADA PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk. (Studi Kasus pada PT Indorama Synthetics Tbk Purwakarta)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kebijakan penerapan metode penyusutan..

2. Bagaimana pengaruh metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan terhadap tingkat laba yang diperoleh perusahaan..

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui kebijakan metode penyusutan yang diterapkan PT Indorama Synthetics Tbk.

(4)

2. Mengetahui bagaimana pengaruh metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan terhadap tingkat laba perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh kebijakan penerapan metode penyusutan aktiva tetap terhadap tingkat laba yang diperoleh perusahaan

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat mengenai penerapan metode penyusutan yang tepat akan mengefesienkan biaya yang dibebankan.

3. Bagi pihak Lain

Diharapkan penelitian ini akan memberikan masukan dan menjadi refrensi tentang analisis penerpam metode penyusutan yang tepat terhadap aktiva tetap

1.5 Kerangka Pemikiran

Aktiva tetap yang digunakan dalam opersional perusahaan mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Oleh karena itu, masa manfaat yang relatif lama tersebut memerlukan pengelolaan dan kebijakan yang cermat dalam penggunaan, pemeliharaan dan pencatatannya. Alokasi biaya penyusutan aktiva tetap yang mencerminkan jasa dan manfaat aktiva tetap tersebut dalam menghasilkan pendapatan perusahaan.

Penyusutan merupakan penurunan nilai ekonomis dan nilai aktiva tetap yang disebabkan oleh pemakaian dan waktu..Modal yang tertanam dalam aktiva tetap relative besar nilainya, maka besarnya penyusutan aktiva tetap ini harus dialokasikan sebagai matching cost agains revenue, artinya biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap harus dibebankan berdasarkan alokasi tertentu atas pendapatan selama periode dimana perusahaan memperoleh manfaat dari aktiva tetap tersebut.

(5)

Aktiva tetap merupakan aktiva perusahaan yang tidak dimaksudkan untuk dijual kembali, malainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Adapun karakteristik dari aktiva tetap menurut kieso et all (2005;470) 1. Aktiva tetap diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak

untuk dijual kembali.

2. Aktiva tetap bersifat jangka panjang dan biayanya disusutkan. 3. Aktiva tetap memiliki substansi fisik.

Pengertian penyusutan menurut PSAK no 17

“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.”

Karakteristik lain yang harus dimiliki suatu aktiva tetap yaitu pengeluaran untuk aktiva tersebut merupakan pengeluaran yang besar bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus memiliki kebijakan kapitalisasi yang menetapkan jumlah pengeluaran minimal untuk aktiva tetap yang dapat dikapitalisasi.

Pengeluaran untuk aktiva tetap dibawah jumlah minimal akan dikapitalisasikan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditire), sedangkan pengeluaran untuk aktiva tetap diatas jumlah minimal dikapitalisasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure).. Pengklasifikasian pengeluaran modal dan pendapatan tidak hanya dilakukan pada saat perolehan jasa saja, tetapi juga dilakukan atas pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sepanjang masa manfaat aktiva tetap yang bersangkutan.

Untuk mendapatkan perhitungan dan alokasi biaya penyusutan yang tepat, maka faktor-faktor yang mempengaruhi penyusutan, dikemukakan oleh Stice-stice-Skousen (2004;784)

1. Harga perolehan aktiva (acquisition cost), 2. Nilai sisa atau nilai residu (solvage value), 3. Masa manfaat (useful life)

(6)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penyusutan menurut Hendrikson dalam bukunya yang dialih bahasakan oleh Marianus Sinaga (1996;90)

1. Hubungan antara penurunan nilai aktiva dengan penggunaan dan waktu, 2. Pengaruh keusangan,

3. Pola biaya reparasi dan pemeliharaan, 4. Tingkat efisiensi aktiva yang bersangkutan,

5. Kemungkinan perubahan dalam tingkat pendapatan.

Kecermatan dan ketepatan dalam memilih metode penyusutan ini penting karena pemilihan metode menyebabkan perubahan pembebanan biaya penyusutan. Beban penyusutan dibebankan sebagai:

1. Biaya overhead pabrik, yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi akan mempengaruhi harga pokok penjualan.

2. Biaya penjualan dan biaya administrasi umum, aikan mempengaruhi besarnya beban usaha.

Besarnya pembebanan biaya penyusutan akan mempengaruhi besarnya harga pokok penjualan dan beban usaha yang akhirnya mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan dalam laporan laba (rugi).

Adapun metode penyusutan yang digunakan berdasarkan PSAK no 17

yaitu:

1. Berdasarkan waktu

a) Metode garis lurus (straight-line methode) b) Metode pembebanan yang menurun

• Metode jumlah angka tahun (sum-of-the-year-digit-methode) • Metode saldo menurun / saldo-menurun-ganda

(declining/double-declining balance methode) 2. Berdasarkan penggunaan

a) Metode jam-jasa (service-hour methode)

(7)

3. Berdasarkan kriteria lainnya

a) Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite methode)

b) Metode anuitas (annuity methode) c) Sistem persediaan (inventory system)

Dengan adanya alternative metode penyusutan aktiva tetap yang akan digunakan dalam perusahaan, maka pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan metode penyusutan yang akan digunakan dalam perusahaan untuk dapat meningkatkan laba perusahaan yang berdasarkan PSAK no 17

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Martha Inriaty Soelistyo (0102232) Universitas Widyatama pada tahun 2006 dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Kebijakan Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK no 17 serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat laba Perusahaan.” yang dilakukan pada PT PINDAD. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1.Kebijakan perusahaan mengenai kapitalisasi aktiva tetap tidak menyimpang dari standar SAK

2.Metode penyusutan keseimbangan menurun dan garis lurus yang diterapkan pada aktiva tetap yang dimiliki PT PINDAD adalah sangat tepat.

3.Besarnya beban penyusutan aktiva tetap berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat laba usaha yang diperoleh perusahaan.

Dari dasar pemikiran di atas beserta hasil penelitian sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa kebijakan penerapan metode penyusutan aktiva tetap akan berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan.

(8)

1.6 Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu suatu cara mengumpulkan dan menyajikan data dengan disertai analisis yang dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Penulis mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dari sumber-sumber :

1. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan, yaitu penelitian pada perusahaan yang bersangkutan dengan cara sebagai berikut:

1) Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap perusahaan yang akan diteliti.

2) Wawancara, yaitu mengadakan dialog / wawancara secara langsung dengan pimpinan dan karyawan perusahaab yang bersangkutan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang diteliti dalam penyusunan skripsi ini.

3) Kuesioner, yaitu melakukan Tanya jawab dalam bentuk tertulis dengan pejabat perusahaan yang dianggapberwenang untuk memberikan keterangan yang diperlukan untuk melengkapi data dalam menyusun skripsi ini.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan, yaitu usaha mengumpulkan data sekunder dengan jalan melakukan penlitian terhadap lityeratur buku referensi dan sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

1.7 Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang menunjang penulisan skripsi ini, penulis

melakukan penelitian pada PT Indorama Synthetics Tbk yang berlokasi di

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan pernyataan berkaitan dengan variabel citra merek, kualitas produk, persepsi harga,kepuasan pelanggan dan

¾ Sementara itu rencana the Fed yang akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun 2015 ini tidak perlu diantisipasi dengan menaikkan BI rate untuk meredam gejolak yang

Trenggalek 028 - Guru Kelas MI LULUS 908 13051702820166 WAHYU ARIF PRASETIAWAN MADURETNO MI Swasta HIDAYATUL MUBTADIIN SUKORAME Kab.. Trenggalek 028 - Guru Kelas

Penerapan syariat Islam di Aceh sebagai bagian dari wilayah Indonesia dan formalisasi hukum pidana Islam (hukum jinayat) dalam sistem hukum dan perundang-undangan nasional

Sehingga bisa dikatakan identitas adalah sesuatu yang ada dalam diri kita sendiri yang menjadi pembeda dengan orang lain, sehingga masing-masing individu akan berbeda satu

ةيئانجلا.. اهذيفنتو ةماعلا تاسايسلا ةغايص أ ةلودلل ةماعلا ةنزاوما ىع ةقفاوما تاءارجإ ةسايسلا سكعت يهف .ماقرأا نم ةسلس وأ نناوقلا نم نوناق درجم تسيل نادلبلا نم

Kekerasan yang diperoleh pada daging sapi sebelum penyimpanan adalah agak keras, tetapi setelah dilakukan penyimpanan di suhu ruang (kontrol) kekerasan daging sapi berubah

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Variabel body image mahasiswa Pendidikan