48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan desain kausal. Metode penelitian ini diambil karena
berkesesuaian dengan tujuan penelitian yakni untuk menguji hubungan sebab
akibat antara variabel sistem pengendalian mutu KAP (variabel independen) dan
variabel efektivitas perencanaan audit (variabel dependen). Menurut Sugiyono
(2011, hlm. 57) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji
hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi)
dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Desain penelitian merupakan framework dari suatu penelitian. Desain
penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan serta kualitas dari sebuah
penelitian ilmiah. Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini
menggunakan data primer yang langsung diperoleh dari responden yang diteliti
dengan menggunakan metode survei/kuisioner. Sebelumnya melakukan pengujian
terhadap kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis
data dan pengujian hipotesis menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman.
Skala data yang digunakan adalah skala ordinal. Selanjutnya untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan koefisien
determinasi.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah kantor akuntan
publik wilayah Bandung dan Cimahi, karena mengingat jumlah Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi lebih banyak dibandingkan dengan daerah
Jawa Barat lainnya, sehingga dianggap dapat memenuhi dan mewakili penelitian
ini. Selain itu juga KAP telah memiliki banyak klien, baik dari perusahaan besar
pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit di Kantor Akuntan Publik
di Bandung dan Cimahi.
3.2.2 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm.13), objek penelitian adalah sasaran ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Berdasarkan
pendapat tersebut maka objek penelitian atau variabel pada penelitian ini adalah
sistem pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit. Penelitian ini
dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Bandung. Pemilihan
objek penelitian tersebut didasari pada kenyataan bahwa Sistem Pengendalian
Mutu merupakan salah satu faktor penentu penilaian pekerjaan atas suatu KAP,
apakah telah beroperasi sesuai dengan standar. Sedangkan efektivitas perencanaan
audit adalah awal untuk melaksanakan tugas-tugas dalam perencanaan audit ke
tahap selanjutnya, karena perencanaan yang dilakukan dengan baik akan
menghasilkan audit yang baik.
3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 58) variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel-variabel yang dipelajari pada penelitian ini dibagi
menjadi dua, yakni variable bebas dan variable terikat.
3.3.1 Variabel Bebas (Independen)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel independen adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas atau variabel independen (X) pada
penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Mutu KAP, diukur dengan
menjabarkannya dalam dimensi dan indikator yang merupakan elemen sistem
pengendalian mutu, sistem pengendalian mutu bagi KAP mensyaratkan bahwa
suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta
memberikan jasanya sehingga KAP tersebut dapat memenuhi tanggung jawab
profesinya, dimensinya dan indikator sebagai berikut.
SA 220. IAPI menyatakan bahwa:
“Standar Pengendalian Mutu merupakan sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu yang merupakan tanggung jawab KAP untuk memberikan keyakinan memadai bahwa audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan laporan audit yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya”
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Bebas
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variabel serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku tanpa rasa takut terhadap hal hal yang dapat merugikan dirinya
4
Fakta bahwa mutu
indepedensi KAP manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas termasuk waktu dan sumber daya
10
Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan
11
Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit periode kini atau periode lalu
12
Sumber daya manusia
Pemahaman dan pengalaman praktik atas perikatan audit dengan sifat dan serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
bidang akuntansi atau audit 16 Pengetahuan industri yang
relevan dengan bidang usaha klien
17
Kemampuan menggunakan
pertimbangan professional 18
Pelaksanaan perikatan
Melakukan komunikasi yang tepat dengan anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman
Ordinal
19
penelaahan yang sedang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan KAP
Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang ditarik telah
didkumentasikan dan diterapkan
21, 22, 23
Melaksanakan penelaahan
pengendalian mutu audit 24
Pemantauan
pengevaluasian secara terus menerus terhadap sistem pengendalian mutu KAP
Ordinal
25
inspeksi periodik terhadap sejumlah perikatan yang telah selesai dirancang
26
3.3.2 Variabel terikat (dependen)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat variabel independen. Variabel terikat atau
variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah Efektivitas Perencanaan Audit.
Menurut Husein Umar (2003, hlm. 73) Efektivitas adalah kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat. Manajer yang efektif memilih pekerjaan yang
benar untuk dilaksanakan. Efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar.
Efektivas perencanaan audit merupakan kemampuan auditor dalam melakukan
suatu perancanaan audit untuk memperoleh hasil perencanaan unuk melanjutkan
ke tahap selanjutnya. Efektivitas perencanaan audit diukur dengan
menjabarkannya dalam dimensi dan indikator, perencanaan awal merupakan
langkah penting dalam melakukan pengauditan.
Agar lebih memudahkan untuk meneliti setiap variabel penelitian, maka
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Terikat
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variabel
Perusahaan akuntan publik harus menyelidiki calon klien sebelum menerima perjanjian dengan klien.
Ordinal
1
Perusahaan akuntan publik harus mengevaluasi secara berkala apakah akan mempertahankan klien mereka saat ini.
Auditor harus membuat perjanjian tertulis dengan klien.
Ordinal
3
Auditor meminta bantuan auditor internal dari klien (bagi klien yang memiliki auditor internal) dalam melakukan audit.
4
Komite audit bertanggung jawab dalam pelaporan keuangan dan proses pengungkapan laporan tersebut.
5
Aktivitas pada perjanjian awal
Perusahaan akuntan publik
menentukan persyaratan yang harus dimiliki oleh anggota tim auditor untuk sebuah perjanjian audit.
Ordinal
6
Auditor bersifat independen dalam
mengeluarkan pendapat terhadap klien 7 Menilai risiko bisnis
klien dan membangun materialitas
Auditor membatasi risiko audit pada tingkat neraca transaksi
Ordinal
8
Auditor mengevaluasi respon klien terhadap risiko bisnis dan memastikan bahwa respon mereka telah
dilaksanakan secara memadai
9
Merencanakan Audit
Menilai kebutuhan spesialis Ordinal 10
Menilai kemungkinan adanya
tindakan illegal 11
Melakukan identifikasi pada pihak
terkait 12
Melakukan prosedur analisis awal 13
Mempertimbangkan penambahan
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 115) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Merujuk pada pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian
ini adalah semua Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung dan Cimahi.
Berdasarkan data yang terdapat pada Direktor KAP IAPI terdaftar
sebanyak 27 KAP yang ada di wilayah Bandung dan 3 KAP yang ada di wilayah
Cimahi periode 2015. Adapun daftar KAP yang berada di Bandung dan Cimahi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi
BANDUNG
No. Nama KAP No. Nama KAP
1. KAP Abubakar Usman & Rekan
(Cabang)
16 KAP Drs. Karel, Widyarta
2. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah &
Jerry (Cabang)
17 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi &
Setiasih
3. KAP AF. Rachman & Soetjipto WS 18 KAP Drs. La Midjan & Rekan
4. KAP Asep Rianita Manshur &
Suharyono (Cabang)
19 KAP Jojo Sunarjo & Rekan (Cabang)
5. KAP Drs. Joseph Munthe, MS 20 KAP Peddy HF Dasuki
6. KAP Dra. Yati Ruhiyati 21 KAP Drs. R. Hidayat Effendy
7. KAP Djoemarma, Wahyudin &
Rekan
22 KAP Risman & Arifin
8. KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto,
Dadang & Ali (Cabang)
23 KAP Roebiandini & Rekan
9. KAP Ekamasni, Bustaman & Rekan
(Cabang)
24 KAP Drs. Ronald Haryanto
11. KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata &
Rekan
26 KAP Drs. Sanusi & Rekan
12. KAP Heliantono & Rekan (Cabang) 27 KAP Sugiono Poulus, S.E., Ak., MBA
13 KAP Drs. Jajat Marjat 28 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc. & Rekan
CIMAHI
14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &
Rekan
29 KAP Drs. Dadi Muchidin
15 KAP Drs. Atang Djaelani 30 KAP Drs. Dani Sudarsono
Sumber: www.iapi.or.id
3.4.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sample. Untuk menentukan sample yang
digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Dalam menentukan sample yang digunakan peneliti yaitu nonprobability
sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sample (Nazir, 2013, hlm 120). Teknik sample yang digunakan
dengan teknik convenience sampling. Menurut Sekaran (2009, hlm. 230) “Convenience sampling adalah desain pengambilan sample nonprobabilitas dimana sample penelitian diperoleh dari anggota populasi yang dapat dengan mudah diakses oleh peneliti”
Berdasarkan pengertian di atas, maka sample yang penulis ambil adalah 13
KAP di Bandung dan 2 KAP di Cimahi.
Tabel 3.4
Daftar Sampel Penelitian
BANDUNG
No. Nama KAP No. Nama KAP
3 KAP Asep Rianita Manshur &
Suharyono (Cabang)
4 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi &
Setiasih
5 KAP Djoemarma, Wahyudin &
Rekan
6 KAP Risman & Arifin
7 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto,
Dadang & Ali (Cabang)
8 KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata &
Rekan
9 KAP Roebiandini & Rekan 10 KAP Drs. Ronald Haryanto
11 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc. & Rekan
12 KAP Drs. Sanusi & Rekan
13 KAP Sabar & Rekan
CIMAHI
14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &
Rekan
15 KAP Drs. Atang Djaelani
Penulis mengambil 13 KAP di Bandung dan 2 di Cimahi sebagai sample
karena KAP tersebut mudah diakses oleh peneliti dalam hal perizinan penelitian
maupun dalam perizinan penyebaran kuisioner.
Responden penelitian ini adalah manajer atau supervisor yang mewakili
masing-masing KAP yang berada di Bandung dan Cimahi. Dengan pertimbangan
mereka umumnya mewakili kondisi yang memiliki pengalaman dalam profesinya
yang dikaitkan dengan sistem pengendalian mutu KAP dan efektivitas
perencanaan audit.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan data primer.
Husein Umar (2003, hlm. 60) menyatakan bahwa data primer merupakan data
yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan,
seperti hasil wawancara, pengisian kuisioner, atau bukti transaksi seperti tanda
bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah
Adapun cara – cara untuk mendapat memperoleh data dan informasi dalam
skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai
keterangan melalui Penelitian Lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan merupakan cara untuk memperoleh data primer yang
secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam
penelitian. Metode penelitian lapangan ini dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Penyebaran angket / kuisioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
2. Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan
menganalisa dokumen yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu
KAP dan perencanaan audit.
3. Studi Kepustakaan
Mempelajari literatur-literatur serta laporan-laporan yang menyajikan
informasi mengenai topik permasalahan yang diteliti.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam
penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 146) menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Maka instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
sejumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden. Kuisioner yang dihasilkan
akan diolah dengan menghitung skor dari setiap pertanyaan sehingga dapat
diambil kesimpulan mengenai objek yang diteliti.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh antar variabel maka perlu dilakukan Uji
validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian. Pengujian validitas dan
reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2009, hlm. 49) uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau tidaknya suatu kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaannya pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut.
Pada penelitian ini uji validitas menggunakan korelasi Rank Spearman,
dengan rumus sebagai berikut:
= − ∑ ��2
� �2− (Sudjana, 2004, hlm. 252)
Ket: = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data
n = jumlah sampel atau data
Skor setiap item pertanyaan yang diuji tingkat validitasnya, dikorelasikan
dengan skor total seluruh item. Jika korelasi antara skor item dengan skor total
adalah 0,3 keatas, maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jika
kurang dari 0,3 maka faktor itu dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2010, hlm.
126).
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2009, hlm. 19) uji reliabilitas menunjukkan konsistensi
dari data pertanyaan seseorang adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dilakukan setelah alat ukur dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan teknik dari Cronbach Alpha. Cronbach Alpha
merupakan salah satu koefisien relibilitas yang paling sering digunakan. Berikut
rumus yang digunakan:
= (� − )� − ∑ �� �
Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 239)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
∑ �� = jumlah varians butir
� = varians total
Setelah nilai koefisien realibitas diperoleh, maka ditetapkan suatu nilai
koefisien paling kecil yang dianggap reliabel. Keandalan dikatakan baik jika
mempunyai nilai > dari 0,60 (Santosa, 2005, hlm. 251).
3.8 Analisis Data atas Tanggapan Responden
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dengan
memberikan penilaian kepada jawaban kuesioner yang telah di isi responden.
Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala Likert.
Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “Skala Likert dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.” Semua jawaban dari pertanyaan diukur dengan skala likert
dengan nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5.
Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Dengan menggunakan model skala pengukuran likert, maka
data yang dihasilkan merupakan data dengan skala pengukuran berjenis ordinal.
Menurut Riduan dan Akdon (2007) skala ordinal adalah skala yang didasarkan
pada ranking diurutkan dari jenjang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya.
Jawaban setiap instrumen akan dimulai dengan memberikan skor sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Pemberian Skor Jawaban
Pernyataan Skor
Selalu 5
Sering 4
Kadang – Kadang 3
Hampir Tidak Pernah 2
Tidak Pernah 1
Menurut Sugiyono (2012:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan
jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, :skor maksimum setiap
kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai
100%,
Kemudian jika digunakan persamaan: Jarak antar skor= %− % =16%
Maka, jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%, sehingga dapat
diperoleh kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Skor
Hasil Kategori
20% - 35,99% Tidak Efektif
36% - 51,99% Kurang Efektif
52% - 67,99% Cukup Efektif
68% - 83,99% Efektif
84% - 100% Sangat Efektif
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang
diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor maksimal jawaban
kemudian dikalikan 100%.
�� � �� = � � � � ��� � %
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara skala pertanyaan dengan
jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi
diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah
responden secara keseluruhan.
3.9 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan apakah terdapat
hubungan yang positif diantara kedua variable di atas. Dengan demikina dapat
Ho : Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap
Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung
dan Cimahi
Ha : Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap Efektivitas
Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi
3.9.1 Analisis Koefisien Korelasi
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi. Menurut Suharyadi
(2009, hlm. 158), analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dengan
kata lain, koefisien korelasi ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
hubungan yang terjadi diantara variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis yang diajukan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank
Spearman karena data berskala ordinal. Menurut Sarwono dan Suhayati, (2010,
hlm. 80) Korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung. Adapun rumus dari korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
= − 6 ∑ �−�
Ket: = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data
n = jumlah sampel atau data
Untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya pengaruh tersebut,
maka digunakan pedoman seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis” (2012, hlm. 184) yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka akan didapatkan
hipotesis sebagai berikut:
Ho : < 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap
Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung dan Cimahi
Ha : ≥ 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap
Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung dan Cimahi
Hipotesis ini ditolak atau diterima dilihat dari nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Jika
nilai koefisien yang didapat lebih kecil daripada 0 maka Ho diterima. Tetapi jika
nilai koefisien yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0 maka Ho ditolak.
3.9.2 Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 216), koefisien determinasi adalah
koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat
dijelaskan melalui variabel yang terjadi pada variabel independen. Analisis ini
digunakan untuk menilai seberapa besar variabel X dapat memberikan pengaruh
terhadap Variabel Y dengan rumus sebagai berikut:
� = � %
(Sugiyono, 2012, hlm. 217)
Ket:
Kd = Koefisien Determinasi