• Tidak ada hasil yang ditemukan

8601c 05 konsep awal pengembangan growth center pangandaran juni 2013 a22

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "8601c 05 konsep awal pengembangan growth center pangandaran juni 2013 a22"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

D

AFTAR ISI

Hal.

DELINEASI WILAYAH

2

ISU DAN PERMASALAHAN

30

POTENSI DAN KEUNGGULAN WILAYAH

31

KONSEP AWAL PENGEMBANGAN

39

KETERANGAN COVER:

Green Canyon – feel-indonesia.blogspot.com

Pantai Pangandaran– tourguidenoorlaely.blogspot.com Batu Hiu– www.pangandaranbeach.com

(3)

2

D

ELINEASI WILAYAH

Wilayah Pangandaran merupakan salah satu Growth Center (Pusat Pertumbuhan) yang terdapat di bagian selatan Provinsi Jawa Barat. Pada awalnya, wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten Ciamis. Namun dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran, wilayah ini resmi menjadi kabupaten tersendiri, terpisah dari Kabupaten Ciamis.

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, wilayah Kabupaten Pangandaran terdiri atas 10 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Parigi, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Cimerak, Kecamatan Cigugur, Kecamatan Lankaplancar, Kecamatan Mangunjaya, Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Sidomulih, Kecamatan Padaherang, dan Kecamatan Kalipucang. Namun berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui tim WPMDM sejak tahun 2011, dari 10 kecamatan tersebut, hanya 5 (lima) kecamatan yang masuk ke dalam delineasi wilayah Growth Center Pangandaran, yaitu: Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Parigi, Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Sidamulih, dan Kecamatan Cijulang, dengan luas total sebesar 46.700 Ha.

(4)

3

Berbeda dengan pendekatan delineasi Wilayah Metropolitan yang dilakukan berdasarkan jumlah penduduk perkotaan, persentase kawasan terbangun dan kondisi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakatnya; delineasi Wilayah Growth Center Pangandaran dilakukan dengan melihat potensi perkembangan sektor ekonomi lokal (dalam hal ini pariwisata) yang sudah berkumpul pada suatu lokasi tertentu. Dengan adanya suntikan investasi dan percepatan pembangunan dan pengembangan infrastuktur di wilayah ini, sektor pariwisata diharapkan dapat berkembang lebih cepat serta menarik berbagai aktivitas ekonomi lainnya untuk bersama-sama mendorong terwujudnya Growth Center Pangandaran sebagai pusat pertumbuhan wilayah yang sangat potensial.

KONDISI UMUM WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN A. Kondisi Sosial Kependudukan

Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Wilayah Growth Center Pangandaran mencapai 182.473 jiwa. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi sebesar 198.491 pada tahun 2011. Sebagian besar dari pendududk tersebut bertempat tinggal di Kecamatan Pangandaran, yang juga merupakan kecamatan yang paling berkembang di Wilayah Growth Center Pangandaran.

TABEL 1

JUMLAH PENDUDUK GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2010-2011 (JIWA)

No Kecamatan Luas Lahan

Sumber: Ciamis Dalam Angka 2010, Ciamis Dalam Angka 2011

(5)

4

GAMBAR 2 DISTRIBUSI PENDUDUK GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2010 Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, GIS Bappeda Jabar 2010

Meskipun memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, penduduk Growth Center Pangandaran umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Lebih jelasnya mengenai komposisi mata pencharian masyarakat di Wilayah Growth Center Pangandaran adalah sebagai berikut:

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011 (JIWA)

Kecamatan Jenis Mata Pencaharian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cijulang 5.423 4.269 779 104 400 45 452 364 1.717 315

Parigi 15.754 4.618 215 54 504 68 14 247 1.660 188

Sidamulih 9.529 3.145 300 212 32 63 35 259 41 85

Pangandaran 8.437 7.215 711 31 2.601 82 329 1.355 3.497 540

Kalipucang 7.817 9.060 0 0 138 10 0 459 895 405

Jumlah 46.960 28.307 2.005 402 3.675 268 830 2.684 8.170 1.533

Keterangan:

1. Petani 2. Buruh Tani 3. Peternak 4. Perikanan Darat 5. Nelayan 6. Penggalian 7. Industri 8. Bangunan 9.`Pedagang 10. Angkutan

Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011

(6)

5

GAMBAR 3 MATA PENCAHARIAN PENDUDUK GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011

B. Kondisi Lahan Terbangun

Luas lahan terbangun di Wilayah Growth Center Pangandaran pada tahun 2010 baru mencapai 5,8 persen dari total keseluruhan luas wilayah (2.718,93 Ha dari total 46.700 Ha). Persentase lahan terbangun umumnya terkonsentrasi di sepanjang daerah pesisir, khususnya di Kecamatan Pangandaran.

GAMBAR 4 LAHAN TERBANGUN GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2010 Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, GIS Bappeda Jabar 2010

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000

Petani

Buruh Tani

Peternak

Perikanan Darat

Nelayan

Penggalian

Industri

Bangunan

Pedagang

Prov. Jawa Tengah

(7)

6 C. Kondisi Ekonomi Wilayah

Sektor ekonomi unggulan di Wilayah Growth Center Pangandaran adalah sektor pertanian. Kontribusi sektor ini terhadap total PDRB (atas harga konstan tahun 2000) di lima kecamatan di Wilayah Growth Center Pangandaran mencapai 35,6 persen; dengan nilai ekonomi mencapai Rp 1,96 trilyun.

Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Besaran kontribusi sektor ini mencapai 24,05% dengan nilai ekonomi Rp 1,32 trilyun lebih, dimana konsentrasi aktivitas sektor perdagangan terdapat di Kecamatan Pangandaran.

TABEL 3

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KECAMATAN WILAYAH GROWTH CENTER ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2009 (JUTA RUPIAH)

Lapangan Usaha

Kecamatan

Cijulang Parigi Sidamulih Pangandaran Kalipucang Pertanian 88.722.156 84.728.184 42.141.952 70.476.925 123.623

Pertambangan dan Penggalian

0 1.533.600 4.357.816 911.600 2.751.000

Industri Pengelolaan

141.066 1.481.468 10.637.818 27.716.715 885.243

Listrik, Gas dan Air Bersih

0 0 0 11.717.354 0

Bangunan 4.326.762 13.024.304 3.830.239 9.119.899 153.255.895

Perdagangan Hotel dan Restoran

31.493.173 56.244.604 38.583.197 153.255.895 51.465.202

Pengangkutan dan Konstruksi

1.753.218 2.237.506 1.058.286 14.524.781 1.726.754

Keunagan Persewaan dan Jasa Perusahaan

6.352.570 14.145.336 5.708.714 10.303.395 5.963.299

Jasa-Jasa 23.562.257 41.800.589 21.401.552 36.612.180 37.905.184

(8)

7 D. Kondisi Ketersediaan Infrastruktur

Sarana Pendidikan

Penyediaan sarana pendidikan di Growth Center Pangandaran belum dapat memenuhi kebutuhan penduduknya. Beberapa kecamatan masih kekurangan sarana pendidikan, baik itu Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, ataupun Sekolah Menengah Atas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 4

TINGKAT PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN PER KECAMATAN TAHUN 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk

Fasilitas Pendidikan Sarana yang Kurang Jenis Eksisting Standar

Cijulang 27.621 TK 10 28 19

Sumber:Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2011; Analisis 2012

Sarana Kesehatan

(9)

8

termasuk ke dalam tingkat ekonomi lemah, maka dibutuhkan sarana kesehatan yang terjangkau seperti Praktek dokter. Tabel berikut ini merupakan gambaran yang menunjukkan tingkat pelayanan sarana kesehatan per kecamatan.

TABEL 5

TINGKAT PELAYANAN SARANA KESEHATAN PER KECAMATAN TAHUN 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk

Fasilitas Pendidikan Sarana yang Kurang Jenis Eksisting Standar

Cijulang 27.621 Puskesmas 1 0 +1

Apotik 0 3 3

Prak. Dokter 12 6 +6

Parigi 45.070 Puskesmas 2 0 +2

Apotik 0 5 5

Prak. Dokter 4 9 5

Sidamulih 29.117 Puskesmas 2 0 +2

Apotik 0 3 3

Prak. Dokter 17 6 +11

Pangandaran 55.937 Puskesmas 2 0 +2

Apotik 5 6 1

Prak. Dokter 17 11 +6

Kalipucang 40.746 Puskesmas 1 0 +1

Apotik 1 4 3

Prak. Dokter 14 8 +6

Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011

Sarana Perdagangan dan Jasa

(10)

9 TABEL 6

TINGKAT PELAYANAN SARANA PERDAGANGAN DAN JASA PER KECAMATAN TAHUN 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk

Fasilitas Pendidikan Sarana yang Kurang Jenis Eksisting Standar

Cijulang 27.621 Pasar 2 3 1

Swalayan 0 1 1

Koperasi 0 9 9

Parigi 45.070 Pasar 2 5 3

Swalayan 0 2 2

Koperasi 8 15 7

Sidamulih 29.117 Pasar 2 3 1

Swalayan 0 1 1

Koperasi 0 10 10

Pangandaran 55.937 Pasar 1 6 5

Swalayan 0 2 2

Koperasi 21 19 +2

Kalipucang 40.746 Pasar 2 4 2

Swalayan 0 1 1

Koperasi 8 14 6

Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011

Air Bersih

(11)

10 TABEL 7

JUMLAH PRASARANA AIR BERSIH MENURUT JENIS DI GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011

Kecamatan

Jumlah Fasilitas Sarana Air Bersih

Jumlah

Sumber: Potensi Desa Kabupaten Ciamis Tahun 2011

Dari tabel di atas diketahui bahwa Wilayah Growth Center Pangandaran belum sepenuhnya terpenuhi oleh PDAM. Dari jumlah total 47.494, hanya 2.900 pelanggan yang sudah memakai PDAM, yang sebagian besar berada di Kecamatan Parigi dan Kecamatan Pangandaran. Selain menggunakan PDAM, masyarakat Pangandaran lebih banyak yang menggunakan sumur galian. Jumlah sumur galian di Wilayah Growth Center Pangandaran sebanyak 34.182 unit. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mata air dengan jumlah sebanyak 7.945 unit, dan air kemasan sebanyak 2.467 unit.

(12)

11 TABEL 8

TINGKAT PELAYANAN AIR BERSIH

DI WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011

Kecamatan Penduduk

Pangandaran 55.937 97,11 1052 10,83 Belum memadai

Kalipucang 40.746 70,74 407 5,75 Belum memadai

Sumber: Potensi Desa Kabupaten Ciamis Tahun 2011; Analisi 2012

Persampahan

Jenis sampah yang dihasilkan di wilayah Growth Center Pangandaran sebagian besar didominasi oleh:

 Sampah rumah tangga  Sampah perdagangan

 Sampah industri rumah tangga/kerajinan  Sampah dari pertanian

Sistem pembuangan sampah di wilayah Growth Center Pangandaran dilakukan dengan cara pembakaran sampah di luar rumah, membuang ke sungai dan saluran drainase, serta di tempat kosong/terbuka lainnya yang secara tidak langsung menjadi tempat pembuangan sampah. Hal ini terjadi karena belum adanya sistem pengelolaan sampah yang terorganisir di wilayah Growth Center Pangandaran.

(13)

12 TABEL 9

LOKASI TPA DAN WILAYAH PELAYANAN PERSAMPAHAN DI WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN TAHUN 2011

Lokasi TPA Sampah Wilayah

Pelayanan

Volume (m3)/tahun TPA Purbahayu

(Kecamatan Pangandaran) UPTD Pangandaran Pangandaran Kalipucang Parigi

32.649,00 5.110,00 4.385,70

Jumlah 42.144,70

Sumber: Dinas Kebersihan Kabupaten Ciamis Tahun 2011

Kondisis Transportasi Ruas Jalan

(14)

13

GAMBAR 5 RUAS JALAN PROVINSI DAN JALAN NASIONAL DI KABUPATEN PANGANDARAN

Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

Angkutan Umum dan Terminal

Infrastruktur transportasi di Growth Center Pangandaran terdiri dari angkutan umum, terminal, pelabuhan, dan bandar udara. Angkutan umum di Growth Center terdiri dari perahu, mini bus, angkutan pedesaan, angkutan perkotaan, dan ojeg.

KALIPUCANG Bd. 195+055 CIMERAK

Bd. 243+520

MAJINGKLAK Bd. 201+890 KALAPA GENEP

Bd. 260+707

BANJAR Bd. 148+800

PANGANDARAN Bd. 211+000

(15)

14

GAMBAR 6 ANGKUTAN UMUM DI GROWTH CENTER PANGANDARAN

Growth Center Pangandaran memiliki 3 sub terminal, yaitu Sub Terminal Pangandaran, Sub Terminal Kalipucang, dan Sub Terminal Cijulang.

GAMBAR 7 KONDISI TERMINAL DI GROWTH CENTER PANGANDARAN

Pelabuhan

Wilayah Growth Center Pangandaran belum memiliki pelabuhan laut yang berfungsi dengan optimal. Saat ini, Growth Center Pangandaran memiliki tiga pelabuhan laut regional yang terdiri dari pelabuhan angkutan sungai, yaitu Pelabuhan Santolo dan Pelabuhan Majingklak di Kecamatan Kalipucang. Akan tetapi pelabuhan ini tidak berfungsi optimal dan sudah tidak dikelola oleh pemerintah. Selain itu, ada juga pelabuhan perikanan yang terletak di kawasan wisata pantai pangandaran di pesisir pantai selatan Jawa Barat, yaitu Pelabuhan Cikidang.

(16)

15

 Pelayanan tambat dan labuh kapal perika a ≤ 60 GT  Pelayanan bongkar muat ikan

 Pelayanan pengolahan hasil perikanan  Pemasaran dan distribusi ikan

 Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan  Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan  Wisata bahari

 Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan  Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya

GAMBAR 8 PELABUHAN ANGKUTAN MAJINGKLAK

Bandar Udara

(17)

16

GAMBAR 9 BANDARA NUSAWIRU

Untuk mendorong perkembangan Growth Center Pangandaran, terdapat beberapa rencana transportasi yang akan dilakukan di wilayah tersebut:

 Infrastruktur transportasi jalan

 Peningkatan status dan fungsi ruas jalan strategis  Infrastruktur Perhubungan

 Penyediaan terminal Tipe B dan angkutan umum  Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di Pangandaran  Revitalisasi jalur kereta api Banjar – Cijulang

 Peningkatan fasilitas dan prasarana LLAJ

Pengembangan Bandara Nusawiru akan dilakukan dengan beberapa konsep seperti berikut:

1. Pengembangan Penerbangan Komersial Bandar Udara (Trend/ Combine)

Hasil proyeksi lalu lintas angkutan udara diperolah gambaran bahwa terdapat potensi penumpang dari Nusawiru ke arat tujuan Bandung, Cirebon, dan Yogya. Kemudian, seiring dengan pertumbuhan yang pesat di kawasan pariwisata di Pantai Pangandaran maka landasan pesawat akan diperpanjang menjadi 1850 m – 2000 m.

2. Pengembangan Sekolah Pelatihan Penerbangan (Bench Marking)

(18)

17

3. Pengembangan Industri Perawatan Pesawat (Bench Marking)

Mengembangkan Bandara Nusawiru sebagai tempat perawatan dan perakitan pesawat. Selama ini sudah dilakukan dengan adanya perawatan pesawat PT Susi Air

4. Penanganan Bencana (Crisis Centre)

Penyediaan fasilitas untuk evakuasi dan pengiriman logistik, jika terjadi bencana alam (tsunami).

Salah satu isu transportasi lainnya yang sedang hangat dibicarakan adalah mengenai program reaktivasi jalur kereta api lintas Banjar – Pangandaran – Cijulang. Jalur kereta api ini dulu tidak beroperasi karena beberapa hal, yaitu kondisi prasarana KA yang tidak layak dan membutuhkan perbaikan/peningkatan, demand menurun karena kurang kompetitif dengan moda jalan, dan krisis ekonomi. Saat ini jalur KA Banjar – Pangandaran – Cijulang berencana akan diaktifkan kembali dengan tujuan:

 Meningkatkan aksesibilitas angkutan penumpang dan barang dengan penyediaan pelayanan transportasi kereta api

 Pengamanan aset kereta api  Mendukung kegiatan pariwisata

 Mendukung pelayanan transportasi ramah lingkungan.

Hingga saat ini, ada beberapa rencana kegiatan dalam program reaktivasi jalur KA tersebut, yaitu:

 Pembangunan/peningkatan track (rel R.54, bantalan beton)

 Pembangunan fasilitas operasi (persinyalan elektrik, telekomunikasi)  Pembangunan/peningkatan stasiun (15 unit)

 Pembangunan depo

(19)

18

GAMBAR 10 RENCANA REAKTIVASI JALUR KERETA API BANJAR – PANGANDARAN – CIJULANG

Sumber: Kementrian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian

KONDISI KHUSUS LIMA KECAMATAN DI GROWTH CENTER PANGANDARAN

(20)

19 TABEL 10

SKOR WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN

(21)

20

Skor 1 = Skor Kependudukan; Skor 2 = Skor Lahan Terbangun; Skor 3 = SkorTopografi; Skor

4 = Skor Ketersediaan Infrastruktur Jalan; Skor 5 = Skor Ketersediaan Infrastruktur Lainnya; Skor 6 = Skor Aktivitas Ekonomi Masyarakat

Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

Apabila diurutkan, hasil dari skoring tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL 11

SORTING TOTAL SKOR WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN

Rangking Kecamatan Desa Total Skor

1 Pangandaran Babakan 473,75

2 Pangandaran Pananjung 431,93

3 Pangandaran Wonoharjo 430,11

4 Pangandaran Pangandaran 425,64

5 Parigi Parigi 409,67

6 Cijulang Cijulang 385,18

7 Parigi Karangjaladri 370,59

8 Kalipucang Kalipucang 360,97

9 Parigi Cibenda 356,15

10 Sidamulih Cikembulan 347,94

11 Cijulang Kondangjajar 339,66

12 Sidamulih Pajaten 336,39

13 Pangandaran Sidomulyo 336,11

14 Sidamulih Sukaresik 332,57

15 Sidamulih Cikalong 301,09

16 Kalipucang Tunggilis 300,03

17 Sidamulih Sidamulih 299,78

18 Kalipucang Banjarharja 299,67

19 Cijulang Batukaras 287,16

20 Kalipucang Pamotan 280,47

21 Parigi Karangbenda 267,72

(22)

21

Rangking Kecamatan Desa Total Skor

23 Parigi Bojong 255,58

24 Cijulang Margacinta 252,11

25 Cijulang Kertayasa 246,94

26 Parigi Cintakarya 243,68

27 Kalipucang Emplak 240,82

28 Pangandaran Purbahayu 235,93

29 Kalipucang Cibuluh 235,72

30 Sidamulih Kersaratu 234,53

31 Parigi Selasari 227,19

32 Parigi Cintaratu 222,67

33 Kalipucang Putrapinggan 218,19

34 Kalipucang Bagolo 212,75

35 Cijulang Cibanten 212,12

36 Parigi Parakanmanggu 211,05

37 Cijulang Ciakar 206,15

38 Pangandaran Sukahurip 154,36

39 Pangandaran Pagergunung 148,11

40 Kalipucang Ciparakan 106,26

Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

(23)

22 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Cijulang

GAMBAR 11 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN CIJULANG DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Cijulang belum tersebar merata di tiap desa. Penduduk masih terkonsentrasi di Desa Cijulang. Skor infrastruktur permukiman perumahan hampir sama dengan skor penduduk. Skor lahan terbangun dan topografi di kecamatan tersebut yang skornya cukup tinggi untuk di beberapa desa, seperti Desa Cijulang, Kondangjajar, dan Batukaras. Skor topografi di Kecamatan Cijulang juga cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama di Desa Ciakar yang masih sedikit luas lahan terbangunnya.

Aktivitas ekonomi di Kecamatan Cijulang belum begitu berkembang apabila dilihat dari rata-rata skornya yang hanya mencapai skor 20. Begitu juga dengan skor infrastruktur jalan. Apabila pembangunan jalan di Kecamatan Cijulang dapat ditingkatkan, maka aktivitas ekonomi pun akan berkembang.

0

(24)

23 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Parigi

GAMBAR 12 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN PARIGI DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

Secara keseluruhan, skor Kecamatan Parigi untuk setiap aspek hampir merata. Penduduk di Kecamatan Parigi paling banyak terdapat di Desa Cibenda. Skor lahan terbangun dan topografi di Kecamatan Parigi berbanding lurus, terutama di Desa Parigi dan Desa Karangjaladri dimana kondisi lahan terbangunnya sudah cukup tinggi, sementara itu untuk desa lainnya masih berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan terbangun, seperti Desa Cintakarya, Cintaratu, Bojong, Parakanmanggu, dan Karangbenda. Skor infrastruktur permukiman dan

(25)

24

perumahan juga cukup tinggi, hal ini menandakan di kecamatan tersebut sudah banyak permukiman. Di sisi lain, skor infrastruktur jalan dan skor aktivitas ekonomi masih rendah. Oleh karena itu perlu ada peningkatan pembangunan jalan di Kecamatan Parigi karena dari segi topografi juga masih mendukung untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan adanya peningkatan infrastruktru jalan, maka aktivitas ekonomi pun akan berkembang.

Kondisi Pembangunan di Kecamatan Sidamulih

GAMBAR 13 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN SIDAMULIH DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

Dilihat dari gambar di atas, skor penduduk Kecamatan Sidamulih cenderung rendah, penduduk yang tinggal di kecamatan tersebut belum begitu banyak, namun tersebar merata di tiap desa. Skor lahan terbangun di Kecamatan Sidamulih

(26)

25

cukup tinggi untuk beberapa desa, seperti Desa Kersasatu, Pajaten, dan Cikalong. Skor topografi juga menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Bila disandingkan antara skor lahan terbangun dan skor topografi, Kecamatan Sidamulih masih berpotensi untuk dikembangkan, contohnya di Desa Cikalong, Cikembulang, dan Sidamulih. Skor Infrastruktur permukiman dan perumahan juga nilainya cukup tinggi dan merata. Akan tetapi, hal ini belum sejalan dengan keberadaan infrastruktur jalan yang skornya cenderung rendah.

(27)

26

Kondisi Pembangunan di Kecamatan Pangandaran

GAMBAR 14 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN PANGANDARAN DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

(28)

27

Keberadaan infrastruktur jalan saat ini lebih banyak di Desa Pangandaran dan Desa Babakan, sedangkan di beberapa desa lainnya masih minim akan keberadaan infrastruktur jalan, terutama di Desa Pagergunung dan Sukahurip. Skor topografi di Kecamatan Pangandaran cukup tinggi, sehingga masih memungkinkan untuk dikembangkan. Skor infrastruktur permukiman dan perumahan juga cukup tinggi, hal ini menandakan bahwa di Kecamatan Pangandaran sudah banyak tersedia perumahan. Sedangkan di sisi lain, aktivitas ekonomi Kecamatan Pangandaran juga menunjukkan nilai rata-rata yang masih rendah.

Kondisi Pembangunan di Kecamatan Kalipucang

GAMBAR 15 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN KALIPUCANG DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa skor penduduk di Kecamatan Kalipucang cukup tinggi. Penduduk belum tersebar merata di tiap desanya, akan tetapi Desa Banjarharja dan Kalipucang memiliki jumlah penduduk paling banyak. Keberadaan lahan terbangun terkonsentrasi di Desa Kalipucang, Bagolo, dan Pamotan. Jika

0

(29)

28

disandingkan dengan skor topografi, masih ada beberapa desa yang bisa dikembangkan, salah satunya di Desa Banjarharja dan Desa Bagolo.

Rata-rata skor infrastruktur jalan di Kecamatan Pangandaran cukup tinggi. Namun ada beberapa desa yang masih rendah skornya, seperti Desa Ciparakan, Kalipucang, dan Bagolo. Sedangkan skor infrastruktur permukiman dan perumahan juga cukup tinggi, seperti Desa Emplak, Kalipucang, Cibuluh, dan Banjarharja. Skor aktivitas ekonomi di Kecamatan Kalipucang juga masih rendah seperti kecamatan lainnya.

Kondisi Pembangunan di Lima Kecamatan di Growth Center Pangandaran

GAMBAR 16 NILAI TOTAL DI GROWTH CENTER PANGANDARAN Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada dasarnya kondisi kelima kecamatan di Growth Center Pangandaran hampir sama. Persebaran penduduk Growth Center Pangandaran hampir tersebar merata, namun paling banyak terdapat di Kecamatan Pangandaran. Lahan terbangun di kecamatan ini juga paling banyak di Kecamatan Pangandaran, Parigi, dan Sidamulih. Infrastruktur permukiman dan

(30)

29

(31)

30

I

SU DAN PERMASALAHAN

Wilayah Growth Center Pangandaran merupakan salah satu pusat pertumbuhan yang akan mendorong perkembangan di Jawa Barat bagian selatan. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa isu-isu Growth Center Pangandaran yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

 Transportasi, meliputi:

- Kondisi aksesibilitas dari dan menuju wilayah Growth Center Pangandaran masih sulit dicapai.

- Pembangunan pelabuhan perikanan - Pembangunan terminal Tipe B

 Lingkungan, meliputi:

- Kerusakan dan pencemaran kawasan pesisir dan laut akibat banyaknya PKL yang berjualan di pinggir pantai.

 Sosial dan Kemasyarakatan, meliputi:

- Distribusi penduduk yang belum merata.

- Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah karena tingkat pendidikannya masih rendah.

- Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang belum kuat, begitu pula dengan kelembagaan masyarakat yang belum kokoh.

- Permasalahan sosial akibat masuknya pengaruh buruk dari kegiatan pariwisata yang berasal dari turis asing.

 Infrastruktur strategis lainnya, meliputi:

- Pelayanan sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti prasarana air bersih dan persampahan.

- Kurangnya jumlah sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan dan jasa di beberapa kecamatan.

 Potensi Komoditas

- Salah satu ikon pariwisata di Jawa Barat.

- Pengembangan komoditas unggulan pertanian/ perkebunan/ perikanan laut.

(32)

31

P

OTENSI DAN KEUNGGULAN WILAYAH

POTENSI PARIWISATA

Wilayah pangandaran telah lama berkembang menjadi kawasan destinasi pariwisata di selatan Jawa Barat. Objek wisata andalan Pangandaran adalah potensi alam pesisir pantainya, yaitu Pantai Timur dan Barat Pangandaran, Pantai Hiu, Pantai Batu Karas, dan Pantai Karang Nini. Objek wisata pantai Pangandaran telah menarik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara untuk datang setiap tahunnya.

Objek wisata lainnya yang berkembang berhubungan dengan keunikan bentukan fisik alam dari wilayah Pangandaran, yaitu di Kecamatan Cijulang terdapat objek wisata Green Canyon atau Cukang Taneuh, dan juga terdapat daya tarik wisata kawasan wisata agro Lembah Putri dan Cagar Alam Pananjung.

Berbagai potensi objek wisata alam dan buatan manusia juga citra pariwisata yang telah terbangun selama ini, yang berkumpul dalam wilayah Growth Center Pangandaran merupakan potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai sektor ekonomi utama untuk mendorong perkembangan wilayah ini.

Dengan terbentuknya Pangandaran sebagai kabupaten baru, diharapkan dapat lebih agresif dalam mempromosikan potensi wisata yang dapat memajukan kepariwisataan di Priangan Timur. Kawasan pantai Pangandaran telah diresmikan menjadi kawasan strategis nasional pariwisata oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan potensi alam yang dimiliki, Pangandaran dapat menjadi sebuah destinasi wisata internasional.

Pangandaran merupakan salah satu Destination Management Organization (DMO) yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam rencana induk pengembangan kawasan wisata strategis nasional bersama dengan 14 lokasi lainnya, yaitu Sabang, Danau Toba, Kawasan Kota Tua Jakarta, Tanjung Puting, Borobudur, Bromo, dan Semeru serta Kawasan Tengger, Danau Batur, Rinjanji, Pulau Komodo, Wakatobi, Derawan, Tana Toraja, Bunaken, serta Raja Ampat. DMO adalah tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi pariwisata di Indonesia yang ditetapkan pada tahun 2010.

(33)

32

 Gerakan peningkatan kesadaran kolektif dari berbagai pemangku kepentingan, sehingga memiliki persepsi yang sama dalam membangun destinasi pariwisata

 Pengembangan manajemen yang meliputi penataan dan perencanaan peta jalan pembangunan destinasi pariwisata

 Pengembangan bisnis untuk mendorong kemampuan wirausaha sehingga masyarakat lokal mendapat manfaat dari aktivitas pariwisata

 Penguatan organisasi atau kelembagaan sehingga setiap pemangku kepentingan mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap destinasi wisata tersebut.

POTENSI PERTANIAN DAN PERIKANAN Potensi Pertanian

Hampir semua kecamatan di wilayah Growth Center Pangandaran memiliki potensi unggulan untuk pengembangan komodistas pertanian, kecuali di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Sidamulih yang tidak memiliki potensi pertanian. Berikut ini rincian potensi yang dimiliki oleh kecamatan-kecamatan di Growth Center Pangandaran.

TABEL 12

PERTANIAN TANAMAN PANGAN, SAYUR-SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

No Komoditi Pangan Sentra Komoditas

1 Padi

 Padi Sawah Cimerak, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Pamarinca, Labok

 Padi Ladang Cimerak, Cijulang, Cigugur, Langkaplancar,

Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Pamarican

2. Palawija

 Jagung Cimerak, Cijulang, Cigugur, Parigi, Sidamulih, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Cidolog

 Ubi Kayu Cimerak, Cigugur, Langkaplancar, Pamarican, Cimaragas

 Ubi Jalar Cimerak, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang

 Kedelai Parigi, Pangandaran, Kalipucang, Cidolog, Cimaragas, Cijeungjing, Cisaga, Tambaksari, Rancah, Rajadesa, Sukadana, Cipaku, Jatinegara, Panjalu

(34)

33

No Komoditi Pangan Sentra Komoditas

 Kacang Hijau Padaherang, Banjarsari, Cimerak, Kalipucang, Lakbok, Pamarican, Cimaragas

Hortikultura

 Sayur-sayuran Padaherang

 Buah-buahan Cijulang, Cigugur, Sidamulih, Pangandaran, Cidolog

Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun 2011

TABEL 13

PRODUKSI KOMODITAS PERTANIAN DI WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN

Komoditas Produksi (ton) Persentase (%) terhadap Provinsi Jawa Barat Padi Ladang dan Padi

Sawah

88.789 0,86

Jagung 2.001 0,21

Ubi Kayu 3.085 0,19

Ubi Jalar 1.355 0,39

Kacang Tanah 611 0,85

Kacang Kedelai 184 0,54

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kontribusi pertanian terbesar berasal dari padi sawah dan padi ladang sebesar 88.789 ton terhadap produksi Provinsi Jawa Barat.

Potensi Perikanan

(35)

34 TABEL 14

PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN CIAMIS DIBANDINGKAN DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA TAHUN 2005-2009

Kabupaten/ Kota

Jenis Ikan (ton) Kenaikan

Rata-rata

2005 2006 2007 2008 2009

Kab Ciamis 10.132,29 10.282,12 10.569,13 11.154,98 14.499,62 9,95

Kab Tasikmalaya 23.292,40 20.814,00 23.646,20 24.290,45 27.208,21 4,43

Kab Garut 24.353,59 24.578,17 24.800,27 26.379,89 9.824,51 13,64

Kab Majalengka 4.232,44 3.465,25 4.715,82 5.036,04 5.005,67 6,04 Kab Kuningan 829,27 6.189,30 6.714,03 6.970,63 7.571,00 166,82

Total 62.839,99 65.328,84 70.445,45 73.831,99 64.109,01 200,88 Total Prov. Jawa

Barat 306.244,96 365.728,81 414.314,42 433.774,98 462.543,93 11,01

Sumber: DKP Provinsi Jawa Barat, 2011

TABEL 15

PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN CIAMIS DIBANDINGKAN DENGAN KABUPATEN SEKITARNYA TAHUN 2005-2009

Kabupaten/ Kota

Jenis Ikan (ton) Kenaikan

Rata-rata

2005 2006 2007 2008 2009

Kab Ciamis 1.280,40 1.732,41 1.823,00 2.216,30 1.517,07 7,64

Kab Tasikmalaya 656,50 1.015,90 1.113,90 1.451,20 1.546,44 25,31

Kab Garut 2.404,30 3.034,56 3.390,10 3.449,70 4.320,02 17,18

Kab Majalengka 1.084,50 305,10 1.363,90 1.877,80 1.042,84 67,1

Kab Kuningan 80,50 191,50 54,70 100,00 92,20 35,37

Total 5.506,20 6.279,47 8.2885,80 9.095,00 8.518,57 152,60 Total Prov. Jawa

Barat 162.019,00 162.344,48 175.397,00 184,601,60 180.392,14 2,80

Sumber: DKP Provinsi Jawa Barat, 2011

POTENSI INDUSTRI KECIL MENENGAH

(36)

35

belum digali secara maksimal, hingga saat ini baru sekitar 20 persen pohon kelapa yang diambil niranya. Oleh karena itu, sebenarnya potensi pengembangan home industry ini masih terbuka lebar, tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan pengrajin kelapa atau gula merah.

GAMBAR 17 POTENSI GULA KELAPA/GULA MERAH DI GROWTH CENTER PANGANDARAN

Selain itu, pangandaran juga e iliki pote si keraji a ta ga Ca per ik .

Kegiata keraji a i i dikoordi ir oleh Koperasi ADRA ya g dires ika pada

tahun 2011 dengan fokus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Pangandaran. Selain itu, Kecamatan Parigi memiliki potensi lidi yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomis tinggi. Anyaman lidi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat alas piring, alas gelas, tirai, dan lainnya. Akan tetapi, potensi lidi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Saat ini, batang-batang lidi yang sudah diikat dijadikan sapu dikirim ke Solo, Yogyakarta, dan Bekasi. Pada umumnya, kota-kota tersebut menjadi pengrajin lidi dan kemudian mengekspor hasil kerajinannya ke Jepang, Hongkong, dan Singapura. Melihat potensi ekspor yang cukup besar, seharusnya Pangandaran dapat memanfaatkan peluang tersebut, dengan mengembangkan kerajinan lidi, sehingga produksi lidi mentah tidak harus dikirim dulu ke kota lain untuk kemudian dieksporkan ke negara lain. Dengan begitu, maka Pangandaran memiliki nilai tambah dari potensi lidi yang dimilikinya.

(37)

36 KEUNGGULAN WILAYAH

Berikut ini adalah keunggulan wilayah yang dimiliki oleh Growth Center Pangandaran. Keunggulan-keunggulan tersebut dikelompokan dalam tiga jenis keunggulan, yaitu absolute advantage, comparative advantage, dan competitive

advantage. Absolute advantage atau keunggulan absolut dapat diartikan sebagai

keunggulan yang dimiliki suatu wilayah dari keberadaan sumber daya alam dan sejarah yang dimilikinya dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Sedangkan comparative advantage atau keunggulan komparatif yaitu keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena memiliki sumber daya produksi yang lebih banyak/ unggul dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Adapun yang dimaksud dengan competitive advantage atau keunggulan kompetitif yaitu keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena sudah berpengalaman atau karena penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menciptakan keunggulan dalam persaingan antar wilayah.

Keunggulan Absolut (Absolute Advantage)

Keunggulan absolut yang dimiliki oleh Growth Center Pangandaran adalah objek daya tarik wisata Pantai Pangandaran, Kawasan Cagar Alam Pananjung, Citumang, Cukang Taneuh, Batu Karas, Batu Hiu, Karangtirta, Lembah Putri, Karang Nini, Karapyak dan Palatar Agung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 16

KEUNGGULAN ABSOLUT GROWTH CENTER PANGANDARAN

No Objek Wisata Keunggulan Absolut

1 Karangnini Pantai yang dikelilingi kesejukan hutan jati dengan latar belakang Pulau Nusakambangan, terhampat batu-batu karang yang salah satunya menyerupai nenek yang menggambarkan seorang nenek (nini dalam bahasan sunda) yang begitu setianya menunggu si kakek datang sampai menjadi batu

2 Lembah Putri Panorama pantai yang indah dengan miniatur tembok cina dan pesona agrowisata

3 Karapyak Keadaan alam yang masih perawan dengan menikmati keindahan alam sambil berburu ikan-ikan kecl, keong laut di hamparan batu karang

4 Palatar Agung Panorama pantai berlatar belakang Pulau

(38)

37

No Objek Wisata Keunggulan Absolut

5 Pangandaran Pantai landai dengan air yang jernih dan aman untuk berenang, pantai dengan hamparan pasir putih, terdapat tamlirnyan laut dan mengalirnya Cirengganis yang konon bisa membuat awet muda, terdapat goa-goa alam dan buatan pada waktu penjajahan Jepang.

6 Karang Tirta Keindahan alam dengan muara yang apabila airnya surut dapat dikelilingi dengan berjalan kaki sambil melihat berbagai jenis kerang yang berkembang biak.

7 Batu Hiu Panorama alam yang indah dengan taman pantai yang dtumbuhi tanaman Pandan Wong. Sekitar 200 meter dari pinggir pantai terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu.

8 Batu Karas Perpaduan nuansa alam pantai Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat khususnya untuk berselancar.

9 Cukang Taneuh Berupa aliran Sungai Cijulang yang menembus goa dengan stalaktit dan stalaknit yang mempesona diapit dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan.

10 Citumah Berlokasi di kawasan hutan jati, serasa memasuk dunia petualangan, menyusuri aliran Sungai Citumang yang airnya sangat jernih, menerobos goa-goa karang dan akar-akar pohon yang besar dengan bebatuan yang mempesona. Kegiatan yang dilakukan berupa body rafting, panjat tebing, berenang, dan outbond.

11 Cagar Alam Pananjung

Hutan wisata yang memiliki flora dan fauna langka serta terdapat goa-goa alam dan buatan yang tersambung dengan sumber mata air Cirengganis dan Pantai Pasir Putih dengan taman lautnya. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah wind surfing, scuba diving, snorkeling,

melihat berbagai ikan hias yang indah di dalam laut.

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

(39)

38

Keunggulan komparatif lainnya adalah posisi Pangandaran sebagai Kawasan Wisata Andalan Nasional dan masuk ke dalam 9 kawasan wisata unggulan Jawa Barat.

Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)

(40)

39

K

ONSEP AWAL PENGEMBANGAN

GROWTH CENTER PANGANDARAN

Dengan merespon berbagai isu dan permasalahan serta mengoptimalkan keunggulan-keunggulan di Growth Center Pangandaran, maka disusunlah konsep pengembangan Growth Center Pangandaran sebagai penghela percepatan pembangunan di Jawa Barat. Berdasarkan keunggulan yang paling potensial, konsep pengembangan yang diusung yaitu Growth Ce ter Pa ga dara

dike ba gka sebagai Pusat Pertu buha berbasis “ektor Pariwisata .

Sebagai pusat pertumbuhan, di Growth Center Pangandaran akan dikembangkan berbagai infrastruktur dengan skala pusat pertumbuhan yang memadai dan dapat mengakomodasi perekonomian serta aktivitas penduduk, antara lain:

 Penyediaan jaringan transportasi regional dan lokal, serta sistem angkutan umum yang akan menghubungkan pusat-pusat kegiatan untuk mengakomodasi pergerakan penduduk dan juga wisatawan.

 Penyediaan perumahan layak huni

 Pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar pusat pertumbuhan - Fasilitas kesehatan

- Fasilitas pendidikan - Fasilitas peribadatan

- Fasilitas perdagangan dan jasa - Wisata dan rekreasi

- Fasilitas sosial: perawatan masyarakat lanjut usia

 Peningkatan kualitas pelayanan air bersih, penanganan persampahan, drainase, dll

(41)

40

Untuk mendukung konsep tersebut, maka Growth Center Pangandaran akan dikembangkan berbagai infrastruktur pendukung kegiatan pariwisata yang dapat mengakomodasi kegiatan pariwisata, ekonomi, serta aktivitas penduduknya, antara lain:

 Penataan kawasan pariwisata

Dengan potensi wisata yang cukup banyak, penataan kawasan pariwisata perlu untuk dlakukan, terutama bagi daerah wisata pesisir pantai. Semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pangandaran, memicu tumbuhnya kegiatan perdagangan dan jasa di pinggir pantai. Hal ini apabila dibiarkan dapat merusak keberlangsungan kegiatan wisata dan juga perusakan lingkungan. Maka, sebaiknya dilakukan penataan kawasan pariwsata, dengan memisahkan zona wisata (zona inti) dengan zona pendukung (perdagangan, jasa, dan lain-lain) agar kelestarian alam tetap terjaga.

 Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata, seperti hotel, rumah makan, restoran, angkutan pariwisata, pusat informasi pariwisata, dan lain-lain. Saat ini, kondisi sarana dan prasarana pariwisata di sana masih butuh perbaikan dan peningkatan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi. Selain itu dengan adanya potensi kesenian tari ronggeng di Pangandaran, maka dibutuhkan gedung kesenian untuk Growth Center Pangandaran.

 Peningkatan aksesibilitas regional ke kawasan pariwisata, seperti akses jalan raya, pengembangan Bandara Nusawiru, reaktivasi jalur kereta api Bandar – Pangandaran – Cijulang.

(42)

41

Selain infrastruktur pariwisata, masyarakat merupakan pelaku utama dalam pengelolaan kawasan pariwisata di Pangandaran. Oleh karena itu, Growth Center Pangandaran juga butuh dukungan sumber daya manusia yang mumpuni baik dari segi kualitas dan kapasitasnya. Dalam hal ini, masyarakat Growth Center Pangandaran tentunya membutuhkan pengetahuan seputar kepariwisataan. Di sisi lain, ada baiknya mulai dari sekarang pemerintah memfasilitasi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah dengan membangun sekolah kejuruan atau perguruan tinggi khusus pariwisata. Dengan begitu, diharapkan sekolah dan perguruan tinggi tersebut dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berkapasitas serta dapat berguna bagi terwujudnya Growth Center Pangandaran berbasis pariwisata.

Pangandaran juga memiliki potensi lain di bidang kuliner dan kerajinan tangan.

Pa ga dara terke al aka Ca per ik ya g erupakan kerajinan tangan khas Pangandaran. Kegiatan kerajinan tangan ini dikelola sendiri oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Pangandaran. Kegiatan kerajinan tangan akan dikembangkan sebagai sektor pendukung yang dapat dijadikan nilai tambah bagi wilayah Growth Center Pangandaran. Untuk mendukung kegiatan tersebut, perlu dikembangkan trade center (pusat perdagangan) untuk tempat berkumpulnya toko-toko kerajinan tangan, souvenir, serta restoran-restoran kuliner khas di sekitar kawasan pariwisata.

Gambar

GAMBAR 1 WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN
TABEL 1
TABEL 2
TABEL 3
+7

Referensi

Dokumen terkait