DAFTAR WAWANCARA
1. Apa hak dari debitur dalam perjanjian KPR pada Bank Sumut?
Jawaban
d. Menerima dana pencairan kredit apabila kredit telah disetujui.
e. Dalam hal debitur merasa bahwa pembukuan/pencatatan bank atas
kewajiban dan pembayaran yang telah dilakukan tidak benar, maka debitur berhak mengajukan keberatan kepada bank disertai dengan bukti-bukti yang sah, maka yang dianggap benar adalah catatan pembukuan bank. f. Menerima bukti-bukti kepemilikan rumah bila kredit telah dinyatakan
lunas oleh bank sepanjang pihak penjual/pengembang telah menyerahkan bukti-bukti kepemilikan yang dimaksud kepada bank.
2. Apa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak debitur? Jawaban
4) Berkewajiban memenuhi segala kelengkapan administrasi yang sesuai dengan peraturan bank yang berlaku.
5) Berkewajiban memberikan down payment (DP) kepada pihak
penjual/pengembang.
6) Debitur berkewajiban membayar biaya-biaya yang diperlukan guna
persiapan perjanjian kredit. Biaya-biaya ini meliputi biaya provisi kredit, administrasi kredit, premi asuransi kebakaran atas agunan, biaya asuransi jiwa penerima kredit, biaya penilaian/ appraisal agunan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku), dan biaya notaris dan/ atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam rangka penandatangan perjanjian KPR Sumut beserta biaya pengikatan agunan
3. Apa hak dan kewajiban kreditur?
Jawaban
(f) Bank berhak menerima pembayaran angsuran sesuai dengan kesepakatan dengan debitur.
(g) Berhak untuk menahan bukti pemilikan rumah atau sertifikat hak milik. (h) Berhak untuk melaksanakan eksekusi hak tanggungan apabila terjadi
wanprestasi oleh debitur.
(i) Bank berkewajiban menyerahkan kembali kepada debitur semua surat- surat dan dokumen mengenai rumah berikut tanahnya serta surat-surat bukti lainnya yang disimpan atau dikuasakan oleh bank apabila pihak debitur telah melunasi kredit.
(j) Bank berkewajiban untuk mencairkan dana kredit kepada debitur apabila permohonan pengajuan kreditnya telah disetujui dan telah mendantangani perjanjian Kredit.
4. Syarat calon debitur memperoleh fasilitas KPR di Bank Sumut Jawaban
1.8.Usia minimal 21 tahun dan pada saat kredit lunas usia maksimum 55 tahun (untuk pegawai) dan 60 tahun (untuk wiraswasta/professional)
1.9.Memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap
1.10. Fotocopy surat pemesanan, kuitansi uang muka, dan PPJB (rumah
baru dari developer)
1.11. Fotocopy sertifikat, Akta jual beli, Izin Mendirikan Bangunan, dan
Pajak Bumi dan Bangunan terakhir (rumah second)
1.12. Menyampaikan dokumen persyaratan lengkap sesuai checklist,
antara lain:
3. Calon debitur perorangan :
l. Fotocopy KTP pemohon/calon debitur (suami-istri)
m. Fotocopy Kartu Keluarga
n. Fotocopy Surat Nikah
o. Fotocopy Surat Kewarganegaraan (untuk WNI keturunan)
p. Surat keterangan bekerja dari perusahaan tempat calon debitur bekerja (dalam hal calon debitur sebagai karyawan)
q. Slip gaji 3 bulan terakhir
r. Fotocopy SPT Tahunan PPh Pasal 21
s. Surat-surat bukti agunan sesuai dengan agunan yang akan
dijaminkan, dimana pada saat permohonan diajukan dapat berupa fotocopy terlebih dahulu, dan aslinya harus diserahkan sebelum proses pengikatan kredit dilakukan
t. Fotocopy rekening tabungan atau rekening koran 3 bulan terakhir
u. Fotocopy NPWP pribadi
v. Fotocopy Surat Izin Praktek/SK Pengangkatan dari Instansi terkait 4. Calon debitur korporasi
5) Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan perubahan-perubahannya
6) Surat pernyataan yang menyatakan bahwa akta pendirian
perusahaan dan perubahan-perubahannya yang diserahkan pada Bank Sumut adalah yang terkini
7) Fotocopy NPWP perusahaan
8) Fotocopy SIUP
5. Bagaimana prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Jawaban
Perbedaan mungkin hanya terletak pada bagaimana cara-cara bank tersebut menilai serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing- masing bank. Dimana prosedur pemberian kredit tersebut secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.
dengan mengajukan beberapa alasan. Bentuk pembelaan yang dapat kepada debitur:
Jawaban
d. Keadaan memaksa (overmacht atau forcemajeur)
e. Mengajukan bahwa kreditur sendiri juga telah lalai (exceptio non adimpleti contractus).
f. Pelepasan hak (rechstvenverking).
7. Apa bentuk hukuman atau akibat-akibat bagi debitur yang lalai: Jawaban
e) Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat dinamakan ganti rugi;
f) Pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjian; g) Peralihan risiko;
h) Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.
8. Wanprestasi dalam perjanjian KPR
Jawaban
3. Wanprestasi timbul apabila terjadi salah satu atau lebih dari kejadian atau peristiwa-peristiwa di bawah ini:
h. Debitur tidak memenuhi kerajiban yang tetah ditetapkan dalam perjanjian KPR ini.
i. Debitur tidak melakukan petunasan atau pembiayaan yang jatuh tempo.
j. Kekayaan nasabah seluruhnya atau sebagian temnasuk tetapi tidak terbatas pada barang yang menjadi agunan, beralih kepada pihak lain, musnah atau hilang, disita oteh instansi yang berwenang atau mendapat tuntutan dari pihak lain yang menurut pertimbangan bank dapat mempengaruhi kondisi pembiayaan dan/atau nasabah.
k. Debitur yang melakukan perbuatan dan/atau terjadinya peristiwa dalam bentuk dan dengan nama apapun yang atas pertimbangan bank dapat mengancam kelangsungan pembayaran pembiayaan nasabah sehingga kewajiban debitur kepada bank menjadi tidak terjamin sebagaimana mestinya.
l. Debitur dinyatakan tidak berhak lagi menguasai harta kekayaannya baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut putusan pengadilan, termasuk tetapi tidak terbatas pada pemyataan pailit oleh pengadilan dan/atau debitur dilikuidasi.
m. Bilamana terhadap nasabah diajukan gugatan perdata atau tuntutan pidana dan/atau terdapat putusan atas perkara-perkara tersebut yang menurut pertimbangan bank (pertimbangan mana adalah mengikat terhadap nasabah) dapat mempengaruhi kemampuan nasabah untuk membayar kembali pembiayaannya kepada bank.
n. Terdapat kewajiban atau hutang atau kewajiban pembayaran
ditetapkan, disebabkan nasabah meiakukan kelalaian atau pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.
4. Debitur rnenyetujui bahwa apabila terjadi kejadian wanprestasi, maka bank secara sepihak dapat:
c. Melakukan penyelamatan dan penyeiesaian pembiayaan.
d. Mengakhiri jangka waktu pembiayaan.
9. Apa penyebab terjadinya wanprestasi dalam perjajian KPR di Bank Sumut
Jawaban
Wanprestasi yang terjadi sebagai akibat kelalaian dari pihak debitur. Wanprestasi yang terjadi akibat lemahnya pengawasan kredit dari pihak bank. Akibat hukum atau risiko yang harus dipikul pihak debitur yang melakukan wanprestasi dalam hal pembayaran angsuran setiap bulannya dapat dipisahkan dalam dua bentuk yaitu : terhadap debitur yang merasa tidak puas dan terhadap debitur yang tidak mampu lagi membayar angsuran.
10.Bagaimana penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh kreditur? Jawaban
Melakukan penagihan debitur dengan tekanan psikhologis menganjurkan untuk menjual barang jaminan atau barang-barang miliknya yang tidak produktif. Kreditur biasanya melakukan penagihan ke rumah debitur dan memberikan solusi yang bagi debitur untuk dapat kembali mengangsur pinjamannya. Di samping dilakukannya penagihan langsung, biasanya kreditur juga memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitur untuk membayar angsuran yang belum dilakukan debitur. Surat pemberitahuan ini biasanya datang ke rumah debitur jika debitur belum membayar angsuran wajibnya selama tujuh hari setelah waktu jatuh tempo pembayaran. Adanya surat pemberitahuan ini menjadi sebuah peringatan kepada debitur untuk segera melakukan pembayaran atas angsurannya.
11.Bagaimana strategi Bank Sumut dalam mengatasi wanprestasi debitur KPR
terhadap debitur Jawaban
12.Apa upaya penyelesaian yang dilakukan oleh kreditur dalam penyelesaian KPR, debitur yang melakukan wanprestasi,
Jawaban
Kreditur tidak akan melakukan tindakan nyata yang terlalu keras kepada debitur karena akan berakibat merugikan debitur. Kreditur memiliki prosedur yang bertahap dimana pada awal terjadinya wanprestasi adalah memberikan surat teguran, penagihan langsung sampai dengan penarikan jaminan.
13.Apa tindakan yang diambil oleh pihak kreditur apabila debitur wanprestasi adalah melalui peringatan secara lisan maupun secara tertulis sebanyak tiga kali. Adapun cara pemberitahuan atau peringatan yang dilakukan oleh pihak kreditur antara lain dengan jalan :
Jawaban
Surat peringatan secara tertulis yang pertama diberikan apabila peringatan secara lisan tidak diperhatikan oleh si debitur.
4) Apabila dalam tenggang waktu satu bulan sejak peringatan tersebut diberikan, pihak debitur tetap tidak memperhatikan peringatan tersebut, maka pihak kreditur akan mengeluarkan surat peringatan yang kedua kalinya.
5) Apabila surat peringatan pertama dan kedua tetap tidak mendapatkan tanggapan yang baik dari debitur, maka pihak kreditur akan memberikan surat peringatan untuk terakhir kalinya kepada pihak debitur tersebut yang jangka waktunya satu bulan sesudah peringatan kedua.
14.Bagaimana pelaksanaan KPR tidak selalu berjalan dengan baik karena terdapat juga kendala-kendala seperti yang dijelaskan di atas. Penyelesaian tersebut mempunyai tahapan-tahapan, yaitu
Jawaban
(e) Secara kekeluargaan permasalahan itu akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan oleh pihak bank dan para pihak yang bersangkutan melakukan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut
(f) Memberi solusi pihak bank akan memberikan solusi seperti meminta pihak yang bermasalah untuk menjual rumah tersebut kepada pihak lain, apabila debitur masih tidak dapat melanjutkan kewajibannya
(g) Memberikan surat peringatan apabila pihak yang bermasalah tidak dapat menjual rumah maka pihak bank akan memberikan Surat Peringatan (SP)
1, SP 2, SP 3, lalu akan men “cap” rumah tersebut.
(h) Mendatangi pihak debitur setelah pihak kreditur melakukan tahapan- tahapan tersebut, maka pihak bank akan mendatangi pihak yang
bermasalah untuk menanyakan “apakah pihak yang bermasalah dapat
melanjutkan kredit tersebut”, jika tidak maka pihak bank akan melakukan
penyelesaian, pola-pola restrukturisasi kredit, yaitu Jawaban
a. Penjadwalan ulang
b. Penundaan pembayaran kewajiban kredit (grace periode) c. Alih debitur
d. Pengurangan tunggakan bunga / denda
16.Apa penyelesaian kredit macet perjanjian KPR di Bank Sumut telah sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan
Jawaban