• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Mini Penelitian Pengaruh Kinerj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Mini Penelitian Pengaruh Kinerj"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK TAHUN 2011-2015

DiajukanUntuk Memenuhi Tugas Proposal Mata Kuliah Seminar Keuangan yang Dibimbing Oleh Yuhelmi, S.E., MM

Oleh:

Nama: Destimira Riza NPM : 1310011211122

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Proposal “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2015”.

Dalam menyelesaikan Proposal ini Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan sumbangan pikiran dan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan proposal ini, terutama kepada Dosen Pembimbing, ibu Yuhemi, S.E.,MM.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan, bahkan banyak ditemui kesalahn. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang konstruktif dari Dosen Pembimbing demi kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap proposal ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 6 Septemmber 2016

(3)

DAFTAR ISI

COVER ... KATA PENGANTAR... BAB I PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1.2. Rumusan Masalah ... 1.3. Tujuan Penelitian ... 1.4. Manfaat Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1. Penelitian Terdahulu... 2.2. Pengembangan Hipotesis ... BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1. Populasi dan Sampel ... 3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 3.3. Variabel dan Defenisi Operasional ... 3.4. Metode Analisis ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrument derivative seperti option, futures, dan lain-lain.

(5)

Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikanatas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka kepercayaan investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terus-menerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon investor.

Pada perdagangan efek khususnya saham, informasi memiliki peranan yang dominan dan krusial. Suad Husnan (2004) menyebutkan bahwa sebuah pasar modal dikategorikan efisien jika harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi terefleksikan pada harga sekuritas maka pasar modal tersebut semakin efisien. Investor dalam menanamkan modalnya berharap untuk memperoleh return saham yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu investor membutuhkan berbagai jenis informasi sehingga investor dapat menilai kinerja perusahaan yang diperlukan untuk pengembalian keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi fundamental dan teknikal.

(6)

melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham.

Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi yang mencerminkan kondisi perdagangan saham, keadaan pasar, permintaan dan penawaran harga di pasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi di masa lalu. Analisis teknikal menegaskan bahwa perubahan harga saham terjadi berdasarkan pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga cenderung untuk terulang kembali. Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan kegiatan berspekulasi.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan rasio keuangan. Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar.

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan otomotif dan komponenya yang berkaitan dengan harga saham meliputi Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS). Menurut Kasmir (2008), Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek.

(7)

operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih sehingga saham perusahaan banyak diminati investor.

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin, 2007:62). Semakin tinggi Net Profit Margin (NPM) akan menunjukkan adanya efisiensi yang semakin tinggi, sehingga variabel ini menjadi faktor penting yang harus

dipertimbangkan.

Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor per lembar saham Hasil suatu perusahaan umumnya dirangkum

dalam suatu bagian utama yaitu laba bersih. Tetapi walaupun demikian, laba bersih ini belum di anggap ringkas, oleh karena itu sering dilakukan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu laba per saham earning per share (EPS). Earning Per Share (EPS) bertujuan mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham. Earning per share (EPS) dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.

Fenomena tentang pergerakan harga saham yang terjadi pada perusahaan manufaktur aneka industri pada tahun 2011-2015 yang sebenarnya tidak sesuai dengan teori yang ada. Salah satunya adalah dilihat salah satu rasio yang mempengaruhi harga pergerakan saham, yaitu Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan Otomotif dan Komponennya pada tahun 2011-2015 yang mengalami kenaikan pada tingkat NPM perusahaan tersebut tetapi tidak mengalami peningkatan terhadap harga sahamnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TINGKAT NPM SEKTOR ANEKA INDUSTRI 2011-2015

No Sub Sektor Jumlah

Perusahaan

Tahun

Rata-rata

2011 2012 2013 2014 2015

1 Otomotif dan Komponennya 16 7,825 9,118 5,407 3,953 5,234 6,307 2 Tekstil dan Garmen 17 14,093 9,107 11,922 -9,076 0,625 5,334

3 Alas Kaki 2 4,83 5,155 -5,20 7,02 3,99 3,159

4 Kabel 6 3,145 4,021 4,664 7,433 4,405 4,134

(8)

HARGA SAHAM SEKTOR ANEKA INDUSTRI 2011-2015

No Sub Sektor Jumlah

Perusahaan

Harga Saham

Rata-rata

2011 2012 2013 2014 2015

1 Otomotif dan Komponennya 12 3586 3087 4952 4269 2229 4780

2 Tekstil dan Garmen 17 1089 1041 1592 1192 1351 1215

3 Alas Kaki 2 27950 30450 880 926 625 12172

4 Kabel 6 841 1472 1535 1602 1225 1295

Sumber data : www.yahoofinance.com

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat NPM perusahaan Otomotif dan Komponennya mengalami peningkatan pada NPM pada tahun 2011 ke tahun 2012, yaitu sebesar 7, 825 % menjadi 9,118. Sedangkan pada harga sahamnya mengalami penurunan, yaitu sebesar 3.586 menjadi 3.087. Hal serupa juga terjadi pada tahun-tahun berikutnya yang tidak sesuai dengan teori yang ada, yaitu Semakin tinggi tingkat NPM maka harga saham juga akan naik, dan sebaliknya semakin rendah tingkat NPM maka harga saham perusahaan tersebut juga akan mengalami penurunan.

Penelitian untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham telah banyak dilakukan, namun masih banyak yang menghasilkan kesimpulan yang beragam. Penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham diantaranya dilakukan oleh Anggrainy (2012) yang meneliti pengaruh Current Ratio (CR), Debt toEquity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman di BEI pada periode 2009-2011 dengan variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CR, DER, dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, DER, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa CR, DER, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Angrawit Kusumawardani (2011) dalam penelitiannya tentang harga saham dengan menggunakan sampel perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI, hasilnya variabel PER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

(9)

dilakukannya menunjukkan secara parsial / uji t menunjukkan variabel ROA (Return On Assets) dan EPS (Earning Per Share) yang berpengaruh positif terhadap harga saham dan memiliki kontribusi dominan terhadap harga saham. Pengujian uji regresi secara simultan / uji F menunjukkan variabel bebas (CR, DER, ROA, ROE, dan EPS) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (harga saham).

Vindhy Ady Prastica (2013) dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis model regresi untuk mengetahui pengaruh ROE, EPS, dan PER terhadap harga saham. Hasil yang didapat Secara parsial, Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terbukti berpengaruh terhadap harga saham.

Firman Maulana (2014) dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2012. Teknik analisi data menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitiannya menyimpulkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR ,DER, dan NPM) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Penelitian Wahyu Wulandari (2013) yang meneliti Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham dengan EPS dan ROE sebagai Variabel Kontrol (studi kasus pada perusahaan Listed di BEI tahun 2008-2011 mendapatkan hasil bahwa DPR dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Andrarini (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2003-2005 dengan variabel yang terdiri dari ROI, ROE, DER, CR, NPM dan variabel terikatnya adalah harga saham, menyimpulkan bahwa secara simultan rasio keuangan (ROI, ROE, DER, CR, dan NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan rasio keuangan ROI, ROE, dan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

(10)

Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Hasil penelitian yang dilakukannya secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa hanya dua variabel yaitu ROA dan PER yang berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, sedangkan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan (uji f) menunjukkan bahwa ROA, PER dan DPR secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham.

Research Gap diatas dapat di ringkas dalam tabel 1.2 berikut ini:

TABEL 1.2

Research Gap Penelitian Terdahulu

Variabel Penelitian yang berpengaruh signifikan

Penelitian yang tidak berpengaruh signifikan CR Hendra Adhitya Wicaksono (2013)

yang menggunakan sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Angrawit Kusumawardani (2011) dalam penelitiannya tentang harga saham dengan menggunakan sampel perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI, mendapatkan bahwa variabel CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

ROE Tiara Rachman Putri (2011) tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, menyimpulkan ROA dan ROE berpengaruh positif terhadap harga saham.

Vindhy Ady Prastica (2013) Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Return On

Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Earning Per Share (EPS)

(11)

NPM Firman Maulana (2014) dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2012 menyimpulkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR ,DER, dan NPM) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Achmad Husaini (2012) tentang Pengaruh Variabel Return On Assets , Return On Equity, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Perusahaan menunjukkan bahwa ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE dan NPM berpengaruh negatif terhadap harga saham.

EPS Penelitian yang dilakukan oleh Gede Priana Dwipratama (2009) yang meneliti tentang Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR, dan ROA terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI) mendapatkan hasil bahwa EPS berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Putu Dina Aristya Dewi (20130 tentang Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv Terhadap Harga Saham yang menunnjukan bahwa DER dan PBV berpengarug signifikan terhadap harga saham dan EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham.

(12)

Objek penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015. Penulis memilih industri otomotif sebagai objek penelitian karena industri ini adalah industri yang memiliki kemungkinan terbesar untuk berkembang.

Hasil studi Edelman mendapati bahwa bisnis otomotif menempati urutan kepercayaan publik nomor dua dengan presentase 69 persen, di bawah sektor teknologi yang meraih 81 persen. Kabar tersebut tentu saja membahagiakannkhususnya bagi para pebisnis sektor otomotif yang ingin mengembangkan usahanya. Pasalnya, para responden survey menganggap citra perusahaan-perusahaan otomotif jauh lebih baik dari instansi dan institusi lain.

Dalam laporannya, Edelman juga menjelaskan bahwa perusahaan otomotif lebih menjamin kualitas produk serta layanannya. Publik bahkan merasa perusahaan otomotif lebih terbuka dan dekat dengan konsumen. (http://www.dapurpacu.com). Apa yang membuat posisi kepercayaan publik terhadap sektor otomotif begitu tinggi? Edelman mencatat ada 3 faktor yang menetukan hal tersebut.

Pertama, Faktor yang disebut sebagai underdog Effect. Pada kasus ini publik ternyata bisa menerima kondisi suram pada tahun 2009 yang dialami sektor otomotif. Pubik bisa memahami alasan keterpurukan (krisis global) sebagai sesuatu yang bisa dalam bisnis. Pemikiran tersebut sangat berbeda dengan yang selama ini ditakuti para pemain di seluruh sektor industri. Faktanya, Kebangkrutan atau penurunan penjualan tidak membuat konsumen dewasa ini langsung menjatuhkan pada kualitas produk. (http://www.dapurpacu.com)

Kedua, langkah industri otomotif menuju produk ramah lingkungan disenangi publik. Seperti kita ketahui, saat ini hampir seluruh merek kendaraan di sektor otomotif mulai memproduksi kendaraan hybrid, electrik, atau bahan bakar alternatif. Dalam prosesnya, perusahaan otomotif banyak berkomunikasi dengan publik tentang keuntungan mobil ramah lingkungan dan hemat energi. Komunikasi seperti ini sangat diterima publik secara positif, sekaligus membuatb pencitraan yang baik ((http://www.dapurpacu.com).

(13)

untuk menerima informasi produk, serta strategi kedepan sebuah perusahaan. Publik juga merasa senang bisa berkomunikasi langsung dengan pimpinan perusahaan dengan sosial media (http://www.dapurpacu.com).

Melihat kondisi industri otomotif yangf demikian, penulis tertarik untuk mengetahui dan mengungkap bagaimana kinerja keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015 dan melihat pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham di Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015?

2. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham di Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015?

3. Bagaimana pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham di Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015?

4. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham di Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.

2. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.

3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap harga saham di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.

(14)

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi ilmiah bagi penelitian lain yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan yang mempengaruhi harga sham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai cerminan bagi perusahaan untuk memperhatikan faktor faktor apa saja dalam kinerja keuangan yang dapat mempengaruhi harga saham dan sebagai pedoman untuk memperbaiki pos pos keuangan yang nantinya dapat berpengaruh terhadap harga saham.

b. Bagi Investor

Bagi investor dan calon investor dapat memberikan pengetahuan ketika akan berinvestasi pada saham dengan mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi.

c. Bagi Akademis

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini adalah:

1. Jurnal penelitian skripsi Hendra Adhitya Wicaksono (2013) yang berjudul Pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets Turnover, Return On Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi, dan Kas Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Current Ratio, Return On Equity, dan Total Assets Turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Variabel bebas yang lain seperti Debt to Assets Ratio, suku bunga, kurs valuta asing dan inflasi mempunyai pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Sementara variabel kas deviden mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Secara simultan, variabel Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Total Assets Turnover, Return On Equity, Suku Bunga, Kurs Valuta Asing, Inflasi dan Kas Dividen berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

(16)

dominan terhadap harga saham pada perusahaan yang termasuk dalam perusahaan Food and Beverages.

3. Tiara Rachman Putri (2011) dalam penelitiannya tentang Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial / uji t menunjukkan variabel Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham dan memiliki konstribusi dominan terhadap harga saham. Pengujian uju regresi secara simultan / uji f menunjukkan variabel bebas (CR, DER, ROA, ROE, dan EPS) secara simultsn (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

4. Firman Maulana (2014) dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada perusahaan makanan dan minuman yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2010-2012. Teknik analisi data menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitiannya menyimpulkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CR ,DER, dan NPM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

5. Andrarini (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2003-2005 dengan variabel yang terdiri dari ROI, ROE, DER, CR, NPM dan variabel terikatnya adalah harga saham. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan rasio keuangan ROI, ROE, DER, CR, dan NPM berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan rasio keuangan ROI, ROE, dan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

(17)

7. Jurnal penelitian skripsi oleh Abied Luthfi Safitri (2013) yang berjudul Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added terhadap Harga Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS, PER dan MVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Variabel lainnya seperti ROA dan DER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Secara simultan, variabel EPS, PER, ROA, DER, dan MVA berpengaruh terhadap harga saham dalam kelompok JII tahun 2008-2011.

2.2.Pengembangan Hipotesis

2.2.1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Saham

Current Ratio menunjukkan seberapa besar nilai aktiva lancar dapat menutupi besarnya harta lancar. Current Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Jika likuiditas perusahaan lemah akan menghalangi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang nantinya akan mengakibatkan menurunnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika Current Ratio rendah maka akan terjadi penurunan pada harga saham perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila Current Ratio yang terlalu tinggi, itu juga tidak terlalu baik, karena hal tersebut mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kurang maksimal terbukti adanya akitivitas yang dilakukan oleh perusahaan sedikit. Dapat disimpulkan bahwa ketika Current Ratio yang tinggi dapat memperlihatkan bahwa harga saham juga akan tinggi dan sebaliknya jika Current Ratio yang semakin rendah mengindikasikan harga saham rendah.

2.2.2. Pengaruh Return On Asset (ROE) Terhadap Harga Saham

(18)

pemegang saham. Besar kecilnya nilai ROE akan mempengaruhi pula harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya juga akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan bersangkutan karena mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan akibatnya harga saham pun akan ikut tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE yang tinggi mengindikasikan harga saham yang tinggi dan ketika ROE rendah mengindikasikan harga saham yang rendah.

2.2.3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham

Menurut Bastian dan Suhardjono, Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan

antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dengan mengetahui rasio ini investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Semakin besar Net Profit Margin (NPM) suatu perusahaan, berarti semakin baik kinerja perusahaan tersebut dari sudut manajemen. Hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi NPM suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula keuntungan marjinal yang diperoleh perusahaan tersebut, Sehingga akan diperoleh tanggapan positif dari pelaku pasar modal terutama dari sudut harga sahamnya, dengan kata lain semakin tinggi NPM suatu perusahaan maka harga sahamnya juga akan meningkat.

2.2.4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) adalah Tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan per lembar saham yang dimiliki oleh investor, sehingga akan mempengaruhi penilaian investor terhadap suatu kinerja perusahaan emiten. Semakin tinggi nilai EPS maka investor menganggap prospek perusahaan sangat baik untuk kedepannya sehingga mempengaruhi tingkat permintaan terhadap saham perusahaan tersebut.

CR

ROE

NPM

EPS

(19)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 :Terdapat pengaruh antara Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015.

H2 : Terdapat pengaruh antara Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015.

H3 : Terdapat pengaruh antara Net Profit Margin (NPM)) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode tahun 2011-2015. Jumlah Populasi yaitu sebanyak 16 perusahaan Otomotif dan Komponennya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah:

a. Perusahaan Otomotif dan Komponenya yang Go Public dan tidak delisting selama periode pengamatan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

b. Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang menerbitkan saham dan harus tercatat secara terus menerus selama periode penelitian, karena bila datanya tidak ada maka hasilnya akan bias.

Berdasarkan kriteria sampel diatas, 12 perusahaan Otomotif dan Komponenya dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun nama-nama perusahaan tersebut adalah sebegai berikut:

NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN

1 PT. Astra Internasional Tbk ASII

2 PT. Astra Auto Part Tbk AUTO

3 PT. Indo Kordsa Tbk BRAM

4 PT. Goodyear Indonesia Tbk GDYR

5 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL

6 PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS

7 PT. Indospring Tbk INDS

8 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN

9 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA

10 PT. Nippres Tbk NIPS

11 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS

(21)

3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah di publikasikan oleh perusahaan, instansi atau sebuah kelompok kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Nama Perusahaan aneka industi yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif dan Komponenya. Data ini diperoleh dari www.sahamok.com

2. Laporan keuangan tahunan audited yang lengkap perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Data ini diperoleh dari www.idx.co.id

3. Harga saham setiap perusahaan yang termasuk perusahaan Otomotif dan Komponenya periode tahun 2011-2015. Data ini diperoleh dari

www.yahoofinance.com

3.3. Variabel dan Defenisi Operasional 3.3.1. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel dependen adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan Otomotif dan Komponenya yang dinotasikan dengan Y. Harga saham yang diambil dalam penelitian ini adalah harga saham pada saat penutupan (closing price) yang diterbitkan di bursa saham.

2. Variabel Independen atau Variabel Bebas

(22)

3.3.2. Defenisi Operasional

Di bawah ini dijelaskan beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Kinerja keuangan

Kinerja Keuangan adalah pencapaian keberhasilan perusahaan pada periode tertentu yang dapat digambarkan dengan kondisi kesehatan keuangan perusahaan. 2. Harga saham

Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham di bursa saham pada saat penutupan (closing).

3. Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiba-kewajiban jangka pendek, dimana dapat diketahui sampai berapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin utang lancarnya. Yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah:

CR = Aset Lancar

Kewajiban Lancar x 100%

(Brigham dan Houston, 2013: 134)

4. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengembalian atas ekuitas biasa. Rumus yang digunakan untuk mengetahui rasio ini yaitu,

ROE =Laba Bersih

Ekuitas x 100%

(Brigham dan Houston, 2013)

5. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Rumus yang

(23)

NPM =Laba Bersih

Penjualan � 100%

(Brigham dan Houston, 2013)

6. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan

yang diperoleh investor per lembar saham. Rumus yang digunakan untuk

mengetahui earning per share (eps) yaitu:

EPS = Laba Bersih

Jumlah Saham Biasa Yang Beredarx 100%

(Tjiptono dan Hendry, 2001 :139)

3.4. Metode Analisis

3.4.1. Statistik Deskriptif

Ghozali (2009) menyatakan bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yang berfungsi untuk menguji hipotesis.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar

menunjukkann hubungan yang signifikan dan mewakili (representatif) , maka model tersebut

harus memenuhi uji asumsi klasik regresi, yang meliputi:

3.4.2.1.Uji Normalitas

Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov.

(24)

Hipotesis Nol (Ho) : Data terdistribusi secara normal

Hipotesis Alternatif : Data tidak terdistribusi secara normal

Jika variabel nilai K-Snya nilainya jauh diatas α = 0.05, hal ini berarti hipotesis nol diterima atau terdistribusi secara normal. Begitupun juga sebaliknya, jika variabel nilai K-Snya dibawah α = 0.05, hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau tidak terdistribusi secara normal. (Ghozali, 2007:30)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dan residualnya.

Cara lain yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot, yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2007:110).

3.4.2.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna (koefisien korelasi tingkat tinggi atau bahkan 1) diantara beberapa atau semua variabel independen yang menjelaskan model regresi (Algifari, 200:84).

Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam regresi adalah sebagai berikut:

1. Melalui (t hitung sangat rendah), maka kemungkinan terdapat multikolinearitas dalam model tersebut.

(25)

3. Membuat persamaan regresi antar variabel independen. Jika koefisien regresinya signifikan, maka dalam model pembelajaran tersebut terdapat multikolinearitas (Algifari, 2000:84).

Deteksi lain adanya gejala multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dan Tolerance melalui SPSS. Apabila nilai tolerance di atas 10%, VIF di bawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas multikolinearitas.

3.4.2.3.Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalahregresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2007: 95). Mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Menurut Ghozali (2007:96) Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Hasil Perhitungan Klasifikasi

Kurang dari 1,38 Ada Autokorelasi 1,38 sampai dengan 1,77 Tanpa Kesimpulan 1,77 sampai dengan 2,23 Tidak ada Autokorelasi 2,23 sampai dengan 2,26 Tanpa Kesimpulan Lebih dari 2,26 Ada Autokorelasi

Sumber: (Algifari, 2000 : 89)

3.4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

(26)

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun dana yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas antara lain dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu ada grafik scatterplot antara SRESID dengan ZPRED diman sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007:105)

3.4.3. Analisis Regresi Berganda

Secara umum, analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003:72). Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis regresi berganda.

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah rasio keuangan yang merupakan variabel bebas dapat mengukur tingkat hargasaham. Analisis ini untuk menunjukkan hubungan pengaruh antara kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CR (X1), ROE (X2), NPM (X3), dan DPR (X4) terhadap perubahan harga saham perusahaan Otomotif dan Komponennya (Y).

(27)

Keterangan :

Y = Harga Saham Perusahaan Otomotif dan Komponennya a = Bilangan Konstanta

b = Koefisien regresi variabel independen. X1 = Carrent Ratio (CR)

X2 = Return On Equity (ROE) X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Earning Per Share (EPS) e = Residual

(Sudjana, 2002:348).

Dalam pengujian alat analisis regresi perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil analisis regresi menunjukkan hubungan yang valid meliputi: Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit. Secara statistik, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t (Ghozali, 2009).

3.4.3.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas signifikansi ˃ 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak

mempunyai arti bahwa variabel tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

b. Jika nilai probabilitas signifikansi ˂ 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak. Hipotesis

tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

(28)

Uji signifikansi simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut :

a. Apabila probabilitas ˃ 0,05, maka semua variabel independen secara bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel dependen.

b. Apabila probabilitas ˂ 0,05, maka semua variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

3.5.3.3.Koefisien Determinasi (R2)

(29)

JURNAL MAPPING

Nama

peneliti Tahun Judul

Variabel yang

digunakan Hasil yang diperoleh Firman

Maulana

2014 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Beiperiode Tahun 2010-2012

Variabel Dependen : Harga Saham

Variabel Independen : CR, DER, NPM, EPS

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Tiara Rachman Putri

2011 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia

CR, DER, ROA, ROE, dan EPS) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (harga saham).

Secara parsial :

ROA (Return On Assets) dan EPS

(Earning Per Share) yang berpengaruh positif terhadap harga saham dan memiliki kontribusi dominanterhadap harga saham.

Gede Priana Dwipratama

2009 Pengaruh Pbv, Der, Eps, Dpr Dan Roa Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bei)

Hanya Earning Per Share (EPS) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan rasio keuangan yang lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua rasio keuangan (PBV, DER, EPS, DPR dan ROA) berpengaruh terhadap harga saham.

Ema Novasari

2013 Pengaruh Per, Eps, Roa Dan Der Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2009-2011.

EPS dan DPS berpengaruh terhadap harga saham.

Secara parsial :

EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan DPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Achmad Husaini

2013 Pengaruh Variabel Return On Assets , Return On Equity, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan

ROA, ROE, NPM dan EPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham

Secara Parsial:

ROA dan EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROE dan NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. ROA mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham.

Rendra Yuli Aditya

2014 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok Di Bursa Efek Indonesia

ROA, EPS, dan PER mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Agustina dan Fitri Sumartio

2014 Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan

Net Profit Margin (NPM). Dividend Per Share (DPS), tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), tingkat inflasi, dan kurs berpengaruh terhadap pergerakan harga saham.

Secara parsial :

(30)

Putu Dina Aristya Dewi dan I.G.N.A Suaryana

2013 Pengaruh Eps, Der, Dan Pbv Terhadap Harga Saham

Variabel Dependen: Harga Saham

Variabel Independen: EPS, DER, dan PBV

EPS, PBV terhadap harga saham adalah signifikan positif, sedangkan pengaruh DER terhadap harga saham adalah signifikan negatif pada perusahaan Food and Beverage yang teregister di BEI dengan tahun pengamatan pada 2009-2011. Ketiga variabel independen yang digunakan pada penelitian ini EPS, DER, dan PBV bersama-sama berpengaruh signifikan bagi harga saham perusahaan di bidang Food and Beverage yang terdaftar di BEI dengan periode pengamatan pada 2009-2011.

Maria Fitriana Gere

2015 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Variabel Dependen: Harga Saham

Variabel Independen: EPS, ROE, DER dan PER

Gambar

TABEL 1.2 Research Gap Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu yang Dilakukan oleh Asuransi Bumiputera Syariah 1912 Surakarta. Media promosi merupakan salah satu elemen yang

Peluang ditemukan kotak berlalat buah pada Gambar 13A terlihat bahwa pada populasi kotak berlalat buah paling rendah yaitu 0,25% pada buah apel, jeruk, dan pir terlihat

Dari penelitian ini dihasilkan beberapa hal yang baru, hasil pengujian benda uji dengan penambahan bahan tambah ban bekas sebagai pengganti agregat kasar berdasarkan spec

3 Nilai dugaan volume tegakan terstratifikasi pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang 8 4 Potensi biomassa, massa karbon, dan serapan

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Persepsi Harga, Lokasi dan Word of Mouth Terhadap Proses Keputusan Pembelian Venus Bakery (Studi Kasus Pada

[r]

Meskipun tugas wartawan itu dilindungi oleh UU Pers – yang antara lain berisi ancaman pidana penjara atau denda terhadap para pihak yang menghalang-halangi kerja wartawan,

Yang membedakan antara lava asal dari Gunung api Merbabu dengan lava asal Gunung api Telomoyo adalah komposisi mineralnya; lava Gunung api Telomoyo dicirikan oleh warna