6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yaitu suatu
lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of
the last resort yang bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Titik balik berdirinya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral setelah
terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 yang diadakan di
Den Haag memutuskan De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank
adalah sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh
pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi (Bank of Issuing Money) di Hindia
Belanda.
Keputusan KMB ini dikatakan sebagai titik balik berdirinya bank sentral
karena sejak tahun 1946 di Indonesia telah pula berdiri Bank Negara Indonesia
yang dimaksudkan sebagai Bank sentral. Bank Negara Indonesia yang semula
akan dijadikan sebagai bank sirkulasi dan bank sentral, justru diberi tugas sebagai
bank pembangunan. Hal ini dinilai oleh sebagian kalangan sebagai kebutuhan dari
dan bank sentral yang bertugas memelihara stabilitas moneter dan di lain pihak
membutuhkan bank yang bertugas untuk membiayai pembangunan.
Kesepakatan terhadap penunjukkan De Javasche Bank sebagai bank
sentral antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia tidak terjadi
begitu saja. Selain landasan politis, alas an lain menunjukkan bahwasannya
De Javasche Bank telah beroperasi dan berfungsi sebagai bank sirkulasi di
Indonesia sejak tahun 1828. Dapat dikatan bahwa De Javasche Bank merupakan
bank komersial yang sekaligus berfungsi sebagai bank sirkulasi tertua di
Asia Tenggara.
Pendiriran De Javasche Bank pada dasarnya dimaksudkan oleh pemerintah
belanda sebagai perpanjangan tangan dari De Javasche Bank guna memperoleh
tugas sebagai bank sirkulasi dan membiayai perusahaan-perusahaan Belanda yang
beroperasi di Hindia Belanda. De Javasche Bank diberi hak monopoli dalam
mengeluarkan uang kertas dan berfungsi sebagai bank sirkulasi. Di sisi lain bank
ini juga bergerak di bidang komersial dengan menerima simpanan dan
menyalurkan kredit.
Keberadaan ini bertahan hingga tahun 1942 ketika tentara penduduk
Jepang berhasil memaksa Pemerintah Hindia Belanda menyerah setelah selama
tiga tahun melakukan kontak senjata. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara
Penduduk Jepang merampas semua bank-bank milik pemerintah Hindia Belanda
dengan memaksa menandatangani surat penyerahan kepada penguasa Jepang.
Setelah dilakukan pembubaran peranan bank digantikan oleh 3 bank Jepang,yaitu
ambil oleh Yokohama Speie bank untuk daerah jawa dan Taiwan Bank untuk
daerah luar Jawa.
Fungsi Bank Sentral ini sempat terganggu ketika Nederlansche Indische
Cieciele Adminintratie (NICA) masuk ke Indonesia tahun 1945. Saat itu sengaja
dibentuk kondisi moneter yang tidak stabil dengan menguasai dan menarik uang
yangberedar, khususnya yang invansi pemerintahan Jepang dan diikuti dengan
penyebaran uang NICA. Tujuan jelas ingin menjatuhkan dan mengacaukan
Indonesia yang baru merdeka.Dengan serangan dibidang ekonomi serta tekanan
deplomasi dan senjata akhirnya NICA berhasil menguasai sebagai wilayah RI.
Pada periode ini beredar 3 (tiga) jenis mata uang, yaitu uang invansi jepang, uang
NICA, dan Oeang Republik Indonesia (ORI). Fungsi bank sentral diwilayah RI
dijalankan oleh Bank Negara Indonesia yang waktu itu berbentuk Jajasan Poesat
Bank Indonesia (JPBI). De Javasche Bank sendiri menjalankan fungsi bank
sentral di daerah penduduk NICA.
Setelah proklamasi, pemerintah mengeluarkan surat kuasa yang
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta tertanggal 16 September 1945 yang isinya
menugaskan kepada anggota Dewan Pertimbangan Agung untuk langkah pertama
pembentukan bak sirkulasi di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli !946, dikeluarkan UU
No.02 Prp. Tahun 1946 tentang pembentukan dan penetapan BankNegara
Indonesia sebagai bank sirkulasi dan Bank Sentral Milik Negara.
Oleh karena itu saat Konfensi Meja Bundar, terjadi tarik menarik antara
pemerintah Belanda dan Idonesia untuk menjadikan masing-masing bank sebagai
Bank sebagai bank sentral. Keputusan ini kemudian mendapat reaksi keras dari
berbagai kalangan, yang melontarkan keinginan untuk melakukan nasionalisasi
terhadap bank belanda tersebut.
Untuk melanjutkan upaya nasionalisasi, pada akhirnya Juli 1951,
pemerintah melakukan negosiasi pembelian saham-saham. Proses nasionalisasi
ini sebenarnya sudah termasuk dalam kesepakatan hasil KMB. Pada tanggal
3 Agustus 1951 pemerintah Indonesia mengajukan penawaran melalui surat kabar
kepada pemilik saham De Javasche Bank. Tawaran ini mampu menyedot 97%
saham dengan nilai 20% diatas nominal dalam mata uang Belanda. Adapun total
nilai pembelian pada waktu itu sebesar Rp. 8,95 juta.
Di Indonesia proses ini ditindaklanjuti dengan membentuk panitia
nasionalisasi De Javasche Bank yang mengumumkan dengan UU No. 24 Tahun
1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank. Sejak saat itu fungsi bank sentral
dijalankan oleh De Javasche Bank yang diganti namanya dengan Bank Indonesia.
Pada tahun-tahun berikutnya perbankan difungsikan sebagai penyediaan dana bagi
proyek-proyek dan secara bertahap diarahkan kepada sistem bank tunggal.
Berdasarkan penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965, Bank Indonesia
bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan dileburkan dengan nama
Bank Negara Indonesia yang terbagi ke dalam beberapa unit. Bank-bank tersebut
menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit II, Unit III,
Sesuai dengan TAP MPRS No. XIII/MPRS/1966, pemerintah akan
menyampaikan 8 RUU di bidang perbankan yang terdiri dari RUU Pokok
Perbankan, RUU Bank Sentral, dan RUU Pendirian Enam Bank Pemerintah.
Adapun kedelapan RUU tersebut adalah:
a. UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan.
b. UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menggantikan BNI Unit.
c. UU No.17 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan BNI
Unit III.
d. UU No.18 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BDN.
e. UU No.19 Tahun 1868 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI Unit IV.
f. UU No. 20 Tahun 1968 tentang Bak Tabungan Negara menggantikan BNI
Unit V.
g. UU No. 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia menggantikan BNI
Unit II (Rural).
h. UU No. 22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor menggantikan BNI
Unit II (Ekspor-Impor).
Dengan lahirnya UU tersebut, maka secara otomatis mengubur
“Bank Tunggal” sekaligus meneguhkan keberadaan Bank Indonesia sebagai
bank sentral hingga kini. Dengan lahirnya UU No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia dapat dikatakan sebagai tombak harapan terhadap kemandirian
bank sentral di Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX
(semula bernama Kantor Cabang Medan) mulai dibuka tanggal 30 Juli 1907
bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX merupakan Kantor Cabang
De Javasche Bank yang ke-11.
Pembukaan Cabang Kantor Medan, Tanjung Balai dan Tanjung Pura
kepada biro perancang Hulswit dimintakan untuk merancang pembangunan
gedung kantor yang permanen bagi Kantor Cabang Medan dilakukan dengan
bersamaan dengan perluasan tahap kedua kantor pusat (Jakarta Kota) pada 1812
yang sekaligus juga merencanakan pembangunan gedung beberapa kantor cabang
lainnya.
Gedung-gedung ini menunjukkan ciri arsitektur yang sama mengikuti ciri
arsitektur Eropa pada zamannya. Pemimpin Cabang Medan yang pertama adalah
L.Van Hermert dan pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah
SF Van Musschenbrock dan pada saat Undang-Undang Bank Indonesia 1953
diberlakukan, pemimpin Cabang Medan adalah M. Plantema dan Putra Indonesia
pertama yang mengendalikan Bank Indonesia Cabang Medan adalah M. Rifai.
Visi dan Misi Bank Indonesia a. Visi Bank Indonesia
1. Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional
melalui penguatannilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi
yang rendah dan nilai tukar yang stabil.
2. Memperjelas arah organisasi ke depan.
3. Memotivasi anggota Dewan Gubernur dan pegawai Bank Indonesia untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan.
4. Mengkoordinasikan tindakan serta kebijakan dari anggota Dewan Gubernur
5. Memberikan keyakinan dalam pencapaian misi organisasi.
b. Misi Bank Indonesia
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan
moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien
serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk
mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi
pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisisen, dan lancar yang
berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas dan berkontribusi terhadap
perekonomian, stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek
perluasan akses dan kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia
yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta
melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka
melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
B. Tujuan dari Bank Indonesia
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai
satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek
Negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas
sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya.
Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan
dapat diukur dengan mudah.
C. Makna Logo Bank Indonesia
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki logo atau lambang yang
memiliki makna tersendiri yang biasanya menunjukkan cita-cita pendirian,
visi dan misi dari perusahaan tersebut, demikian halnya dengan Bank Indonesia
mempunyai logo.
Sumber : Bank Indonesia (2015)
Gambar : 2.1 Logo Bank Indonesia
Arti logo bagi perusahaan selain sebagai lambang juga berfungsi sebagai
identitas yang memiliki karakter dari suatu perusahaan. Bagi Bank Indonesia,
pemasangan logo BI akan sangat membantu strategi komunikasi dalam
menceritakan dirinya sebagai bagian dari 13 sistem perbankan Bank Indonesia
adalah Bank Sentral Republik Indonesia. Sebagai Bank Sentral yang mempunyai
Kestabilan nilai mata uang terhadap brang dan jasa, serta Kestabilan terhadap
Sumber : Bank Indonesia (2015)
Gambar : 2.2 Struktur Organisasi Bank Indonesia BANK INDONESIA
Gubernur
STABILITAS EKONOMI
Deputi Gubernur Senior
Deputi Gubernur
Asisten Gubernur
- Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM)
- Departemen Pengelolaan Moneter (DPM)
- Departemen Pengelolaan Devisa (DPD)
- Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES)
- Departemen Statistik - Departemen Pengelolaan dan
Keputusan Laporan (DPKL) - Departemen Internasional
STAB ILITAS SISTEM KEUANGAN
1. Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) 2. Departemen Survei Ilmu Sistem
Keuangan (DSSK)
3. Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM (DPAU)
SISTEM PEMBAYARAN
1. Departemen Kebijakan dan
Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP) 2. Departemen Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran (DPSP)
3. Departemen Pengelolaan Uang (DPU) 4. Departemen Pengelolaan Pinjaman
dan Transaksi Pemerintah (DPTP)
1. Departemen Komunikasi (DKom) 2. Departemen Manajemen Strategis
dan Tata Kelola (DMST) 3. Departemen Hukum (DHk) 4. Departemen Sumber Daya Manusia
(DSDM)
5. Departemen Pengelola Sistem Informasi (DPSI)
6. Departemen Keuangan Intern (DKI) 7. Departemen Pengelolaan Logistik,
Arsip dan Pengamanan (DLP) 8. Departemen Audit Intern (DA) 9. Departemen Pengelolaan Aset (DPA)
REGIONAL
- 9 Kantor Perwakilan BI Wilayah - 32 Kantor Perwakilan BI
Provinsi/Kota/Kabupaten
INTERNASIONAL
1. Kantor Perwakilan BI New York 2. Kantor Perwakilan BI London 3. Kantor Perwakilan BI Tokyo 4. Kantor Perwakilan BI Singapore) STABILITAS SISTEM
KEUANGAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
16
(Sumut dan Aceh) dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan (Direktur Eksekutif).
Dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Bank Indonesia dibantu oleh seorang
Deputi Kepala Perwakilan (Direktur) yang mengkoordinir bidang-bidang yang
ada pada kantor Bank Indonesia Kelas I, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah IX (Sumut dan Aceh) terdiri dari 4 (empat) devisi, yaitu:
a) Devisi Ekonomi Moneter
1. Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM
2. Tim Kajian Ekonomi
3. Tim Statistik dan Survei
b) Divisi Pengawasan Bank
1. Tim Pengawasan Bank I
2. Tim Pengawasan Bank II
3. Unit Informasi dan Administrasi Bank
c) Divisi Sistem Pembayaran
1. Unit Distribusi uang dan Layanan Kas
2. Unit Pengelolaan Uang
3. Unit Layanan Nasabah
4. Unit Penyelenggaraan Kliring
d) Divisi Manajemen Intern
1. Unit Sumber Daya Manusia
2. Unit Logistik
(Direktur Eksekutif) dan dibawahi Kepala Grup (Direktur) yang melingkup bagian
Tim Statistik terdiri dari Unit Survei dan Liaison dipimpin oleh Kepala Tim (AD)
yang bertanggung jawab dibagian Unit Statistik dan Database terdiri atas Manajer,
Asisten Manajer dan Staff, Divisi Asesmen Ekonomi Keuangan dipimpin oleh
Kepala Divisi (DD) yang bertanggung jawab dibagian Tim Asesmen Ekonomi
dan Keuangan,UMKM dan Komunitas terdiri atas Kepala Tim (AD), Manajer dan
Staff. Divisi keuangan, UMKM dan Komunikasi dipimpin oleh Kepala Divisi
(DD) yang bertanggung jawab dibagia Tim Akses Keuangan dan UMKM dan
Unit Koordinasi dan Pemberdayaan Komunitas terdiri atas Kepala TI (AD),
Manajer, Asisten Manajer dan Staf.
Divisi sistem pembayaran dipimpin oleh Kepala Divisi (DD) yang
bertanggung jawab di dua bagian. Bagian pertama yaitu Unit Pengolahan Data
dan Administrasi SP, Unit Kliring, Unit Layanan Nasabah dan Unit Perizinan
Pengawaan SP terdiri atas Manajer,Asisten Manajer dan Staff. Bagian yang kedua
yaitu Tim Pengedaran Uang, Unit Distribusi Uang, Unit Layanan Kas dan Unit
Pengolahan Uang yang terdiri atas Kepala Unit (AD), Manajer, Asisten Manajer
Staff. Divisi Manajemen Intern dipimpin oleh Kepala Divisi (DD) yang
bertanggung jawab di dua bagian. Bagian pertama yaitu Unit Sumber Daya
Manusia terdiri atas Manajer, Asisten Manajer dan Staff. Bagian kedua yaitu
Tim Logistik dan Sekretariat Pengamanan dan Protokol terdiri atas Kepala Tim (AD),
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut dan Aceh)
merupakan perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Adapun tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut dan Aceh) adalah sebagai berikut:
a) Memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi ekonomi dan
keuangan daerah wilayah kerjanya.
b) Melaksanakan kegiatan operasional sistem pembayaran tunai dan atau non
tunai sesuai kebutuhan ekonomi daerah wilayah kerjanya.
c) Melaksanakan pengawasan terhadap perbakan diwilayah kerjanya.
d) Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi
daerah yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan kajian yang
akurat.
e) Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung
terlaksananya fungsi-fungsi utama.
1) Divisi Ekonomi Moneter
a. Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian/kesepakatan/program
yang potensial dalam pengembangan sektor riil dan atau melaksanakan
identifikasi permasalahan secara spesifik yang terjadi pada komoditi/
industri/bidang usaha tertentu.
b) Menyusun preprogram pemberdayaan sektor riil (Korporasi, BUMN
d) Melakukan koordinasi dengan stakeholders daerah untuk memberikan
bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada perbankan dan BDSP
dalam rangka pemberdayaan sektor riil dan UMKM.
e) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis
penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi dan perbankan dalam
rangka pemberdayaan sektor riil/ UMKM.
b. Tim Kajian Ekonomi
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Menyusun Kajian Ekonomi Regional yang mencakup assemen makro
ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.
b) Melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis kajian lapangan
dan studi keputusan.
c) Melahirkan kajian ad hoc atas inisiatif Bank Indonesia ataupun
kerjasama denagan kantor pusat atau stakeholders daerah.
d) Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada
PEMDA dan stakeholders lainya yang didasari oleh hasil penelitian.
e) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi dan hasil-hasil
kajian ekonomi dan penelitian daerah.
c. Tim Statistik dan Survei
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Menerima menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan
dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.
b) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi ekonomi, keuangan
Bank Indonesia.
d) Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan
informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset, pemerintah,
perbankan dan asosiasi).
e) Mengelola dan menegembangkan database informasi perekonomian
daerah.
2) Divisi Pengawasan Bank
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan pembinaan terhadap Bank Umum, BPR yang menjadi objek
pengawasan.
b) Melakukan pengawasan terhadap Bank Umum dan BPR yang menjadi
objek pengawasnya.
c) Menyelesaikan permohonan izin yang berkaitan dengan kelembagaan
dan kegiatan operasional Bank Umum dan DPR yang menjadi objek
pengawasnya.
d) Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan bank umum dan
BPR yang menjadi objek pengawasannya.
3) Data dan Administrasi Bank (Untuk Informasi dan Administrasi Bank)
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan
bank.
b) Membuat data yang lengkap tentang profil Bank Umum dan BPR
berkala ke Kantor Pusat.
d) Memenuhi permintaan bank-bank tentang informasi ketentuan perbankan.
e) Melakukan pendedaan atas keterlambatan dan kesalahan laporan.
f) Melakukan monitoring ketentuan perbankan.
g) Mengelola anggaran.
4) Perizinan dan Mediasi
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan proses perizinan untuk kantor bank yang berkantor pusat
di luar wilayah kerja Bank Indonesia.
b) Melakukan penelitian laporan Bank Umum.
c) Menjadi Liaison Office dalam penanganan tindak pidana perbankan (SKB)
Jaksa Agung, Kapolri, dan GBI.
d) Melaksanakan tim kerja dan tim pleno di BI sehubungan dengan SKB,
Kejagung, Kapolri, dan GBI.
e) Melakukan tugas-tugas kesektariatan Badan Musyawarah Perbankan Daerah
(BMPD).
f) Melakukan koordinasi dalam hal pelaksanaan pengawasan bank untuk
Bank Indonesia di wilayah koordinasinya.
5) Divisi Sistem Pembayaran
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/monitoring kebutuhan
uang untuk kebutuhan Bank Indonesia dan Bank Indonesia lain yang
berada di wilayah kerjanya (dalam hal ini Bank Indonesia berperan
modal kerja, pengelola persediaan kas (termasuk Kas Besar Titipan DPU),
pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga serta
penguncian dan pengamanan khazanah.
c) Melakukan tindaklanjutan atas:
c.1 Temuan selisih lebih/kurang hasil hitung ulang disebabkan karena
selisih jumlah, perbedaan pecahan dan uang palsu.
c.2 Laporan temuan uang palsu dan stakeholders.
c.3 Laporan terkait dengan uang dan sistem pengedaran uang.
d) Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang cara memperlakukan uang.
e) Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas kasir
dan anggaran operasional kas.
f) Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukkan pihak ketiga sebagai
pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan Uang Logam (UL),
tidak Layak Edar (TLE).
g) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pihak ketiga sebagai
pelaksana jasa kas seperti perusahaan penukar uang pecah kecil/
POSINDO, cash center atau jasa lainnya seperti peleburan uang.
h) Memantau dan melaporkan pemeliharaan peralatan kas/sarana lainnya.
i) Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan dalam
kegiatan operasional kas.
j) Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di
Non Bank.
l) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi pertanggungjawaban
Bank dan Non Bank.
m) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggung
jawaban penukaran.
n) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggung
jawaban kegiatan layanan kas diluar kantor yaitu kas keliling dan tas
titipan.
o) Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan pertanggung
jawaban penjualan Uang Rupiah Khusus (URK).
6) Unit Pengolahan Uang
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan modal kerja, melaksakan kegiatan dan pertanggungjawaban
hitung ulang manual uang kertas.
b) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban
hitung ulang manual uang logam.
c) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban
hItung manual-MSUK
d) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban
pemusnahan UK dan MRUK.
e) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan pertanggungjawaban
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Senttlement Transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan pengeluaran
pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.
b) Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan
lembaga lain terkait dengan tugas BI).
c) Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke
rekening pemerintah dan rekening lainnya.
d) Penatausahaan Cek/Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.
e) Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran pemerintah
(atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.
f) Menganalisa perilaku dan perkembangan SP Non Tunai di Bank Indonesia:
f.1 Tatausaha Money Remittance
f.2 Kajian Perilaku SP Non Tunai
g) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Bank Indonesia.
h) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS.
i) Melaksanakan survey atas layanan SP Non Tunai
j) Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA dan
BI-RTGS.
k) Pengelolaan transaksi (accounting dan anggaran ) BI-SISA.
l) Pengelolaan anggaran.
m) Melakukan tugas lain terkait dengan sosialisasi dalam rangka desiminasi
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Penyelenggaraan Kliring Lokal (Warkat Debet).
b) Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE).
c) Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek/BG kososng.
d) Penerbitan Daftar Hitam Lokal.
e) Monitoring Penyelnggaran Kliring Lokal Non BI.
f) Perhitungan dan pembebanan biaya proses pilah.
g) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Bank Indonesia.
h) Pengelolaan Anggaran.
i) Menyediakan layana helpdisk kepada peserta kliring sehubungan dengan
SKN-BI.
9) Divisi Manajemen Intern 1. Unit Sumber Daya Manusia
a) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan,
penempatan, pengembangan, pembinaan, dan pemutusan hubungan
kerja dengan pegawai termasuk THOS sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b) Mengelola data kepegawaian.
c) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan
kewenangan.
d) Melakukan kegiatan yang terkait dengan fungsi koordinasi terhadap
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap realisasi
program kerja dan anggaran Bank Indonesia.
b) Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.
c) Melaksanakan pemeliharaan gedung, inventaris kantor, rumah dinas
serta sarana lainnya.
d) Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.
e) Menyelesaikan tagihan sumber daya energi, jasa, dan lainnya kepada
pihak ketiga.
3. Unit Sekretariat Pengamanan Protokol (SPP)
Adapun tugas-tugas pokoknya adalah sebagai berikut:
a) Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
proses hukum.
b) Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung
kantor, tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas kliring,
rumah dinas serta sarana lainnya.
c) Menatausahakan surat,warkat masuk maupun keluar dan dokumen
lainnya termasuk mengelola sentral khazanah arsip.
d) Merencanakan dan melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan
tugas pengamanan.
e) Melaksanakan pengamanan dan tindakan penanggulangan ancaman
serta gangguan kamtib terhadap personil materil, acara kedinasan,
sosial kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk
Untuk mencapai kedisiplinan kerja pegawai Kantor Bank Indonesia
Medan menyusun beberapa langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan karyawan.
2. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik, jika dia
sendiri kurang disiplin.
3. Keadilan harus diterapkan dengan baik, pada setiap instansi agar kedisiplinan
karyawan baik pula.
4. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan modal kerja karyawan.
5. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan
yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
6. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat karyawan akan semakin takut
melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyawan
akan berkurang.
G. Kinerja Kegiatan Terkini
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cabang (Aceh dan Medan) mempunyai
visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh
waktuuntuk mencapai itu semua begitu juga pada Kantor Bank Indonesia Medan,
terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud. Setelah mengalami
perlambatan pada beberapa triwulan sebelumnya, realisasi pertumbuhan ekonomi
di berbagai daerah pada triwulan IV 2013 mulai menunjukkan perbaikan seiring
dengan menguatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi global. Perbaikan pertumbuhan
ekonomi dialami oleh berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan
masyarakat memperoleh uang layak edar sesuai kebutuhan. Selama tahun 2013,
Bank Indonesia memprioritaskan distribusi uang layak edar - melalui kegiatan kas
keliling - ke daerah perbatasan seperti di Atambua (NTT), Nunukan (Kaltara), dan
di Papua. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan transaksi, Bank Indonesia pada
awal tahun 2014 menandatangani nota kesepahaman dengan Bank Papua New
Guinea (PNG) dalam memberdayakan kegiatan ekonomi di daerah perbatasan.
Melalui nota kesepahaman ini, kedua Bank Sentral bersepakat untuk
meningkatkan peran lembaga keuangan Bank dan Pedagang Valuta Asing (PVA)
di masing-masing negara dalam meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah
perbatasan dengan mendorong terciptanya kelancaran dan keandalan sistem
pembayaran.
H. Rencana Kegiatan
Kegiatan Kantor Bank Indonesia Medan antara lain adalah sebagai berikut:
Prospek perekonomian daerah menghadapi beberapa tantangan utama yang
diperkirakan turut menentukan kinerja ekonomi dan inflasi ke depan.
Salah satunya, tantangan yang bersumber dari dinamika global yang dapat
menyebabkan rentannya pemulihan ekonomi global, terutama dengan adanya
potensi kembali melambatnya kinerja ekonomi China dan ketidakpastian