• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

71 DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Mikro. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta: BPFE.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. 2013. Sipoholon dalam Angka 2012. BPS Tapanuli Utara.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. 2014. Sipoholon dalam Angka 2013. BPS Tapanuli Utara.

Blakely, E. J. 1989. Planning Local Economic Development: Theory and Practice. California: SAGE Publication, Inc.

Dumairy. 1999. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Anggota IKAPI.

Halim, Salmiah dan Satia. 2011. “Distribusi Pendapatan Dari Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi”. Jurnal. Medan: Fakultas Pertanian, USU.

Ismail, Fakhri. 2013. “Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Medan Labuhan”. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Majidi, N. 1997. Anggaran Pembangunan dan Ketimpangan Ekonomi antar Daerah. Prisma. LP3S.

Makmur, Safrida dan Kharisma Jayanthi. 2011. “Ketimpangan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Desa di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar”. Jurnal. NAD: Agrisep Vol.(12) No.1, 2011.

Todaro, Michael P. 2000. Economic Development, Seventh Edition, New York University: Addison Mesley.

Nurse, Ragknar. 2000. Pembangunan Problematika Dan Pendekatan. Jakarta: Pustaka Belajar.

(2)

72 Masyarakat Provinsi Bali”. Jurnal. Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin.

Retnosari, Devi. 2006. “Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat”. Skripsi. Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Riadi, R.M. 2007. “Pertumbuhan dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau”. Jurnal. Riau.

Sajogyo. 1988. Garis kemiskinan dan Ukuran Tingkat Kesejahteraan Penduduk, Gadjah Mada University Press. APA Citation, Yogyakarta.

Sugiharto, Eko. 2006. “Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru Ilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik”. Jurnal. Samarinda: Sosial Ekonomi Perikanan, FPIK Unmul.

Sumanjaya, Rachmat, Nasution, Syahrir H dan Tarmizi, H.B. 2008. Teori Ekonomi Mikro. Edisi Revisi. Medan: USU Press.

Supangat, Andi. 2008. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan Medan Deli termasuk

Akibat harga jual kopi Arabika rakyat yang cenderung fluktuatif serta ketebatasan luas lahan yang diusahakan petani kopi Arabika akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani

m enyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ Analisis Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan Rumah Tangga Petani Desa Tanjung Rejo Kecamatan Wuluhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pendapatan dan distribusi pendapatan nelayan dan petani di Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan di Kabupaten Pakpak Bharat.. Kondisi Rumah

Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Dan Kemiskinan Petani Padi (Studi Kasus: Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang).. Jurnal Fakultas

Di Kecamatan Sumbul petani arabika yang berada pada rantai distribusi kopi panjang terdiri dari 90,9 persen petani di atas garis kemiskinan dan 9,1 persen petani di bawah

Di Kecamatan Sumbul petani arabika yang berada pada rantai distribusi kopi panjang terdiri dari 90,9 persen petani di atas garis kemiskinan dan 9,1 persen petani di bawah