• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai suatu bentuk organisasi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan, peningkatan keamanan, peningkatan mutu pendidikan serta peningkatan mutu kesehatan dan lain-lain, entitas pemerintah merupakan sebuah organisasi yang orientasi utamanya tidak untuk mencari keuntungan (laba). Jika dibandingkan dengan organisasi nirlaba lainnya, entitas pemerintah memiliki karakteristik khusus yang menjadikan entitas ini lebih terkesan merupakan suatu lembaga politik daripada lembaga ekonomi. Akan tetapi, adanya karakteristik tersebut tidak berarti bahwa entitas pemerintah tidak memerlukan lembaga ekonomi. Sebagaimana organisasi nirlaba lainnya, entitas pemerintah juga memerlukan sebuah lembaga ekonomi untuk mengatur perekonomian pemerintah, termasuk pengaturan mengenai pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak, retribusi, ekspor-impor, dan lain-lain, serta pengaturan mengenai pengeluaran pemerintah dalam membiayai belanja negara serta kegiatan operasional pemerintah guna mendukung pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.

(2)

ekonomi negara, dimana pemerintah pusat menyokong sepenuhnya dana yang dibutuhkan daerah dalam rangka membiayai seluruh kegiatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di daerah. Oleh sebab itu, pemerintah daerah tidak perlu berupaya untuk mendapatkan penghasilan guna membiayai seluruh kegiatan dan operasionalnya.

(3)

dimilikinya, sehingga hasil dari eksplorasi tersebut mampu menjadi pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan atas kegiatan-kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah.

(4)
(5)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menggambarkan kemampuan daerah dalam rangka membiayai seluruh kegiatan pembangunan daerah dengan cara mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki. Yuliati (2001, dalam Sakti, 2007) menyatakan bahwa salah satu ciri utama kemampuan daerah dalam rangka penerapan otonomi daerah terletak pada kemampuan keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya, dengan tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat memiliki proporsi yang semakin mengecil dan diharapkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus menjadi bagian terbesar dalam mobilisasi dana penyelenggaraan pemerintah daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan roda pemerintahan yang berdasar pada prinsip otonomi daerah. Oleh sebab itu, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi tolok ukur utama dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Semakin besar kemampuan suatu daerah memperoleh dan menghimpun Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka akan semakin besar pula jumlah dana keuangan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan pemerintah daerah (Sakti, 2007).

(6)

merupakan tolok ukur keberhasilan daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Pada prinsipnya, semakin besar sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menunjukkan bahwaketergantungan daerah kepada pemerintah pusat semakin kecil. Untuk mengetahui besarnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Humbang Hasundutan selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Kontribusi PAD Terhadap APBD Kab. Humbang Hasundutan T.A. 2010 s/d

2014 1 2010 408.726.884.617,37 10.007.220.641,37 2,44 2 2011 464.390.691.265,77 12.870.031.745,77 2,77 3 2012 551.371.659.058,32 17.901.926.972,32 3,24 4 2013 627.805.970.533,77 17.632.875.685,77 2,80 5 2014 721.469.692.393,38 29.491.349.500,38 4,08 Sumber : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Humbang

Hasundutan Tahun Anggaran 2010-2014 (data diolah)

(7)

menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya secara berkesinambungan masih lemah. Masalah yang sering muncul dalam upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah rendahnya kemampuan pemerintah daerah untuk menghasilkan prediksi pendapatan daerah yang akurat, sehingga pendapatan daerahbelum dapat dipungut secara optimal (Mardiasmo, 2000).

(8)

transfer dari pemerintah pusat tersebut secara efektif dan efisien guna meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.

Sebagaimana penulis ungkapkan sebelumnya, dalam rangka penerapan otonomi daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat mengeksplorasi seluruh kemampuan dan potensi daerah secara maksimal, sehingga mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna membiayai seluruh kegiatan pemerintahan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) diharapkan dapat meningkat setiap tahunnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan yang berujung pada kebangkrutan suatu daerah. Kesulitan keuangan (financial distress) daerah menggambarkan bahwa kondisi keuangan pemerintah daerah dalam keadaan tidak sehat, dan hal tersebut merupakan faktor utama penyebab kebangkrutan suatu daerah. Arthur J. Keown, dkk (2001, dalam Fauziana, 2010) mengungkapkan bahwa secara umum kesulitan keuangan (financial distress) dapat dinilai dari tingginya resiko yang ditanggung dalam mengelola dan mengatur struktur keuangan, serta rendahnya tingkat protabilitas karena ketidakefektifan dan ketidakefisiensian entitas dalam memanfaatkan serta mengelola sumber daya yang dimiliki.

(9)

(insolvency). Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara, namun apabila tidak segera diperbaiki, akan berkembang menjadi kesulitan insolvency, dan mengarah pada kebangkrutan entitas. Oleh sebab itu, diperlukan analisis terhadap hasil dari kinerja keuangan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah dianggarkan dan direalisasikan.

Sebuah entitas, tidak terkecuali entitas pemerintah, perlu mengenali tanda-tanda kebangkrutan dan melakukan berbagai usaha perbaikan dalam meningkatkan pendapatan untuk mencegah potensi kebangkrutan. Untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan sebuah entitas perlu dilakukan analisis kesehatan keuangan. Hasil dari analisis rasio keuangan di atas, selanjutnya digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai kesehatan keuangan daerah saat ini dan untuk tahun-tahun mendatang. Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kesehatan keuangan daerah di Kabupaten Humbang Hasundutan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, melalui penulisan skripsi dengan judul :

“Analisis Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah dalam Mendukung

Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah

(10)

1.2 Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam melaksanakan otonomi daerah selama tahun anggaran 2010-2014 ?

2. Bagaimanakah proyeksi kondisi keuangan Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun-tahun berikutnyaberdasarkankinerjakeuangan pemerintah daerahnya selama tahun anggaran 2010-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dalam rangka penerapan otonomi daerah selama tahun anggaran 2010-2014.

2. Kondisi kesehatan keuangan Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini dan proyeksi kondisi keuangannya untuk tahun anggaran 2015-2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :

(11)

Memberikan masukan baik bagi pemerintah dalam hal penyusunan kebijakan dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan perencanaan peningkatan PAD, pengendalian, dan evaluasi dari APBN dan APBD, serta UU dan PP yang menyertainya.

2. Bagi Dunia Pendidikan

Memberi kontribusi teori sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi para peneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi serta gambaran kepada masyarakat tentang kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya yang mencerminkan kualitas pelayanan yang selama ini diberikan pemerintah daerah.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memberikan beberapa batasan penelitian, diantaranya :

1. Batasan Waktu

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk tahun anggaran 2010 sampai dengan 2014.

2. Batasan Daerah/Obyek Penelitian

(12)

2014.

3. Batasan Aspek Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut adalah tidak dapat.. diperkirakan

(2) Setelah semua anggota KPPS, saksi dan pemilih dari TPS lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selesai memberikan suaranya, Ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS

Pada hari ini, Senin, tanggal tiga, bulan September, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pemberian Penjelasan

Sehubungan dengan telah dilaksanakan Evaluasi Penawaran dari perusahaan yang saudara pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara dalam kegiatan Pembuktian

Kampanye Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau tim kampanye/pelaksana

[r]

[r]

Padahal, kecelakaan kerja akibat unsafe act yang terjadi di CV.Usaha Jaya Kudus ini karena pekerja tergesa-gesa dan kurang berhati-hati dalam bekerja, tidak memakai