[PEREMPUAN] September 17, 2016
PEREMPUAN
(DALAM BINGKAI ORIENTASI SEKSUAL DAN KESETARAAN GENDER)
Maha suci Tuhan yang menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan, dari yang terkecil dipertemukan dengan yang besar, dari yang lemah dilindungi oleh yang terkuat, dari yang lupa bertemu dengan yang selalu mengingatkan, dan diantara laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal. Jika berbicara tentang perempuan pada sejarah pra-islam di kota Mekkah sudah tercatat bagaimana kehidupan mereka kala itu, perempuan jadi aib-lah, bahan perjudianlah hingga kepada bahan pembantaian kaum Jahiliyah. Bagi saya sejarah perempuan yang tidak bisa dilupakan dan paling hina dina itu adalah bentuk kebobrokan yang didasari oleh sifat lemah yang melekat dalam diri perempuan, hingga sekarang. Namun kata lemah itu tentu saja bukan tafsiran yang serta merta harus ditelan begitu saja.
Didalam buku “Perempuan” tulisan Prof. Quraish Shihab menuliskan bahwa manusia tidak memiliki wewenang dalam menentukan untuk menjadi laki-laki ataupun perempuan, penurunan genesitas (hereditas) berasal dari kedua orang tua kita yang awalnya terdapat 46 kromoson yang pada pertemuannya dengan sperma dan indung telur berubah menjadi 23 kromoson dari indung telur Ibu yang ada dalam diri manusia baik itu laki-laki (X dan Y) dan perempuan (X dan X), sebab manusia tidak bisa memilih untuk menjadi laki-laki atau perempuan, jika demikian apakah perempuan itu hina atau menghinakan, lemah dan melemahkan?
[PEREMPUAN] September 17, 2016
Sejauh ini tidak ada perbedaan pemikiran yang bersifat misogini dalam menghadapi tuntutan kesetaraan gender, para pemikir kontemporer pun tidak terjerumus kepada perdebatan tentang kedudukan perempuan yang hanya mengurus rumah tangga saja, namun perempuan harus mengambil bagian dalam mengembangkan masyarakat, sebab pada hakikatnya mengabaikan perempuan berarti mengabaikan setengah potensi dari masyarakat, dan melecehkan mereka berarti melecehkan seluruh manusia yang terlahir dari perut perempuan, setelah Adam dan Hawa. Walaupun tidak adanya perbedaan pemikiran tapi bias gender selalu ada yang selalu dibentuk oleh masyarakat, adat, norma dan segala sesuatu yang bersifat eksternal. Pembiasaan ini tentu saja sangat merugikan hingga kepada peremehan terhadap perempuan karena mempersamakan diri mereka dengan laki-laki yang membawa perempuan melampaui kodratnya yang tentu saja ini adalah sebuah pelecehan.