• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas kimia XII IPA. greta dria nada (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas kimia XII IPA. greta dria nada (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat

Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam

Menyelesaikan Reaksi Redoks dan Sel

Elektrokimia pada Siswa Kelas XII IPA 1 SMA

Negeri 1 Kuala Kapuas Tahun Pelajaran

2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu usaha sadar yang sistematik untuk mencapai tujuan terhadap perilaku peserta didik dalam melakukan perubahan-perubahan untuk menuju kedewasaan. Adapun proses yang dimaksud tersebut adalah proses pembelajaran, hal ini dinyatakan dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang konduktif agar peserta didik secara aktif dapat menumbuh kembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari tiga komponen utama yaitu : guru, siswa, dan bahan ajar. Unsur utama adalah siswa, kebutuhan sebagai sumber, serta situasi belajar yang memberikan kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun demikian guru merupakan faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan pengembangan bahan ajar serta perangkat lainnya.

(Sastrapratedja, 2004:51) menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan transaksi manusiawi yang sangat halus yang menuntut kepekaan dan keterampilan dalam hal hubungan antara manusia.

Rendahnya minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Kuala Kapuas terhadap mata pelajaran Kimia selama ini karena pembelajaran Kimia kurang menarik. Hal ini terbukti dari setiap analisis pada setiap ulangan harian daya serap siswa sangat rendah bahkan mencapai 50 % saja yang tuntas.

Dari sejumlah permasalahan tersebut diatas sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian,yaitu yang bekaitan dengan minat siswa pada pelajaran Kimia, sebagian besar siswa kurang berminat belajar Kimia disebabkan guru yang satu-satunya sebagai sumber belajar, orang yang paling tahu,tempat bertanya segala sesuatu hingga sebagian besar siswa merasa guru itu paling hebat.

Melihat kenyataan itu siswa merasa takut, rendah diri,enggan mengucapkan masalah bahkan takut memberikan jawaban,karena merasa malu kalau jawabannya salah , ruang belajar juga menjadi tempat kebosanan siswa mengikuti pelajaran, melihat kendala tersebut maka upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran Kimia adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif.

(2)

bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri lima komponen yaitu :presentasi kelas, tim, kuis, skor, kemajuan individual /tim dan rekognisi (penghargaan).

Karena alasan tersebut maka diperlukan suatu media yang tepat agar kemampuan siswa dalam mengerjakan soal reaksi redoks dan sel elektrokimia semakin meningkat . Salah satu media yang dapat dipergunakan untuk membantu mngatasi kesulitan tersebut adalah dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Identifikasi Masalah

Mempehatikan situasi pada latar belakang tersebut, kondisi yang ada saat ini adalah

1. Pembelajaran Kimia di kelas masih berjalan monoton.

2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.

3. Metode yang digunakan masih bersifat konvensial.

4. Rendahnya prestasi siswa untuk pembelajaran Kimia.

5. Rendahnya minat belajar siswa pada Kimia.

6. Kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal reaksi redoks dan elektrokimia.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas masalah penelitian ini adalah : Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan Reaksi Redoks dan Sel Elektrokimia pada siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2009/2010.

D. Pemecahan Masalah

Adapun pemecahan masalah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam Menyelesaikan Reaksi Redoks Dan Sel Elektrokimia adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Type STAD.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah :

1. Guru memberikan tes awal.

2. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan memberikan contoh-contoh cara mereaksikan reaksi redoks dan sel elektrokimia .

3. Guru membagi siswa perkelompok model STAD (1 tim terdiri dari 5 orang siswa dengan memperhatikan prestasinya dan jenis kelamin)

4. Siswa bekerja dengan mengisi lembar kegiatan siswa untuk menguasai materi pembelajaran. Siswa mempresentasikan hasil penguasaan materi.

5. Guru memberi skor kemajuan individual / tim.

6. Siswa mengerjakan kuis individual ( tes terakhir / postest ).

7. Guru memberikan penghargaan prestasi individu / tim.

E. Hipotesis Tindakan .

(3)

F. Tujuan Penelitian .

Tujuan yang dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan reaksi Redoks Dan Sel Elektrokimia.

b. Untuk mengetahui sejauh mana partisifasi siswa dalam model pembelajaran kooperatifl type STAD ini .

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. memberikan motivasi untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik .

2. sebagai alternatif pemilihan metode pembelajaran.

3. Bagi kepala sekolah sebagai bahan masukan/ acuan untuk membimbing guru-guru memberikan metode pembelajaran / memperbaiki proses pembelajaran.

4. Bagi pemerintah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia . BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Model pembelajaran

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran . Belajar mengacu pada apa yang dilakukan siswa sedangkan mengajar mengacu pada apa yang dilakukan guru. Kedua kegiatan ini saling berhubungan timbal balik pada saat pembelajaran berlangsung (Sudirman, 1996).

Guru profesional dalam melaksanakan tugasnya menggunakan tekhnik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi yang tinggi, menguasai materi, tekhnik dan pendekatan mengajar seperti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berdasarkan masalah.

B. Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )

Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar .

Pembelajaran ini melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima siswa dengan kemampuan dan latar belakang sosial yang berbeda-beda dengan menggunakan ukuran kelompok yang berbeda-beda pula ( Muhammad Nur , 2000).

Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif siswa akan lebih banyak menerima materi bukan hanya dari guru akan tetapi juga dari teman dalam kelompok kerjanya, siswa akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi dalam pembelajaran, sehingga berdampak pada perolehan nilai yang lebih baik,

kompetensi lebih tinggi dalam berpikir kritis, memiliki sikap lebih

positif terhadap mata pelajaran yang dipelajari, menampakkan kompetensi

lebih tinggi dalam kegiatan kolaboratif, memiliki kesehatan jiwa yang tinggi dan menerima perbedaan-perbedaan diantara teman-temannya (Muhammad Nur, 2000).

Menurut Ibrahim dkk ( 2000) salah satu aspek penting dalam pembelajaran kooperatif adalah bahwa disamping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan akan lebih baik diantara siswa, pembelajaran kooperatif akan membantu siswa dalam pembelajaran akademis.

(4)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran koopeatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan koperatif.

STAD terdiri 5 kelompok utama yakni : presentasi kelas , tim , kuis , skor kemajuan individual , rekognisi tim .

a. Presentasi kelas.

b. Tim .Kuis.

c. Skor kemajuan individual.

d. Rekognisi Tim.

D. Langkah-langkah pengelompokan tim STAD

1. Persiapan

2. Jadwal Kegiatan

3. Menghitung Skor Individual dan Tim.

4. Poin Kemajuan.

5. Merekognisi Prestasi Tim

6. Mengubah Tim

Setelah 4 atau 5 minggu melakukan STAD atau pada akhir tiap periode yang telah ditentukan, tempatkan kembali para siswa ke dalam tim yang baru. Ini memberikan kesempatan baru kepada siswa yang mempunyai skor tim rendah, biarkan siswa bekerja dengan temannya yang lain, dan jaga agar programnya tetap segar.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat , waktu , dan siklus penelitian sebagai berikut :

1. Tempat Penelitian.

2. Waktu Penelitian.

3. Siklus Penelitian

B. Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu rencana yang akan dijadikan tujuan pembelajaran khusus menurut kurikulum 2006 berbasis KTSP. Depdiknas adalah sebagai berikut :

1. Menyetarakan persamaan reaksi redoks (reduksi dan oksidasi ) dengan cara bilangan oksidasi.

2. Menyetarakan persamaan reaksi redoks ( reduksi dan oksidasi ) dengan cara setengah reaksi (ion elektron).

3. Menggambarkan susunan sel Volta atau sel galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya.

4. Menuliskan lambang sel dari reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta.

5 Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar dan membandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan.

Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa : (a) Lembar kerja siswa (LKS), (b) Lembar pengamatan diskusi, (c)Lembar evaluasi Daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

(5)

Sumber data dalam penelitan ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa , guru dan teman sejawat serta kolaborator.

1. Siswa :

2. Guru :

3. Teman sejawat dan Kolaborator :

D. Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, kuesioner dan diskusi.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi tes, observasi, wawancara, kuisioner dan diskusi

E. Indikator Kinerja.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa .

1. Siswa :

a. Dilihat bagaimana tingkat hasil belajarnya dalam menyelesaikan konsep reaksi oksidasi reduksi dan sel elektrokimia serta penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara siswa belajar dalam memahami soal-soal tersebut dengan ketuntasan individual 60 % dan klasikal 75 % sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) SMAN 1 Kuala Kapuas Tahun pelajaran 2009/2010.

b. Dilihat bagaimana tingkat partisipasinya dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan keaktifan siswa 80%.

2. Guru :

a. Dilihat bagaimana persiapan yang dibuat dan bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan dalam mentransfer konsep reaksi oksidasi reduksi dan sel elektrokimia serta penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari,dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebanyak 3 RPP @ 2 jam Pelajaran ( 6 kali pertemuan ).

b. Dilihat bagaiman proses pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan dengan skor observasi oleh kepala sekolah berada pada skor 3 sampai 4 dengan katagori (baik/sangat baik).

F. Analisa Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara diskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil belajar :

2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar :

3. Imlementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD :

G. Prosedur penelitian Siklus 1

1. Perencanaan ( Planing ).

2. Pelaksanaan ( Acting ).

3. Pengamatan ( Observating )

(6)

Siklus 2 Siklus 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PEELITIAN A. Diskripsi Setting Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kuala Kapuas dengan jumlah siswa 40 orang terdri dari 13 siswa dan 27 siswi terbagi menjadi 8 (delapan) tim yang masing-masing tim terdiri 5 orang siswa dengan kemampuan yang heterogen. Kegiatan yang diteliti adalah observasi pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar yang dikelola oleh guru, aktifitas siswa dalam tim dan hasil belajar siswa individual/tim melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus–siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.

I. Siklus Pertama ( 2 jam pelajaran )

Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reflaksing serta replaning, seperti berikut ini :

1. Perencanaan ( Planning )

(a) Tim penelitian melakukan analisis kurikulum untuk menentukan tujuan pembelajaran khusus yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (b) Membuat rencana pembelajaran (RPP)., (c) Membuat lembar kerja siswa (LKS), (d) Menyusun alat evualuasi pembelajaran (TES)

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus pertama, pelaksanaan belum sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan : (a) Sebagian kelompok belum terbiasa dengan kondisi belajar berkelompok. (b) Sebagian tim belum memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD secara utuh dan menyeluruh. (c) Sebagian siswa belum memperhatikan pembagian alokasi waktu yang tersedia dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas dilakukan upaya sebagai berikut :

a. Guru lebih intensif memberi petunjuk kepada siswa bagaimana seharusnya kondisi dalam berkelompok, kerja sama tim, ke ikut sertaan dalam tim.

b. Guru membantu tim yang belum memahami langkah–langkah pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Guru memperingatkan bahwa waktu yang tersedia agar dimanfaatkan sebaik–baiknya dalam tim.

Pada saat akhir sikus pertama dalam hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan :

a. Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar tim.

(7)

c. Siswa mampu menyimpulkan bahwa pembelajaran koperetif tipe STAD memiliki langkah – langkah tertentu.

3. Observasi dan Evaluasi ( Observation and Evaluation )

a. Hasil observasi aktivitas siswa diambil dari hasil penyelesaian lembar kerja siswa sampai dengan presentasi siswa dalam pembelajaran selama siklus pertama dapat

Dalam tabel terlihat ada 4 ( empat ) tim yang belum berhasil mencapai target tuntas 80 %.

b. Hasil observasi aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran

siklus1 .

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama sudah baik dengan perolehan skor 43 atau 90% sedangkan skor idealnya adalah 48 ( 100% ).

c. Hasil Evaluasi

Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dilihat dari hasil tes akhir individu yang dikelompokan diperoleh nilai 60,50 atau 61% dan ketuntasan 55%. Berarti masih dibawah KKM Klasikal yang ditargetkan 75% seperti pada tabel berikut :

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replaning)

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang ter jadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut :

a. Guru sudah berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM mencapai skor 3,58 ( ideal 4,00 ) atau 90%.

b. Sebagian siswa belum terbiasa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Terapi siswa merasa senang dan antusias dalam belajar, hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM yang mencapai skor 2,94 ( idealnya 4,00 ) atau 74%.

c. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata–rata 60,50 atau 61% dan ketuntasan 55%. Hal ini berarti masih dibawah yang ditargetkan KKM Klasikal yaitu 75%.

d. Masih ada tim yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena anggota tim tersebut kurang serius dalam belajar.

e. Masih ada tim yang kurang mampu dalam mempresentasikan kegiatan.

II. Siklus Kedua (2 Jam Pelajaran )

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta planning.

III. Siklus Ketiga ( 2 jam pelajaran )

IV. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

Dari keseluruhan respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat 100% siswa yang menyatakan bahwa model pembelajaran tersebut merupakan hal yang baru bagi mereka. Terdapat 95% siswa yang menyatakan senang dengan model pembelajaran ini dan 5% tidak senang .

(8)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas maka dapat disampaikan bahwa hipotesis penelitian ini terbukti yaitu kemampuan siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kuala Kapuas tahun pelajaran 2009/2010 pada konsep Reaksi Redoks dan Sel Elektrokimia dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar.

2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa yang pada siklus I hanya rata-rata 74% menjadi 84% pada siklus kedua dan 91% pada siklus III.

3. Kemampuan dalam diskusi tim juga mengalami kemajuan yang sangat berarti. Hal ini dapat dilihat dari sudah mulai terbiasa dengan belajar dalam tim .

4. Aktivitas siswa dalam tim mencapai kesempurnaan setelah siklus II. Ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas siswa mencapai 84% diatas target 80 %.

5. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil tes akhir individu siklus I skor 60,50 pada siklus II skor 73,90 dan siklus III skor 76,50.

6. Pembelajaran kooperatif tipe STAD relevan dengan pembelajaran kontekstual.

7. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa membangun sendiri pengetahuannya, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

8. Dengan pembelajaran koopratif STAD , pembelajaran Kimia lebih menyenangkan.

B. Saran .

Telah terbuktinya pembelajaran koopeatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia, maka kami sarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran kimia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran Kimia maupun pelajaran lain.

3. Dalam pembentukan tim idealnya hanya 4 (empat) orang , agar kerja sama dalam tim lebih efektif dan efisien .

DAFTAR PUSTAKA .

(9)

2. Kunandar, S.Pd,M.Si 2008 Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru . Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa

3. Muhtar, M.Pd . Professor, dkk. 2007. Sepuluh Kiat Sukses Mengajar Di Kelas . Jakarta : PT. Nimas Multima.

4. Nuraida Sugiati, Dra .2009/2010 . Modul Kimia 12 .Kuala Kapuas : SMAN 1 Kuala Kapuas .

5. Robert . E . Slavin . 2008 . Cooperative Learning , Teori , Riset , dan Praktek Bandung : Nusa Media .

6. Rachmadiarti . F . 2003. Media Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas

7. Susilo . 2007. Panduan Penelitian Kelas . Yogyakarta : Pustaka Book Publisher .

8. Winarno . 2003. Media Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas

CURICULUM VITAE

I. DATA PRIBADI

a. Nama : Dra. Nuraida Sugiati,M.Pd

b. Nip : 19660718 199412 2 001

c. Tempat /Tgl lahir : Banjarmasin , 18 Juli 1966

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Islam

f. Pangkat / Golongan : Pembina Utama Muda / IV C

g. Jabatan Sekarang : Kepala Sekolah

h. Pendidikan Akhir : Strata 2 ( S2)

II. RIWAYAT HIDUP

a. SDN Nagasari : Tahun 1980

b. SMP Negari 12 Banjarmasin : Tahun 1983

c. SMA Negeri 1 Banjarmasin : Tahun 1986.

d. Sarjana KIMIA FKIP UNLAM : Tahun 1992

e. Sarjana Manajemen Pendidikan FKIP UNLAM : Tahun 2011

III. ALAMAT

Jl. Tiung II No 29/30 Perumnas Pulau Telo

Referensi

Dokumen terkait

RUMUSAN POKOK SOAL DAN PILIHAN JAWABAN HARUS MERUPAKAN PERNYATAAN YANG DIPERLUKAN SAJA.. Rangka tubuh manusia terdiri dari berbagai macam bagian, yang satu dan lainnya

Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, menuntun peneliti dengan sabar serta doa restu yang selalu diberikan kepada peneliti

Keywords: Rental Flats (Rusunawa) , Urban Poor People, Social Capital, Trust, Subjective

Pelanggaran terhadap SOP meliputi jumlah wisatawan yang melebihi jumlah minimal (6 orang), penggunaan flash kamera, durasi waktu interaksi yang lebih lama dari 60 menit,

Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Karang Taruna Muda Karya dan Pemerintah desa jatiguwi yang diharapkan membawa perubahan membutuhkan peranan penting dari semua

Halim (2001), menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah yang mampu melaksanakan otonomi dan desentralisasi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah, artinya daerah

kepada apotek. Tugas akhir ini dibuat untuk membantu pasien dalam menyalurkan resep obat secara cepat kepada apotek. Tugas akhir ini bertujuan membuat suatu prototype

Berdasarkan dari beberapa pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis dan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Metode ANP digunakan