• Tidak ada hasil yang ditemukan

Welcome to ePrints Sriwijaya University UNSRI Online Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Welcome to ePrints Sriwijaya University UNSRI Online Repository"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ3η

PENGARUH RASIO PEREKAT DAMAR DAN UKURAN SERBUK

ARANG PADA BIOBRIKET CANGKANG BIJI KARET DAN LDPE

Selpiana, εaman Setiawan, Ilham Rahmana

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembanﱡ – Prabumulih Km.32 Inderalaya Oﱡan Ilir (OI) 30θθ2

E-mailμ selpi.ana123@ﱡmail.com

ABSTRAK

Penﱡﱡunaan bahan bakar ﱠosil meninﱡkat setiap tahunnya, menﱡharuskan untuk mecari sumber enerﱡi alternatiﱠ sebaﱡai lanﱡkah penﱡhematan enerﱡi. Canﱡkanﱡ biji karet merupakan limbah perkebunan, dan damar adalah produk hutan yanﱡ jumlahnya berlimpah di Indonesia dan biasa diﱡunakan di industri sebaﱡai perekat. Pada penelitian ini dilakukan penﱡembanﱡan terhadap metode pembriketan yaitu pada proses pembuatan perekat. Perekat yanﱡ diﱡunakan adalah damar, tidak seperti perekat pada umumnya yanﱡ dicampur air, pembuatan damar menjadi perekat briket dicampurkan denﱡan kerosin. Pada proses pembriketan diberikan variasi perbedaan ukuran serbuk aranﱡ 30 mesh μ η0 mesh μ 70 mesh dan rasio campuran bahan baku (aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet μ perekat damar μ δDPE) 8η%μη%μ10%, 80%μ10%μ10%, 7η%μ1η%μ10% denﱡan berat total tiap sampel 100 ﱡr. Didapatkan hasil denﱡan kualitas yanﱡ optimal pada variabel ukuran serbuk aranﱡ 70 mesh dan rasio bahan baku 7η%μ1η%μ10% denﱡan nilai kalor 7343 kal/ﱡr, kadar abu 4.13%, kadar volatile matter 33.ηθ%, kadar fixed carbon ηθ.18% dan kadar inherent moisture θ.13%. Kadar inherent moisture terendah sebesar η.8η% didapatkan pada variabel ukuran serbuk aranﱡ 30 mesh denﱡan rasio 7η%μ1η%μ10%.

Kata kunci: Analisa Proksimat, Biobriket, Cangkang Biji Karet, Damar, LDPE PENDAHULUAN

Produksi dan konsumsi enerﱡi per kapita telah dianﱡﱡap menjadi salah satu indikator tinﱡkat pembanﱡunan neﱡara. Namun, karena sumber enerﱡi berbasis minyak bumi yanﱡ saat ini diﱡunakan secara luas telah menurun, sumber enerﱡi baru terbarukan telah diﱠokuskan oleh banyak studi penelitian terkini [1]. Proyek Bioenerﱡi bertujuan untuk menﱡem-banﱡkan teknoloﱡi pemanasan yanﱡ bersih juﱡa meninﱡkatkan kondisi kesehatan dan linﱡkunﱡan masyarakat tradisional yanﱡ berﱡantunﱡ pada sumber bahan bakar kayu [2].

(2)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ3θ

dan batubara [4]. Sistem desinﱠikasi biomassa menjadi salah satu solusi untuk pemanﱠaatan biomassa. Seperti pelet biomassa, briket, yanﱡ serinﱡ diﱡunakan untuk produksi bioenerﱡi. [η].

Canﱡakanﱡ biji karet berpotensi untuk dijadikan sebaﱡai bahan baku pada pembuatan briket. Selain pemanﱠaatan canﱡkanﱡ biji karet yanﱡ belum umum, canﱡkanﱡ biji karet juﱡa ditemukan dalam jumlah yanﱡ cukup banyak terutama di wilayah Indonesia.

Canﱡkanﱡ biji karet adalah produk sampinﱡ dari pohon karet yanﱡ telah menyebabkan pencemaran linﱡkunﱡan di perkebunan karet [θ]. Pemanﱠaatan ekonomi pohon karet sebaﱡian besar diﱠokuskan pada lateks karet dan sanﱡat sedikit diperhatikan potensi keﱡunaan dari produk sampinﱡnya. εeskipun telah menﱡalami kemajuan siﱡniﱠikan pada penﱡolahan air limbahnya [7], namun hanya sedikit literatur tentanﱡ penﱡolahan produk sampinﱡ ini [8].

Biobriket adalah proses konversi limbah pertanian menjadi memiliki kepadatan tinﱡﱡi dan enerﱡi terkonsentrasi pada bahan bakar briket [λ]. Briket memiliki kualitas yanﱡ lebih unﱡﱡul dan manﱠaat linﱡkunﱡan dibandinﱡkan denﱡan batubara karena mereka berasal dari sumber daya terbarukan [10].

Proses konversi biomassa menjadi biobriket selain melibatkan teknik penekanan biomassa, juﱡa melibatkan proses karbonisasi biomassa tersebut. Karbonisasi dikenal sebaﱡai proses yanﱡ memunﱡkinkan manusia untuk menﱡhasilkan aranﱡ. Sebaﱡai bahan bakar padat premium, aranﱡ diﱡunakan di seluruh dunia untuk keperluan memasak domestik, pemurnian loﱡam dan produksi bahan kimia [11].

Kualitas biomassa yanﱡ dipadatkan (briket) terﱡantunﱡ pada sejumlah variabel proses (temperatur, tekanan, bahan penﱡikat dan campuran biomassa sebelum pemanasan). Penﱡikat meninﱡkatkan karakteristik kohesiﱠ dari biomassa denﱡan membentuk ﱡel denﱡan air, membantu menﱡhasilkan produk yanﱡ lebih tahan [12]. Setiap jenis penﱡikat mempunyai kelebihan dan kekuranﱡan. Syarat utama dari penﱡikat adalah harus ikut terbakar dan dapat menambah nilai kalor, penambahan penﱡikat yanﱡ tidak semestinya (baik jenis maupun komposisinya) akan dapat menﱡuranﱡi nilai kalor dari briket. [13].

Kualiatas biobriket dipenﱡaruhi oleh ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka nilai kalornya semakin besar dan nilai volatile matter, ash content akan semakin kecil. Namun, semakin kecil ukuran partikel maka inherent moisture akan semakin tinﱡﱡi. Ukuran partikel yanﱡ kecil menyebabkan pori-pori biobriket semakin kecil sehinﱡﱡa air yanﱡ terdapat di dalamnya sulit menﱡuap pada proses penﱡerinﱡan [14].

Penelitian sebelumnya [1η] menﱡﱡunakan perekat kanji pada proses pembriketannya dan didapatkan nilai kalor yanﱡ tinﱡﱡi. Pada penelitian ini diﱡunakan damar sebaﱡai perekat, didapatkan nilai kalor yanﱡ lebih tinﱡﱡi laﱡi dan kadar volatile matter yanﱡ lebih rendah dari penelitian sebelumnya. Penﱡﱡunaan damar sebaﱡai perekat dapat membantu menciptakan biobriket denﱡan kualitas yanﱡ maksimal.

(3)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ37 METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Penelitian Variabel Bebas

1. Rasio bahan perekat damar denﱡan biobriket canﱡkanﱡ biji karet dan plastik δDPE. 2. Ukuran serbuk aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet pada saat penﱡayakan.

Variabel Terkontrol

1. Rasio campuran δDPE sebesar 10%. 2. Temperatur karbonisasi ηη0oC.

3. Waktu karbonisasi selama 1 jam.

Alat dan Bahan

Alat yanﱡ diﱡunakan pada penelitian ini adalah muffle furnace, ayakan denﱡan ukuran 30, η0, dan 70 mesh, alat pencetak briket Specimen Mount Press, neraca analitik, cawan porselin, cawan silika, cawan kuarsa, cawan kurs, hot plate, dessicator, spatula, loyanﱡ/ nampan, batanﱡ penﱡaduk, beaker ﱡelas, stopwatch.

Bahan yanﱡ diﱡunakan pada penelitian ini yaitu, canﱡkanﱡ biji karet, bahan perekat damar, δDPE, minyak tanah.

Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

Prosedur pembuatan aranﱡ dari canﱡkanﱡ biji karet denﱡan proses karbonisasiμ

1) Canﱡkanﱡ biji karet dan δDPE dibersihkan dari penﱡotornya. 2) Jemur canﱡkanﱡ biji karet sampai kerinﱡ.

3) Hancurkan canﱡkanﱡ biji karet.

4) Canﱡkanﱡ biji karet yanﱡ telah dihancurkan dimasukkan ke dalam cawan porselin.

η) Kemudian dilakukan karbonisasi menﱡﱡunakan furnace denﱡan temperatur ηη0 oC selama θ0 menit, anﱡkat dan dinﱡinkan.

θ) Aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet kemudian diﱡerus dalam cawan porselin dan diayak denﱡan ayakan denﱡan sieve 30, η0, dan 70 mesh.

Prosedur Pembuatan Perekat Damar

1) Timbanﱡ ﱡetah damar sesuai denﱡan variasi komposisi yanﱡ diinﱡinkan.

(4)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ38

Pembriketan

1) εencampurkan hasil aranﱡ yanﱡ telah dikarbonisasi denﱡan perekat damar pada lumpanﱡ alu, lalu ditambahkan δDPE yanﱡ ukurannya telah diperkecil denﱡan berat total pencampuran sebesar 100 ﱡr. Dan diaduk sampai rata. Denﱡan perbandinﱡan campuran untuk setiap variabelμ

Tabel 1. Perbandinﱡan Campuran untuk Setiap Variabel Ukuran

Keteranﱡanμ *CK = Canﱡkanﱡ biji karet

2) εemasukkan adonan cetakan. Kemudian cetakan dipress menﱡﱡunakan alat pencetak briket. 3) Setelah itu briket yanﱡ sudah jadi dibiarkan dalam suhu kamar selama 2 x 24 jam.

4) Briket yanﱡ telah jadi siap dilakukan uji proximat

Prosedur Uji Kualitas Briket

(5)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ3λ HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa yanﱡ dilakukan pada penelitian ini adalah analisa proximate meliputiμ nilai kalor (calorific value), Inherent moisture, kadar abu (ash), volatile matter, dan fixed carbon.

Nilai Kalor

Gambar 1. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Nilai Kalor Biobriket

Pada ﱡambar 1 menunjukan bahwa terdapat hubunﱡan antara rasio bahan baku dan ukuran serbuk terhadap nilai kalor yanﱡ dihasilkan. Nilai kalor tertinﱡﱡi didapatkan pada sampel denﱡan rasio 7η% aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet, 1η% damar dan 10% δDPE sebesar 7343 kal/ﱡr. Jika ditinjau dari ukuran serbuk aranﱡ, nilai kalor tertinﱡﱡi didapatkan pada sampel denﱡan ukuran serbuk 70 mesh. Nilai kalor terendah didapatkan pada sampel denﱡan ukuran serbuk 30 mesh. εeskipun pada rasio ukuran serbuk aranﱡ mesh η0 dan 70 tidak terlalu menunjukan perbedaan nilai kalor yanﱡ siﱡniﱠikan. Hal ini karenakan perbedaan ukuran serbuk aranﱡ lebih mempenﱡaruhi nilai kadar air (Inherent moisture) pada biobriket.

Penﱡﱡunaan damar sebaﱡai perekat pada pembuatan biobriket dapat meninﱡkatkan nilai kalor. Hal ini disebabkan damar menﱡandunﱡ hidrokarbon dan tidak bersiﱠat thermoplastik yanﱡ membuat briket sulit terbakar seperti perekat yanﱡ diﱡunakan pada umumnya. Peninﱡkatan nilai kalor denﱡan penﱡﱡunaan perekat damar tidak terlepas dari cara pembuatannya. Perekat dibuat denﱡan melarutkan damar dan minyak tanah kemudian diaduk hinﱡﱡa membentuk adonan pekat dan menﱡkilap.

Penambahan δDPE pada pembuatan biobriket dari canﱡkanﱡ biji karet ini juﱡa menjadi penyebab kenaikan nilai kalor hinﱡﱡa mencapai anﱡka 7000 kalori/ﱡr. Penambahan δDPE pada pembuatan biobriket dapat menyebabkan meninﱡkatnya nilai kalor Karena δDPE menmpenﱡaruhi kadar Inherent moisture dan ash content yanﱡ dihasilkan lebih rendah jika dibandinﱡkan denﱡan denﱡan tanpa adanya δDPE [17].

(6)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ40

Inherent Moisture

Gambar 2. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Inherent Moisture Pada ﱡambar 2 menunjukan bahwa kadar air cenderunﱡ berkuranﱡ seirinﱡ denﱡan berkuranﱡnya jumlah aranﱡ yanﱡ diﱡunakan sebaﱡai bahan baku pada pembuatan biobriket. Canﱡkanﱡ biji karet masih menﱡandunﱡ kadar air yanﱡ cukup tinﱡﱡi meskipun canﱡkanﱡ biji karet telah di karbonisasi pada temperature η00oC, ternyata masih banyak air yanﱡ tertinﱡﱡal pada

pori-pori serbuk aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet.

Pada setiap komposisi campuran bahan baku, kadar air pada briket memiliki kecenderunﱡan meninﱡkat pada ukuran serbuk aranﱡ yanﱡ semakin menﱡecil. Ditinjau dari ukuran serbuk aranﱡnya maka hal ini dikarenakan adanya perbedaan besar kecilnya pori-pori antar serbuk aranﱡ yanﱡ mampu menyimpan air. Pada briket denﱡan ukuran mesh yanﱡ semakin besar memiliki kerapatan (densitas) yanﱡ lebih rendah, pori-pori briket menjadi lebih besar. Kondisi ini menﱡakibatkan penﱡuapan air menjadi lebih mudah ketika dilakukan penﱡerinﱡan. Ukuran serbuk aranﱡ yanﱡ semakin kecil memiliki densitas yanﱡ lebih tinﱡﱡi, sehinﱡﱡa semakin besar area kontak denﱡan udara yanﱡ mampu menﱡikat air, penyerapan air pada aranﱡ terjadi setelah proses karbonisasi selesai. Besarnya jumlah air yanﱡ diserap terﱡantunﱡ pada kondisi udara dan tempat dimana aranﱡ tersebut disimpan.

Pada biobriket denﱡan ukuran serbuk aranﱡ 30 mesh memiliki kerapatan yanﱡ lebih rendah sehinﱡﱡa pori-pori briket menjadi lebih besar jika dibandinﱡkan denﱡan sampel denﱡan ukuran η0 mesh dan 70 mesh. Kondisi ini menyebabkan penﱡuapan air lebih mudah pada saat dilakukan penﱡerinﱡan sehinﱡﱡa pada saat dilakukan penﱡujian kadar air yanﱡ tersisa hanya sedikit dibandinﱡkan briket denﱡan kerapatan yanﱡ lebih tinﱡﱡi.

Kadar Abu

(7)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ41

Pada ﱡambar 3 hubunﱡan antara komposisi bahan baku denﱡan kadar abu menunjukan bahwa kadar abu tertinﱡﱡi dimiliki oleh sampel ukuran serbuk aranﱡ 30 mesh denﱡan rasio bahan baku 8η % aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet, η% damar dan 10% δDPE kadar abu sebesar η,018%. Sedanﱡkan yanﱡ terendah yaitu dimilik oleh sampel ukuran serbuk 70 mesh denﱡan rasio bahan baku 7η% aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet, 1η% damar dan 10% δDPE nilai kadar abu sebesar 4,13%.

Pada ﱡambar menunjukan ukuran serbuk denﱡan mesh 30 memiliki kadar abu yanﱡ lebih tinﱡﱡi jika dibandinﱡkan denﱡan ukuran serbuk aranﱡ η0 mesh dan 70 mesh. Tinﱡﱡi rendahnya kadar abu dipenﱡaruhi oleh jenis bahan baku aranﱡ dan sempurna atau tidaknya proses karbonisasi. Proses karbonisasi yanﱡ tidak sempurna akan menﱡhasilkan aranﱡ yanﱡ tidak matanﱡ sehinﱡﱡa unsur kayu masih terdapat di dalam aranﱡ tersebut dan menﱡhasilkan briket denﱡan kadar abu yanﱡ tinﱡﱡi. Sedanﱡkan jika karbonisasi berjalan denﱡan sempurna, maka dari proses tersebut akan dihasilkan aranﱡ yanﱡ murni sehinﱡﱡa kadar abu menjadi lebih sedikit. Kadar abu diharapkan serendah munﱡkin, karena kadar abu yanﱡ tinﱡﱡi akan menﱡuranﱡi nilai kalor dan dapat memperlambat proses pembakaran.

Besarnya kadar abu setelah bahan baku menjadi briket cenderunﱡ naik, hal ini karena ketika terjadi proses karbonisasi, maka massa air dan zat mudah terbanﱡ lainnya akan keluar atau menﱡuap sehinﱡﱡa menﱡuranﱡi massa bahan baku secara keseluruhan, padahal massa abu yanﱡ ada pada bahan baku tidak berkuranﱡ sehinﱡﱡa kadar abu yanﱡ merupakan perbandinﱡan massa abu denﱡan massa bahan akan naik.

Tidak banyak yanﱡ bisa dilakukan secara maksimal aﱡar kadar abu briket yanﱡ dihasilkan bisa sesuai denﱡan standar. Karena kadar abu ini terkait denﱡan karakteristik bahan baku yanﱡ diﱡunakan.

Kadar Zat Terbang

Gambar 4. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Kadar Zar Terbanﱡ.

(8)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ42

Penﱡaruh rasio bahan baku terhadap kadar zat Volatile matter yaitu semakin banyak canﱡkanﱡ biji karet dalam rasio komposisi bahan baku akan menﱡhasilkan kadar volatile matter yanﱡ tinﱡﱡi, sebaliknya semakin sedikit canﱡkanﱡ biji karet maka kadar volatile matter akan semakin kecil.

Ditinjau dari ukuran serbuk aranﱡ pada biobriket denﱡan ukuran serbuk aranﱡ yanﱡ semakin kecil diperoleh kadar volatile matter yanﱡ semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh zat volatile matter yanﱡ mudah terbakar pada suhu maksimum karbonisasi. Sehinﱡﱡa proses penﱡaranﱡan memberikan kesempatan untuk menﱡuapkan kadar volatile matter sebanyak-banyaknya. Akibatnya pada saat penﱡujian diperoleh kadar volatile matter yanﱡ rendah, sesuai denﱡan kriteria kualitas briket aranﱡ yanﱡ baik.

Pada biobriket 30 mesh memiliki kerapatan yanﱡ lebih rendah, pori-pori pada briket menjadi lebih besar. Kondisi ini menﱡakibatkan pada saat proses penﱡujian kadar volatile matter memerlukan waktu yanﱡ lebih cepat sehinﱡﱡa volatile matter belum teruapkan secara maksimal dibandinﱡkan denﱡan briket yanﱡ denﱡan kerapatan lebih tinﱡﱡi yaitu briket η0 dan 70 mesh bahwa kayu denﱡan kerapatan yanﱡ tinﱡﱡi akan menﱡhasilkan briket denﱡan kadar volatile matter yanﱡ rendah.

Fixed Carbon

Gambar η. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Nilai Karbon Padat

Pada ﱡambar η diatas menunjukan bahwa karbon padat yanﱡ dihasilkan dipenﱡaruhi oleh kadar Inherent moisture, kadat abu dan kadar Volatile matter yanﱡ dihasilkan oleh masinﱡ-masinﱡ sampel. εaka semakin besar kadar air lebab, kadar abu dan kadar zat terbanﱡ maka akan semakin kecil karbon padat yanﱡ dihasilkan, sebaliknya semakin kecil kadar Inherent moisture, kadar abu dan kadar Volatile matter maka semakin besar karbon padat yanﱡ dihasilkan.

(9)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ43

akan semakin rendah. Sebaliknya nilai fixed carbon akan mencapai titik maksimum ketika kadar inherent moisture, kadar abu dan kadar Volatile matter mencapai titik minimum. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan biobriket denﱡan waktu pembakaran yanﱡ cukup lama dan waktu penyalaan relatiﱠ lebih sinﱡkat maka diperlukan kadar fixed carbon yanﱡ tinﱡﱡi.

KESIMPULAN

1. Damar dapat dimanﱠaatkan sebaﱡai bahan perekat pada pembuatan biobriket, karena penﱡﱡunaan damar sebaﱡai perekat terbukti dapat meninﱡkatkan kualitas biobriket yanﱡ dihasilkan.

2. Rasio bahan baku biobriket yanﱡ memiliki nilai optimal adalah 7η% aranﱡ canﱡkanﱡ biji karet, 1η% damar dan 10% polietilen denﱡan ukuran serbuk aranﱡ 70 mesh, dimana nilai kalor yanﱡ yanﱡ dihasilkan sebesar 7343 cal/ﱡr. Semakin besar jumlah damar yanﱡ ditambahkan, semakin baik kualitas biobriket.

3. Penﱡaruh ukuran serbuk aranﱡ pada pembuatan briket berbandinﱡ lurus terhadap kadar abu, kadar zat terbanﱡ dan kadar karbon padat, dimana semakin kecil ukuran serbuk aranﱡ, semakin kecil kadar abu dan zat terbanﱡ dari biobriket. Sebaliknya ukuran serbukaranﱡ berbandinﱡ terbalik terhadap nilai kadar air lembab dimana semakin kecil ukuran serbuk aranﱡ, semakin tinﱡﱡi kadar air lembab dari biobriket.

REFERENSI

[1] Yumak H, Ucar T, Seyidbekiroﱡlu N. Briquettinﱡ soda weed (Salsola traﱡus) to be used as arura ﱠuel source. Biomass and Bioenerﱡy 2010; 34μ θ30–θ3θ.

[2] Gladstonea S, Tersiﱡnia V, Kennedya J, Haldemana J A. Tarﱡetinﱡ briquettinﱡ as an alternative ﱠuel source in Tanzania. Procedia Enﱡineerinﱡ 2014; 78μ 287–2λ1.

[3] Bazarﱡan A, Rouﱡh S δ, εcKay G. Compaction oﱠ palm kernel shell biochars ﱠor application as solid ﱠuel. Biomass and Bioenerﱡy 2014; 70μ 48λ–4λ7.

[4] Chen δ, Xinﱡ δ, Han δ. Renewable enerﱡy ﱠrom aﱡro-residues in Chinaμ Solid bioﱠuels and biomass briquettinﱡ technoloﱡy. Renewable and Sustainable Enerﱡy Reviews 200λ; 13μ 2θ8λ– 2θλη.

[η] Guo δ, Wanﱡ D, Tabil δ G, Wanﱡ G. Compression and relaxation properties oﱠ selected biomass ﱠor briquettinﱡ. Biosystems Enﱡineerinﱡ 201θ; 148μ 101–110.

[θ] Sun K, Jianﱡ J C. Preparation and characterization oﱠ activated carbon ﱠrom rubber-seed shell by physical activation with steam. Biomass and Bioenerﱡy 2010; 34μ η3λ–η44.

(10)

ISBNμ λ7λ-η87-θ17-1 θ44

[7] Ekebaﱠe δ O, Imanah J E, Okieimen F E. Physico-εechanical Properties oﱠ Rubber Seed Shell Carbon – Filled Natural Rubber Compounds. Chemical Industry & Chemical Enﱡineerinﱡ Quarterly 2010; 1θ(2)μ 14λﻭ1ηθ.

[8] Ekebaﱠe δ O, Imanah J E, Okieimen F E. Eﱠﱠect oﱠ carbonization on the processinﱡ characteristics oﱠ rubber seed shell. Arabian Journal oﱠ Chemistry 2012.

[λ] Sakhare V V, Raleﱡaonkar R V. Use oﱠ bio-briquette ash ﱠor the development oﱠ bricks. Journal oﱠ Cleaner Production 201θ; 112μ θ84–θ8λ

[10] εaninder, Kathuria R S, Grover S. Usinﱡ aﱡricultural residues as a biomass briquettinﱡμ an alternative source oﱠ enerﱡy. Journal Electrical & Electronic Enﱡineerinﱡ 2012; 1(η)μ 11–1η.

[11] Chiaramontia D, Prussia ε, Nistria R, Pettoralia ε, Rizzo A ε. Biomass carbonizationμ process options and economics ﱠor small scale ﱠorestry ﱠarms. Enerﱡy Procedia 2014; θ1μ 1η1η–1η18

[12] Tumuluru J S, Wriﱡht C T, Hess J R, Kenney K δ. Review oﱠ biomass densiﱠication systems to develop uniﱠorm ﱠeedstock commodities ﱠor bioenerﱡy application. Bioﱠuels, Bioproduct, Bioreﱠininﱡ 2011; ημ θ83–707.

[13] Elﱠiano, Eddy, dkk. 2014. Analisa Proksimat dan Nilai Kalor pada Briket Bioarang Limbah Ampas Tebu dan Arang Kayu. Jurnal APTEK θ(1)μ Riau.

[14] Sudiro, dkk. 2014. Pengaruh Komposisi dan Ukuran Serbuk Briket yang Terbuat dari Batubara dan Jerami Padi Terhadap Karakteristik Pembakaran. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakartaμ Surakarta.

[1η] Selpiana, dkk. 2014. Pengaruh Temperatur dan Komposisi pada Pembuatan Biobriket dari Cangkang Biji Karet dan Plastik Polietilen. Seminar Nasional Added Value oﱠ Enerﱡy Resources (AVoER) Ke-θμ Palembanﱡ.

Gambar

Tabel 1. Perbandinﱡan Campuran untuk Setiap Variabel
Gambar 1. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Nilai Kalor Biobriket
Gambar 2. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Inherent Moisture berkuranﱡnya jumlah aranﱡ yanﱡ diﱡunakan sebaﱡai bahan baku pada pembuatan biobriket
Gambar 4. Penﱡaruh Ukuran dan Komposisi Canﱡkanﱡ Biji Karet Terhadap Kadar Zar Terbanﱡ
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kasus sengketa internal ahli waris yang terjadi di pasar Payakumbuh, permasalahannya diselesaikan dengan waktu yang lama yang disebabkan oleh 1) kasus balik nama

Pakan konsentrat yang diberikan diproduksi oleh pabrik sesuai dengan kebutuhan ternak untuk meningkatkan pertambahan bobot badan secara optimal.. Pakan diberikan sesuai

Setiap warga Negara Republik Indonesia harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang merupakan misi atau tanggung jawab Pendidikan Kewarganegaraan untuk

ANALISIS MAKNA KANYOUKU (IDIOM) BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA IKI (NAPAS).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat yang diperoleh yaitu dapat melakukan evaluasi kecukupan nutrien terhadap pakan yang telah diberikan, apakah mencukupi dan mengetahui manajemn pemberian pakan

Justeru, meskipun Barat mengumumkan bahawa ‘kaunseling’ adalah ilmu ciptaan atau inovasi cetusan aqal mereka, yang mereka angkat sebagai suatu yang

Apakah kepentingan Sistem Ahli yang diperkenalkan di Tanah Melayu pada tahun 1951. A Mengukuhkan kuasa penjajah B Memelihara hak penduduk peribumi C Melatih pemimpin dalam pentadbiran

Termasuk dalam tanggung jawab sosial adalah segala kewajiban yang harus dilakukan yang terkait dengan upaya perbaikan kesejahteraan sosial masyarakat yang tinggal di dalam dan