• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sport club

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sport club"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Kota Malang merupakan salah satu kota besar yang terletak di provinsi Jawa Timur, tepatnya 90 km ke arah selatan dari ibukota provinsi JawaTimur,yaitu Surabaya dengan luas daerah Kota Malang yaitu 110,05 km. kota ini dikenal sebagai kota industri dan pendidikan. Selain itu,KotaMalang juga dikenal sebagai kota pariwisata. Banyaknya tempat wisata di Kota Malang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke Kota Malang. Malang juga dikenal dengan kota pendidikan. Hal ini tercermin dari banyaknya perguruan tinggi berkualitas yang terdapat di Kota Malang

Seiring perkembangan jaman, masyarakat di kota besar seperti kota Semarang cenderung memiliki kehidupan monoton yang berorientasi pada dunia kerja. Kegiatan mereka sehari-hari bekerja dari pagi hingga malam kemudian pulang ke rumah untuk beristirahat. Pola kehidupan seperti ini berpengaruh terhadap kondisi fisik tubuh dan mental mereka karena tubuh kurang bergerak akibat terlalu banyak duduk di belakang meja dan stress menghadapi berbagai masalah dalam dunia kerja. Karena itulah perlunya meluangkan waktu untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran.

Kota Malang sebagai salah satu kota metropolis, memiliki karakteristik masyarakat yang cenderung aktif dengan tingkat kesibukan yang tinggi.

Dengan demikian, kondisi ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, kota dan pemerintah memiliki peran besar dalam menunjang aspek kesehatan masyarakatnya.

(2)

Untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran dapat dicapai dengan wanita tetapi kini mulai timbul kesadaran bahwa perawatan tersebut berguna bagi semua orang tanpa memandang jenis kelamin, karena orientasinyatidak hanya semata-mata pada kecantikan fisik tetapi lebih pada relaksasi tubuh dan penenangan pikiran.

Peran suatu kota dalam meningkatkan kesehatan masyarakatnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penataan ruang kota, penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) dan juga penyediaan fasilitas olahraga, dan sebagainya. Namun, peningkatan pola hidup masyarakat yang dapat berperan secara langsung adalah penyediaan fasilitas olahraga. Agar penyediaan fasilitas olahraga dapat diadakan secara praktis, maka pemerintah menyediakan sport club, sehingga masyarakat dapat melakukan berbagai macam olahraga pada satu tempat saja

Pada saat ini, Kota Malang sudah memiliki beberapa fasilitas olahraga yang dapat menunjang aspek kesehatan bagi masyarakat (Sport Club, fitness center, dan club house). Pada tempat tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia untuk meningkatkan kesehatan mereka. Fasilitas olahraga yang ada juga hendaknya dirawat dan juga diperhatikan kualitas dan kelengkapannya. Karena dengan fasilitas olahraga yang lengkap maka minat masyarakat untuk melakukan olahraga juga akan meningkat.

Sport Club merupakan bangunan yang mewadahi berbagai macam aktivitas olahraga dalam skala kecil. Berbeda dengan Sport Centerataupun Sport Arena, bangunan Sport Club hanya mewadahi aktivitas olahraga dalam ruangan (indoor sports) misalnya olahraga badminton, tenis, renang, gymnasium, dan sebagainya.

(3)

untuk memanfaatkan fasilitas olahraga tersebut.Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga masih sangat kurang, yaitu hanya 15%saja. Data SDI (Sport Development Index) 2006 menunjukkan bahwa kondisi kebugaran masyarakat: 1.08% baik sekali, 4.07% baik, 13.55% sedang, 49.90% kurang, dan 37.40% kurang sekali. Hal initerjadi karena kurangnya daya tarik dan kenyamanan yang ditawarkan bangunan terhadap calon penggunanya.

Sport Club sebagai suatu sarana dalam bidang kesehatan seharusnya memiliki daya tarik yang lebih untuk menarik minat calon penggunanyaagar banyak yang tertarik untuk memanfaatkan Sport Club tersebut. Daya tarik pada suatu bangunan meliputi berbagai aspek, antara lain visual bangunan, kenyamanan dalam ruangan, fasilitas yang diwadahi, sertakualitas dari fasilitas tersebut sendiri. bangunan dari berbagai macam faktor eksternal, seperti : panas radiasi matahari, kebisingan dari luar bangunan, serta cahaya yang tidak diinginkan. Hal hal ini tentu akan mengganggu kenyamanan di dalam bangunan itu sendiri.

(4)

penggunaan double skin facade ini maka Sport Club dapat memenuhi kenyamanan visual tetap ijuga dapat mengurangi beban panas pada fasade bangunan. Hasil desain yang diharapkan adalah desain bentuk massa dan bentuk DSF yang dapat memaksimalkan keefektifan stack-effect pada rongga DSF di daerah tropis. Desain fasade dan bentuk massa juga memperhatikan prinsip susunan estetika bangunan

Sport Club ini akan dibangun di daerah Jalan Ki Ageng Gribig, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Hal ini mengacu pada RTRW Kota Malang tahun 2010-2030 dalam bidang olahraga, yaitu pengembangan sarana olahraga di Kecamatan Kedungkandang.

Kawasan Jalan Ki Ageng Gribig merupakan kawasan yang cukup padat, karena merupakan salah satu jalan utama yang berada di Kecamatan Kedungkandang. Selain itu, ruas jalan ini berhubungan langsung dengan Jalan Mayjen Sungkono yang juga merupakan kawasan padat dan ramai. Hal ini juga didukung dengan tersedianya berbagai fasilitas yang ada di daerah ini, seperti: ruko, SPBU, sekolah dan usaha warung makanan milik warga sekitar.

1.2.

Identifikasi masalah

Identifikasi masalah yang muncul dari latar belakang, antara lain:

1. Malang memiliki potensi sumber daya manusia yang baik. Namun tingkat pertumbuhannya tidak diikuti dengan suatu upaya yang maksimal untuk meningkatkan taraf kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan upaya, untuk mengimbangi tingkat kehidupan masyarakat kota yang terkenal dengan kesibukannya.

2. Salah satu upaya untuk meningkatkan pola hidup sehat adalah dengan

meningkatkan fasilitas olahraga (Sports Club). Namun, masyarakat belum terlalu antusias untuk menggunakannya, salah satu faktor yang berpengaruh adalah masih kurangnya kenyamanan di dalam bangunan, baik secara

penghawaan, pencahayaan, ataupun penahan kebisingan

3. Salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan di dalam bangunan dan menjaga bangunan dari faktor eksternal yang berlebihan adalah dengan

(5)

1.3.

Rumusan masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana merancang Sport Club dengan fokus double skin facade sehingga kenyamanan bangunan tetap terjaga dan pengguna tetap merasa nyaman saat beraktivitas

1.4.Batasan masalah

1. Lokasi Sport Club berada di daerah Jalan Ki Ageng Gribig Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

2. Penggunaan double skin facade hanya pada fasad bangunan yang menghadap ke barat dan timur

3. Menggunakan double skin facade untuk melindungi bangunan dari faktor-faktor eksternal yang dapat mengganggu kenyamanan ruang didalam bangunan.

1.5. Tujuan

Merancang suatu Sport Club yang memiliki kenyamanan beraktivitas bagi penggunanya. Selain itu, Sport Club ini juga diharapkan dapat melindungi bangunan dari faktor-faktor eksternal yang dapat mengganggu kenyamanan ruang didalam bangunan.

1.6 Manfaat

1. Dapat menciptakan rancangan Sport Club dengan menggunakan double skin facade untuk perlindungan terhadap bangunan

(6)

1.7. Kerangka pemikiran

Latar Belakang:

 Kota Malang sebagai salah satu kota besar memiliki tingkat kesibukan

masyarakat yang tinggi sehingga membutuhkan fasiltas kesehatan untuk tetap menjaga kesehatan para

masyarakatnya

 Kurangnya minat olahraga masyarakat Kota Malang salah satunya disebabkan oleh tampilan dan fasilitas yang kurang dari sarana olahraga  Sport Club sebagai salah satu

fasilitas olahraga harus dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakannya, salah satunya adalah dengan membuat bangunan menjadi lebih nyaman  Cara untuk membuat bangunan

menjadi lebih nyaman salah satunya dengan menurunkan panas dalam bangunan, mengurangi kebisingan, dan memasukkan penghawaan alami

 Cara yang dilakukan untuk menerapkan hal tersebut adalah dengan menerapkan double skin facade pada

Gagasan Perancangan:

Rancangan Sport Club dengan fokus double skin facade

Rumusan masalah

Bagaimana merancang suatu Sport Club dengan fokus pada double skin facade yang memberikan kenyamanan bagi pengguna

Tujuan

Untuk merancang Sport Club yang memiliki kenyamanan bagi penggunan sehingga mampu mengajak masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat

Pengolahan data dan informasi

Analisis

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Operasional 2.1.1 Pengertian Sports Club

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Olahraga adalah adalahgerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (sepertisepak bola, berenang, lempar lembing). Olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengankegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran,dan kegembiraan.

Klub adalah Perkumpulan/ persatuan orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap suatu kegiatan yang biasanya bertujuan

sosial, maupun rekreasi dengan didukung kerjasama serta dengan mengadakan pertemuan berkala. Perkumpulan orang-orang dari berbagai tujuan dengan minat yang umumnya sama, seperti olahraga, seni, politik, atau alasan sosial (menurut Fact Index, The Mitchell Beazley Joy of knowledge Library).

Menurut Webster’s Third New International Dictionary, Klub adalah: Pertemuan sosial atau acara berkumpul dimana pengeluaran yang ada

ditanggung bersama.

Berkumpulnya beberapa orang dengan tujuan sosial maupun, rekreasi yang semuanya merupakan anggota dari perkumpulan tersebut.

Berkumpulnya beberapa orang yang berpartisipasi dalam suatu rencana

dimana ada persetujuan untuk secara teratur membayar iuran demi untuk beberapa keuntungan.

(8)

Dari pengertian di atas, maka pengertian Sport Club adalah sebuah sarana yang mewadahi orang-orang yang memiliki minat yang sama terhadap suatu kegiatan olahraga , khususnya olahraga yang bertujuan untuk memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan hiburan untuk mendapat kegembiraan dengan membayar administrasi.

2.2 Fasade bangunan 2.2.1 Pengertian Fasade

Fasade merupakan elemen arsitektur terpenting yang mampu menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan (Krier, 1988:12). Fasade tidaklah semata mata mengenai memenuhi 'persyaratan alami' budaya saat bangunan itu dibangun, fasade mengungkap kriteria tatanan dan penataan, dan berjasa memberikan kemungkinan dan kreativitas dalam ornamentasi dan dekorasi.

Arti kata 'fasade' (facade) diambil dari kata 'facies' yang merupakan sinonim dari 'face' (wajah) dan 'appearance' (penampilan). Pada awalnya, pengertian fasade memang identik dengan muka bangunan / bagian depan bangunan yang terdiri dari komponen dinding, pintu , dan jendela. Namun seiring perkembangan zaman modern, fasade memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu bukan hanya bagian depan bangunan saja, tetapi juga termasuk sekelilingnya.

(9)

2.2.2. Fasad bangunan pada daerah tropis

Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik dan pengelompokan tiap grup pada iklim di dunia adalah menggunakan sistem klasifikasi iklim Koppen

GRUP SUBGRUP KARAKTER DAERAH di Asia selatan dan Afrika barat

(10)

Pada sebagian besar bangunan, fasad dapat mempengaruhi jumlah budget energi dan kenyamanan dari penggunanya. Untuk memenuhi kenyamanan bagi penggunanya, fasad harus memenuhi beberapa fungsi, seperti menyediakan view yang bagus ke arah luar, memasukkan cahaya matahari yang cukup ke dalam bangunan, melindungi ruangan dari radiasi panas matahari yang terlalu tinggi, melindungi bangunan dari kebisingan di luar bangunan serta temperatur yang terlalu tinggi atau rendah

Arsitek harus mengetahui dan mengenali lingkungan luar bangunan, orientasi bangunan, luas bangunan, dan kenyamanan pengguna yang beraktivitas di dalam bangunan. Aspek aspek ini dapat mempengaruhi keputusan pada desain bangunan, terutama pada material bangunan.

Iklim tropis banyak dipengaruhi oleh perubahan sudut matahri yang juga memepenaruhi musim di daerah tersebut. Musim pada daerah tropis didominasi oleh musim kemarau dan hujan, walaupun frekuensinya selalu berubah-ubah tiap tahunnya.

Desain pasif pada bangunan tropis lebih mengarah kepada spaces dan fasad dari panas matahari yang dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan bagian dalam dari bangunan. Sistem sirkulasi di dalam bangunan seperti hotel dan fasilitas pendidikan harus tetap memiliki bukaan, tetapi ada bagian yang harus dilindungi dari sinar matahari atau tetap dibuka untuk memasukkan penghawaan alami.

(11)

KONDISI LINGKUNGAN KENYAMANAN TERMAL KENYAMANAN VISUAL KENYAMANAN AKUSTIK

Kriteria desain outdoor  Penghalang

matahari dan angin

Kriteria desain indoor  Luas bangunan

 Aktivitas

pengguna bangunan

 Pakaian yang

digunakan oleh pengguna bangunan

Kriteria kenyamanan indoor  Tekanan udara

 Kelembaban

penerimaan kebisingan oleh interior bangunan

Fasad bangunan  Sifat material

kulit bangunan

 Sifat konstruksi

pendukung bukaan dalam menyalurkan termal

 Tipe material

(12)

2.3 Double Skin Facade

2.3.1 Pengertian Double Skin Facade

Bangunan di daerah tropis atau yang lebih banyak terpancar sinar matahari secara langsung biasanya ruang di dalamnya terasa lebih panas. Double skin facade adalah sebuah lapisan yang dipasang di bagian luar bangunan yang memiliki rongga udara untuk mengalirkan udara di dalamnya sehingga menjaga kenyamanan termal di dalam ruangan. Juga sebagai shading pada bangunan, sehingga cahaya yang masuk bukanlah cahaya matahari langsung melainkan bayangan dari cahaya itu sendiri yang menjadikan ruangan memiliki cahaya yang alami yang cukup namun tidak silau.

Double skin facade atau biasa disebut juga dengan secondary skin dipasang dengan jarak antara 20 cm hingga 2 m dari dinding bangunan terluar.

Contoh bangunan yang memanfaatkan double skin facade adalah 30 st Mary Axe (dikenal juga sebagai The Gherkin) dan angel 1 square. The Gherkin menggunakan double skin facade dengan bentuk jendela segtitiga yang mengelilngi bangunan. Jendela tersebut dapat dibuka dan ditutup menurut cuaca, yang memungkinkan udara keluar masuk dan mengalir di rongga rongga antara dinding terluar bangunan dan lapisan double skin facade ini.

gambar 2.3. Angel 1 square sumber : www.wienerberger.co.uk gambar 2.2 The Gherkin

(13)

2.3.2. Sejarah Double Skin Facade

Konsep penting dari double skin facade pertama kali dieksplorasi dan diuji di Swiss oleh arsitek Le Corbusier di awal abad ke 20. Idenya, yang ia sebut mur neutralisan (dinding penetral) melibatkan penyisipan pemanasan / pendinginan pipa antara lapisan kaca besar. Sistem seperti dijelaskan dalam bukunya VillaSchwob (La Chaux-de-Fonds, Swiss, 1916) dan diusulkan untuk beberapa proyek lain, termasuk Liga Persaingan Bangsa-Bangsa (1927), Centrosoyuz bangunan (moskow, 1928-1933), dan Cite du Refuge (Paris, 1930). Insinyur Amerika yang belajar sistem informasi pada tahun 1930 ini mengatakan bahwa mereka akan menggunakan lebih banyak energi daripada sistem udara konvensional, tetapi Harvey Bryan kemudian memnyempurnakan ide Le Corbusier yang memanfaatkan sinar matahari.

Percobaan lain adalah awal tahun 1937 yaitu rumah yang dirancang oleh arsitek William Lescade di Tuxedo Park, New York. Rumah ini termasuk sebuah "amplop ganda rumit" dengan ruang udara 2 kaki dalam dikondisikan oleh suatu sistem yang terpisah dari rumah itu sendiri. mengatur panas ruangan dalam bangunan ini.

2.3.3. Klasifikasi Double Skin Facade

Insitut Penelitian Belgia memberikan beberapa tipe double-skin fasad. Double skin facde dapat diklasifikasikan menurut 3 kriteria sebagai berikut:

A. Tipe ventilasi B. Partisi dari fasad

(14)

Tipe dari ventilasi menunjuk pada ventilasi dari suatu rongga yang terletak di antara dua lapisan kaca. Hanya satu tipe karakter ventilasi yang dapat diterapkan pada konsep double skin facade

Berikut adalah beberapa tipe ventilasi :

A. Ventilasi natural, yaitu perbedaan tekanan udara yang tidak dipengaruhi oleh tekanan udara buatan

B. Ventilasi mekanik, yaitu perbedaan tekanan udara yang disebabkan oleh suatu alat / mesin

C. Ventilasi Hybrid, yitu perpaduan antara ventilasi natural dan mekanik

Cara penerapannya, yaitu ventilasi natural tetap digunakan seperti biasa, sementara ventilasi mekanik hanya digunakan saat kekuatan dari ventilasi natural tidak cukup untuk memenuhi performa yang diinginkan.

Sementara itu, double skin facade yang menggunakan ventilasi natural juga diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Tipe Shaft-box

Tabel 2.3 Shaft Box Double Skin Facade

PENGERTIAN GAMBAR

Merupakan modul dari double skin facade yang cenderung "dipaksakan" untuk menyesuaikan ukurannya dengan rongga yang tersedia, baik secara vertikal maupun horisontal.

gambar 2.3 Shaft-box

(15)

B. Tipe Corridor

C. Multi-Storey

Tabel 2.4 Corridor type Double Skin Facade

Tabel 2.5 Multi Storey Double Skin Facade

PENGERTIAN GAMBAR

Tipe corridor ini dibagi oleh tiap tingkatan dan mempunyai karakteristik yaitu adanya rongga besar pada bagian tengah sehingga

memungkinkan sebagai tempat berjalan.

gambar 2.5 Corridor Type

PENGERTIAN

GAMBAR

(16)

D. Multi-Storey Louver

Tabel 2.6 Multi Storey Louver Double Skin Facade

PENGERTIAN GAMBAR

Tipe ini sebenarnya hampir sama dengan Multi storey type. Rongga yang terdapat di dalamnya tidak dibatasi secara vertikalu atau horizontal, sehingga membentuk satu volume yang sangat besar, lantai baja dipasang pada bagian bawah tiap

(17)

Double skin facade juga dapat diklasifikasikan menurut tipe dari ventilasi yang digunakan, sirkulasi udara merupakan aspek yang penting karena sangat mempengaruhi temperatur udara di dalam rongga double skin facade. Berikut pembagiannya :

A. Outdoor Air Curtain

Tipe ini memudahkan udara dari luar bangunan memasuki rongga pada double skin facade melalui bagian bawah dari rongga dan keluar melalui bagian atas rongga

B. Indoor Air Curtain

Pada tipe ini, udara dari dalam bangunan masuk ke dalam rongga dan kembali ke dalam melaui sistem ventilasi

C. Air Supply

Tipe ini membuat udara dari luar bangunan masuk ke dalam rongga melalui bagian bawah rongga dan kemudian masuk ke dalam bangunan melalui sistem ventilasi.

D. Air Exhaust

Tujuan dari tipe ini adalah membawa udara dari dalam bangunan menuju luar bangunan melalui rongga pada double skin facade.

E. Buffer Zone

(18)

Menurut Shan-Shiou Li, ventilasi natural dapat menyadiakan atmosfir lingkungan yang bersahabat dan menurunkan kebutuhan akan ventilasi mekanik, walaupun sebenarnya ventilasi natural juga mempunyai kerugian, yaitu jika aliran udara tidak didesain dengan baik, maka panas matahari akan masuk ke dalam rongga fasad dan meningkatkan temperatur di dalam bangunan.

2.3.4 Komponen double skin facade

A. Kaca bagian dalam dan luar

Jarak antara kaca bagian luar dan dalam dapat bervariasi mulai dari 80cm sampai dengan 200 cm. Pada beberapa model, kaca bagian luar merupakan kaca double. Pilihan untuk memnentukan tipe kaca berpatokan pada tipologi dari fasad. Pada fasad yang menggunakan sistem Outdoor Air, kaca double biasanya berfungsi sebagai penurun suhu panas dan ditempatkan pada bagian dalam, sedangkan kaca single ditempatkan pada bagian luar. Hal sebaliknya

berlaku pada pada fasad yang menggunakan Indoor Air, Pada bebrapa tipe spesifik fasad, jendela bagian dalam dapat dibuka oleh pengguna untuk membuat udara dapat masuk ke dalam bangunan. B. Rongga

Rongga ini terdapat di antara kaca bagian luar dan dalam. Rongga ini bisa berupa ruang hamapa udara atau brisi udara (ventilated). Pada rongga yang dialiri udara biasanya terdapat bukaan pada bagian bawah dan atas. Sistem ini berguna pada saat musim kemarau karena udara dari luar akan masuk melalui rongga sebelah bawah dan keluar kembali melalui rongga bagian atas. Tekanan pada rongga bagian atas dan bawah akan berjalan apabila kecepatan angin cukup

A B C D E

(19)

sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara di dalam rongga. Sistem ini dapat mengurangi panas pada double skin facade.

Sistem natural, mekanik, dan hybrid dapat diterapkan pada rongga pada double skin facade ini. Kedalaman dari rongga bervariasi antara 10cm sampai 2m, Kedalaman ini mempengaruhi fisik dari fasad, dan cara bagaimana fasad tersebut dirawat.

C. Shading Device

Posisi shading device ini terletak di antara kaca bagian luar dan dalam. Shading device ditempatkan pada bagian dalam rongga dengan alasan keamanan. Kadang kadang penggunaan yalusi

juga diperlukan. Karakter dan posisi yalusi juga mempengaruhi perilaku fisik dari rongga fasad karena yalusi menyerap dan

memantulkan energi radiasi matahari.

2.4 Tinjauan Komparasi

(20)

Sistem yang digunakan pada bangunan ini cukup sederhana, yaitu struktur baja, lalu bagian bawah dari fasad kaca membentuk dinding beton yang dibatasi oleh lapisan tembaga di bagian dalam. Fasad yang double ini menyebabkan terjadinya suara yang ideal dan dibatasi di dalam bangunan. Tembaga, yang juga dilapisi oleh kayu berfungsi untuk menyerap kebisingan dan menurunkan resonansi suara pada area yang luas, seperti sports hall. Proyek ini merupakan contoh yang bagus bagi eco-construction.

2.4.2 Sport Center Jules Ladoumegue-Paris

gambar 2.9 Gymnasium and town hall Esplanade sumber : www. archdaily.com

gambar 2.10 fasad bangunan sumber : www. archdaily.com

(21)

Sport Center ini terletak di Kota Paris, Perancis. Fasilitas yang tersedia di dalamnya antara lain lapangan sepakbola dan rugby yang terletak di atap massa untuk perawatan bangunan. Lalu ada juga gedung yang memiliki fasilitas enam lapangan tenis yang memiliki panjang 200 m.

Gedung untuk lapangan tenis terbuat dari doubke skin fasad dengan panel

polycarbonate. Fasad sebelah timur terlindung dari radiasi matahari karena adanya shading device horizontal yang terbuat dari kayu. Sementara fasad yang lain dilengkapi dengan panel tipis yang dapat berputar untuk melindungi kulit bangunan dari cahaya matahari. Pergerakan dari panel-panel tipis ini dapat menambah jumlah pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan.

gambar 2.12 Sport Center Jules Ladoumegue-Paris (sumber : www.archdaily.com)

(22)

Fasad bangunan yang menghadap jalan raya terdiri dari berwarna merah dan putih transparan mengingatkan orang pada panel piano seolah olah memberi petunjuk pada City of Music yang terletak di seberang jalan. Pada fasad utara bangunan, terdapat banyak bukaan yang menyebabkan pencahayaan dan penghawaan alami dapat masuk ke dalam bangunan. Sementara fasad bangunan sebelah selatan dilengkapi dengan panel photovoltaic.

2.4.3 Kesimpulan

Dari dua objek komparasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sport center kebanyakan menggunakan teknologi double skin fasad untuk melapisi kulit bangunan. Baik Sport Center Arenys de Munt ataupunJules Ladoumegue

menggunakan teknologi tersebut. Hal ini terjadi karena mungkin dua teknologi ini yang dapat memenuhi kebutuhan olahraga indoor untuk optimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami, selain juga sebagai pelindung dari faktor eksternal bangunan, seperti radiasi matahari

(23)

2.5 Kerangka Teori

Rumusan masalah

Bagaimana merancang suatu Sport Club dengan fokus pada double skin facade yang memberikan kenyamanan bagi pengguna

Tinjauan Sport Club Fasilitas yang diwadahi Analisis fungsi dan ruang

Tinjauan Double Skin Facade

 Analisis fungsi  Analisisi orientasi  Analisis sistem fasade

Fasad bangunan pada daerah tropis  Kriteria fasad di daerah tropis  Aspek yang harus dipenuhi

Tinjauan Objek Komparasi Analisis Double Skin Facade

(24)

BAB III

METODE KAJIAN PERANCANGAN

3.1 Metode Umum

Proses perancangan Sports Club dengan aspek desain fasade interaktif di kota Malang ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan programatik.

Selanjutnya, metode programatik merupakan suatu metode pembahasan yang tersusun secara sistematis, rasional, dan analitik, serta disesuaikan dengan adanya standar dan literatur. Pada metode ini, terdapat dua macam tahapan, yaitu pemrograman dan perancangan. Pada tahap pemrograman, dimulai dengan pemaparan isu terkait dan identifikasi masalah, pengumpulan data, dan analisis yang selanjutnya menghasilkan suatu konsep awal (terdapat kriteria desain, persyaratan desain, dan aspek-aspek desain). Kemudian pada tahap perancangan, dilakukan suatu tranformasi konsep desain ke dalam suatu desain skematik, yang nantinya akan berlanjut pada tahap pra rancangan dan perancangan (dengan pendekatan pragmatis).

Dalam kajian ini, tema perancangan yang digunakan adalah perancangan Sports Club dengan aspek desain double skin facade. Hal ini bertujuan agar bangunan bersifat lebih nyaman bagi pengunanya.

Aspek double skin facade ini sendiri dibatasi pada penerapan teknologi fasade terkini, sehingga menjadi bangunan yang lebih menarik dan mampu “berinteraksi” dengan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan parameter dengan variabel yang khusus di dalam perancangan Sports Club ini. Variabel ini sendiri nantinya dapat diperoleh dari teori-teori yang terdapat pada tinjauan pustaka, standar bangunan olahraga, dan obejk-objek komparasi yang terkait.

3.2 Lokasi Studi

(25)

pemerintah setempat serta potensi yang dimilikinya, yaitu terletak di tepi jalan utama di Kecamatan Kedungkandang.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang menunjang, data yang diambil berupa data primer dan data sekunder.

A. Data Primer

1. Survei Lapangan

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang jelas, pasti, dan diyakini kebenarannya mengenai lokasi perancangan yang berkaitan dengan kondisi geografis, social, ekonomi, dan budaya pada lingkungan tapak.Diharapkan dengan adanya survey lapangan, potensi-potensi lokasi yang relevan mampu diolah dan ditampilkan secara maksimal ke dalam rancangan.

(26)

2. Interview

Hal ini dilakukan guna memperoleh data spesifik mengenai kondisi non fisik social warga sekitar tapak.Dengan adaya data seperti ini, sedikit banyaknya dapat mempengaruhi perancangan bangunan, terutama dalam memperoleh informasi yang tidak didapat dari studi literature dan survei lapangan.

3. Dokumentasi

Hal ini merupakan suatu bentuk pengumpulan data-data berupa foto-foto tapak, guna memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi tapak guna mendukung perancangan.Hal ini juga dapat dijadikan pedoman dalam menentukan desain bangunan, orientasi, serta bahan perbandingan dengan bangunan di sekitar tapak terkait.

B. Data Sekunder

1. Studi Kepustakaan

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data baik yang bersifat teori maupun non teori terkait permasalahan objek perancangan. Data yang diperlukan berupa :

 Literatur mengenai olahraga secara global, termasuk aktivitas-aktivitas yang terlibat di dalamnya. Hal ini diperlukan untuk menganalisa kebutuhan ruang maupun fasilitas pendukung lainnya.  Literatur mengenai tinjauan arsitektural. Dalam hal ini dibutuhkan

teori-teori tentang arsitektur tropis, antara lain teori mengenai konsep tata ruang, tapak, pola sirkulasi, struktur, dan sebagainya.  Literatur mengenai tinjauan fasade bangunan sports club pada iklim

(27)

2. Studi Komparasi

Melakukan kajian terhadap proyek-proyek sejenis yang telah ada, maupun studi terhadap proyek lain yang memiliki korelasi dengan objek rancangan. Proyek yang ditinjau dapat berupa bangunan-bangunan sejenis, dimana hal ini sedikit banyak dapat dijadikan pembanding dan acuan dalam merancang.

3.4 Metode Pengolahan Data dan Sintesa

Tahap awal dalam pengolahan data dimulai melalui penelusuran masalah yang melatarbelakangi munculnya ide dasar, yang selanjutnya dilakukan penetapan tujuan dan sasaran perancangan. Hal ini didukung oleh data-data yang menunjang, antara lain mengenai kondisi eksisting lokasi perancangan, serta aspek lain terkait isu yang sedang berkembang dan menjadi permasalahan yang akan diselesaikan.

Pada tahap selanjutnya, permasalahan yang ada digali lebih dalam lagi yang kemudian diuraikan menjadi bagian tertentu. Kemudian bagian-bagian ini diulas secara deskriptif dan dipakai sebagai analisa awal, berupa:

1. Analisa fungsi dan sistem fungsional

Analisa ini meliputi proyek perancangan yang terdiri dari :

 Fungsi primer, berhubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan utama sistem organisasi

 Fungsi sekunder, mempertahankan dan meningkatkan efektivitas masing-masing fungsi primer

 Fungsi tersier, berkaitan dengan semua aspek yang mendukung, mempertahankan sitem fungsional, misalnya pencahayaan, pengkondisian udara, elektrikal, mekanikal, sirkulasi, dan sanitasi.

2. Analisa aktivitas

(28)

Berikut merupakan prosedur analisa aktivitas, yaitu :  Identifikasi semua aktivitas

 Definisi masing-masing aktivitas  Perkiraan kemiripan dan perbedaan  Klasifikasi atas dasar kemiripan  Perkiraan sifat aktivitas

 Identifikasi ketergantungan dan hubungan lain

 Pengelompokan atas dasar kemiripan dan ketergantungan  Mengatasi duplikasi dan konflik-konflik

 Organisasikan ke dalam sistem

3. Program ruang

Kebutuhan akan ruang merupakan keberlanjutan dari analisa aktivitas, dimana ruang dibutuhkan untuk menampung segala aktivitas yang dianalisa.

4. Program tapak

Kondisi tapak merupakan aspek penting dalam pertimbangan pengolahan bentuk bangunan, termasuk keadaan arsitektural di sekitar lokasi tapak. Setiap aspek dalam program ini akan menghasilkan perubahan massa pada tapak. Program tapak yang berkaitan dengan fasade secara langsung meliputi:

a) Analisis konteks urban

b) Analisis dan konsep pengolahan iklim c) Analisis ragam teknologi fasade terkini

5. Tahap Sintesis

(29)

3.5 Metode Perancangan

Pada tahap ini, hal-hal yang dijadikan parameter mendesain bangunan Sports Clubadalah hasil dari proses analisis dan sintesis, dan selanjutnya akan digunakan dalam merancang tatanan massa dan penerapan teknologi fasade terkini, sehingga bangunan Sports Club ini menjadi lebih interaktif dan dapat menarik minat masyarakat.

(30)

Analisis aspek teknis dan teknologi

Analisis Ruang Latar Belakang:

Kota Malang sebagai salah satu kota besar memiliki tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi sehingga membutuhkan fasiltas kesehatan untuk tetap menjaga kesehatan para

masyarakatnya

Kurangnya minat olahraga masyarakat Kota Malang salah satunya disebabkan oleh tampilan dan fasilitas yang kurang dari sarana olahraga Sport Club sebagai salah satu fasilitas olahraga harus dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakannya, salah satunya adalah dengan membuat bangunan menjadi lebih nyaman Cara untuk membuat bangunan menjadi lebih nyaman salah satunya dengan menurunkan panas dalam bangunan, mengurangi kebisingan, dan memasukkan penghawaan alami

Cara yang dilakukan untuk menerapkan hal tersebut adalah dengan menerapkan double skin facade pada bangunan.

Rancangan Sport Club dengan fokus double skin facade

Rumusan Masalah Bagaimana merancang suatu Sport Club dengan fokus pada double skin facade yang memberikan kenyamanan bagi pengguna

Kondisi eksisiting pada tapak beserta rencana pengembangannya

Karakter dan potensi alam yang telah ada Sumber dari instansi terkait mengenai isu dan permasalahan

Data Sekunder

Penelusuran mengenai rancangan Sport Club dengan fasad yanginteraktif Studi Komparasi

Analisis Sport Club dengan aspek desain double skin facade

Tinjauan Tapak Program Tapak Program Bangunan

Lokasi Tapak Peraturan Wilayah

Analisis Konteks Urban Analisis Pengolahan Iklim Analisis double skin facade

KonsepTapak Konsep Bangunan dan Fasade Konsep Ruang

Konsep Perancangan

Rancangan Skematik

Hasil Desain dan pembahasan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Tinjauan Jurnal dan Buku:

 Widiastuti, Indah, 2001 "Karakteristik Fasade Bangunan Factory Outlet di Jalan Ir. H. Djuanda Bandung",17,4,8

 Mulyadi, Rosady, 2012 " Study on naturally ventilated double-skin facade in hot and humid climate"

 Ching, Francis D.K. 1979 Architecture : Form, Space, and Order, Jakarta : Penerbit Erlangga

 Mangunwijaya, Y.B. 1994 Pengantar Fisika Bangunan Jakarta : Djambatan

Tinjauan Web:

www. slideshare.net/musdhalifah_fachric/double-skin facade (diakses tanggal 8 Maret 2015)

en.wikipedia.org/wiki/Sport (diakses tanggal 8 Maret 2015) en.wikipedia.org/wiki/Club (diakses tanggal 8 Maret 2015)

 http:/www.archdaily.com/601683/sport-centre-jules-ladoumegue-dietmar-feichtinger-architects/ (diakses tanggal 10 Maret 2015)

Gambar

Gambar 1.1 Diagram kerangka pemikiran
gambar 2.1 Sistem Klasifikasi Iklim Koppensumber : www. http://media.johnwiley.com.au/
Tabel 2.2 Kondisi lingkungan dan tipe elemen fasad yang mempengaruhi kenyamanan thermal, visual, dan acoustic
gambar 2.3. Angel 1 square
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancarara dengan pihak UPTD-II Pendidikan bahwa, program peningkatan kompetensi pengawas sekolah

[r]

Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan.Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan penyelesaian Jenjang Strata-1 di Universitas

Seiring dengan semakin banyaknya umat Islam yang tersdidik baik hasil didikan dalam negeri (Langgar dan Pesantren) maupun luar neger (Timur tengah: Kairo dan Mekkah),

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan

laporan monitoring dan evaluasi gratifikasi dan benturan kepentingan terhadap dosen dan tenaga kependidikan V I PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 1 Standar Pelayanan

Angka penjualan tersebut yang mencapai Rp21,43 triliun mencerminkan pertumbuhan 72% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp12,46 triliun. Pada kondisi pasar bullish pergerakan