• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Dan Remunerasi Terhadap Prestasi Kerja Melalui Etos Kerja Pegawai Di Lingkungan Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Dan Remunerasi Terhadap Prestasi Kerja Melalui Etos Kerja Pegawai Di Lingkungan Universitas Negeri Medan"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

xvii

dikantor dengan tujuan untuk mendapatkan aktualisasi diri dan remunerasi. Tujuan

remunerasi adalah untuk menambah kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan

meminimalisasi komersialisasi jabatan termasuk untuk mengurangi tindak pidana

korupsi diseluruh fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan(Unimed).

Sibuea, Farida (2011)

sehingga menguntungkan PNS tetapi remunerasi juga menguntungkan pemerintahjika

remunerasi diterapkan dengan benar maka dapat diketahui seberapa produktif dan tidak

produktifnya PNS. Kebiasaan pegawai yang bekerja di fakultas di lingkungan Unimed

dalam bekerja masih ditemukan pegawai pada jam kerja menggunakan handphone,

bercerita dengan rekan kerjanya, membaca koran, minum kopi, buka facebook dan

browsing, terlambat datang kekantor, dan kantor dijadikan arena berdagang sehingga membuat hasil kerja akhir pegawai tidak produktif yang berdampak pada turunnya

prestasi kerja pegawai. Observasi penelitian, (2014). Dalam hal ini Kepemimpinan

diperlukan untuk dapat memanajemen kerja bersama dengan baik, memiliki visi dan

misi yang kuat untuk maju dan berkembang, mampu berkomunikasi dengan baik,

memiliki kepercayaan diri, memiliki rasa kasih sayang, kosisten, sikap untuk terus

membangun, objektif, bertindak strategis dan bersinergi, selalu optimis dan belajar dari

pemimpin yang dahulu, disiplin dan dapat mensejahterakan dirinya dan semua pegawai

yang berada diseluruh fakultas di Unimed.

Remunerasi berupa sejumlah uang yang diberikan kepada pegawai atas jasa yang

(2)

xviii

karyawan, manfaat dan insentif terhadap prestasi kerja pegawai.Pegawai harus memiliki

kemampuan dan kecakapan yang sesuai dengan

jabatannya dan pegawai dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efekti

f dan efisien. Dalam kaitannya dengan pemberian remunerasi. Prestasi kerja

pegawai merupakan indikator yang penting untuk diperhatikan. Remunerasi yang

diberikan didasarkan pada prestasi pegawai dapat memberikan

kesejahteraan pada pegawai secara efektif disesuaikan dengan kontribusinya pada pemer

intah. Pegawai harus memahami dan mengetahui bahwa kesejahteraan yang dimaksud

bukan diberikan begitu saja, melainkan harus ada timbal balik dengan bentuk

keberhasilan dan prestasi kerjanya. Sasaran kinerja pegawai (SKP) saat ini yang

diterapkan di Unimed mencapai target 100% dalam bekerja. Pentingnya etos

kerja terlaksana dengan sempurna dan tepat waktu walaupun banyak kendala yang harus

diatasi yang merupakan keloyalan pegawai dalam bekerja.

Dalam organisasi yang mempunyai etos kerja yang tinggi pada umumnya

pegawai lebih nyaman dalam bekerja, tidak membatasi diri, lebih sabar, dapat

berkomunikasi secara profesional dan jelas tasnpa merasa lelah bekerja, lebih

meningkatkan prestasi kerjanya, siap berkolaborasi memajukan prestasi kerja dan nama

baik Universitas Negeri Medan.

Pegawai yang memiliki kinerja yang baik akan hasil prestasi kerja yang

maksimal kepada organisasinya. Pimpinan organisasi dituntut untuk memperlakukan

pegawai dengan baik dan memandang sebagai manusia yang membutuhkan tingkat

(3)

xix

dapat bekerja lebih baik lagi setelah diterapkannya remunerasi untuk pegawai

dilingkungan universitas negeri medan , seperti materi maupun non materi.

Masalah yang terjadi di lingkungan Unimed yang dilihat dari kurangnya

tingkat disiplin pegawai dalam bekerja berkaitan dengan etos kerja pegawai, seperti

tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Absensi PNS Periode Januari 2014 Sampai Juni 2014 Di Unimed

Fakultas Yang Diteliti

Jumlah Tingkat Absensi

Pegawai Izin Sakit Total

Jumlah Jumlah Jumlah

Daftar Hadir Apel Tenaga Kependidikan Januari sampai Juni 2014 Disetiap Fakultas Di Lingkungan Unimed

Fakultas Jumlah Pegawai

FMIPA 46 Orang 270 Orang 276 Orang

FE 15 Orang 82 Orang 90 Orang

FBS 24 Orang 81Orang 84 Orang

FT 23 Orang 133 Orang 138 Orang

(4)

xx

FIS 19 Orang 110 Orang 114 Orang

FIP 17 Orang 96Orang 102 Orang

Total 167 Orang 932Orang 972 Orang

Sumber: Kepala Bagian Tata Usaha Disetiap Fakultas(2014)

Dari Tabel 1.1 Dapat diketahui bahwa disetiap fakultas dalam rentang waktu 6

bulan rata-rata pegawai yang tidak mengikuti apel pagi sejumlah 3-6 orang disetiap

fakultasnya, Untuk fakultas yang menerapkan tingkat kedisilinan tertinggi adalah di

Fakultas Bahasa dan Sastra dibuktikan bahwa tingkat kehadiran mengikuti apel pagi,

hanya 3-4 orang yang tidak mengikuti apel pagi perbulannya, dari keseluruhan fakultas

diperoleh perbandingan yang tidak mengikuti apel pagi dan apel sore sebanyak 40 orang

pegawai, dalam penelitian ini diambil selama 6 bulan yaitu bulan januari sampai dengan

juni 2014. Hal ini terkait dengan prestasi kerja pegawai dalam hadir tepat waktu yang

berdampak pada penyelesaian pekerjaan yang diembannya dilihat dari pencapaian target

sasaran kerja pegawai dilihat dari segi kuantitas, mutu, waktu dan biaya serta perilaku

kerja pegawai, untuk perilaku kerja pegawai dapat diketahui dengan tingginya

kedisiplinan PNS dalam kehadiran kerja pegawai dikantor dengan tepat waktu dan

selalu mengikuti apel pagi dan sore bersama rekan kerja yang lain yang berfungsi untuk

meningkatkan motivasi, semangat kerja dan meningkatkan rasa kekeluargaan diantara

rekan kerja, dari data diatas terdapat masih adanya pegawai yang ikut apel pagi tidak

disiplin dan tidak mengikuti apel pagi pukul 07.45-08.00 WIB sedangkan apel sore

pukul 15.45-16.00WIB diikuti oleh seluruh pegawai disetiap fakultas, artinya masih ada

pegawai yang datang terlambat kekantor untuk bekerja dan tidak mengikuti apel pagi

serta pulang kerja tidak berdasarkan jam kerja dilingkungan Unimed, oleh karena itu

Rektor Unimed menetapkan jam masuk dan jam pulang kerja untuk pegawai beserta

(5)

xxi pengurangan

tunjangan kinerja (remuneration) bagi pegawaiyang berstatus pegawai negeri sipil (PNS

) sesuai No. 0423/UN.33KEP/KP/2014 dalam meningkatkan kedisiplinan kerja sebagai

berikut:

Tabel 1.3

Keterangan Jam Kerja Pegawai Tenaga Kependidikan Dilingkungan Unimed tahun 2014

Keterlambatan ( TL )

Waktu Masuk Kerja Pegawai % Pengurangan

Tunjangan Kinerja bagi Pegawai

TL1 07.30 WIB- 08.00 WIB 0%

TL2 08.01 WIB- 08.30 WIB 1%

TL3 ≥ 08.31 WIB- 09.00 WIB 1.5%

Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unimed (2014)

Semua pegawai wajib untuk mengikuti tata tertib kerja dilingkungan Universitas

Negeri Medan baik dari pimpinan sampai pegawai, tenaga harian lepas dan

mahasiswanya serta bekerja sesuai dengan bidang keahlian dan pendidikan yang

dimilikinya dengan pengalaman kerjanya untuk mempermudah pemimpin (Kabag Tata

Usaha) dalam mencapai target kerja yang berkaitan dengan pencapaian SKP,

mengorganisasi pekerjaan dan membina hubungan sosialnya.

Tabel 1.4

Toleransi Waktu Kedatangan Dan Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai Tenaga Kependidikan Dilingkungan Unimed tahun 2014

Keterangan Pulang Kerja Sebelum Waktu

( PSW )

Hari Kerja Waktu Pulang Kerja % Pengurangan

(6)

xxii

PSW5 Senin-Kamis

Jumat

≤ 15.00 Atau Tidak Mengisi Daftar Hadir

2%

Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unimed(2014).

Keputusan ini berlaku untuk seluruh pegawai tenaga kependidikan dilingkungan

Universitas Negeri Medan terkhususnya pegawai yang menjadi responden dalam

penelitian ini yaitu pegawai yang berada diseluruh fakultas berstatus pegawai negeri

sipil yang berada dilingkungan Unimed, apabila pegawai tidak dapat mentaati peraturan

maka perlu untuk ditindak lanjuti namun peraturan ini dibuat oleh rektor untuk dipatuhi

semua pegawai yang masih datang terlambat kekantor dan pulang kerja tidak sesuai

jadwal yang ditentukan oleh Unimed.

Sumber daya manusia yang ada dilingkungan Unimed adalah orang yang

memiliki komptensi yang tinggi dan lulus ujian calon pegawai negeri sipil. Pegawai

sebagai sumber daya manusia perlu dibina, dan diperhatikan baik dari prestasi kerjanya,

perilaku kerjanya dan kesejahteraannya, untuk mengetahui jumlah tenaga kependidikan

disemua fakultas adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5

SDM di Lingkungan Unimed Tahun 2014

Fakultas Jabatan Struktural Staff Umum Jumlah

Ka. Bag Ka.Sub Umum Arsiparis Teknisi Lab

FMIPA 1 3 7 3 10 10 34

FIS 1 3 6 3 1 1 15

FE 1 3 5 3 0 0 12

FBS 1 4 9 1 3 0 18

(7)

xxiii

FIK 1 4 8 1 6 0 20

FIP 1 4 8 0 0 0 13

Total 7 24 52 12 26 12 133

Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unimed(2014)

Dari Tabel 1.5 Mengenai sumber daya manusia pegawai yang berada di setiap

fakultas di lingkungan Unimed bekerja sesuai tugas yang diembannya sebagai pegawai

negeri sipil yang mempunyai kompetensi dan pengalaman yang berbeda-beda. Disetiap

fakultas dipimpin oleh dekan dan kepala bagian, apabila kepemimpinan kepala bagian

baik maka baik pula lah bawahan nya dan apabila kepemimpinan seorang kepala bagian

tata usaha jelek, maka berdampak pada pekerjaan bawahannya yang tidak baik seperti

tidak bisa mencapai target kerja, untuk meningkatkan prestasi kerja SDM/ PNS maka

pemerintah menetapkan sistem remunerasi saat ini dikarenakan besarnya gaji pegawai

kurang memenuhi kebutuhan untuk hidup layak, gaji PNS kurang kompetitif di

bandingkan dengan gaji karyawan swasta, besarnya gaji tidak dikaitkan dengan

kompetensi diri dan prestasi kerja tetapi didasarkan pada pangkat kerja, tunjangan

jabatan struktural yang besar menimbulkan kompetisi yang tidak sehat, kurang

transparannya gaji PNS karena masih ada sistem honorium selain pendapatan gaji oleh

sebab itu masih sulit untuk dipertanggung jawabkan. Untuk mengetahui jumlah gaji

pokok PNS dilingkungan tenaga kependidikan Unimed pada lingkungan tata usaha

disetiap fakultas yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.6

Jumlah Gaji Pokok Yang Diterima Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Fakultas Unimed

(8)

xxiv

Kepala Bagian IV/ a 28 Tahun 1 Bulan Rp. 3,983,300

Subbag Pendidikan III/ d 22 Tahun Rp. 3,230,400

III/ b 28 Tahun Rp. 3,517,700

II/ d 13 Rp. 2,227,700

II/ c 13 Rp. 2,137,200

Subbag Umum Dan Perlengkapan

III/ b 6 Tahun Rp. 2,151,900

III/ c 24 Tahun Rp. 3,446,000

II/ d 9 Tahun Rp. 1,927,400

II/ b 13 Tahun Rp. 2,185,800

Subbag Keuangan Dan Kepegawaian

Fakultas

III/ d 16 Tahun 1 Bulan Rp. 3,172,800

Sumber: Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unimed (2014)

Sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil belum mendukung tercapainya

perubahan terhadap kinerja yang dibuktikan dari prestasi kerja PNS, produktifitas dan

peningkatan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian

gaji yang sama, baik bagi pegawai berkinerja tinggi maupun pegawai berkinerja rendah.

Penerapan gaji belum didasarkan pada beban kerja yang harus ditanggung oleh

masing-masing pegawai.Selain itu tidak adanya sanksi terhadap pegawai yang berkinerja

rendah, mereka memiliki hak yang sama, sehingga mengakibatkan belum

profesionalnya kinerja pegawai negeri sipil di Unimed walaupun sudah ditetapkan

sanksi tegas yaitu pengurangan tunjangan kerja.

Dari daftar gaji yang sudah diterima oleh pegawai negeri sipil berdasarkan masa

kerja, golongan dan jabatan kerja, pemerintah telah menyetujui pemberian tunjangan

(9)

xxv

tenaga kependidikan dalam meningkatkan prestasi kerja yang maksimal dibuktikan

dengan laporan pencapaian sasaran kinerja pegawai, daftar kehadiran pegawai dan

perilaku pegawai dalam bekerja yang dinilai oleh pejabat penilai yaitu kepala bagian tata

usaha dan kepala subbagian. Pemberian remunerasi diharapkan pembagian secara adil

sesuai prestasi pegawai yang dapat meningkatkanm persaingan kerja pegawai secara

lebih baik didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2013 tentang Tunjangan

Kinerja Pegawai. Tunjangan Kinerja dibagi dalam 17 kelas Jabatan sesuai dengan

kepangkatan. Berikut 17 kelas kepangkatan jabatan tersebut:

Tabel 1.7

Tunjangan Kinerja (Remuneration) PNS Perkelas Jabatan

No. Kelas

Jabatan

Tunjangan Kerja Per Kelas Jabatan

1 17 Rp.19.360.000

2 16 Rp.14.131.000

3 15 Rp.10.315.000

4 14 Rp.7.529.000

5 13 Rp.6.023.000

6 12 Rp.4.819.000

7 11 Rp.3.855.000

8 10 Rp.3.352.000

9 9 Rp.2.915.000

10 8 Rp.2.535.000

11 7 Rp.2.304.000

12 6 Rp.2.095.000

13 5 Rp.1.904.000

14 4 Rp.1.814.000

15 3 Rp.1.727.000

16 2 Rp.1.645.000

17 1 Rp.1.563.000

(10)

xxvi

Dengan pemberian remunerasi jika masih ada PNS yang tidak disiplin dan

profesional dalam melaksanakan tugas akan mendapatkan sanksi sesusai dengan

ketentuan hukum yang berlaku dan diharapkan tidak ada tindakan korupsi dikalangan

pegawai dilingkungan Unimed, diberikan remunerasi kepada pegawai mempunyai arti

penting untuk bekerja lebih baik lagi.

Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi Terhadap Prestasi Kerja Melalui

Etos Kerja Pegawai Di Lingkungan Universitas Negeri Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibuat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja

pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan?

2. Apakah remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja

pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan?

3. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan?

4. Apakah remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan?

5. Apakah etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

(11)

xxvii

6. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

melalui etos kerja pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan?

7. Apakah remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

melalui etos kerja pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisapengaruh kepemimpinan terhadap etos kerja

pegawai dilingkungan Universitas Negeri Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh remunerasi terhadap etos kerja

pegawai dilingkungan Universitas Negeri Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi

kerja pegawai dilingkungan Universitas Negeri Medan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh remunerasi terhadap prestasi kerja

(12)

xxviii

5. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh etos kerja terhadap prestasi kerja

pegawai dilingkungan Universitas Negeri Medan.

6. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap prestasi

kerja melalui etos kerja pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan.

7. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh remunerasi terhadap prestasi kerja

melalui etos pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

bidang ilmu manajemen sumber daya manusia mengenai kepemimpinan,

remunerasi, prestasi kerja pegawai dan etos kerja yang benar dan sesuai prosedur

diperusahaan dan organisasi.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi pimpinan/ kepala bagian tata

usaha disetiap fakultasyang berada di lingkungan Universitas Negeri Medan agar

lebih memantau kerja bawahan rekan kerjanya dalam mencapai standar kerja

yang baik, meningkatkan hubungan yang lebih baik kepada seluruh pegawai tata

usaha dalam bekerja, mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan

(13)

xxix

dengan atasan di Unimed maupun dengan bawahan kerjanya, memperbaiki etos

kerja dalam bekerja, dan membuat kebijakan yang nantinya sebagai bahan

masukan bagi pegawai untuk meningkatkan prestasi kerjanya lebih baik.

3. Sebagai refrensi dan masukan untuk pimpinan dan pegawai yang berada

dilingkungan civitas akademik Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan pihak lain dalam melakukan penelitian

yang sejenis dan dapat dijadikan sebagai perbandingan.

4. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah

yang sama dan berkaitan pada masa yang akan datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan beberapa konsep rujukan, yaitu penelitian terdahulu yang

berkaitan dan jurnal yang sudah dipublikasikan sebagai berikut:

(14)

xxx Kepala Sekolah Dan Kompetensi menjadi 61 Guru Di Jawa Barat. se kota Samarinda

Metode survey , Korelasi

Product Moment diuji dengan sistim split half dengan rumus Alpha Cronbach.

(15)

xxxi

(16)

xxxii

(17)

xxxiii Etos Kerja, Kinerja Pegawai Diolah dengan regresi linear

( cluster random sampling). al Leadership on Work Dicipline,

(18)

xxxiv

Studi kasus pada karyawan Kerja, Tingkat Stres, Kondisi Fisik Pekerjaan, Kompensasi, Desain Pekerjaan. Populasi 230 orang, sampel 70 orang

Teknik

( cluster random sampling).

Regresi Linear Berganda.

Sumber: Jurnal Dan Tesis (2002-2013).

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Teori Tentang Kepemimpinan

Sumber daya manusia sangat membutuhkan orang yang bertanggung jawab,

intelektual, bisa menjadi pemimpin dari orang yang dipimpin, beribawa, jujur,

berdisiplin kuat karena kepemimpinan itu merupakan proses mempengaruhi dan

mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai

jabatan dan golongan masing-masing.

Yukl (2009) Mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan

proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat

terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas, dan

hubungan di dalam kelompok atau organisasi. Selanjutnya, Daft (2005) Memperjelas

(19)

xxxv

didefinisikan berdasarkan ciri-ciri, perilaku, pengaruh, pola interaksi, hubungan peran,

dan posisi jabatan adminstratif.

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para

anggota dalam hal berbagai aktifitas yang harus dilaksanakan.(Ernie dan

Kurniawan,2009). Thompson dan Jhon (2007) Membangun Sebuah Strategi Yang

Sesuai Dengan Budaya di Perusahaan Multinasional dan Global dengan Kepemimpinan

yaitu dengan Ketepatan Memodifikasi Karyawan Melalui Pendekatan Dan Kegiatan

Operasional. Keleluasaan untuk menggunakan insentif, motivasi dan kompensasi yang

berbeda untuk mendorong staf untuk menerapkan perilaku yang diinginkan.Budiarta

(2010) Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku

bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan

organisasi. Teori dan Pendekatan Kepemimpinan untuk mengetahui teori-teori

kepemimpinan dapat dilihat dari berbagai literatur yang menyatakan pemimpin itu

dilahirkan, bukan dibuat.

Robbins dan Judge (2008) Kepemimpinan untuk memimpin orang lain adalah

sebuah kualitas fundamental yang dicari organisasi-organisasi dalam karyawan

mereka”. Selanjutnya Robbins dan Judge (2008) Pemimpin yang efektif ingin

menerapkan perubahan-perubahan yang signifikan mereka mengandalkan

pembangkitan, pembangunan, dan mobilisasi emosi. Dengan membangkitkan emosi dan

menghubungkannya pada visi yang menarik, para pemimpin meningkatkan

(20)

xxxvi

Menurut Robbins dan Mary Coulter (2012) Kepemimpinan adalah proses

memimpin kelompok dan mempengaruhinya untuk mencapai tujuan. Dimensi dari

kepemimpinan yaitu bersikap idealis, memotivasi dalam berinspirasi, kemampuan

intelektual dan kesadaran individu, sedangkan indikator dari sub variabel idealis seperti

rasa hormat, dapat dipercaya dan dapat dijadikan panutan, sub variabel dari memotivasi

seperti memotivator pegawai, dan menekankan akan tujuan kelompok dalam bekerja,

sub variabel kemampuan intelektual adalah dengan memunculkan ide kreatif dan

sebagai problem solver, dan sub variabel kesadaran individu adalah menciptakan

lingkungan kerja yang baik dengan pegawai dan memiliki hubungan kerja yang baik

dengan pegawai.

Sanusi (2009) Pemimpin–pemimpin memiliki kekuatan, pengaruh dan

kemampuan untuk memindahkan masyarakat. Pemimpin yang paling efektif dan

berkelanjutan adalah salah satu yang mengikuti keputusan dan keinginan masyarakat

secara keseluruhan, mengambil peran yang memungkinkan dan memudahkan,

pemimpin harus memiliki keahlian, kemauan, kejujuran, perjuangan dan beberapa

karisma.Menurut Maxwell (2001) Ada lima tingkatan kepemimpinan yaitu:

1. Posisi, merupakan tingkat dasar kepemimpinan, hak-haknya adalah para

karyawan mengikuti karena diharuskan yaitu karena jabatan sebagai pemimpin

2. Izin, pemimpin pada tingkat posisi sering memimpin dengan intimidasi yaitu

adanya hubungan dengan para karyawan untuk mengikuti karena keinginan

mereka sendiri.

(21)

xxxvii

4. Pengembangan karyawan,disinilah perkembangan yang lama berlangsung.

Komitmen untuk mengembangkan para pemimpin akan menjamin

pengembangan organisasi dan orang-orangnya.

5. Pemimpin yang berhasil, langkah ini diambil oleh para pemimpin yang telah

menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan karyawan dan

organisasi.

Maxwell (2001) Menyatakan ada beberapa label harga dari kepemimpinan yaitu

sebagai berikut:

1. Disiplin Diri dengan memulai dari diri sendiri, mulai dari sejak awal, memulai

dari hal yang kecil, mengatur hidup, menerapkan apa yang telah didapat dari

ilmu yang dipelajari.

2. Pengaturan diri dengan langkah langkahnya seperti menetapkan prioritas,

menempatkan prioritas teratas dari kalender, menyediakan waktu untuk hal yang

tidak terduga, mengerjakan proyek satu per satu, mengatur ruangan kerja,

bekerja berdasarkan tempramen atau kedisiplian, gunakan waktu bepergian anda

untuk pekerjaan yang ringan dan pertumbuhan, mengembangkan sistem yang

bermanfaat, selalu memiliki rencana untuk menit-menit diantara meeting,

berfokus pada hasil bukan aktifitas dan menerapkan apa yang telah dipelajari.

(22)

xxxviii

4. Pertanggung jawaban seperti tabiat pembawaan manusia tidak dapat menangani

kekuasaan yang tak diuji, pemimpin dapat dengan mudah dibedakan dari

pengikutnya, integritas, menerapkan apa yang telah dipelajari dan karakternya.

Menurut Maxwell (2001) Kategori-kategori Kunci kepemimpinan yaitu sebagai

berikut:

1. Efisiensi untuk bertahan

2. Mengorganisasi atau menghancurkan

3. Mengevaluasi atau bersikap netral

4. Mengerti apa yang penting

5. Anda tidak dapat memiliki semuanya.

Menurut Sutrisno (2010) Tiga pengertian dari kepemimpinan yaitu:

1. Dari seseorang yang menduduki jabatan pemimpin dituntut kemampuan tertentu

yang tidak dimiliki oleh SDM lainnya dalam organisasi.

2. Keikutsertaan sebagai elemen penting dalam menjalankan kepemimpinan

3. Kemampuan mengubah” egosentrisme” para bawahan menjadi

organisasi-sentrisme.

Menurut Sutrisno (2010) Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu

mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu

(23)

xxxix

Sutrisno (2010) Peranan kepemimpinan dalam tiga bentuk yaitu sebagai berikut:

1. Peranan yang bersifat interpersonal yaitu tuntutan yang harus dipenuhi oleh

seorang manajer adalah keterampilan insani.

2. Peranan yang bersifat Informasional, yaitu:

a. Seorang manajer adalah pemantau arus informasi yang terjadi dari dan

kedalam organisasi

b. Peran sebagai pemberi infomasi

c. Peran selaku juru bicara organisasi

3. Peranan pengambilan keputusan, dalam tiga bentuk yaitu:

a. Sebagai entrepreneur adalah seorang pemimpin diharapkan mampu

mengkaji terus-menerus sistuasi yang dihadapi oleh organisasi.

b. Peredam gangguan yaitu sebagai pemikul tanggung jawab organisasi

c. Pembagi sumber dana dan daya yaitu wewenang untuk menurunkan

pangkat, mempromosikan orang, dan wewenang menempatkan orang pada

posisi tertentu.

2.2.2. Teori Tentang Remunerasi

Budiarta (2010) Tunjangan Kinerja merupakan imbalan tidak langsung, seperti

asuransi kesehatan, uang cuti atau uang pensiunan yang

diberikan kepada karyawan sebagai bagian dari keanggotaan diorganisasi. Prinsip dasar

(24)

xl

Kebijakan Remunerasi berpengaruh besar penghasilan (reward) yang diterima

oleh seorang pejabat akan sangat ditentukan oleh bobot dan jabatan yang

disandangnya. Menurut Budiarta (2010) Remunerasi kepada pekerja dapat dibedakan

kepada dua golongan yaitu:

1. Kompensasi Finansial meliputi pembayaran langsung seperti pemberian gaji,

pemberian insentif , pemberian sistem remunerasi dan pemberian tunjangan.

2. Kompensasi Non Finansial meliputi lingkungan kerja dan berbagai fasilitas yang

meningktkan kepuasan kerja. Kedua aspek ini harus diseimbangkan sehingga

para pekerja merasa puas dan dapat teruss bekerja dalam perusahaan atau

lingkungan kepemerintahan dan dpertemen pendidikan itu sendiri.

Ratnasari (2009) Membahas remunerasi terhadap jasa dan gaji upah, perlu

dipahami makna dan tujuan dari remunerasi pada umumnya. Tujuan dari remunerasi

adalah:

1. Memperoleh SDM yang sesuai kualifikasi.

2. Mempertahankan karyawan yang baik dan berprestasi serta mencegah

turnover karyawan,

3. Mendapatkan keunggulan kompetitif,

4. Memotivasi karyawan untuk memperoleh perilaku yang diinginkan,

5. Menjamin keadilan antara satu karyawan dengan yang lainnya

(25)

xli 6. Mengendalikan biaya,

7. Sebagai sarana untuk mencapai sasaran strategis rumah sakit, dan

8. Memenuhi peraturan Pemerintah.

Bagi pegawai dilingkungan universitas negeri medan remunerasi berarti imbalan

hasil kerja yang dikaitkan dengan etos kerja pegawai dan prestasi kerja pegawai yang

dilihat dari banyak faktor bisa dari kedisiplinan, kepatuhan, keloyalan terhadap yang

dikerjakan dan terhadap universitas negeri medan/ instansi pemerintahan. Remunerasi

dilingkungan Universitas Negeri Medan diberikan kepada pegawai untuk memacu

semangat kerja, mengurangi adanya tindakan korupsi yang didasari oleh tingkat kerja

dan tanggung jawab dari pegawai itu sendiri.

Menurut Hermawan 2011:29Oktober (

pemerintahan adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kebijakan

Reformasi Birokrasi. Dilatar belakangi oleh kesadaran sekaligus komitmen pemerintah

untuk mewujudkan clean and good governance. Namun pada tataran pelaksanaannya,

Perubahan dan pembaharuan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata

pemerintahan yang bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin akan dapat

dilaksanakan dengan baik tanpa kesejahteraan yang layak dari pegawai yang

mengawakinya.

Hermawan 2011:29Oktober (

(26)

xlii

dilaksanakan untuk menghapus kesan Pemerintahan yang selama ini dinilai buruk

ditandai oleh indikator-indikator sebagai berikut:

1. Buruknya kualitas pelayanan publik (lambat, tidak ada kepastian aturan/hukum.

2. Sarat dengan perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

3. Rendahnya kualitas disiplin dan etos kerja aparatur negara.

4. Kualitas manajemen pemerintahan yang tidak produktif, dan efektif-efisien.

5. Kualitas pelayanan publik yang tidak akuntabel dan tidak transparan.

Hermawan 2011:29Oktober (

mendasari munculnya kebikakan remunerasi bagi pegawai negeri adalah:

1. Amanat Undang-undang No. 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian bahwa

sistem penggajian Pegawai Negeri adalah berdasarkan merit yang disebutkan dlm

pasal 7 ayat 1 : Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak

sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggungjawabnya. Pasal 7

Ayat 2: Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus memacu produktivitas dan m

enjamin kesejahteraan.

2. Struktur gaji kurang memenuhi prinsip “equity” karena gaji tidak dikaitkan

dengan kompetensi dan prestasi.

(27)

xliii

4. Sistem pensiun yang kurang menjamin kesejahteraan PNS setelah memasuki

masa purna bakti.

5. Gaji PNS kurang kompetitif di bandingkan dengan gaji di sektor swasta,khususnya

untuk tingkat manajer dan pimpinan.

6. Besarnya gaji tidak memenuhi prinsip “equity” karena gaji tidak dikaitkan

dengan kompetensi dan prestasi, namun didasarkan pada pangkat dan masa kerja.

7. Struktur gaji kurang mendorong motivasi kerja karena jarak antara gaji terendah dan

gaji tertinggi terlalu pendek (ratio 1:3,3) sehingga kenaikan pangkat hanya

diikuti dengan kenaikan penghasilan dalam jumlah yang tidak berarti.

8. Tunjangan jabatan struktural yang besar menimbulkan kompetisi yang tidak sehat.

9. Kurang transparan karena disamping gaji PNS masih menerima sejumlah

honorarium dari pos non-gaji Sesuai dengan Undang-undang No.17 tahun 2007,

tentang rencana pembangunan Nasional jangka panjang 2005-2025 dan Peraturan

Meneg PAN, Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008, tentang Pedoman umum Reformasi

birokrasi.

Kebijakan dan sistem remunerasi yang efektif dapat membantu organisasi untuk

dapat mencapai tujuan-tujuan, di antaranya mampu menarik tenaga kerja yang

berkualitas baik dan dapat mempertahankannya untuk memiliki komitmen terhadap

organisasi, memotivasi tenaga kerja untuk dapat berprestasi tinggi, mendorong adanya

peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan membantu mengendalikan biaya

(28)

xliv

organisasi untuk pegawai dan diterima atau dinikmati oleh pegawai, baik secara

langsung, rutin atau tidak langsung.

Hermawan 2011:29Oktober (

erasi PNS adalah dengan menyiapkan dan menerapkan sistem

remunerasi yang memenuhi prinsip-prinsip merit/jasa, equity, kompetitif dalam mening

katkan profesionalisme dan memacu kinerja PNS.

Hermawan 2011:29Oktober (

for position, pay for people dan pay for performance. Pay for position artinya membayar seseorang sesuai dengan posisi dan jabatannya. Biasanya dihitung dengan

rumus tertentu, berupa gaji pokok dan tunjangan tertentu untuk posisi dan jabatannya.

Lalu, pay for people, membayar sesuai dengan keunggulan yang dimiliki karyawan.

Karyawan dengan keahlian khusus memperoleh tunjangan khusus. Dan pay for

performance, membayar sesuai dengan prestasi atau kinerja karyawan biasanya berbentuk bonus prestasi. Dalam menentukan standar penggajian untuk setiap posisi

atau jabatan, sering kali tidak menggunakan indikator spesifik, misalnya job grading

atau job value seperti kompetensi yang dipersyaratkan, tingkat risiko kerja dan besarnya

tanggung jawab.

Hermawan 2011:29Oktober (

(29)

xlv

motivating (mendorong kinerja) dan retaining (mempertahankan karyawan agar tidak hengkang). Konsepnya harus seimbang dan adil di internal organisasi dan setara

dibanding pasar tenaga kerja (external equity).

Hermawan 2011:29Oktober (

berikut:

1. Gaji

2. Tunjangan Biaya Hidup (Kemahalan)

3. Tunjangan Kinerja (Insentif)

Tunjangan prestasi diberikan pada akhir tahun, jumlahnya tergantung pada

tingkat prestasi dan pencapaian target/output yang dicapai pegawai

berdasarkan hasil penilaian kinerja tahunan, jumlah maksimum adalah tigakali g

aji.

4. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan diberikan setahun sekali dan besarnya adalah sama

dengan gaji, tunjangan diberikan kepada PNS yang masa kerjan minimal 6bulan,

dan tunjangan diberikan menjelang hari besar keagamaan.

5. Tunjangan Kompensasi

(30)

xlvi

Menyempurnakan semua peraturan perundangan yang berkaitan dengan

sistem kepegawaian (sistem penggajian, pembinaan karir, pensiun, penghargaan,

disiplin, kinerja pegawai atau reward and punishment).

Budiarti 2011:11Oktober

Remunerasi Efektif adalah sebagai berikut:

1. Adil (Fair)

2. Mendorong Motivasi

3. Bersaing

4. Tepat

5. Memenuhi ketentuan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah. Menurut

Mondy dan Noe (1993) Remunerasi mencakup imbalan berupa financial dan

nonfinansial.Imbalan Finansial mencakup program kesehatan dan program pensiun,

sedangkan imbalan non finansial berupa tanggung jawab tercapainya tujuan, rekan kerja

yang menyenangkan, pembagian kerja, kondisi kerja yang nyaman dan kebijakan yang

sehat.

2.2.3. Teori Tentang Etos Kerja

Etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada

keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerjtertentu

(31)

xlvii

motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran

dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan stand

ar-standar

Sinamo (2009) menjabarkan ada delapan etos kerja unggulan yg harus dimiliki

oleh seseorang yaitu:

1. Kerja adalah Rahmat, bekerja tulus penuh syukur.

2. Kerja adalah Amanah, bekerja benar penuh tanggung jawab

3. Kerja adalah Panggilan, bekerja tuntas penuh integritas.

4. Kerja adalah Aktualisasi, bekerja keras penuh semangat.

5. Kerja adalah Ibadah, bekerja serius penuh kecintaan.

6. Kerja adalah Seni, bekerja cerdas penuh kreativitas.

7. Kerja adalah Kehormatan, bekerja tekun penuh keunggulan.

8. Kerja adalah Pelayanan, bekerja paripurna penuh kerendahan hati.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 tahun 2004 tentang

Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, meningkatkan etos kerja PNS merupakan

salah satu tujuan dari pembinaan jiwa korps PNS dan berdasarkan PP Nomor 42 tahun

2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, ruang lingkup etos kerja PNS

dapat dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu produktivitas kerja dan profesionalitasnya. Dengan

etos kerja yang baik, seorang PNS semestinya akan dapat menjadi pegawai yang

produktif dan profesional, begitu juga jika sebaliknya, maka PNS tersebut akan menjadi

(32)

xlviii

Sinamo (2009) Etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar

keyakinan dan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang

integral. Sifat-sifat yang mencerminkan etos kerja yang baik adalah:

1. Aktif : giat bekerja

2. Ceria : bersih, suci, murni, bersinar, berseri-seri, cerah

3. Dinamis : penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah

menyesuaikan diri dengan keadaan (ada dinamika)

4. Disiplin : taat atau patuh terhadap peraturan/tata tertib

5. Efektif : membawa hasil, berhasil guna.

6. Efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan atau menghasilkan sesuatu dengan

tidak membuang waktu, tenaga dan biaya atau mampu menjalankan tugas dengan

tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna.

7. Energik : penuh energi, semangat

Mondy (2008) Etika adalah disiplin yang berkenaan dengan apa yang baik dan

apa yang buruk, yang benar dan salah, atau dengan kewajiban dan tanggung jawab

moral. Model etika digambar dibawah ini:

M Menghasilkan Menentukan

Tindakan kita Keyakinan kita

mengenai apa yang benar atau

yang salah Sumber-sumber

panduan etis

Etika Tipe II Etika

(33)

xlix

Gambar 2.1. Model Etika Sumber: Mondy ( 2008).

Etika Tipe I: Kekuatan hubungan anatara apa yang individu atau organisasi

yakini sebagai bermoral dan benar dengan apa yang sumber-sumber

panduan yang dan dinyatakan sebagai benar secara moral. Etika Tipe II: Kekuatanhubun

gan antara apa yang seseorang yakini dengan bagaimana ia berperilaku.

Menurut Mondy (2008) Etika sumber daya manusia adalah penerapan

prinsip-prinsip etis pada hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan sumber daya manusia, ada

dua bidang dimana para professional SDM bisa memiliki pengaruh besar pada etika dan

budaya organisasinya, bidang tersebut adalah tata kelola perusahaan(corporate

governance ) dan kompensasi eksekutif.

Menurut Thompson dan Jhon ( 2007) Mengatakan Budaya dalam nilai inti dan

etika yaitu sebagai berikut:

1. Budaya yang berdasarkan prinsip-prinsip etika adalah penting bagi keberhasilan

strategis jangka panjang

2. Program etika membantu membuat kode etik dalam kehidupan

3. Eksekutif harus memberikan dukungan yang tulus menampilkan standar etika

dalam menjalankan bisnis perusahaan.

4. Pernyataan nilai berfungsi sebagai landasan untuk membangun budaya .

Menurut Thompson dan Jhon ( 2007) Mengatakan bahwa Dua Budaya dalam

(34)

l

1. Membantu menciptakan iklim kerja dimana karyawan perusahaan saling berbagi

dan memegang teguh keyakinan mengenai bagaimana bisnis perusahaan

dilakukan

2. Tanda-tanda karyawan bahwa mereka diharapkan untuk:

a. menampilkan nilai-nilai inti perusahaan dalam tindakan mereka b. menjunjung

standar etika perusahaan

Menurut Thompson dan Jhon (2007) Manfaat Norma Budaya Yang Didasarkan

pada Nilai Personal dan Prinsip Etis yaitu sebagai berikut:

1. Mengkomunikasikan arah tujuan , baik perusahaan dan integritas keutuhan dan

jenis perilaku perusahaan dalam melakukan usaha bisnisnya.

2. Mengarahkan karyawan melakukan hal-hal yang benar.

3. Menentukan bersama tujuan perusahaan dan memberikan tolok ukur untuk

mengukur kesesuaian tindakan tertentu, keputusan, dan kebijakan.

Menurut Thompson dan Jhon (2007)Tampilan Etika Kepemimpinan dan

membawa inisiatif tanggung jawab sosial seperti dibawah ini :

1. Mengatur contoh yang sangat baik dalam menampilkan perilaku etis dan

menunjukkan karakter dan integritas dalam tindakan serta keputusan

2. Menyatakan dukungan kode etika di perusahaan Dan mengharapkan

(35)

li

3. Mendorong penyesuaian kepatuhan dan menetapkan Konsekuensi yang kuat

bagi perilaku yang tidak etis.

Menurut Toto Tasmara (2004) Etos berasal dari bahasa yunani (ethos), artinya

watak atau karakter.Secara lengkap etos ialah watak atau karakter dan sikap, kebiasaan

serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seorang individu atau

sekelompok manusia.

Menurut Miller dan Hudspeth (2001) Etos kerja merupakan keyakinan, Nilai dan

Prinsip- Prinsip yang menuntun setiap pegawai dalam menafsirkan dan bertindak atas

hak dan kewajibannya, dimensi dari etos kerja yaitu:

1. Kemandirian untuk sukses dan menjalani hidup dengan independen.

2. Etika, bertanggung jawab atas tindakan sendiri, melakukan apa yang benar, adil

dalam berhubungan dengan pegawai yang lain, mempunyai waktu luang, kerja

keras ,mempunyai sentralisasi kerja yang benar dan penggunaan waktu yang

tepat.

Syahiruddin (2012: Vol.5. No.3) Etos kerja merupakan panduan tingkah laku

seseorang, sekelomok atau sebuah instutusi. Dimensinya adalah efektivitas kinerja

organisasi, sedangkan indikatornya adalah:

1. Penilaian hasil kerja

2. Semangat dalam bekerja

(36)

lii 4. Kerja sebagai ketekunan

5. Kerja sebagai ibadah.

Kode etika atau etos kerja yang baik akan menghasilkan prestasi kerja yang baik

pula. Dimana etos kerja merupakan kemampuan dan kerelaan pegawai untuk mematuhi

peraturan dengan baik seperti disiplin kerja, penerapan sistem kerja yang baik serta

implementasi yang baik pula, loyal kepada pemimpin.

Faktor etos kerja sangat erat kaitannya dengan prestasi kerja pegawai. Etos kerja

seorang pegawai dalam menjalankan tugas dapat menghasilkan prestasi yang baik dalam

menjalankan tugasnya. Indikator etos kerja adalah ciri–ciri dari orang yang sudah

memiliki etos kerja, jika sifat etos kerja yang baik sudah tertanam disetiap diri pegawai

maka pegawai disuatu instansi itu akan mampu memberikan dampak yang baik

terhadap hasil kerja yang dicapainya. Tentunya hal ini sudah kita inginkan sejak lama,

jika etos kerja ini sudah tertanam maka sifat karyawan akan berubah menjadi,

tangguh,cerdas, terampil, mandiri dan memiliki rasa kesetiakawanan serta pekerja keras,

hemat, produktif, berdisiplin, dan beroreantasi ke masa depan untuk menciptakaan

keadaan yang lebih baik.

Etos kerja seseorang berkaitan dengan kompetensi yang dimilikinya dalam

penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Sebab kompetensi

merupakan perilaku individu yang dapat dilihat pada saat ia mengerjakan pekerjaannya

dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap individu dapat mempengaruhi keefektifan

(37)

liii

Berdasarkan defenisi diatas maka sudah seharusnya pegawai dalam bekerja

harus meningkatkan etos kerjanya dengan meningkatkan etos kerja pegawai maka akan

diperoleh banyak keuntungan, karena dengan tingginya etos kerja maka hasil kerja yang

akan dihasilkan akan lebih besar jumlahnya serta kualitas yang dicapai juga akan lebih

baik, jika hal ini terjadi maka akan tercapai tingkat produktivitas yang optimal yang

menggambarkan bahwa organisasi tersebut senantiasa berusaha untuk maju, dan hal ini

akan terlaksana apabila pihak manajemen berusaha untuk meningkatkan kemampuan

tenaga kerja sebagai pelaksana untuk berproduksi secara baik serta dengan upaya

memberikan motivasi kerja yang sangat tinggi.

Dalam bekerja diperlukan mentalitas untuk membentuk pola pikir yang

konsisten untuk menciptakan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan pada

suatu organisasi maupun lingkungan. Pola hubungan atasan dan bawahan yang baik

maka dengan tepat diketahui, diciptakan, diterapkan penentuan sasaran kerja (Plan),

Pencapaian sasaran (Do), Evaluasi Hasil Kerja (Check), dan Tindak Lanjut (Action)

dalam proses bekerja.

Pencapaian hasil kerja setiap tugas para pegawai sangat dipengaruhi oleh etos

kerja, dimana etos kerja ini merupakan sikap hidup yang didasari oleh pandangan hidup

yang diyakini oleh suatu kelompok masyarakat / organisasi yang kemudian tercermin

dalam perilaku, cita-cita, dan pandangan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.

2.2.4. Teori Tentang Prestasi Kerja

Didalam banyaknya organisasi-organisasi besar, setiap eksekutif dan penyelia

(38)

liv

penilaian terhadap orang-orang yang bekerja untuknya. Manullang (2001) Penilaian

prestasi meliputi kuantitas kerja, watak, kelakuan,

kualifikasi-kualifikasi pribadi pegawai. Penilaian prestasi dipakai karena sering dipakai

oleh organisasi-organisasi yang memiliki rencana dan mengandung ide objektivitas dan

keinklusifan yang diingini.Mangkunegara (2011) menyatakan bahwa prestasi kerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Manullang (2001) Penilaian prestasi adalah suatu proses pengukuran, dan

ukuran-ukuran itu harus tetap akurat dan konsisten agar dapat dipercayai. PP UU No.43

Tahun 1999 dalam Pasal 12 Ayat 2 Menyatakan dalam mewujudkan penyelenggaraan

tugas pemerintah dan pembangunan diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang professional,

bertanggung jawab, jujur, adil melalui pembinaan.

Pengembangan dan Pelatihan Manajemen dan

Pegawai

Coaching

Penilaian Prestasi

Disiplin

Penyuluhan

Administrasi Gaji

Bonus

Promosi

Laporan Prestasi Tahunan Prosedur

(39)

lv

Gambar 2.2. Kegunaan-kegunaan Penilaian Prestasi

Dasar hukum sistem penilaian ini adalah

adalah untuk menjamin objektifitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem

prestasi kerja, sedangkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah rencana dan target

kinerja yang harus dicapai oleh pegawai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat

nyata dan dapat diukur serta disepakati pegawai dan atasannya. Menurut PP tersebut,

setiap pegawai wajib menyusun SKP (Sasaran Kerja Pegawai), yang dalam

pelaksanaanya harus berdasarkan dengan tugas jabatan, fungsi, wewenang, tanggung

jawab maupun rincian tugasnya yang secara umum telah ditetapkan dalam stuktur

organisai dan Tata Kerja (SOTK). Unsur penilaian SKP adalah kesetiaan, Prestasi Kerja,

Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, kerja sama, Prakarsa dan kepemimpinan.

2.3. Kerangka Konseptual

2.3.1. Hubungan Kepemimpinan Dengan Etos Kerja

Menurut Ismail,

seorang pimpinan kepada pegawai kantor Kemenag perlu diperhatikan sifat-sifat etika

yang harus dikembangkan dalam proses etos kerja yang pertama sifat bertanggung

jawab, dimana tanggung jawab disini langsung kepada pimpinan sebagai manusia dan

kepada Tuhan, artinya setiap pekerja harus mempunyai kesadaran bahwa tangung

jawabnya bukan hanya di dunia saja atau kepada atasan saja akan tetapi langsung

(40)

lvi

dapat diartikan bahwa pekerja harus tekun dan mampu mengoptimalkan hasil kerjanya,

yang kedua sifat hemat, sifat ini juga bertujuan agar setiap pekerja tidak

menghambur-hamburkan uang dalam melakukan pekerjaan, sedangkan yang terakhir meliputi sifat

menghargai waktu, disini diharapkan agar setiap pekerja harus senantiasa menghargai

waktu yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan berkaitan dengan pembentukan hasil kerja pegawai setiap pelaks

anaan tugasnya serta pembentukan etika dari kepemimpinan itu sendiri dalam

memimpin bawahannya. Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara pengambilan

keputusan etik dan perilaku etik dan ini tampak dalam konteks individu dan organisasi.

Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan etik dan

berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi memahami dan

menerapkannya dalam kode- kode etik (

http://indosdm.com/etika-dalam-kepemimpinan ).

2.3.2. Hubungan Remunerasi Dengan Etos Kerja

Remunerasi dapat meningkatkan semangat kerja pegawai ditandai dengan adany

a peningkatan etos kerja hasil kerja bisa maksimal dan bisa mencapai tujuan organisasi

dalam bekerja. Menurut Eka (2014) tunjangan kinerja merupakan penghasilan yang

diberikan kepada pegawai berdasarkankehadiran dan prestasi kerja dalam bentuk uang

selain gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya yang berlaku

(41)

lvii

2.3.3. Hubungan Kepemimpinan Dengan Prestasi Kerja

Menurut Lensufiie (2010) Kepemimpinan memiliki arti yang lebih dalam

dari pada sekedar label atau jabatan yang diberikan kepada seseorang manusia. Ada

visi jangka panjang serta karakteristik didalam sebuah kepemimpinan.Selanjutnya

Lensufiie (2010) Komponen didalam kepemimpinan didalam struktur kepemimpinan

tidak bisa berdiri sendiri. Pemimpin adalah salah satu komponen lain didalam sebuah

struktur kepemimpinan, yaitu :

1. Pemimpin

2. Kemampuan menggerakkan

3. Pengikut

4. Tujuan yang baik

5. Organisasi

Menurut Indrayani (2012) Mengemukakan “ faktor-faktor kepemimpinan,

budaya organisasi, motivasi dan latihan akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai

secara langsung atau tidak langsung”. Jelas dengan kepemimpinan yang

baik akan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.

2.3.4. Hubungan Remunerasi Dengan Prestasi Kerja

Muntu (2011) Menyatakan bahwa kompetensi, motivasi, prestasi

kerja, budaya kerja, budaya organisasi, dan pengawasan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel produktifitas kerja, sedangkan variabel remunerasi

(sebagai variabel yang memoderasi variabel bebas dengan variabel terikat)

berpengaruh signifikan terhadap variabel produktifitas kerja, variabel remunerasi

(42)

lviii

variabel terikat. Dan juga variabel kompetensi, motivasi, prestasi kerja, budaya kerja,

budaya organisasi dan pengawasan akan mempengaruhi variabel terikat jika

dimoderasi dengan variabel remunerasi.

Widyastuti (2010) Penelitiannya yang berjudul pengaruh persepsi remunerasi

pegawai, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di

KPPN Percontohan Serang sangat kuat dan signifikan dengan nilai 62,9 persen

sampai dengan 80,7 persen, artinya ada pengaruh positif antar semua variabel.

2.3.5. Hubungan Etos kerja dengan Prestasi Kerja

Menurut Khasanah (2013) Mengemukakan bahwa Etos kerja merupakan

masalah yang tepat dan menarik untuk diperbincangkan seiring dengan meningkatnya

peran sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin

global. Etos kerja selalu bisa dijadikan isu penting, ditengah upaya untuk terus

meningkatkan kinerja dan efisiensi nasional dalam rangka menghadapi era pasar

bebas.

Menurut Anoraga (2009) Etos kerja adalah suatu pandangan

dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Khasanah (2013) dalam penelitiannya

yang berjudul pengaruh etos kerja yang terdiri dari semangat kerja, disiplin kerja dan

kerja sama secara parsial bahwa variabel kerja sama yang paling dominan atau tinggi

dalam mempengaruhi prestasi kerja karyawan pada

PT.PLN (Presero) Distribusi Jawa Timur Area Mojokerto.

2.3.6. Hubungan Kepemimpinan Terhadap Remunerasi

Hubungan kepemimpinan dengan kompensasi tunjangan kinerja secara tidak

(43)

lix

pegawai dengan memberikan tunjangan kerja yang dilihat dari tingkat kerajinan kerja

dibuktikan dengan kedisiplinan, keloyalan kerja, tanggung jawab atas kinerja dan

tercapainya sasaran kerja pegawai negeri sipil.

Menurut Saputra dan Triana (2012)Atribut kepemimpinan dan kompensasi memi

liki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Federal

International Finance (FIF) Di Samarinda. Dari kerangka konsep ini dapat dilihat keterk aitan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya yang berkaitan dan mempengaru

hi satu sama lain variabel eksogen (kepemimpinan dan remunerasi) dimediasi etos kerja

sebagai variabel perantara dan prestasi kerja sebagai variabel endogen/terikatnya. Berda

sarkan beberapa kajian pustaka dan hasil-hasil studi empiris yang telah diuraikan diatas,

maka dapat disusun model penelitian sebagai berikut:

H3 H1

H5

H2

H4

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Sumber: Data Diolah,(2014)

2.4. Hipotesis Kepemimpinan

(X1)

Remunerasi ( X2)

Etos Kerja

(Z)

Prestasi Kerja

(44)

lx

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan yang merupakan dugaan

sementara terhadap rumusan masalah, seperti berikut:

1. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja pegawai di

lingkungan Universitas Negeri Medan.

2. Remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap etos kerja pegawai di

lingkungan Universitas Negeri Medan.

3. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di

lingkungan Universitas Negeri Medan.

4. Remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di

lingkungan Universitas Negeri Medan.

5. Etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di

lingkungan Universitas Negeri Medan.

6. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja melalui

etos kerja pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan.

7. Remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja melalui etos

kerja pegawai di lingkungan Universitas Negeri Medan.

Gambar

Tabel 1.2 Daftar Hadir Apel Tenaga Kependidikan Januari sampai Juni 2014
Tabel 1.4 Toleransi Waktu Kedatangan Dan Pengurangan Tunjangan Kinerja
Tabel 1.5 SDM di Lingkungan Unimed Tahun 2014
Tabel 1.6 Jumlah Gaji Pokok Yang Diterima Pegawai Negeri Sipil
+7

Referensi

Dokumen terkait

ekonomi Amerika Serikat pada akhir tahun 2007 yang lalu mendorong spekulasi bahwa Amerika Serikat berada di ambang resesi, terutama dampak krisis kredit yang.. telah meluas

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Peramalan Jumlah Ekspor Provinsi Sumatera Utara Menurut Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2018”. Terimakasih penulis sampaikan

Indonesia adalah negara yang memiliki prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas tinggi, yaitu lebih dari delapan persen (sekitar 1,5 juta) orang Indonesia

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan

Tujuan pembuatan website berbasis flash ini ditujukan untuk memberi kemudahan dalam pelayanan pemesanan menu makanan atau minuman serta penyampaian informasi yang

[r]

Untuk memperoleh pelayanan administrasi penyewaan Villa yang cepat dan efisien diperlukan suatu kinerja yang bagus dan sistem yang bagus juga, maka dari itu penulis membuat

Chapter 10 explains how to deal with files and text processing using built-in Python file objects, modules from Python's standard library, and platform-specific extensions for rich