• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

(3)

V I S I O N • M I S S I O N • K P E I ’ S W A Y • A B O U T K P E I

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

VISI & MISI

VISION

To become the Clearing and Guarantee

Institution reliable of providing the best service in Indonesian Capital Market.

MISSION

To actualize a safe and attractive Indonesian Capital Market.

VISI

Menjadi lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di Pasar Modal Indonesia

MISI

Berupaya mewujudkan Pasar Modal Indonesia yang aman dan menarik.

(4)

V I S I • M I S I • T A T A N I L A I U N G G U L A N • T E N T A N G K P E I

KPEI’s CORE VALUES

NILAI INTI KPEI

KPEI selalu menempatkan nilai Fokus pada Pelanggan sebagai landasan layanan jasa kami, guna mewujudkan kinerja yang berkelanjutan sekaligus untuk terus menciptakan nilai lebih bagi seluruh pelanggan kami. Adalah pola pikir yang tak kenal henti dalam belajar yang mendorong seluruh karyawan kami untuk terus mencapai hasil terbaik. Tujuan tersebut hanya bisa dicapai melalui perilaku yang mengedepankan integritas dan kehati-hatian dalam bertindak, serta terus mengupayakan perbaikan dan terus memupuk kepercayaan di dalam segala pemikiran kami. Kami percaya bahwa sikap yang terbuka, mau menerima ide-ide baru, kerja sama tim yang erat dan bersikap saling mendukung mampu memberikan hasil yang terbaik untuk seluruh pemangku kepentingan.

KPEI has been putting customer-focused approach as the origin nature of our business in delivering sustainable results and in becoming sustainable value creator. We always nurture a tireless learner mindset by encouraging our people to attest achievement

of excellence. That can only be accomplished

by upholding integrity and prudent behaviors toward continuous improvement while assuring that trustworthy is always be at the tip of our mind. We believe that by showing an open-mind attitude receptive to new and different ideas, fellowship, and mutual respect will lead to a collaborative work that can maximize the value of all stakeholders.

“We respect and reward

collaborative works of our people

(5)

V I S I O N • M I S S I O N • K P E I ’ S W A Y • A B O U T K P E I

KPEI places strong emphasis of the needs and interest on the Customers at all times, also exerts every effort to provide the best quality service to all stakeholders, both internal and external. Customer Focus reflects

our collective conduct that are responsive, proactive, with broad perspectives and ready to lend a hand.

CUSTOMER FOCUS

Deliver satisfaction to customers. Always enrich/add value. Deliver beyond customer’s expectation.

BEHAVIOR INDICATOR

FOKUS PADA PENGGUNA JASA

KPEI senantiasa mengutamakan kebutuhan pengguna jasa dan berupaya memberikan pelayanan dengan mutu terbaik kepada seluruh pengguna

jasa, baik internal maupun eksternal. Fokus terhadap pengguna jasa merupakan sikap yang responsif, proaktif, berpandangan luas, dan siap

membantu pihak yang membutuhkan.

Memenuhi dan melampaui kebutuhan pengguna jasa. Selalu memberikan nilai dan manfaat lebih. Tanggap dalam merespon kebutuhan pengguna jasa.

(6)

V I S I • M I S I • T A T A N I L A I U N G G U L A N • T E N T A N G K P E I

PENCAPAIAN TERBAIK

KPEI senantiasa berupaya memberi kontribusi yang maksimal, menjaga keseimbangan antara tujuan dan proses guna meraih hasil yang

terbaik.

Fokus kepada solusi, bukan pada masalah. Berkontribusi dengan ide-ide inovatif.

Tunjukkan bahwa kita mampu dan bekerja untuk kemajuan bersama.

INDIKATOR PERILAKU

KPEI constantly strives to contribute optimally, maintaining a balance between aims and means to produce the very best.

ACHIEVEMENT OF EXCELLENCE

Focus on the solution, instead of the problem. Contribute with innovative ideas.

(7)

V I S I O N • M I S S I O N • K P E I ’ S W A Y • A B O U T K P E I

KPEI is always consistent in thoughts, words as well as deeds. Engages in open discussions, supports the decision that has been taken and

cultivates a high sense of belonging.

INTEGRITY

Comply with the rules. Show responsibility.

Transparent when providing information.

BEHAVIOR INDICATOR

INTEGRITAS

KPEI senantiasa menjaga konsistensi antara pikiran, ucapan dan tindakan, melakukan diskusi secara terbuka, mendukung keputusan

yang telah ditetapkan, serta menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi.

Patuhi aturan yang berlaku. Tunjukkan rasa tanggung jawab. Transparan dalam memberikan informasi.

(8)

V I S I • M I S I • T A T A N I L A I U N G G U L A N • T E N T A N G K P E I

KEHATI-HATIAN

KPEI mengharuskan semua pihak di lingkungan perusahaan untuk mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan dan pengambilan keputusan serta menerapkan kaidah pengelolaan risiko yang baik dan benar.

Berpikir cermat dalam mengambil keputusan.

Mempertimbangkan segala risiko yang terkandung dari setiap tindakan. Mengambil keputusan secara bijak.

INDIKATOR PERILAKU

KPEI requires everyone in the Company to consider the outcome of every action and decision and adopt the principles of risk management

in line with the best practices.

PRUDENCE

Think smart in decision making process. Consider risks in every action.

(9)

V I S I O N • M I S S I O N • K P E I ’ S W A Y • A B O U T K P E I

KEBERSAMAAN

KPEI senantiasa menumbuhkan kerjasama tim yang erat, bersikap saling mendukung dan menghargai.

Hargailah pendapat orang lain.

Saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Menghargai hasil akhir sebagai hasil karya tim.

INDIKATOR PERILAKU

KPEI continuously nurtures strong teamwork and is supportive and respectful to one another.

FELLOWSHIP

Respect others’ opinion.

Support each other in achieving a common objective. Appreciate the end result as the team’s result.

(10)

V I S I • M I S I • T A T A N I L A I U N G G U L A N • T E N T A N G K P E I

ABOUT KPEI

TENTANG KPEI

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) didirikan berdasarkan akta notaris No.8 tertanggal 5 Agustus 1996 dan statusnya resmi sebagai badan hukum sejak 24 September 1996 melalui pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pada 1 Juni 1998, Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menerbitkan Izin Operasional KPEI berdasarkan Surat Keputusan No:Kep-26/PM/1998 sehingga KPEI secara resmi menyelenggarakan operasional kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa di Pasar Modal Indonesia. Saat ini 100% saham KPEI dimiliki oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan porsi total saham yang telah ditempatkan adalah sebesar Rp. 15 miliar.

(11)

V I S I O N • M I S S I O N • K P E I ’ S W A Y • A B O U T K P E I

Peran utama KPEI sebagai Self Regulatory Organization (SRO) selama lebih dari satu dasawarsa semakin memperkuat peran KPEI dalam menentukan arah perkembangan pasar modal Indonesia. Fungsi utama KPEI adalah sebagai Central Counterparty (CCP)

yang menyediakan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang diharapkan bisa terus meningkatkan efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi di Bursa Efek Indonesia.

Kehadiran KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) bertujuan untuk melakukan mitigasi terhadap setiap risiko yang mungkin timbul dalam penyelesaian transaksi bursa. Proses kliring yang dilakukan KPEI bertujuan untuk memastikan bahwa setiap Anggota Kliring (AK) mengetahui hak dan kewajiban masing-masing baik berupa efek maupun dana yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian. Sebagai CCP menjadi satunya penjual untuk setiap pembeli dan satu-satunya pembeli untuk setiap penjual dalam setiap penyelesaian transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa.

Throughout its more than a decade journey as a Self Regulatory Organization (SRO), KPEI plays an important role in determining the development of Indonesia Capital Market. Having its function as a Central Counterparty (CCP), KPEI is responsible to provide the clearing and guarantee services of stock exchange settlements in order to enhance efficiency and secured assurance to each settlement of transaction in Indonesia Stock Exchange (IDX) floor.

As a Clearing and Guarantee Institution (LKP), KPEI aims to mitigate every potential risk that might arise from the stock exchange transaction settlements. Therefore as CCP, KPEI is entitled to be the only seller for every buyer, and the only buyer for every seller in every transaction settlement over each investment instrument being traded in the stock exchange.

KPEI will strive to constantly perform continuous improvement initiatives to its existing infrastructure while continually innovating to deliver better and efficient services. In doing so, KPEI is always in strict compliance with the international best practices to promote the development of Indonesia’s capital market. This objective can only be achieved through constant development of both internal and external potentials by creating a tireless-learning culture for all KPEI’s human resources (HR). Eventually, such effort will enable us to form KPEI as a knowledge base organization - a place that facilitates the continuous learning process and development of its HR in terms of knowledge and competence, in line with the gradually advancing information technology movements. KPEI is committed to always initiate improvements and develop strategic planning, hence to deliver quality service, to increase the capacity of its internal organization and of all clearing members as well as benefiting its entire stakeholders in a sustainable manner.

“KPEI plays an important role in

determining the development of

Indonesia Capital Market”.

(12)

0

V I S I • M I S I • T A T A N I L A I U N G G U L A N • T E N T A N G K P E I

FINANCIAL HIGHLIGHTS

IKHTISAR KEUANGAN

2011 2010 2009 2008 2007

Pendapatan Usaha 225.020 217.408 181.520 189.834 192.381 Operating Revenues

Setoran atas Penerimaan Negara

Bukan Pajak (.) (.0) (.) (.) (.)

Contribution on Non-Tax State Revenues

Pendapatan Usaha Bersih 208.144 201.102 167.906 175.596 177.952 Net Operating Revenues

Beban Usaha . . . . .0 Operating Expenses

Laba (Rugi) Usaha 91.710 115.683 102.194 111.414 129.250 Operating Income (Loss)

Pendapatan (beban) lain-Bersih . .0 .0 (.) . Other Income (Expenses)-Net

Pendapatan Sebelum Pajak 124.407 157.473 156.230 109.275 148.485 Income Before Tax

Beban Pajak (.) (.) (.) (.) (.) Tax Expense

Laba Bersih 87,462 121.686 121.358 67.541 105.096 Net Income

Pendapatan Komprehensif

Lainnya 2,050 4,811

Other Comprehensive Income

Laba Komprehensif 89,512 126,498 Comprehensive Income

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (dalam jutaan Rupiah)

STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME ( in milion Rupiah)

2011 2010 2009 2008 2007

Laba Usaha/

Pendapatan Usaha 0, , ,0 , , Operating RevenuesOperating Income/

Laba Usaha/

Pendapatan Usaha Bersih ,0 , 0, , , Net Operating RevenuesOperating Income/

Beban Usaha/

Pendapatan Usaha , , ,0 , , Operating RevenuesOperating Expense/

Laba Bersih/Pendapatan Usaha , , , , , Net Income/Operating Revenues

Laba Usaha Bersih/

Pendapatan Usaha Bersih ,0 0, , , ,0 Net Operating RevenuesNet Operating Income/

Pendapatan (Beban) Lain-lain/

Pendapatan Usaha , , , (,) 0,00 Other Income (Expenses)/Operating Revenues

Laba bersih per saham , , ,0 ,0 ,0 Earning per Share

RASIO-RASIO (%) RATIOS (%)

2011 2010 2009 2008 2007

ASET ASSETS

Aset Lancar .. .. . .. ..0 Current Assets

Aset Tidak Lancar . .0 .0 . . Non-Current Assets

JUMLAH ASET 2.159.261 2.219.329 904.002 2.717.864 1.200.066 TOTAL ASSETS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

Liabilitas Jangka Pendek .. .. 0. .0. .0. Current Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang 0. .0 . . .0 Non-Current Liabilities

JUMLAH LIABILITAS 1.523.213 1.672.792 613.293 2.486.861 1.074.195 TOTAL LIABILITIES

JUMLAH EKUITAS .0 . 0.0 .00 . TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS dan

EKUITAS 2.159.261 2.219.329 904.002 2.717.864 1.200.066

TOTAL LIABILITIES and EQUITY

LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah)

(13)

M E S S A G E F R O M B O A R D O F C O M M I S S I O N E R S

Dear Honorable Stakeholders,

Entering year 2011, the Indonesian Capital Market was filled with optimism and expectations that the market growth of 2010 would be carried over into year 2011. Indonesian Economic Growth which is reflected on the Gross Domestic Product (GDP), with base year 2000 indicated that the Indonesian economy had grown stably at 6.5% from Rp 2,313.8 trillion at the end of 2010 to Rp 2,463.2 trillion at end of 2011 with an increase of per capita income to Rp 30.8 million (USD3,542.9) from Rp 27.1 million (USD 3,010.1). This condition had attracted the international attention as indicated by Fitch Rating, an international rating institution, which had upgraded Indonesia’s debt rating to Investment Grade (BBB-) in December 2011. As of year 2011, share market capitalization value reached Rp 3.537 trillion.

The number increased from the achievement in the year 2010 which amounted to Rp 3.247 trillion. Meanwhile the ratio of market capitalization to GDP reached 48.9% in 2011. From the macroeconomic perspective, Indonesia is demonstrating a great potential for growth of its capital market.

Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,

Memasuki tahun 2011, dunia Pasar Modal Indonesia dipenuhi dengan semangat optimisme dan harapan bahwa pertumbuhan pasar modal yang terjadi pada 2010 akan terus berlanjut di 2011. Pertumbuhan perekonomian Indonesia yang dicerminkan dalam Produk Domestik Bruto (PDB) dengan tahun dasar 2000, menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh dengan stabil sebesar 6,5% dari Rp 2.313,8 triliun pada akhir 2010 menjadi Rp 2.463,2 pada akhir 2011, dengan pendapatan per capita yang juga meningkat dari Rp 27,1 juta (USD 3.010,1) menjadi Rp 30.8 juta (USD3.542,9). Kondisi tersebut juga menjadi perhatian dunia internasional, sehingga pada Desember 2011 lembaga pemeringkat Fitch Rating

menaikkan peringkat Indonesia menjadi Investment Grade (BBB-). Selain itu, nilai kapitalisasi pasar saham pada tahun 2011 mencapai angka sekitar Rp 3.537 triliun. Angka tersebut meningkat dari

pencapaian tahun 2010 yang sebesar Rp 3.247 triliun. Sementara rasio kapitalisasi pasar saham terhadap PDB tahun 2011 mencapai 48,9%. Secara makroekonomi terlihat potensi yang sangat tinggi bagi

pertumbuhan pasar modal Indonesia.

Dari kiri ke kanan - From left to right:

Rahmat Waluyanto, Sebastianus Harry Wiguna, Inarno Djajadi

SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS

(14)

S A M B U T A N D E W A N K O M I S A R I S

In 2011, there were 25 companies who have listed their shares at the Indonesian Stock Exchange, which made a total of 440 listed companies with market capitalization of approximately Rp 3,537.29 trillion or an increase of 8.54% from end of 2010. However, the uncertainty in the global economic recovery has still been holding up the rate of growth of Jakarta Composite Index (JCI) which caused the JCI to close at 3,821.99 at the end of year 2011, or an increase of 3,2% from year-end 2010 closing point at 3,703.51. In addition, the average daily transaction value and frequency in the share market showed a relatively stable growth when compared to 2010, whereas the transaction value increased by 3.36% to Rp 4.95 trillion coupled with an increased transaction frequency by 7.4% to 113,454 times.

Together with Bapepam-LK and other Self Regulatory Organization (SRO), namely PT Bursa Efek Indonesia (BEI) and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), KPEI continued to make an attempt to take the opportunities from the domestic economic growth by building a solid infrastructure of the Indonesian capital market in order to build capacity and improve efficiency as well as increase confidence of both foreign and local investors.

Developing a Solid Infrastructure in Indonesia Capital Market

Based on the five years (2010-2014) Business Strategy Plan which had been agreed upon by the Board of Commissioners, Board of Directors and the Management continued to make an effort in supporting the infrastructure development process for the capital market by implementing what is stated in the Strategic Plan comprising four themes of corporation strategy that focuses on strengthening KPEI’s roles as Central Counterparty (CCP) and Regulator, Capacity Building, Straight-Through Processing (STP), and Knowledge-based Organization.

To build a solid capital market infrastructure, Bapepam-LK and SRO have set up Strategic Management Office (SMO) and Project Management Office (PMO) working groups to manage and monitor various initiatives in the infrastructure development for the capital market. For this, KPEI is contributing and is responsible for the development and implementation of Straight Through Processing (STP).

Pada tahun 2011, terdapat 25 emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga total emiten tercatat menjadi 440 emiten dan nilai kapitalisasi pasar meningkat menjadi kurang lebih Rp 3.537,29 triliun atau meningkat sebesar 8,54% dari posisi akhir 2010. Namun, ketidakpastian pemulihan kondisi perekonomian global masih menahan laju pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga pada akhir perdagangan di tahun 2011 IHSG ditutup pada posisi 3.821,99 atau hanya meningkat sekitar 3,2% dari penutupan akhir 2010 yang berada pada posisi 3.703,51. Sedangkan rata-rata nilai dan frekuensi transaksi harian pada pasar saham menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil dibandingkan tahun 2010, yaitu nilai transaksi meningkat sebesar 3,36% menjadi Rp 4,95 triliun dan frekuensi transaksi meningkat 7,4% menjadi 113.454 kali transaksi.

KPEI, bersama dengan Bapepam-LK dan

Self Regulatory Organization (SRO) lainnya, yakni PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), berupaya mendapatkan peluang dalam pertumbuhan ekonomi domestik dengan membangun infrastruktur pasar modal Indonesia yang solid sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi serta semakin menumbuhkan kepercayaan investor

baik domestik maupun asing.

Developing a Solid Infrastructure in Indonesia Capital Market

Berdasarkan Rencana Strategi Bisnis yang telah disepakati oleh Dewan Komisaris untuk lima tahun (2010-2014), Direksi bersama manajemen terus berupaya mendukung proses perkembangan infrastruktur pasar modal dengan menerapkan elemen Rencana Strategis yang terdapat pada empat tema strategi korporasi yaitu memperkuat peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, membangun kapasitas (Capacity Building), Straight-Through Processing (STP),

dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan

(Knowledge-based Organization).

Guna mengembangkan infrastruktur pasar modal yang solid, Bapepam-LK dan SRO juga telah membentuk tim kerja

Strategic Management Office (SMO) dan

Project Management Office (PMO) dalam mengelola dan memantau berbagai inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal. Untuk hal ini, KPEI berkontribusi dan

(15)

M E S S A G E F R O M B O A R D O F C O M M I S S I O N E R S

KPEI was also supporting other projects related to the main initiative of capital market that includes the development of Capital Market Data Warehouse set up by BEI and Single Investor Identification (SID) by KSEI. The development of STP has currently reached the final phase. Next, an advanced testing stage will be executed by involving SROs and customers. STP is expected to be fully implemented in 2012.

Selain itu juga mendukung berbagai proyek-proyek lainnya yang terkait dengan inisiatif utama pasar modal yaitu pengembangan Datawarehouse Pasar Modal oleh BEI dan

Single Investor Identification (SID) oleh KSEI. Pengembangan STP saat ini sudah memasuki tahap akhir. Tahap pengujian lebih lanjut masih terus dilakukan dengan melibatkan SRO dan pengguna jasa sehingga diharapkan STP akan dapat diimplementasikan sepenuhnya pada tahun 2012.

Financial Performance in 2011

Based on KPEI’s financial report audited by Osman Bing Satrio & Partners Public Accountant Office (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), KPEI’s net revenue experienced an increase in 2011. KPEI’s Net Revenue in 2011 amounted to Rp 208.14 billion compared to Rp 201.10 billion in 2010. However, operating expenses in 2011 also increased to Rp 116.43 billion compared to Rp 85.42 billion in 2010. As a result, as of 2011, the company’s net profit decreased to Rp 87.46 billion compared to Rp 121.69 billion in 2010. As per 31 December 2011, KPEI recorded a total asset of Rp 2.16 trillion, compared to year 2010 totaled Rp 2,22 trillion. The decrease in the asset by the end of 2011 was greatly influenced by the decrease in the exchange settlement account of the Stock Exchange which was indicated by a decreasing credit transaction position to Rp 1.47 trillion, from Rp 1.62 trillion in year 2010.

Kinerja Keuangan 2011

Berdasarkan laporan keuangan KPEI yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio dan Rekan (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) terjadi peningkatan pada pendapatan usaha bersih di tahun 2011. Pendapatan usaha bersih KPEI di 2011 adalah sebesar Rp. 208,14 miliar sementara di 2010 sebesar Rp. 201,10 miliar. Namun, peningkatan juga terjadi pada jumlah beban usaha di tahun 2011 yang mencapai Rp.116,43 miliar, dibandingkan dengan jumlah beban usaha pada tahun 2010 sebesar Rp. 85,42 miliar. Sebagai hasilnya, laba bersih Perusahaan di tahun 2011 adalah Rp. 87,46 miliar, menurun dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp. 121,69 miliar. Per 31 Desember 2011 jumlah aset KPEI mencapai Rp. 2,16 triliun, sementara di tahun 2010 berjumlah Rp. 2,22 triliun, penurunan jumlah aset pada akhir 2011 sangat dipengaruhi oleh penurunan piutang penyelesaian transaksi Bursa yang menunjukkan posisi piutang transaksi per penutupan perdagangan tahun 2011 yang menurun menjadi Rp. 1,47 triliun dari tahun 2010 sebesar Rp. 1,62 triliun.

“We believe that a strong synergy built internally

or with the working partners and all capital

market participants, will lead to

a well-organized, fair and

(16)

S A M B U T A N D E W A N K O M I S A R I S

In 2011, total net cash flow from investing activities amounted to Rp 51.8 billion, which was due to cash and cash equivalent being allocated to bonds and mutual funds.

To affirm KPEI’s role as CCP in Indonesian capital market, it is very important for KPEI to strengthen its financial resources in order to perform its function as guarantor in the settlement of stock transaction by managing the Gurantee Fund Reserves. That led the Board of Commissioner to agree upon the proposal on setting aside the amount of Gurantee Fund Reserves by considering KPEI’s financial condition as one of the agendas discussed during the General Meeting of Shareholders. Pada tahun 2011, total kas bersih digunakan

untuk aktivitas investasi perusahaan adalah sebesar Rp. 51,8 miliar dikarenakan

pengalokasian kas setara kas ke dalam bentuk obligasi dan reksadana.

Dalam mempertegas peran KPEI sebagai CCP dalam pasar modal Indonesia, sangatlah penting bagi KPEI untuk memperkuat sumber dana dalam rangka menjalankan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa dengan mengelola suatu bentuk Cadangan Jaminan. Oleh sebab itulah, Dewan Komisaris telah menyetujui usulan penyisihan besaran Cadangan Jaminan dengan memperhatikan kondisi keuangan KPEI sebagai salah satu agenda yang dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

In 2011, KPEI recorded Rp 67.79 billion of Gurantee Fund Reserves. Such increase reflected an additional of Rp 60.843 billion to the booked Gurantee Fund Reserves in year 2010 which totaled Rp 6.9 billion. The increase in the Gurantee Fund Reserves was resulted from KPEI’s Annual GMS held on 10 June 2011. The Gurantee Fund Reserves has been placed in the form of Time Deposit and Checking Account. The source of the Gurantee Fund Reserves was generated from KPEI’s operational surplus. Gurantee Fund Reserves is allocated to support the guarantee mechanism for Settlement of Stock Transaction.

Good Corporate Governance

With respect to the Good Corporate Governance (GCG) principles, the Board of Commissioners had made a commitment to give their full support to the implementation of GCG by continuously monitoring and evaluating the GCG implementation in KPEI. That was in line with the effort to enhance the quality of corporate governance.

Pada tahun 2011 cadangan jaminan yang dimiliki KPEI adalah sebesar Rp 67,79 miliar. Hal tersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp 60,843 miliar dari posisi cadangan jaminan KPEI tahun 2010 senilai Rp 6,9 miliar. Penambahan Cadangan Jaminan tersebut merupakan hasil keputusan RUPST KPEI tanggal 10 Juni 2011. Cadangan jaminan ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka dan rekening giro. Sumber dana untuk Cadangan Jaminan berasal dari surplus operasional KPEI. Cadangan Jaminan digunakan sebagai pendukung mekanisme penjaminan penyelesaian transaksi bursa.

Tata Kelola Perusahaan yang Baik

(17)

M E S S A G E F R O M B O A R D O F C O M M I S S I O N E R S

The Board of Commissioners has the authority to monitor the company’s activities. That is why a monthly Joint Meeting is conducted between the Board of Commissioners and Board of Directors. In 2011, the Board of Commissioners had conducted 12 joint meetings with the Board of Directors. This meeting aimed at Directors to provide a regular performance report, while the Board of Commissioners give direction and approval upon matters beyond the Directors’ decision making authority.

The Board of Commissioners also holds regular meetings with the Audit Committee to discuss company’s monthly performance along with other respecting issues arising in the company.

The Audit Committee was set up based on Bapepam-LK Regulation No.III B.8 concerning Clearing and Guarantee Institutions Commissioners. The main duty of the Audit Committee is to assist the Board of Commissioners in performing the Board’s monitoring function by analyzing financial information issued by the

Company, monitoring Management’s effort in maintaining the effectiveness of internal control, monitoring and making sure that the Company has implemented GCG as its operational basis, monitoring Company’s compliance to the existing law and regulations as well as in monitoring the effectiveness of risk management policy and its execution prepared and executed by the Directors. Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk

melakukan pengawasan terhadap aktivitas perusahaan. Untuk itulah Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi rutin dilaksanakan setiap bulannya. Sepanjang 2011, Dewan Komisaris telah melakukan rapat gabungan dengan Direksi sebanyak dua belas (12) kali. Rapat tersebut bertujuan untuk Direksi memberikan laporan kinerja perusahaan secara berkala, Komisaris memberikan

pengarahan, serta persetujuan atas keputusan yang berada di luar kewenangan Direksi.

Di samping itu Dewan Komisaris juga menyelenggarakan secara konsisten rapat rutin bersama Komite Audit guna membahas kinerja bulanan dan permasalahan yang terjadi di perusahaan.

Komite Audit merupakan komite yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No.III.B.8 tentang Komisaris Lembaga Kliring dan Penjaminan. Tugas utama dari Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan, antara lain melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan, memonitor usaha Manajemen dalam menjaga efektifitas pengendalian internal, memonitor dan memastikan Perusahaan telah menerapkan GCG sebagai landasan operasionalnya,

(18)

S A M B U T A N D E W A N K O M I S A R I S

In optimizing the role of the Audit Committee as an organ of the Board of Commissioners who perform its monitoring duties on the company’s operational activities, in 2011, KPEI had upgraded the quality of the GCG practices by implementing Enterprise Risk Management (ERM) as a total and integrated working framework that covers risk

identification process, risk measurement and risk management. KPEI had also completed a GCG self-assessment to implementation of GCG practices in KPEI. KPEI has also appointed an independent auditor who assisted in making external review on pre-implementation of Straight-Through Processing (STP) system.

In 2010 Bapepam-LK had audited KPEI to evaluate KPEI’s operational compliance on the existing law and regulation. That audit resulted several findings, which KPEI has to follow-up as part of future improvement plan. In performing its monitoring duties, the Board of Commissioners have been assisted by the Audit Committee and Internal Audit, who carried out routine examination on the follow-up outcomes on the Bapepam-LK’s findings on KPEI.

Selain mengoptimalkan peranan Komite Audit sebagai organ Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap aktivitas operasional perusahaan, pada tahun 2011, KPEI juga terus meningkatkan kualitas penerapan GCG dengan menerapkan

Enterprise Risk Management (ERM) sebagai kerangka kerja yang menyeluruh dan terintegrasi bagi proses identifikasi risiko, pengukuran risiko dan pengelolaan risiko perusahaan. Disamping itu, KPEI juga melaksanakan penilaian mandiri (self assessment) terhadap praktik GCG di KPEI, serta menunjuk auditor independen untuk melakukan review eksternal terhadap pra implementasi sistem Straight Through Processing (STP).

Pada tahun 2010 Bapepam-LK telah melakukan audit atas KPEI dengan tujuan untuk mengukur kepatuhan operasional KPEI terhadap

(19)

M E S S A G E F R O M B O A R D O F C O M M I S S I O N E R S

Future Plan

Going forward, in year 2012, we hope that the Board of Directors will continue KPEI’s development in order to actualize the

Company’s Vision and Mission. We realize that it takes extra work from the Directors and all employees to achieve the company’s vision and mission. We also hope that KPEI will continue in enhancing its performance both internally and externally by synergyzing with other SROs - BEI and KSEI - to develop Indonesian capital market. We believe that through the development of a more solid infrastructure as well as good coordination with Bapepam-LK and other SROs, KPEI is expected to be able to answer the quest of present and future challenges.

Rencana ke Depan

Melangkah menuju tahun 2012, kami berharap jajaran Direksi untuk terus melanjutkan pengembangan KPEI demi mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan. Kami menyadari demi mewujudkan visi dan misi perusahaan tersebut diperlukan kerja keras dari seluruh jajaran Direksi dan karyawan KPEI. Kami pun berharap agar KPEI dapat terus meningkatkan kinerjanya baik secara internal maupun dalam bersinergi dengan SRO lainnya yaitu BEI dan KSEI untuk mengembangkan pasar modal Indonesia. Dengan infrastruktur yang semakin solid serta kordinasi yang baik dengan Bapepam-LK dan SRO lainnya, KPEI diharapkan mampu senantiasa menjawab berbagai tantangan, baik di masa kini maupun masa mendatang.

Apresiasi

Sebagai penutup kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan juga ucapan selamat kepada jajaran Direksi dan seluruh karyawan KPEI atas kerja keras dan dedikasinya dalam upaya pengembangan Perusahaan di tahun 2011. Berkat kegigihan kalian semua, KPEI mampu merampungkan pengembangan sistem STP yang merupakan kontribusi serta tanggung jawab KPEI yang diwujudkan melalui proyek tim kerja Strategic Management Office (SMO) dan Project

Management Office (PMO), yang dilakukan bersama dengan Bapepam-LK dan SRO lainnya.

Dalam kesempatan ini pula, kami ingin menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemegang saham, mitra kerja, pengguna jasa dan otoritas pasar modal atas dukungan yang diberikan.

Apreciation

Finally we would like to express our greatest appreciation and congratulate the Board of Directors and all employees of KPEI for the hard work and dedication throughout the development of the company in 2011. It is your strong determination that enabled KPEI to complete the development of STP system as part of KPEI’s contribution and responsibility that were being realized through the Strategic Management Office (SMO) and Project

Management Office (PMO) projects carried out together with Bapepam-LK and other SROs.

At this opportunity, we would also like to express our highest appreciation and gratitude to the shareholders, working partners,

(20)

S A M B U T A N D E W A N K O M I S A R I S

We believe that a strong synergy built

internally or with the working partners and all capital market participants, will lead to a better sounded Indonesian Capital Market toward an orderly, fair and efficient Capital Market. Kami percaya dengan kerjasama erat yang

terbentuk baik di lingkungan internal Perusahaan, maupun dengan mitra kerja dan seluruh pelaku pasar modal, akan mengantarkan Pasar Modal Indonesia terus melangkah menjadi Pasar Modal yang semakin teratur, wajar dan efisien.

Rahmat Waluyanto

Komisaris

Commissioner

Inarno Djajadi

Komisaris

Commissioner Sebastianus Harry Wiguna

Komisaris Utama

(21)

R E P O R T F R O M B O A R D O F D I R E C T O R S

Dear Respected Stakeholders,

We praise God the Almighty for allowing us to report the performance of PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) achieved in year 2011.

Year 2011 was the year wherein our country’s capital market showed strong resilient to the global economic conditions, which was being the attention of both foreign and domestic investors. Despite the global economic downturn resulted from the European economic turmoil, significant growth seemed to be experienced by some developing countries including Indonesia.

Such strong domestic economic fundamental led to stronger trust of investors, as indicated by the performance of the Index that moved higher up to the level of 4,192.509 as of 2 August 2011, which was also the highest indeks level recorded throughout 2011.

LAPORAN DEWAN DIREKSI

REPORT FROM BOARD OF DIRECTORS

Bambang Widodo

Seluruh Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Dengan mengucapkan syukur ke hadirat-Nya, perkenankanlah kami menyampaikan ringkasan kinerja PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) selama periode tahun 2011.

Tahun 2011 merupakan tahun yang menunjukkan kepada investor global maupun domestik ketahanan pasar modal Indonesia. Meskipun terjadi krisis ekonomi global yang dipicu oleh memburuknya kondisi ekonomi negara-negara Eropa, pertumbuhan ekonomi yang pesat terus dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Seiring dengan kesadaran bahwa fundamental ekonomi domestik yang kuat,

kepercayaan investor terus ditunjukkan dengan meningkatnya indeks hingga ke level 4.192,509 yang diraih pada tanggal 2 Agustus 2011, ini juga merupakan level indeks tertinggi yang dicapai pada tahun 2011.

(22)

0

L A P O R A N D E W A N D I R E K S I

The average frequency of daily stock

transactions in 2011 reached 113,454 times, an increase of 7.40% of transaction from 105,790 times in 2010. Throughout year 2011, 25 new issuers were recorded listed on the Indonesia Stock Exchange, which made up a total of 440 issuers listed issuers. Value of shares listed on the database of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) with a total value amounted to Rp 2,091.21 trillion comprising Rp 1,251.89 trillion of foreign investors and Rp 839.32 trillion of local investors.

In 2011, KPEI went through a clearing process of all stock transactions that reached a settlement efficiency of daily average stock transaction volume of 57.52%, so that the stock volume settled through KPEI reached 42.48% or 2.10 billion shares per day.

However, the continuing European economic crisis has brought impacts to the Indonesian capital market, which caused a declining trend of index down to the lowest point throughout year 2011 that recorded 3,269.543 as of 4 October 2011. Toward end of 2011, Indonesia’s economic fundamentals also encouraged Fitch Ratings to raise its rating for Indonesia to be an Investment Grade country, then led the index to its recovery level at 3.821.99 level, thus strengthening by 3.2% from its initial open trading position. This condition has brought in some potential opportunities and challenges, which have been observed by the Self Regulatory Organization (SRO).

During year 2011, stock market capitalization as at 29 December 2011 accounted for USD 3,537.29 trillion or up by 8.54% from Rp3,247.10 trillion as of end of December 2010. Meanwhile, the average daily value of transactions in 2011 amounted to Rp 4.96 trillion or up by 3.36% from Rp 4.80 trillion in 2010.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham tahun 2011 mencapai 113.454 kali, meningkat 7,40% dari 105.790 kali transaksi pada tahun 2010. Selama tahun 2011 tercatat sebanyak 25 emiten baru yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, sehingga total emiten yang terdaftar menjadi 440 emiten. Nilai kepemilikan saham yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) adalah sebesar Rp. 2.091,21 triliun dengan perincian investor

asing Rp 1.251,89 triliun dan investor lokal Rp. 839,32 triliun.

Untuk proses kliring transaksi bursa di sepanjang tahun 2011, KPEI telah mencapai efisiensi volume penyelesaian transaksi

bursa dengan rata-rata harian sebesar 57,52%, sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 42,48 % atau 2,10 miliar unit saham per hari.

Namun, krisis di kawasan ekonomi Eropa yang terus berlanjut, kembali berimbas pada pasar modal di Indonesia yang menyebabkan indeks mengalami penurunan hingga mencapai

level terendah untuk tahun 2011, sebesar 3.269,543 pada 4 Oktober 2011. Pada akhir 2011, timbulnya kembali kepercayaan bahwa fundamental ekonomi domestik dan diraihnya status Investment Grade Republik Indonesia dari Fitch Rating mendorong indeks pulih ke

level 3.821,99 atau menguat 3.2% dari posisi pembukaan perdagangan. Kondisi ini menjadi peluang dan tantangan yang dicermati oleh

Self Regulatory Organization (SRO).

(23)

R E P O R T F R O M B O A R D O F D I R E C T O R S

Pada kegiatan Pinjam Meminjam Efek (PME) KPEI, nilai transaksi sampai akhir tahun 2011 mencapai Rp. 1,7 triliun serta dengan rata-rata

total outstanding pinjaman harian sebesar Rp. 4,4 miliar. Sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai total tahun lalu yang sebesar Rp. 1,77 triliun dan rata-rata total outstanding pinjaman harian sebesar Rp. 4,9 miliar.

Agunan milik AK yang dikelola oleh KPEI, yang digunakan sebagai dasar perhitungan

trading limit untuk 119 AK untuk bertransaksi di Bursa telah mencapai Rp. 13,09 triliun. Agunan tersebut terdiri dari agunan offline

senilai Rp. 6,58 triliun dan agunan online

sebesar Rp. 6,51 triliun.

KPEI’s Securities Lending and Borrowing (SLB) transaction value totaled Rp 1.7 trillion and an average daily total outstanding loan amounted to Rp 4.4 billion, as of end of 2011. The figures decreased slightly compared to last year’s total value that amounted to Rp 1.77 trillion and an average daily total outstanding loan amounted to Rp 4.9 billion.

KPEI also managed CM’s Collateral, which were used as the basis for setting forth trading limit for 119 CMs in performing stock transactions on the exchange that amounted to Rp13.09 trillion. The Collateral consisted of Rp 6.58 trillion of offline collateral and Rp 6.51 trillion of online collateral.

The daily share transaction settlement resulted in an efficiency value of 82.32%, which made the average daily value of the funds settled through KPEI became 17.68% or equivalednt to Rp845.79 billion.

In 2011, the share transaction settlement conducted through Alternate Cash Settlement (ACS) mechanism occured over differenct days to 66 Clearing Members (CM), with a total volume of 8.74 million shares valuing Rp 23.10 billion. Throughout year 2011, we did not experience any default on exchange settlement transaction by CM.

As of 2011, utlization of Intraday facility has reached a total value of more than Rp 43.51 trillion. Meanwhile, the average daily use of the intraday facility amounted to Rp 176.19 billion, along with the highest daily figure of Rp 923.21 billion, while the lowest daily usage recorded Rp 1.55 billion. The total cost incurred by KPEI to use the intraday facility amounted to Rp 1.80 billion.

Efisiensi nilai dari penyelesaian transaksi bursa rata-rata harian adalah sebesar 82,32%, sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian dana yang dilakukan melalui KPEI menjadi sebesar 17,68% atau sejumlah Rp. 845,79 miliar.

Selama periode tahun 2011 penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui mekanisme Alternate Cash Settlement (ACS)

terjadi atas 66 AK dalam hari yang berbeda, dengan total volume penyelesaian efek sebesar 8,74 juta unit saham senilai Rp. 23,10 miliar. Sepanjang periode tahun 2011, tidak pernah terjadi gagal bayar dalam penyelesaian transaksi bursa oleh AK.

(24)

L A P O R A N D E W A N D I R E K S I

The offline collateral valued at Rp 6.58 trillion consisted if Rp 5.39 trillion or 81.83% of bank guarantee, Rp 991.02 billion or 15.06% of Deposit, Rp 192.94 billion or 2.93% of CM’s Minimum Cash Collateral stored in the form of CM’s Time Deposit, and Rp 12.00 billion or 0.18% was generated from BEI shares owned by CM and was pledged at KPEI. Meanwhile, the online collateral amounted to a total of Rp 6.51 trillion, of which 98.64% or Rp 6.42 trillion were generated from stocks, and Rp 88.53 billion or 1.36% were in cash value.

Meanwhile, KPEI’s Guarantee Fund recorded Rp 1.79 trillion. In terms of the guarantee fund management and investment, KPEI maintained its accountability through a strict supervision and support from Credit Policy and Risk Management Committee.

Untuk komposisi agunan offline senilai Rp. 6,58 triliun terdiri dari Rp. 5,39 triliun atau 81,83% berbentuk bank garansi, Rp. 991,02 miliar atau 15,06% berbentuk Deposito Berjangka, dan Rp. 192,94 miliar atau 2,93 % merupakan Minimum Cash collateral AK yang disimpan dalam bentuk Deposito Berjangka,

serta Rp. 12 miliar atau 0,18% merupakan nilai yang berasal dari Saham BEI milik AK yang dijaminkan di KPEI. Sementara komposisi agunan online, yang berjumlah senilai kurang lebih Rp. 6,51 triliun, mayoritas masih berasal dari efek dengan komposisi 98,64% senilai Rp. 6,42 triliun, dan berbentuk tunai atau cash senilai Rp. 88,53 miliar atau 1,36%.

(25)

R E P O R T F R O M B O A R D O F D I R E C T O R S

KPEI has invested the Guarantee Fund in form of two instrument types that consisted of 75.52% time deposits and 24.48% Government Bonds (SBN). That made the amount of guarantee fund investment to be equal to Rp 1.79 trillion, which consisted of Rp 1.35 trillion of time deposits and Rp 438.10 billion of government bonds.

As of end 2011, KPEI managed to record total revenue of Rp 208.143 billion or increased by 3.5% from the previous year. Clearing and settlement guarantee fee recorded Rp 214.250 billion, considered the largest contributor to the overall stock trading. KPEI’s net profit amounted to Rp 87.462 billion or 28.1% lower than previous year.

KPEI telah menginvestasikan Dana Jaminan tersebut ke dalam dua jenis instrumen yang terbagi kedalam bentuk deposito berjangka dengan porsi yang mencapai 75,52 % dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 24,48%. Dengan demikian jumlah investasi Dana Jaminan dari total sebesar Rp. 1,79 triliun, untuk deposito berjangka berjumlah sebesar Rp. 1,35 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) berjumlah sebesar Rp. 438,10 miliar.

Pada akhir 2011, KPEI berhasil mencatatkan total pendapatan usaha sebesar Rp. 208,143 miliar naik 3,5% dari tahun lalu sebelumnya. Pendapatan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi perdagangan saham merupakan kontribusi terbesar, dengan nilai yang mencapai Rp. 214,250 miliar. Laba bersih tercatat sebesar Rp. 87,462 miliar turun 28.1% dibandingkan tahun lalu.

Developing a Solid Infrastructure in Indonesia Capital Market

The growing market transactions pushed KPEI along with Bapepam-LK, BEI and KSEI to continuously develop a robust capital market infrastructure. KPEI is responsible to develop Straight Through Processing (STP) project. In addition, KPEI with other SROs have also been active in pursuing a series of socialization to meet the changing trend of the capital market through SRO cost-sharing mechanism such as through socialization of general capital market information, capital market investment and BEI transaction information, Reference for Securities Ownership (AkSes) and Implementation of Separation of Investor Fund (RDI).

Related to the Straight Through Processing (STP) system, we have entered the final phase wherein we conduct a joint evaluation with other SROs and Clearing Members. As part of the preparation activities, KPEI carried out socialization to Directors of Clearing Members as well as vendors of the supporting facilities.

Developing a Solid Infrastructure in Indonesia Capital Market

Transaksi bursa yang terus meningkat mendorong KPEI bersama Bapepam-LK, BEI dan KSEI untuk senantiasa mengembangkan infrastruktur pasar modal yang kokoh. KPEI bertanggungjawab untuk mengembangkan proyek Straight Through Processing (STP).

Selain itu, KPEI bersama SRO lainnya pun secara aktif melakukan rangkaian sosialisasi dalam rangka mempersiapkan perubahan yang terjadi di pasar modal melalui mekanisme sharing cost SRO, seperti untuk mensosialisasikan pasar modal secara umum, Investasi di pasar modal dan transaksi di BEI, Acuan Kepemilikan Sekuritas (AkSes) dan Implementasi Pemisahan Rekening Dana Investor (RDI).

Pengembangan Straight Through Processing (STP) saat ini telah memasuki tahap akhir yaitu tahap pengujian bersama dengan SRO lain dan AK. Untuk mempersiapkan implementasi proyek STP, KPEI pun secara rutin melakukan sosialisasi bagi Direksi Anggota Kliring dan

(26)

L A P O R A N D E W A N D I R E K S I

In 2011, KPEI has fully completed the

development of Pre Deal Check (PDC) Interface, KPEI e-CLEARS clearing system, development of Automated Risk Management System (ARMS), Member Interface, System Monitoring Tools (SMT), and Risk Management System (RMS). Other operating system development projects also continued to become KPEI’s concern, such as expansion of Securities Lending and Borrowing Transactions (PME), Development of Center Reporting System for Net Adjusted Working Capital (SPP-MKBD).

In terms of internal development, KPEI has completed the development of Enterprise Risk Management (ERM) system, which will also support the entire business process in identifying and monitoring various potential risks. In support of the ERM system, KPEI also developed a Risk Audit Management System (RAMS) as a risk-based-audit system undertaken to manage all internal audit and the ERM activities conducted by Internal Audit unit. The RAMS system will enable internal audit activities to be conducted in a risk based approach.

Another 2011 highlight was related to internal workforce development by enhancing KPEI Knowledge Management (KM) Portal. The KM system has been fully applied since year 2009, and the KM system development was still in progress up to year 2011. Among others was by preparing KM-Portal installation to facilitate improvement of the quality of our workforce (human capital), while also providing better access for employees to enrich their continuous learning process on various subjects

(organizational capital). Pada tahun 2011, KPEI telah sepenuhnya

selesai mengembangkan sistem Pre-Deal Check (PDC) Interface, sistem kliring KPEI

e-CLEARS, pengembangan sistem Automated Risk Management System (ARMS), Member Interface, System Monitoring Tools (SMT)

dan Risk Management System (RMS). Proyek pengembangan sistem operasional lain yang juga menjadi perhatian KPEI dan telah mulai dikembangkan pada 2011, antara lain Perluasan Transaksi Pinjam Meminjam Efek (PME) dan Pengembangan Sistem Pusat Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (SPP-MKBD).

Dalam aspek pengembangan internal

perusahaan, KPEI telah selesai mengembangkan sistem Enterprise Risk Management (ERM)

yang akan turut mendukung proses bisnis KPEI dalam mengidentifikasi dan memantau berbagai risiko perusahaan. Untuk mendukung penerapan ERM tersebut, telah dikembangkan

Risk Audit Management System (RAMS),

sistem untuk mengelola seluruh aktivitas audit internal dan ERM yang dilakukan oleh Satuan Pemeriksa Internal. Keberadaan sistem RAMS akan memungkinkan pelaksanaan audit internal dilakukan dengan berbasis risiko (Risk Based Audit).

Pengembangan internal lainnya adalah terkait kebutuhan KPEI untuk terus mengembangkan sumber daya manusia melalui pengembangan sistem Knowledge Management (KM) Portal. Terkait sistem KM yang telah diterapkan sejak tahun 2009, di tahun 2011 pengembangan sistem KM terus berlangsung, termasuk salah satunya dengan mempersiapkan KM-Portal yang akan digunakan sebagai sistem yang akan memfasilitasi peningkatan mutu SDM

(human capital), dan sebagai akses karyawan untuk memperkaya diri dengan pembelajaran berkelanjutan (organizational capital) atas berbagai ilmu pengetahuan.

Sebagai bagian dari regulator, KPEI juga memberlakukan beberapa aturan baru di sepanjang 2011 dengan tujuan untuk memperlancar proses yang berjalan secara keseluruhan. Peraturan yang sudah diimplementasikan tahun 2011 adalah peraturan II-11 tentang Komite Haircut.

Peraturan ini dibuat sebagai tindak lanjut atas perubahan ketentuan V.D.5 Bapepam mengenai pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD).

(27)

R E P O R T F R O M B O A R D O F D I R E C T O R S

Peraturan ini mengatur mengenai mekanisme, masa jabatan dan susunan Anggota Komite, dan tugas Komite Haircut. Penerapan peraturan Komite Haircut tersebut membuat perhitungan atas risiko instrumen di KPEI menjadi lebih transparan dan akuntabel, sehingga penilaian aset di MKBD menjadi lebih baku yang pada akhirnya dapat mencerminkan kesanggupan modal dari para Anggota Kliring secara relatif dapat terukur dengan baik

This new regulation affirmed the haircut mechanism, including the Haircut Committee’s assignment tenure, membership composition, and the Committee’s duties and responsibilities. The Haircut Committee regulation was

primarily aimed at making instrument risk profile to be more transparent and accountable so that the asset valuation of MKBD could become more proper in order to help demonstrate capital adequacy level of the Clearing Members.

Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Sebagai Central Counterparty (CCP) dan bagian dari regulator Pasar Modal Indonesia, tuntutan untuk menerapkan praktik-praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya kompleksitas transaksi di pasar modal. Untuk itu KPEI terus mengembangkan berbagai langkah dalam rangka menyempurnakan penerapan GCG pada seluruh organisasi.

Hal lain yang telah dilakukan KPEI adalah memastikan berlangsungnya mekanisme pengawasan, di antaranya dengan mengoptimalkan peran Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dan Komite Audit yang bekerja secara independen, serta penggunaan jasa akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan. Direksi KPEI juga didukung oleh Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko serta Komite Haircut

dalam menetapkan kebijakan operasional perusahaan.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG, KPEI menerapkan Enterprise Risk Management (ERM) sebagai kerangka kerja yang menyeluruh dan terintegrasi bagi proses identifikasi risiko, pengukuran risiko dan pengelolaan risiko perusahaan. Untuk mendukung penerapan ERM tersebut, telah dikembangkan Risk Audit Management System (RAMS), yaitu suatu aplikasi untuk mengelola seluruh aktivitas audit internal dan ERM yang dilakukan oleh Satuan Pemeriksa Internal. Keberadaan sistem RAMS akan memungkinkan pelaksanaan audit internal dilakukan dengan berbasis risiko (Risk Based Audit). Selain itu, untuk mengetahui apakah KPEI sudah menerapkan dan mentaati prinsip-prinsip dasar GCG dengan baik, selama periode Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012, telah dilaksanakan penilaian mandiri atau self assessment terhadap praktek GCG di KPEI, dengan hasil nilai akhir sebesar 80.43%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan GCG di KPEI telah berjalan dengan baik.

Good Corporate Governance

As the Central Counterparty (CCP) and regulator of the Indonesian capital market, the demand for proper implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principals has become more stringent, in line with the increasingly complex transactions in the stock market. To overcome this, KPEI continued to develop various measurement initiatives to improve the implementation of GCG throughout the organization.

KPEI has also focused on ensuring a sound monitoring mechanisms, among others, by optimizing the roles of Internal Audit and the Audit Committee who worked independently, as well as appointing a public accountant office to audit the Company’s financial statements. KPEI’s Directors are also supported by Credit Policy and Risk Management Committee and Haircut Committee in setting out company’s operational policies.

(28)

L A P O R A N D E W A N D I R E K S I

Rencana Pengembangan ke Depan

Memasuki tahun 2012, kondisi perekonomian global tentunya masih akan menjadi salah satu faktor eksternal yang perlu dicermati, dan kondisi ini merupakan salah satu tantangan terbesar bagi KPEI. KPEI akan terus memantau dan menyesuaikan kebijakan Manajemen Risiko untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang mempengaruhi risiko yang ada. Sedangkan dari sisi internal, tantangan terbesar di tahun 2012 adalah implementasi sistem STP secara terpadu. Diharapkan tahapan live dari program STP ini akan menjadi titik krusial dalam pengembangan program yang telah dimulai sejak 2009.

Dalam upaya mengatasi berbagai tantangan perubahan bisnis di dunia pasar modal, KPEI akan terus mendukung seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam proses penyesuaian diri, baik dalam pengembangan

Human Capital, Information Capital dan

Capacity Building.

Sejalan dengan komitmen KPEI untuk mendukung kinerja pasar modal Indonesia, beberapa hasil evaluasi upaya pengembangan infrastruktur telah dilakukan. Hasilnya adalah beberapa rekomendasi yang harus ditindaklanjuti termasuk peningkatan kemampuan Human Capital atau Capacity Buidling baik dari SRO maupun dari Anggota Kliring. Hal kedua adalah koordinasi dan kerja sama antar stakeholder industri pasar modal Indonesia. Untuk itu, berbekal keyakinan dan kerja sama antara semua elemen pasar modal yaitu regulator, pelaku pasar, emiten, investor

dan elemen pendukung lainnya pasti akan terus menyokong pasar modal Indonesia dalam mempertahankan kinerja terbaiknya.

Ke depan, KPEI akan selalu mencari berbagai kemudahan/manfaat yang optimal bagi seluruh

stakeholder dengan mempertimbangkan risiko yang terdapat pada masing-masing elemen. Strategi KPEI akan terfokus untuk lebih mematangkan fungsinya sebagai Clearing House dengan berbagai inisiatif seperti Stratifikasi Anggota Kliring atau pada inisiatif pasar modal seperti General Master Repurchase Agreement (GMRA). KPEI juga akan terus berpartisipasi dalam pengembangan jasa atau produk baru pasar modal Indonesia bersama dengan SRO lain dan Bapepam-LK.

Future Development

Entering year 2012, the global economic conditions will certainly remain one of the external factors that need to be observed as one of the biggest challenges that KPEI has to cope with. KPEI will continue to monitor and adjust Risk Management policy to address various possibilities that potentially affect clearing member’s risk and market risk. We will also face some internal challenges, which in 2012 will mostly relate to our integrated implementation of the STP system, in which the go-live of STP program will become a crucial point alongside the development program that began in 2009.

In an effort to overcome the challenging capital market dynamics, KPEI will continue support all stakeholders throughout the adjustment process through development of the Human Capital, Information Capital and Capacity Building.

In line with KPEI’s commitment to support Indonesia’s capital market performance, some follow up recommendations include Capacity Building to leverage higher capacity of the human capital comprising both SRO and Clearing Members. Second is regarding the coordination and cooperation among stakeholders of Indonesia’s capital market. We believe that our strong confidence and good cooperation between every element of the capital market such as the regulators, market participants, issuers, investors and other supporting elements will definitely continue to support Indonesia’s capital market to maintain their best performance.

(29)

R E P O R T F R O M B O A R D O F D I R E C T O R S

Apresiasi

Prestasi yang telah diraih sepanjang 2011 merupakan hasil kerja keras dan perwujudan dari sinergi yang terbangun antara Direksi dan seluruh karyawan KPEI serta dukungan Dewan Komisaris, Pemegang Saham, mitra kerja, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. Adalah komitmen KPEI untuk saling mendorong dalam meraih kinerja yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang. Kami yakin ke depan KPEI akan terus berkembang melalui upaya perbaikan dan inovasi yang berkesinambungan terkait proses dan kualitas layanan, sehingga kita dapat senantiasa memberikan nilai tambah yang sangat besar untuk semua pemangku kepentingan. Hal tersebut sejalan dengan keyakinan kami pada kekuatan kondisi pasar modal Indonesia.

Appreciation

All the outstanding accomplishments we all have achieved in year 2011 recognized the tireless effort and synergy built between Directors and all KPEI’s employees, as well as the support shown by Board of Commissioners, business partners and other stakeholders. This represents our commitment to always encourage each other in meeting the quest for sustainable performance in the coming years. Moving forward, KPEI is confident that the company will record higher growth through through continuous improvement initiatives in terms of process and service quality, which can lead us to continue to deliver immeasurable values to all respecting stakeholders, in line with the strong positioning of the Indonesian capital market.

“In an effort to overcome the challenging capital market

dynamics, KPEI will continue support all stakeholders

throughout the adjustment process

(30)

S T R A T E G I B I S N I S

STRATEGI BISNIS

BUSINESS STRATEGY

Pasar modal Indonesia saat ini terus menunjukkan perkembangan yang positif. Sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO) dan sebagai satu-satunya penyedia jasa layanan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) ikut berperan aktif dalam menentukan arah perkembangan industri pasar modal Indonesia yang teratur, wajar dan efisien. Oleh karena itu, dalam rangka menjaga kesinambungan program KPEI dan mendorong perkembangan pasar modal Indonesia secara keseluruhan, perlu disusun rencana pengembangan, baik yang merupakan kelanjutan dari program pada periode sebelumnya maupun yang merupakan inisiatif-inisiatif baru untuk menyempurnakan program selanjutnya.

Empat tema strategis yang melandasi

pengembangan KPEI untuk periode

2010 - 2014 yaitu Memperkuat

peran sebagai Central Counterparty

(CCP) dan Regulator, Membangun

kapasitas, Menerapkan Straight

Through Processing (STP), dan

Mewujudkan organisasi berbasis ilmu

(31)

B U S I N E S S S T R A T E G Y

The current condition of Indonesia’s capital market continues to show positive growth. As part of the Self Regulatory Organization (SRO) and as the sole provider of clearing and settlement guarantee on the Indonesia Stock Exchange (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) has been taking an active role in setting direction of of the Indonesian capital market development in a well-organized, fair and efficient manner. Therefore, in maintaining the sustainability of KPEI’s program while promoting the development of the overall Indonesian capital market, KPEI designed a comprehensive development planning as a continuation of the previous programs run in previous periods, and next will be moving into the new development initiated to improve the future program plan.

The four strategic themes underlying

KPEI’s development within year

2010-2014 period, which are to

Strengthen its role as a Central

Counterparty (CCP) and Regulator,

Capacity building, Straight Through

Processing (STP) implementation,

and to become a knowledge-based

(32)

0

S T R A T E G I B I S N I S

Di tahun 2011, KPEI fokus pada penguatan perannya sebagai Central Counter Party (CCP)

seiring dengan upaya pengembangan Pasar Modal Indonesia, dan dalam rangka menyusun rencana kerja pengembangan KPEI yang merupakan kelanjutan rencana pengembangan tahun 2010 – 2014 yang telah KPEI tetapkan, yakni sebagai berikut:

a. Memperkuat peran KPEI sebagai CCP dan Regulator;

b. Membangun kapasitas;

c. Menerapkan Straight Through Processing (STP);

d. Mewujudkan organisasi berbasis ilmu pengetahuan.

Penjelasan keempat rencana strategis KPEI dalam pengembangan infrastrukur pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut:

 Stakeholder = Sustainable Cash Flow and Strengthen CCP Regulatory Role

 Customer = Capacity Building

 Internal Process = Straight Through Processing (STP)

 Learning and Growth = Knowledge Based Organization

Mission : To actualize a safe and attractive Indonesia capital market

Vision : To become a Clearing and Guarantee Institution reliable of providing the best service in Indonesia capital market

Value : Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity, Prudence, Fellowship

 Sustainable Cash Flow and Strengthen CCP Regulatory Role

 Capacity Building

 Straight Through Processing (STP)

 Knowledge Based Organization

 Internal & External Analysis

 Strategy Formulation & Selection

 Measurement

Strategy Objective (BSC Frames)

(00 - 0)

Key Performance Indicator (KPI)

Strategic Initiative

Gambar 1. Hirarki Proses Perumusan dan Implementasi Strategi Image . The Hierarchy of Formulation and Strategy Implementation Process

In line with the development of the Indonesian capital market, KPEI focused on strengthening its role a Central Counter Party (CCP) in 2011, as part of KPEI’s five year development plan 2010-2014 comprising:

a. Strengthening KPEI’s Role as CCP and Regulator;

b. Capacity Building;

c. Implementing Straight Through Processing; d. Becoming a Knowledge-Based Organization.

(33)

B U S I N E S S S T R A T E G Y

a. Memperkuat peran KPEI sebagai CCP dan Regulator.

Berbagai kasus di pasar modal akhir-akhir ini menunjukkan pentingnya aspek penegakan peraturan/hukum (law enforcement) untuk menjaga integritas pasar dan perlindungan

investor. KPEI sebagai bagian dari regulator pasar modal berkewajiban untuk menjadi salah satu pihak yang berpartisipasi secara aktif mendukung upaya-upaya Bapepam-LK bersama

SRO lainnya dalam hal penegakan peraturan/ hukum dan integritas pasar modal.

b. Membangun kapasitas (capacity building).

Inisiatif ini dilakukan sebagai wujud dari rencana kerja KPEI untuk mengembangkan pelaku pasar dengan penekanan kepada edukasi bagi anggota kliring KPEI, yang meliputi peningkatan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan pengembangan proses bisnis baru di pasar modal Indonesia. Hal ini sejalan dengan rencana implementasi sistem manajemen risiko yang baru, STP, format pelaporan MKBD baru.

Image . Company Strategy Map Gambar 2. Peta Strategi Perusahaan

a. Strengthening CCP and Regulatory Roles.

Recently there have been many cases in the capital markets that showed the importance of law enforcement in maintaining market integrity and in protecting investors. As part of the capital market regulator, KPEI is obliged to actively participate to support law enforcement and uphold the integrity of the market in cooperation with Bapepam-LK and other SROs.

b. Capacity Building.

This initiative has been carried out as part of KPEI’s plan to build the capacity of market players by emphasizing on providing education to the clearing members, which include

(34)

S T R A T E G I B I S N I S

c. Straight Through Processing (STP) Implementation.

STP is the most significant part of improving KPEI’s core business comprising clearing and settlement guarantee of stock exchange transactions. This project is among the capital market infrastructure projects that aim to develop the overall market efficiency. By definition, STP refers to an integration of systems and processes through automation of the entire process starting from the initial order instruction, transaction execution, clearing, confirmation/affirmation and settlement carried out without any manual intervention and/or re-input of data. The benefit of the STP system are as follows:

• increase the ongoing process capacity; • increase transparency;

• prevent manual intervention; • reduce human error;

• improve the overall market efficiency. c. Implementasi Straight Through

Processing (STP).

STP merupakan bagian terpenting dari penyempurnaan proses bisnis utama KPEI, yakni kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Proyek ini merupakan salah satu proyek dalam lingkup pengembangan infrastruktur pasar modal, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan. Secara definisi, STP adalah integrasi sistem dan proses dengan cara mengotomasi semua proses dari mulai order, eksekusi transaksi, kliring, konfirmasi/ afirmasi dan penyelesaian tanpa adanya intervensi manual dan/atau input ulang data. Manfaat yang akan diperoleh dengan terimplementasinya STP adalah sebagai berikut:

• meningkatkan kapasitas proses; • meningkatkan transaparansi; • mencegah intervensi manual; • mengurangi risiko kesalahan; dan • meningkatkan efisiensi pasar secara

(35)

B U S I N E S S S T R A T E G Y

Selain keempat rencana strategis tersebut, KPEI turut berkontribusi dalam mengembangkan infrastruktur pasar modal Indonesia.

Sesuai dengan amanat Bapepam-LK terkait pengembangan infrastruktur pasar modal, KPEI bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan: a. Pengembangan sistem Manajemen Risiko; b. Pengembangan sistem pelaporan MKBD; c. Stratifikasi keanggotaan Kliring KPEI.

Beside the above four strategic plans, KPEI has also been contributing to development of the Indonesian capital market infrastructure.

Moreover in accordance with the mandated instruction of Bapepam-LK regarding capital market infrastructure development, KPEI is responsible in coordinating the following projects:

a. Development of Risk Management System; b. Net Adjusted Working Capital (MKBD)

reporting system enhancement;

c. Stratification of KPEI’s clearing members. d. Mewujudkan organisasi berbasis

ilmu pengetahuan.

Upaya ini merupakan suatu rencana kerja yang disusun untuk internal karyawan KPEI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sharing knowledge di antara karyawan. Hal ini kami wujudkan melalui program Knowledge Management.

d. Knowledge Based Organization

This effort concerns about KPEI’s internal employees planning, which aims to

increase knowledge and intensify knowledge sharing

between employees. This is embodied by the

company’s Knowledge Management

program.

“Along with the Indonesian capital market development, KPEI

business strategy focused on Strengthening its role as CCP

and Regulator; Capacity Building; Implementing Straight

Through Processing; and Becoming a Knowledge-Based

(36)

S T R A T E G I B I S N I S

Pengembangan Risk Management System

Pengembangan Risk Management System (RMS) merupakan upaya KPEI sebagai lembaga yang mengelola dan mengidentifikasi risiko dalam melakukan perhitungan risk exposure

agar menjadi lebih cepat dan akurat (capacity building).

Pada tahun 2011 KPEI telah selesai

mengembangkan Risk Management System (RMS) yang baru dan akan diterapkan pada tahun 2012, dan RMS ini akan memfasilitasi real time update dari Trading Limit, peningkatan efisiensi penggunaan agunan dengan konsep cross collateral, dan perhitungan risiko hingga level investor.

Metode yang digunakan dalam RMS yang baru ini juga akan mengikuti standar internasional dalam industri keuangan dengan menggunakan

Value at Risk (VaR) yang akan meningkatkan efisiensi penggunaan agunan Anggota Kliring.

RMS ini akan menjadi salah satu proyek utama

(building block) dari program STP di pasar modal.

Risk Management System

Risk Management System (RMS) is an attempt of KPEI as an organization that manages and identifies risk in measuring risk exposure in order to have a more quick and accurate measurement (capacity building).

In year 2011, KPEI has completed the new RMS that will be undertaken in year 2012. The new RMS will facilitate real time updates of the Trading Limit, increase efficient use of collateral through the cross collateral concept, and calculating the risk up to the investor level.

Gambar

Gambar 1. Hirarki Proses Perumusan dan  Implementasi StrategiImage . The Hierarchy of Formulation and Strategy Implementation Process
Gambar 2. Peta Strategi Perusahaan
Tabel 1. Efisiensi Penyelesaian Transaksi Bursa Periode Tahun 2011* Efficiency in the Stock Exchange Transaction Settlement in year 0*
Tabel 2. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2009 s.d 2011 Settlement of Stock Exchange Transaction through ACS Mechanism, for the Period of 00 to 0
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan kerja menjadi hal penting karena dapat memengaruhi produktivitas karyawan (Edward Lawler, dalam Steers & Porter, 1983) sebab karyawan yang memiliki kepuasan

Volume Transaksi (Milyar Saham) Nilai Perdagangan (Rp. Trilyun) Frekuensi Transaksi (ribu kali) Jumlah Hari Bursa.. Rata-rata

Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2011, telah mencapai efisiensi volume penyelesaian transaksi bursa dengan rata-rata

Selain itu untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam skala global, setiap perusahaan efek ditun- tut untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang aspek

tujukan untuk meningkatkan kapasitas Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), berkaitan dengan penerapan manajemen risiko dalam penyelesaian transaksi bursa yang

listyarini Hikmaningrum, sosok yang dipercaya manajemen KPEI se- bagai Kepala Unit ErM yang dibantu oleh tiga awak-nya, bertugas untuk memastikan fungsi risk management KPEI

Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI hingga Juli 2013 telah mencapai rata-rata efisiensi sebesar 58,49% jika dilihat dari sisi volume

Volume Transaksi (Milyar Saham) Nilai Perdagangan (Rp. Trilyun) Frekuensi Transaksi (ribu kali) Jumlah Hari Bursa.. Rata-rata