• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - BAB II RPJMD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - BAB II RPJMD"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Daerah memiliki tiga unsur meliputi wilayah, penduduk dan pemerintahan. Kondisi daerah tergambarkan dari ketiga unsur tersebut.

- letak geografis = 1070 52’ – 1080 36’ BT dan 060 15’ – 060 40’ LS

- Luas wilayah = 204.011Ha - Panjang pantai = 114 Km - kemiringan tanah = 0 – 2 %

- Luas sawah = 118.211 Ha (57,94 % dari luas Kabupaten Indramayu)

- Jumlah Penduduk (2009) = 1.744.897 jiwa (455.889 KK)

- jumlah laki-laki = 888.579 jiwa - jumlah perempuan = 856.318 jiwa. - Sex rasio =103,77

- Laju pertumbuhan penduduk = 0,70% - Kepadatan penduduk = 855 jiwa/ Km2 - Angka Kemiskinan =17,91%

- Angka Pengangguran =11,29%

- Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 Kecamatan, 310 desa dan 8 kelurahan. - Organisasi perangkat daerah = 2

Sekretariat, 7 Badan, 15 Dinas, 2 Kantor, 31 Kantor Kecamatan dan 8 Kantor Kelurahan

(2)

2.1. Aspek Geografis dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah a. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Indramayu mempunyai letak yang strategis karena dilalui oleh jalur regional yang menghubungkan antara Ibukota Provinsi Jawa Barat, yaitu Bandung dan Ibukota Jakarta. Secara geografis, Kabupaten Indramayu berada pada posisi 1070 52’ – 1080 36’ BT dan 060 15’ – 060 40’ LS dengan luas wilayah Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih 204.011 Ha, dengan panjang pantai kurang lebih 114 Km yang membentang sepanjang pantai utara Laut Jawa antara Kabupaten Cirebon – Kabupaten Subang, dimana sejauh 4 mil dari pantai merupakan kewenangan Kabupaten, dan secara administratif berbatasan :

 Sebelah Utara : Laut Jawa

 Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon

 Sebelah Barat : Kabupaten Subang

 Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon

(3)
(4)

b. Topografi

Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 % yang mengakibatkan bila curah hujan tinggi, genangan air akan muncul di daerah-daerah tertentu. Kisaran ketinggian Wilayah Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian 0-100 m di atas permukaan air laut. Bagian utara memiliki dataran rendah dan semakin tinggi ke arah selatan. Secara garis besar topografi Kabupaten Indramayu dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. Ketinggian antara 0-7 m di atas permukaan laut (dpl), meliputi : wilayah Kecamatan Anjatan, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Sindang, Lohbener, Arahan, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Sliyeg, Juntinyuat, Karangampel, Kedokanbunder dan wilayah Kecamatan Krangkeng.

2. Ketinggian antara 7- 25 m dpl, meliputi : wilayah Kecamatan Bongas, Kroya, Gabuswetan, sebagian wilayah Kecamatan Anjatan, Lelea, Terisi, Widasari, Jatibarang, Kertasmaya, Cikedung, Sukgumiwang, Tukdana dan Bangodua. 3. Ketinggian antara 25-100 m dpl, meliputi : sebagian wilayah Kecamatan

Cikedung, Terisi, Kroya, Haurgeulis dan keselurahan wilayah Kecamatan Gantar.

c. Geologi

Wilayah Kabupaten Indramayu merupakan dataran rendah dan daerah endapan di bagian Timur Laut Provinsi Jawa Barat. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Indramayu terdiri dari :

 Aluvial hadromorf.

 Aluvial kelabu tua.

 Asosiasi aluvial – kelabu dan aluvial – cokelat kelabu.

 Asosiasi glie humus rendah dan aluvial kelabu.

 Regosal kelabu.

 Grumusal kelabu.

 Kompleks grumusal dan mediteran.

(5)

 Asosiasi latosol – merah, latosol cokelat kemerahan dan laterit.

 Asosiasi podsolik – kuning dan hidromorf kelabu.

Batuan yang ada di Kabupaten Indramayu terutama disusun oleh endapan aluvium dan beberapa satuan batuan yang tersusun dari tua ke muda berdasarkan umur geologi berikut ini :

 Satuan batu lempung serpihan.

 Satuan batu lempung.

 Satuan batu pasir.

 Satuan konglomerat dan batu pasir tufaan.

 Endapan hasil gunungapi muda dan tak teruraikan.

 Endapan aluvium.

 Sedangkan endapan aluvium tersebut terbagi menjadi :

 Endapan pantai.

 Endapan pematang pantai.

 Endapan limpah banjir.

 Endapan delta.

 Endapan sungai tua.

d. Hidrologi

Berdasarkan kondisi geografis dan fisiografi wilayah yang merupakan dataran rendah dan pantai serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS Cimanuk- Cisanggarung. Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat sebagai daerah sentra pertanian dan merupakan daerah penyangga pengadaan stok pangan Provinsi dan Nasional.

 Daerah Aliran Sungai (DAS)

(6)

 Satuan Wilayah Sungai (SWS)

SWS Citarum di wilayah pantai Jawa Barat bagian utara merupakan bagian dari SWS Citarum Hilir yang mempunyai luas 6.154 km² (sekitar 30% dari luas SWS Citarum). SWS Kabupaten Indramayu mempunyai luas 648 km². Aliran rata-rata di bagian hilir mencapai 13,0 milyar m³/tahun yang dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, industri dan sebagainya.

SWS Cimanuk termasuk wilayah kewenangan Provinsi Jawa Barat dan mempunyai luas 4.325 km². Wilayah Kabupaten Indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk dengan luas 1.238 km². Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4,0 milyar m³/tahun.

 Potensi Sumber Air

Wilayah Kabupaten Indramayu yang memiliki kemampuan sebagai lahan mata air di wilayah bagian selatan Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung dan sebagian besar di Wilayah Kabupaten Indramayu mempunyai zona lahan air tanah bebas (zona air tanah dangkal), sedangkan kemampuan lahan hidrologi pantai sangat mempengaruhi tata air dengan fungsi penahan intrusi air laut dan abrasi pantai. Kawasan pantai terdapat di sepanjang pantai timur dan utara Indramayu termasuk sebagian Kecamatan Krangkeng, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Pasekan, Cantigi, Losarang, Karangampel, Kandanghaur, Patrol dan Sukra. Kemampuan hidrologi pantai ini dibagi dua zona yaitu zona pantai dan zona rawa.

(7)

e. Klimatologi

Keadaan iklim dan cuaca di Kabupaten Indramayu dapat diuraikan sebagai berikut:

 Curah hujan rata-rata per bulannya adalah 200,08 mm dan rata-rata hari hujan per bulannya 3,25 hari.

 Tipe iklim di Kabupaten Indramayu menurut klasifikasi Schmid & Ferguson termasuk Iklim Tipe D atau iklim sedang.

 Suhu udara harian berkisar antara 270 – 340 C, dengan suhu tertinggi 300 C dan yang terendah 180 C.

 Kelembaban udara berkisar 70-80%.

 Curah hujan rata-rata tahunan 1.428,45 mm dengan jumlah hari hujan 75 hari. Curah hujan minimum adalah 47 mm yang terjadi pada bulan Desember, sedangkan curah hujan maksimum adalah 6.024 mm yang terjadi pada bulan Pebruari. Curah hujan tertinggi meliputi Kecamatan Anjatan berkisar 1.869 mm/tahun, Kecamatan Haurgelis berkisar 1.865 mm/tahun. Hari hujan terbanyak adalah Kecamatan Cikedung dan Gabuswetan yaitu sebanyak 94 hari hujan/tahun.

 Angin Barat dan Timur bertiup bergantian setiap 5-6 bulan sekali. Angin Barat bertiup bulan Desember sampai April sedangkan angin TImur bertiup bulan Mei sampai Nopember. Selama periode 14 tahun (1980-1993), angin umumnya berasal dari barat laut (29,35%), timur laut (22,01%) dan utara (18,32%).

 Kecepatan angin di wilayah pesisir Indramayu umumnya (41,35%) bertiup dengan kisaran 3-5 m/det, sedangkan (0,62%) kecepatan angin sangat lemah yaitu < 1m/det yang dapat diklasifikasikan pada kondisi teduh.

f. Penggunaan Lahan

(8)

pompanisasi dan sawah tadah hujan dengan luas 118.211 Ha setara dengan 57,94 % dari luas Kabupaten Indramayu.

Sedangkan kawasan terbangun (permukiman) dengan luas keseluruhan mencapai 21.368,07 Ha sekitar 10,5 % dari luas Kabupaten Indramayu. Untuk lebih jelas mengenai data dan peta penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.1

Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu No Kecamatan Hutan Danau Sungai Htn BakauGuna Lahan Swh Irigasi Swh TH Kebun

1 Haurgeulis - - 54.08 - 4.246 1.310 109.38

2 Gantar 6.662.72 428.71 172.94 - 1.426 2.405 565.37

3 Kroya 223.68 - 103.98 - 2.616 2.316 679.33

4 Gabuswetan - - 25.24 - 6.339 - 3.24

5 Cikedung - 230.73 39.18 - 2.865 1.542 5.296.36

6 Terisi 8.540.45 - 140.88 - 3.935 1.021 55.84

7 Lelea - - 32.47 - 4.715 250 204.87

20 Indramayu - - 93.42 - 1.880 482 109.13

21 Sindang - - 67.80 1.61 2.288 139 9.86

22 Cantigi - - 275.87 1.242.33 1.660 10 33.83

23 Pasekan - - 129.64 - 1.445 - 62.27

24 Lohbener - - 68.57 - 2.811,5 - 27.23

25 Arahan - - 46.09 - 2.458 -

-26 Losarang - - 316.62 2.232.79 5.301 417 498.75

27 Kandanghaur - - 137.02 99.54 6.478 -

-28 Bongas - - 39.81 - 4.232 -

-29 Anjatan - - 72.23 - 6.397 200 85.13

30 Sukra - - 37.52 118.82 4.005 -

-31 Patrol - - 13.54 33.70 3.609 -

-Total 15.426.85 759.21 2.419.35 3.787.01 108.020 10.191 8.145.37 Sumber : Sumber : Indramayu Dalam Angka 2009 & Hasil Perhitungan Tahun 2010

Tabel Lanjutan

No Kecamatan Ladang RTH Belukar TK Guna LahanPermukiman Jl KA Jl. Nas. Jl. Prov.

1 Haurgeulis - 9.10 - 4.95 1.439.32 10.18 -

-2 Gantar - 0.63 9.49 - 1.464.07 - - 33.45

3 Kroya 118.09 3.14 1.55 - 940.58 14.65 -

-4 Gabuswetan - 4.25 1.30 0.75 940.37 3.18 -

-5 Cikedung 263.44 5.95 - - 562.61 3.42 -

-6 Terisi 286.41 75.86 2.89 2.16 931.15 7.64 - 12.54

7 Lelea - 0.00 - - 575.71 5.97 -

(9)

No Kecamatan Ladang RTH Belukar TK Guna LahanPermukiman Jl KA Jl. Nas. Jl. Prov.

9 Tukdana - 41.45 0.82 9.35 548.57 - - 17.73

10 Widasari - 49.56 4.31 4.09 505.15 4.98 9.57 3.99

11 Kertasemaya - 47.04 - 18.59 794.16 6.88 9.03

-12 Sukagumiwang 218.08 146.33 0.09 11.77 469.78 - 3.64

-13 Krangkeng 20.85 - - - 530.27 - 11.36

-14 Karangampel - - - 6.93 594.69 - 18.12

-15 Kedokanbunder - - - - 576.61 - 5.74

-16 Juntinyuat - - - 8.42 598.92 - 16.09

-17 Sliyeg - - - 11.48 592.84 1.47 11.75

-18 jatibarang 2.40 34.14 9.58 - 802.89 6.68 16.80 13.10

19 Balongan - - - - 454.31 - 11.33

-20 Indramayu 22.50 10.75 - - 1.316.39 - 9.89 12.62

21 Sindang 87.31 42.33 - - 495.49 - 11.51

-27 Kandanghaur 108.24 20.53 1.07 2.90 587.45 - 23.34

-28 Bongas - 1.23 - 5.26 581.70 - -

-29 Anjatan - 16.13 - 24.44 1.157.74 - -

-30 Sukra - - 1.47 - 504.26 - 11.12

-31 Patrol - - - - 360.16 - 11.00

-Total 1.257.56 889.10 32.64 111.08 21.368.07 65.06 221.73 98.79 Sumber : Sumber : Indramayu Dalam Angka 2009 & Hasil Perhitungan Tahun 2010

Tabel Lanjutan No Kecamatan

Guna Lahan

Jumlah Kolam Pasir laut Peng Garam Industri Lain2

1 Haurgeulis - - - 5.605

13 Krangkeng 623.00 26.14 179.12 - - 6.114

14 Karangampel 27.42 7.22 - - - 2.950

15 Kedokanbunder - - - - 104.00 2.808

16 Juntinyuat 20.28 51.60 - - - 4.530

17 Sliyeg - - - 5.125

18 jatibarang - - - - 189.00 4.161

19 Balongan 10.79 51.28 121.54 340.73 270.00 3.337

20 Indramayu 436.09 35.75 746.53 - 1.645.00 6.336

21 Sindang 291.91 - - - 349.00 3.122

22 Cantigi 1.441.34 109.09 - - 4.275.00 9.120

23 Pasekan 3.213.26 - - - - 5.023

24 Lohbener - - - 3.259

25 Arahan - - - 3.324

26 Losarang 761.83 - - - - 11.907

(10)

No Kecamatan

Guna Lahan

Jumlah Kolam

Pasir laut

Peng

Garam Industri Lain2

31 Patrol 114.85 - - 32.74 - 3.916

Total 7.382.88 314.68 1.047.19 373.47

29.464.0

(11)
(12)

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi alam yang sangat strategis bagi Kabupaten Indramayu yang berada pada jalur pantura, merupakan jalur perekonomian nasional juga berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sehingga dari kondisi tersebut sangat potensial sebagai akses laju pertumbuhan perekonomian wilayah. Dengan potensi wilayah yang sebagian besar dataran rendah dan pantai, serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar yaitu Sungai Cimanuk dan Cipunegara, Kabupaten Indramayu menjadi salah satu daerah sentra pertanian dan sebagai daerah penyangga pengadaan stok pangan Provinsi Jawa Barat dan Nasional. Selain potensi pertanian, Kabupaten Indramayu dikenal sebagai daerah penghasil mangga yang cukup besar, sehingga Kabupaten Indramayu dijuluki sebagai “Kota Mangga”.

Kabupaten Indramayu memiliki potensi hutan yang relatif luas yaitu 43.027,41 Ha, yang dibagi berdasarkan Penguasaan Negara seluas 40.653,41 Ha dan Hutan Rakyat seluas 2.374 Ha. Jenis komoditi yang dibudidayakan diantaranya untuk hutan jati seluas 21.144,37 Ha, hutan payau/mangrove (kawasan hutan lindung) seluas 8.023,55 Ha dan hutan kayu putih seluas 5.130,75 Ha.

Ketersediaan air baku baik yang berasal dari sumberdaya air irigasi sangat potensial untuk pengembangan pertanian dan budidaya perikanan maupun serapan laut di sepanjang pantai 114 Km yang baik pula untuk pengembangan perikanan jenis tertentu seperti udang, bandeng dan jenis ikan lainnya yang sejenis. Dengan pantai yang panjang tersebut juga berpotensi untuk memfasilitasi para nelayan mengakses penangkapan ikan di perairan laut. Jenis ikan hasil tangkapan sangat menentukan terhadap nilai jual ikan. Komoditas ekspor hasil tangkapan nelayan Kabupaten Indramayu terdiri dari berbagai jenis ikan diantaranya kakap, hiu, cakalang, dan tuna.

(13)

sedangkan untuk kawasan industri sedang seluas kurang lebih 1.000 ha yang berlokasi di Kecamatan Losarang, Kandanghaur, Patrol dan Sukra serta kawasan industri rumah tangga yang lokasinya tersebar hampir di setiap wilayah kecamatan yang memiliki peluang dan potensi dalam mengembangkan perekonomian wilayahnya serta diarahkan kepada aspek ekonomi dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat. Adanya pengembangan kawasan industri ini diharapkan dapat memberikan multipier effect (efek pengganda) terhadap berkembangnya kegiatan lain seperti perdagangan dan jasa. Selain itu juga akan dioperasikan pembangkit PLTU Sukra sebagai pemasok sumber energi listrik tegangan tinggi sebesar 500 KV di Kecamatan Sukra untuk tambahan pasokan energi listrik Pulau Jawa.

Untuk mewujudkan peluang dalam pengembangan potensi wilayah yang ada di Kabupaten Indramayu perlu diwujudkan dalam penataan ruang kawasan strategis yang mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup daerah terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Kawasan strategis yang ditetapkan di Kabupaten Indramayu terdiri dari Kawasan Strategis Provinsi (KSP), terdiri dari KSP Kilang Minyak Balongan, KSP Pesisir Pantura dan KSP Pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat, sedangkan untuk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) terdiri dari (1). KSK Prajapolitan, (2). KSK Minapolitan, (3). KSK Agropolitan dan (4). KSK Wanapolitan.

KSK Prajapolitan merupakan konsep pembangunan perkotaan sebagai pusat pemerintahan daerah berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi yang dipusatkan di pusat pemerintahan kabupaten.

(14)

Kecamatan Haurgeulis dengan fungsi utama sebagai wilayah usaha berbasis pertanian, perkebunan dan peternakan.

KSK Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi. KSK Minapolitan meliputi Minapolitan Ujunggebang di Kecamatan Sukra, Minapolitan Eretan di Kecamatan Kandanghaur Dadap di Kecamatan Juntinyuat, Minapolitan Karangsong di Kecamatan Indramayu, Minapolitan Cemara di Kecamatan Losarang.

(15)
(16)

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Banjir dan abrasi pantai merupakan bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Indramayu. Pada musim penghujan, kejadian banjir lokal sudah menjadi agenda bencana di Kabupaten Indramayu dalam setiap tahunnya, sementara itu kejadian abrasi pantai di Kabupaten Indramayu terdapat kecenderungan yang terus meningkat setiap tahunnya.

a. Kondisi Banjir dan abrasi pantai di Kabupaten Indramayu

Wilayah yang terkena dampak banjir di Kabupaten Indramayu meliputi wilayah Kecamatan-kecamatan daerah pesisir terutama wilayah yang dialiri sungai seperti Kecamatan Indramayu, Kecamatan Balongan, Kecamatan Losarang, Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Sukra dan Kecamatan Patrol.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Indramayu berdampak terhadap gagal panen lahan pertanian dan perikanan tambak, serta dampak lainnya adalah munculnya berbagai macam penyakit kulit dan demam berdarah.

Wilayah yang mengalami abrasi di Kabupaten Indramayu yaitu di Kecamatan Patrol, Kecamatan Sukra, Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Balongan, Kecamatan Indramayu, Kecamatan Juntinyuat, dan Kecamatan Krangkeng dengan panjang pantai yang terkena abrasi pada tahun 2006 yaitu sepanjang 42,05 km. Kejadian abrasi yang terjadi berdampak terhadap tergerusnya daerah pantai yang bahkan saat ini sudah banyak yang sampai ke kawasan permukiman sehingga sangat membahayakan keselamatan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

b. Sumber Dampak

(17)

Banjir sungai banyak disebabkan oleh tidak terkelolanya sumberdaya air secara maksimal juga akibat perubahan penggunaan lahan di bagian hulu yang mulanya merupakan lahan bervegetasi menjadi lahan terbuka/gundul.

Sementara itu abrasi dan banjir rob, banyak disebabkan karena kondisi alam, baik iklim maupun kondisi topografi wilayah, yang kemudian diperparah dengan semakin berkurangnya hutan bakau di sepanjang pantai.

c. Lahan Kritis

Lahan kritis adalah lahan yang sudah rusak, yang tidak dapat di pergunakan untuk kegiatan / aktifitas, karena dapat mengakibatkan bencana dan mengancam keselamatan.

Dari data yang ada tercatat sekitar 10.355 Ha lahan potensial kritis, 7.625 Ha lahan semi kritis dan lahan kritis sekitar 3.987 Ha dan perubahan lahan akibat abrasi pantai sekitar 2.431,970 Ha, sehingga total lahan kritis yang perlu dipulihkan mencapai 24.398.970 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai data lahan kritis di tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2

Luas Lahan Kritis Berdasarkan Jenis di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Kritis (Ha)Potensial Semi Kritis(Ha) Kritis (Ha) Jumlah

1 Haurgeulis 1.518 2.198 2.012 5.728

2 Gantar 0 0 0 0

3 Kroya 827 508 544 1.879

4 Gabuswetan 39 25 14 78

5 Cikedung 1.548 493 507 2.584

6 Terisi 0 0 0 0

7 Lelea 373 96 96 565

8 Bangodua 563 2 0 565

9 Tukdana 0 0 0 0

10 Widasari 338 9 0 374

11 Kertasemaya 745 23 0 768

12 Sukagumiwang 0 0 0 0

13 Krangkeng 0 543 0 543

14 Karangampel 0 1.004 76 1.080

(18)

No Kecamatan Kritis (Ha)Potensial Semi Kritis(Ha) Kritis (Ha) Jumlah

18 Jatibarang 242 0 0 242

19 Balongan 825 0 0 825

20 Indramayu 0 203 44 247

21 Sindang 0 1.003 262 1.265

22 Cantigi 0 50 103 153

23 Pasekan 0 0 0 0

24 Lohbener 0 926 0 926

25 Arahan 0 40 0 40

26 Losarang 239 78 72 389

27 Kandanghaur 300 73 0 373

28 Bongas 741 2 0 743

29 Anjatan 671 0 0 671

30 Sukra 0 311 257 569

31 Patrol 0 0 0 0

Jumlah 10.355 7.625 3.987 21.967

Sumber : BPS, Indramayu Dalam Angka, Tahun 2005

2.1.4. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2009 sebanyak 1.744.897 jiwa, dengan komposisi jumlah laki-laki sebanyak 888.579 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 856.318 jiwa. Jumlah rumah tangga Kabupaten Indramayu tahun 2009 sebanyak 455.889 KK. Kecamatan Indramayu merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar sebanyak 103.980 jiwa. Konsentrasi sebaran jumlah penduduk terpusat pada kecamatan-kecamatan bagian utara Kabupaten Indramayu, terutama kecamatan yang dilalui oleh jalur Pantura Pulau Jawa. Terjadinya kesenjangan penyebaran penduduk secara geografis dimungkinkan berkaitan erat dengan faktor daya tarik wilayah, terutama dengan aspek ekonomi serta ketersediaan prasarana permukiman yang memadai. Untuk lebih jelas jumlah tiap penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3

1 Haurgeulis 22.594 47.038 46.048 93.086

2 Gantar 15.252 35.070 31.277 66.347

(19)

NO KECAMATAN JUMLAHRUMAH TANGGA

JUMLAH PENDUDUK

TOTAL

4 Gabuswetan 15.686 29.381 29.477 58.858

NO KECAMATAN

5 Cikedung 12.193 19.688 19.984 39.672

6 Terisi 15.234 27.232 26.132 53.364

7 Lelea 15.066 24.776 24.971 49.747

8 Bangodua 8.132 14.363 13.923 28.286

9 Tukdana 15.605 27.537 26.869 54.406

10 Widasari 10.310 18.364 17.537 35.901

11 Kertasemaya 12.821 30.997 29.406 60.403

12 Sukagumiwang 8.936 17.802 17.184 34.986

13 Krangkeng 17.300 34.284 33.490 67.774

14 Karangampel 16.025 33.064 31.853 64.917

15 Kedokanbunder 11.698 22.974 21.871 44.845

16 Juntinyuat 22.601 43.568 40.908 84.476

17 Sliyeg 16.097 31.112 29.081 60.193

18 Jatibarang 18.397 36.960 35.009 71.969

19 Balongan 10.848 20.968 19.656 40.624

20 Indramayu 26.648 52.916 51.064 103.980

21 Sindang 12.230 25.842 25.077 50.919

22 Cantigi 6.255 12.360 11.875 24.235

23 Pasekan 5.883 12.125 11.517 23.642

24 Lohbener 14.689 28.397 27.286 55.683

25 Arahan 9.068 17.239 16.835 34.074

26 Losarang 15.453 29.460 28.423 57.883

27 Kandanghaur 23.086 44.134 42.523 86.657

28 Bongas 12.958 23.358 22.960 46.318

29 Anjatan 22.427 44.168 43.280 87.448

30 Sukra 11.517 23.386 22.489 45.875

31 Patrol 13.809 27.719 26.906 54.625

TOTAL 455.889 888.579 856.318 1.744.897

Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009

a. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pada akhir Tahun 2009 berdasarkan hasil Registrasi Penduduk jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.744.897 jiwa. Sedangkan pada akhir Tahun 2010 angka tersebut telah berubah menjadi 1.757.111 jiwa.

(20)

Tabel 2.4

Penduduk Akhir Tahun Tiap Kecamatan Tahun (2004-2009) dan Proyeksi Tahun 2015

N

O KECAMATAN

TAHUN

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 **) 2015 **)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Haurgeulis 90.030 90.496 91.041 91.505 92.412 93.086 93.738 97.065

2 Gantar 62.450 64.643 65.210 65.538 66.245 66.347 66.811 69.183

3 Kroya 61.301 62.010 62.411 62.729 63.251 63.704 64.150 66.427

4 Gabuswetan 56.427 57.298 57.681 57.976 58.437 58.858 59.270 61.368 5 Cikedung 38.160 38.644 38.876 39.075 39.386 39.672 39.950 41.368

6 Terisi 51.786 51.991 52.287 52.555 52.986 53.364 53.738 55.645

7 Lelea 48.170 48.410 48.730 48.981 49.377 49.747 50.095 51.873

8 Bangodua 61.071 27.514 27.694 27.835 28.081 28.286 28.484 29.495

9 Tukdana *) 52.957 53.298 53.569 54.006 54.406 54.787 56.731

10 Widasari 55.941 34.936 35.175 35.353 35.644 35.901 36.152 37.435 11 Kertasemaya 56.323 58.796 59.178 59.478 59.975 60.403 60.826 62.985 12 Sukagumiwang 33.875 34.060 34.268 34.442 34.732 34.986 35.231 36.481 13 Krangkeng 65.616 65.942 66.386 66.723 67.280 67.774 68.248 70.671 14 Karangampel 62.759 63.167 63.543 63.865 64.459 64.917 65.371 67.692 15 Kedokanbunder 43.449 43.662 43.930 44.153 44.531 44.845 45.159 46.762 16 Juntinyuat 85.498 82.227 82.760 83.179 83.855 84.476 85.067 88.087

17 Sliyeg 69.189 58.599 58.966 59.265 59.749 60.193 60.614 62.766

18 Jatibarang 69.418 69.993 70.466 70.817 71.451 71.969 72.473 75.045 19 Balongan 24.637 39.493 39.766 39.967 40.334 40.624 40.908 42.360 20 Indramayu 111.291 101.028 101.723 102.216 103.227 103.980 104.708 108.424

21 Sindang 61.635 49.592 49.918 50.173 50.563 50.919 51.275 53.095

22 Cantigi 23.336 23.562 23.713 23.832 24.053 24.235 24.405 25.271

23 Pasekan *) 22.997 23.133 23.250 23.465 23.642 23.807 24.653

24 Lohbener 53.932 54.118 54.481 54.758 55.274 55.683 56.073 58.063

25 Arahan 33.050 33.146 33.364 33.534 33.833 34.074 34.313 35.530

26 Losarang 56.154 56.321 56.666 56.954 57.458 57.883 58.288 60.357 27 Kandanghaur 84.109 84.296 84.881 85.318 86.038 86.657 87.264 90.361

28 Bongas 44.738 45.162 45.448 45.680 45.992 46.318 46.642 48.298

29 Anjatan 89.390 85.115 85.653 86.089 86.793 87.448 88.060 91.186

30 Sukra 92.847 44.644 44.940 45.169 45.552 45.875 46.196 47.836

31 Patrol *) 53.167 53.542 53.815 54.235 54.625 55.007 56.960

JUMLAH

1.686.58

2 1.697.986 1.709.128 1.717.793 1.732.674 1.744.897 1.757.111 1.819.477 Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009 dan **) Hasil Perhitungan Angka Proyeksi

Ada pun rata-rata laju pertumbuhan penduduk tiap kecamatan dapat dilhat pada tabel 2.5.

(21)

Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN 1971 s.d 1975 s.d 1980 s.d 1985 s.d 1990 s.d 2000 s.d

1975 1980 1985 1990 2000 2009

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Haurgeulis 0,97 3,36 0,45 2,4 2,39 1.26

2 Gantar *) *) *) *) *) 3.00

3 Kroya *) *) *) *) *) 1.31

4 Gabuswetan 0,16 5,36 0,41 1,92 1,08 1.43

5 Cikedung 0,73 2,97 0,5 1,48 0,72 0.67

6 Terisi *) *) *) *) *) 0.78

7 Lelea 0,6 3,21 0,88 0,97 0,41 0.86

8 Bangodua 0,12 5,66 0,41 1,85 0,83 0.96

9 Tukdana *) *) *) *) *) 0.64

10 Widasari 0,13 5,66 1,08 1,8 1,09 0.97

11 Kertasemaya 0,35 5,35 0,53 2,52 1,51 0.89

12 Sukagumiwang *) *) *) *) *) 1.05

13 Krangkeng 1,14 3,16 1,3 2,29 2,11 1.07

14 Karangampel 0,7 4,72 0,03 3,11 1,95 0.96

15 Kedokanbunder *) *) *) *) *) 0.40

16 Juntinyuat 0,82 2,47 0,62 2,07 1,16 0.89

17 Sliyeg 0,73 3,45 0,75 1,8 1,02 0.68

18 Jatibarang 0,41 4,52 0,4 1,76 0,58 0.58

19 Balongan *) *) *) *) *) 1.59

20 Indramayu 0,72 4,03 0,42 2,87 1,61 1.23

21 Sindang 0,53 2,96 0,79 2,04 1,84 1.09

22 Cantigi *) *) *) *) *) 0.86

23 Pasekan *) *) *) *) *) 0.87

24 Lohbener 0,5 3,5 0,47 1,61 0,92 0.71

25 Arahan *) *) *) *) *) 1.09

26 Losarang 0,58 3,5 1 2,02 1,14 1.31

27 Kandanghaur 0,89 4,09 1,15 2,47 1,79 0.87

28 Bongas 0,97 4,01 0,52 0,93 0,79 0.70

29 Anjatan 0,96 4,01 0,19 1,96 1,01 0.84

30 Sukra *) *) *) *) *) 1.01

31 Patrol *) *) *) *) *) 1.21

TOTAL 0,66 3,89 0,58 1,91 1.32 1.04

Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009

b. Struktur Penduduk

(22)

UMUR/KELOMPOK UMUR P E N D U D U K

Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009

c. Mutasi Penduduk

(23)

1.732.674. Jumlah kenaikan ini disebabkan faktor angka kelahiran lebih besar dari angka kematian, sedangkan perpindahan penduduk antara penduduk yang datang dan penduduk yang pindah jumlah selisihnya tidak banyak.

Tabel 2.7

1 Haurgeulis 92.412 1194 490 796 826 93.086

2 Gantar 66.245 856 366 561 949 66.347

3 Kroya 63.251 817 336 545 573 63.704

4 Gabuswetan 58.437 755 310 505 529 58.858

5 Cikedung 39.386 509 213 341 351 39.672

6 Terisi 52.986 685 293 455 469 53.364

7 Lelea 49.377 638 262 427 433 49.747

8 Bangodua 28.081 363 149 242 251 28.286

9 Tukdana 54.006 698 286 465 477 54.406

10 Widasari 35.644 461 189 306 321 35.901

11 Kertasemaya 59.975 775 319 515 543 60.403

12 Sukagumiwang 34.732 449 184 299 310 34.986

13 Krangkeng 67.280 870 371 580 585 67.774

14 Karangampel 64.459 833 343 554 586 64.917

15 Kedokanbunder 44.531 576 236 383 409 44.845

16 Juntinyuat 83.855 1084 445 720 738 84.476

17 Sliyeg 59.749 772 317 512 523 60.193

18 Jatibarang 71.451 924 379 614 641 71.969

19 Balongan 40.334 521 214 346 363 40.624

20 Indramayu 103.227 1334 559 888 910 103.980

21 Sindang 50.563 653 269 435 463 50.919

22 Cantigi 24.053 311 133 207 203 24.235

23 Pasekan 23.465 303 128 202 200 23.642

24 Lohbener 55.274 715 294 475 487 55.683

25 Arahan 33.833 438 180 292 309 34.074

26 Losarang 57.458 742 305 494 506 57.883

27 Kandanghaur 86.038 1112 470 740 763 86.657

28 Bongas 45.992 595 244 400 425 46.318

29 Anjatan 86.793 1122 456 748 759 87.448

30 Sukra 45.552 589 239 392 419 45.875

31 Patrol 54.235 701 283 468 496 54.625

TOTAL 1.732.674 22.395 9.262 14.907 15.817 1.744.897

Sumber : Indramayu Dalam Angka Tahun 2009 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

(24)

merupakan proses untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Indikator yang digunakan dan telah digunakan secara universal, yaitu indeks komposit Rata-rata Lama Sekolah (ALS), Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup (AHH) dan Kemampuan Daya Beli masyarakat.

Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Indramayu saat ini baru mencapai 38,6 % sedangkan sisanya 61,4 % merupakan masih berada pada taraf belum sejahtera. Parameter ini ditunjukan oleh indikator tingkat kesejahteran masyarakat yang dihitung berdasarkan indeks pembangunan manusia (IPM).

2.2.1 Indikator Pendidikan

Aspek pendidikan tidak bisa terlepas dari politik dan kebudayaan dimana politik diperlukan dalam pembangunan pendidikan agar terjadi percepatan/akselerasi kemajuan pendidikan. Dalam rangka pembentukan watak dan nilai bangsa sehingga setiap lembaga pendidikan memiliki budaya yang positif dan progresif bagi kemajuan bangsa yang akan datang. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Indramayu terdapat dua isu pokok, yaitu rendahnya pencapaian indeks pendidikan dan belum tuntasnya program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun. Dua unsur tersebut diatas tidak bisa terlepas dari konsep Education For All (EFA) yang meliputi 6 (enam) komponen penting pada dunia pendidikan antara lain:

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 2. Pendidikan Dasar.

3. Pendidikan Keaksaraan. 4. Pendidikan Kecakapan. 5. Life Skill.

6. Kesetaraan dan keadilan gender.

Peran aktif masyarakat dalam pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dimana keterpaduan pemerintah dan masyarakat harus terjalin secara utuh.

(25)

a. Pembentukan PKBM Kelompok Belajar (Kejar) Paket A Keaksaraan Fungsional di setiap Kecamatan.

b. Penambahan daya tampung pada jenjang SMP dan SLTA. c. Pembentukan Kegiatan Kejar Paket B dan Kejar Paket C.

d. Pemberian beasiswa kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin. e. Optimalisasi Tim Koordinasi Wajar Dikdas 9 Tahun.

f. Pola Pembelajaran formal alternatif bagi SMP terbuka dan Pondok Pesantren Salafiyah.

g. Pola Imbal Swadaya untuk pembangunan pendidikan. h. Gerakan Daerah Peduli Pendidikan.

i. Akte Kelahiran gratis yang diproteksi dengan asuransi pendidikan dasar 9 tahun bagi masyarakat dari keluarga miskin (usia 0 – 6 tahun).

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia adalah kemajuan di bidang pendidikan, Menurut data dari BPS, presentase penduduk Indramayu yang berusia diatas 15 tahun yang melek huruf (tidak buta aksara) pada tahun 2006 sebanyak 84,21 % dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 92,48 %. Begitu pula dengan rata-rata lama sekolah (RLS) yang merupakan kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang di duduki serta pendidikan yang ditamatkan masyarakat Indramayu pada tahun 2006 baru 6,09 tahun dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 7,11 tahun.

(26)

pada tahun 2010 terdapat 5 RSBI dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu 1 SD RSBI, 1 SMP RSBI, 2 SMAN RSBI dan 2 SMKN RSBI.

2.2.2 Indikator Kesehatan

Salah satu aspek yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah aspek kesehatan yang diwakili oleh Angka Harapan Hidup /AHH (Life Expectancy Rate). Sebagai indikator komposit dari berbagai indikator dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah Umur Harapan Hidup (UHH). Sedangkan UHH sangat dipenguruhi oleh Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI), disamping Angka Kematian Kasar (AKK) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA).

Berdasarkan Teori Henrik L Bloom, derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan/genetik. Faktor lingkungan termasuk didalamnya lingkungan fisik, biologi, sosial budaya, ekonomi, hukum dan politik, mempunyai pengaruh 45 % terhadap derajat kesehatan, sementara faktor perilaku berpengaruh sebesar 30 %, sedangkan faktor pelayanan kesehatan hanya berpengaruh sebesar 20 % dan faktor keturunan berpengaruh sebesar 5 %. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan adalah mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Dengan berbagai latar belakang diatas, maka dalam rangka pencapaian IPM 80 Kabupaten Indramayu dalam bidang kesehatan Pemerintah Kabupaten Indramayu telah melakukan beberapa program strategis antara lain :

1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan, baik ditingkat pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan.

2. Peningakatan Pelayanan Kesehatan ibu dan anak

(27)

4. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui revitalisasi Posyandu, Desa Siaga, Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Bina Keluarga Balita (BKB), dan pemantapan Pondok Bersalin Desa (Polindes).

5. Pencegahan dan penanggulangan kurang gizi masyarakat. 6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

7. Penyehatan Lingkungan

Dari seluruh program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam bidang kesehatan, pada umumnya mencapai keberhasilan. Kegiatan yang paling menonjol keberhasilannya diantaranya adalah :

a. Pencegahan, penanggulangan dan pengendalian penyakit menular.

b. Penekanan angka kejadian gizi buruk, dimana target yang ditetapkan sebesar kurang dari 1 % sedangkan capaian 0,54 %.

c. Pendampingan paraji oleh bidan desa (Menitraan)

d. Perda tentang pelarangan peredaran garam tidak beryodium. e. Pembebasan Retribusi Pelayanan Kesehatan diseluruh Puskesmas

Namun demikian, ada beberapa program yang masih belum mencapai target yakni :

a. Cakupan pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) rendah. b. Cakupan kunjungan ibu hamil (K 4) rendah.

c. Cakupan penemuan penderita TBC paru rendah.

d. Kejadian (Incidence rate) Demam Berdarah Dengue (DBD) tinggi. e. Cakupan air bersih dan jamban keluarga rendah.

Meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat dapat dicapai melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini dapat terwujud apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terfasilitasi serta mengembangkan pola prilaku hidup bersih dan sehat dikalangan masyarakat.

(28)

pada tahun 2010 mencapai 67,96 tahun. Angka Harapan Hidup dipengaruhi oleh Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan kematian bayi di Kabupaten Indramayu dari Tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukan adanya fluktuasi jumlah kematian bayi, pada Tahun 2006 jumlah kematian bayi 405 bayi, Tahun 2007 kematian bayi 485 bayi, Tahun 2008 kematian bayi 460 bayi, Tahun 2009 kematian bayi 368 bayi dan Tahun 2010 kematian bayi 385 bayi. Sedangkan jumlah kasus kematian ibu berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan kematian kematian ibu di Kabupaten Indramayu juga mengalami fluktuasi dari tahun 2006 jumlah kematian ibu sebanyak 51 kasus, tahun 2007 kematian ibu sebanyak 53 orang, tahun 2008 sebanyak 41 oang dan tahun 2009 sebanyak 70 orang dan tahun 2010 sebanyak 56 orang.

2.2.3 Indikator Daya Beli

Kabupaten Indramayu mempunyai potensi ekonomi yang besar di sektor pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan, peternakan, industri dan perdagangan serta pertambangan khususnya minyak dan gas bumi. Potensi tersebut perlu dikembangkan guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

Beberapa upaya pemerintah Kabupaten Indramayu untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang mengalami keberhasilan menonjol adalah :

a. Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan Karangsong, Dadap dan Eretan.

b. Pemberian pinjaman dana kepada calon TKI untuk bisa berangkat menjadi TKI.

c. Kegiatan Jual Tunda Gabah.

d. Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK).

e. Program Jaring Pengaman Sosial (JPS).

f. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP).

(29)

a. Program Kredit Ketahanan Pangan dalam bentuk Kegiatan Pemberian Kredit untuk Petani Sapi Potong.

b. Kegiatan Peternakan Sapi Potong.

c. Pembangunan Pasar Ikan Higienis yang belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Untuk mengetahui perkembangan indeks pembangunan manusia dari masing-masing indikator bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang daya beli dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Indramayu

No. INDIKATOR TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA (IPM) 64,48 65,92 67,4 68,64 69,84 70,43

A BIDANG PENDIDIKAN

Angka Melek Huruf 80,43 84,21 87,24 88,58 89,71 89,72

Indeks AMH 80,43 84,21 87,24 88,58 89,71 89,72

Rata Lama Sekolah 6,01 6,09 6,23 6,51 6,81 6,99

Indeks RLS 40,07 40,60 41,53 43,4 43,4 46,60

Indeks Pendidikan (IP) 66,98 69,67 72,00 73,52 74,94 75,35 B BIDANG KESEHATAN

Angka Harapan Hidup (AHH)

65,03 65,53 66,17 66,84 67,46 67,54

Indeks Kesehatan (IK) 66,72 67,55 68,62 69,73 70,77 70,9 C BIDANG DAYA BELI

Purchasing Power Parity

(PPP) 558.500 562.030 566.400 571.220 576.180 581.440

Indeks Daya Beli

(Indeks PPP) 59,74 60,55 61,56 62,68 63,82 65,04

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2010

2.2.4 Ketenagakerjaan

(30)

daya saing yang tinggi. Hal ini merupakan tantangan yang cukup besar bagi pemerintah daerah lima tahun mendatang yang harus segera diatasi dengan memberikan kesempatan kerja yang luas baik melalui sektor formal maupun nonformal. Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu, rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2010 adalah 89,7 %, ini merupakan perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja.

Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 sebanyak 791.680 orang, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja 710.550 orang, berarti sebanyak 81.129 orang adalah pengangguran, angka tersebut menunjukan bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Indramayu masih relatif tinggi.

2.2.5 Seni Budaya dan Olah Raga

Penduduk Kabupaten Indramayu merupakan campuran antara suku Sunda dan Jawa dengan bahasa daerahnya yang khas yaitu Bahasa Dermayu, sehingga budaya yang terdapat dalam masyarakat Indramayu merupakan akulturasi dari kedua suku tersebut. Beberapa jenis adat istiadat masyarakat yang masih berkembang di masyarakat sampai sekarang diantaranya ngeruat, nadran, jaringan, ngunjung, tingkeban, tolak bala, sedekah bumi, ngarot, mapag tamba, mapag sri, buka panggung, rasulan dan bobotan. Di samping adat istiadat, seni pentas dan tari yang masih berkembang sampai dengan saat ini diantaranya sintren/lais/warilais, tari topeng, wayang golek cepak, kuda lumping, dan kesenian tarling.

Pemerintah daerah selama kurun waktu 2006 sampai 2010 telah mencatat dan membina 575 buah grup kesenian di antaranya seni tari topeng, sintren, wayang golek cepak, kuda lumping, tarling dll, dengan menyediakan gedung kesenian sebanyak 1 buah.

(31)

sebanyak 5 buah yaitu gedung Tridaya, Darma Ayu Singalodra, Squash, dan Tirta Kencana.

2.3 Aspek Pelayanan Umum 2.3.1 Layanan Urusan pendidikan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang pendidikan dasar usia 7-12 tahun pada tahun 2010 mencapai 99,88 % dan usia 13-15 tahun 94,25 %. Sedangkan APS jenjang pendidikan menengah usia 16-18 tahun sebesar 53,69 %.

Aspek pelayanan umum berupa fasilitas pendidikan pada tahun 2010 terdapat 1.011 SD/MI, 234 SMP/MTS dan 153 SMA/MA/SMK baik negeri maupun swasta, dengan kondisi bangunan baik 60,32 % SD/MI, 87,55 % SMP/MTS dan 91,50 % SMA/MA/SMK. Adapun kondisi prasarana sekolah yang mengalami rusak ringan dan berat dan membutuhkan rehabilitas sebanyak 40,68 % bangunan SD/ MI, 12,45 % bangunan SMP/MTS dan 8,50 % bangunan SMA/MA/SMK.

Angka lulusan SD/MI sederajat pada tahun 2010 sebanyak 100%, SMP/MTS sederajat 99,72 % dan SMA/MA/SMK sederajat 99,89 %. Sedangkan Angka Putus Sekolah SD/MI sederajat 0,02 %, SMP/MTS sederajat 0,66 % dan SMA/MA/SMK sederajat 0,51 %. Dari jumlah lulusan SD/MI sebanyak 32615 orang yang melanjutkan ke SMP/MTS sebanyak 32.173 orang, dan lulusan SMP/MTS sebanyak 24.566 yang melanjutkan ke SMA/MA/SMK sebanyak 15.745 orang.

Berkaitan dengan tenaga guru yang memenuhi kualifikasi SI/D IV untuk jenjang pendidikan SD/MI terdapat 3209 (32,38%) orang dari total guru SD sebanyak 9.909 orang. Jenjang pendidikan SMP/MTS 4.193 orang (78,43%) dari total guru SMP/MTS 5.34 orang, dan 3.315 orang (85,28%) dari total guru SMA/MA/SMK sebanyak 3.889 orang.

2.3.2 Layanan Urusan Kesehatan

(32)

arti mudah representatif dan mudah di akses, serta mengembangkan prilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat .

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berdasarkan data Kabupaten Indramayu sampai dengan tahun 2010 telah menyediakan sarana dan prasarana kesehatan berupa Rumah Sakit sebanyak 7 buah terdiri dari 2 RSUD, 1 RS BUMN, 3 RS milik swasta, 49 buah PUSKESMAS terdiri dari 40 puskesmas tanpa rawat inap dan 9 puskesmas dengan tempat rawat inap. Jumlah puskesmas pembantu sebanyak 67 unit dengan jumlah tenaga medis dokter umum 82 orang, dokter spesialis 9 orang dan dokter gigi 23 orang. Pada tahun 2010 juga terdapat posyandu sebanyak 2.283 unit dengan rincian posyandu mandiri sebanyak 23 unit.

Berdasarkan data tersebut di atas dapat di lihat bahwa sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia belum optimal pratama sebanyak 317 unit, posyandu madya 1.537 unit, posyandu purnama 406 unit dan begitu juga dengan tenaga kesehatan tertentu, sehinga masih sangat di perlukan pemenuhan layanan kesehatan baik sarana, prasarana maupun tenaga medis.

2.3.3 Layanan Urusan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak

Keberhasilan pembangunan di suatu daerah tidak terlepas dari peran serta perempuan dalam pembangunan tersebut. Upaya peningkatan peran serta perempuan dalam pembangunan dilakukan melalui program-program pemberdayaan perempuan dan anak yang memberikan akses kepada perempuan untuk berperan aktif disemua bidang kehidupan dalam rangka pemberdayaan menuju kesetaraan gender. Partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan diantaranya dapat dilihat dari prosntase perempan di lembaga pemerintah maupun swasta serta besarnya angka kekerasan dalam Rumah Tangga. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu, jumlah PNS perempuan pada tahun 2010 sebanyak 16.301 orang, PNS yang menduduki jabatan eselon II 1 orang, eselon III 76 orang dan eselon IV 675 orang.

(33)

penurunan. Pada tahun 2007 tercatat 79 kasus, tahun 2008 57 kasus dan pada tahun 2009 40 kasus. Adapun kasus tindak kekerasaan terhadap perempuan yang diterima di Pengadilan Negeri Indramayu pada tahun 2007 sebanyak 13 kasus, tahun 2008 sebanyak 39 kasus dan tahun 2006 sebanyak 24 kasus.

2.3.4 Layanan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Upaya peningkatan kualitas masyarakat dan pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana cukup berhasil. Hal ini ditandai dengan perolehan apresiasi dari Presiden RI berupa penghargaan Manggala Karya Kencana dan Satya Lencana Wira Karya. Berdasarkan data dari BPPKB Kabupaten Indramayu prosentase pencapaian akseptor KB aktif dan PUS (Pasangan Usia Subur) dari tahun ketahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 dari 370.591 PUS terdapat 290.311 orang akspptor KB aktif berarti mencapai 78,34 % . Pada tahun 2008 dari 389.491 PUS terdapat peserta KB aktif sebanyak 308.524 orang atau 79,21 % dan pada tahun 2009 dari 410.83 PUS terdapat 309.311 orang atau mencapai 75,33 %.

Penetapan Keluarga Sejahtera dari tahun ketahun juga mengalami peningkatan pada tahun 2007 jumlah keluarga prasejahtera 162.572 dan KS I sebanyak 150.282 keluarga. Pada tahun 2008 jumlah keluarga prasejahtera 168.158 dan KS I 148.725 keluarga dan pada tahun 2009 jumlah keluarga prasejahtera 172.702 dan KS I 153.463. Hal ini menunjukan bahwa program pembangunan yang dilakukan dalam rangka pengentasan kemiskinan masih perlu ditingkatkan baik dalam Perencanaan, Pelaksanaan maupun Pengendalian sehingga lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

2.3.5 Layanan Urusan Sosial

(34)

Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu selama kurun waktu 2006 s/d 2010, penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Indramayu sebanyak 94.013 orang dengan rincian anak jalanan sebanyak 222 orang gelandangan, pengemis sebanyak 412 orang. Dengan presentasi PMKS yang telah memperoleh bantuan/tertangani dari APBN sebanyak 10.266 orang.

2.3.6 Layanan Urusan Ketenagakerjaan

Berdasarkan data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu pada tahun 2010 jumlah penduduk usia kerja (15-64) tahun sebanyak 1.249.646 orang dan angkatan kerja sebanyak 791.680 orang dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 66,14 % Adapun banyaknya pencari kerja yang di tempatkan menurut jenis kelamin pada tahun 2009 dapat di lihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9

Banyaknya Pencari Kerja di Kabupaten Indramayu

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010

Jumlah perusahaan yang telah menerapkan P2K3 sebanyak 15 perusahaan dari 26 perusahaan (panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja). sedangkan jumlah penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah yang telah ditangani pada Tahun 2010 sebanyak 3 dari jumlah 3 kasus perselisihan.

2.3.7 Layanan Urusan Kebudayaan

NO LOWONGAN KERJA PENCARI KERJA

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5

1 Antar Kerja Lokal 2,331 1.867 4.198

2 Antar Kerja Antar Daerah 2.114 396 2.510

3 Antar Kerja Antar Negara 56 4.676 4.732

(35)

Penyelenggaraan festival seni dan budaya pada tahun 2007 1 kali, 2008 3 kali, 2009 1 kali dan 2010 1 kali dengan jumlah sarana penyelenggaran seni dan budaya sebanyak 4 lokasi.

Adapun benda, situs dan kawasan budaya yang dilestarikan sebanyak 12 yaitu :

1. Makam Raden Arya Wiralodra (Krapyak) 2. Makam Raden Aya Wiralodra (Sekober) 3. Komplek Raden Arya Wiralodra (Pecuk) 4. Komplek Makam Selawi

5. Komplek Makam Habib Keling (Krangkeng) 6. Komplek Makam Kyai Arsyad (Karang Ampel) 7. Komplek Kanjeng Jlari (Singa Raja)

8. Prahu Kuno (Tirta Maya Juntiyuat) 9. Pedati Kuno (Bondan)

10. Setu Buyut Tambi

11. Situs Komplek Buyut Banjar 12. Cagar Budaya (Koloni Kera Bulak)

2.3.8 Layanan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Jumlah organisasi pemuda di Kabupaten Indramayu pada tahun 2010 sebanyak 32 organisasi dengan jumlah kegiatan kepemudaan sebanyak 18 kegiatan dan jumlah gelanggang remaja sebanyak 1 buah. Jumlah organisasi olahraga yang sudah dibina sebanyak 32 buah dengan jumlah kegiatan olahraga 28, adapun lapangan olahraga sebanyak 5 di tingkat Kabupaten dan 25 di tingkat kecamatan terdiri dari 21 lapangan bola voli dan 4 lapangan sepak bola.

2.3.9 Layanan Urusan Kearsipan

(36)

2.3.10 Layanan Urusan Media Informasi

Peningkatan SDM dapat terwujud apabila aksesibilitas terhadap informasi ada dan mudah dijangkau oleh masyarakat hingga ke pelosok wilayah. Berdasakan data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu sampai dengan Tahun 2010, jumlah jaringan komunikasi informasi yang meliputi jumlah wartel/warnet sebanyak 185 buah, Jumlah radio swasta sebanyak 19, BTS TOWER sebanyak 249 dan Radio komunitas sebanyak 29.

Dalam rangka mempermudah akses informasi bagi penyelenggaran pemerintahan, pemerintah daerah Kabupaten Indramayu saat ini telah memiliki web site dengan alamat www.indramayukab.go.id

2.3.11. Layanan Urusan Perpustakaan

Peningkatan aksesbilitas informasi selain meluas pelayanan internet dan media masa juga melalui pelayanan perpustakan dengan mengembangkan program mengembangkan budaya baca dan pembinaan perpustakan. Jumlah perpustakan di Kabupaten Indramayu terdapat 1 perpustakan daerah dengan jumlah koleksi judul buku sebanyak 10.175 judul dan jumlah pengunjung perpustakaan rata-rata 76.000 orang pertahun.

2.4 Aspek Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan sebuah daerah untuk menghasilkan barang dan jasa untuk mencapai peningkatan kualitas hidup masyarakat. Daya saing daerah di Kabupaten Indramayu dapat dilihat dari aspek kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah

(37)

lain adalah untuk memberikan gambaran yang lebih riil dari perkembangan kuantitas produk yang dihasilkan di wilayah tersebut.

Peranan minyak dan gas bumi bagi pembentukan nilai PDRB Kabupaten Indramayu terlihat sangat dominan. Sementara pada sisi yang lain, hasil dari kegiatan yang terkait dengan minyak dan gas bumi ini lebih banyak dibawa keluar sehingga pengaruh dari produksi minyak dan gas tidak menggambarkan hasil produksi yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Indramayu. Oleh karena itu, dalam menganalisis perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Indramayu, nilai PDRB yang digunakan adalah nilai PDRB tanpa minyak dan gas bumi. Harapannya, pengamatan terhadap gerak ekonomi wilayah secara keseluruhan maupun gerak masing-masing sektor dapat lebih menggambarkan kondisi yang terjadi di lapangan.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu, dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Indramayu Tahun 2006–2009

No. INDIKATOR 2006 2007 T A H U N2008 2009 2010

1.

- Atas Dasar Harga 2000 dengan Migas (dalam jutaan rupiah) - Atas dasar harga berlaku tanpa

migas (dalam jutaan ruipiah)

- Atas dasar harga konstan 2000 tanpa migas (dalam jutaan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2010

(38)

Pembangunan Kabupaten Indramayu merupakan bagian integral dari pembangunan regional dan nasional, dengan memanfaatkan secara optimal semua potensi yang dimiliki daerah. Dalam upaya mencapai pembangunan daerah yang lebih berdayaguna dan berhasilguna, pembangunan daerah mengacu pada pola pengembangan tata ruang sebagai aspek yang tidak terpisahkan dari pola pembangunan.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu wilayah, terutama keterkaitannya dengan aktivitas maupun mobilitas masyarakat dalam menggerakan roda perekonomian daerah. infrastruktur tersebut meliputi seluruh prasarana dan sarana yang diperlukan oleh masyarakat dan dunia usaha, seperti sarana dan prasarana transportasi dan perhubungan, infrastruktur perumahan dan permukiman, infrastruktur Sumber daya air, infrastruktur air bersih, infrastruktur prasarana wilayah, ketenaga listrikan, telekomunukasi dan informasi maupun infrastruktur lainnya yang berkaitan dengan penyediaan jasa pelayanan kepada masyarakat. Beberapa hal yang terkait dengan kondisi infrastruktur wilayah Kabupaten Indramayu meliputi ;

1). Transpotasi dan Perhubungan.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana tranportasi yang merupakan hal yang paling mendasar terhadap berbagai aktivitas serta pergerakan baik orang maupun barang yang dapat memperluas aksebilitas suatu daerah.

(39)

Kondisi panjang jalan di Kabupaten Indramayu sampai dengan tahun 2009 yaitu jalan Nasional sepanjang 108,150 km, jalan Provinsi 105,680 km, jalan Kabupaten 798,035 km, jembatan kabupaten 2.990,150 meter dan jalan desa 980,150 km. Dengan berbagai kondisi dimana untuk jalan kabupaten terdapat 54,13 % kondisinya baik (400.058 km), 29,51 % kondisi sedang (235.520 km), 13,98 % kondisi rusak ringan (111.582 km) dan 6,38 % (50.875 km) rusak berat. Sementara itu jumlah terminal yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 6 buah yaitu terminal Indramayu (type C), terminal Sindang (type C), terminal Jatibarang (type C/lintas), terminal Karangampel (type C), Terminal Patrol (type C) dan terminal Haurgeulis (type C).

Angkutan darat merupakan sarana utama yang ada di kabupaten Indramayu. Sampai dengan tahun 2009 mobil yang beroperasi di kabupaten Indramayu berjumlah 17.547 unit. Yaitu terdiri dari mobil penumpang, mobil angkutan barang, mobil angkutan penumpang, masing-masing sebanyak 7.866, 9.186, dan 522 kendaraan. Sedang sepeda motor di tahun 2009 tercatat sebanyak 282.343 unit. Sementara itu jaringan trayek dalam wilayah Kabupaten Indramayu saat ini tersebar di 31 Kecamatan yaitu sebanyak 43 jaringan.

Selain transportasi jalan raya, kabupaten Indramayu juga merupakan perlintasan jalur kereta api antara Jakarta dengan kota-kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan adanya stasiun kereta api yang ada sekarang yaitu di Haurgeulis, Cilegeh, Terisi, Kedokan gabus, Telagasari, Kertasemaya dan Jatibarang, kereta api menjadi sarana transportasi massal alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat Indramayu.

Sedangkan untuk transportasi laut di Kabupaten Indramayu hingga sekarang masih terbatas pada angkutan niaga dan perikanan. Pada tahun 2009 tercatat sebanyak 3.891 unit kapal yang terdiri dari 3.233 kapal nelayan dan 658 kapal niaga berlabuh di Kabupaten Indramayu.

(40)

Kabupaten Majalengka, merupakan suatu keuntungan bagi masyarakat Indramayu karena faktor jaraknya yang relatif lebih dekat.

2). Sumber Daya Air

Sumber air yang ada di Kabupaten Indramayu meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air genangan, yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, Cipunegara, Cipanas, Cibelerang, Cipondoh, Cilalanang dan lain-lain, sedangkan air tanah terdiri air tanah bebas dan air tanah tertekan yang dieksploitasi melalui sumur-sumur pompa.

Sesuai dengan kebijakan pengelolaan air baku untuk irigasi, maka di Indramayu dibagi menjadi dua bagian pelayanan irigasi, yaitu daerah irigasi Rentang dan daerah irigasi kecil yang mendapat pasokan air dari Bendung Rentang, Bendung Salamdarma, Bendung Sumurwatu, Bendung HBM, Bendung Cibelerang dan bendung-bendung kecil lainnya berada dibawah pengelolaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Indramayu, sedangkan daerah irigasi Cipunegara yang mendapatkan pasokan air dari Waduk Jatiluhur dibawah pengelolaan PJT II Jatiluhur Divisi III Seksi Patrol. Adapun saat ini kebutuhan air di Kabupaten Indramayu bersumber dari :

a. Bendung Rentang yang berada di Sungai Cimanuk yang mengairi Daerah Irigasi Rentang melalui Saluran Induk Cipelang dan Sindopraja seluas 66.175 Ha.

b. Bendung Salamdarma yang berada di sungai Cipunegara mengairi Daerah Irigasi Cipunagara melalui Saluran Induk Bugis seluas 24.405 Ha. c. Waduk Cipancuh yang mengairi Daerah irigasi Cipancuh seluas 6.318

Ha.

d. Bendung Sumurwatu yang berada di sungai Cipanas mengairi Daerah Irigasi Cipanas I seluas 2.855 Ha.

e. Bendung HBM yang berada di sungai Cipanas mengairi Daerah Irigasi Cipanas II seluas 3.265 Ha.

(41)

g. Bendung Cibelerang yang berada di sungai Cibelerang mengairi Daerah Irigasi Cibelerang seluas 325 Ha.

h. Bendung Cipondoh mengairi Daerah Irigasi Cipondoh seluas 698 Ha. i. Bendung Lebiah mengairi Daerah Irigasi Lebiah seluas 217 Ha.

j. Bendung Sumber Mas mengairi Daerah Irigasi Sumber Mas seluas 382 Ha.

k. Bendung Niwo mengairi Daerah Irigasi Niwo seluas 173 Ha. l. Bendung Sangkep mengairi Derah irigasi Sangkep seluas 98 Ha. m. Bendung Lalanang mengairi Daerah Irigasi Lalanang seluas 597 Ha. n. Bendung Pedati mengairi Daerah Irigasi Pedati seluas 1.499 Ha. o. Bendung Cipapan mengairi Daerah Irigasi Cipapan seluas 240 Ha. p. Pompanisasi mengairi Daerah Irigasi Pompanisasi seluas 318 Ha. q. Bendung Legeh mengairi Daerah Irigasi Legeh seluas 408 Ha.

Kabupaten Indramayu sebagai salah satu daerah lumbung padi dengan areal persawahan yang cukup luas tentu harus ditunjang sarana sumberdaya air yang memadai dan baik. Hal tersebut juga telah didukung Pemerintah Pusat dengan adanya rencana Pembangunan Bendungan Jatigede yang berlokasi di Kecamatan Jatigede kabupaten Sumedang, sehingga perlu adanya antisipasi yang tepat terhadap pembangunan tersebut berupa penataan sistem irigasi maupun pembangunan jaringan irigasi baru yang diharapkan membawa dampak atau manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indramayu secara maksimal. Selain itu perlu adanya pengelolaan irigasi serta pemeliharaan Daerah aliran Sungai dan jaringan irigasi secara baik sehingga permasalahan yang kerap muncul dimana seringnya terjadi kekeringan disaat musim kemarau dapat lebih diminimalkan, yang pada akhirnya diharapkan Kabupaten Indramayu bisa tetap berlangsung sebagai salah satu daerah penyangga program ketahanan pangan Nasional. Beberapa faktor penyebab kekeringan :

(42)

potensi air di musim hujan secara optimal, sehingga pada saat musim hujan banyak air yang terbuang ke laut.

b. Tingkat kandungan sedimen dalam air yang mengalir di sungai maupun di saluran irigasi sangat tinggi, mempercepat terjadinya pendangkalan di saluran irigasi sehingga menyulitkan pendistribusian air. Kondisi jaringan irigasi yang ada hanya berfungsi 60 % nya dan banyak sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan alur.

c. Penurunan kemampuan sumber daya manusia sebagai pengelola air akibat banyak tenaga terampil yang pensiun dan penempatan personil yang tidak sesuai dengan kebutuhan yaitu yang harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagai petugas pengelola air.

d. Kurangnya kesadaran / partisipasi masyarakat dalam operasi dan pemeliharaan bangunan, saluran dan aset irigasi lainnya.

e. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mentaati produk-produk hukum yang berkaitan dengan bidang pengairan seperti masalah pelanggaran garis sempadan sungai, saluran, situ, pantai, bangunan-bangunan liar disepanjang tanggul dan bantaran sungai, membuang sampah di saluran, mengusahakan galian C di daerah terlarang.

Setiap tahun di musim penghujan terjadi bencana banjir, penyebab utama terjadinya banjir adalah akibat faktor alam dan ulah manusia. Beberapa faktor penyebab banjir :

(43)

b. Akibat erosi di daerah hulu menyebabkan terjadi sedimentasi di palung sungai, saluran irigasi maupun sawah. Pendangkalan yang terjadi semakin meningkat apabila tidak diikuti usaha-usaha pemeliharaan. Kapasitas penampang sungai maupun saluran semakin kecil dan tidak bisa menampung debit aliran yang masuk, sehingga air akan limpas dan menggenangi daerah sekitar.

c. Membuang sampah ke dalam sungai dan saluran irigasi juga mengakibatkan terjadinya banjir.

d. Bendung-bendung liar yang dibuat masyarakat pada saat musim kemarau dengan tujuan untuk membendung air agar tidak terbuang ke hilir dapat mengakibatkan limpasnya air melalui tanggul di musim hujan dan menimbulkan banjir.

e. Terjadinya sedimentasi dan penyempitan alur maupun adanya tambak yang dibuat penduduk di muara sungai sehingga menghalangi aliran debit banjir menuju laut.

f. Banyaknya tanggul kritis yang tidak segera mendapatkan penanganan yang sungguh-sungguh dari pemerintah pusat dan provinsi dalam hal ini adalah BBWS Cimanuk Cisanggaraung, BBWS Citarum dan Dinas PSDA Provinsi.

3). Perumahan dan Permukiman.

Pembangunan infrastruktur bidang perumahan dan permukiman di Kabupaten Indramayu terus menerus diupayakan dan selalu mendapat perhatian yang besar dalam penanganannya, namun belum menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Indramayu, sehingga masih terdapat prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang masih belum memadai di beberapa wilayah.

(44)

278.293 unit dengan prosentase rumah tangga bersanitasi adalah sebesar 60,66 %. Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Cipta Karya Kabupaten Indramayu jumlah keluarga belum punya rumah pada tahun 2010 adalah sebanyak 72.925 KK.

4). Air Bersih

Ketersediaan infrastruktur penyediaan air bersih di Kabupaten Indramayu, dalam rangka penyediaan dan pengelolaan sumber daya air bersih, operasional pelaksanaannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Indramayu dan perorangan. Penyediaan sumber daya air khususnya kebutuhan air minum yang dikelola oleh PDAM untuk melayani masyarakat mengambil sumber dari mata air Sungai Cimanuk, Saluran irigasi induk Cipelang, Sungai Cipanas dan Saluran Irigasi Wanguk.

Cakupan pelayanan PDAM di Kabupaten Indramayu adalah 39,03 %. PDAM Kabupaten Indramayu saat ini mempunyai Kapasitas produksi terpasang 770 liter/ detik dengan jumlah pelanggan sampai dengan bulan juni 2010 berjumlah 62.962 unit yang terdiri dari 62.711 unit SR dan 251 hidran umum. PDAM di Kabupaten Indramayu saat ini memilki 11 Instalasi Pengolahan Air yaitu IPA Kepandean, IPA, Jatibarang, IPA Lohbener, IPA Pamayahan, IPA Babakan Jaya, IPA Jatisawit, IPA Kertasmaya, IPA ANjatan, IPA Losaranag, IPA Bangodua dan IPA Gabuswetan

2.4.3 Iklim Berinvestasi

Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong berkembangnya investasi antar lain fasilitas keamanan dan ketertiban wilayah, kemudahan proses perijinan dan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

(45)

Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban sampai dengan tahun 2010 relatif kondusif bagi berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai tindakan kejahatan kriminalitass, unjuk rasa dan mogok kerja yang merugikan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat ditanggulangi dengan sigap oleh apratur pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungannya.

b. Kemudahan Perijinan

Faktor pendukung yang sangat erat kaitannya dalam melakukan investasi adalah prosedur dan tata cara perolehan ijin atau pengurusan ijin untuk berinvestasi. Proses perijinan dalam berinvestasi dilaksanakan dengan pelayanan perijinan satu pintu (One Stop Services), melalui Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Indramayu. Kepastian prosedur, waktu dan keamanan perijinan merupakan kinerja utama pelayanan investasi. Dengan kemudahan perijinan berinvestasi diharapkan akan menarik minat investor dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Indramayu.

2.4.4 Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia memilih peranan yang penting dalam meningkatkan daya saing dan berkembangan investasi di daerah. Dalam kerangka pembangunan daerah, kualitas SDM sangat menuntukan bagi seseorang dalam memperoleh kesempatan kerja baik formal maupun nonformal baik di dalam maupun di laur negeri, dan kesempatan kerja sangat berkaitan dengan tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik kualitas SDMnya.

(46)

Komposisi Penduduk Berdasarkan Latar Belakang Pendididkan

Latar Belakang pendidikan Laki-laki(jiwa) Perempuan(jiwa) Jumlahjiwa) SD dan sederajat

Tamat SLTP dan sederajat Tamat SLTA dan sederajat Tamat Diploma +

413.301 21.423 98.311 22.276

464.43 84.557 53.273 20.617

877.780 205.980 151.584 42.893

Jumlah Total 552.311 622.920 1.175.231

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2010

Gambar

Tabel Lanjutan
Tabel 2.2Luas Lahan Kritis Berdasarkan Jenis di Kabupaten Indramayu
Tabel 2.3Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan
Tabel 2.4Penduduk Akhir Tahun Tiap Kecamatan Tahun (2004-2009) dan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan penelitian Arlinda (2011) yaitu N-total menunjukkan peningkatan selama proses pengomposan dan pada akhir pengomposan nilai N-total pada masing-masing

Tujuan penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Saputra (2007) dan Nurkolisyah (2005) yang membedakan adalah bahwa di dalam penelitian yang dilakukan ini di dalam

4.1.1 Mempresentasikan hasil dari praktikum untuk mengetahui prinsip kerja cermin dan lensa. Peserta didik dapat melukiskan pembentukan bayangan pada cermin dan

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya

internal, dan lingkungan kerja fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru sehingga untuk mencapai semangat kerja guru yang tinggi

Penelitian Sandi (2013) earnings response coefficient sangat berguna dalam analisis fundamental yaitu analisa untuk menghitung nilai saham sebenarnya

dicerminkan terhadap garis Lingkaran dengan pusat dan melalui titik asal adalah.. 8 E-book ini hanya untuk kalangan sendiri tidak untuk dijualbelikan

Penelitian mengenai gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja telah diteliti oleh Sutarmaningtyas (2014) yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan