• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPP K13 REV.2016 KELAS XI SMA BAB 4 SIST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RPP K13 REV.2016 KELAS XI SMA BAB 4 SIST"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Batu

Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI / 1

Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Tulang, Otot, dan Sendi

Alokasi Waktu : 6 X 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru diharapkan siswa mampu memahami pengertian

gerak

2. Melalu kegiatan diskusi diharapkan siswa mampu memahami fungsi

tulang, bagian-bagian tulang, dan jaringan penyusun rangka.

3. Melalui kegiatan diskusi diharapkan siswa mampu menjelaskan

macam-macam persendian

4. Melalui kegiatan diskusi diharapkan siswa mampu menjelaskan perbedaan

Otot antagonis dan otot sinergis

5. Melalui penjelasan guru siswa diharapkan mampu memahami otot yang

tersusun dari filamen dan miosin

6. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu membedakan struktur tulang

paha ayam yang direndam HCl dengan yang tidak direndam HCl

7. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu mengaitkan struktur, fungsi dan

kelainan sistem gerak dengan praktikum femur ayam

8. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menjelaskan pengaruh garam

terhadap kontraksi otot katak

9. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menganalisis hasil pengamatan

gerak otot dengan mekanisme kontraksi otot

10. Melalui kegiatan diskusi kliping siswa mampu menganalisis kelainan pada

sistem rangka yaitu gangguan fisik, gangguan fisiologis, gangguan

persendian, gangguan tulang belakang dan gangguan pada sistem otot

11. Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menyebutkan teknologi untuk

(2)

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

aspek fisik dan kimiawi, kehidupan

dalam ekosistem, dan peranan manusia

dalam lingkungan serta

mewujudkannya dalam pengamalan

ajaran agama yang dianutnya.

1.1.1 Menunjukkan sikap rasa

syukur kepada Tuhan atas rangka,

otot dan sendi yang telah diberikan

dalam tubuh manusia.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,

jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam

observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan

dan berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong royong, bekerjasama, cinta

damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam

dalam setiap tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan percobaan

di dalam kelas/laboratorium maupun di

luar kelas/laboratorium.

2.1.1 Menunjukkan sikap peduli

terhadap keselamatan diri dan

lingkungan dengan menerapkan

prinsip keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan pengamatan dan

percobaan di laboratorium, serta

berpendapat secara ilmiah dan kritis

dalam melakukan pengamatan dan

diskusi kelompok.

3.5 Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan penyusun organ pada

sistem gerak dan mengaitkan dengan

bioprosesnya sehingga dapat

menjelaskan mekanisme gerak serta

gangguan fungsi yang mungkin terjadi

pada sistem gerak manusia melalui

studi literatur, pengamatan, percobaan,

dan simulasi.

3.5.1 Menyebutkan fungsi rangka

pada manusia

3.5.2 Menyebutkan bagian-bagian

tulang penyusun rangka manusia

3.5.3 Menyebutkan macam-macam

tulang

3.5.4 Menjelaskan macam-macam

persendian

3.5.5 Menganalisis penyusun otot

sebagai gerak aktif

3.5.6 Menjelaskan fungsi otot

(3)

3.5.8 Membedakan antara jenis

gerak otot antagonis dan sinergis

3.5.9 Mengaitkan struktur, fungsi,

proses, dan kelainan atau penyakit

yang dapat terjadi pada sistem gerak

pada manusia melalui praktikum

femur ayam

3.5.10 Menganalisis hasil

pengamatan gerak otot dengan konsep

mekanisme kontraksi otot melalui

praktikum katak

4.5 Menyajikan karya tentang

pemanfaatan teknologi dalam

mengatasi gangguan sistem gerak

melalui penelusuran dari berbagai

sumber informasi.

4.5.1 Membuat kliping mengenai

kelainan dan teknologi untuk

membantu kelainan pada sistem gerak

C. Materi Pembelajaran Fakta

Penyusun rangka manusia, yaitu tengkorak, tulang badan, dan anggota gerak. Gerak

pada manusia dapat terjadi bila ada dua faktor yang bekerja secara sinergi, yaitu alat

gerak aktif (otot) dan gerak pasif (tulang/kerangka).

Konsep

a. Fungsi tulang dalam sistem rangka  Sebagai alat gerak pasif

 Menegakkan badan, misalnya tulang-tulang punggung  Memberikan bentuk badan

 Melindungi bagian-bagian tubuh yang penting misalnya jantung  Tempat melekatnya otot-otot

(4)

b. Bagian-bagian rangka

Didalam tubuh kita terdapat banyak tulang yang membentuk sebuah sistem

yang bernama sistem rangka. Sistem rangka pada manusia dibedakan menjadi 2

yaitu sebagai berikut:

 Rangka Aksial (sumbu tubuh), merupakan tulang-tulang yang berada dibagian tengah sumbu tubuh. Contohnya yaitu tulang tengkorak, ruas-ruas tulang

belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.

 Rangka Apendikular (anggota tubuh), tersusun dari tulang anggota gerak atas, gelang bawah, tulang anggota gerak bawah, dan gelang panggul yang

kemudian membentuk anggota gerak tubuh.

c. Macam-macam tulang

Dibagi menjadi 2 berdasarkan jaringan penyusunnya dan berdasarkan

bentuknya

 Pembagian Tulang Berdasarkan Jaringan Penyusunnya

Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibagi menjadi 2 yaitu tulang

rawan dan tulang keras.

a) Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan terdiri dari sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut

(5)

b) Tulang Keras (Osteon)

Tersusun dari sel tulang (osteosit) dan matriksnya mengandung kalsium

dan fosfat sehingga bersifat keras.

 Pembagian Tulang Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi 3 yaitu tulang pipih, tulang

pendek, dan tulang pipa.

1. Tulang Pipih, contohnya tulang tengkorak, tulang belikat, dan tulang

rusuk.

2. Tulang Pendek, contohnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki,

ruas jari, dan ruas tulang belakang.

3. Tulang Pipa, contohnya yaitu tulang hasta, pengumpil, betis, dan tulang

kering.

d. Persendian

Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang mampu digerakkan.

Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut persendian atau artikulasi.

a) Macam-macam persendian

 Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah secara leluasa atau bebas. Diartrosis masih dibagi lagi

(6)

 Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak terjadi gerakan  Amfiartrosis adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan

terjadinya sedikit gerakan.

e. Otot

Otot merupakan alat gerak aktif karena otot memiliki kemampuan untuk

berkontraksi.  Struktur otot

Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerk karena adanya sel otot. Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi.

Karena gerak kontraksi dan relaksasi ini, maka dapat disimpulkan

bahwa otot mempunyai karakter sebagai berikut:

1. Kontraksibiitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek (berkontraksi)

2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang (berelaksasi)

3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali pada ukuran

semula setelah memendek atau memanjang.  Fungsi otot

Fungsi otot antara lain:

1. Melaksanakan kerja, misalnya: berjalan, memegang, mengangkat

(otot lurik)

2. Mengalirkan darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot

polos)

3. Menggerakkan jantung (otot polos)

 Jenis gerak otot

a) Gerak antagonis (berlawanan)

Gerak antagonis adalah gerak otot yang berlawanan arah. Contohnya:

biseps dan trisep pada otot lengan atas. Jika otot pertama berkontraksi

dan otot yang kedua berelakasi, sehingga mneyebabkan tulang

tertarik/terangkat atauu sebaliknya.

(7)

1. Ekstensor-fleksor: meluruskan-membengkokkan

2. Abduktor-adduktor: menjauhkan-mendekatkan

3. Depressor-elevator: ke bawah-ke atas

4. Supinator-pronator: menengadah-menelungkup

b) Sinergis (bersamaan)

Gerak sinergis adalah gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot

berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Contoh: otot pronator

teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.

 Macam-macam otot

 Mekanisme gerak otot

f. Kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem gerak antara lain  Kelainan pada tulang

1. Fraktura sederhana

2. Fraktura kompleks

3. Fraktura greenstick

4. Fraktura comminuted

 Kelainan pada tulang belakang 1. Lordosis

(8)

3. Kifosis

 Kelainan pada sendi 1. Dislokasi

2. Keseleo

3. Ankilosis

4. Artritis

 Kelainan pada otot 1. Atrofi

2. Hipertrofi

3. Kejang otot

4. Kaku leher/stiff

5. Tetanus

6. Miastenia gravis

7. Distrofi otot

8. Hernia abdominalis

g. Teknologi untuk membantu Kelainan pada Sistem Gerak

Berikut ini beberapa teknologi yang mungkin dilakukan untuk mengatasi

gangguan pada sitem gerak manusia.

(9)

 Pada penderita arthritis dapat dibantu dengan sendi buatan atau penggunaan sepatu khusus

 Penyembuhan patah tulang dilakukan dengan cara

a) Pemasangan gips, bahan kapur yang diletakkan di sekitar tulang

yang patah

b) Pembidalan, benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling

tulang yang patah

c) Pembedahan internal, pembedahan untuk menempatkan batang

logam atau piringan pada tulang yang patah

 Kursi roda, merupakan alat abntu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh

penyakit, cedera, maupun cacat.

 Tangan dan kaki palsu, bagi penderita tuna daksa (cacat anggota tubuh) khususnya tangan dan kaki dapat dibantu dengan menggunakan kaki, baik

dikarenakan tangan dan kaki palsu.

 Biopsi otot merupakan salah satu teknik pengambilan otot untuk mendiagnosis penyakit kanker.

Prinsip

Manusia dapat bergerak secara aktif, yaitu pergerakan yang dapat terlihat dan

menimbulkan perubahan kedudukan.

Prosedur

Membuat kliping mengenai kelainan dan teknologi untuk membantu kelainan pada

sistem gerak

E. Metode Pembelajaran Pertemuan I

Pendekatan : Scientific

Model Pembelajaran : Discovery Based Learning

Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, presentasi, dan ceramah

Pertemuan II

Pendekatan : Cooperative

Model Pembelajaran : Student Team Achievement Divisions (STAD)

Metode Pembelajaran : Ceramah, Percobaan dan Presentasi

Pertemuan III

(10)

Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

Metode Pembelajaran : Penugasan, diskusi, dan Presentasi

F. Media Pembelajaran Pertemuan I

Media visual : Gambar/foto, Power point

Projected still media : LCD projector Projected motion media : Video dan Leptop

Pertemuan II

Media/Alat : LCD dan Leptop

Bahan : LKS, Larutan HCl, Tulang paha ayam dan Katak

Pertemuan III

Media/Alat : LCD dan Leptop

Bahan : Kliping mengenai kelainan dan teknologi untuk membantu kelainan

pada sistem gerak

G. Sumber Belajar

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Buku Biologi kelas XI dan sumber lainnya (Internet, buku literatur).

Video Manusia Karet

Kliping

Bahan Ajar Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam

Power points

H. Langkah-langkah Pembelajaran

KEGIATAN WAKTU

Pertemuan I (2x45 menit)

1. KEGIATAN PENDAHULUAN

a. Mengucapkan salam dan berdoa sebelum pelajaran dimulai

b. Memberi apersepsi dan motivasi belajar peserta didik dengan

melakukan senam kecil untuk meningkatkan konsentrasi

siswa. Dengan senam kecil siswa mampu melakukan berbagai

gerakan yang dapat dilakukan untuk itu kita harus senantiasa

bersyukur atas karunia tersebut. Salah satu bentuk rasa syukur

kita adalah menjaga tulang kita dengan mengkonsumsi

makanan sayur-sayuran dan buah-buahan terutama makanan

(11)

yang tinggi kalsium untuk itu dengan mempelajari materi kali

ini dengan sungguh-sungguh.

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

akan dicapai melalui power point

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus yaitu mengenai diskusi mengenai tulang, otot

dan sendi.

Dengan mengamati temannya tersebut siswa diharapkan

mampu mengemukakan pertanyaan dengan dibantu guru:  Mengapa tubuh temanmu itu dapat duduk dengan tegak?  Apa yang membuatnya tubuhnya seperti itu?

 Bagaimana kalau tidak ada sistem rangka pada manusia? c. Mengumpulkan Data

 Membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok dibagikan LKS

 Guru meminta siswa untuk mengkaji literatur melalui berbagai sumber mengenai rangka, sendi dan otot.

d. Mengasosiasikan

 Meminta siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa dan mencocokkan dengan literatur yang telah diperoleh.

 Meminta siswa untuk mempraktikkan macam-macam sendi  Bersama siswa guru mengajak siswa untuk menyanyikan

lagu “Jenis gerak otot” e. Mengkomunikasikan

Siswa menyimpulkan dan mempresentasikan hasil diskusi dari

LKS ke depan kelas. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi

yang dipresentasikan. Guru memfasilitasi jalannya diskusi.

3. KEGIATAN PENUTUP

Guru bersama siswa secara individual maupun kelompok

melakukan refleksi untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.

70 menit

(12)

 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

 Memberi tugas individu membawa literatur tentang struktur tulang dan kontraksi otot

 Memberikan tugas kelompok masing-masing membawa tulang paha ayam segar dan 1 ekor katak untuk setiap

kelompok.

 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya melakukan praktikum mengenai

struktur tulang dan percobaan pengaruh garam fisiologis

terhadap kontraksi otot.

 Memberitahukan bahwa pada pertemuan tersebut diadakan pretes dan postes

KEGIATAN WAKTU

Pertemuan 2 (2x45 menit)

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

 Melakukan pre-test tentang struktur tulang dan kontraksi otot

 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

 Membagikan LKP pada setiap kelompok dan menjelaskan prosedur praktikum yang akan dilakukan siswa

 Meminta siswa melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan prosedur yang tertulis di LKP

 Meminta siswa mengerjakan pertanyaan di LKP

 Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan data yang diperoleh dari praktikum

 Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

 Guru akan memberi tambahan materi dan memberi penguatan dari hasil praktikum

KEGIATAN PENUTUP

Guru bersama siswa secara individual maupun kelompok

melakukan refleksi untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.  Memberi penjelasan tentang materi sebagai penguatan

untuk siswa. Guru memberikan penekanan konsep

70 menit

(13)

 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

 Meminta siswa membuat laporan hasil praktikum

 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya mengenai Kelainan pada sistem

gerak dan teknologi yang mungkin untuk membantu

kelainan pada sistem gerak

KEGIATAN WAKTU

Pertemuan I (2x45 menit)

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

 Menayangkan video ice breaking agar siswa lebih berkonsentrasi

 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

 Memberikan 5 masalah kelainan pada sistem gerak dan teknologi yang membantu kelainan sistem gerak dengan

menggunakan artikel

 Mempresentasikan diskusi masalah kelainan gerak dan teknologi yang membantu kelainan sistem gerak

 Meminta semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lainnya bertanya serta memberikan

tanggapan

 Guru akan memberi tambahan materi kelainan pada sistem gerak dan teknologi untuk membantu kelainan pada sistem

gerak dan memberi penguatan dari diskusi masing-masing

artikel

KEGIATAN PENUTUP

Guru bersama siswa secara individual maupun kelompok

melakukan refleksi untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.  Bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak

langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung  Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

 Meminta setiap kelompok membuat kliping mengenai kelainan dan teknologi untuk membantu kelainan pada

sistem gerak

70 menit

(14)

G. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Teknik penilaian

Teknik penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Jenis Bentuk Instrumen

 Sikap  Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

 Tes Unjuk Kerja  Tes penilaian kinerja pengamatan praktikum struktur tulang dan kontraksi otot

 Tes Tertulis  Pre test  Laporan

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Kompetensi Sikap

1. Lembar pengamatan sikap/perilaku pada saat mendiskusikan dan

mengerjakan Lembar Kerja Siswa tentang rangka, otot dan persendian

No Aspek yang diobservasi (yang dinilai)

Hasil Pengamatan

1 2 3 4

1

Interaksi siswa dalam konteks

pembelajaran kelompok

2

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas

kelompok

3

Kerjasama antar siswa dalam belajar

kelompok

4

Menghargai pendapat teman dalam satu

kelompok

5

Menghargai pendapat teman dalam

kelompok lain

Jumlah

Total

Nilai Akhir (Total/5)

(15)

Aspek Kriteria Skor

Interaksi siswa dalam konteks

pembelajaran kelompok

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas

kelompok

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Kerjasama antar siswa dalam belajar

kelompok

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam satu

kelompok

Selalu tampak 4

Sering tampak 3

Mulai tampak 2

Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam

(16)

1 ...

2 ...

3 ...

4 ...

5 ...

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama

Keterangan: diisi dengan ceklis (√)

Skor : Ya = 1, Tidak = 0

Nilai = � �ℎ� � �� � � �

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Rubrik Penilaian Kinerja (Psikomotor) dalam Presentasi dan diskusi

Aspek Skor maksimal

Mempresentasikan hasil diskusi

dengan jelas

10

Artikulasi dalam mempresentasikan

materi cukup jelas

(17)

Rubrik Penilaian Kinerja (Psikomotor) dalam Pelaksanaan Praktikum

Dapat bekerjasama dengan baik dengan

anggota kelompok

Kurang dapat bekerjasama dengan anggota

kelompok

Tidak dapat bekerjasama dengan anggota

kelompok

Kurang aktif dalam menyelesaikan soal

Tidak aktif menyelesaikan soal

Lembar Penilaian Psikomotor

A :Keterampilan menggunakan alat dan bahan

B :Kerjasama dalam kelompok

(18)

Format Pemberian Skor Laporan Praktikum

Kelompok :

Kelas :

Tanggal Pengumpulan :

No Aspek Penilaian Skor

6 Jawaban Pertanyaan

SKOR TOTAL

SKOR RATA-RATA

Rubrik Penilaian

No Aspek Penilaian

1 Judul (5)

2

Latar Belakang

 Latar belakang lengkap sesuai dengan tujuan praktikum (20)  Latar belakang kurang sesuai dengan tujuan praktikum (15)  Latar belakang sangat kurang (10)

3 Data (5)

4

Analisis Data

 Analisis data rinci, sistematis dan sesuai dengan data (15)

 Analisis data rinci, kurang sistematis dan sesuai dengan data (10)  Analisis data kurang rinci, sistematis (5)

5

Pembahasan

 Pembahasan pada laporan sangat lengkap, dan membahas dengan benar (25)

 Pembahasan pada laporan lengkap dan membahas dengan benar (20)  Pembahasan pada laporan kurang lengkap (15)

6

Kesimpulan

 Kesimpulan berdasarkan data dan sebagai konsep yang benar (10)  Kesimpulan berdasarkan data dan sebagai konsep yang kurang benar

(7)

 Kesimpulan tidak berdasarkan data (3)

7 Daftar Rujukan (5)

(19)

Batu, Oktober 2016

Mengetahui,

Guru Pembimbing Magang (GPM) Guru Magang

Wartono, S.Pd Uswatu Hasanah

(20)

Lampiran 1 LKS (Pertemuan I)

A. Tujuan

1. Siswa mampu menjelaskan bagian-bagian rangka manusia

2. Siswa mampu menyebutkan fungsi rangka pada manusia

3. Siswa mampu mencocokkan nama-nama sendi dengan benar

4. Siswa mampu membandingkan otot-otot yang digunakan tubuh

B. Alat dan Bahan

1. Gambar Kerangka tubuh manusia

2. Alat tulis

3. Buku, Literatur dan Internet

Lembar Kerja Peserta Didik Rangka Manusia, persendian, dan otot Mengamati Sistem Rangka Manusia

Kelompok :

Anggota :1.

2.

3.

4.

5.

(21)

C. Tulislah Bagian-bagian rangka sesuai dengan nomer pada gambar

Nama Gambar Keterangan

(22)
(23)

1. 2. 3. 4.

D. Menjodohkan jenis sendi yang ada pada tubuh manusia  Hubungan antara tulang telapak tangan dan jari tangan  Hubungan antara tulang pengumpil dan hasta

 Hunbungan antara tulang lengan atas dan tulang belikat  Sendi pada siku dan lutut

 Hubungan antara sendi-sendi tulang pergelangan Tangan dan kaki

 Sendi pada tulang leher

E. Menyanyikan Lagu Jenis Gerak Otot dengan lirik seperti berikut ini

(Lagu Ampar-ampar pisang)

Otot antagonis itu banyak macamnya.. mari kita coba mempelajarinya..

Abduksi (menjauhkan) Adduksi (mendekatkan)

Supinasi (menengadah) Pronasi (menelungkup)

Depresi (kebawah) Elevasi(keatas)

Fleksi(membengkokkan) Ekstensi(meluruskan)

Lengan yang dibengkokkan otot bisep berkontraksi sedangkan otot trisep

akan berelaksasi sedangkan otot trisep akan berelaksasi

Lengan yang diluruskan itu kebalikannya bisep berelaksasi trisep

berkontraksi

bisep berelaksasi trisep berkontraksi itulah macam2 gerak antagonis..

marilah kita coba mempelajarinya..

(24)

Lampiran 2 (Pertemuan 2)

Petunjuk Praktikum Otot

1. Percobaan gerak otot katak Alat

 Section set 5 buah  Statif 5 buah  Golvani 5 buah  Tali raffia  Jarum pentul  Stopwatch

Bahan

 Katak 1 ekor  H2SO4 0,2 %  NaCl 20 %, 30%  CH3COOH  Api bunsen

Cara kerja.

Gerak reflek otot katak

1. Mengikat kedua alat gerak anterior katak dengan menggunakan tali

raffia dan menyambung pada statif

2. Mencubit bagian brachium posterior katak

3. Mengamati dan mencatat respon katak

4. Mendekatkan api dengan brachium posterior katak, mengamati dan

mencatat respon yang diberikan oleh katak

5. Memberikan rangsangan listrik dengan golvani terhadap brachium

posterior katak, mengamati dan mencatat respon yang diberikan oleh

(25)

Data Hasil Pengamatan

Kelompok :

Nama Kelompok : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Pengamatan gerak reflek katak terhadap rangsangan mekanik, kimia dan listrik

No Perlakuan Reflek

Sebelum Deserebrasi Setelah Deserebrasi

1 Cubit

2 Panas

3 Golvani (listrik)

+ : lambat

++ : sedang

+++ : cepat

++++ : sangat cepat

Analisis :

...

...

...

...

...

...

Pengamatan gerak otot katak terhadap rangsangan kimia

(26)

NaCl 30 % CH3COOH H2SO4

1 Thorax

2 Brachium posterior

Ket: ada/tidak

Analisis :

...

...

...

...

...

...

Soal Pretest (Pertemuan II)

1. Sebutkan dan jelaskan 2 Mekanisme gerak otot!

2. Jelaskan Mekanisme gerak otot?

3. Sebutkan jaringan penyusun tulang!

4. Apa fungsi kalsium (zat kapur) bagi tulang?

(27)

Lampiran 3 (Pertemuan 3)

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

Myasthenia Gravis, Penyakit yang Hampir Membuat Hidupku Segera Berakhir

Kompasiana.com

Kehidupan yang pada awalnya berjalan dengan mulus berubah begitu saya didiagnosa penyakit Myasthenia Gravis. Penyakit Autoimun yang menyebabkan kelemahan otot secara menyeluruh, hingga dapat mengakibatkan kematian.

Gejala awal saya rasakan pada akhir th 2007, saya merasakan rasa mengantuk yang amat sangat, seperti orang kurang tidur, mata seperti enggan membuka, bagaikan 2 hari 2 malam tidak tidur. Hingga suatu saat di awal th 2008, kelopak mata saya menutup sebelah. Nah.. Dari situlah saya mulai merasakan panik, bingung, kemudian saya memeriksakan kondisi mata saya ke dokter Spesialis mata di salah satu rumah sakit di Semarang. Dari hasil pengamatan dokter mata sejak awal sudah di curigai adanya Myasthenia Gravis, suatu nama yang aneh dan susah diucapkan. Yah.. bagiku perlu beberapa hari untuk fasih dan lancar untuk mengucapkan kata Myasthenia Gravis. Kemudian dokter mata tersebut memberi obat dan vitamin, dokter tersebut meminta untuk konsul 1 minggu lagi untuk diketahui perkembangannya.

(28)

Penyakit yang dapat menyebabkan pasien mengalami kelemahan, gagal nafas hingga kematian, dan biaya pengobatan dan perawatan yang juga tidak murah. Mungkin saya bukan orang yang begitu beruntung seperti MGers lain (Mgers adalah sebutan bagi penderita penyakit Myasthenia Gravis) yang dapat melakukan terapi pengobatan secara menyeluruh, seperti Plasmapheresis, Thymectomi, ataupun Gamaras, Dan semakin hari, saya semakin larut dalam kesedihan, hingga keadaan semakin drop, karena penyakit ini seakan menggerogoti tubuhku, keadaanku semakin parah, dengan kondisi ptosis kedua belah mata, jari jari kaku, lemah tangan dan kaki, cadel susah bicara, hingga susah mengunyah.

Demi kesembuhan akupun mulai melakukan terapi obat Mestinon dan Methyl prednisolone, dan juga melakukan pengobatan alternatif, dari akupuntur, reflexi dan juga herbal. Semakin lama kondisiku semakin baik, bahkan akupun sudah bisa melakukan banyak aktifitas layaknya orang normal yang ada disekitarku. Sekarang aku sudah dapat bersepeda, berenang, dan makan apa saja.

(29)

Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah penyakit Myasthenia Gravis?

2. Bagaimana gejala penyakit Myasthenia Gravis?

3. Apa penyebab penyakit Myasthenia Gravis?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan penyakit penyakit Myasthenia Gravis

(30)

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang. Osteoporosis akan menghilangkan elastisitas tulang sehingga menjadi rapuh dan menyebabkan mudah terjadi patah tulang (fraktur). Pada osteoporosis, penanda bone turn over dapat digunakan untuk memperkirakan kehilangan tulang pada wanita postmenopause, untuk memperkirakan kejadian fraktur osteoporotik dan untuk memantau efikasi pengobatan, terutama terapi anti resorpsi (HRT, bifosfonat dan calsitonin). Gejala yang terjadi biasanya: tinggi badan berkurang, bentuk tubuh berubah, tulang rapuh dan patah.

Data pasien baru osteoporosis rawat jalan di RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar selama tahun 2003 adalah 128 orang umur 45 – 64 tahun, dan 32 orang yang berumur + 65 tahun. Ada beberapa faktor risiko/penyebab osteoporosis diantaranya genetik, jenis kelamin dan masalah kesehatan kronis, defisiensi hormon, merokok, kurang olah raga serta rendah asupan kalsium. Bila dalam suatu keluarga mempunyai riwayat osteoporosis maka kemungkinan peluang anak mengalami hal yang sama adalah 60-80 %. Dilihat dari jenis kelamin 80 % wanita mengidap osteoporosis.

Risiko osteoporosis juga akan meningkat apabila mengidap penyakit kronis. Sedangkan hubungan antara perempuan osteoporosis karena menopause akibat dari penurunan hormon estrogen. (Siswono, 2003). Minum alkohol yang berlebihan dan merokok juga meningkatkan risiko patah tulang dua sampai tiga kali dibandingkan dengan laki-laki yang tidak merokok. Kafein dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui air seni. Begitu juga dengan minuman soft Drink yang mengandung karbonat dapat menghambat penyerapan kalsium oleh tubuh, ini bisa berakibat osetoporosis. (Siswono, 2003 ).

(31)

total asupan protein hewani dapat memperbesar risiko patah tulang pinggul pada wanita post menopause (Munger, 1999 ). Sekarang ada hal yang perlu dipertimbangkan untuk melindungi diri dari retak tulang yaitu dengan mengkonsumsi sayuran dan buah yang tinggi dimana Sebastian et al, melaporkan bahwa kalium dapat meningkatkan keseimbangan formasi mineral tulang. (Hegsted, 2001)

Teriparatide disetujui untuk mengobati osteoporosis pada pria dan wanita yang berada pada peningkatan risiko fraktur dan pengobatan juga mungkin termasuk nutrisi,. Jika keropos tulang karena penggunaan glukokortikoid, dokter mungkin meresepkan bifosfonat (misalnya, alendronate atau risedronate), memonitor kepadatan tulang dan tingkat testosteron, dan menyarankan menggunakan dosis efektif minimum glukokortikoid - dokter juga mungkin menyarankan penghentian obat ketika praktis , dan / atau pemberian topically (melalui kulit). Lain yang mungkin pendekatan pencegahan atau pengobatan termasuk kalsium dan / atau suplemen vitamin D dan aktivitas fisik secara teratur.

Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian tulang belakang dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik khusus. Pemberian semen tulang di maksudkan untuk menyangga dan memberi kekuatan pada tulang dari dalam. Dalam hal ini semen akan mengeras setelah 15 menit kemudian dan keesokan harinya pasien sudah dapat berjalan. Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru. Teknik ini merupakan hasil perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di sebut veselplasti karena teknik ini menggunakan balon sebagai pengganti pembuluh darah buatan. Kemudian balon tersebut diisi dengan bahan tulang yang memiliki sistem hidrolik sehingga pasien dapat tegak seperti sediakala. Pada teknik ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan. Untuk perbaikan tulang tersebut, pasien hanya memerlukan sayatan kecil untuk memasukkan alat pengisi bahan tulang.

(32)

Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Osteoporosis itu?

2. Bagaimana gejala penyakit Osteoporosis?

3. Apa penyebab penyakit Osteoporosis?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan penyakit penyakit Osteoporosis?

(33)

Kelas :

Kelompok :

Nama Anggota :

Fraktur / Patah Tulang

KOMPAS.com - Seorang pria di Inggris menderita patah tulang paha ketika melakukan gerakan yoga. Pria anonim ini sudah latihan yoga selama dua tahun dan baru saja mencoba yoga Asthanga gaya Mysore. Selama delapan pekan terakhir pria berusia 39 tahun ini berlatih yoga selama satu jam. Dalam satu kelas pagi, ia melakukan gerakan bernama Marichyasana B tanpa diawasi gurunya. Gerakan itu membuatnya meletakkan kaki di atas paha lalu meregangkan pinggul dan lutut sehingga kaki berada di garis berbentuk V di bawah perut. Lalu terjadilah kejadian horor, terdengar bunyi krak. Pria itu merasakan sakit luar biasa di paha kirinya. Demikian laporan dokter dalam case reports jurnal BMJ.

Di ruang gawat darurat dokter menemukan kaki bawah pria itu lebih pendek dari biasanya dan terotasi karena cedera tersebut. Pemeriksaan sinar X menunjukkan ia mengalami patah di poros femoralis, bagian panjang dan lurus dari tulang pahanya. Dokter mengatakan ini merupakan kasus terdokumentasi pertama bahwa seorang pria sehat mengalami fraktur tulang ketika sedang beryoga. Tulang paha merupakan yang terpanjang, terkuat dan terberat dalam tubuh manusia. Tulang paha bertugas sebagai salah satu tulang utama yang menyangga tubuh manusia. Fraktur tulang paha dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa. Termasuk di antaranya perdarahan di dalam, cedera pada organ dalam dan infeksi dari luka tersebut. Sebagian besar penyebab patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Pria itu dikirim untuk menjalani operasisekrup dengan tangkai didisain khusus yang diselipkan di tulangnya melewati sepanjang fraktur agar tulang tetap berada di posisinya. Sekrup diselipkan lewat irisan kecil untuk memaku kedua ujung tulang agar tulang dan paku berada di posisinya yang benar selama masa penyembuhan. Sepuluh hari setelah operasi, ia diperbolehkan pulang dan delapan bulan kemudian ia dapat berjalan kembali. Bebas dari rasa nyeri serta kembali ke kelas yoganya.

(34)

akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya; Krepitasi, Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan; Defirmitas, Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya; Gambaran X-ray menentukan fraktur. Teknologi yang digunakan dalam kasus ini diantaranya: Pembidaian, yaitu proses melekatkan papan kayu atau benda keras yang lain pada bagian sebelah kanan dan kiri tulang yang patah. Selanjutnya dilakukan pembalutan dengan perban; Pemasangan gips, yang dilakukan dengan cara pembalutan di daerah patah berbahan gips atau kapur; Pembedahan, dilakukan dengan cara membedah otot yang selanjutnya memasukkan dan memasangkan batang platina pada bagian tulang yang patah.

(35)

Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Patah Tulang itu?

2. Bagaimana gejala penderita Patah Tulang?

3. Apa penyebab terjadinya Patah Tulang?

4. Bagaimana solusi atau teknologi untuk pengobatan Patah Tulang?

(36)

Kelas : sehingga ibunya, Donna (35) harus membuatnya berdiri di wastafel dan mencuci kulitnya dengan kain flanel.

Charlie Ferris menderita skoliosis, tulang belakang yang membengkok secara tidak normal. Ia didiagnosis dengan skoliosis di Belfast’s Musgrave Park Hospital dengan kurva 28 derajat. Keanehan ini pertama kali disadari oleh ayahnya, Jody (36), ketika ia sedang menggendongnya pada Oktober 2015.

“Saya patah hati dan menangis selama berhari-hari. Para dokter saat itu ingin menunggu tiga bulan untuk melihat apakah kurvanya akan memburuk. Namun saya sangat khawatir dan berdoa agar ada keajaiban sehingga anakku tidak perlu membutuhkan pengobatan,” ujar Donna. Bila ada obat saran dokter adalah menggunakan obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita skoliosis dewasa dan bertujuan meredakan rasa nyeri. Obat yang diberikan biasanya parasetamol atau obat antiinflamasi non-steroid (AINS), seperti ibuprofen.

Pada Februari tahun ini, keluarga tersebut kembali datang ke rumah sakit tersebut, berharap mendengar ada kabar baik. Namun ternyata, setelah diperiksa, kurvanya bertambah menjadi 42 derajat. “Saya hampir pingsan saat mendengarnya,” ujarnya. Ada beberapa beberapa penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone disease, sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat operasi. skoliosis kongenital.

(37)
(38)

Lembar Diskusi Kelompok 1. Apakah skoliosis itu?

2. Bagaiman gejala skoliosis?

3. Apa penyebab skoliosis?

4. Apakah ada teknologi yang mendukung skoliosis?

(39)

Kelas : Kelompok :

Nama Anggota :

Rematik Arthritis

Rematik Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis dari sendi. Rematik Arthritis dapat juga menyebabkan peradangan jaringan di sekitar sendi, serta organ-organ lain dalam tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistem imunnya sendiri yang keliru. Karena dapat memengaruhi beberapa organ tubuh, rematik arthritis disebut sebagai penyakit sistemik dan kadang-kadang disebut penyakit rematik. Sementara rematik arthritis adalah penyakit kronis, berarti ia bisa bertahan selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. Biasanya, bagaimanapun, rematik arthritis adalah penyakit progresif yg memiliki potensi utk menyebabkan kerusakan sendi dan kecacatan fungsional.

Rematik arthritis adalah penyakit rematik yang umum, mempengaruhi sekitar 1,3 juta orang di Amerika Serikat, menurut data sensus saat ini. Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita seperti pada pria. Dapat menimpa siapapun juga. Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi paling sering dimulai setelah usia 40 dan sebelum 60. Dalam beberapa keluarga, beberapa anggota dapat dipengaruhi, menunjukkan dasar genetik untuk gangguan ini.

Sendi adalah dimana dua tulang bertemu untuk memungkinkan gerakan bagian tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan sendi rematik arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada sendi. Peradangan dari penyakit rematik dapat juga terjadi pada jaringan di sekitar sendi, seperti tendon, ligamen, dan otot. Pada beberapa pasien dengan rematik arthritis, peradangan kronis menyebabkan hancurnya tulang rawan, tulang, dan ligamen, menyebabkan deformitas sendi. Kerusakan sendi dapat terjadi pada awal penyakit dan semakin parah seiring bertambahnya usia individu.

(40)

mata. Faktor lingkungan juga tampaknya memainkan beberapa peran dalam menyebabkan rematik arthritis. Baru-baru ini, para ilmuwan telah melaporkan bahwa merokok tembakau meningkatkan risiko perkembangan rematik arthritis.

Ketika penyakit ini aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kurang nafsu makan, demam ringan, nyeri otot dan sendi, dan kekakuan. Otot dan kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi hari dan setelah periode tidak aktif. Rematik adalah umum selama gejala. Juga selama gejala, sendi sering menjadi merah, bengkak, nyeri, dan lembut. Hal ini terjadi karena lapisan jaringan sendi (synovium) menjadi meradang, sehingga produksi cairan sendi berlebihan (synovial fluid). Sinovium juga mengental dengan peradangan (synovitis).

Sinar X pada sendi dapat normal atau hanya menunjukkan pembengkakan jaringan lunak pada awal penyakit. Sebagaimana penyakit berkembang, sinar-X dapat menunjukkan erosi tulang yang khas dari rematik arthritis pada sendi. Sinar-X joint juga dapat membantu dalam memantau perkembangan penyakit dan kerusakan sendi dari waktu ke waktu. Pemindaian tulang, prosedur uji radioaktif, dan pemindaian MRI dapat menunjukkan sendi yang meradang atau terkikis.

Tidak ada obat dikenal untuk rematik arthritis. Untuk saat ini, tujuan pengobatan di rematik arthritis adalah untuk mengurangi peradangan dan nyeri sendi, memaksimalkan fungsi sendi, dan mencegah kerusakan sendi dan deformitas. Intervensi medis awal telah terbukti penting dalam meningkatkan hasil. Manajemen yang agresif dapat meningkatkan fungsi, menghentikan kerusakan sendi seperti yang terlihat pada X-ray, dan mencegah kecacatan bekerja. Pengobatan optimal untuk penyakit ini melibatkan kombinasi obat, istirahat, bersama-latihan penguatan, perlindungan sendi, dan pendidikan pasien (dan keluarga). Pengobatan disesuaikan dengan banyak faktor seperti aktivitas penyakit, jenis sendi yang terlibat, kesehatan umum, usia, dan pekerjaan pasien. Pengobatan yang paling berhasil bila ada kerja sama yang erat antara dokter, pasien, dan anggota keluarga.

(41)

Lembar Diskusi Kelompok

1. Apakah Rematik Arhritis itu?

2. Bagaiman gejala rematik arthritis?

3. Apa penyebab rematik arthritis?

4. Apakah ada teknologi yang mendukung penyembuhan rematik arthritis?

(42)

SOAL ULANGAN HARIAN BAB IV

Soal Pilihan Ganda

1. Sistem gerak melibatkan tulang, otot dan sendi. Berikut yang bukan merupakan fungsi dari tulang adalah…

a. Alat gerak pasif

b. Tempat penimbunan zat mineral

c. Memberi bentuk tubuh

d. Alat gerak aktif

e. Penyusun rangka

2. Berdasarkan struktur tulang dan matriksnya, tulang dibedakan menjadi… a. Kartilago dan osteon

b. Tulang rawan dan tulang pipa

c. Osteon dan tulang rawan hialin

d. Tulang pipa dan tulang pipih

e. Tulang keras dan tulang pipuh

3. Berdasarkan bahan pembentuknya, tulang rawan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu.

a. Hialin, kartilago, dan elastis

b. Hialin, fibrosa, dan elastis

c. Hialin, elastis, dan kondrin

d. Fibrosa, kartilago, dan osteoblas

e. Elastis, kartilago, dan osteon

4. Secara garis besar, rangka manusia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Yang termasuk ke dalam rangka aksial adalah… a. Tulang lengan

b. Tulang tungkai

c. Tulang tengkorak

d. Tulang telapak tangan

e. Tulang betis

5. Tulang keras atau osteon tersusun atas empat bagian, kecuali… a. Osteoblas

b. Osteosit

c. Osteoklas

d. Kondroblas

e. Osteoprogenator

6. Hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan erat oleh jaringan ikat yang menulang adalah…

(43)

b. Simfisis

c. Sindesmosis

d. Sinovial

e. Sinartrosis

7. Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh… a. Jaringan ikat serabut padat

b. Kartilago hialin

c. Kartilago elastis

d. Kartilago serabut pipih

e. Jaringan ikat serabut ligamen

8. Sendi yang terdapat pada hubungan antar tulang atlas dan tulang aksis yang

9. Tulang kelangkang manusia terdiri dari ruas-ruas yang jumlahnya… a. 12 ruas

b. 10 ruas

c. 7 ruas

d. 6 ruas

e. 5 ruas

10. Otot yang dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-kali adalah…

11. Kemampuan otot untuk memanjang dari ukuran semula disebut… a. Iritablilitas

b. Konduktivitas

c. Ekstensibilitas

d. Kontraksibilitas

(44)

12. Melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan kelumpuhan disebut…

a. Miestenia gravis

b. Stiff

c. Atrofi

d. Tetanus

e. Distrofi

13. Kebiasaan duduk miring ke kiri atau ke kanan pada anak yang masih dalam masa

pertumbuhan dapat menyebabkan . . . .

a. lordosis

b. skoliosis

c. kifosis

d. nekrosis

e. osteoporosis

14. Hubungan antartulang nomer 5 dan 6 adalah…

a. Sendi engsel

b. Sendi pelana

c. Sendi geser

d. Sendi peluru

e. Sendi luncur

15. Seseorang yang menderita kanker tulang dapat dibantu dengan teknologi di bawah ini, kecuali…

a. Kemoterapi

b. Radioterapi

c. Amputasi

d. Pembedahan

(45)

Uraian

1. Tuliskan 5 fungsi rangka bagi tubuh manusia!

2. Jelaskan mekanisme terjadinya kontraksi dan relaksasi otot!

3. Pada tangan kita terdapat sendi apa saja? Jelaskan!

4. Apakah perbedaan tulang keras dan tulang rawan!

5. apa yang dimaksud biopsi otot!

KUNCI JAWABAN

Pilihan Ganda

1. D

2. A

3. C

4. C

5. D

6. E

7. A

8. C

9. E

10. B

11. C

12. A

13. B

14. D

15. E

Uraian

1. Memberikan bentuk tubuh

Menahan dan menegakkan tubuh

Menjaga agar organ tubuh tetap berada ditempatnya

Melindungi organ-organ tubuh

Untuk bergerak yang dihendaki otot

2. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Rangsangan yang datang

(46)

asetilkolin yang menyebabkan aktomiosin mengerut (berkontraksi) dimana

kontraksi ini memerlukan energi.

Relaksasi terjadi jika otot sedang beristirahat. ATP yang digunakan untuk

kontraksi dikembalikan ke dalam otot.

3. Sendi luncur yaitu memungkinkan gerakan terbatas ke semua arah

Sendi peluru yaitu memungkinkan gerakan bebas kesegala arah

Sendi pelana yaitu memungkinkan gerakan dua arah

4. Tulang keras adalah tulang yang bersifat keras dan kaku yang tersusun dari zat

fosfor dan kapur. Tulang keras atau tulang yang biasa kita sebut sebagai tulang

saja atau tulang sejati ini merupakan alat gerak pasif, artinya tulang ini tidak dapat

bergerak sendiri kecuali digerakkan oleh otot.

Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat lentur yang terdapat di berbagai anggota

badan manusia maupun hewan, termasuk sendi di antara tulang, sangkar rusuk,

telinga, hidung

5. Biopsi otot adalah salah satu pengambilan otot untuk mendiagnosis penyakit

Gambar

Gambar Keterangan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menunjukkan bahwa proporsi penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia tahun 2012 adalah sebesar 7,31 persen dan faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP pada

Predictors: (Constant), kondisi kesehatan, tingkat pendidikan (tahun), jumlah anggota keluarga (orang), pendapatan (Rp/bulan), umur (tahun).a. Hasil

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menekankan pada penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian meliputi karakteristik simplisia, skrining fitokimia serta uji aktivitas antioksidan gabungan ekstrak biji petai

Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu melakukan kajian analisis secara kapasitas mengenai optimasi jaringan 2G/3G eksisting maupun jaringan LTE dengan teknik Joint

Jadi, secara umum, barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dikalikan dengan suatu bilangan tetap

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE IQRA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR. AL-QUR' AN DI TPA

Sepert1 yang d1Jelaslrnn dalam teon-teon d1 atas, 1v1atemat1lm adalah mata pelaJaran yang memerlukan kemampuan berfikJr dan menghafal yang tinggi. Kebanyakan siswa dalam