MAHASISWA MEMILIH AKADEMI KEBIDANAN KESEHATAN BARU DOLOK SANGGUL
Peneliti :
Drs. Pantas H Silaban, MBA. Ferry Panjaitan, SE., M.Si.
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
iii
4.1. Karakteristik Responden ... 46
4.2. Uji Asumsi Klasik ... 53
4.2.1. Uji Normalitas ... 53
4.2.2. Uji Multikolonieritas ... 55
4.2.2. Uji Hetero skedastisitas... 56
4.3. Pembahasan ... 57
4.3.1 Analisis deskriptif ... 57
4.3.2. Koefisien Determinasi (R2) ... 59
4.5.3. Uji Serempak (Uji F) ... 60
4.5.4. Uji Parsial(Uji t) ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1. Kesimpulan ... 67
5.2. Saran fxd.. ... 67
DAFTAR PUSTAKA... ... 69
iv
3.2. Definisi Operasional Variabel... 37
4.1. Penjelasan responden atas Variabel Variabel Produk ... 46
4.2. Penjelasan responden atas Variabel Biaya ... 47
4.3. Penjelasan responden atas Variabel Promosi ... 48
4.4. Penjelasan responden atas Variabel Tempat ... 49
4.5. Penjelasan responden atas Variabel orang ... 50
4.6. Penjelasan responden atas Variabel proses ... 50
4.7. Penjelasan responden atas Variabel pelayanan ... 51
4.8. Penjelasan responden atas Variabel pelayanan ... 51
4.9. Penjelasan responden atas Variabel keputusan ... 53
4.10. Hasil Uji Multikonearitas ... 56
4.10. Analisa Deskriptif Penelitian ... 58
4.11.Koefisien Determinan (R) ... 59
4.12.Uji Serempak ( Uji F ) ... 61
v
IV.2. Hasil Uji Normalitas ... 54
IV.3. Hasil Uji Normalitas (P-P Plot) ... 54
B. Bidang Ilmu : Ekonomi/Manajemen
C. Kategori Penelitian : Penelitian Untuk Mengembangkan Fungsi Kelembagaan Perguruan Tinggi.
Ketua Peneliti:
A. Nama Lengkap & Gelar: Drs. Pantas H Silaban, MBA. B. Jenis Kelamin : Laki-laki
C. Golongan/Pangkat : IV b/Pembinan Tkt I D. Jabatan Fungsional : Lektor
E. Jabatan Struktural :
F. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen Anggota Peneliti:
A. Nama Lengkap & Gelar: Ferry Panjaitan,SE.,M.Si B. Jenis Kelamin : Laki-laki
C. Golongan/Pangkat : III a D. Jabatan Fungsional : -
E. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen
2. Lokasi Penelitian : AKBID Kesehatan Baru Dolok Sanggul
3. Lama Penelitian : 5 Bulan (September 2011 s/d Januari 2012)
4. Biaya Penelitian : Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah)
Medan, 28 Pebruari 2012
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr.Ir. Parulian Simanjuntak,MA.
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian
Prof. Dr.Ir. Hasan Sitorus,MS.
Ketua Peneliti,
sama untuk dipilih calon mahasiswa yang tidak dapat ditampung di PTN dalam melanjutkan studinya. Itulah sebabnya setiap PTS harus melakukan strategi khusus yang berbeda dengan PTS lain. Besar kecilnya kemampuan untuk memperoleh mahasiswa tergantung dari penyampaian informasi tentang PTS yang bersangkutan, yang secara nyata terlihat dari strategi pemasaran jasa yang diterapkan oleh setiap PTS. Hal ini juga berlaku pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang berkembang di Sumatera Utara saat ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh variabel Produk/Program studi, Harga/Uang Kuliah, Promosi, Tempat, Orang, Proses, dan Pelayanan terhadap sikap mahasiswa Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul dan pengaruh sikap terhadap keputusan memilih kuliah di Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul yang berjumlah 246 orang, dan seluruh populasi tersebut dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala likert. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi sekarang menuntut mutu pendidikan yang berkualitas yang
mampu menghadapi kompetisi yang semakin ketat, untuk itu daya saing tenaga
kerja menjadi faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan yang harus dikedepankan, untuk itu lembaga
pendidikan tinggi dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas lulusannya agar
memiliki daya saing dengan lulusan lainnya baik dari dalam maupun dari luar
negeri.
Pada kondisi sekarang ini terlihat bahwa daya tampung mahasiswa di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbatas terutama Akademi Kebidanan. Oleh
karena itu seluruh Akademi Kebidanan di Sumatera Utara memiliki peluang yang
sama untuk dipilih calon mahasiswa yang tidak dapat ditampung di PTN dalam
melanjutkan studinya. Itulah sebabnya setiap PTS harus melakukan strategi
khusus yang berbeda dengan PTS lain. Besar kecilnya kemampuan untuk
memperoleh mahasiswa tergantung dari penyampaian informasi tentang PTS yang
bersangkutan, yang secara nyata terlihat dari strategi pemasaran jasa yang
diterapkan oleh setiap PTS. Hal ini juga berlaku pada Akademi Kebidanan
Kesehatan Baru Dolok Sanggul sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul merupakan salah satu
akademi kebidanan di sumatera utara yang berada dikabupaten humbang
hasundutan yang telah melaksanakan proses belajar mengajar. Sebagai akademi
yang dipercaya masyarakat untuk menciptakan tenaga medis yang memiliki
kompetensi dan berbudi pekerti seharusnya Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul harus berusaha menjaga kualitas jasa yang ditawarkan agar
mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Karena apabila konsumen
(mahasiswa) merasa puas atas jasa yang ditawarkan maka otomatis mahasiswa
tersebut akan memberitahukan kepada temannya atau saudara dan tetangganya.
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir ini Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul mengalami trend yang tidak menentu dimana dari tahun 2009 ke
tahun 2010 jumlah mahasiawa yang diterima Akademi Kebidanan Kesehatan
Baru Dolok Sanggul meningkat dan selanjutnya menurun tahun 2011 penurunan
dan peningkatan jumlah mahasiswa itu sepertinya tiak sesuai dengan apa yang
dilakukan oleh Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul tiga tahun
terakhir dimana promosi dari tahun ketahun tetap meningkat dan juga pelanyanan
yang terus meningkat tahun demi tahun. Bauran pemasaran jasa memiliki
pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan suatu strategi bauran pemasaran karena
strategi bauran pemasaran memiliki keterkaitan terhadap kebijakan strategi
pemasaran. Dalam memahami pemasaran jasa pendidikan tinggi tidak terlepas
dari produk (program studi), harga ( biaya pendidikan), promosi, lokasi, orang,
Status akreditasi suatu perguruan tinggi merupakan cermin kinerja
perguruan tinggi yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi serta
relevansi suatu program studi yang diselenggarakan. Saat ini status Akreditasi
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul saat ini sudah terakreditasi
dengan nilai Akreditasi C.
Karena calon mahasiswa yang berminat untuk menjadi bidan bebas
memilih perguruan tinggi swasta yang lain maka Akademi Kebidanan Kesehatan
Baru Dolok Sanggul harus dapat menarik mahasiswa dengan cara menetapkan
strategi bauran pemasaran jasa dengan menawarkan produk yang dibutuhkan,
harga yang sesuai, lokasi, promosi yang dibutuhkan konsumen (mahasiswa),
orang, proses dan pelayanan. Kemampuan profesionalisme Akademi Kebidanan
Kesehatan Baru Dolok Sanggul dalam mengoptimalkan strategi bauran pemasaran
cenderung diarahkan pada perilaku mahasiswanya dalam memilih Akademi
Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul sebagai tempat belajarnya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh produk (program studi) terhadap keputusan
mahasiswa memilih kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
2. Bagaimana Pengaruh harga (Uang kuliah), terhadap keputusan mahasiswa
3. Bagaimana Pengaruh lokasi terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
4. Bagaimana Pengaruh promosi terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
5. Bagaimana Pengaruh orang terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah
pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
6. Bagaimana Pengaruh proses terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
7. Bagaimana Pengaruh pelayanan terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
8. Bagaimana Pengaruh Sikap terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah
pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
I.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
strategi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari : produk (program studi), harga
(Uang kuliah), lokasi, promosi, orang, proses dan pelayanan terhadap keputusan
mahasiswa memilih kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok
Sanggul.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pihak Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul, dalam
rangka meningkatkan jumlah calon mahasiswa yang memilih kuliah di
2. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang
dimiliki akan bertambah luas terutama mengenai Bauran pemasaran jasa.
3. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu
Rezeki (2004) melakukan penelitian dengan judul analisis pengaruh bauran
pemasaran terhadap kepuasan mahasiswa. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
adalah produk (program studi), harga (Uang kuliah), lokasi, promosi, orang, proses,
pelayanan dan keputusan memilih dan teknik analisisdatanya adalah Regresi Linear
Berganda, hasil penelitian ini aalah bahwa secara simultan variabel bebas yang terdiri
dari produk (program studi), harga (Uang kuliah), lokasi, promosi, orang, proses,
pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan mahasiswa
memilih belajar di STIE IBBI Medan.
II.2. Teori Tentang Produk
Secara umum kualitas dapat didefinisikan sebagai sesuatu keunggulan
ataupun keistimewaan. Sedangkan kualitas yang dirasakan dapat didefinisikan
sebagai suatu penilaian konsumen akan keunggulan ataupun keistimewaan secara
menyeluruh terhadap suatu produk (Zeithaml, 1988). Menurut pendapat lain kualitas
adalah suatu bentuk penilaian yang menyeluruh atas suatu produk yang hampir sama
dengan pendirian. Terdapat 2 (dua) macam kualitas yaitu :
Yaitu kualitas yang dirasakan sebagai suatu bentuk pe nilaian yang
menyeluruh atas suatu produk atau suatu penaksiran nilai yang sifatnya
global.
2. Kualitas Kognitif
Yaitu suatu penarikan kesimpulan tentang kualitas yang didasarkan pada
isyarat-isyarat tingkat rendah dan evaluasi produk secara menyeluruh.
Harapan pelanggan akan kualitas secara keseluruhan dan kualitas yang
diterima yang dialami berdasarkan pengalaman yang selalu akan mempengaruhi
terhadap nilai yang diterima mengenai rating yang diberikan kualitas akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Untuk menyimpulkan suatu kualitas konsumen biasanya menggunakan
isyarat-isyarat yang menandakan kualitas tersebut, isyarat tersebut telah dibedakan
menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Isyarat Intrinsik, yaitu isyarat-isyarat yang meliputi komposisi fisik suatu
produk. Contoh misalnya bentuk atau kemasan.
2. Isyarat Ekstrinsik, yaitu isyarat-isyarat yang terkait dengan produk tetapi
bukan pada bagian fisik produk itu sendiri. Contohnya adalah harga, merek,
iklan atau informasi. Sifat dari isyarat ekstrinsik adalah bukan produk
spesifik sehingga dapat menjadi indikator umum kualitas.
Kualitas produk dapat dirasakan dalam 8 (delapan) dimensi yaitu :
b. Feature
c. Reliability (Kehandalan)
d. Conformance (Kesesuaian)
e. Durability (Keawetan)
f. Serviceability
g. Estetik
h. Image
Namun demikian beberapa pendapat menyatakan bahwa kualitas produk
tidak dapat diobservasi sampai pada produk tersebut dibeli dan digunakan, hal itu
berarti pengalaman dapat digunakan dengan baik untuk menilai kualitas suatu
produk. Kualitas produk sebagai keunggulan suatu produk terhadap penilaian
konsumen memiliki empat indikator yaitu :
a. Kemasan.
b. Keawetan
c. Kehandalan
d. Mudah digunakan
Namun demikian beberapa pendapat menyatakan bahwa kualitas produk
tidak dapat diobservasi sampai pada produk tersebut dibeli dan digunakan, hal itu
berarti pengalaman dapat digunakan dengan baik untuk menilai kualitas suatu
produk. Kualitas dapat dijabarkan secara lebih kompleks sebagai superior atau
pernyataan konsumen tentang keunggulan atau superior produk secara keseluruhan
(Zeithaml, 1988). Secara tradisional, kualitas dapat dikatakan sebagai tanggung jawab
pabrikan, namun demikian aplikasi konsep serta metode peningkatan kualitas
merupakan hal yang paling utama untuk meningkatkan kinerja semua fungsi bisnis.
Program peningkatan kualitas dikembangkan tidak hanya pada lini produk saja
melainkan mencakup semua fungsi bisnis sehingga proses pemesanan menjadi tugas
bagi peningkatan kualitas. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka
peningkatan kualitas harus mempunyai hubungan dengan persepsi konsumen tentang
kualitas itu sendiri. Setiap kegiatan perusahaan hendaknya diarahkan pada keinginan
dan kebutuhan konsumen. Karena pertimbangan dalam menentukan pilihan merek
Olshancsky (1985 : 25), memandang kualitas sebagai bentuk evaluasi produk secara
menyeluruh. Kualitas merupakan bahan pertimbangan nilai dan kualitas merupakan
proposal yang lebih tinggi dari atribut yang ada dan hanya dapat diperoleh sebelum
pembelian atau dalam pencaharian atribut yang ada dan hanya dapat diperoleh
dengan mengkonsumsi atau sering dikatakan sebagai atribut pengalaman.
II.3. Teori Tentang Harga
Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang
berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Ketika memilih diantara
transaksi pembelian. Doyle dan Saunders (1985:56) menemukan bukti empiris bahwa
dengan cara mengurangi harga maka akan meningkatkan ancaman ketika harganya
akan dinaikkan. Faktor lain yang menunjukkan bahwa konsumen juga
mempertimbangkan harga yang lalu dan bentuk pengharapan pada harga di masa
yang akan datang yang mungkin tidak optimal, apabila konsumen menunda
pembelian di dalam mengantisipasi harga yang lebih rendah di masa mendatang.
Namun penurunan harga pada merek berkualitas menyebabkan konsumen akan
berpindah pada merek lain, akan tetapi penurunan harga pada merek yang berkualitas
rendah tidak akan menyebabkan konsumen berpindah pada merek yang lain dengan
kualitas yang sama. Dan biasanya konsumen mempelajari informasi harga dengan
dua cara, yaitu dengan disengaja atau intentional dan secara kebetulan atau
insidental. Cara belajar secara disengaja berhubungan dengan pencarian yang aktif dan penghafalan harga yang ada, khususnya bagi merek-merek tertentu. Belajar
secara insidental termasuk di dalamnya perbandingan secara jelas akan harga
sekarang dengan harga sebelumnya yang disimpan dalam ingatan.
Jadi harga juga merupakan variabel penting yang digunakan oleh konsumen
krena berbagai alasan, baik karena alasan ekonomis yang akan menunjukkan bahwa
harga yang rendah atau harga yang selalu berkompetisi merupakan sala satu variabel
penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, juga alasan psikologis dimana harga
dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen
kompetisi yang menentukan.
Pengaruh harga memberikan gambaran baru tentang strategi komunikasi dan
pemasaran untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Rumusan harga untuk kepuasan
dikemukakan secara luas, bahwa ada dua prinsip mekanisme harga, yaitu potensial
menandai kualitas dari sebuah produk. Penjualan produk berkualitas tinggi
kemungkinan dapat ditandai oleh tingginya kualitas produk berdasarkan harga yang
tinggi pula. Jika hubungan antara biaya tinggi dan kualitas tinggi diketahui,
konsumen dapat menduga dari harga yang tinggi bahwa produk itu berkualitas tinggi.
Xie dan Shugan (2000:230) mengungkapkan bahwa konsumen yang baru lebih
sensitive dalam perbandingan harga daripada konsumen yang lama dalam waktu melakukan transaksi pembelian. Hal inilah yang kadang menciptakan kesempatan
untuk membedakan harga bagi pendatang baru dikaitkan dengan harga yang sangat
sensitive.
II.4. Teori Tentang Promosi
Promosi adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi persepsi
konsumen. Tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk
serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan produknya. Tujuan melakukan
Promosi penjualan seperti pameran dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan
dalam bauran promosi (Cravens, 1995). Menurut Basu Swastha (1984) promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Studi Kopalle dan Lehmann (1995) dan penelitian yang dilakukan Andrews
(1989) tentang pengaruh promosi terhadap kualitas produk baru menyimpulkan
kepercayaan dan penilaian konsumen terhadap kualitas dapat dibangun dengan
membina hubungan erat antara produsen dengan konsumen melalui pendekatan
strategi promosi yang tepat. Promosi dapat diukur melalui daya tarik promosi,
jangkauan promosi, frekuensi promosi dan efektifitas promosi. Promosi
menyebabkan konsumen lebih sensitive terhadap harga dan signal promosi berpengaruh positif pada perilaku konsumen dalam pemilihan suatu produk.
Mela dan Gupta (1997: 252) mengembangkan bermacam-macam model
parameter yang mempengaruhi timbulnya pembelian dan kuantitas pembelian untuk
mengetahui dengan pasti apakah peningkatan promosi telah mempengaruhi keputusan
pembelian ulang produk dalam jangka panjang. Promosi yang dilakukan secara
menarik akan memudahkan konsumen dalam menilai suatu produk karena konsumen
dihadapkan pada beberapa spesifikasi produk dengan keunggulan masing-masing.
Kegiatanpromosiyang dilakukan oleh sebuah perusahaan memiliki berbagai
1. Modifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi diharapkan dapat menciptakan image produk kepada masyarakat, dengan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat diharapkan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat terhadap produk yang sudah
dikenalnya.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi juga bertujuan untuk memberitahukan keberadaan produk di
masyarakat, hal ini bermanfaat terutama pada produk baru yang sedang
diluncurkan di pasaran, dengan promosi diharapkan masyarkat mendapatkan
informasi tentang keberadaan suatu produk.
3. Membujuk
Kegiatan promosi yang efektif kepada konsumen mampu membawa manfaat
persuasif (membujuk) sehingga setelah konsumen mendapatkan informasi yang
lengkap tentang produk yang ditawarkan diharapkan dapat berubah pola pikirnya
dan memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan.
4. Mengingatkan
Kegiatan promosi bermanfaat pula sebagai pengingat terhadap produk
perusahaan yang sudah beredar dimasyarakat tetapi selama ini kurang
mendapatkan perhatian dari masyarakat luas, hal ini dikarenakan kegiatan
II.5. Teori Tentang Lokasi
Menurut Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah
lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga-lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk
menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke
konsumen. Sedangkan Menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
Menurut Assauri (1990 : 3) Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga
yang memasarkan produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Kotler (1991 : 279) Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau
perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu
memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen
ke konsumen.
Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor, adalah:
- Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu
mengembangkan organisasi penjualan langsung.
- Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala
operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
- Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka
- Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang
dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.
Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi
harus melakukan pertimbangan yang baik.
Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997 : 531-532) adalah :
• Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan pesaing
untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
• Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif tentang
produk yang ditawarkan.
• Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain,
sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan.
• Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.
• Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui bank atau
lembaga keuangan lainnya.
• Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada
organisasi / orang lain.
• Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan
• Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam
pekerjaan saluran distribusi.
• Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
saluran distribusi.
Macam Saluran Distribusi
Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya :
1. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena
tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya
melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh
karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
2. Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar
saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh
pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran
distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian
oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani
4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi
ini terutama agen penjualan. (Swastha dan Irawan, 1997, p.295-297
II.6. Teori Tentang Orang
Menurut Yazid (2001) menyatakan ”Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi
pembeli”. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan,
konsumen, dan konsmen lain dalam lingkungan jasa.
Salah satu aspek penting dalam memandang person merupakan unsur vital dalam
organisasi dan juga dalam bauran pemasaran karena perusahaan jasa banyak
melakukan kontak dengan pelanggan. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh
perusahaan/produsen maupun yang oleh konsumen akan sangat tergantung dengan
Payne (2001) menyatakan bahwa pentingnya orang dalam pemasaran jasa mengarah
pada minat yang lebih besar dalam pemasaran internal. Ini menyadari pentingnya
menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan
mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhankebutuhan
individu. Yazid (2005) menyatakan bahwa .Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.
Yang termasuk dalam elemen ini adalah personil perusahaan, konsumen dan jasa lain
dalam lingkungan jasa..
People yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang akan diberikan. Keputusan dalam people dalam mencapai kualitas sangat berhubungan dengan seleksi, training, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Pentingnya people dalam memberikan pelayanan berkualitas berkaitan dengan internal marketing. Internal marketing adalah interaksi antara setiap karyawan dan tiap departemen dalam organisasi.
Ada 4 (empat) kriteria berpengaruh aspek people yang mempengaruhi konsumen (Lupiyoadi, 2001), yaitu:
1. Contractors, dalam hal ini people
a. Berinteraksi langsung dengan konsumen dengan frekuensi yang cukup sering.
b. Sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.
2. Modifier
b. Tidak secara langsung mempengaruhi keputusan konsumen, misalnya resepsionis.
3. Influencers
a. Mereka ini tidak secara langsung kontak dengan konsumen.
b. Tetapi mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli, misalnya tim
kreatif pembuat iklan
4. Isolateds
a. Tidak sering bertemu dengan konsumen.
b. Tidak secara langsung ikut dalam marketing mix, misalnya bagian administrasi penjualan, bagian pengolahan data dan lainnya.
II.7. Teori Tentang Proses
Proses atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen yang kontak
pelayanannya tinggi, yang seringkali merupakan perwakilan perusahaan tersebut.
Misalnya pasien rumah sakit sangat terpengaruh dengan cara staf atau karyawan
rumah sakit tersebut dalam menangani pasien tersebut. Dalam perusahaan jasa
manajemen pemasaran dan manajemen produksi sulit untuk dibedakan. Yazid (2005)
menyatakan bahwa .lingkungan fisik merupakan elemen substansif dalam konsep
jasa. Oleh karena itu para pemasar jasa semestinya terlibat dalam proses desain,
Sebelum calon mahasiswa memutuskan untuk masuk ke perguruan tinggi
tersebut biasanya calon mahasiswa datang dan melihat gedung, kondisi ruangan
kantor maupun ruang perkuliahan, sarana prasarana lain seperti perpustakaan,
II.8. Teori Tentang Pelayanan
Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa .layanan pelanggan seringkali dilihat
sebagai bagian dari unsur bauran pemasaran tempat (place) dan dikaitkan dengan komponen distribusi dan logis dari unsur tersebut. Layanan pelanggan berbeda antar
organisasi/perusahaan. Pada perusahaan jasa layanan pelanggan merupakan kualitas
total dari jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan, sehingga tanggung jawab terhadap
unsur bauran pemasaran tidak terbatas hanya pada departemen atau bagian layanan
pelanggan saja tetapi perhatian dan tanggung jawab semua personil dalam organisasi.
II.9. Teori Tentang Sikap
a. Teori Tentang Sikap
Definisi sikap menurut Allport dalam setiadi (2003 : 214) adalah suatu mental
dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui
pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap
perilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Allport tersebut mengandung makna
bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widiyatun,
1999). Indrawijaya mendefiniskan sikap (attitude) dapat didefeniskan sebagai suatu cara bereaksi terhadap suatu ransangan yang tinggi dari seseorang atau dari suatu
situasi (Indrawijaya 2000:40) Sedangkan menurut Notoatmodjo (2002) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan tehadap objek.
Thurstone mendefinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek
negative terhadap suatu objek psikologis (dalam Azwar, 2007). Sikap atau
Attitude senantiasa diarahkan pada suatu hal, suatu objek. Tidak ada si kap tanpa adanya objek (Gerungan, 2004). LaPierre mendefinisikan sikap sebagai suatu
pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah
respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Definisi Petty &
Cacioppo secara lengkap mengatakan sikap adalah evaluasi umum yang dibuat
2007). Azwar (2007), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka
pemikiran.
Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti
Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut mereka sikap
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chave, Bogardus,
LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
caracara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan yang
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada
skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi
didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Jadi
berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif,
afektif dan konatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Azwar (2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga
agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
a. Pengalaman pribadi
Middlebrook (dalam Azwar, 2007) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman
yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikol ogis, cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah
terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan
faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi akan menghasilkan pengalaman
yang lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Burrhus Frederic Skinner, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan
pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi
seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah penguat (reinforcement) yang kita alami (Hergenhan dalam Azwar, 2007). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu
dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
individu terhadap berbagai masalah.
d. Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif
dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu system mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan
buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan sehingga
tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut
berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila
terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan
mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga
orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran
moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering kali
menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
f. Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu
begitu frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih
persisten dan bertahan lama.
Menurut Bimo Walgito (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003),
pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam menanggapi
dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau
ditolak.
b. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang
Mednick, Higgins dan Kirschenbaum (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003)
menyebutkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
a. Pengaruh sosial, seperti norma dan kebudayaan.
b. Karakter kepribadian individu
c. Informasi yang selama ini diterima individu
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap
dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang berasal dari luar individu dan faktor
intrinsik yang berasal dari dalam individu.
2.10. Teori Tentang Keputusan Memilih
Cara konsumen memilih produk dipengaruhi oleh pengalaman dan kebiasaan
masa lalu yang menyenangkan. Faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal dari
individu, serta kekuatan pendorong (stimulus) akan menentukan respon konsumen dalam pengambilan keputusan.
Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa:
Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif penting,yaitu:
1. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar
untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.
2. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut
sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, danuntuk menetapkan
3. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya.
Menurut Suryani (2008) ada lima peranan yang terlibat dalam pengambilan
keputusan, yaitu:
a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang/jasa.
b. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.
d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
e. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.
Assael dalam Suryani (2008) mentyatakan bahwa .ada dua dimensi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu tingkat pengambilan keputusan dan
derajat keterlibatan saat membeli.. Konsumen sering melakukan pencarian informasi
dan evaluasi terhadap merek lain sebelum melakukan pengambilan keputusan.
Namun ada pula konsumen yang jarang mencari informasi tambahan karena
konsumen ini sudah terbiasa terhadap produk tersebut.
Pada sisi lain konsumen yang terlibat dalam pembelian tidak jarang terlibat
dengan image konsumen, adanya keterkaitan secara terus menerus dengan produk tersebut, beresiko tinggi, pertimbangan emosional dan pengaruh dari group.
Kotler (2007) menyatakan bahwa .perilaku pembelian konsumen dipengaruhi
oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Yang mempunyai pengaruh paling
luas dan paling dalam adalah faktor-faktor budaya.. Selain faktor di atas dalam
melakukan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi sikap atau pendirian orang
lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi. Semakin dekat konsumen dengan
seseorang maka semakin besar pengaruh orang tersebut terhadap keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, artinya konsumen akan semakin
menyesuaikan maksud pembeliannya. Preferensi seseorang akan semakin besar
terhadap seorang konsumen bila orang tersebut juga sangat menyukai merek tertentu.
Pengaruh orang lain akan semakin kompleks jika beberapa orang dekat dengan
pembeli mempunyai pendapat yang berlawanan dan sipembeli ingin menyenangkan
mereka semua.
II.11. Teori Tentang Keputusan Memilih
Cara konsumen memilih produk dipengaruhi oleh pengalaman dan kebiasaan
masa lalu yang menyenangkan. Faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal dari
individu, serta kekuatan pendorong (stimulus) akan menentukan respon konsumen dalam pengambilan keputusan.
Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa:
1. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar
untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.
2. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut
sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, danuntuk menetapkan
perilaku diantara alternatif yang ada.
3. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya.
Menurut Suryani (2008) ada lima peranan yang terlibat dalam pengambilan
keputusan, yaitu:
a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang/jasa.
b. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.
d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
e. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.
Assael dalam Suryani (2008) mentyatakan bahwa .ada dua dimensi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu tingkat pengambilan keputusan dan
dan evaluasi terhadap merek lain sebelum melakukan pengambilan keputusan.
Namun ada pula konsumen yang jarang mencari informasi tambahan karena
konsumen ini sudah terbiasa terhadap produk tersebut.
Pada sisi lain konsumen yang terlibat dalam pembelian tidak jarang terlibat
begitu dalam karena produk amat penting bagi konsumen tersebut yang berhubungan
dengan image konsumen, adanya keterkaitan secara terus menerus dengan produk tersebut, beresiko tinggi, pertimbangan emosional dan pengaruh dari group.
Kotler (2007) menyatakan bahwa .perilaku pembelian konsumen dipengaruhi
oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Yang mempunyai pengaruh paling
luas dan paling dalam adalah faktor-faktor budaya.. Selain faktor di atas dalam
melakukan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi sikap atau pendirian orang
lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi. Semakin dekat konsumen dengan
seseorang maka semakin besar pengaruh orang tersebut terhadap keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, artinya konsumen akan semakin
menyesuaikan maksud pembeliannya. Preferensi seseorang akan semakin besar
terhadap seorang konsumen bila orang tersebut juga sangat menyukai merek tertentu.
Pengaruh orang lain akan semakin kompleks jika beberapa orang dekat dengan
pembeli mempunyai pendapat yang berlawanan dan sipembeli ingin menyenangkan
II.12. Kerangka Berpikir
Dalam strategi pemasaran, ada dua variabel besar yang perlu diperhatikan,
yaitu variabel yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat dikontrol. Salah
satu dari variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah bauran pemasaran
(marketing mix), yaitu kombinasi dari berbagai variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam
penjualan, sehingga akan dicapai volume penjualan dengan biaya yang
memungkinkannya mencapai tingkat laba yang diinginkan.
Pada sektor jasa, strategi pemasaran juga mutlak diperlukan untuk
meningkatkan volume penjualannya. Selama ini para pemasar telah mengenal empat
komponen dasar atau unsur-unsur dalam bauran pemasaran, yaitu produk, harga,
promosi dan distribusi atau yang biasa disebut dengan 4P (Product, price, promotion,
& place). Dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan
dikombinasikan untuk keperluan komunikasi dengan konsumen jasa. Elemen-elemen
tersebut adalah: orang (People or Personal traits), lingkungan fisik dimana jasa
diberikan atau bukti fisik (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process).
Dengan demikian 4P’s yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu
diperluas menjadi 7P’s jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa (Yazid, 1999:20).
Dalam menentukan strategi bauran pemasaran yang tepat, yang perlu
dipahami terlebih dulu adalah perilaku konsumen. Dengan mengenal konsumen akan
keputusannya serta berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam
mengambil keputusan atas pembelian suatu produk.
Konsumen dalam memantapkan keputusan pembelian suatu produk, terlebih dahulu
akan mempertimbangkan berbagai informasi yang mereka terima, termasuk
diantaranya unsur-unsur bauran pemasaran. Bauran pemasaran produk yang
ditanggapi atau direspon dengan baik (positif) oleh konsumen akan memiliki peluang
yang besar bagi produk tersebut untuk dibeli. Dapat diasumsikan bahwa penilaian
atau tanggapan konsumen terhadap bauran pemasaran akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui tanggapan
konsumen terhadap bauran pemasaran yang dilakukannya. Perusahaan yang
memahami betul bagaimana tanggapan konsumen terhadap unsur-unsur bauran
pemasaran produknya akan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding pesaingnya.
Seperti halnya barang, ketika konsumen akan memilih jasa suatu perguruan
tinggi swasta, mereka juga dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah
faktor bauran pemasaran yang dilakukan oleh perguruan tinggi swasta tersebut.
Keputusan Memilih
Tempat
Orang
Harga
Sikap
Promosi
Produk
Proses
Pelayanan
II.13. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Produk (program studi) Berpengaruh signifikan terhadap keputusan
mahasiswa memilih kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok
Sanggul.
3. Harga (Uang kuliah), Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
memilih kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
4. Lokasi Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah
pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
5. Promosi Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
6. Orang Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah
pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
7. Proses Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah
pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
8. Pelayanan Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah pada Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
9. Sikap Berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah pada
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa Akademi Kebidanan
Kesehatan Baru yang berlokasi di Bukit Sipalangki Dolok Sanggul. Adapun
penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada September 2011 s.d Januari 2012.
III.2 Metode Penelitian
III.2.a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan survey dengan jenis
penelitian Deskriptif Kuantitatif. Pendekatan survey adalah kegiatan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang
merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui
status, gejala menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan
dengan standard yang sudah dipilih dan atau ditentukan (Arikunto, 2005)
III.2.b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari :
produk (program studi), harga (Uang kuliah), lokasi, promosi, orang, proses dan
pelayanan terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah pada Akademi
Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul,penelitian deskriptif dilakukan
III.2.c. Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian adalah explanatory research yaitu menguraikan dan menjelaskan pengujian mengenai konsep baru atau
pencarian sebab akibat antar variabel.
III.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok atau kumpulan individu-individu yang
menjadi obyek penelitian yang memiliki standart dan ciri-ciri yag telah
ditetapkan adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul stambuk 2009, 2010, dan
2011 yaitu sebanyak 246 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel dalam
penelitian ini, adapun populasi penelitian ini adalah seperti pada Tabel
dibawah ini.
Tabel.3.1. Populasi
Tahun Masuk Jumlah Populasi
(orang)
2009 67
2010 89
2011 86
Jumlah 246 orang
III.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam kegiatan penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan
dengan menggunakan metode, yaitu :
1. Dengan melakukan observasi langsung terhadap kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan di lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
2. Wawancara (Interview) kepada pihak yang berkompeten atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan oleh
penelitian ini.
3. Daftar pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada mahasiswa Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul yang menjadi
responden.
4. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan dokumen
-dokumen pendukung yang diperoleh secara langsung dari Akademi
Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul yang berhubungan dengan
bauran pemasaran.
III.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Data Primer diperoleh dari wawancara (Interview) dan daftar pertanyaan ( Questionaire).
IIII.6. Identifikasi dan Defenisi Overasional Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan Variabel
terikat (Y). Variabel bebas terdiri dari Produk/program studi (X1),
Harga/SPP(X2), Promosi(X3), Tempat(X4), Orang(X5), Proses(X6), dan
Pelayanan(X7), sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Sikap
(Y1) dan Keputusan Mahasiswa(Y2).
Definisi operasional variabel dari hipotesis pertama dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel III.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Ukuran
Produk/program studi
(X1)
Merupakan keseluruhan objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada calon mahasiswa.
Biaya yang dikenakan kepada mahasiswa
Memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa
Berhubungan dengan Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggulbertempat dan melakukan operasi.
Orang (X5)
Merupakan sekelompok orang yang berfungsi sebagai service provider.
Merupakan gabungan semua aktivitas.
Meliputi aktivitas untuk memberikan pelayanan.
1. Sifat dan tingkah laku staff
2. Sifat dan tingkah laku Pihak manajemen 3. Sifat dan tingkah laku Yayasan
4. Sifat dan tingkah laku Pihak manajemen 5. Sifat dan tingkah laku Tenaga edukatif
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
III.8.1 Model Analisis Data Untuk Hipotesis Pertama
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis Regresi Linier Berganda, analisis regresi linier berganda ini dipilih
variabel penjelas. Metode analisis dibutuhkan untuk memecahkan perumusan
masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode analisis akan berisikan
alat yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesis apakah dapat
diterima atau ditolak nantinya berdasarkan kesesuaian dengan hasil yang
diperoleh. Regresi linier berganda Hipotesis pertama menggunakan model
persamaan sebagai berikut:
Y1 = Keputusan Memilih
X1 = Produk/Program Studi
b1 = Koefisien regresi variabel Produk/Program Studi
b2 = Koefisien regresi variabel Harga/Uang Kuliah
b3 = Koefisien regresi variabel Promosi
b4 = Koefisien regresi variabel Tempat
b5 = Koefisien regresi variabel Orang
b6 = Koefisien regresi variabel Proses
b7 = Koefisien regresi variabel Pelayanan
Pengujian Hipotesis
a. Uji F (Uji Serempak)
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
ditolak dan H1 diterima. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
akan diuji pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan = 0,05
(5%). Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
H0 diterima jika Fhitung ≥ Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak (H1 diterima) jika Fhitung ≥ Ftabel pada α = 5%
H0 : b1, b2, b3 b4, b5, b6 b7 = 0 Artinya Produk/Program studi, Harga/Uang
Kuliah, Promosi, Tempat, Orang, Proses, dan Pelayanan secara serempak
tidak berpengaruh terhadap Keputusan Mehasiswa Akademi Kebidanan
Kesehatan Baru
H1 : b1, b2, b3 b4, b5, b6 b7 ≠ 0 Artinya, Produk/Program studi, Harga/Uang
Kuliah, Promosi, Tempat, Orang, Proses, dan Pelayanan secara serempak
berpengaruh terhadap Keputusan Mehasiswa Akademi Kebidanan Kesehatan
Baru
b. Uji t (uji parsial)
Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu Produk/Progra m
studi, Harga/Uang Kuliah, Promosi, Tempat, Orang, Proses, dan Pelayanan
secara parsial terhadap Keputusan Mehasiswa Akademi Kebidanan
Kriteria pengujian hipotesis secara parsialadalah sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel Produk terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya Produk secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Produk secara parsial berpengaruh terhadap Keputusan
mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
2. Pengaruh variabel Harga terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya Harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Harga secara parsial berpengaruh terhadap Keputusan
mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
3. Pengaruh variabel Promosi terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya Promosi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Promosi secara parsial berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
4. Pengaruh variabel Tempat terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya Tempat secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Tempat secara parsial berpengaruh terhadap Keputusan
mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
5. Pengaruh variabel Orang terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya orang secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Orang secara parsial berpengaruh terhadap Keputusan
mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
6. Pengaruh variabel Proses terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya Proses secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Proses secara parsial berpengaruh terhadap Keputusan
mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
7. Pengaruh variabel Pelayanan terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
H0 : bi = 0. Artinya Pelayanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
8. Pengaruh variabel Sikap terhadap Keputusan mahasiswa Memilih
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul..
H0 : bi = 0. Artinya Sikap secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Keputusan mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
Dolok Sanggul.
H0 : bi ≠ 0. Artinya Sikap secara parsial berpengaruh terhadap Keputusan
mahasiswa memilih Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel, dan criteria pengambilan
keputusannya adalah:
H0 diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5%
H0 ditolak (H1 diterima) jika thitung > -ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%
III.9. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini untuk mengolah data dari hasil penelitian ini dengan
menggunakan Analisis Inferensial (kuantitatif). Dimana dalam analisis tersebut
dengan menggunakan paket program SPSS. Analisis data dilakukan dengan
bantuan Metode Regresi Linear Berganda, tetapi sebelum melakukan analisis
untuk mengukur indikasi ada tidaknya penyimpangan data melalui hasil distribusi,
korelasi, variance indikator-indikator dari variabel. Uji asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini uji autokorelasi tidak digunakan karena data observasi tidak
berurutan sepanjang waktu dan tidak terkait (longitudinal), Gujarati (2003).
III.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regrasi
variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal
atau tidak, menurut Sugiono (2005). Uji normalitas dapat dilakukan dengan
melihat tampilan grafik histogram yang memberikan pola distribusi normal
karena meyebar secara merata ke kiri dan kekanan. Atau dapat juga kita lihat
dari grafik Normal P-P plot.
Jika Grafik Normal Plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal maka
dapat disimpulkan bahwa model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.
III.9.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dipergunakan untuk mengetahu ada tidaknya
variabel indevendent yang memiliki kemiripan dengan variabel indevendent
lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya karelasi yang
sangat kuat antara variabel independent tersebut.
Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya linier atau korelasi yang
tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi.
digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Masalah
multikolinearitas tidak dijumpai pada regresi sederhana karena dalam regresi
sederhana hanya melibatkan satu variabel independen saja. Pengujian
multikolonieritas pada usulan penelitian ini dilakukan dengan melihat
collnarity statistic dan nilai koefisien korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolonierisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila (1)
nilai tolerance (Tolerance < 0.10 dan (2) Variance inflation faktor (VIF>10). III.9.1 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat
kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap atau disebut homoskedastisitas.
Salah satu cara yang lain yang digunakan untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji glejser (glejser test), yaitu dengan menguji hubungan antara absolut residual model (selisih Y*
Observasi dengan Y* Prediksi) dengan setiap variabel independennya.
Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi
heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk
logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau
dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Penjelasan Atas Variabel Penelitian
IV.1.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Produk/program studi.
Tanggapan responden terhadap daftar pertanyaan yang diberikan untuk
variabel Produk/program studi pemasaran (X1) adalah seperti pada Tabel
dibawah ini yang disajikan kedalam distribusi frekuensi.
Tabel 4.1.
Penjelasan Responden atas Variabel Produk/program studi
Nomor Pertanyaan
Sangat Tidak
Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
F % F % F % F % F %
1 4 1.63 15 6.10 33 13.41 109 44.31 31 12.60
2 81 32.93 100 40.65 41 16.67 22 8.94 2 0.81
3 27 10.98 41 16.67 88 35.77 67 27.24 23 9.35
4 8 3.25 26 10.57 35 14.23 87 35.37 90 36.59
5 51 20.73 79 32.11 68 27.64 38 15.45 10 4.07
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (data diolah)
Untuk pertanyaan tentang Produk/program studi pemasaran jawaban
responden tersebar mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju,
walaupun konsumen banyak yang menjawab kurang setuju dan setuju, namun
banyak juga yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, khususnya
pertanyaan nomor 2, 3 dan nomor 5 hal ini menunjukkan bahwa koleksi buku
di perpustakaan AKBID kesehatan baru dolok sanggul masih perlu dibenahi,
kombinasi pendidikan di AKBID kesehatan baru dolok sanggul perlu
didesain kembali sehingga sesuai dengan yang diinginkan, dan keadaan
IV.1.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Uang Kuliah
Tanggapan responden terhadap daftar pertanyaan yang diberikan
untuk variabel uang kuliah (X2) adalah seperti pada Tabel dibawah ini yang
disajikan kedalam distribusi frekuensi.
Tabel 4.2.
Penjelasan Responden atas Variabel Uang Kuliah
Nomor Pertanyaan
Sangat Tidak
Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
F % F % F % F % F %
1 58 23.58 81 32.93 53 21.54 39 15.85 15 6.10
2 32 13.01 47 19.11 71 28.86 77 31.30 19 7.72
3 35 14.23 47 19.11 55 22.36 82 33.33 27 10.98
4 100 40.65 52 21.14 34 13.82 38 15.45 22 8.94
5 59 23.98 64 26.02 55 22.36 57 23.17 11 4.47
6 46 18.70 54 21.95 47 19.11 65 26.42 34 13.82
Sumber: Hasil Penelitian 2012 (data diolah)
Untuk pertanyaan tentang uang kuliah jawaban tersebar mulai dari
sangat tidak setuju sampai sangat setuju untuk pertanyaan nomor satu sampai
pertanyaan nomor 6. Masih adanya mahasiswa yang menjawab sangat tidak
setuju namun pada pertanyaan ke 4 dimana sebanyak 100 orang memilhi
sangat tidak setuju tentang pemungutan uang ujian hail ini menunjukkan
bahwa selain uang kuliah AKBID kesehatan baru dolok sanggul juga
memungut pungutan lain seperti uang kuliah.
IV.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Promosi
Tanggapan/jawaban responden terhadap daftar pertanyaan yang
diberikan peneliti untuk variabel harga/ uang kuliah (X2) adalah seperti pada