• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MIKROORGANISME BEBBY SYLVIA. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI MIKROORGANISME BEBBY SYLVIA. docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BIOTEKNOLOGI

IDENTIFIKASI MIKROORGANISME

Disusun Guna Memenuhi Tugas pada Materi Perkuliahan Bioteknologi

Dosen: Dr. F. M. Titin Supriyanti, M.Si

OLEH:

BEBBY SYLVIANA SYAMSURI

NIM. 1502700

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI

1. Identifikasi Fisik a. Klasifikasi

Klasifikasi Escherichia coli menurut Songer dan Post (2005) adalah sebagai berikut: Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

b. Morfologi

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek, tidak tahan asam dan memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. Escherichia coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.

2. Teknik observasi bakteri Escherichia coli

Berdasarkan morfologinya, bakteri Escherichia coli dapat diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran lensa objektif 1000-2000 kali yang dapat melihat mikroorganisme dengan ukuran 1 μm-100 μm.

Sampel mikroorganisme yang

mengandung E.coli dalam cawan petri

Escherichia coli

3. Teknik Pewarnaan

Didapatkan penampang mikroorganisme Diidentifikasi

(3)

a. Teknik pewarnaan negatif E.coli

Pengamatan morfologi dan penentuan jenis bakteri dengan pewarnaan negative berdasarkan penambahan tetesan nigrosin pada ujung gelas objek bersama inokulum yang digeserkan dengan gelas objek lain secara perlahan-lahan hingga membentuk lapisan tipis dan diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10. Pengamatan morfologi bakteri dengan menggunakan teknik pewarnaan negatif dimana yang akan terwarnai yaitu latar belakangnya yang berwarna hitam sedangkan bakteri tidak berwarna menggunakan zat warna nigrosin.

Pewarnaan pada bakteri Escherichia coli menunjukkan bakteri berbentuk batang lurus dan bersifat transparan. Hal ini karena bakteri Escherichia coli

mempunyai dinding sel yang bermuatan negatif yang sulit menyerap cat atau pewarna yang juga bermuatan negatif sehingga bagian yang terwarnai adalah bagian latar belakang (berwarna gelap) sehingga bentuk bakteri lebih mudah terlihat.

b. Teknik pewarnaan sederhana E.coli

Pewarnaan sederhana memungkinkan dibedakannya bakteri dengan berbagai morfologi dan strukturnya. Pewarna yang biasa dipakai dalam pewarnaan umum adalah biru metilen. Biasanya hanya untuk membedakan sel bakteri dengan latar belakangnya saja tanpa bermaksud melakukan kajian diferensiasi.

Pewarnaan sederhana dilakukan dengan alasan yakni karena bakteri transparan dan tidak berwarna. Dengan dilakukan pewarnaan, bakteri E. coli akan tampak walaupun tidak jelas strukturnya hanya saja mampu dibedakan dan terlihat saling terpisah antar satu individu bakteri dengan individu lainnya.

Proses pewarnaan dimulai dengan mengambil suspensi bakteri yang diletakkan di atas sebuah kaca objek kemudian difiksasi di atas api dan ditambahkan zat warna metilen blue, lalu dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. Pada pewarnaan ini yang terwarnai adalah bakterinya, hal ini disebabkan karena zat warna yang digunakan itu bersifat basa (positif) sedangkan bakteri umumnya bersifat negatif. Oleh karena itu zat warna dan bakteri saling berikatan sehingga zat warna tersebut dapat melekat pada dinding sel bakteri sehingga memberikan warna biru pada bakteri tersebut.

Hasil pengamatan mikroskop cahaya pada pembesaran 40x sebagai berikut:

(4)

c. Teknik pewarnaan diferensial

Pewarnaan gram

Teknik pewarnaan gram bakteri dengan melakukan pengecatan gram pada bakteri menggunakan tetesan sebagai berikut:

Gram A (Kristal violet) Gram B (Iodium) Gram C (Etanol), dan Gram D (Safranin),

Gram tersebut diteteskan secara berturut-turut dan diamati di bawah mikroskop, dimana bakteri yang bersifat Gram-positif akan berwarna ungu karena mengikat zat warna kristal violet, dan bakteri Gram-negatif akan berwarna merah karena mengikat zat warna safranin.

Teknik pewarnaan dilakukan untuk mengetahui morfologi mikroorganisme dengan lebih baik, mengidentifikasi struktur sel mikroorganisme, dan membedakan mikroorganisme yang diteliti dengan mikroorganisme lain yang serupa. Tahapan dan hasil analisis pewarnaan Gram ditunjukkan dalam gambar berikut:

Hasil pewarnaan : bakteri dengan warna merah dan berbentuk basil merupakan bakteri E.coli dan merupakan bakteri gram negatif

(5)

Pengamatan warna bakteri dengan melakukan pengecatan tahan asam menggunakan zat warna karbol fuchsin, lalu dicuci dengan alcohol asam sampai berwarna kemerahan dan penambahan metilen biru kemudian diamati dibawah mikroskop.

Untuk pewarnaan tahan asam dilakukan dengan mengambil suspensi bakteri kemudian diletakkan diatas kaca objek lalu difiksasi dan ditambahkan zat warna karbol fuchsin dan dicuci dengan air mengalir dan ditambahkan alkohol asam, dan zat warna selanjutnya yaitu metilen blue. Prinsip pengikatan zat warna pada pewarnaan ini sama dengan pada pewarnaan Gram. Hasil akhir yang diperoleh yaitu, apabila bakterinya tahan asam maka akan berwarna merah dari karbol fuchsin, dan apabila bakterinya tidak tahan asam maka akan berwarna biru dari metilen blue. Bakteri

E.coli, termasuk bakteri yang tahan asam.

Deteksi Asal Mikroba

Pada deteksi asal mikroba ini, jika bakteri berbentuk kokus berasal dari manusia sedangkan jika bakteri berbentuk basil berasal dari lingkungan. Bentuk bakteri ini setelah diidentifikasi dengan berbentuk basil. Jadi, dapat disimpulkan bakteri berasal dari lingkungan.

Structural Strain

Pewarnaan structural strain dengan pewarnaan spora dengan metode Schaeffer-Fulton, endospore pertama kali diwarnai dengan malachite green dengan proses pemanasan. Teknik ini akan menghasilkan warna hijau pada endospore dan warna merah muda pada sel vegetatifnya. Escherichia coli akan berwarna merah muda setelah pengecatan dari safranin. E.coli berarti tidak memiliki endospore, hanya memiliki sel vegetative. Sel vegetative tidak tahan terhadap pewarnaan. Saat diwarnai dengan malachite, sel vegetative tidak dapat mengikat malachite sehingga saat dilunturkan, warna malachite akan hilang. Kemudian saat diberi safranin, sel vegetative dapat mengikat warna kembali sehingga warna sel menjadi merah muda.

4. Teknik PengkulturanAseptik

Media untuk membiakan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahabiakan mikroba yang dibiakan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi (Dwijoseputro 1998). Tekniknya sebagai berikut:

 Sterilisasi: mematikan mikroba: endotoksin tidak punah

 Desinfeksi: tidak mematikan bentuk vegetatif mikroba (spora, virus, dll resisten)

 Sanitasi: desinfeksi dengan pencucian

 Antiseptis: menghancurkan mikroba pada permukaan jaringan hidup  Inokulasi

(6)

Teknik pengkulturan menggunakan teknik gores untuk mengisolasi satu koloni yang terpisah dari koloni lainnya. Inokulum digoreskan dengan pola zig-zag seperti gambar:

EMBA adalah media selektif dan media diferensial. Media ini mengandung Eosin dan metilen biru, yang menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, maka media ini dipilih untuk bakteri Gram negatif. EMBA juga mengandung karbohidrat laktosa, dengan adanya karbohidrat laktosa bakteri Gram negatif terdiferensiasi berdasarkan pada kemampuan mereka untuk memfermentasi laktosa. Warna media sebelum pemupukan bakteri berwarna merah keunguan. Perubahan warna hijau metalik pada media EMBA karena Escherichia coli dapat memfermentasi laktosa yang mengakibatkan peningkatan kadar asam dalam media. Kadar asam yang tinggi dapat mengendapkan methylenblue dalam media EMBA (Cheeptham, 2012 dan Lindquist, 2004).

Selanjutnya dilakukan isolasi sel tunggal dengan menggunakan kuarmikro. Kemudian satu sel tunggal di pisahkan ke medium steril. Didapatkan sel tunggal bakteri.

Media selektif E.coli:

a. Media mac conkay agar (mca)

Escherichia coli merupakan salah satu bakteri gram negative (merah) sehingga pertumbuhannya cocok dengan media mac conkay agar (mca). Pertumbuhan

(7)

bakteri yang baik ditandai dengan koloni bulat, sedang-besar, keeping-cembung, merah keruh dan smooth.

b. media endo agar

Endo agar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri escherichia coli. Pertumbuhan yang baik ditandai dengan koloni besar-besar, elevasi cembung, smooth dan berwarna merah tua metalik.

c. media emba (eosin methylen blue agar)

Pada media ini pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan koloni tampak sedang, keeping, smooth, berwarna hijau metalik dan terkadang ditengahnya koloni terdapat warna ungu.

5. Uji Biokimia a. Tsia

seluruh bagian pada media tsia mengalami perubahan menjadi kuning, baik pada lereng ataupun dasar. Ini menunjukkan bahwa bakteri mampu menfermentasikan ketiga gula-gula dalam media tsia (glukosa, laktosa, dan sukrosa) sehingga menghasilkan asam yang membuat media berwarna kuning. Adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan bahwa bakteri mampu menghasilkan gas.

b. Gula-gula

hasil positif didapatkan pada seluruh gula-gula yang digunaka baik glukosa, maltose, laktosa, sukrosa dan manitol. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna indicator yang terdapat dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna tersebut disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu memfermentasikan gula-gula tersebut berupa produk asam.

c. Sim

s (sulfur) : bakteri tidak menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada media, karena bakteri ini tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media sim.

i (indol) : reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh indol positif sehingga dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh mampu menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.

m (motility) : pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media sim merupakan media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses pertumbuhannya.

d. Mr :

(8)

vp : setelah penambahan koh 10 % dan α-nafto 1 %, warna media tetap tidak berubah (negative). Ini disebabkan bakteri tidak memfermentasikan butanadiol oleh bakteri.

e. Urease

hasil yang didapat adalah negatif karena warna media tidak berubah menjadi warna merah muda.

f. Simmon’s citrate

didapatkan hasil negatif (-), sebab tidak terjadi perubahan warna pada media. Ini disebabkan bakteri e.coli merupakan salah satu spesies yang tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon untuk metabolisme dengan tidak menghasilkan suasana basa.

Di bawah ini salah satu contoh hasil uji biokimia E.coli

Gambar

Gambar Hasil uji indol, MR, VP, motilitas, citrat, urea, TSIA dan Hasil uji gula-gula (glukosa,  laktosa, sukrosa, galaktosa, fruktosa, maltosa  danmanitol) pada E

Referensi

Dokumen terkait

mengevaluasi kegiatan yang dilakukan Penilik; (2) kegiatan pelaksanaan pengendalian mutu untuk proses kegiatan pemantauan program LKP dimulai dengan kegiatan membuat

Apabila penggunaan daya untuk motor multipel tidak berjalan pada saluran yang sama, hal tersebut akan terjadi arus kebocoran untuk mengisi kapasitor diantara konverter frekuensi,

Dengan latihan yang teratur sistem dalam tubuh akan menjadi makin baik mutu kerja dan kekuatannya, dan ukuran serat otot bertambah besar (hipertrofi).. Ketahanan dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku bullying pada remaja di SMK PGRI Semarang.. Mendeskripsikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung limbah udang sampai taraf 9% dari total ransum berpengaruh terhadap warna kuning telur tetapi

 'olypedates leucomystax (katak pohon) termasuk ke dalam anggota ordo Anura dan familia 1ha$ophoridae yang memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dan berukuran ke$il,

Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang

(2) Faktor faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran produk pestisida PT Pratama