• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Proses Keperawatan Profesional MP (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Proses Keperawatan Profesional MP (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas kelompok

Dosen pembimbing: Ilhamsyah, S.Kep., Ns., M.Kep.

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Definisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Fungsional, Metode Team, Metode Kasus, Metode Primer, dan Metode Primer Modifikasi

Oleh:

KELOMPOK IV

Fitriani 023

Haryana Hasban

Dewi Marlianti

Akmalia Muntasir

Megawati

Asnirawati

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan

kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,

kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.

Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima

kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala

pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu

mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,

serta lebih jauh dari batas pandangan mata.

Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang “Definisi, Contoh

Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Fungsional, Metode Team,

Metode Kasus, Metode Primer, dan Metode Primer Modifikasi“ yang bertujuan

sebagai bahan bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dalam

makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Oleh

karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah

penulis selanjutnya.

Makassar, Oktober 2014

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C.Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode

Fungsional

B.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Team

C.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Kasus

D.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Primer

E.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Primer

Modifikasi

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

B. Saran

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak

diterima dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional

Keperawatan (1983). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh

Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi,

diantaranya adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana,

mengembangkan Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan bagi

tenaga keperawatan, serta mengembangkan standar praktik keperawatan. Upaya

penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat Keperawatan di Departemen

Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan

profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan.

Walaupun sudah banyak hal positif yang telah dicapai di bidang

pendidikan keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan keperawatan belum

memuaskan. Layanan keperawatan masih sering mendapat keluhan masyarakat,

terutama tentang sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien atau keluarga.

Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi.

Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur,

pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak

didasarkan pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis

(5)

diperlukan restrakturing, reengineering, dan redesigning system pemberian asuhan

keperawatan melalui pengembangan Model Metode Praktik Keperawatan

Profesional (MPKP) yang akan dibahas dalam makalah ini.

B.Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Apa defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan metode

fungsional ?

2. Apa defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan metode team?

3. Apa defenisi, contoh penerapan keuntungan, dan kelemahan metode kasus?

4. Apa defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan metode primer ?

5. Apa defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan metode

primer-modifikasi ?

C.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan

metode fungsional

2. Untuk mengetahui defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan

metode team

3. Untuk mengetahui defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan

metode kasus

4. Untuk mengetahui defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan

metode primer

5. Untuk mengetahui defenisi, contoh penerapan, keuntungan, dan kelemahan

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

F. Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode

Fungsional

1. Defenisi metode fungsional

Metode fungsional merupakan metode yang berdasarkan orientasi

tugas dari filosofi keperawatan yang merupakan pengorganisasian tugas

pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis

pekerjaan yang dilakukan.

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan

asuhan keperawatan sebagai pilihan utama (ada saat perang dunia kedua). Pada

saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap

perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka)

keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

2. Contoh penerapan metode fungsional

(7)

Diagram 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Fungsional Method Nursing”

Contoh:

Perawat A bertugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.

Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien

yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian

tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua pasien serta menjawab

semua pertanyaan tentang pasien.

3. Keuntungan metode fungsional

a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas,

dan pengawasan yang baik

b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

c. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien

diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman

d. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang

berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.

e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang

praktek untuk ketrampilan tertentu.

4. Kelemahan metode fungsional

a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat

b. Pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses

keperawatan

c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan

keterampilan saja

(8)

d. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan

e. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan

f. Pelayanan terputus-putus

g. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

G.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Team

1. Defenisi metode team

Metode team adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh

sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan

berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin

kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam

mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan

pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan

tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan

kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan

klien.

Metode team adalah metode yang berdasarkan kelompok pada filosofi

keperawatan. Terdapat sekitar 6-7 perawat profesional dan perawat associate

bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua tim.

Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda

beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.

Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga

profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling

(9)

2. Contoh penerapan metode team

Diagram 2. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Method Nursing”

3. Keuntungan metode team

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh

b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik mudah di atasi dan

memberikan kepuasaan pada anggota tim

d. Saling memberi pengalaman antar sesama tim

e. Pasien dilayani secara komfrehesif

f. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

g. Tercipta kerja sama yang baik

h. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

i. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman

dan efektif.

Staf Perawat

Ketua Tim Ketua Tim

Pasien / klien

Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat

Kepala Ruang

(10)

4. Kelemahan metode team

a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi

tanggung jawabnya

b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim

ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan

koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat

c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung

atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.

H.Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Kasus

1. Defenisi metode kasus

Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan

keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat

bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala

ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua

laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat

ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien

yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.

Metode kasus merupakan metode yang berdasarkan pendekatan

holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan

dan observasi pada pasien tertentu.

Rasio pasien perawat adalah1:1. Setiap pasien ditugaskan kepada

semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien

akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada

(11)

Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien untuk satu perawat,

umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus

seperti: isolasi, intesive care.

2. Contoh penerapan metode kasus

Diagram 3. Sistem Asuhan Keperawatan “Case Method Nursing”

3. Keuntungan metode kasus

a. Perawat lebih memahami kasus per kasus

b. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda

4. Kelemahan metode kasus

a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab

b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang

sama

c. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas

sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh

d. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin

yang sederhana terlewatkan

Kepala Ruang

Staf Perawat

Pasien/ klien

Staf Perawat Staf Perawat

(12)

e. Pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian selama perawat penaggung

jawab pasien bertugas.

I. Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Primer

1. Defenisi metode primer

Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan

yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan

perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat

Metode primer merupakan metode yang berdasarkan pada tindakan

yang komprehensif dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab

terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian kondisi pasien

untuk mengkoordinir asuhan keperawatan.

Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab

penuh selma 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien

masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawata,

ada kejelasan antara pembuat rencana suhan dan pelasksana. Metode primer ini

ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus anatar pasien dan

perawat yang ditugaskan untuk merancanakan, melakukan, koordinasi asuhan

(13)

2. Contoh penerapan metode primer

Diagram 4. Sistem Asuhan Keperawatan “Primary Nursing”

2. Keuntungan metode primer

a. Bersifat kontunuitas dan komprehensif

b. Perawata primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan

memungkinkan pengembangan diri

c. Mendorong kemandirian perawat

d. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

e. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

f. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan

keperawatan.

Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan

karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang

Dokter Kepala ruang

Perawat primer

Pasien/ klien

Sarana RS

Kepala Ruang

(14)

diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap

pengobatan., dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

3. Kelemahan metode primer

a. Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan

pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,

kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan

klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu

b. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat

c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional

d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

J. Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Primer

Modifikasi

1. Defenisi metode primer modifikasi

Metode primer modifikasi adalah metode gabungan antara metode

penugasan tim dengan metode perawatan primer. Metode ini menugaskan

sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.

Pada model ini, digunakan secara kombinasi dari kedua sistem.

Menurut Ratna S.Sudarsono (2000), penerapan sistem model ini didasarkan

pada beberapa alasan :

a. Keperawatan primer tidak di gunakan secara murni, karena perawat primer

harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.

b. Keperawatan tim tidak di gunakan secara murni, karena tanggung jawab

(15)

c. Melalui kombinasi kedua model tersebut di harapkan komunitas asuhan

keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer.

Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagain

besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat

primer/ ketua tim tentang asuhan keperawatan.

Untuk ruang model ini di perlukan 26 perawat. Dengan menggunakan

model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat

primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat,

juga Ners, Perawat Associate(PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat

asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan ( 3orang) dan SPK (18 orang).

2. Contoh penerapan metode primer modifikasi

(16)

Diagram 5. Sistem Asuhan Keperawatan Primary Tim ( Modifikasi)

3. Keuntungan metode primer modifikasi

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh

b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik mudah di atasi dan

memberikan kepuasaan pada anggota tim

d. Saling memberi pengalaman antar sesama tim

e. Bersifat kontunuitas dan komprehensif

f. Mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan

pengembangan diri

g. Mendorong kemandirian perawat

h. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

4. Kelemahan metode primer modifikasi

a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi

tanggung jawabnya

b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim

ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan

koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat

c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung

atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim

d. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat

e. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional

(17)

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas, yaitu sebagai berikut: 1. Metode Fungsional adalah setiap perawat mendapat tugas yang berbeda dalam

merawat setiap pasien

2. Metode Tim adalah perawat degan latar belakang pendidikan yang berbeda bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien

3. Metode Primer adalah seorang perawat profesional bertanggung jawab memberi perawatan secara menyeluruh selama 24 jam pada 4-6 pasien dalam satu unit sejak pasien masuk sampai pulang

4. Metode Kasus adalah satu perawat merawat satu pasien (total patient care) 5. Metode Primer-modifikasi adalah gabungan metode tim dan metode primer.

B.Saran

Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu agar memahami perbedaan

kelima metode praktik keperawatan dan mampu mengaplikasikannya dengan

sebaik mungkin serta tidak menjadikan kelemahan-kelemahan metode untuk

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjawab penelitian ini mengunakan alat analisis Statistik Deskriptif dengan Uji Realibitas dan Uji Validitas menggunakan alat bantu computer yaitu SPSS for Windows 21 Hasil

Alhamdulillahirobbil’alamin , puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan karunia yang tidak ternilai yang telah diberikan sehingga penulis

mencegat serta membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan permukaan jalan atau air yang naik dari subgrade jalan.. - 2 fungsi

Rencana ini harus menjabarkan scenario pengembangan kota dan pengembangan sekto bidang Cipta karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand ataupun

Terdapat dua kelompok pasien GERD, yaitu pasien dengan esofagitis erosif yang ditandai dengan adanya kerusakan mukosa esofagus pada pemeriksaan endoskopi (Erosive Esophagitis/ERD)

Subyek penelitian adalah bayi dengan kolestasis intrahepatik yang berusia kurang dari 1 tahun di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM pada periode Januari sampai dengan

Penelitian ini berusaha mengungkap tiga aspek, yaitu (a) jenis-jenis variasi leksikal yang digunakan dalam budaya Jumat Kliwonan di lingkungan kerabat HB VII, (b) hubungan variasi

Pentadbiran Unit Penerbitan diletakkan di bawah Bahagian Pengurusan Ilmu, Pusat Pengurusan Ilmu dan Teknologi Maklumat (PPITM) dengan diketuai oleh seorang