• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KORELASI PENGARUH TRANSPORTASI TERHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJI KORELASI PENGARUH TRANSPORTASI TERHA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KORELASI PENGARUH TRANSPORTASI TERHADAP TATA GUNA LAHAN Yoga Gallih Syaputra

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, yogagallihsyaputra@gmail.com Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota - Universitas Pasundan Bandung

Jl. Dr. Setiabudhi No.193, Kota Bandung I. Pendahuluan

Semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah dan

kebutuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan tempat atau lahan untuk tempat kegiatan dan tentunya prasarana untuk menunjang dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Seiring dengan perkembangan waktu, transportasi dan pengunaan lahan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks perencanaan, transportasi dan penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik. Di dalam sistem transportasi, tujuan perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di dalam penggunaan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuktercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan.

Kota dikenal dengan banyaknya permasalahan yang kompleks yang terdapat didalamnya, dimana terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan.

(2)

kota dimana tata guna lahan yang ada tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah dibuat. (Sujarto,2001:139).

Kegiatan transportasi yang terwujud pada hakikatnya adalah kegiatan yang menghubungkan dua lokasi guna lahan .Salah satu tujuan utama perencanaan setiap tata guna lahan atau system transportasi adalah untuk menjamin adanya keseimbangan yang efisien antara aktivitas guna lahan dengan kemampuan transportasi (Blunden dan Black, 1984; ASCE, 1986dalam Khisty dan Lall, 2003: 74).

Permasalahan ini bukan saja menyangkut pada kenyamanan sistem transportasi yang terganggu (kepadatan, kemacetan, keterlambatan, parkir dll), namun juga dapat meningkatkan pencemaran lingkungan melalui gas buangan dari kendaraan bermotor serta merupakan suatu bentuk pemborosan energi yang sia-sia.

Sedangkan, istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan

(3)

ketidaksamaan yang lemah (weak inequality sign) ≤ , maka Ha akan berisi tanda ketidaksamaan yang kuat (stirct inequality sign) > ; dan jika H0 berisi ≥, maka Ha akan berisi <. fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan”.

 Lahan juga diartikan sebagai “Permukaan daratan dengan benda-benda padat, cair bahkan gas” (Rafi I, 1985).

Definisi lain juga dikemukakan oleh Arsyad yaitu : Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti yang tersalinasi. (FAO dalam Arsyad, 1989)

 Suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang. (FAO dalam Sitorus, 2004)

Menurut FAO (1995) dalam Luthfi Rayes (2007:2), lahan memiliki banyak fungsi yaitu :

a. Fungsi Produksi

(4)

b. Fungsi lingkungan biotik

Lahan merupakan basis bagi keragaman daratan (terrertrial) yang menyediakan habitat biologi dan plasma nutfah bagi tumbuhan, hewan dan jasad-mikro diatas dan dibawah permukaan tanah.

c. Fungsi pengatur iklim

Lahan dan penggunaannya merupakan sumber (source) dan rosot (sink) gas rumah kaca dan menentukan neraca energi global berupa pantulan, serapan dan transformasi dari energi radiasi matahari dan daur hidrologi global.

d. Fungsi hidrologi

Lahan mengatur simpanan dan aliran sumberdaya air tanah dan air permukaan serta mempengaruhi kualitasnya.

e. Fungsi penyimpanan

Lahan merupakan gudang (sumber) berbagai bahan mentah dan mineral untuk dimanfaatkan oleh manusia.

f. Fungsi pengendali sampah dan polusi

Lahan berfungsi sebagai penerima, penyaring, penyangga dan pengubah senyawa-senyawa berbahaya.

g. Fungsi ruang kehidupan

Lahan menyediakan sarana fisik untuk tempat tinggal manusia, industri, dan aktivitas social seperti olahraga dan rekreasi.

h. Fungsi peninggalan dan penyimpanan

Lahan merupakan media untuk menyimpan dan melindungi benda-benda bersejarah dan sebagai suatu sumber informasi tentang kondisi iklim dan penggunaan lahan masa lalu.

i. Fungsi penghubung spasial

Lahan menyediakan ruang untuk transportasi manusia, masukan dan produksi serta untuk pemindahan tumbuhan dan binatang antra daerah terpencil dari suatu ekosisitem alami.

(5)

manusia pada masa lalu maupun sekarang, yang semuanya memiliki pengaruh nyata terhadap tata guna lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan datang”. Lahan merupakan bagian permukaan bumi yangbermanfaat bagi kehidupan manusia terbentuk secara komplek oleh faktor-faktor fisik maupun non fisik yang terdapat di atasnya.

Sedangkan definisi tata guna Lahan menurut Malingreau (1978), ”Pengunaan Lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya”.

c. Definisi Transportasi

Transportasi adalah perpindahan atau pergerakan orang, barang, informasi, untuk tujuan spesifik dari area atau satu tempat ketempat lain. Transporasi merupakan sebagai sesuatu hal yang berhubungan dengan pemindahan orang atau barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan. Menurut Morlok(1978), dalam pengertian yang lengkap, transportasi didefinisikan sebagai” suatu tindakan, proses atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain”. Pada prinsipnya, fungsi transportasi adalah untuk menghubungkan orang dengan tata guna lahan, pengikat kegiatan dan memberikan kegunaan tempat dan waktu untuk komoditi yang diperlukan.

d. Hubungan antara Tata Guna Lahan dengan Transportasi

(6)

masih berjalan (dinamis). Secara umum penggunaan lahan di Indonesia merupakan akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap, keseimbangan dan dinamis, antara aktifitasaktifitas penduduk diatas lahan, dan keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat hidup mereka.

Transportasi merupakan sebuah aktivitas manusia yang berlangsung di permukaan bumi. Transportasi dilakukan atas dasar perbedaan kondisi lingkungan antara daerah satu dengan daerah yang lain baik itu sosial, ekonomi, budaya, maupun sumberdaya alam. Terdapat hubungan yang sangat erat antara masyarakat terhadap ruang sebagai wadah kegiatan. Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat, akan senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat.

Hal tersebut merupakan indikator dinamika serta kondisi pembangunan masyarakat kota tersebut berserta wilayah di sekitarnya. Keterkaitan Antara Sistem Transportasi dan Pengembangan Lahan merupakan suatu kajian yang tidak dapat terlepas dari eksistensi ruang dalam studi geografi. Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development) saling berkaitan satu sama lain. Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di sisi pengembangan lahan, tujuan dari perencanaanadalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan. Acapkali kedua tujuan tersebut menimbulkan konflik. Hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari analisis dampak keruangan untuk menjembatani kedua tujuan di atas, atau dengan kata lain, Proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu sama lainnya. Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi, sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila tidak melayani kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan.

e. Uji Korelasi

Pengertian=

(7)

Rumus Pearson Product Moment

 Koefisien Korelasi Sederhana disebut juga dengan Koefisien Korelasi Pearson karena rumus perhitungan Koefisien korelasi sederhana ini dikemukakan oleh Karl Pearson yaitu seorang ahli Matematika yang berasal dari Inggris.

 Rumus yang dipergunakan untuk menghitung Koefisien Korelasi Sederhana adalah sebagai berikut : (Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product Moment).

Rumus Korelasi

r = nΣxy – (Σx) (Σy) .

√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy 2 – (Σy)2}

Dimana :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y

Σx = Total Jumlah dari Variabel X

Σy = Total Jumlah dari Variabel Y

Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X

Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y Bentuk hubungan antara dua variabel

Korelasi Linear Positif (+1)

 Perubahan salah satu Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y akan ikut naik. Jika Nilai Variabel X mengalami penurunan, maka Variabel Y akan ikut turun

apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati +1 (positif Satu) berarti pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki Korelasi Linear Positif yang kuat/Erat.

(8)

 Perubahan salah satu Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang berlawanan. Jika Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y akan turun. Jika Nilai Variabel X mengalami penurunan, maka Nilai Variabel Y akan naik.

 Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati -1 (Negatif Satu) maka hal ini menunjukan pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki Korelasi Linear Negatif yang kuat/erat.

Tidak Berkorelasi (0)

 Kenaikan Nilai Variabel yang satunya kadangkadang diikut dengan penurunan Variabel lainnya atau kadang-kadang diikuti dengan kenaikan Variable yang lainnya. Arah hubungannya tidak teratur, kadang searah, kadang-kadang berlawanan.

 Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati 0 (Nol) berarti pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki korelasi yang sangat lemah atau berkemungkinan tidak berkorelasi.

III. Aplikasi dalam SPSS

A. Signifikasi Secara Teoritikal

 Berkenaan dengan besaran angka, jika 0, maka artinya tidak ada kolerasi sama sekali dan jika kolerasi 1 berarti kolerasi sempurna, hal ini berarti bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jira r (koefisien korelasi) mendekati 0 maka hubungan dua variabel lemah. Sebagai standarisasi, angka korelasi diatas 0,5 menunjukan kolerasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5 kolerasi lemah.

 Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukan adanya arahan yang berlawanan, sedangkan tand positif (+) pada output menunjukan adanya arahan yang sama.

(9)

B. Dasar Pengambilan Keputusan

I. Berdasarkan nilai signifikansi : Jika nilai signifikansi > dari 0,5, maka kesimpulannya tidak terdapat kolerasi, sedangkan jika < dari 0,5, maka terdapat korelasi.

II. Berdasarkan tanda bintang (*) yang diberikan SPSS : Jika terdapat tanda bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang dianalisis terjadi korelasi, sebaliknya jika tidak terdapat tanda bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang dianalisis tidak terjadi korelasi.

IV. Hasil dan Pembahasan a. Tahapan Pengerjaan

Berikut merupakan langkah – langkah dalam menggunakan Uji Koefisien Korelasi pada SPSS, diantaranya :

1. Buka SPSS

(10)

3. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate, dan klik Bivariate

(11)

mencentang Two Tailed. Dan Flag significant correlation juga sudah dicentang.

5. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut.

(12)

a. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output diatas, diketahui antara ketersediaan lahan dengan aksebilitas nilai signifikansi 0,025 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara ketersediaan lahan dengan mobilitas nilai signifikansinya 0,021 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Terakhir antara aksebilitas dengan mobilitas nilai signifikan 0,030 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.

b. Melihat nilai Pearson Correlation : dari output diatas, diketahui bahwa Nilai Pearson Correlation yang dihubungkan antara masing – masing variabel mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

Daftar Pustaka

http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-lahan-menurut-para-ahli.html. Maret, 06,2018.

http://rina_widayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/2148/Jurnal+Tata+G una+Lahan.pdf. Maret, 06,2018.

Referensi

Dokumen terkait

diadakan Ujian Nasional adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai standarisasi mutu dan kualitas pendidikan secara nasional; Kedua, sebagai motivator siswa untuk rajin dan giat

[r]

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh Program Green Promotion Program Tumbler Sturbuck On The Go terhadap Consumer Behavior yang

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap para petani padi nonorganik, semiorganik, dan organik di daerah penelitian dapat dilihat bahwa ada beberapa hal

Rekomendasi program aksi dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi usaha peternakan ditujukan dalam hal: rehabilitasi sarana pengadaan tata guna air, pengadaan inovasi pakan

koordinasi, penelitian lapangan, analisis data di laboratorium Puslit Oseanografi, Desiminasi dengan PEMDA Kabupaten Karawang, Laporan akhir dan Rekomendasi ilmiah dan artikel di

Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit HBV akan mengalami hepatitis kronik dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bula n.. H e patitis kroni k da pat be rsifat

APPNIA; Jakarta 12 April 2017 ___________________________________ phariyadi,staff.ipb.ac.id 8 Purwiyatno Hariyadi phariyadi.staff.ipb.ac.id Standar Deviasi Pembinaan Akan mendorong