• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS

Keterampilan Belajar

1. Definisi keterampilan belajar adalah terampil mengelola potensi diri dalam melakukan aktifitas sehari-hari yang dipengaruhi faktor yang menghasilkan perubahan untuk mencapai tujuan.

2. Manfaat keterampilan belajar :

1. Mengenali dan mengekspresikan potensi diri 2. Berguna untuk diri sendiri dan orang lain 3. Mengendalikan perubahan

4. Memiliki pengetahuan

5. Melihat masalah secara luas dan dapat mengambil keputusan

3. Faktor yang mempengaruhi keterampilan belajar adalah self esteem, self concept, self awareness, dan self discrepancies.

4. Teknik belajar yang benar dengan mengenali dan mengembangkan diri sendiri,

meminimalkan pengaruh luar yang buruk, serta mengoptimalkan faktor pendukung lainnya.

Pengertian Motivasi

Pengertian motivasi menurut Chung dan Meggison adalah :

Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi pekerjaan

Sedangkan pengertian motivasi menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah: “Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan”.

Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi di atas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan.

Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan, namun dalam penerapannya nanti, penggunaan masing-masing unsur tersebut adalah berbeda untuk setiap karyawan. Sesuai kebutuhan dan keinginan masing-masing. Maslow mengatakan bahwa hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang memotivasi perilaku manusia. Teori Maslow ini menekankan pada dua pemikiran pokok :

1. Manusia mempunyai banyak kebutuhan, tetapi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi yang mempengaruhi perilaku manusia

2. Kebutuhan manusia di kelompokkan kedalam hirarki menurut kepentingannya bila suatu kebutuhan dipenuhi maka kebutuhan lainnya lebih tinggi muncul untuk dipuaskan.

(2)

dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.

• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

3 komponen motivasi adalah :

1. Motivasi melibatkan tentang keinginan atau kebutuhan 2. Motivasi melibatkan ekspektasi (harapan) dan kepercayaan 3. Motivasi melibatkan tindakkan

Motivasi dapat mempengaruhi belajar dan perilaku o Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu o Motivasi meningkatkan usaha dan energy

o Motivasi meningkatkan inisiatif dan persistensi o Mempengaruhi proses kognitif

Ada tiga alasan mendasar tentang pentingnya motivasi.

a. Watak dan sifat manusia yang membutuhkan dorongan, desakan, dan rangsangan dari sesamanya. "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Ams. 27:17).

"Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus," begitu tegas Rasul Paulus (Gal. 6:2).

b. Sebagai proses dan upaya apa adanya, sifat perbuatan belajar itu sendiri sangat

membutuhkan "suntikan-suntikan" atau dorongan. Kita tahu bahwa dorongan dapat terjadi melalui tantangan ataupun hukuman, serta melalui pujian dan penghargaan. "Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari

kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya" (Rm. 15:1-2).

c. Tidak ada ukuran satu metode mengajar yang paling baik yang dapat dipakai dalam setiap kesempatan dan jenis kegiatan belajar. Jadi, kalau ada peserta didik yang kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran, guru harus sadar bahwa barangkali metode atau pendekatan yang dipilihnya kurang relevan dan ia harus berusaha mencari metode alternatif.

Prinsip – prinsip belajar

o Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas o Belajar merupakan proses yang kontinu

o Belajar dengan ‘Big picture’ (menyeluruh) akan berhasil

(3)

menghafal Proses belajar

o Tahap penerimaan informasi

o Tahap penyimpanan informasi dalam ingatan / perubahan materi o Tahap mendapatkan kembali informasi

Setiap orang pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Nah, artikel berikut menjelaskan tujuh gaya belajar yang mungkin beberapa diantaranya bisa di terapkan pada anak didik kita : 1. Belajar dengan kata-kata.

Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat

menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.

2. Belajar dengan pertanyaan.

Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil akhir atau kesimpulan.

3. Belajar dengan gambar.

Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki

kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu.

4. Belajar dengan musik.

(4)

teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu. 5. Belajar dengan bergerak.

Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk

mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.

6. Belajar dengan bersosialisasi.

Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.

7. Belajar dengan Kesendirian.

Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.

• Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan . Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah.

• Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat Anda menjadi lebih pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, Anda akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar Anda dapat optimal.

http://www.siaksoft.net/index.php?

option=com_content&task=view&id=2388&Itemid=104&limit=1&limitstart=2

Lukas P, Sitopu R, Susanto DH. Ketrampilan Belajar dan Berpikir Kritis. Bahan kuliah blok 2 modul 1 . Fakultas Kedokteran Ukrida; 2008.p.1-10

http://www.sabda.org/pepak/pustaka/061138/

http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html

(5)

Tinjauan Pustaka

Penerapan Berpikir Kritis dan Manusia Sebagai Makhluk Belajar Sepanjang Masa Jennifer

A2 / 10.2012.023

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email : jennifer@civitas.ukrida.ac.id

Tutor : dr. Agus Rijadi

Abstrak: Manusia adalah makhluk Tuhan yang unik dimana manusia itu selalu berkembang dengan cara mempelajari segala sesuatunya. Dimana sejak kita dilahirkan sampai kita berusia lanjut pun kita akan terus belajar. Manusia itu juga merupakan makhluk sosial dimana ia selalu membutuhkan bantuan makhluk lain dan ia juga selalu dipengaruhi oleh lingkungannya baik itu pandangan religious

worldview dan etik. Berpikir kritis dan pandangan religious worldview yang baik dan

benar merupakan salah satu cara menghadapi pandangan-pandangan masyarakat yang berbeda tersebut. Tinjauan pustaka ini merupakan studi literatur yang membahas kesalahpahaman pola pikir mengenai transplantasi yang terjadi dalam masyarakat dengan lingkungannya dan juga cara penanggulangannya apabila sudah terjadi pandangan salah terhadap transplantasi di masyarakat yang bersangkutan. Penanggulangan yang dibahas meliputi tindakan belajar dan berpikir kritis dengan baik dan benar dalam menghadapi pandangan-pandangan dari lingkungan yang terkadang dianggap buruk namun harus tetap kita lakukan.

Kata kunci: berpikir kritis, makhluk sosial, makhluk berpikir, transplantasi,

religious worldview

Pendahuluan

(6)

hal yang berlaku mutlak dalam hidup kita. Dimana sejak kita dilahirkan sampai kita berusia lanjut pun kita akan terus belajar. Manusia juga merupakan makhluk sosial dimana ia selalu membutuhkan bantuan makhluk lain dan ia juga selalu dipengaruhi oleh lingkungannya baik itu pandangan religious terutama religious worldview, etik, dllnya. Pandangan-pandangan hidup modern sangat dibutuhkan untuk menggantikan pemikiran-pemikiran yang lama dan tidak dibenarkan lagi di dunia modern ini. Selain pandangan hidup modern, pandangan hidup religius juga penting dalam menjadikan kehidupan yang harmonis. Pola pikir juga menjadi salah satu faktor yang penting dalam menanggapi pandangan-pandangan masyarakat dalam mengambil keputusan. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar setiap individu yang membacanya dapat terbuka pikirannya akan banyaknya hal yang dapat memicu pandangan dan cara berpikir kritis dalam suatu masyarakat. Sehingga kemudian pembaca dapat lebih mengerti akan tindakan yang seharusnya dilakukan dalam masyarakat. Dalam makalah ini akan dibahas tentang manusia yang belajar sepanjang masa, manusia sebagai makhluk social, berpikir kritis dalam berbagai sudut pandang serta pandangan transplantasi itu sendiri dan dari segi religious dan etik. Diharapkan pembaca dapat mengerti tentang lingkup manusia yang belajar sepanjang masa yang akan dibahas , bagaimana cara-cara berpikir kritis, pandangan-pandangan religious dan etik beserta pengertian-pengertiannya.

Isi

Berpikir Kritis

Jika kita menggunakan istilah “berpikir kritis” pada semua jenis berpikir, kita tidak memerlukan istilah “kritis”, dan kita juga akan kehilangan arti spesifk dari istilah “kritis”. Kata “kritis” muncul dari bahasa Yunani yang bearti “hakim” dan diserap oleh bahasa Latin. Kamus (Oxford) menerjemahkan sebagai “sensor” atau pencarian kesalahan. Agar suatu masalah dapat diselesaikan dengan baik, masyarakat membutuhkan suatu pemikiran yang membantu mereka menyelesaikan masalah itu. Caranya adalah dengan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah suatu sensor atau pencarian kesalahan. Seringkali “kritis” dimaksudkan sebagai penilaian, entah baik atau buruk. Namun, hal ini memperlemah nilai utama berpikir kritis .1

(7)

penting untuk mencegah penggunaan bahasa, konsep, dan argumentasi salah yang sembarangan. Akan tetapi, berpikir kritis semata-mata tidak memiliki kekuatan yang generatif maupun konstruktif.1

Pengertian berpikir kritis menurut beberapa ahli :

 Menurut Alfaro-LeFevre

Berpikir kritis akan membantu professional dalam memenuhi kebutuhan klien. Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah-sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan.2

 Menurut Paul

Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat. Menjadi pemikir kritis adalah sebuah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri. Pengetahuan didapat, dikaji, dan diatur melalui berpikir. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas-tinggi, memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan, dan dukungan.2

 Menurut Chafee

Berpikir kritis mentransformasikan cara individu memandang dirinya sendiri, memahami dunia, dan membuat keputusan.2

 Menurut buku psikologi

Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap sejumlah pernyataan dan membuat keputusan objektif berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang sehat dan fakta-fakta yang mendukung, bukan berdasarkan pada emosi dan anekdot.3

(8)

kelebihan sudut pandang orang lain dibandingkan dengan sudut pandang mereka sendiri. Membuat penilaian yang terlalu cepat dan keras membuat berpikir kritis sulit dilakukan.4

Manusia Makhluk Berpikir

Manusia adalah makhluk berpikir dan merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibanding makhluk Tuhan lainnya. Kapasitas berpikir yang dimilikinya menjadikan manusia menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk Tuhan yang lain. Kemampuan ini pula yang mendorong manusia menuju ke kondisi yang lebih baik. Manusia diciptakan Tuhan dengan ciri khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain, yaitu daya berpikir.5

Potensi kemurnian (keluhuran) berpikir manusialah yang sangat menentukan citra keagungannya sebagai makhluk berpikir (Homo sapien). Kemampuan tersebut dilihat sebagai hal esensial, yang membedakan manusia dari binatang. Salah satu ciri kekhususan yang membedakan manusia dengan binatang justru terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Pandangan ini menunjukkan pula bahwa hakikat manusia yang disebut sebagai

Homo faber, dapat membuktikan diri sebagai potensi kultural yang mampu

membuat alat atau sarana untuk mencapai tujuannya. Kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh adanya daya pengetahuannya yang khas manusiawi. Pengembangan epistemologi memerlukan pula alat atau metode sebagai sarana berpikir (seperti logika, bahasa, dan lainnya) untuk mendapatkan kebenaran dan kepastian yang lebih memadai. Manusia dalam hal ini bukan saja berpikir, tetapi sekaligus dapat mengambil jarak terhadap pikirannya, sehingga ia dapat mengontrol, merenungkan, mengendalikan, serta mengarahkan pikirannya secara bertanggung jawab. Dengan ini menjadi jelas bahwa pengembangan epistemology merupakan salah satu “prestasi” manusia yang sekaligus mengemban citra (nilai-nilai) keagungannya.6

Dengan berpikir, manusia akan menghasilkan pengetahuan yang juga disebut sebagai logika. Manusia dapat memperoleh pengetahuan dengan lima cara yaitu :

1. Revelasi adalah cara memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman pribadi

(9)

2. Otoritas adalah tahu berdasarkan informasi dari yang berkuasa seperti

pengumuman oleh pemerintah.6

3. Intuisi adalah mencari tahu secara yang di luar rasio-personal. 6

4. Common sense adalah tahu dari ingatan akan faktor yang pernah dialami masa

lalu seperti melalui pengalaman. 6

5. Sains adalah mencari tahu secara rasional, mempertimbangkan kemungkinan dan

bersifat tidak mutlak. Hal ini dicari dengan menggunakan penelitian dan penalaran rasional. 6

Pandangan Transplantasi Organ

Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Transplantasi adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan organnya karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan terapi konservatif. Walaupun transplantasi organ dan atau jaringan itu telah lama dikenal dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja karena masih harus dipertimbangkan dari segi nonmedik, yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika, dan moral.7

Oleh karena itu seorang dokter dalam menjalankan tugasnya dituntut pula untuk tetap berpegang teguh pada Kode Etika Kedokteran (KODEKI), yang bertujuan untuk keharmonisan hubungan dokter dengan orang sakit dan untuk ketentraman dan ketertiban masyarakat. Seorang dokter harus senantiasa mengutamakan keselamatan orang sakit, melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi dan tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi. Namun, dalam zaman dengan unsut materialisme, hedonisme, dan konsumerisme menonjol sekarang ini, ada saja oknum dokter yang tergoda untuk melanggar etik profesinya yang luhur, bahkan melakukan malpraktik pidana.7

Manusia Sebagai Makhluk Sosial (Homo Socius)

(10)

lain. Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk sosial akan terbentuk selama manusia bergaul dengan manusia lain. Manusia akan belajar dari lingkungan tentang norma, ajaran, peraturan, kebiasaan, tingkah laku yang etis maupun tidak etis, dan atau ragam budaya manusia. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kepentingan dengan orang lain, mengabdi kepada kepentingan social dan tidak dapat lepas dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Faktor lingkungan sosial dapat berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu maupun masyarakat. Pada lingkungan sosial yang rawan tindak kekerasan berisiko terjadi kasus trauma. Begitu juga pada lingkungan yang kumuh, berbagai penyakit dapat menyerang penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Selain itu, mobilitas penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit berlangsung dengan cepat. Dari penjelasan di atas jelas terlihat bahwa kondisi sosial turut berpengaruh terhadap kesehatan.8

Dilihat dari keempat aspek di atas yaitu berpikir kritis, pandangan transplantasi organ, manusia sebagai makhluk berpikir dan makhluk sosial bila dihubungkan dengan kasus Joe, Joe harus menerapakan berpikir kritis dimana Joe telah memutuskan untuk melakukan transplantasi dengan resiko harga yang mahal. Disamping harga yang mahal ini Joe pun harus menghadapi pandangan religious dan etik dari masyarakat terhadap transplantasi yang akan ia lakukan, karena kita sebagai makhluk sosial harus memperhatikan lingkungan kita, karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku diri kita sendiri, kembali ia dihadapkan bahwa berpikir kritis harus benar-benar ia terapkan karena seperti yang kita ketahui berpikir kritis adalah cara berpikir dimana semua masalah dapat diselesaikan dengan meminimalisasikan dampak yang mungkin terjadi, berpikir kritis ini masuk ke dalam aspek manusia sebagai makhluk yang berpikir karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sehingga manusia dapat berpikir (Homo sapien) dan dari cara berpikir inilah diperoleh pengetahuan untuk mencapai tujuan dimana manusia disebut juga sebagai Homo faber.

Religious Worldview

Dalam kondisi masyarakat yang bermasalah, mengenal religious worldview

(11)

hidup, membangun kemandirian, dan membangun komunitas yang sehat. Dengan itu, pandangan masyarakat tentang suatu hal akan diubah.

Perilaku manusia merupakan usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya karena dua alasan: ingin menguasai lingkungan dan menjaga kelangsungan hidupnya.Energi untuk berperilaku timbul apabila manusia mengalami ketegangan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan bertahanan hidupnya. Hal ini tampak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kebutuhan secara otomatis memberikan arah-tujuan utuk berperilaku.9

Di samping itu, terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa tujuanlah yang menentukan arah perilaku. Teori yang berorientasi tujuan ini berpandangan bahwa tujuan menciptakan ketegangan, dan individu bergerak ke arah tujuan untuk mengurangi ketegangan. Jadi, arah dan energi perilaku merupakan hasil dari adanya tujuan.Tujuan-tujuan itu dapat berasal dari aspek biologis, aspek belajar (pengalaman dari lingkungan sosial), dan aspek pikir (thinking) yang kita milki. Tujuan yang paling memotivasi berasal dari dari gabungan tiga aspek tersebut.9

Teori-teori diatas secara khusus menyoroti pentingnya tujuan dalam menggerakkan perilaku. Hal ini mengingatkan bahwa tujuan dapat diciptakan, sehingga akan sangat bermanfaat untuk menjelaskan bagaimana agar kita dapat terus memiliki motivasi dalam hidup.Tujuan dapat berkembang dari adanya kebutuhan. Namun, dalam rangka menguasai lingkungan, manusia dapat mengembangkan tujuan-tujuan yang lebih canggih (kompleks dan bersifat menyongsong masa depan) dapat lebih sejahtera secara fsik maupun psikologis.9

Tanpa adanya kebutuhan yang berkembang menjadi tujuan atau tanpa adanya tujuan yang dikembangkan dalam hidup, orang tersebut tidak akan memiliki energi yang mendorongnya untuk bertindak atau kehilangan motivasi hidup.9

Bila tanpa tujuan yang jelas, orang akan mencari suatu tujuan tertentu yang bisa merugikan banyak pihak. Perlu adanya tujuan hidup yang jelas bagi seseorang. Dalam religious worldview, perlu bagi orang untuk mandiri dalam berpikir. Kemandirian itu bertujuan untuk membuat seseorang menjadi kokoh dalam kehidupan dan semakin bisa menghadapi kenyataan hidup.

(12)

Digambarkan dalam Lukas 6:48 seperti halnya seseorang yang membangun rumah agar tetap kokoh, manakala ada badai mengancam. Oleh karena itu harus melalui proses dengan menggali dalam-dalam kemudian kita meletakkan fondasi batu dan rumah yang dibangun itu bisa berdisi di atas fondasi batu itu.Orang-orang akan mudah goyah dan akan menjadi runtuh apabila gelombang pencobaan yang mengancam, karena iman yang dibentuknya adalah iman asal jadi dan bukan iman yang melalui suatu proses. Iman yang dibentuk melalui proses adalah iman yang selalu tekun dalam pengajaran.10

Teguh Karya seorang sutradara yang cukup beken dan dikenal dalam masyarakat perflman Indonesia. Ia sering mendapatkan penghargaan karena flmnya baik dan bermutu, walaupun secara kuantitas dia hanya menghasilkan satu flm dalam setahun. Tetapi karya yang dihasilkan itu dilakukan melalui proses yang matang dan penuh ketekunan dengan istilah lain bukan flm asal jadi.10

Salah satu cara untuk meghadapi kenyataan hidup adalah menerima kenyataan hidup. Jika kita menerima fakta-fakta hidup, maka akan lauh lebih mudah untuk menentukan pola solusi yang paling tepat dan cepat untuk menuntaskan frustasi. Menerima kenyataan hidup bukan berarti menyerah dan pasrah pada “nasib”, melainkan menyadari kekuatan dan kelemahan dan membuka diri untuk menerima perubahan. Sikap menerima kenyataan hidup akan membuka peluang bagi kita untuk memperbaiki diri sehingga menjauhkan kita dari kemungkinan jatuh ke dalam frustasi.11

Selanjutnya, dalam tahap religious worldview, perlu bagi kita membangun komunitas sehat. Hal yang diperhatikan pada komunitas sehat adalah pandangan hidup masyarakat mencakup apa dampak dari masyarakat kapitalis, apa pandangan umum masyarakat pada umumnya beserta dampaknya, dan bagaimana pandangan hidup sebagai umat dan dampaknya.

Kehidupan politik modern diwarnai oleh dominasi kapitalisme seringkali dicap sebagai biang keladi dalam segenap ketidakadilan yang terjadi di dunia. Tetapi fakta membuktikan bahwa kapitalisme seakan-akan merupakan suatu takdir yang tidak bisa ditolak dan terbukti sangat relevan dalam kehidupan manusia.12

(13)

bentuk isme sulit dipertahankan di dalam kehidupan umat manusia. Kapitalisme tampaknya menjadi tulang punggung utama dalam kehidupan modern.12

Ciri-ciri kapitalisme dirasakan oleh semua atau sekurang-kurangnya sebagian besar orang sebagai suatu ‘hukum alam’ yang mau tak mau harus diterapkan di dalam kehidupan umat manusia. Bahkan agama-agama secara tersirat atau tersurat mengungkapkan hukum alam ini. Semua agama berbicara tentang hak milik yang tidak boleh diganggu gugat oleh pihak lain. Ciri-ciri kapitalisme seperti persaingan dan pemberian hak lebih bagi orang-orang yang memiliki ‘kemampuan lebih baik’ pun tak pelak lagi menjadi sesuatu yang taken for granted di dalam kehidupan umat manusia secara umum.12

Sebagai umat Allah, manusia harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakan perbuatan yang tidak baik. Jadi untuk mengukur perbuatan baik-buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum agama atau hukum Tuhan,13

Kaitan dengan kasus yang diberikan dengan pandangan religious worldview ini adalah adanya pandangan religious dan etik dalam proses transplantasi lobus paru-paru yang akan dilakukan oleh Joe. Sehingga diperlukan pandangan religious yang tepat dan benar sehingga pandangan masyarakat tentang suatu hal dapat berubah. Dikatakan di atas bahwa tujuanlah yang menentukan arah perilaku sehingga tujuan Joe dan masyarakat yang berbeda menyebabkan ketegangan sehingga harus dapat diluruskan dengan menerapkan sikap empati dan simpati. Seseorang dalam pandangan religious ini harus menjadi pribadi yang mandiri, dimana pribadi yang mandiri ini dapat menjadikan seseorang menjadi lebih kokoh dalam menghadapi kenyataan hidup yang dalam kasus ini adalah pandangan-pandangan masyarakat sekitanya.

Penutup

(14)

berpikir kritis ke depan untuk meminimalisasikan dampak ke depannya dalam hidup mereka. Joe dalam harus menerapkan prinsip berpikir kritis karena ia dihadapkan dengan transplantasi dengan resiko harga yang mahal namun pandangan religious

dan etik dalam masyarakat membuat ia menjadi bimbang karena segala sesuatu harus selalu dipikirkan untuk mengetahui apa keuntungan dan kerugian dari tindakan tersebut. Dimana dari pemikiran tersebut pada akhirnya akan melahirkan sebuah keputusan yang akan kita laksanakan.

Daftar Pustaka

1. Bono E. . Revolusi berpikir [internet].Cetakan kedua. Bandung: Penerbit Kaifa; 2007.h.204. [Diakses 30 Oktober 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9791284016

2. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, dkk. Buku ajar keperawatan pediatric [internet].

Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.20. [Diakses 31 Oktober 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9794487813

3. Wade C, Tavris C. Psikologi. Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga. 2007.h.7. [Diakses

31 Oktober 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9790158491

4. Johnson EB. Contextual teaching and learning: menjadikan kegiatan belajar

mengajar mengasyikkan dan bermakna [internet]. Bandung: Penerbit MLC; 2007.h.186. [Diakses 31 Oktober 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9793611510

5. Drajat A. Suhrawardi : Kritik falsafah peripatetic [internet]. Yogyakarta: PT LKiS

Pelangi Askara Yogyakarta; 2005.h.1. [Diakses 31 Oktober 2012]. Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9798451198

6. Watloly A. Tanggung jawab pengetahuan [internet]. Yogyakarta: Kanisius;

2002.h.185. [Diakses 31 Oktober 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=9796729105

7. Hanafah J, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan [internet]. Edisi

(15)

8. Asmadi. Konsep dasar keperawatan [internet]. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2005.h.15-6. [Diakses 31 Oktober 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?isbn=979448914X

9. Widyarini N. Kunci pengembangan diri [internet]. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo; 2009.h.3-4.[Diakses 3 November 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?id=DPk9c6_KedAC&hl=id

10. Soehono A. Hidup yang berkenan [internet]. Cetakan ke-4. Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia; 2002.h.8. [Diakses 3 November 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?id=qpvnqmjbkUYC&hl=id

11. Surbakti EB. Gangguan kebahagiaan anda dan solusinya [internet]. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo; 2010.h.330. [Diakses 3 November 2012]. Diakses dari : books.google.co.id/books?id=rh003kSCMYcC&hl=id

12. Firmasnzah. Marketing politik [internet]. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia;

2008.h.18-9. [Diakses 3 November 2012]. Diakses dari : books.google.co.id/books?

id=LAn8R3yXjlIC&dq=Marketing+politik&hl=id&source=gbs_navlinks_s

13. Prasetya JT. Ilmu budaya dasar [internet]. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2004.h.177.

[Diakses 3 November 2012].

Diakses dari : books.google.co.id/books?

(16)

Pembahasan Krisis Pelayanan Kesehatan di

Pulau Tujuh melalui Berfkir Kritis dan

Religious Worldview

Bona Ega NIM 102012233

F/F6

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : bonaegasitumorang@yahoo.com <!--[if !vml]-->

<!--[endif]-->

Pendahuluan

(17)

Berpikir kritis menuntut kita menangani masalah yang sejenis, yakni menangani masalah kesehatan di pulau terpencil. Pengembangan diri dalam keterampilan belajar juga menjadi suatu keharusan untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua pihak.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan serupa dengan Tuhan dan manusia memiliki banyak manfaat dalam hidupnya yang terhormat. Manusia memiliki pedoman hidup atau prinsip yang dipegangnya teguh, ia adalah makhluk yang mandiri dan mampu berkomunitas yang sehat. Oleh karena itu, manusia adalah makluk social yang dapat terkena masalah namun mampu berpegang pada pedoman hidupnya.

Dalam menghadapi setiap permasalahannya, manusia haruslah mampu berfkir kritis agar dapat memecahkan masalah tersebut dan mengetahui solusi apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikannya. Metode 5W+1H (Where, When, Who, What, Why + How) adalah metode yang biasa dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi agar dapat menyelesaikannya dengan baik.

Dalam makalah ini akan dibahas secara singkat mengenai manusia menurut religious worldview dan berfkir kritis dalam menghadapi krisis pelayanan kesehatan yang terjadi di pulau terdepan Indonesia. Mengenai permasalahan apa yang terjadi disana dan bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pembahasan

<!--[if !supportLists]-->A. <!--[endif]-->Berpikir kritis

Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seorang profesional dan merupakan suatu perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional serta cermat.1

Berpikir kritis merupakan suatu aktiftas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi dan menilai/memutuskan.

(18)

proyek.Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang memuaskan.

<!--[if !supportLists]-->B. <!--[endif]-->Keterampilan belajar

Keterampilan belajar adalah daya atau kemampuan untuk secepatnya mempelajari hal-hal yang baru.2 Dengan sendirinya, fasilitas yang memadai sedikit banyaknya akan menjadi pendorong terciptanya keterampilan belajar, hasrat dan kemampuan tinggi adalah yang utama dalam keterampilan belajar.2 Faktor-faktor pendukung ialah :

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Faktor pengajar

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Fasilitas belajar

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Faktor kesehatan

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Faktor sikap

<!--[if !supportLists]-->C. <!--[endif]-->Skenario permasalahan

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri (Kepulauan Riau) Tjetjep Yudiana, tenaga dan peranan dokter keluarga sangat diperlukan di pulau terpencil. Contohya Pulau Tujuh, yang menjadi salah satu pulau terdepan di Kepri. Masyarakat di sana jika terkena penyakit dan ingin berobat, harus menempuh waktu 7-8 jam menggunakan perahu bermotor untuk mencapai lokasi kesehatan. Jika hanya penyakit biasa, mungkin masih bisa di selamatkan.

“Tapi bagaimana dengan pasien yang gawat darurat, apakah masih bisa bertahan,” jelas Tjetjep,kemarin.

<!--[if !supportLists]-->D. <!--[endif]-->Analisis masalah

Dalam scenario B, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri (Kepulauan Riau) Tjetjep Yudiana, dapat disimpulkan bahwa 5w 1h yang terdapat dalam scenario adalah sebagai berikut :

(19)

Jawabannya adalah masyarakat

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Where: dalam hal ini dimana terjadinya permasalahan ini

Jawabannya adalah di pulau terdepan di Kepri, Indonesia. (mis: Pulau Tujuh) <!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->When: dalam hal ini kapan permasalahan ini terjadi

Jawabannya adalah setiap masyarakat di pulau tersebut terkena penyakit

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->What: dalam hal ini apa yang terjadi/ permasalahan apa yang dialami

Jawabannya adalah adanya permasalahan kurangnya tenaga dan peranan dokter di pulau, masalah ruang dan waktu, serta permasalahan fnancial.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Why: dalam hal ini mengapa permasalahan ini dapat terjadi

Jawabannya adalah karena letak pulau yang sangat terpencil dan terdepan di Indonesia.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->How: dalam hal ini bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada

Jawabannya adalah dengan membuka rumah sakit/menyediakan ambulance helicopter/boat.

Religious Worldview

Sebuah pandangan dunia yang komprehensif (atau pandangan dunia) adalah orientasi kognitif fundamental individu atau masyarakat meliputi keseluruhan dari individu atau pengetahuan masyarakat dan point-of-view , termasuk filsafat alam, fundamental, eksistensial, dan normatif dalil-dalil, atau tema, nilai , emosi, dan etika. Istilah ini adalah teknik calque dari Jerman kata Weltanschauung

[v

ɛ lt. ʔ an ˌ ʃ a ʊ . ʊ ŋ] ( <!--[if !vml]--> <!--[endif]-->mendengarkan ), terdiri dari Welt ('dunia') dan

Anschauung ('pandangan' atau 'outlook').Ini adalah konsep fundamental ke Jerman filsafat dan epistemologi dan mengacu pada persepsi di seluruh dunia. Selain itu, mengacu pada kerangka ide-ide dan keyakinan di mana seorang individu, kelompok atau kebudayaan menafsirkan dunia dan berinteraksi dengan itu. 3

(20)

Pentingnya religius worldview :

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Membentuk orientasi hidup

Pandangan dunia kita mengarahkan kehidupan kita. Landasan utama setiap agama adalah suatu pandangan dunia, dan setiap pandangan dunia mengarah ke agama. Suatu pandangan tentang alam cenderung membangkitkan reaksi religius di dalam kita karena kita perlu bergerak seirama dengan alam semesta. Penting bagi kita untuk mengarahkan kehidupan kita kepada sesuatu yang benar-benar penting dalam hakikat terdalam dari segala hal.

Apabila di kaitkan dengan kasus di atas (masalah kesehatan di Pulau Tujuh, Kepulauan Riau) ini berartikan bahwa dalam permasalahan tersebut apabila solusi yang ada telah terealisasikan dengan baik, maka sudah mengarah ke kesehatan yang lebih baik dan tujuan untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut tentunya tercapai. Reaksi religiusnya ialah pergerakkan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik dengan menyelesaikan masalah tersebut menggunakan solusi yang sudah ada. Dari hal tersebut pandangan sudah mengarah ke kehidupan kita tentang sesuatu yang benar penting yaitu kepentingan untuk mengatasi masalah kesehatan di pulau terpencil dan berartikan bahwa dalam konteks membangun orientasi hidup menekankan pentingnya akal atau solusi yang ada.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Membangun kemandirian

Dalam kehidupan bermasyarakat di Pulau Tujuh,Kepulauan Riau tentulah harus di bangun kemandirian yang kokoh. Hal ini dapat terwujud apabila terdapat pengenalan religius worldview secara benar kepada masyarakat. Dengan mengenal religius worldview mereka semakin bisa menghadapi kenyataan kehidupan mereka bahwa terdapat masalah kesehatan di daerah mereka.

Apabila di kaitkan dengan kasus di atas ini berartikan bahwa saat mewujudkan solusi-solusi yang ada untuk penyelesaian masalah, masyarakat telah di beri dampingan untuk lebih kompak dan berinisiatif yang baik terhadap masalah yang terjadi di daerah mereka.

(21)

Kehidupan masyarakat adalah kehidupan dalam suatu komunitas. Untuk membangun komunitas yang baik di perlukan komunitas yang sehat. Komunitas yang sehat adalah dimana di dalam suatu komunitas tersebut ada keterbukaan satu dengan yang lainnya. Apabila terjadi suatu masalah, masalah tersebut di musyawarahkan hingga nanti terbentuk sebuah keputusan bersama.4

<!--[if !supportLists]-->E. <!--[endif]-->Hipotesis

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Fasilitas yang kurang memadai.

<!--[if !supportLists]-->F. <!--[endif]-->Sasaran pembelajaran

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Berpikir kritis

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Religius worldview

Kesimpulan

Di lihat dari sudut pandang berpikir kritis dan religius worldview, ke dua hal tersebut dapat membantu memahami dan mampu menyelesaikan suatu permasalahan.yang ada di pulau tujuh.

(22)

<!--[if !supportLists]-->1. Wong Donna L, Marilyn Hockenberry Eaton, David Wilson, Marilyn L.Winkelstein, Patricia Schwartz. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2009.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Edward de Bono (2007). Rovolusi Berpikir. Bandung: PT Mizan Pustaka. Hal 204

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->http://en.wikipedia.org/wiki/World_view

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Ganda Yahya. Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi. GRASINDO, Jakarta 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Di masing-masing sentra pro- duksi umumnya telah ada industri pembi- bitan duku tradisional yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bibit (wikipedia.org 2008)... Permintaan

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan berdasarkan parameter peran serta badan pengelola, peran serta masyarakat dan ketersediaan sarana prasarana penunjang

sehingga secara keseluruhan media yang digunakan akan menjadi lebih besar perannya dalam proses belajar mengajar, sehingga masyarakat identik dengan teknologi

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis berpendapat bahwa penerapan hukum terhadap tindak pidana secara tanpa hak membawa atau menyimpan senjata tajam yang dilakukan oleh

[r]

Tabel 4.24 menyatakan bahwa sebagian besar industri (82%) menyatakan bahwa penggantian HCFC dilakukan karena adanya penerapan peraturan tentang pengurangan konsumsi

Pemindahan limbah padat dari proses pemotongan dan kandang ternak selalu menjadi masalah bagi RPH berkaitan dengan biaya pembuangan. Walaupun telah dilakukan dehidrasi limbah

Model pembelajaran inkuiri menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2011) terdiri dari 4 fase yaitu: 1) fase pertama, siswa disajikan bidang penelitian berupa fenomena