• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat. Pada era globalisasi ini perubahan telah terjadi diberbagai bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas

(borderless) dan menyebabkan perubahan sosial secara signifikan berlangsung demikian pesatnya.1

Teknologi dan Informasi menjadi dua hal yang sangat penting karena dapat mempermudah segala aktivitas hidup manusia. Demikian pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi informasi, yang merupakan salah satu penyebab perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi harus terus dikembangkan untuk menjaga, memelihara dan memperkukuh perundang-undangan demi kepentingan nasional. Di samping itu, pemanfaatan teknologi informasi berperan

1

(2)

penting dalam perdagangan dan pertumbuhan perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Perlindungan hukum terhadap konsumen mendapat perhatian karena menyangkut aturan–aturan guna mensejahterakan masyarakat sebagai konsumen.2

Konsumen perlu mendapat perlindungan, karena konsumen memiliki resiko yang lebih besar dari pada pelaku usaha, dengan kata lain hak-hak konsumen sangat rentan. Disebabkan posisi tawar konsumen yang lemah, maka hak-hak konsumen sangat riskan untuk dilanggar.

Perlunya perlindungan terhadap konsumen karena hak–hak konsumen yang sering diabaikan oleh pelaku usaha.

3

Perlindungan konsumen menyangkut banyak aspek dan salah satunya ialah aspek hukum. Hukum dalam masyarakat selalu berkembang secara dinamis sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri, hukum tersebut mempunyai arti yang sangat besar dalam masyarakat tersebut. Hukum berfungsi untuk mengatur kehidupan masyarakat, sehingga dapat melindungi kepentingan masyarakat. Hukum yang baik ialah hukum yang hidup dalam masyarakat dan dipatuhi oleh masyarakat.4

2

Sri Rejeki Hartono, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, 2000, hal.4

3

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal.6

4

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hal.13

(3)

Era globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi komunkasi dan informasi, saat ini banyak produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan di tanah air baik melalui iklan, promosi maupun penawaran secara langsung, tidak terkecuali layanan jasa telekomunikasi. Dimana seperti yang diketahui kebutuhan akan jasa telekomunikasi yang cepat sangat dibutuhkan oleh semua kalangan untuk menunjang berbagai pekerjaan dari penggunanya.

Sebagai bangsa yang majemuk bangsa Indonesia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Motivasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya timbul karena masyarakat menginginkan adanya suatu perubahan dalam kehidupannya, dan juga dilandasi keinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, kebutuhan akan komunikasi sangat diperlukan untuk suatu interaksi antar individu maupun interaksi yang terjadi dalam skala yang lebih besar, yaitu interaksi yang terjadi antara pihak-pihak sebab komunikasi yang terjadi dalam suatu interaksi tidak hanya melibatkan satu pihak saja tetapi juga ada pihak lainnya.5 Komunikasi dalam interaksi tersebut mempunyai suatu pola pelaksanaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat ini komunikasi tidak lagi dilakukan secara langsung dengan cara tatap muka dengan lawan bicara, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju menyebabkan komunikasi menjadi suatu alat penghubung antar individu yang sangat vital sehingga diperlukan suatu komunikasi antar individu secara tidak langsung.6

Seiring dengan perkembangan zaman, maka kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya makin meningkat. Hal ini di tunjukkan

5

Edmon Makarim, Op.Cit, hal.20

6Ibid

(4)

oleh makin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Muncullah berbagai macam produk elektronik yang memudahkan masyarakat, salah satunya ialah alat komunikasi seperti telepon selular atau biasa kita sebut dengan handphone.

Upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemudahan merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan jasa telekomunikasi. masa depan dunia telekomunikasi tanpa kabel juga makin terpacu dengan maraknya perkembangan dunia internet. Teknologi tanpa kabel memungkinkan setiap orang dapat mengakses internet di manapun ia berada tanpa harus bersusah payah mencari sambungan kabel telepon. Namun, dalam mengakses internet atau mengirim informasi melalui modem tanpa kabel, saat ini masih bergantung pada kemampuan operator telepon seluler dalam menyediakan jaringan seluler.7

Sebagai perusahaan yang melayani jasa vital dalam masyarakat, perusahaan Telekomunikasi berusaha untuk melayani kepentingan publik, tetapi tetap mempunyai orientasi pada keuntungan, sehingga mereka memikirkan cara bagaimana sebuah telepon bukan lagi hanya dipakai untuk komunikasi secara tidak langsung tetapi juga bagaimana mereka menarik suatu keuntungan dari penyelenggaraan telepon sebagai alat penunjang dalam komunikasi secara tidak langsung. Berdasarkan hal tersebut perusahaan Telekomunikasi lalu menyediakan fasilitas tambahan pada telepon yang bertujuan untuk mempermudah

Sejalan dengan semakin padatnya kegiatan para pelaku bisnis maupun masyarakat umum, dan berkembangnya teknologi komunikasi, semakin tinggi pula kebutuhan mereka untuk melakukan komunikasi yang efektif. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa telepon seluler telah menjadi bagian penting dalam keseharian mereka, karena telepon seluler merupakan solusi dalam mempermudah komunikasi tanpa membatasi ruang dan gerak seseorang. Lebih jauh, kini telepon seluler telah dikenal dan digunakan secara luas oleh masyarakat dunia.

7Ibid

(5)

berlangsungnya telekomunikasi tapi juga tetap dapat menarik keuntungan dari pengadaan fasilitas tambahan pada telepon tersebut.

Perlindungan konsumen telekomunikasi harus mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah supaya konsumen benar-benar memperoleh perlindungannya secara jelas dan mendapat haknya dengan pasti.8

Konsumen berhak mendapat perlindungan dari hal ketidakpuasan dalam hal penggunaan kartu telepon seluler, seperti kartu telepon seluler prabayar.

Penggunaan kartu telepon seluler prabayar bukan hanya semata-mata bisnis semata karena itu harus mendapat pengawasan yang ketat karena hal ini tidak lepas untuk mensejahterakan masyarakat atau konsumen tersebut. Adanya perlindungan hukum dan tanggung jawab yang kuat dari provider selular dalam masalah ketidakpuasan konsumen dan perlindungan konsumen.

Hal ini juga berpengaruh besar terhadap kepercayaan konsumen terhadap provider-provider

yang ada supaya kepercayaan konsumen terhadap provider selular ini tidak menjadi berkurang.

9

Dari peristiwa tersebut yang terkena dampak buruknya adalah tentu masyarakat sebagai konsumen pengguna provider tersebut.

Dari uraian latar belakang penelitian tersebut maka penulis memilih judul skripsi ini tentang : "Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi

Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)"..

8

Imam Sjahputra, Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Elektronik, Alumni, Bandung, 2010, hal.17

9Ibid

(6)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan dikemukakan dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana pertanggungjawaban penyedia jasa telekomunikasi atas ketidakpuasan konsumen pengguna telepon seluler?

2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa telepon seluler ? 3. Bagaimana pertimbangan hukum hakim terhadap gugatan konsumen akibat

itikad buruk layanan jasa telekomunikasi ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui pertanggungjawaban penyedia jasa telekomunikasi atas

ketidakpuasan konsumen pengguna telepon seluler.

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pengguna jasa telepon seluler.

3. Untuk mengetahui pertimbangan hukum hakim terhadap gugatan konsumen akibat itikad buruk layanan jasa telekomunikasi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :

(7)

2. Secara praktis:

a. Bagi masyarakat luas.

Memberitahukan kepada masyarakat dan melihat kenyataan di masyarakat apakah pihak penyedia jasa telekomunikasi sudah melaksanakan bentuk tanggungjawabnya kepada konsumen atas ketidakpuasannya menggunakan telepon seluler.

b. Bagi Pemerintah.

Pemerintah mendapatkan masukan guna meningkatkan pengawasan dan penegakkan atas pelaksanaan hukum perlindungan konsumen.

c. Bagi Penyedia Jasa Telekomunikasi.

Pengusaha jasa telekomunikasi mendapatkan masukan untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan terhadap perusahaan miliknya, sehingga konsumen percaya dan loyal terhadap jasa telekomunikasi yang digunakannya.

E. Metode Penelitian

1. Sifat Penelitian

(8)

menggambarkan secara lengkap perlindungan hukum bagi konsumen telepon seluler akibat itikad buruk layanan jasa telekomunikasi.10

2. Sumber Data.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Dalam perspektif yuridis dimaksudkan untuk menjelaskan dan memahami makna dan legalitas peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan hukum bagi konsumen telepon seluler akibat itikad buruk layanan jasa telekomunikasi.

Data yang kemudian diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian maupun di luar penelitian adalah :

a. Data primer

Data primer, adalah data yang diperoleh dari tangan pertama, dari sumber asalnya yang belum diolah dan diuraikan orang lain. Untuk memperoleh data primer peneliti melakukan analisis kasus putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti yang sebelumnya telah diolah orang lain. Untuk memperoleh data sekunder peneliti melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah penelitian terhadap bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan ini, sebagai bahan referensi untuk menunjang keberhasilan penelitian. Pada penelitian hukum normatif, bahan pustaka merupakan bahan hukum dasar yang dalam (ilmu) penelitian

10

(9)

digolongkan sebagai bahan hukum sekunder. Bahan Hukum dapat diklasifikasikan ke dalam 3 golongan:11

1) Bahan hukum primer, terdiri dari bahan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum positif termasuk peraturan perundang-undangan dan website. 2) Bahan hukum sekunder atau sering dinamakan Secondary data yang antara

lain mencakup di dalamnya:

a) Kepustakaan/buku literatur yang berhubungan dengan perlindungan hukum bagi konsumen telepon seluler akibat itikad buruk layanan jasa telekomunikasi.

b) Data tertulis yang lain berupa karya ilmiah para sarjana.

c) Referensi-referensi yang relevan dengan perlindungan hukum bagi konsumen telepon seluler akibat itikad buruk layanan jasa telekomunikasi.

3) Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, ekslopedia, Kamus umum dan lain sebagainya. Bahan-bahan hukum sebagai kajian normatif sebagian besar dapat diperoleh melalui penelusuran terhadap berbagai dokumen hukum.12

3. Alat Pengumpul Data.

Alat pengumpul data yang digunakan penulis adalah data primer yaitu wawancara. Alat pengumpul data digunakan dalam penelusuran data sekunder adalah studi dokumentasi atau melalui penelusuran literatur. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu studi pustaka

11

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hal.14

12

(10)

dengan cara identifikasi isi. Alat pengumpulan data dengan mengindentifikasi isi dari data sekunder diperoleh dengan cara membaca, mengkaji, dan mempelajari bahan pustaka baik berupa peraturan perundang-undangan, artikel dari internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan data-data lain yang mempunyai kaitan dengan data penelitian ini.

4. Analisis Data.

Data yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat menghasilkan jawaban yang tepat dari suatu permasalahan, maka perlu suatu teknik analisa data yang tepat. Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan.13

F. Keaslian Penulisan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini menggunakan pola pikir/logika induktif, yaitu pola pikir untuk menarik kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Pada dasarnya pengolahan dan analisis data bergantung pada jenis datanya. Pada penelitian hukum berjenis normatif, maka dalam mengolah dan menganalisis bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier tidak dapat lepas dari berbagai penafsiran hukum yang dikenal dalam ilmu hukum.

Skripsi ini berjudul “Analisis Yuridis Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Telepon Seluler Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2995 K/Pdt/2012)”. Di dalam penulisan skripsi ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan

13

(11)

perlindungan hukum bagi konsumen telepon seluler akibat itikad buruk layanan jasa telekomunikasi, baik melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan maupun media cetak maupun elektronik dan disamping itu juga diadakan penelitian. Dan sehubungan dengan keaslian judul skripsi ini dilakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau belum terdapat di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini penulis buat, maka hal itu menjadi tanggung jawab penulis sendiri.

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan, yang menjadi sub bab terdiri dari, yaitu Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II : Tinjauan Tentang Perlindungan Konsumen meliputi : Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha, Hubungan Hukum antar Pelaku Usaha dan Konsumen, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dan Pelaku Usaha, Hak dan Kewajiban Konsumen / Pelaku Usaha.

(12)

Penyedia Jasa Telekomunikasi, Perlindungan Terhadap Konsumen sebagai Pengguna Telepon Seluler.

BAB IV : Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pengguna Jasa Telepon Seluler meliputi : Tanggungjawab Penyedia Jasa Telekomunikasi Atas Ketidakpuasan Konsumen Pengguna Telepon Seluler, Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Telepon Seluler, Pertimbangan Hukum Hakim Terhadap Gugatan Konsumen Akibat Itikad Buruk Layanan Jasa Telekomunikasi Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 2995 K/Pdt/2012, Analisis Putusan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini yang ingin diselidiki bagaimana pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan mobile game “ Chem Fun ” berbasis android materi sistem periodik unsur sebagai media pembelajaran dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari potensi berbagai jenis gulma air yang mampu tumbuh pada media tercemar, sehingga gulma air tersebut berpotensi untuk digunakan

(BI), sebuah sistem informasi yang mengambil dan mengolah data yang besar dan mengubahnya menjadi informasi yang berguna sehingga membantu penggunanya dalam membuat keputusan

8 Jadi, dapat disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang secara sepenuhnya melibatkan peserta didik, sedangkan pendidik hanya sebagai

BAB IV KAMAMPUH SISWA KELAS VII B SMPN 1 CISOMPET-GARUT DINANGANALISIS STRUKTUR DONGENG NGAGUNAKEUN MODEL COOPERATIVE SCRIFT 4.1 Kamampuh Ngaregepkeun Dongéng Ngagunakeun

Faizal juga tidak mengamalkan Tri Karma Adhyaksa. Perbuatannya jelas-jelas bertentangan dengan satya. Artinya dalam menjalankan tugasnya Faizal tidak

Penelitian ini menggunakan bahan baja paduan rendah 41xx yang merupakan baja dengan kekuatan tarik tinggi (high tensile) namun karena hasil produk cor (as-cast)