23 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kewirausahaan
Secara sederhana arti wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil
resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau
cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang
diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari,
memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.
Resiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa factor
kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar resiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin
besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang
melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Inilah yang disebut
dengan jiwa wirausaha (Kashmir, 2006:16-17).
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola
usaha secara professional. Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan
perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang usaha
yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan
bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan seperti minat, modal,
kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya,
seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah
seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan. Peter F. drucker
24 menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa
seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan dalam menciptakan
sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan
suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu
yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreatifitas dan inovasi tersebut pada
akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak (Kashmir, 2006:17-18).
Berbicara tentang kewirausahaan Mulyana (2014) menyebutkan bahwa Ekonomi
Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Esensi dari
kreatifitas adalah gagasan. Hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat
memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan tersebut yaitu gagasan yang orisinil
dan dapat diproteksi oleh HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Kemampuan untuk
mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan
dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga
munculla
kesejahteraan masyarakat.
Fungsi ekonomi kreatif yaitu :
• Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan;
• Menciptakan Iklim bisnis yang positif;
• Membangun citra dan identitas bangsa;
• Mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya yang terbarukan;
• Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif
25 Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia. Ekonomi kreatif
membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif, mampu melahirkan berbagai ide dan
menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses
produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah
kreativitas
Dengan menggenjot perkembangan industri kreatif di Tanah Air, banyak manfaat
yang bisa diraih apabila pihak pemerintah dan para pendukung ekonomi kreatif serius
dalam menjalankan tugasnya, diantaranya seperti :
1. Bisnis UKM makin berkembang.
2. Mengurangi tingkat kemiskinan.
3. Mengurangi tingkat pengangguran.
2.2 Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara
sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat.
Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi
sipembawa status misalnya, pendapatan, dan pekerjaan. Status adalah keadaan atau
kedudukan seseorang, sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan
bermasyarakat di lingkungan sekitar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial
tertentu (“Pengertian Status”, 2012).
Jeffries dalam sunarto (1993: 115-116) pun mendasarkan pandangannya mengenai
kelas pada pandangan para tokoh klasik. Ia mengemukakan bahwa kelas sosial merupakan
“social and economic group constituted by a coalescence of economic, occupational, and
ikatan-26 ikatan ekonomi, pekerjaan, dan pendidikan. Meskipun konsep kelas ini mencakup tiga
dimensi yang berbeda satu dengan yang lain, ia mengemukakan bahwa seorang guru besar
bergelar Doktor cenderung berpenghasilan rendah sampai menengah, sedangkan seseorang
yang sangat kaya belum tentu berpendidikan sarjana muda namun ia menggabungkannya
dengan alasan bahwa diantara tiga dimensi tersebut terdapat kesalingterkaitan yang erat.
Menurutnya pekerjaan merupakan segi penting dari kelas, bahwa pendidikan sering
menjadi prasyarat pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2.3 Klasifikasi Status Sosial Ekonomi
Klasifikasi status sosial ekonomi adalah:
a) Status sosial ekonomi atas . Status sosial ekonomi atas adalah kelas sosial yang
berada paling atas dari tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya,
yang sering menempati posisi teratas dari kekuasaan. Sedangkan Sitorus mendefenisikan
status sosial ekonomi atas adalah status atau kedudukan seseorang di masyarakat yang
diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta kekayaan, di mana harta kekayaan
yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat pada umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan baik (“Pengertian Status”, 2012).
b)Status sosial bawah . Status sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang
di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta
kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat
pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
(“Pengertian Status”, 2012).
27 Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang
berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat Di sekitar kita ada orang yang
menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan rendah seperti camat
dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada
orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin. Perbedaan itu tidak hanya muncul dari
sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik,
keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau
umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan
manusia yang satu dengan yang lain.
Faktor sosial ekonomi dapat dilihat dari pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, dan kesehatan :
a. Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala
kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun
usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa
barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan
mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan
bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan
terpenuhinya kebutuhan hidup.
Kemudian menurut pedoman ISCO (International Standart Clasification of
Oecupation) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Profesional ahli teknik dan ahli jenis
b) Kepemimpinan dan ketatalaksanaan
c) Administrasi tata usaha dan sejenisnya
28 e) Petani
f) Produksi dan operator alat angkut
Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih pekerjaaan
yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Dalam masyarakat
tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan lebih terhormat di mata
masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi.
Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka
jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:
a) Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,
pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga
administrasi tata usaha.
b) Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.
c) Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel.
b. Pendidikan
Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan
mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk orang lain yang membutuhkannya. Pendidikan adalah upaya untuk
mengarah pada tercapainya perkembangan yang dapat merangsang suatu cara berfikir yang
rasional, kreatif dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan,
meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang lebih peka terhadap
setiap gejala-gejala sosial yang muncul.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diulas beberapa fungsi dari pendidikan yang
29
Membina dan membentuk sikap mental seseorang
Menambah pengetahuan seseorang
Merangsang seseorang untuk berfikir logis, praktis dan sistematis dengan menggunakan
metode-metode dan teknik-teknik ilmiah.
Pendidikan merupakan proses aktualisasi diri terhadap potensi kemampuan
manusia untuk diwujudkan kedalam tujuan yang diinginkannya, serta pendidikan
diarahkan kepada usaha-usaha pembangunan kepribadian bangsa, modernisasi terhadap
lingkungan serta peningkatan terhadap kemampuan berfikir. Pendidikan merupakan suatu
proses pembangunan individu dan kepribadian seseorang, dilaksanakan dengan sadar dan
penuh tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta
nilai-nilai yang bersifat normatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
juga dapat meningkatkan kesempatan berfikir baik secara teoritis maupun praktis untuk
melanjutkan hidup dan kehidupan dalam lingkungan yang selalu berubah dan menuntut
adanya perubahan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini
mungkin, merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun
pemerintah
c. Pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui
dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi
yang tinggi terhadap kekayaan. Christopher dalam Sumardi (2004) mendefinisikan
pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam
bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.
Biro Pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:
a) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular
30
Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja
kadang-kadang.
Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari
kerajinan rumah.
Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial
yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.
b) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan
dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi (“Pengertian Status”, 2012).
d. Kesehatan
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) kesehatan ialah suatu keadaan
sejahtera dari bada jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya kesehatan juga merupakan suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit kelemahan. Pada
dasarnya kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit
2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit
3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami tampak sakit
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan. Adapun yang
menjadi indicator dalam pemenuhan kesehatan yaitu:
a. Kemampuan untuk membeli obat-obatan
b. Kemampuan untuk berobat ke dokter
c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual
31 Selain pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan kesehatan yang menjadi ukuran
status sosial ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan. Pemilikan barang-barang
yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang itu
memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa
orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati
oleh orang-orang disekitarnya.
Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer,
televisi dan tape biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya. Apabila
seseorang belum mempunyai rumah dan menempati rumah dinas, punya kendaraan,
televisi, tape, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki
rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan biasa.
2.5 Kesejahteraan Sosial
Elizabeth Wickenden (dalam Friedlander, 1974:4) mendefenisikan kesejahteraan
sosial sebagai “a system of laws, programs, benefits, and service which strengthen or
assure provision for meeting social needs recognized as basic for the welfare of the
population and for the functioning of the social order”. (suatu system
perundang-undangan,kebijakan,program,pelayanan, dan bantuan untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan sosial yang dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan manusia dan
bagi berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik). Dari defenisi tersebut dapat
dipahami tiga hal, sebagai berikut :
a. Konsep pelayanan sosial (bidang praktik pekerjaan sosial) mencakup aktivitas yang
sangat luas, mulai dari perundang-undangan sosial sampai kepada tindakan
langsung pemberian bantuan.
b. Konsep kesejahteraan sosial berbeda dengan kesejahteraan. Terpenuhinya
32 terciptanya kesejahteraan (sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek
kehidupan manusia).
c. Pada tingkat masyarakat, kesejahteraan sosial berarti terdapatnya ketertiban sosial
(social order) yang lebih baik.
Karena begitu pentingnya upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, maka Negara
kitapun memiliki Undang yang secara khusus mengatur hal ini, yaitu
Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yang
memaparkan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah Negara kita yaitu Pancasila. Maka
tak salah dan tak heran jika semua orang ingin hidupnya sejahtera, dan bahkan salah satu
tujuan penyelenggaraan negarapun adalah ingin menyejahterakan rakyatnya (Wibhawa,
Raharjo & Budiarti, 2010:23-24).
Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang
seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga
kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya
kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.
2.6 Kemiskinan
Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau
33 manusia disebabkan ketidakmampuanj dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Siagian,
2012:2).
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam
aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja
sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Sebabnya beban kemiskinan paling besar muncul pada masyarakat-masyarakat di pedesaan
yang dalam hal pemenuhan kebutuhannya belum dapat terpenuhi. Namun bukan hanya
pada masyarakat pedesaan saja masalah kemiskinan terjadi di kota-kota besar juga masalah
kemiskinan masih tetap ada. Berbagai upaya dan pembangunan telah dilakukan pemerintah
untuk menggurangi angka kemiskinan terutama untuk memberikan peluang pada
masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraannya, yang menurut lembaga statis
bahwa setiap tahunnya angka kemiskinan di Indonesia menurun.
Secara umum factor-faktor penyebab kemiskinan secara kategoris dengan
menitikberatkan kajian pada sumbernya terdiri dari dua bagian besar,yaitu:
A. Factor internal, yang dalam hal ini berasal dari dalam diri individu yang mengalami
kemiskinan itu yang secara substansial adalah dalam bentuk kekurangmampuan, yang
meliputi:
a. fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan
b. intelektual, seperti: kurangnya pengetahuan, kebodohan, miskinnya
informasi.
c. Mental emosional atau temperamental, seperti malas, mudah menyerah, dan
putus asa.
34 e. Sosial psikologis, seperti kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi,
stress, kurang relasi, dan kurang mampu mencari dukungan.
f. Keterampilan, seperti tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja
g. Asset, seperti tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah,
tabungan, kendaraan dan modal kerja.
B. Factor eksternal,yakni bersumber dari luar diri individu atau keluarga yang mengalami
dan menghadapi kemiskinan itu sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin,
meliputi :
a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar
b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset dan alat
memenuhi kebutuhan hidup.
c. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya
usaha-usaha sector informal.
d. Kebijakan perbankan terhadap pelayanan kredit mikro dan tingkat bunga
yang tidak mendukung sector usaha mikro.
e. Belum terciptanya system ekonomi kerakyatan dengan prioritas sector riil
masyarakat banyak.
f. Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum
optimal, seperti zakat.
g. Dampak sosial negative dari program penyesuaian structural
h. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan.
i. Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana.
j. Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material.
35 l. Kebijakan public yang belum berpihak kepada penduduk miskin (Siagian,
2012: 114-116).
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan
pembangunan dan merupakan syarat keharusan bagi pengurangan tingkat kemiskinan.
Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam
mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar
disetiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung,
hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk
miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang padat karya. Adapun secara tidak
langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat
pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat modal.
Dari hasil penelitian berarti pertumbuhan ekonomi telah menyebar di setiap golongan
masyarakat termasuk masyarakat miskin sehingga efektif dalam menurunkan tingkat
kemiskinan.
2.7 Pengertian Keluarga
Riadi (2012) mengatakan Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan
manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan
biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal
bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam
satu periuk. Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan
36 3. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,
yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari
kebudayaan umum yang lebih luas.
2.7.1 Fungsi Keluarga
Riadi (2012) menyebutkan terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat,
yaitu :
Fungsi Biologis
• Untuk meneruskan keturunan
• Memelihara dan membesarkan anak
• Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
• Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
• Memberi kesempatan untuk berekreasi
Fungsi Psikologis
• Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
• Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
• Perlindungan secara psikologis
• Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
• Meneruskan nilai-nilai budaya
• Sosialisasi
• Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta
37 Fungsi Sosial
• Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya
• Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
• Pengaturan ekonomi atau keuangan
Fungsi Pendidikan
• Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan
fungsi-fungsi lain.
• Persiapan untuk kehidupan dewasa.
• Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa
2.8 Kerangka Pemikiran
Idealnya dalam keluarga, suami sebagai kepala rumah tangga berperan untuk
mencari nafkah sementara seorang istri berperan mengurus rumah tangga. Namun jika
seorang suami tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, seorang istri bisa membantu
perekonomian keluarga. Untuk membantu perekonomian keluarga dilakukan dengan
membuat sesuatu yang menghasilkan karya. Dalam membuat suatu karya diperlukan
keahlian dan keterampilan. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut dapat dilakukan di
Rumah Kreatif Binjai.
Rumah kreatif binjai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dalam rumah kreatif binjai ini adalah
membangun kreatiftas masyarakatnya dengan melakukan penyuluhan oleh pengurus
rumah kreatif binjai terhadap masyarakat sekitar tentang kewirausahaan dan bagaimana
menjadi seorang wirausaha yang sukses. Masyarakat dididik untuk mengembangkan
kreatifitasnya dan bagaimana cara memasarkan hasil kreatifitas tersebut. Kebanyakan
38 perekonomian keluarga. Diharapkan kegiatan ini akan memiliki dampak baik secara sosial
maupun secara ekonomi bagi keluarga, diharapkan dengan program ini masyarakat bisa
mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan nya menjadi lebih baik dari sebelumnya .
Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka disusun skema kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Skema Kerangka Berfikir
Kesejahteraan Masyarakat Sosial Ekonomi
- Status -Pekerjaan -Pendidikan -Penghasilan
-Kesehatan -Kepemilikan -Interaksi Sosial
Keluarga di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai
39 2.9 Defenisi Konsep
Konsep merupakan satu atau sekumpulan kata yang mengandung satu gagasan
(Wibhawa, Raharjo & Budiarti, 2010:23). Defenisi konsep adalah pengertian yang
terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 138).
Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan,
maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:
1. Kewirausahaan adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
2. Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah
Gagasan. Esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Hanya dengan modal gagasan,
seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak.
3. Rumah Kreatif merupakan sarana untuk seluruh lapisan masyarakat
mengembangkan kreatifitasnya. Rumah kreatif ini pula berusaha mendidik
masyarakatnya menjadi seorang yang mandiri.
4. Sosial ekonomi adalah sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara
sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat.
5. Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada
hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu
40 6. Kesejahteraan sosial adalah terpenuhinya kebutuhan sosial (kesejahteraan sosial
sebagai suatu keadaan) menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan (sebagai
keadaan yang baik dalam semua aspek kehidupan manusia).
7. Kegiatan ekonomi adalah suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan manusia untuk