• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Sosial Teknologi Lembaga Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Struktur Sosial Teknologi Lembaga Sosial"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. STRUKTUR SOSIAL

Struktur sosial adalah susunan masyarakat secara hierarkis, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Sifatnya dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Menurut Maurice Duverger Struktur sosial mencakup keterampilan teknologis, lembaga-lembaga dan kultur. Sedangkan menyangkut hal perubahan struktur sosial tentunya tak lepas dari faktor yang menyebabkan perubahan itu sendiri. Apabila diteliti lebih mendalam sebab terjadinya suatu perubahan pada masyarakat, biasanya akibat sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan, sehingga manusia berupaya untuk mengatasinya dengan segala cara, salah satunya adalah menciptakan teknologi. Secara garis besar faktor penyebab perubahan dapat dikelompokkan dalam dua perspektif, yaitu materialistic factors dan idealistic factors.

I. Beberapa menurut para ahli :

Talcott Parsons mengatakan bahwa struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia.

Kornblum menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.

Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan yang fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin secara organisasi.

Raymond Flirth mengatakan bahwa struktur sosial merupakan suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga dimana orang banyak tersebut ambil bagian

II. Elemen Pembentukan :

 Status Sosial, yaitu kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam kelompok masyarakat, meliputi keseluruhan posisi sosial yang terdapat dalam suatu kelompok besar masyarakat, dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Status terbagi atas.

a. Ascribed status yaitu status yang diberikan seseorang secara otomatis melalui kelahiran. Misalnya : gelar ningrat.

b. Achieved status yaitu status yang didapat seseorang melalui usaha-usahanya sendiri. Latar belakang status ini adalah bersekolah, mempelajari keterampilan, berteman, dan menciptakan sesuatu yang baru. Misalnya : sarjana, gelar profesi, dsb

(2)

 Peran Sosial, yaitu seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu. Di dalam struktur sosial peran sangat penting untuk menjadi stabilisator. Seperti pandangan fungsionalisme peran mampu menstabilkan tindakan-tindakan dalam masyarakat. Tetapi peran sosial bisa menjadi tidak berfungsi karena adanya pembatasan interaksi individu. Beberapa peran sosial :

a. Ascibed Status, Peranan yang diperoleh secara otomatis bukan karena usaha.

b. Archived Status, Peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri.

 Kelompok, merupakan sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi. Kelompok sosial juga sangat vital dalam struktur sosial karena sebagian besar interaksi sosial di masyarakat

berlangsung dalam kelompok.

 Institusi, merupakan pola terorganisasi dari kepercayaan dan perilaku yang dipusatkan pada kebutuhan dasar sosial. Melalui institusi ini struktur sosial dalam masyarakat akan terlihat dan juga akan menjadi aspek yang fundamental.

1) Teknologi.

Teknologi, diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. Teknologi komunikasi merupakan suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi.Komunikasi adalah upaya untuk menciptakan kebersamaan. Maka Teknologi komunikasi

merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat.

Teknologi komunikasi merupakan proses yang selain kompleks juga meliputi banyak, (1986) mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk

mengumpulkan,memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain. Teknolohgi elektronika dewasa ini memungkin kita untuk menciptakan alat komunikasi apa pun yang kita idamkan,asal mau membayar biayanya.

Perkembangan riset mengenai pebngaruh komunikasi menjadi makin menarik karena efek kombinasi,atau interaksi dari berbagai kompenen.

Pengaruhnya Terhadap Perilaku Masyarakat Indonesia

Prosese dinamika sosial terus berjalan,yang sebagian besar karena pembangunan itu sendiri,termasuk suguhan komunikasi informasi,dan pendidikan yang dengan gencar kita tayangkan melalaui berbagai media,

(3)

dapat menyelesaikan permasalan,namun teknologi komunikasi dapat

memaksimalkan,pengaruhnya bagi perubahan masyarakat secara positif,jika kita dapat menyusun agenda setting yang dinamis yang terbuka,dalam arti lain cukup peka dan resefti terhadap aspirasi masyarakat yang terusa berkembang,dan terus mencari tujuan,dan bentuknya dia anggap paling relevan baginya.

Media komunikasi massa yang meskipun tetap hadir (prevalen) namun peranannya tidak pernah runtut tetapi selalu terputus-putus (intermittent) dan tidak pernah ada (dan tidak perlu) tuntas (exhaustive). Memang fungsi pokok media massa hanyalah memberikan penyadaran (awareness) dan pengetahuan awal. Bimbingan dan tuntutan para pemimpin formal dan informal secara demokratis, kekeluargaan dan terbuka, akan menciptakan jaringan komunikasi melalui jalur-jalur suprastruktur dan infrastruktur sosial dalam masyarakat kita yang berfungsi dengan baik dan efektif demi perubahan perilaku masyarakat yang kita inginkan. Komunikasi sosial yang tercipta karenanya, benar-benar akan merupakan komunikasi sosial yang

terbuka,jujur, dan bertanggung jawab. Terbuka karena sudah dewasa, tidak takut perbedaan,tidak takut pada pikiran-pikiran yang berbahaya. Jujur karena sempat dikaji oleh kontrol dewasa yang terpercaya serta bertanggungjawab. Proses dinamika sosial terus berjalan, serta daya kritis masyarakat terus bertambah, yang sebagian besar karena pembangunan itu sendiri, termasuk suguhan komunikasi informasi.

2) Lembaga Sosial

Kamus Robert mendefinisikannya sebagai bentuk kolektif atau struktur dasar dari organisai social sebagaimana dibangun oleh hukum atau manusia. Dalam arti ini, lembaga-lembaga mempunyai pengaruh yang tidak dapat disangkal terhadap fenomena politik. Lembaga-lembaga yang bersifat politik perdefinisi, yaitu mereka yang mewujudkan organisasi dan struktur kekuasaan, jelas-jelas melaksanakan pengaruh yang lebih langsung terhadap kehidupan politik

Unsur yang mempengaruhi Lembaga

Lembaga dibatasi oleh dua unsur, unsur struktural dan unsur keyakinan manusia dan cita-cita rakyat. Lembaga adalah model hubungan manusia dari mana hubungan-hubungan individu mengambil polanya, dengan itu mendapatkan stabilitas, kelangsungan, dan kekohesifan. Akan tetapi, kita harus membedakan antara dua jenis lembaga. Beberapa adalah hanya sistem hubungan, yang didasarkan pada model struktural dari jenis yang baru saja dideskripsikan. Yang lain, tambahan pula, organisasi formal teknikal dan material.

Tempat Individu dalam Lembaga Sosial (Status dan Peran)

(4)

individu, yang memegang posisi, dan serentak atribut-atribut tertentu yang seharusnya ia miiki.

Jenis Lembaga

Sangat sulit untuk mengklasifikasikan lembaga-lembaga, tergantung dari tujuannya. Mereka bisa dibedakan menurut golongan politik, agama, keluarga, ekonomi, administrasi, dan seterusnya. Kita akan menampilkan satu jenis perbedaan lain, suatu yang berguna untuk mendefinisikan institusi dan terutama menjelaskan posisi lembaga-lembaga legal (hukum). Lembaga-lembaga legal adalah lembaga-lembaga by design atau “normatif”.

Ada tiga jenis lembaga normative yang berdasarkan hukum, yang berdasarkan prinsip-prinsip moral, dan yang didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan sosial. Perbedaan tersebut berdasarkan sistem nilai yang berada dibalik “norma-norma” dan pada metode pengembangannya dan sanksi. H ukum adalah jumlah seluruh aturan-aturan yang dikenakan sanksi oleh otoritas publik, dan didirikan atau diakui oleh Negara.

Lembaga-lembaga legal sebagai lembaga-lembaga yang (1) didirikan oleh hukum, peraturan-peraturan , dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan (2) lembaga-lembaga yang didirikan oleh social custom atau kontrak-kontrak yang dibuat oleh individu secara pribadi tetapi diakui dan disahkan oleh hukum.

Ciri Lembaga Sosial :

1. Organisasi pola – pola pemikiran dan pola prilaku wujudnya aktivitas – aktivitas kemasyarakatan dan hasilya.

2. Mempunyai tingkat kekelannya sendiri

3. Mempunyai alat –alat perlengkapan sendiri yang digunakan untuk mencapai tujuannya

4. Mempunyai lambang-lambang berupa simbol-simbol, warna dan logo yang menjadi ciri khas lembaga tersebut

5. Mempunyai tradisi tertulis atau tak tertulis untuk merumuskan tujuannya, tata tertib dan lain-lain.

Tipe Lembaga Sosial :

1. Dari sudut perkembangannya adalah suatu lembaga sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.

2. Dari sudut sistem nilai- nilai yamg diterima masyarakat adalah lembaga sosial yang sangat penting untuk memelihara dan memperrtahankan tat tertib dalam masyarakat

3. Dari sudut penerimaan masyarakat adalah lembaga – lembaga sosial yang diterima oleh masyarakat seperti lembaga pendidikan.

(5)

5. Dari sudut fungsinya adalahh lembaga sosial yang menghimpun poola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.

Peran Lembaga Sosial :

Lembaga memiliki dua peranan dalam keberadaannya yaitu disatu sisi sebagai lembaga sosial yang memiliki Fungsi lembaga sosial yaitu Sebagai suatu perkumpulan yang mengatur sistem kelakuan dan hubungan antar sesama manusia dalam masyarakat lembaga sosial yang memiliki fungsi sebagai berikut :

 Sebagai pedoman bertingkah laku atau bersikap  Menjaga keutuhan masyarakat.

3) Kebudayaan

Istilah “kultur” mengacu kepada keyakinan, ideology dan mitos, yaitu citra-citra kolektif dan ide suatu komunitas, adalah elemen spiritual dan

psikologisnya : teknologi dan lembaga merupakan aspek material komunitas. Istilah kultur sering kali dipakai dalam arti luas, suatu yang mengacu kepada bentuk-bentuk yang unik diseputar mana semua unsur yang meliputi suatu kelompok sosial bergabung : citra kolektif, keyakinan, ideologi, lembaga-lembaga, teknologi dan bahkan faktor – faktor geografis dan demografis. Di dalam dunia nyata tidak ada masyarakat kapitalistik atau masyarakat sosialistik, akan tetapi masyarakat kapitalistik tertentu atau masyarakat sosialistik tertentu, yang benrtanggal dan bersituasi secara unik sebagai hasil sejarah, dan atas peri yang unik yang berbeda dari masyarakat yang lain. Setiap masyarakat ini merupakan suatu kultur. Kebudayaan dalam arti sempit dinamakan dengan keyakinan.

Beberbagai jenis Kebudayaan

Dalam kenyataannya tidaknlah mungkin membuat klasifikasi berbagai jenis kepercayaan atau keyakinan. Dapat diajukan 2 jenis kategori : ideologi, yang adalah keyakinan-keyakinan yang lebih rasional, ada rumusannya dan

keyakinan-keyakinan irasional, yang lebih bersifat spontan dan yang akan kita namakan mitos.

Ideologi adalah kumpulan dari keyakinan- keyakinan yang diirasionalisir dan disitematisir yang mencerminkan situasi masyarakat dimana mereka berasal, sampai tingkat tertentu, Ideologi mengungkapkan kecendrungan

psikologsisnya sendiri dan konflik batinnya didalam doktrin yang

(6)

memberikan definisi tujuan-tujuan dasarnya dari tindakan politiknya.

Dengan mitos kita maksudkan keyakinan yang kurang jelas, kurang rasional, dan yang kurang diteliti diolah dalam pikiran dibandingkan dengan ideology. Definisi yang agak kurang tepat ini meliputi, dalam kenyataanya dua hal yang sangat berbeda yaitu, mitos bisa disebutkan tradisional dan dapat disebutkan sebagai mitos aksi ( MITHS OF ACTICON).

Mitos tradisonal kurang lebih bersifat fable tentang alam, dunia, manusia dan masyarakat, yang sudah diterima secara kuat dan dengan demikian berlaku untuk memberikan inspirasi kepada kehidupan dari suatu kelompok social. Mitos aksi adalah ideology yang disedehanakan, atau lebih baik ideology-ideologi yang diredusir kedalam tema-tema atau citra-citra yang singkat dan brutal. Mitos aksi dapat menggugah gerakan-gerakan revolusioner, diyakini, sesiap mereka bisa menyumbangkan untuk mempertahankan ketertiban social yang membius permintaan rakyat dan mengaburkan masa depan, yang katanya susah ditangan tapi sebenarnya tidak direalisir, dengan sebuah masa kini yang sama sekali berbeda.

Entitas cultural ( unsur-unsur kebudayaan) Semua unsur yang membentuk suatu komunitas seperti unsure geografis, demografik, dan unsure teknologi, lembaga-lembaga, keyakinan dan citra rakyat yang bercampur baur didalam situasi actual, membentuk kombinasi yang jelas berbeda yang bisa kita sebut entitas cultural. Setiap kelompok social secara umumnya dalah entitas cultural. Entetitas cultural dibentuk oleh sejarah, diperkuat oleh pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Secara keseluruhan, semua orang mengikuti kernagka umum perkembangan sejarah yang sama. Kebudayaan sebagaimana dibentuk oleh perkembangan sejarah yang unik dari setiap bangsa atau kelompok bangsa-bangsa, diwariskan melalui mekanisme pendidikan dalam arti sleuas-luasnya. Entitas cultural berbeda menurut periode sejarah dan lokasi-lokasi geografis dimana pada satu waktu, suku-suku atau kelompok etnik yang kecil

membentuk suatu entitas cultural dasar. Dengan demikian ada korelasi antara hakikat entitas cultural dan karakter kelompok-kelompok social yang

mempunyai organisasi politik paling kuat

B. Mempengaruhi Politik

(7)

1. Pengaruh Kekuatan Politik di Bidang Hukum

Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan dalam proses hukum adalah konsepsi dan struktur kekuasaan ataupun kekuatan politik, yaitu bahwa hukum sedikit atau banyaknya selalu merupakan alat politik, dan bahwa tempat hukum dalam negara, tergantung pada keseimbangan politik, defenisi kekuasaan, evolusi idiologi politik, ekonomi, sosial, dan seterusnya (Daniel S. Lev, 1990 : xii).

Walaupun kemudian proses hukum yang dimaksud tersebut di atas tidak diidentikan dengan maksud pembentukan hukum, namun dalam prateknya seringkali proses dan dinamika pembentukan hukum mengalami hal yang sama, yakni konsepsi dan struktur kekuasaan politiklah yang berlaku di tengah masyarakat yang sangat menentukan terbentuknya suatu produk hukum. Maka untuk memahami hubungan antara politik dan hukum di negara mana pun, perlu dipelajari latar belakang kebudayaan, ekonomi, kekuatan politik di dalam masyarakat, keadaan lembaga negara, dan struktur sosialnya, selain institusi hukumnya sendiri.

Dari kenyataan ini disadari, adanya suatu ruang yang absah bagi masuknya suatu proses politik melalui wadah institusi politik untuk terbentuknya suatu produk hukum. Sehubungan dengan itu, ada dua kata kunci yang akan diteliti lebih jauh tentang pengaruh kekuatan dalam hukum yakni mencakup kata “process” dan kata “institutions,” dalam mewujudkan suatu peraturan perundang-undangan sebagai produk politik. Pengaruh itu akan semakin nampak pada produk peraturan perundang-undang oleh suatu institusi politik yang sangat dpengarhi oleh kekuata-kekuatan politik yang besar dalam institusi politik. Sehubungan dengan masalah ini, Miriam Budiarjo berpendapat bahwa kekuasaan politik diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya, sesuai dengan pemegang kekuasaan (M.Kusnadi, SH., 2000 : 118).

(8)

Pengaruh kekuatan-kekuatan politik dalam membentuk hukum dibatasi ruang geraknya dengan berlakunya sistem konstitusional berdasarkan checks and balances, seperti yang dianut Undang-Undang dasar 1945 (UUD 1945) setelah perubahan. Jika diteliti lebih dalam materi perubahan UUD 1945 mengenai penyelenggaraan kekuasaan negara adalah mempertegas kekuasaan dan wewenang masing-masing lembaga-lembaga negara, mempertegas batas-batas kekuasaan setiap lembaga negara dan menempatkannya berdasarkan fungsi-fungsi penyelenggaraan negara bagi setiap lembaga negara. Sistem yang demikian disebut sistem “checks and balances”, yaitu pembatasan kekuasaan setiap lembaga negara oleh undang-undang dasar, tidak ada yang tertinggi dan tidak ada yang rendah, semuanya sama di atur berdasarkan fungsi-fungsi masing-masing.

Dengan sistem yang demikian, memberikan kesempatan kepada setiap warga negara yang merasa dirugikan hak konstitusionalnya oleh produk politik dari instutusi politik pembentuk hukum untuk mengajukan gugatan terhadap institusi negara tersebut. Dalam hal pelanggaran tersebut dilakukan melalui pembentukan undang-undang maka dapat diajukan keberatan kepada Mahkmah Konstitusi dan dalam hal segala produk hukum dari institusi politik lainnya dibawah undang-undang diajukan kepada Mahkamah Agung.

2. Pengaruh Kekuatan Politik Mahasiswa di Indonesia

Mahasiswa yang memiliki sifat kritis dan luas mengenai apa yang terjadi di negaranya, diperlukan guna memperbaiki dan memajukan negara. Dalam hal ini mahasiswa pada era reformasi berfungsi sebagai pengawal dan pemberi masukan kepada pemerintah agar tidak terpengaruh dari kekuatan asing. Selain itu mahasiswa juga berfungsi sebagai pengontrol kebijakan pemerintah agar mementingkan negara bukan kepentingan kelompok.

Mahasiswa yang disebut juga sebagai generasi muda tentu mempunyai pemikiran ilmiah, sifat kritis dan logika dalam melihat kondisi negara. Mahasiswa juga mempunyai pengaruh yang besar seperti pada saat bergabungnya para mahasiswa dalam kelompok bernama KAMI yang bertujuan melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang memberatkan hati rakyat. Pengaruh mahasiswa yang paling menonjol di era ini yaitu bersama pemuda dan masyarakat mampu menurunkan kekuasaan presiden Soeharto pada tahun 1998.

(9)

Beberapa karakteristik mahasiswa yang menjadi faktor pendorong bagi meningkatnya peran mereka dalam kehidupan politik angkatan muda misalnya :

1. Sebagai kelompok masyarakat dengan pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai horizon yang luas diantara keseluruhan untuk lebih mampu bergerak diantara pelapisan masyarakat.

2. Kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara angkatan muda.

3. Kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik di kalangan mahasiswa, sehingga universitas kentara bermakna sebagai pembentukan akulturasi sosial dan budaya pada angkatan muda.

4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elit dalam kalangan angkatan muda.

5. Meningkatnya kepemimpinan mahasiswa di kalangan angkatan muda tidak terlepas dari perubahan kecenderungan orientasi universitas.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses politik di Indonesia saat ini adalah bahwa selain sebagai saluran mengetengahkan situasi dan keinginan masyarakat, aktivitas politik mahasiswa yang terjun ke arena politik ketika terjadi situasi anomie yang kuat di masyarakat dilihat pula sebagai salah satu ukuran kepuasan masyarakat.

Pengaruh Mahasiswa di era Reformasi :

1. Mahasiswa sebagai cikal bakal pemimpin bangsa, mahasiswa memegang pengaruh yang sangat besar. Mahasiswa bisa lebih sering dan bebas memberikan kritik pada pemerintah bisa lebih luas berbicara, berpendapat, dan menyampaikan aspirasi, serta turut serta dalam pengawasan pembangunan.

2. Mahasiswa memiliki sikap kritis terhadap segala kebijakan pemerintah, dan mahasiswa memiliki sifat nasionalisme yang tinggi

3. Kelemahan Mahasiswa Reformasi :

 Mahasiswa memiliki tingkat emosi yang tinggi, sehingga mudah tersulut provokasi, selain itu juga cenderung anarkis.

 Pasca reformasi, mahasiswa kurang berkontribusi, kebanyakan para mahasiswa menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) dan cendering apatis terhadap kondisi negara saat ini.

3. Fungsi Mahasiswa :

 Sebagai Pengontrol (Agent of Control)  Penggerak Masa

(10)

3. Pengaruh Politik Pers dan Penguasa

Pers, sebagai pembentuk opini publik lewat media-media yang mereka gawangi, juga dapat dikategorikan sebagai salah satu kekuatan politik di Indonesia. Pers dianggap sebagai kekuatan yang dianggap berpengaruh, saking kuatnya pengaruh pers sehingga di masa Orde Baru dikenal Departemen Penerangan yang menjegal kekuatan politik pers dan kebebasan mereka.

Sementara pengusaha, sebagai pelaku pasar yang dapat memanfaatkan isu dan sebagai sumber utama pemungutan pajak, menjadi dekat dengan pemerintah. Dalam hal ini terjadi siklus dimana pengusaha menjadi financial supporter bagi bakal calon Gubernur, Walikota, atau Bupati, dengan cara mempengaruhi para aparat legislatif dengan politik uang sebelum pemilihan diadakan. Uang yang mereka keluarkan dianggap sebagai investasi yang akan terbayar ketika calon mereka telah menduduki kekuasaannya dan dapat membantu mereka memenangkan tender berbagai proyek raksasa. Itulah sebabnya orang kaya di Indonesia itu-itu saja, dalam arti kekayaan mereka tersebut tidak memberikan manfaat besar pada masyarakat umum (trickle down theory).

4. Pengaruh Kekuatan Partai Politik dalam Proses Pembuatan dan Penerapan Kebijakan di Indonesia

Teori system menurut David Easton, terdapat tiga proses yang menjadi saluran bagi terselenggaranya sebuah system, yaitu input, process dan output. Input terdiri dari tuntutan dan dukungan yang datang dari masyarakat, process yang tidak lain adalah proses pembuatan kebijakan, dan output yang berhubungan dengan proses pelaksanaan kebijakan.

Seperti kita ketahui, Gabriel Almond dalam teori sistemnya menjelaskan bahwa ada unsur-unsur yang melingkupinya, yaitu adanya kelompok kepentingan (interest group), partai politik, badan legislative, badan eksekutif, brokrasi dan badan yudikatif. Unsur-unsur tersebut melekat pada fungsi input dan output. Fungsi input dalam system ini meliputi berbagai hal, seperti artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, komunikasi politik, dan rekruitmen politik. Sedangkan pada fungsi output, terdapat unsur-unsur seperti pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan ajudikasi kebijakan. Jika kita mencermati lebih lanjut, hal-hal yang terdapat pada fungsi input, seperti artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, komunikasi politik, dan rekruitmen politik, hal-hal demikian juga melekat pada fungsi utama partai politik.

(11)

 Dalam proses pembuatan kebijakan  Dalam proses penerapan kebijakan

5. Pengaruh Politik bagi Cendikawan

Dengan asumsi bahwa intelektual bekerja secara jujur, dan untuk kepentingan masyarakat banyak, maka kehadiran mereka sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena perubahan masyarakat yang terus-menerus terjadi, dan tidak pernah dicegah oleh ideologi negara maupun agama, memerlukan bimbingan intelektual agar tidak menimbulkan kekacauan. Akan menjadi sangat ironis apabila negara dan agama membiarkan perubahan tata kehidupan terus berlangsung, tetapi tidak menyodorkan jalan keluar bagi masalah-masalah yang ditimbulkannya. Dalam konteks pemikiran keagamaan, peranan intelektual diperlukan karena Tuhan tidak lagi menurunkan petunjuk-petunjuk baru. Karena itu, apabila agama menolak peranan intelektual, berarti ia tidak bertanggaung jawab terhadap perubahan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, agama akan justru menjadi bagian dari masalah sosial.

Pada kenyataaannya, agama cukup tanggap terhadap masalah sosial yang timbul terhadap masalah sosial yang timbul dalam kehidupan modern sekarang, dengan mengembangkan ilmu pengetahuan atau ekonomi. Kemudian, yang menjadu pertanyaan adalah apakah ada perbedaan subtansial dan berimplikasi praktis, bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan dan ekonomi. Bila perbedaan itu tidak ada, maka upaya itu hanya menjadi simbol sikap apologetis dan eksklusivisme masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur sosial menurut kornblum adalah pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat...  Status adalah suatu

Posisi atau status dapat dimaknai sebagai kedudukan seseorang atau kelompok dalam sistem sosial yang merupakan tempat bertemunya kumpulan hak, kewajiban dan tak memiliki hirarki..

Posisi atau status dapat dimaknai sebagai kedudukan seseorang atau kelompok dalam suatu sistem sosial, yang merupakan tempat bertemunya satu kumpulan hak, kewajiban dan tak

sebagai tatanan hidup masyarakat dalam kaitannya dengan posisi perempuan dalam kultur hukum Bugi Makassar ditempatkan posisi yang strategis. Status sosial

Fungsi stratifikasi sosial yangberkaitan dengan sifat stratifikasi yang dianut oleh suatu masyarakat adalah.d. Mudah/sukarnya bertukar kedudukan atau

Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, tanpa usaha, serta kedudukan tersebut diperoleh

Sosial ekonomi adalah sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara. sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam

b. Mobilitas sosial vertikal, yaitu perpindahan posisi atau kedudukan individu atau kelompok individu dari satu strata sosial ke strata sosial lain, baik yang