• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Murni - Sifat Antibakteri Hasil Hidrolisis Minyak Kelapa Murni Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Murni - Sifat Antibakteri Hasil Hidrolisis Minyak Kelapa Murni Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Kelapa Murni

Buah kelapa memilki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang tinggi. Asam laurat adalah asam lemak jenuh yang berantai medium atau biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Dalam minyak kelapa murni terkandung energi sebanyak 6,8 kal/gr dan MCFA sebanyak 92% (Gani, 2005).

Saat ini minyak kelapa banyak digunakan sebagai obat. Minyak kelapa yang dijadikan sebagai obat biasanya disebut minyak kelapa murni (virgin coconut oil/ VCO). Berbagai penyakit yang berasal dari virus dapat ditangkal dengan mengkonsumsi minyak kelapa murni, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis, dan jenis virus lainnya. Selain itu, minyak kelapa murni dapat juga mengatasi kegemukan, penyakit kulit, darah tinggi, dan diabetes (Sutarmi dan Rozaline, 2005).

(2)

Tabel 2.1. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. 6.5 Asam miristat (C14:0) 6.6 Asam palmitat (C16:0)

Khas kelapa segar, tidak tengik Normal, khas minyak kelapa

(3)

Minyak kelapa murni mempunyai sifat tahan terhadap panas, cahaya, oksigen, dan proses degradasi. Sifat itu membuat minyak kelapa murni dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dalam pemanfaatannya, minyak kelapa murni dapat dikonsumsi secara langsung ataupun dicampur dengan makanan (Gani, 2005).

VCO mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. VCO mengandung sekitar 92% asam lemak jenuh yang terdiri dari asam laurat, miristat, dan palmitat. Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO didominasi oleh asam laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lemak lainnya rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tahan terhadap proses ketengikan akibat oksidasi (Syah, 2005).

2.2Asam Lemak

Asam lemak terdiri dari elemen karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang tersusun berupa rantai karbon dengan gugus karboksil (-COOH) pada salah satu ujungnya. Asam lemak diperoleh dari hasil hidrolisis lemak. Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan panjang rantai asam lemak, tingkat kejenuhan, dan bentuk isomer geometrisnya (Darmoyuwono, 2005).

a. Asam lemak berdasarkan panjang rantai terbagi atas:

1. Asam lemak rantai pendek (Short Chain Fatty Acid, SCFA), mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8

2. Asam lemak rantai sedang (Medium Chain Fatty Acid, MCFA), mempunyai atom karbon 8 sampai 12

(4)

b. Asam lemak berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap terbagi atas:

1. Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid), tidak mempunyai ikatan rangkap

2. Asam lemak tak jenuh rantai tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid), memiliki satu ikatan rangkap

3. Asam lemak tak jenuh rantai jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid), memiliki lebih dari satu ikatan rangkap.

c. Asam lemak berdasarkan bentuk isomer geometrisnya terbagi atas: 1. Asam lemak tak jenuh bentuk cis

2. Asam lemak tak jenuh bentuk trans

Perbedaan asam lemak yang dimiliki setiap minyak membuat proses pencernaan dan metabolisme di dalam tubuh berbeda. Perlu diketahui bahwa semua minyak sayur yang banyak dijual dipasaran tergolong asam lemak rantai panjang. Jenis-jenis asam lemak yang terkandung dalam minyak sayur (kedelai, jagung, biji bunga matahari) terdiri atas 18 atau lebih atom karbon dan sebagian besar adalah golongan asam lemak tidak jenuh. Berbeda dengan minyak kelapa yang 92% merupakan asam lemak golongan rantai karbon medium (MCFA) yang terdiri atas 12 atom karbon yang diikat jenuh (tidak ada ikatan rangkap) (Gani, 2005).

(5)

Tabel 2.2. Kandungan Asam Lemak per 100 g Minyak Kelapa

Asam lemak tidak jenuh : Asam palmitoleat

Trigliserida adalah komponen utama minyak sayur dan lemak hewan. Trigliserida memiliki berat jenis lebih rendah dibanding air dan pada suhu kamar normal dapat berada dalam keadaan padat atau cair. Apabila padat maka disebut lemak, sedangkan apabila cair disebut minyak. Trigliserida disebut juga triacilgliserol (TAG), yaitu senyawa kimia yang terbentuk dari satu molekul gliserol dan tiga asam lemak (Darmoyuwono, 2005).

(6)

yang terbentuk dari reaksi antara asam dan alkohol yang melepaskan air (H2O) sebagai hasil samping (Darmoyuwono, 2005).

2.4 Hidrolisis Lemak

Dalam reaksi hidrolisis, minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan minyak. Reaksi hidrolisis ini dapat terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak. Reaksi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak. Proses hidrolisis yang disengaja, biasanya dilakukan dengan penambahan sejumlah basa seperti KOH atau NaOH. Proses ini dikenal sebagai reaksi penyabunan. Proses penyabunan ini banyak dipergunakan dalam industri (Ketaren, 2005).

Pada proses penyabunan, pemberian KOH atau NaOH yang berlebih akan menyebabkan terjadinya penyabunan yang sempurna atau hidrolisis total (Fessenden dan Fessenden 1989, Ketaren 2005). Tetapi apabila jumlah KOH atau NaOH yang digunakan lebih sedikit dari jumlah minyak yang akan dihidrolisis maka tidak semua minyak akan tersabunkan atau disebut juga hidrolisis parsial (Darmoyuwono, 2006).

(7)

Reaksi penyabunan:

O O

CH2 – O – C – R1 R1 – C – O – Na

O CH2 OH O

CH – O – C – R2 + 3NaOH CH OH + R2 – C – O – Na

O CH2 OH O

CH2 – O – C – R3 R3 – C – O – Na

trigliserida basa gliserol sabun

Penetapan bilangan penyabunan dapat dilakukan dengan cara ditimbang sebanyak 5 gram minyak di dalam labu erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan sebanyak 50 ml NaOH metanol 0,5 N. Labu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak kemudian dididihkan selama 3 jam. Larutan didinginkan dan bagian dalam dari pendingin tegak dibilas dengan sedikit air. Larutan ditambahkan 1 ml indikator fenolftalein kemudian dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna merah muda menghilang (Ketaren, 2005). Bilangan penyabunan dihitung dengan rumus:

(ml NaOH x N NaOH) – (ml HCl x N HCl)

Bilangan Penyabunan = x BM NaOH

g minyak

(8)

2.5 Sifat Antibakteri Minyak Kelapa Murni

Minyak kelapa murni memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan asam lemak rantai sedang karena jumlah karbonnya 12. Banyak penelitian yang telah dilakukan dan diperoleh bahwa asam laurat di dalam tubuh manusia akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin ini bersifat sebagai antivirus, antibakteri, dan antijamur. Minyak kelapa murni juga mengandung asam kaprat yang berantai sedang dengan jumlah karbon 10. Asam kaprat ini pun bermanfaat bagi kesehatan dimana di dalam tubuh asam kaprat akan diubah menjadi monokaprin. Monokaprin sangat bermanfaat sebagai antivirus seperti virus HIV (Rindengan, 2004).

Asam laurat pertama kali ditemukan dalam minyak kelapa oleh prof. Dr. John J Kabara, dari Departement of Chemistry and Pharmacology, Michigan State University, Amerika, tahun 1960an. Manfaat asam laurat antara lain dapat membunuh berbagai jenis mikroba. Sifat asam laurat dapat melarutkan membran virus sehingga akan menggangu kekebalan virus. Hal ini akan membuat virus tersebut inaktivasi. Sementara itu asam kaprilat yang terdapat pada minyak kelapa murni sangat potensi untuk mematikan jamur (Sutarmi dan Rozaline, 2005).

(9)

Sistem kekebalan tubuh kita dapat dengan mudah menghancurkan mikroba-mikroba dengan bantuan monolaurin. Produksi monolaurin ini hanya dimungkinkan apabila kita mengkonsumsi asam laurat, misalnya dari minyak kelapa (Darmoyuwono, 2005).

Aktifitas antimikroba dari asam lemak dipengaruhi oleh pH yang merupakan faktor penentu bakteri dapat mati atau hanya terinaktivasi. pH dari asam lemak rantai pendek (asam kaproat, asam kaprilat, dan asam kaprat) yang berfungsi baik sebagai antimikroba adalah 6,5-7,5. Namun untuk asam lemak rantai sedang (asam laurat dan asam miristat), pH minimum 6,5 sudah mampu membunuh bakteri (Syah, 2005).

2.6Penentuan Aktivitas Antibakteri

Secara umum, ada dua metode yang dapat digunakan untuk penentuan aktivitas antibakteri dari suatu zat. Yang pertama yaitu penentuan aktivitas antibakteri dengan menggunakan lempeng silinder. Metode ini berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri sehingga bakteri yang ditambahkan akan dihambat pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau zona bening disekeliling silinder yang berisi larutan antibiotik. Metode kedua yaitu penentuan dengan cara menggunakan tabung atau turbidimetri. Metode ini berdasarkan atas hambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serba sama antibiotik dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan cepat bila tidak terdapat antibiotik (Ditjen POM, 1995).

(10)

Sulistiyaningsih, dkk., (2007), melakukan pengujian aktivitas antibakteri minyak kelapa murni dengan menggunakan metode difusi agar. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa murni dengan konsentrasi 55% (550000 ppm) aktivitas terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa masing-masing sebanding dengan 16,788 ppm dan 152,405 ppm baku tetrasiklin. Untuk pengujian aktivitas antibakteri monolaurin terhadap Staphylococcus aureus, telah dilakukan oleh Widiyarti dkk (2009) dengan menggunakan metode perforasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri senyawa α -monolaurin hasil sintesis sama dengan α-monolaurin standar sedangkan pengujian

terhadap VCO dan krem yang mengandung VCO telah dilakukan oleh Ginting (2008) dengan menggunakan pencadang gelas. Pada penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa VCO mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.

Pada penelitian ini, pengujian sifat antibakteri hasil hidrolisis minyak kelapa murni terhadap pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus dan Escherichia coli dilakukan dengan menggunakan metode Angka Lempeng Total (ALT). Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi suatu koloni. Jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan jumlah mikroba yang hidup yang terkandung dalam sampel.

(11)

dalam cawan petri. Setelah inkubasi, akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah antara 30-300 koloni. Jumlah mikroba dalam sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Metode ini dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang dan metode sebar (Waluyo, 2008). 2.7 Bilangan Asam

Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Untuk penetapan bilangan asam dapat dilakukan dengan cara ditimbang 10 gram minyak atau lemak ke dalam erlenmeyer 200 ml. Selanjutnya ditambahkan 50 ml alkohol 95% netral, kemudian dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air. Larutan ini kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N dengan menggunakan indikator fenolftalein sampai tepat terlihat warna merah muda (Ketaren, 2005).

Bilangan asam dihitung dengan rumus:

A x N x BM KOH

Bilangan Asam =

G

Keterangan:

Gambar

Tabel 2.1. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008
Tabel 2.2. Kandungan Asam Lemak per 100 g Minyak Kelapa

Referensi

Dokumen terkait

a) Lembaga dan Pusat Pengembangan PPL UNNES yang memberikan layanan akademik PPL kepada mahasiswa semester 7 tahun akademik 2012/2013 dengan optimal. b) Layanan

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

Kris Munandar, Lukas. “ An Analysis of the Sentence Structures Produced by the Fourth Semester Students of English Education Department of State Institute for Islamic

The boss may say, as part of a charged-up motivational speech, “Do you hear me?” and the sales team is expected to call back “Yes Sir!” The boss, as a public speaker, recognizes

When we feel that we are being treated fairly by a company, have a good relationship with our manager, have a manager who is supportive and rewards high performance, and we trust

Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan Seputih Agung Tahun 20179. Unsur-Unsur Yang Dievaluasi : Dokumen Penawaran

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana Pengaruh latihan kneeling throw dan running throw terhadap akurasi lemparan infielder baseball pada Pemain Baseball Unnes

Pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang