• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. AIR 2.1.1. Karakteristik Air - Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Dikelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. AIR 2.1.1. Karakteristik Air - Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Dikelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7

# $ %

#

sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi

sekitar 71% dari permukaan bumi.Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar

98% terdapat di samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang

terdapat di sungai, danau dan bawah tanah.Diantara air tawar yang ada tersebut,

87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar

1% terdapat di danau dan sungai. Selain berlimpah keberadaannya di muka bumi,

airpun memiliki karakteristik yang khas, menurut Effendi (2007), karakteristik

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0°C (32°F) – 100°C,

air berwujud cair. Suhu 0°C merupakan titik beku ( ) dan

suhu 100°C merupakan titik didih ( ) air.

b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpanan panas yang sangat baik. Perubahan suhu air yang lambat

mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan

suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk

hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai

pendingin mesin.

c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini

memerlukan energi panas dalam jumlah besar. Sebaliknya, proses

perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas

yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa

kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah

satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara

(2)

yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis

senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang

sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia

hingga 35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut

diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan

bahan bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup

dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air

digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar

(polutan) yang masuk ke dalam air.

e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan

memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul

cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air

memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik ( ).

f. Air merupakan satu satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki densitas

(massa/volume) yang lebih rendah daripada air.

g. Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal

dari permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian

mengalami kondensasi yaitu berubah menjadi titik titik air yang

mengumpul dan membentuk awan. Titik titik air itu memiliki kohesi

sehingga titik titik air menjadi besar dan dipengaruhi gravitasi bumi

sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi

sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui sungai menuju

ke laut.

Air merupakan sumber daya alam yang sangat melimpah di muka bumi,

dan dengan adanya siklus hidrologi menjadikan air sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui, namun meskipun air merupakan sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui, air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni.Air hujan

(3)

9

gas gas di udara dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya selama

mengalir di atas permukaan bumi dan dalam tanah, menjadikan air tersebut

terkontaminasi. Kualitas air merupakan karakteristik mutu yang dibutuhkan dalam

pemanfaatan air sesuai dengan yang diperuntukannya (Joeharno, 2000).

Pengelompokan kualitas air dibagi menjadi empat golongan menurut

peruntukannya dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1990, pembagian

tersebut sebagai berikut :

a. Golongan A : air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,

tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B : air dapat digunakan sebagai air baku air minum.

c. Golongan C : air dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

d. Golongan D : air dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di

perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan

tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk

memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau

pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi.

Kualitas air dalam hal ini mencakup keadaan fisik dan kimia yang dapat

mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia pertanian, industri,

rekreasi dan pemanfaatan air lainnya. Dalam Peraturan Pemerintah RI No 82

tahun 2001, kualitas air ditetapkan melalui pengujian karakteristik fisika dan

karakteristik kimia :

1. Persyaratan Fisika

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:

a. Jernih atau Tidak Keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran butiran koloid dari

tanah liat, semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

b. Tidak Berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih, air yang berwarna

(4)

c. Rasanya Tawar

Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah, air yang terasa asam,

manis, pahit atau asin menunjukkan air tersebut tidak baik. Rasa asin

disebabkan adanya garam garam tertentu yang larut dalam air

sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam

anorganik.

d. Tidak Berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun

dari dekat.Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang

sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.

e. Temperaturnya Normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur

udara (20 26°C). Air yang sudah tercemar mempunyai temperatur di

atas atau di bawah temperatur udara (Kusnaedi, 2010).

2. Persyaratan Kimia

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai

berikut :

a. pH Netral

Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam

atau basa. Air murni mempunyai pH=7 apabila pH<7 berarti air

bersifat asam sedangkan pH>7 berarti bersifat basa.

b. Tidak Mengandung Zat Kimia Beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun

seperti sianida, sulfida dan fenolik.

c. Tidak Mengandung Garam atau Ion Ion Logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam

seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl dan Cr.

d. Kesadahan Rendah

Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam garam yang

terlarut di dalam air terutama Ca dan Mg.

(5)

11

Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat zat

yang berbahaya bagi kesehatan.Bahan bahan organik itu seperti

NH4, H2S, SO4²‾ dan NO3 (Kusnaedi, 2010).

Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah,

pergerakan air tanah sangat lambat dengan kecepatan arus berkisar antara 10M¹º

10M³ m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah.

Pada dasarnya air tanah dapat berasal dari air hujan baik melalui proses infiltrasi

secara langsung ataupun tidak langsung dari air sungai, danau, rawa dan genangan

air lainnya. Kemampuan tanah dan batuan untuk menahan air tergantung pada

sifat porositas dan permeabilitas tanah. Air tanah biasanya memiliki kandungan

besi relatif tinggi, jika air tanah mengalami kontak dengan udara dan mengalami

oksigenasi, ion ferri pada ferri hidroksida yang banyak terdapat dalam air tanah

akan teroksidasi menjadi ion ferro dan akan mengalami presipitasi (pengendapan)

serta membentuk warna kemerahan pada air. Maka, sebelum digunakan untuk

berbagai peruntukkan, sebaiknya air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih

dahulu selama beberapa saat untuk mengendapkan besi. Perlakuan ini bertujuan

untuk menurunkan kadar karbondioksida dan menaikkan kadar oksigen terlarut

(Effendi, 2003).

% &

% &

Sumur gali adalah bangunan penyadap atau pengumpul air tanah pada

kedalam 7 10 meter dari permukaan tanah dengan menggunakan timba untuk

menaikkan air tanah (Inpres No.6, 1994). Sumur gali adalah sarana untuk

menyadap dan menampung air tanah untuk air minum dengan cara menggali tanah

berbentuk sumuran agar mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat

(6)

Menurut Entjang (2000), dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan

sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar benar diperhatikan,

tetapi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan

pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat

syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari pendapat

beberapa pakar di bidang ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter

dari sumber pencemar, lantai sumur harus kedap air, tempat penampungan air

limbah minimal 10 meter dari air sumur gali dan terbuat dari bahan permanen,

tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter

dan memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat.

$ ' % &

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk

yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis

sumur dapat dibagi menjadidua jenis:

1. Sumur dangkal )

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah

dengan membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi

permukaan air tanah.Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya

terbatas, dan air yang diambil adalah air tanah dangkal.Untuk pengambilan air

yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih

besar.Kedalaman sumur gali tergantung lapiasan tanah, ketinggian dari

permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas dibawah lapisan tanah.Sumur

gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5 – 8 meter dibawah

permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana air tawar berada

diatas air asin.

Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali

dapatdiperoleh sebagai berikut:

• Tanah berpasir : Sumur gali cukup 6 – 8 m telah memperoleh air bebas

• Tanah liat : Kedalaman sumur ≥ 12 m baru memperoleh air bebas.

(7)

13

bebas.

Keadaan atau sifat air sumur gali antara lain:

• Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1 – 3 m dari dasar sumur.

• Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil

dan tergantung musim.

• Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah air

nyakekuning kuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk,

tanahliat airnya terasa sedikit sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit

sepat dan warnanya kehijau hijauan, dan tanah gambut airnya

berwarna kemerah merahan seperti teh dan rasanya asam.

• Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur.

• Mengandung algae dalam jumlah sedikit.

• Mengandung bakteri cukup banyak (Entjang, 2000).

2. Sumur dalam )

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (

) atauyang lazim disebut sumur bor.

Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah:

• Tanah berpasir: biasanya kedalaman 30 – 40 meter sudah memperoleh

air.Biasanya airnya naik sampai 5 – 7meter dari permukaan tanah.

• Tanah liat/padas: biasanya kedalaman 40 – 60 meter akan diperoleh air

yangbaik dan air akan naik mencapai 7 meter dari permukaan tanah.

• Tanah berkapur: biasanya sumur dibuat dengan kedalaman di atas 60

meterkemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya

sukar/tidak bisanaik ke atas dengan sendirinya.

• Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat diatas 100 meter atau

200meterkemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang

diperolehsukar/tidak bisa naik ke atas dengan sendirinya.

Keadaan/sifar air sumur bor:

• Air nya jernih dan rasa sejuk

• Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi

(8)

Q > gae di dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibandingkan

denganair sumur gali. (Entjang, 2000)

Berikut merupakan perbedaan sumur dangkal dan sumur dalam

secara umum (Budiman, 2007).

Tabel 2.1. Perbedaan Sumur Dangkal dan Sumur Dalam

( ) % ) % )

pompa.Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur,

bibir sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Entjang, 2000) :

1) Syarat Lokasi atau Jarak

Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak

sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah , dan

sumber sumber pengotoran lainnya.Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta

kemiringan tanah.

a) Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir.

b) Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran

seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya.

(9)

15

) Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus

terbuat dari tembok yang kedap air. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak

terjadi perembesan air/pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik

habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter

dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai

bidang perembesan dan penguat dinding sumur (Entjang, 2000).

b) Pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur harus

dibuat dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan

yang telah tercemar tidak terjadi. Kedalaman 3 meter diambil karena

bakteri pada umumnya tidak dapat hidup lagi pada kedalaman tersebut.

Kira kira 1,5 meter berikutnya ke bawah, dinding ini tidak dibuat tembok

yang tidak disemen, tujuannya lebih untuk mencegah runtuhnya tanah

(Azwar, 1995).

c) Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen.

Akan tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk sumur

gali bertujuan untuk menahan longsornya tanah dan mencegah pengotoran

air sumur dari perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya

pipa beton dibuat sampai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah. Dalam

keadaan seperti ini diharapkan permukaan air sudah mencapai di atas dasar

dari pipa beton.

d) Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang

mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau (Entjang,

2000).

3) Bibir sumur gali

Untuk keperluan bibir sumur ini terdapat beberapa pendapat antara lain :

a) Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm untuk

mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan

(Entjang, 2000).

b) Dinding sumur di atas permukaan tanah kira kira 70 cm, atau lebih tinggi

(10)

c) Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan

harus dibuat setinggi 70 75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini

merupakan satu kesatuan dengan dinding sumur.

4) Lantai Sumur Gali

Beberapa pendapat konstruksi lantai sumur antara lain :

a) Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air ± 1,5 m lebarnya dari

dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas

permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat (Entjang, 2000).

b) Tanah di sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring

dengan tepinya dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira kira

1,5 meter, agar air permukaan tidak masuk (Azwar, 1995).

c) Lantai sumur kira kira 20 cm dari permukaan tanah.

5) Saluran Pembuangan Air Limbah

Saluran Pembuangan Air Limbah dari sekitar sumur menurut Entjang

(2000), dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang kurangnya 10

meter. Beberapa persyaratan konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat, yakni:

a) Memiliki bibir sumur yang kedap air dengan tinggi minimal 0,8 meter.

b) Memiliki cincin sumur yang kedap air yang dalamnya minimal 3 meter.

c) Memiliki lantai sumur yang terbuat dari bahan kedap air dan memiliki

kemiringan yang mengarah keluar menuju saluran pembuangan air limbah.

d) Memiliki sarana pembuangan air limbah yang kedap air.

e) Memiliki jarak terhadap sumber pencemaran minimal 10 meter.

Penentuan persyaratan konstruksi sumur gali didasarkan pada beberapa

hal, yaitu:

1. Kemampuan hidup bakteri patogen selama 3 hari dan perjalanan bakteri

dalam air tanah mencapai 3 meter/hari.

2. Keadaan porositas tanah sangat berpengaruh pada pergerakan air di dalam

tanah.

3. Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara vertikal sampai

(11)

17

4. Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara horizontal sampai

jarak 1 meter.

5. Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat sumur digunakan atau

tidak digunakan.

6. Kemungkinan runtuhnya tanah dinding sumur.

! % + ,

! % + , )

Besi (Fe) mempunyai bobot atom 55,85. Besi yang murni adalah logam

berwarna putih perak yang kuat, kokoh, dan liat, yang melebur pada 1.535°C.Besi

adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat

di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi

yang ada di dalam air dapat bersifat :

terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri) ;

tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 mikrometer) atau lebih

besar, seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe (OH)3 dan sebagainya ;

tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah

liat) (Christian, 1992).

Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi

di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini

dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur (Effendi, 2003).

Perairan yang mengandung besi tidak diinginkan untuk keperluan rumah

tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat

alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak untuk air minum. Adapun

sifat kimia perairan antara lain sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme

oleh mikroorganisme. Besi (II) sebagai ion berhidrat dapat larut, merupakan jenis

besi yang terdapat dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan

oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organik dalam media

mikroorganisme akan menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah. Oleh karena

itu, besi dengan bilangan oksidasi rendah yaitu Fe(II) umumnya ditemukan dalam

(12)

berkisar antara 1,0 10 mg/L, dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah

mengandung Fe(II) jernih tetapi saat mengalami oksidasi oleh oksigen yang

berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri (Effendi, 2003).

Kadar besi pada perairan yang mendapat cukup aerasi (aerob) hampir tidak

pernah lebih dari 0,3 mg/l, kadar besi pada perairan alami berkisar 0,05 0,2 mg/l.

Pada air tanah dengan kadar oksigen yang rendah, kadar besi dapat mencapai 10

100 mg/l. Kadar besi >1,0 mg/l dianggap membahayakan kehidupan organisme

akuatik. Air yang diperuntukkan untuk air minum sebaiknya memiliki kadar besi

kurang dari 0,3 mg/l. (Effendi, 2003).

Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari dalam tanah

sendiri di samping dapat pula berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya

pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan endapan buangan industri.

Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki besi adalah akibat

dari beberapa kondisi, di antaranya :

1. Pengaruh pH yang terlalu rendah (asam), dapat melarutkan logam besi.

2. Akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam besi.

3. Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut dalam air.

4. Pengaruh tingginya temperatur air akan melarutkan besi besi dalam air.

5. Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi.

6. Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi. (Bapelkescikarang, 2012).

! ' + - . )

1. Kedalaman Air

Hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah

yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan

membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah

semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.

2. pH

pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air

(13)

19

besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan

logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan

ferri, dimana bentuk ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak

dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau

dan berasa.

3. Suhu

Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya

kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat

kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.

4. Bakteri besi

Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan

Sphoerothylus) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur besi dari sekeliling

lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam

air, dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan

makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut

menghasilkan presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna pada

pakaian dan bangunan. Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan

anaerob dan banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral. Pertumbuhan

bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air banyak mengandung CO2 dengan

kadar yang cukup tinggi.

5. CO2 agresif

Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air.

Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air, (CO2)

dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang larut dalam air, CO2 dalam

kesetimbangan, CO2 agresif. Dari ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang

terdapat dalam air, CO2 agresif lah yang paling berbahaya karena kadar CO2

agresif lebih tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat

kerusakan pada logam logam dan beton. CO2 bebas yang asam akan merusak

logam apabila CO2 tersebut bereaksi dengan air karena akan merusak logam.

(14)

2 Fe + H2CO3 FeCO3 + 2 H+ 2 FeCO3 + 5 H2O +1/2 O2 2 Fe(OH)2 + 2

H2CO3

Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut secara terus

menerus akan merusak logam, karena selain membentuk FeCO3 sebagai hasil

reaksi antara Fe dan H2CO3, selanjutnya FeCO3 bereaksi dengan air dan gas

oksigen (O2) menghasilkan zat 2 FeOH dan 2H2CO3 dimana H2CO3 tersebut

akan menyerang logam kembali sehingga proses pengrusakan logam akan berjalan

secara terus menerus mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar

pada logam tersebut. (Bapelkescikarang, 2012).

! + ( ( + ) )

1. Rendahnya pH Air

Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7.Air yang

mempunyai pH 7 dapat melarutkan logam termasuk besi.

2. Adanya Gas gas Terlarut dalam Air.

Yang dimaksud gas gas tersebut adalah CO2 dan H2S. Beberapa gas terlarut

dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif.

3. Bakteri

Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi yaitu

bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi

sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella,

Siderocapsa dan lain lain.Bakteri ini mempertahankan hidupnya membutuhkan

oksigen dan besi.

Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas, akan

menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :

1. Gangguan teknis

Endapan Fe(OH) bersifat korosif dapat mengendap pada saluran pipa, sehingga

mengakibatkan dan mengotori bak/wastafel/kloset.

(15)

21

A gguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah

timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi

terlarutnya > 1,0 mg/L.

3. Gangguan kesehatan

Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai

pembentuk sel sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7–35 mg/hari yang

sebagian diperoleh dari air.Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh

tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Dikarenakan tubuh manusia tidak dapat menyekresi Fe, bagi mereka yang

sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam akibat

akumulasi Fe.

Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual

apabila dikonsumsi.

Kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali

disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.

Kadar Fe > 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan

kulit.

Jika kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/L akan menyebabkan air

berbau seperti telur busuk.

Hemokromatesis primer besi akibat dari penyerapan Fe dalam jumlah

berlebih di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi

sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks

dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati

dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes.

Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat

dilakukan dengan tiga macam cara yakni :

1. oksidasi dengan udara atau aerasi,

2. oksidasi dengan (khlorinasi) dan

3. oksidasi dengan kalium permanganat.

Selain dengan cara oksidasi, penghilangan senyawa besi dan mangan dalam air

(16)

galirkan ke suatu filter dengan media mangan zeolit. (Bapelkescikarang,

2012)

! ! * /. 0

Walaupun logam ini termasuk dalam kelompok logam esensial, tetapi

kasus keracunan Fe sering dilaporkan terutama pada anak anak.Keracunan Fe

pada anak terjadi secara tidak sengaja, saat anak memakan makanan atau benda

yang mengandung Fe, sedangkan pada orang dewasa hal ini jarang

terjadi.Walaupun toksisitas Fe jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat

menyebabkan gangguan mental serius.Kasus terjadinya toksisitas Fe pada anak

kemungkinan besar terjadi karena banyak preparat yang mengandung Fe yang

diberikan pada anak, baik berupa obat maupun vitamin.Di samping itu, kebiasaan

anak makan sembarangan di lingkungan sekitaranya juga mempengaruhi hal

tersebut (Darmono, 2001).

Besi adalah logam dalam kelompok makromineral di dalam kerak bumi,

tetapi termasuk kelompok mikro dalam sistem biologi. Logam ini mungkin logam

yang pertama ditemukan dan digunakan oleh manusia sebagai alat pertanian.

Pada sistem biologi seperti hewan, manusia, dan tanaman, logam ini bersifat

esensial, kurang stabil, dan secara perlahan berubah menjadi ferro (FeII) atau ferri

(FeIII).Kandungan Fe dalam tubuh hewan sangat bervariasi tergantung pada status

kesehatan, nutrisi, umur, jenis kelamin dan spesies (Darmono, 2001).

Pada umumnya setiap jaringan tubuh selalu mengandung Fe, yaitu 4 gr

Fe.Hampir semua Fe dalam tubuh terikat dengan protein porfirin, dan komponen

hemoglobin.Ikatan dengan protein lainnya ialah feritin, transferin, dan

hemosiderin.Diet Fe per hari setiap orang sekitar 10 15 mg Fe dan hanya sebagian

kecil yang diabsorpsi.Sedangkan dosis letal minimum (MLD) adalah sekitar 200

250 mg/kg berat badan (Darmono, 2001).

Besi sering tersedia dalam preparat obat dan vitamin, termasuk tablet

suplemen, sebagai silfat, glukonat, dan garam fumarat. Dalam tablet multivitamin

mineral biasanya diberikan pada ibu hamil yang menjelang melahirkan untuk

(17)

23

! 1 * /. 0

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan Fe ialah di

dalam usus halus.Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus juga

sebagai ekskresi Fe yang tidak diserap.Besi dalam usus diabsorpsi dalam bentuk

feritin, dimana bentuk ferro lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri.Feritin

masuk ke dalam darah dan berubah bentuk menjadi senyawa transferin.Dalam

darah tersebut besi mempunyai status sebagai besi trivalent yang kemudian

ditransfer ke hati atau limfa yang kemudian disimpan dalam organa tersebut

dalam bentuk feritin dan hemosiderin.Toksisitas terjadi bilamana terjadi kelebihan

Fe (kejenuhan) dalam ikatan tersebut (Darmono, 2001).

Toksisitas akut Fe terjadi pertama tama disebabkan oleh adanya iritasi

dalam saluran gastrointestinal.Kematian karena keracunan Fe pada anak

kebanyakan terjadi di antara anak umur 12 24 bulan, hal tersebut erat

hubungannya dengan pemberian yang terlalau banyak suplemen vitamin pada

prenatal dan suplemen vitamin mineral pada postnatal. Mekanisme toksisitas Fe

secara pasti belum begitu jelas, diperkirakan kematian terjadi karena sekunder

yang disebabkan oleh iritasi gastrointestinal. Bila dilakukan autopsi

terhadap korban keracunan ditemukan perdarahan dan nekrosis pada mukosa

lambung dan usus (Darmono, 2001).

Keracunan Fe ini dapat menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh

darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar.Akibatnya,

volume darah menurun, dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis. Penelitian

pada hewan menunjukkan bahwa toksisitas akut dari Fe ini menyebabkan lamanya

proses koagulasi darah (Darmono, 2001).

Pada pemeriksaan biokimiawi terlihat adanya peningkatan enzim dalam

serum seperti (SGOT) dan

(SGPT) yang merupakan indikator adanya proses

degenerasi jaringan hati. Pada proses toksisitas Fe kronik, besi banyak

terakumulasi dalam jaringan hati, yaitu dalam mitokondria dari sel hati. Hal

(18)

berfungsinya hati.Juga terjadi degenerasi melemak pada miokardium dan

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Sumur Dangkal dan Sumur Dalam

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menulis 1 judul naskah buku yang akan diterbitkan dalam waktu sebanyak-banyaknya 4 semester (disetujui oleh pimpinan dan tercatat) sama dengan 3 sks. Menulis satu judul naskah

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama , untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membaca bahasa Indonesia siswa antara yang menggunakan tes objektif dengan tes

yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012.

tau untuk khalayak tsraa* walaupun pads taspat. yaag tcrtutup atau patcaroofiaa yaag tartutup

Dari dua pengertian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa agama adalah kepercayaan, keyakinan, pedoman hidup dan ajaran yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang

The finding of the content analysis in this study reports that male and female contestants are portrayed performing all of the feminine and masculine

Skripsi program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Muria Kudus, Dosen Pembimbing I Drs. Dosen Pembimbing II Dra. Sutarti, SE, MM. Kata Kunci: Minat