• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Feminis dalam Buku 13 Perempuan Karya Yonathan Rahardjo T1 362008078 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Feminis dalam Buku 13 Perempuan Karya Yonathan Rahardjo T1 362008078 BAB VI"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

108 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dalam melakukan penelitian Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada 13 Cerpen peneliti menemukan beberapa kesimpulan:

1. Teks dipandang sebagai sarana sekaligus media melalui mana satu kelompok mengunggulkan diri sendiri dan memarjinalkan kelompok lain. Pada sebagian besar cerpen, perempuan diposisikan sebagai pencerita, menjadikan realitas tampil apa adanya, karena realitas didefinisikan oleh aktor yang bersangkutan.

2. Realita yang direpresentasi melalui penempatan perempuan sebagai subjek cerita, mencerminkan gagasan pengarang. Karena isi media tidak merupakan murni realitas maka representasi lebih tepat dipandang sebagai cara bagaimana komunikator membentuk versi realitas dengan cara-cara tertentu bergantung pada kepentingannya, apalagi ditulis oleh pengarang laki-laki.

(2)

109

akan perjuangan feminis beserta alirannya belum sepenuhnya menjadi pemikiran dari Yonathan Rahardjo. Faktor lainnya adalah karena kelelakian pengarang, latar belakang pendidikan dan lingkungan dimana Yonathan Rahardjo tinggal turut memberikan pengaruh.

6.2. Saran

Sehubungan dengan penelitian terhadap karya 13 Perempuan yang dilakukan, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:

a. Bagi karya ‘13 Perempuan’ oleh Yonathan Rahardjo

Referensi

Dokumen terkait

Namun dengan keberadaan perempuan dalam iklan, muncul wacana yang menarik untuk diteliti, yang dikaji lewat posisi aktor, terutama perempuan diposisikan sebagai

konstruksi identitas perempuan lewat iklan Tim-Tam dimana, laki-laki diposisikan.. sebagai pemirsa

dalam satu film yaitu Film Sang Penari, karena penelitian sekarang ini. mengangkat representasi perempuan dalam film Sang Penari dan

(Slamet Rahardjo), dukun ronggeng Dukuh Paruk untuk menjadikan Srintil. seorang

Hasil Dalam penelitian ini ditemukan bahwa film dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan berupa representasi atas realita sosial dari kesetaraan hak antara perempuan

Tindakan yang dilakukan oleh Tamar adalah menaruh abu di kepalanya sebagai tanda bergerak melampaui keterpurukannya dan menjadi contoh yang baik bagi perempuan Indonesia

perempuan di Israel Kuno sebagai bagian dari tatanan yang mengatur kehidupan perempuan pada.

Melalui cara tersebut perempuan dapat memberikan ruang yang penuh keadilan, kenyamanan dan kasih serta solidaritas dalam menjalankan kehidupan tanpa kesenjangan