• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Feminis dalam Buku 13 Perempuan Karya Yonathan Rahardjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Feminis dalam Buku 13 Perempuan Karya Yonathan Rahardjo"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

112 Lampiran 1

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN YONATHAN RAHARDJO

No Item Pertanyaan Uraian Jawaban

1

Ide Kreatif dalam menulis sebuah karya

“Ide-ide cerita saya dalam menulis novel, cerpen puisi dan sebagianya adalah dari kehidupan pribadi. Survei di dalam kehidupan pribadi saya. Misal saja saat saya ke rumah kos teman, apa yang terjadi di sana bisa menjadi ide saya dalam berkarya. Dalam 13 Perempuan, misalnya cerpen ‘Masuknya Lelaki Itu’ saya dapat kisah itu ketika saya dalam perjalanan Cilacap ke Jakarta. ‘Tanya Tukang Cuci’ juga pengalaman pribadi saya ketika tinggal di Jakarta. Latar tempat yang saya gunakan juga menunjukan lokasi tempat tinggal saya, di Bojonegoro yang pada waktu itu kerap banjir, dan juga Jakarta.

Pengalaman-pengalam pribadi tersebut saya angkat menjadi sebuah kisah. Kemudian saya kemas menjadi satu cerita dengan angle yang berbeda. Sastra pun melahirkan atau membuat kenyataan baru bagi khalayak.

2

Latar belakang menulis 13 Perempuan

“Sebenarnya buku ini terbit awalnya karena teman saya dari penerbitan meminta saya untuk menulis mengenai kedokteran hewan. Saat itu, saya belum memiliki cukup waktu untuk menulis hal tersebut. Maka saya tawarkan bagaimana bila menerbitkan cerpen-cerpen saya yang pernah terbit di beberapa media massa. Ketika pihak penerbitan tersebut melihat karya itu, tertariklah mereka. Dikumpulkan semua cerpen saya, ee semua ceritanya soal

perempuan."

Tidak ada unsur kesengajaan saya menulis kesemuanya tentang perempuan. Saya inginnya membuat novel, namun karena terbatasnya waktu menulis, jadi saya tulis cerita-cerita saya dalam bentuk cerpen-cerpen, jika nanti ada waktu saya lanjutkan lagi bagian selanjutnya. Hingga jadi novel dengan cerita utuh. Begitu.

3

Alasan menulis tentang perempuan

(2)

113 4

Tujuan menulis tentang

perempuan Tujuannya membuat cerpen.

Tapi fakta pengalaman itu, kalau dicerpen sudah jadi kenyataan sendiri. Beda dengan jurnalistik. Karena penulisan karya sastra kan sudah ada interpretasi dan pemikiran baru.

“Tidak sekedar memotret nilai-nilai yang terjadi sesungguhnya, tetapi nilai-nilai yang mungkin terlupakan.”

"Misalnya kelihatannya biasanya saja, tapi sebetulnya mengandung suatu idealisme,

diperjuangkan untuk lebih baik. Dan sejenisnya. Kan itu kenyataan baru lagi. Kenyataan itu kan tidak hanya apa ayang kita lihat, tapi apa yang kita dengar dan kita pikirkan. Itu kan juga kenyataan. Dan itu kan pasti ada sintesis. Pemikiran. Diolah jadi karya baru.

Penentu harkat perempuan sebagai manusia mulia dan bermartabat adalah individu yang bersangkutan, perempuan lain dan manusia lain,bernama laki-laki. Berbagai latar, konteks dan konflik diharapkan dapat menggoncang kesadaran kita bahwa masalah harkat perempuan begitu luas dimensinya dan dalam dasar landasannya

1. Perempuan sangat penting dalam hidupku, 2. Pria sederajat dengan laki-laki, 3. Masalah perempuan berarti juga masalah laki-laki 4.Karena saya laki-laki membahas tentang perempuan berarti membahas tentang manusia dan kehidupan dan hidupnya, dimana disitu saya ada saya dan sesama manusia 5. Tak terelakan dalam hidup dan kehidupan pasti ada perempuan dan lelaki, sekarang gilirannya membahas dengan fokus pada perempuan. 6 pada karya

berikutnya saya akan bahas tentang lelaki 7. Fokus laki-laki juga pernah saya bahas pada novel Lanang 8. Waria juga pernah saya bahas dalam Taman Api 9.Saya sedang mempersiapkan novel berfokus pada perempuan 10. Tentu dengan latar dan kaitan permasalahan yang berbeda-beda

5

Teknik berperan ‘menjadi perempuan’ dalam menulis karya ini

Kalau punya ilmu zaman dhisik namae ‘Ngrogoh sukma’ saya melepaskan diri saya. saya tidak bisa, hanya sebatas kelas rendah. Misalnya saya nulis soal Dewi Persik atau Julia Perez, aku merasa jadi

(3)

114

wakakakka.Bahaya iki nek ra iso balik bahaya.

Tekniknya kalau gak gitu, tulisan itu kan

menunjukkan kejiwaan seseorang, berbeda dengan computer. Komputer kan sudah terprogram, dan tulisan itu tidak ada hubungannya dengan gaya atau sifat yang diekspresikan orang melalui tulisna orang. Sehingga kalau orang ingin menunjukkan gaya/ sft untuk menunjukan jiwa dengan memilih jenis font. Lain dg tulisan tangan yg sebenrnya merupakan ekspresi dair karakter yang bersangkutan. Karena waktu itu belum ada komputer, jadi saya mengingat bagaimana tulisan Evi untuk merasakan menjadi dia. Lewat karakter huruf yg dipakai bisa digunakan untuk mengetahui karakter orang nya.

Emm sebenarnya itu maknanya konotatif, artinya itu adalah metode penghayatan peran. Semacam ilmu teater. Karena pernah maen teater dari SD-Kuliah. Drama natal, paskah, awal semester, tujuh belasan. Dan dihubungkan dengan budaya jawa kan sama dg ilmu kebatinan.

Semua itu teknik-teknik yang pernah saya eksplor

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Diskusi Teknik Debat dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada mata

Dengan adanya pembelian barang yang tinggi sehingga harus adanya pengendalian internal yang baik di dalam Hotel Shangri-La Surabaya khususnya dalam siklus

Namun, masih banyak masalah interior yang terdapat pada bangunan Museum Olahraga Nasional yang diantaranya adalah penggunaan tata cahaya yang kurang baik, ruang

Gambaran mengenai kondisi transportasi khususnya berjalan kaki di kawasan Pendidikan Yogyakarta sebagaimana yang telah dijelaskan di atas menjadi dasar perlunya dilakukan

Dengan menggunakan model tersebut diperoleh variabel yang signifikan terhadap TPAK perempuan Jawa Timur adalah TPAK laki-laki, persentase penduduk miskin, PDRB perkapita, UMK,

“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk memperoleh

Sementara itu, pada pendekatan penarikan contoh non- probabilitas, contoh dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian; unit populasi

• Output: hasil penelitian (dari Perguruan Tinggi, Litbang) yang dapat dimanfaatkan industri, kesepahaman riset antara peneliti dan industri, dapat dicapai