• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELKPD BERBANTUAN EXE-LEARNING DAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ELKPD BERBANTUAN EXE-LEARNING DAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ELKPD BERBANTUAN EXE-LEARNING DAN GEOGEBRA UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Gede Suweken, Jurusan Matematika, FMIPA Undiksha

Email: gede.suweken@undiksha.ac.id

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Walaupun sejak diberlakukannya kurikulum K-13, Depdikbud mengharapkan pembelajaran matematika menjadi lebih konstruktif, pembelajaran matematika saat in sebagian besar masih didominasi oleh hapalan dan drill. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan guru untuk membuat pembelajaran matematika menjadi konstruktif dan kurangnya keterampilan tentang bagaimana caranya mengimplementasikan pegetahuannya tersebut. Karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan guru tentang pembelajaran matematika yang konstruktif dan tentang cara mencapainya harus terus dilakukan.

Saat ini perangkat pembelajaran yang secara luas digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran mereka adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau yang sebelumnya disebut Lembar Kerja Siswa (LKS). Oleh karena itu alangkah baiknya jika LKPD ini dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menterjadikan proses pembelajaran yang konstruktif dan The learning of Mathematics, so far, is mainly still dominated by memorization and drill, putting the understanding and multi-representative competency in the second place. As a consequences, many students view mathematics as a collection of concepts, formulae, or technical jargons which have to be memorized. Although the K-13 curriculum have encouraged teachers to deliver their teaching using the constructivism approaches, their realization are still rare. This article is a report summary about a teacher training program intended to develop an Explorative eWorksheet. This kind of worksheet is expected to make the learning of mathematics becomes more constructive. In particular, the article discuss about using eXe-Learning and GeoGebra to develop the worksheet.

Keywords: eWorksheet, eXe-Learning,GeoGGebra, explorative, multi-representation, quality learning.

Pembelajaran matematika saat ini sebagian besar masih didominasi oleh hapalan dan drill dengan mengorbankan pemahaman dan kompetensi multi representasi. Sebagai akibatnya kebanyakan siswa memandang matematika hanya sebagai kumpulan konsep, rumus, atau istilah teknis yang harus dihapal tanpa makna. Walaupun Kurikulum K-13 mengharapkan para guru melaksanakan pembelajarannya dengan pendekatan konstruktivisme, namun realisasinya masih sangat jarang. Artikel ini adalah ringkasan tentang program pelatihan guru yang dimaksudkan untuk mengembangkan eLKPD yang eksploratif. LKPD jenis ini diharapkan akan bisa membuat pembelajaran matematika menjadi lebih konstruktif. Secara khusus, artikel akan membahas tentang penggunaan eXe-Learning dan GeoGebra untuk mengembangkan LKPD tesebut.

(2)

eksploratif sesuai harapan K-13 yang sudah diberlakukan secara legal hampir 10 tahun tersebut.

Salah satu software yang gampang, gratis, dan tidak perlu software tambahan lainnya untuk menjalankan produk LKPD yang dihasilkannya, adalah eXe-Learning. Sementara untuk membuat konsep matematika yang dikandungnya menjadi eksploratif, bisa digunakan GeoGebra yang juga gratis. Jadi, artikel ini akan membahas tentang bagaimana menggunakan eXe-Learning, GeoGebra, dan kombinasinya untuk mengembangkan eLKPD (elektronik LKPD) yang konstruktif dan eksploratif bagi pembelajaran matematika.

KURIKULUM 2013

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa Kurikulum 2013, dikenal secara luas dengan Kurikulum K-13, dengan jelas dan tegas meminta para guru untuk menyelenggarakan pembelajarannya dengan pendekatan 5M, yang merupakan istilah lain dari Metode Ilmiah, yang terdiri dari mengamati, menanyakan, mengekplorasi, menganalisis, dan mengomunikasikan. Namun karena guru yang tidak dipersiapkan sejak perkuliahan untuk belajar dan mengajarkan materi secara kontekstual, terintegrasi, holistik, dan konstruktif, implementasi 5M tidak pernah berhasil. Guru kebanyakan masih mengajarkan matematika dengan cara seperti pendahulu mereka mengajarkannya. Matematika diajarkan terisolasi dari bidang studi lain, tidak bermakna, hapalan, dan merasa hebat karena tidak berkaitan dengan yang lain. Matematika sebenarnya adalah ilmu tentang pola, baik itu pola pada bilangan, pola pada bentuk-bentuk benda, pola pada suara, dan pola-pola lainnya. Karena ia berkaitan dengan pola, maka ia ada dimana-mana di sekitar kita, ada pada bidang studi lain, dan bahkan ada pada prilaku kita dan hewan lainnya.

Tugas seorang matematikawan adalah mengenali adanya pola tersebut, merumuskannya, dan merepresentasikannya dalam bentuk bahasa yang sangat efektif, efisien, dan universal. Bayangkan misalnya jika seseorang mengatakan bahwa (Edwin J. Purcell and Dale Varberg, 1989)

lim 1 +1 = ,

Bukankah rumusan itu merupakan bahasa yang sangan efektif, efisien, dan universal? Bayangkan jika rumusan tadi dinyatakan secara tekstual, mungkin akan diperlukan satu halaman untuk menyatakannya. Disamping itu rumusan seperti itu bersifat universal, seluruh dunia bisa memahaminya jika seseorang menuliskannya, dibandingkan dengan mengatakannya dalam suatu bahasa tertentu. Namun pertanyaannya bagaimanakah seseorang bisa sampai pada konstruksi seperti itu? Nah, inilah yang sebenarnya menjadi inti dari pembelajaran matematika. Dengan contoh yang lebih sederhana, misalnya kita senantiasa melihat lintasan air mancur mirip parabola. Apakah benar parabola? Bagaimana persamaannya? Bagaimanakah kita harus mengkonstruksi persamaan parabola dari air mancur Patung Singapura misalnya? Dengan bantuan GeoGebra masalah ini akan dapat dieksplorasi untuk akhirnya ddapatkan persamaannya.

Tentang pentingnya matematika bagi pengembangan IPTEK ke depan tidak perlu diragukan lagi. Profesor Kimia Robert Harrison (dalam Angela B. Shiflet dan George W. Shiflet, 2014) mengatakan:

To translate even the most elementary theories into useful tools for physical chemistry discovery, you have to do large-scale computa- tion. If you look at students coming into our graduate program from the undergraduate world, those that haven’t already had some exposure to computation, such as thinking algorithmically, solving problems on the computer, and the little bits of applied math that you need to

(3)

productivity at the graduate level. But it is not only the undergraduate students coming into graduate school that have this issue; it’s also our undergrads going off into larger world. Industry and many other aspects of the commercial world use simulation and computation in diverse ways.

Tetapi matematika yang bagaimana yang diperlukan. Tentu saja jarang sekali suatu fenomena alam atau suatu kajian penelitian sudah ada rumusnya dalam bentuk final. Tugas penelitilah yang harus menemukan pola dari fenomena tersebut dan akhirnya mengkonstruksi konsep matematikanya. Inilah yang seharusnya dijadikan ini dari pembelajaran matematika kita, bukan hapalan rumus jadi yang kemungkinan besar tidak ada atau belum ada di alam, sehingga harus dikonstruksi telebih dahulu.

Tentu saja menimpakan kesalahan hanya kepada guru merupakan hal yang tidak fair. Materi ajar bagi kebanyakan guru dan siswa dirasa terlalu banyak. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan kita tentang materi esensial yang harus dibelajarkan kepada siswa dan mendelegasikan materi yang tidak esensial kepada siswa untuk dipelajari secara mandiri. Para ahli mengatakan bahwa materi ajar siswa kita “… a mile wide and a centimeter deep.” Kebanyakan guru dikejar-kejar untuk membelajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya, walaupun tanpa pemahaman siswa. Belajar secara bermakna dan pemahaman perlu waktu, perlu keterlibatan (engagement), perlu proses, perlu productive struggling, (Small, Marian, 2017) dan ini sepertinya tidak pernah tejadi pada siswa-siswa kita. Pembelajaran seharusnya memfasilitasi agar hal ini terjadi pada siswa. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Teknologi yang bisa dimanfaatkan dalam hal ini adalah komputer beserta perangkat lunak (software)-nya. Software yang dirasa paling sesuai untuk hal ini adalah GeoGebra dan Exe-Learning. Beberapa alasan yang bisa dikemukan

mengapa software ini cocok untuk ditawarkan adalah:

1. Gratis, bisa diunduh dari

https://www.geogeba.org dan

http://exelearning.org.

2. Gampang digunakan karena tidak memerlukan pengetahuan pemrograman komputer,

3. Bisa dieksport ke file html, sehingga siswa hanya memerlukan web-browser untuk menjalankannya.

4. Bisa online jika diperlukan. Karena filenya berbentuk html, tentu dengan mudah bisa dibuat online. Namun jika online secara terus menerus, biayanya akan mahal. Karena itu online-nya dilakukan untuk hal-hal yang penting saja, misalnya saat tes.

Berdasarkan pada alasan-alasan di atas, maka guru perlu dibekali keterampilan tentang cara menggunakan GeoGebra, membuat media pembelajaran (aplet) berbasis GeoGebra dan terakhir membungkus materi ajar beserta aplet yang bersesuaian dalam eXeLearning. Pembekalan tersebut bisa dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, pendampingan, dan penampilan hasil kerja (produk).

GEOGEBRA

GeoGebra adalah software matematika dinamis gratis yang menampilkan dalam suatu kesatuan geometri, aljabar, dan kalkulus (www.geogebra.org). GeoGebra mampu menampilkan karakteristik matematika yang sangat penting, yaitu multirepresentasi. Suatu objek maematika dalam GeoGebra sekaligus merepresentasikan secara aljabar, grafis, dan numerik. Andaikan kita membuat objek lingkaran pada jendela grafis dari GeoGebra, maka sembari kita mengekplorasi lingkaran tersebut, persamaan aljabarnya akan berubah, demikian juga angka-angka (parameternya).

(4)

Pada GeoGebra, jika kita manipulasi sebuah objek geometrik, maka secara dinamik persamaan aljabarnya juga akan berubah (Hohenwarter, 2007). Juga, setiap objek dalam GeoGebra bisa dikaitkan dengan suatu parameter yang dikontrol dengan menggunakan slider. Akibatnya kita bisa membuat animasi dengan

GeoGebra dengan cara mengubah-ubah slider secara dinamik. Sebagai contoh jika kita hendak mengetahui lintasan yang dilewati seseorang yang berada pada tangga sementara kaki tangga terpeleset menjauh dari dinding, maka visualisasi konstruksi GeoGebranya bisa ditunjukkan seperti pada gambar di samping:

eXe-Learning

Software eXe (singkatan dari eLearning XHTML editor) adalah sebuah software authoring yang juga gratis. Dengan software ini seorang guru dapat mengembangkan materi ajar dan mempublikasinya dalam bentuk file html, tanpa perlu memiliki kemampuan pemrograman web. Lebih jauh, hasil dari eXe bisa dieksport ke SCORM 1.2 atau SCORM 2004 yang selanjutnya bisa diakses oleh berbagai LMS seperti Moodle sehingga asesmen (tes) yang dilakukan di eXe bisa diarsip di LMS tersebut. Hal terakhir ini tentu saja sangat efektif bagi pembelajaran karena siswa atau guru tidak harus secara terus menerus online.

Kelebihan lain dari software eXe ini disamping kemampuannya menampilkan simbol-simbol matematika (menggunakan

Latex), juga kemampuannya untuk meng-embeding berbagai software lain, baik images, video, sounds, external web, dan tentu saja GeoGebra. Jadi bahan ajar yang dikembangkan dengan menggunakan eXe, bisa dibuat sangat kaya (rich), interaktif, eksploratif, menggunakan berbagai media (multimedia). Satu-satunya pembatasnya mungkin hanya kreativitas pembuatnya. Berikut adalah tampilan dari software eXeLearning.

Yang perlu dilakukan guru dalam mengembangkan bahan ajarnya adalah menyiapkan materi-materi ajar yang diperlukan, kemudian mengkopi-paste materi-materi tersebut ke eXe. Yang agak pelik adalah cara mengembed GeoGebra. Hal ini disebabkan karena berbagai web-browser tidak lagi mengijinkan Java-applet pada software Lintasan jatuh

(5)

buatannya. Cara yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah memublikasikan materi GeoGebra ke server GeoGebra, mengunduh balik file yang dihasilkan server GeoGebra, dan terakhir mengaksesnya pada eXe Learning.

Sebuah contoh

Sebagai contoh, berikut akan ditunjukkan bagaimana bahan ajar pembelajaran Fungsi Kuadrat dikembangkan dengan memanfaatkan GeoGebra dan eXeLearning dengan menggunakan pendekatan 5M.

Problem Based Learning akan digunakan dalam pembelajaran ini. Jadi kita harus mengembangkan masalah menarik yang harus diselesaikan siswa, dan dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut, siswa akan mempelajari berbagai materi yang terkait dengan fungsi kuadrat (Delisle,R., 1998). Contoh yang

akan kita gunakan adalah bagaimana menentukan bentuk lengkungan dari beberapa jembatan terkenal dunia, salah satu diantaranya adalah Sydney Harbour Bridge. Tampilan awal eXeLearning dari bahan ajar ini adalah sebagai berikut:

Selanjutnya siswa diarahkan untuk mempelajari materi-materi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah yang telah dikemukakan tadi. Diawali dengan pembahasan tentang Gambar 2: Tampilan eXeLearning

(6)

definisi fungsi kuadrat, menggambar grafik fungsi kuadrat, menentukan titik-titik krusial dari suatu fungsi kuadrat, dan terakhir adalah aplikasi fungsi kuadrat, yakni menjawab permasalahan yang diajukan pada awal pembelajaran Fungsi Kuadrat ini. Keseluruhan proses pembelajaran ini dibantu dengan penggunaan applet GeoGebra yang ditempelkan langsung pada halaman-halaman eXeLearning. Aplet GeoGebra yang tertanam pada eXeLearning ini sifatnya interaktif, bisa dieksplorasi siswa secara langsung. Inilah kelebihan dari eXeLearning dan GeoGebra ini. Berikut adalah beberapa halaman eXeLearning

berikut GeoGebra yang sudah ditanamkan (embed) padanya.

Bagian terakhir dari eXeLearning ini dikaitkan dengan Bank Soal Fungsi Kuadrat yang dibuat dengan menggunakan Google Form. Dengan demikian tes yang dikerjakan siswa akan langsung bisa diproses oleh fasilitas Google, tanpa menambah pekerjaan guru yang sudah demikian padatnya.

Jadi, demikianlah kombinasi GeoGebra dan eXeLearning benar-benar sangat membantu guru dalam mengembangkan bahan ajar berbasis TIK yang berkualitas tanpa memberikan beban tambahan yang tidak perlu kepada para guru.

(7)

PELAKSANAAN PELATIHAN DAN HASIL

Kegiatan pelatihan penggunaan GeoGebra dan eXeLearning ini dilaksanakan selama 3 minggu. Minggu pertama berupa pemaparan materi dan latihan pembuatan mathlet GeoGebra. Minggu kedua diisi dengan paparan materi dan penugasan pembuatan eLKPD dengan menggunakan eXe-Learning. Awal minggu ke 3 diisi dengan presentasi dan diskusi produk yang dihasilkan guru. Peserta dari

pelatihan ini adalah 25 guru-guru Matematika SMP Sekabupaten Buleleng.

Produk eLKPD berbantuan eXe-Learning dan GeoGebra yang dihasilkan guru sangat variatif. seperti misalnya: (i) Fungsi Kuadrat, (ii) Pecahan, (iii) Kesebangunan, dan (iv) Koordinat Kartesius.

Penempelan (embedding) aplet GeoGebrapun sudah berhasil dilakukan guru seperti pada gambar terakhir di bawah ini.

Berikut adalah beberapa eLKPD yang

berhasil dikembangkan guru-guru:

SIMPULAN

GeoGebra dan eXeLearning merupakan dua software yang secara potensial memiliki manfaat

yang sangat besar bagi guru dalam mengembangkan bahan ajar yang berkualitas.

GeoGebra merupakan software yang sudah sangat terkenal dalam membuat Gambar 5: Beberapa eLKPD buatan guru

(8)

matematika menjadi visual. Visualisasi konsep-konsep matematika merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena beranekaragamnya kemampuan siswa dalam suatu kelas. Seorang guru harus senantiasa berusaha agar pembelajarannya bisa dipahami oleh siswa, jika siswa susah memahami konsep matematika secara analitik, mungkin visualisasi akan bisa membantunya. Para pakar mengatakan, bahwa kebanyakan matematisi pertama-tama mengembangkan matematika secara visual, barulah kemudian didetailkan secara analitik. Pembuktian secara analitik, semata-mata karena tuntutan komunitas matematis yang belum mau menerima pembuktian secara visual.

Namun sayang sekali, kemampuan GeoGebra yang begitu bagus dalam memvisualkan konsep-konsep matematika dalam distribusinya ke siswa mengalami kendala. Hal ini disebabkan karena dua hal utama, yaitu (1) tampilan teks GeoGebra tidak begitu bagus, dan (2) GeoGebra memerlukan Java untuk mengkasesnya. Beruntunglah bahwa sekarang ini ada software yang juga gratis yang bisa dimanfaatkan guru dalam mengatasi kendala-kendala di atas, yaitu eXeLearning. Tambahan lagi, penggunaan eXeLearning sama sekali tidak memerlukan kemampuan pemrograman apapun. Yang diperlukan guru

hanyalah pemahaman isi, dan pedagogik yang baik dalam mengajarkan bidang studinya (TPACK). Selanjutnya adalah pengembangan aplet GeoGebra dan penempelannya (embed) di eXeLearning.

REFERENSI

http://www.geogebra.org http://exelearning.org

Hohenwarter, M. and Judith Preiner. 2007. Creating Mathlets with Open Source Tools. The Journal of Online Mathematics and Its Applications Volume 7. July 2007.

Angela B. Shiflet, George W. Shiflet. 2014. Introduction to Computational Science. Modeling and Simulation for The Sciences. Princeton University Press, Princeton, New Jersey.

Delisle, R. 1998. How to use Problem-Based Learning in The Classroom.Alexandria, Virginia: The Association for Supervision and Curriculum Development.

Purcell, Edwin J.,Dale Varberg. 1989. Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Small, Marian. 2017. Teaching Mathematics Thinking. New York: Teacher College Press.

Gambar

Gambar 1: Software Matematika Dinamik GeoGebra.
Gambar 3: Masalah Awal PBL
Gambar 4: Beberapa halaman dari eXeLearning.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Setelah dilakukan analisis dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: variabel aliran kas operasi, perbedaan antara laba akuntansi dengan

Riset terbaru dari 94 perusahaan teknologi tinggi china memperlihatkan bahwa formalitas merupakan kerugian bagi fleksibilitas tim dalam struktur organisasi yang terdesentralisasi,

Penulis menyimpulkan terhadap program yang dijalankan oleh KPI selama ini menunjukan bahwa KPI Yogyakarta merupakan embrio dari gerakan sosial baru, akan tetapi pertumbuhan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga skripsi dengan judul “Profil Penggunaan Antibiotik pada

diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan). 7) Pada situasi emergensi, di mana

Dengan kebijakan itu, serta pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam RAPBN tahun 2014, alokasi anggaran belanja pegawai kita rencanakan sebesar Rp276,7 triliun,

Gambar 4.2.3 Grafik Average Last Update Time pada protokol Gossip Push Coin K dibanding Epidemic Pada protokol Gossip Push Coin jumlah residue semakin sedikit dengan naiknya nilai