• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI KESEHATAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA di Posyandu Lansia Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI KESEHATAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA di Posyandu Lansia Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Seiring dengan semakin meningkatnya penduduk lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial usia lanjut, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah posyandu lansia. Dalam melaksanakan kegiatan posyandu sering terdapat kendala yang sering dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain keaktifan lansia. Keaktifan lansia dalam pemanfaatan layanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu persepsi, sikap, ketersediaan sarana dan prasarana, letak geografis menurut Depkes (2010).

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara. (Kemenkes 2012). Menurut Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan (2013) berdasarkan persentase estimasi penduduk lansia di Indonesia 28.822.879 perkembangan penduduk lanjut usia tahun 2010-2020. Pada Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI (2015) Beban Tanggungan Indonesia sebesar 48,63% artinya setiap 100 orang penduduk yang masih produkf akan menanggung 48 orang yang tidak produkf di Indonesia. Persentase lansia

(2)

tertinggi adalah DI Yogyakarta (13,4%), Jawa Tengah (11,8%), Jawa Timur (11,5%).

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo jumlah penduduk yang berada di Ponorogo sebanyak 868.814 jiwa, jumlah Pra-Usila 194.181 jiwa, jumlah Usila 148.726 (Dinas Kesehatan Ponorogo, 2016). Jumlah pra lansia baru yang dilayani sebanyak 45.027 jiwa, jumlah kunjungan lansia 70.474 jiwa. Jumlah kelompok lansia yang aktif berjumah 4168 orang (9,2%) dengan 3093 laki-laki (6,8%) dengan 1075 perempuan (2,3%). Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Utara yang dikemukakan oleh salah satu petugas puskesmas memiliki Posyandu Lansia binaan berjumlah 12 Posyandu dengan jumlah total lansia > 60 tahun sebanyak 5051 lansia, 2263 lansia perempuan dan 2788 lansia laki-laki. Dari data Puskesmas menunjukkan angka keakifan kunjungan ke Posyandu lansia setiap bulan pada tahun 2016 tidak konsisten. Diantaranya Posyandu Keniten angka keakifan kunjungan ke Posyandu 6,17% dari 1043 lansia, Posyandu Mangkujayan angka keakifan kunjungan ke Posyandu 4,8% dari 956 Lansia dan Posyandu Nologaten angka keakifan kunjungan ke Posyandu 3,6% dari 598, Posyandu Nologaten memiliki angka keaktifan kunjungan terendah. Jumlah keaktifan tersebut sangat sedikit dari yang kita harapkan, keaktifan lansia sebagai upaya pencegahan penyakit yang sering diderita lansia diantaranya gangguan sistem otot dan jaringan, infeksi akut pada saluran pernafasan, penyakit kulit, hipertensi, gastritis, diare, DM, asma.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan keakifan kunjungan lansia ke posyandu lansia antara lain: usia, jenis kelamin, tinggal bersama (dukungan kluarga), pendidikan pengetahuan lansia, pekerjaan,

(3)

ekonomi jarak rumah dengan lokasi posyandu. dan adanya fasilitas lain yang diberikan pemerintah. Persepsi kesehatan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, dan sosial. Kepercayaan seseorang tentang mereka rentan atau tidak rentan terhadap penyakit, dan persepsi mereka tentang manfaat dari pencegahan penyakit yang dipengaruhi oleh kesiapan seseorang untuk bertindak. Keputusan seseorang mengenai seseorang akan memutuskan mengambil tindakan untuk mencegah, persepsi melindungi dan mengendalikan penyakit dipengaruhi oleh enam konsep. Enam konsep tersebut juga dipengaruhi oleh faktor perubah, seperti demografi (umur dan jenis kelamin), sosiopsikologika (individu, kelas sosial, teman sebaya, keluarga, ekonomi), dan struktural (pendidikan, pengetahuan tentang penyakit dan kontak sebelumnya dengan penyakit).

Kegiatan Posyandu Lansia yang berjalan dengan baik akan memberikan kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan program Posyandu Lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaat bagi para orang tua di wilayahnya. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya Posyandu Lansia tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal (Noviana 2014).

Akan tetapi berdasarkan survei awal, study pendahuluan yang peneliti lakukan, menurut petugas kesehatan di Puskesmas Ponorogo Utara bahwa fenomena dilapangan menunjukkan kurangnya keaktifan seorang lansia disebabkan oleh bermacam macam faktor diantaranya lansia memilih

(4)

berobat ke dokter/klinik atau RS yang mereka percaya untuk kalangan menengah ke atas, berbagai kondisi fisik seperti sedang sakit, tidak adanya anggota yang mengantarkan ke posyandu, persepsi faktor internal dan faktor eksternal, pengalaman, wawasan, pemikiran, keinginan, motivasi dan tujuan sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan, keluarga, fisik, yang mengakibatkan ketidakstabilan kunjungan lansia.

Sehingga dengan adanya permasalahan ketidakaktifan kunjungan lansia dikarenakan berbagai macam persepsi yang menyebabkan lansia tidak mau berkunjung ke posyandu lansia. Menurut data dan arahan petugas kesehatan Pusksmas Ponorogo Utara prosentase terkecil dan keaktifan yang tidak stabil terdapat di Posyandu Nologaten. Oleh sebab itu peneliti ingin meneliti mengenai Hubungan Persepsi Kesehatan Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia pada Puskismas Ponorogo Utara di Desa Nologaten Tahun 2017.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan Persepsi Kesehatan Dengan Keaktifan Lansia di Puskesmas Ponorogo Utara?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Persepsi Kesehatan Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia”

Di Posyandu Lansia Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo. 1.3.2. Tujuan Khusus

(5)

1. Mengidentifikasi persepsi kesehatan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo.

2. Mengidentifikasi keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo.

3. Menganalisis hubungan persepsi kesehatan lansia dengan keaktifan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Nologaten Kecamatan Ponorogo.

1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis 1.4.1.1. IPTEKS

Memberikan pengembangan penelitian berisi manfaatsecara teoritis untuk ilmu pengetahuan keperawatan gerontik.

1.4.2. Manfaat Praktis 1. Peneliti

Memberikan pengetahuan dan pengetahuan baru dalam melakukan penelitian serta dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia

2. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap menanfaatan posyandu lansia sehingga masyarakat dapat berperan dalam mendudung kegiatan posyandu lansia.

(6)

Hasil penelitian ini dapat menambah kesadaran akan pentingnya kesehatan, dimana posyandu merupakan salah satu tempat pemeriksaan kesehatan yang sangat penting di lingkungan masyarakat.

3. Posyandu Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi posyandu lansia sehingga lebih mengefektifkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan keaktifan lansia untuk berkunjung dan memanfaatkan posyandu lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia.

4. Lansia

Penelitian ini diharapkan dapat mendorong para lansia untuk memeriksakan kesehatannya serta aktif mengikuti program yang dilakukan Posyandu Lansia untuk lansia seperti senam lansia dan pemeriksaan kesehatan lainnya.

1.5. Keaslian Penelitian

Keaslian dari penelitian ini dapat diketahui dari penelitian serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya:

1. Handayani (2012) “Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel dilakukan

(7)

secara Simple Random Sampling (sampel acak sederhana). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berjumlah 100 orang. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian, variabel judul, waktu, tempat, penelitian. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sapel menggunakan sampling insidential. Metode pengumpulan data melalui pengukuran kuesioner.

2. Dian Maharani (2012) “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten”. Tujuan Posyandu lanjut usia adalah meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia. Sehingga diperlukan kemauan yang kuat bagi lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu yang diadakan rutin oleh kader Posyandu. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Posyandu lansia Desa Kauman, Kecamatan Polanharjo, diperoleh informasi dari kader Posyandu pada periode Januari – Desember 2011, dari 132 anggota Posyandu lansia, rata-rata ketidak hadiran lansia mencapai 60%. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu lansia di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Metode penelitian adalah diskriptif analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitian adalah seluruh anggota Posyandu desa Kauman sebanyak 132 orang. Teknik pengambilan sampel proportional random sampling diperoleh 100 responden. Data penelitian diperoleh dari kuesioner pengetahuan, dukungan keluarga,

(8)

motivasi dan check list keluhan fisik. Keaktifan responden diperoleh dari data kehadiran di Posyandu lansia. Data penelitian dilakukan uji regresi berganda. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian, variabel judul, waktu, tempat, penelitian. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sapel menggunakan sampling insidential. Metode pengumpulan data melalui pengukuran kuesioner.

3. Ficky Fadli Abas, 2015. Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Rama P. Hiola. Dra, M.Kes dan Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns. MM. Posyandu Lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian, variabel judul, waktu, tempat, penelitian. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian menggunakan metode deskriptif

(9)

dengan teknik pengambilan sapel menggunakan sampling insidential. Metode pengumpulan data melalui pengukuran kuesioner.

4. Hasil analisis angka kunjungan pada hubungan persepsi kesehatan dan dukungan sosial dengan keaktifan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo, tentang persepsi terhadap responden menunjukkan bahwa mayoritas memiliki persepsi yang baik sebanyak 62 responden (72,9%). Sedangkan persepsi kesehatan kurang baik sebanyak 23 responden (27,1%). Hal ini dikarenakan persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pengalaman, Menurut (Notoadmodjo 2010) pengalaman merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh, pengalaman masa lalu atau apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan intepretasi (Pradipta 2014)

Referensi

Dokumen terkait

harga rumah variabel yang digunakan seperti jarak ke pusat kota, luas bangunan. (tipe rumah), jumlah kamar tidur, jumlah kamar mandi, kapasitas garasi,

Manfaat lain dari pendidikan terhadap anak sejak usia dini yaitu dapat.. membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan

There are 48 % students of regular class think that listening and speaking English is the most important abilities to success in their course.. While for the listening skill, 40 % of

17 Dengan menggunakan software minitab versi 16 dapat dibuktikan bahwa data pada Tabel 14 dan Tabel 15 pada perlakuan variasi waktu inkubasi dengan sterilisasi tanpa

Untuk memperoleh informasi tentang strategi pendidikan multikultural di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta yang dilihat pada: (a) struktur sosial yang dibangun sekolah; (b)

Interaksi yang terjadi antara Guru dengan siswa didik adalah interaksi dua arah, di mana proses pembelajaran tidak hanya terfokus pada Guru saja tetapi juga

PART B: (Each correct answer is worth 5 marks) 6. The measurement of  is. A supermarket always prices its goods at ‘so many Rands and ninety- nine cents’.. A tank that is in the

4.2.1.6 Distribusi responden tentang tingkat kepuasan pasien pengguna kartu BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di Puskesmas Getasan. Hasil penelitian secara