PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK TALK WRITE:
PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK SMK SMTI BANDARLAMPUNG
COOPERATIVE LEARNING TYPE THINK TALK WRITE: THE
EFFECT ON STUDENTS’ CRITICAL THINKING ABILITY IN SMK
SMTI BANDARLAMPUNG
Ririn Febriana1, Mukarramah Mustari 2 1,2 Pendidikan Fisika, FTK UIN Raden Intan Lampung
E-mail : ririnfhebrianna27@gmail.com
Diterima: 27 September 2018, Disetujui: 1 November 2018, Dipublikasikan: 30 November 2018
Abstract:This study aims to determine the effect of cooperative learning model Think Thalk Write on the ability of critical thinking among students of class X SMK SMTI Bandar Lampung. Research by the author is Quasi Experiment study. The study involved two groups of learners who totaled 31 students to a class experiment and 30 learners to grade control. The collection of data obtained using a test instrument. Shaped test instrument shaped essay test critical thinking skills. The results show that there are significant research critical thinking skills of learners after using cooperative learning model Think Talk Write. T test obtained tcoll > t table is 2.930 > 2.00 with a significance level of 5%. So H1 received, which indicates that there are
significant cooperative learning model Think Talk Write mode on the ability of critical thinking among students of Class X.
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Thalk Write terhadap kemampuan berpikir kritis pada peserta didik kelas X SMK SMTI Bandar Lampung. Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Penelitian ini melibatkan 2 kelompok belajar peserta didik yang berjumlah 31 peserta didik untuk kelas Eksperimen dan 30 peserta didik untuk kelas kontrol. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan instrument tes. Instrument tes berbentuk essay berbentuk test kemampuan berpikir kritis. Diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Uji t diperoleh t hitung > ttabel yaitu 2,930 > 2,00 dengan taraf signifikan 5%. Jadi H1 diterima, yang menandakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write terhadap kemampuan berpikir kritis pada peserta didik Kelas X .
© 2018 Unit Riset dan Publikasi Ilmiah FTK UIN Raden Intan Lampung Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Kooperatif Tipe Think Talk Write, Model Pembelajaran. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi perananya dimasa yang akan datang (Hamalik, 2013). Dari uraian tersebut bahwa pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar
disekolah. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan yang membantu dalam sumber daya pendidikan yang tersedia. Dengan adanya pemahman tentang pendidikan diatas akan
membawa perubahan pada proses
pembelajaran di sekolah menuju pemahaman yang lebih baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena
Pembelajaran Kooperatif Tipe….. │ Ririn Febriana, Mukarramah Mustari itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi
yang memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan menerapkan sesuatu yang ingin di capai oleh segenap kegiatan Pendidikan (Tirtarahardja, 2008).
Berdasarkan pendapat yang dikemuka-kan diatas, maka penulis menyimpuldikemuka-kan bahwa tujuan pendidikan merupakan hal yang penting, sebab tanpa perumusan yang jelas mengenai tujuan pendidikan sesuatu kegiatan tidak akan terarah. Setiap individu wajib mengenyam pendidikan dan menuntut imu dengan baik. Agama islam menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan dan berusaha untuk melakukan perubahan dalam hidupnya dengan menambah pengetahuannya seperti yang tertera jelas dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu,
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-Mujaadilah ayat: 11).
Maksud ayat di atas yakni sebagai seorang muslim harus berbagi ilmu kepada saudara sesama muslim lainnya, artinya ilmu yang dimilikinya adalah ilmu yang bermanfaat bagi dirinya atau orang banyak, tidak hanya ilmu tentang ke agamaan melainkan ilmu pengetahuan lainnya salah satunya yaitu ilmu pengetahuan fisika. Jadi, fisika merupakan salah satu aspek yang sangat
penting peranannya untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Dalam pembelajaran fisika, terdapat keterampilan ilmiah yang dapat membantu siswa membangun konsep, prinsip, teori sebagai dasar untuk berpikir
kritis dan kreatif (Haussler, 2000; Henderson, Mestre, & Slakey, 2015; Sin, 2014; Wati & Novianti, 2016).
Berdasarkan observasi peneliti di SMK SMTI Bandar Lampung, dalam proses belajar mengajar mata pelajaran fisika banyak peserta didik yang pasif, peserta didik lebih banyak diam ketika ditanya maupun disuruh bertanya. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika kelas X ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran fisika salah satunya mata pelajaran fisika selalu di anggap sulit oleh peserta didik, Sehingga prestasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran fisika banyak yang rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa yaitu perencanaan dan penyampaian materi yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode konvensional. Keterampilan berpikir kritis harus ditingkatkan karena berpikir kritis merupakan indikator kesuksesan dalam belajar (York, Gibson, & Rankin, 2015). Maka dari itu Guru hendaknya dapat menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Aktifnya siswa
pada proses pembelajaran akan
menimbulkan interaksi yang membuat pembelajaran lebih bermakna (Yuberti, 2015).
Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran Think
265 | I n d o n e s i a n J o u r n a l o f S c i e n c e a n d M a t h e m a t i c s E d u c a t i o n ( I J S M E )
Talk Write (TTW) (Munawaroh,
Muhardjito, & Hartatiek, 2014).
Oleh karena itu, lebih lanjut peneliti ingin mengkaji pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write, karena pada model ini peserta didik menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerjasama dalam kelompok. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperiment Design. Penelitian ini dilakukan di SMK SMTI
Bandar Lampung Tahun Ajaran
2015/2016. Adapun Desain penelitian nya yaitu sebagai berikut :
Desain Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini
variabel bebas adalah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write.
2. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis peserta didik (Sugiyono, 2015).
Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK SMTI
Bandar Lampung Tahun Ajaran
2015/2016. 2. Sampel
Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu Kelas
X A dan Kelas X B SMK SMTI Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak kelas. Teknik ini dilakukan peneliti dengan melakukan undian.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam
penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 2. Observasi.
Uji coba instrumen 1. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus (Arikunto, 2013) :
𝒓𝒙𝒚 = 𝑵∑𝑿𝒀−(∑𝑿)(∑𝒀) √[𝑵∑𝑿𝟐−(∑ 𝑿)𝟐)] [𝑵 ∑ 𝒀𝟐−(∑ 𝒀)𝟐)] (1) Keterangan : rxy = Koefisien validitas
N = Jumlah peserta tes
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X = Skor masing-masing butir soal Y = Skor total
Bila rxy di bawah 0,30, maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
2. Uji Tingkat Kesukaran
Menghitung tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus : P = ∑ 𝑥 𝑛 𝑖=1 𝑆𝑚 𝑁
(2)
O 1 X O2 O3 − O4
Pembelajaran Kooperatif Tipe….. │ Ririn Febriana, Mukarramah Mustari Tabel 1. Kriteria indeks kesukaran
Nilai (p) Kriteria
p < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang
p > 0,7 Mudah
3. Uji Daya Beda
Indeks daya pembeda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono, 2013) : D = BA JA - BB JB (3) Keterangan : D = Daya pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar JA = Banyaknya peserta kelompok
atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB = Banyaknya peserta kelompok
bawah.
Tabel 2. Klasifikasi Daya Pembeda
DP Kriteria 0,70 > DP ≤ 1,00 Sangat Baik 0,40 > DP ≤ 0,70 Baik 0,20 > DP ≤ 0, 40 Sedang DP ≤ 20 Lemah/Jelek 4. Uji Reliabilitas
Perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha :
𝒓𝟏𝟏 = ( 𝒏 𝒏−𝟏) (𝟏 − ∑𝝈𝒊𝟐 𝝈𝒕𝟐) (4) Keterangan:
r11 = reliabilitas tes yang di cari
∑𝝈𝒊𝟐 = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item
𝝈𝒕𝟐 = Varians total
Koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan terhadap koefisien reliabilitas tes yang pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: a) Apabila rhitung 0,70 berarti tes
kemampuan komunikasi matematis yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi.
b) Apabila rhitung 0,70 berarti tes
kemampuan komunikasi matematis yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi
Pengambilan Kesimpulan Butir Soal Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis uji validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan uji reliabilitas butir soal kemampuan berpikir kritis. Dalam penelitian ini soal yang digunakan sebagai tes kemampuan berpikir kritis fisika adalah soal-soal yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa dari 20 soal uraian terdapat 12 soal yang dinyatakan valid.. Selanjutnya, soal yang digunakan sebagai instrumen tes berjumlah 5 soal pretest dan postes yang memiliki tingkat kesukaran dalam kategori sedang dan daya beda dalam kategori baik. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, data di analisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Uji Normalize Gain
Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan berpikir kritis peserta didik digunakan rumus:
<g> =
𝑺𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔−𝑺𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔
267 | I n d o n e s i a n J o u r n a l o f S c i e n c e a n d M a t h e m a t i c s E d u c a t i o n ( I J S M E )
Tabel 3. Kategori N-Gain
Rentang Nilai Kategori
g < 0,3 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g > 0,7 Rendah
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rumus
lilliefors. Dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a) Hipotesis
𝐻𝑜 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
𝐻1 : Sampel tidak berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Kesimpulan :
1. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻𝑜 diterima
2. Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal jika 𝐻𝑜 ditolak. Jika L hitung lebih kecil dari L tabel maka sampel berasal dari populasi yang normal.
3. Uji Homogenitas
Uji ini untuk mengetahui kesamaan antar dua keadaan atau proporsi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dua varians atau uji fisher (Usman, 2000) Dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Rumuskan Hipotesis H0 :σ2 1 = σ 2 2( homogen) Ha :σ2 1 ≠ σ 2 2( tidak homogen). b. Kriteria Pengujian :
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima
(homogen)
Jika Fhitung> Ftabel maka Ha diterima (tidak
homogen).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji t, Sugiyono
(2015:273) dengan rumus sebagai berikut: t = 𝑥̅1−𝑥̅2 √(𝑛1−1)𝑠12+(𝑛2−𝑛1)𝑠22 (𝑛1+𝑛2−2) ( 1 𝑛1)+( 1 𝑛2)
(6) Keterangan :
𝑥̅1 = rata-rata kemampuan kritis kelas eksperimen.
𝑥̅2 = rata-rata kemampuan kritis kelas kontrol.
𝑛1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen.
𝑛2 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen.
𝑠12 = varians data kelompok eksperimen.
𝑠22 = varians data kelompok control.
H0 : 𝜇1 = 𝜇2 (Model pembelajaran Think
Talk Write tidak memberikan pengaruh). Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2 (Model pembelajaran Think
Talk Write memberikan pengaruh). Adapun kriteria pengujiannya adalah : H0 ditolak, jika thitung> ttabel, dalam hal ini
H1 diterima.
H0 diterima, jika thitung< ttabel, dengan α =
0,05 (5%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas sebagai sampel yaitu Kelas XA sebagai Kelas Eksperimen dan Kelas XB sebagai Kelas kontrol.Untuk Kelas Eksperimen1 digunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
Write dan untuk Kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti terlibat secara langsung dalam mengajar di
Kelas Eksperimen. Penelitian
dilaksanakan dalam waktu 4 minggu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Pembelajaran Kooperatif Tipe….. │ Ririn Febriana, Mukarramah Mustari Dalam penelitian pada kelas
eksperimen, diterapkan model
pembelajaran Think Talk Write,
berdasarkan perhitungan pada
lampiran, skor kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen (pretest) diperoleh nilai rata-rata 40,08. Sedangkan untuk (posstest) diperoleh nilai rata-rata 78,89
Uji normalitas kemampuan berpiki kritis pretest diperoleh Lhitung = 0,103
dan Ltabel = 0,159 sedangkan hasil
pengujian kemampuan berpikir kritis untuk postest diperoleh Lhitung = 0,100
dan Ltabel = 0,159. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut bahwa taraf signifikan 0,05 Lhitung < Ltabel yang
berarti hipotesis H0 diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Kelas kontrol
Dalam penelitian pada kelas kontrol,
menggunakan pembelajaran
konvensional. berdasarkan perhitungan pada lampiran, skor kemampuan berpikir kritis kelas kontrolo (pretest) diperoleh nilai rata-rata 38,48, Sedangkan untuk (posstest) diperoleh nilai rata-rata 64,65.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran, Uji normalitas kemampuan berpikir kritis pretest diperoleh Lhitung =
0,141 dan Ltabel = 0,162 sedangkan hasil
pengujian kemampuan berpikir kritis untuk postest diperoleh Lhitung = 0,121
dan Ltabel = 0,162. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut bahwa taraf signifikan 0,05 Lhitung < Ltabel yang
berarti hipotesis H0 diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan analisis data dan perhitungan yang telah dilakukan, uji normalitas Pretest dan Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu berdistribusi normal karena probabilitaas lebih dari 0,05 maka sampel berdistribusi
normal. Karena semua data berasal dari data yang berdistribusi normal sehingga dapat diteruskan dengan analisis homogenitas dengan uji varaians.
Berdasarkan analisis homogenitas, data yang diperoleh memiliki nilai lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data mempunyai varians yang sama (homogen). Setelah uji prasyarat terpenuhi maka dilanjutkan dengan uji hipotesis.
Berdasarkan analisis data dan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh pengujian hipotesis
menggunakan uji t dengan taraf signifikan
𝛼= 0,05 pada kemampuan berpikir kritis diperoleh nilai t hitung = 2,93053 dan t tabel =
2,0003 karena t hitung > t tabel maka hipotesis
diterima.Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan model pembelajaran Think Talk Write lebih besar dari pada nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
Think Talk Write terhadap kemampuan berpikir kritis pada peserta didik kelas x SMK SMTI Bandar Lampung.
Tipe Think Talk Write membantu peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dengan situasi belajar yang seperti kompetisi, sehingga memacu peserta didik untuk lebih semangat dan kritis dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran TTW peserta didik melakukan presentasi kelas, dengan cara ini peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, dan peserta didik juga dituntut untuk berpikir kritis dalam menyampaikan dan menanggapi setiap permasalahan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan perhitungan yang telah dilakukan,
269 | I n d o n e s i a n J o u r n a l o f S c i e n c e a n d M a t h e m a t i c s E d u c a t i o n ( I J S M E )
diperoleh pengujian hipotesis
menggunakan uji t dengan taraf signifikan 𝛼= 0,05 pada kemampuan berpikir kritis diperoleh nilai thitung = 2,93053 dan t tabel =
2,0003 karena thitung >ttabel maka hipotesis
diterrima.
Nilai rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan model pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan pembelajaran konvensional.
Penerapan model pembelajaran Think Talk Write memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pokok bahasan kalor.
Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan, maka dapat diketahui adanya pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan diterapkannya model pembelajaran Think Talk Write
dalam pembelajaran fisika peserta didik kelas X SMK SMTI Bandar Lampung. Akan tetapi masih ditemukan kekurangan dalam pelaksanaannya. Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu penulis sarankan, yaitu kepada peserta didik diharapkan bersungguh-sungguh dalam belajar, dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis diharapkan adanya faktor lain yang dapat mendukung proses pembelajaran, seperti sarana prasarana yang memadai dan suasana belajar yang kondusif, Guru fisika hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Think Talk Write sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Reka Cipta.
Haussler, P. (2000). A curricular Frame for Physics Education: Development, Comparison with Students Interests, and Impact on Students Achievement and Self Concept. Science Education,
84(6).
Henderson, C., Mestre, J. P., & Slakey, L. L. (2015). Cognitive Science
Research Can Improve
Undergraduate STEM Instruction: What are the Barriers. Behavioral and Brain Sciences, 2(1).
Munawaroh, U., Muhardjito, & Hartatiek. (2014). Penerapan Strategi Think Talk Write (TTW) Disertai Tugas
Open Ended Problem untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIIA SMP Sriwedari Malang Tahun Ajaran 2013-2014. Universitas Negeri Malang.
Sin, C. (2014). Epistemology, Sociology, and Learning an Teaching in Physics.
Science Education, 982.
Sudijono, A. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tirtarahardja, U. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Usman, H. (2000). Pengantar Statistika.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wati, W., & Novianti, N. (2016). Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
5(1), 131.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni. v5i1.113
York, T. T., Gibson, C., & Rankin, S. (2015). Defining and Measuring Academic Succsess. Practical Assessment Research and Evaluation,
20(5), 1–36.
Pembelajaran Kooperatif Tipe….. │ Ririn Febriana, Mukarramah Mustari Discussion pada Mata Kuliah
Teknologi Pembelajaran Fisika.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika
Al-Biruni, 4(2), 145–153.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni. v4i2.88