• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN INDUSTRI KREATIF DI INSTITUTE KEMANDIRIAN DOMPET DHUAFA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN INDUSTRI KREATIF DI INSTITUTE KEMANDIRIAN DOMPET DHUAFA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

9

PELATIHAN INDUSTRI KREATIF

DI INSTITUTE KEMANDIRIAN DOMPET DHUAFA

Tiarapuspa1, Sarfilianty Anggiani2, Wiwik Adawiyah3

Wahyuni Rusliyana Sari4*, Mutiara Rizqi Nur Rachmi5 12345Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti *Correspondence author: wahyuni.rusliyana@trisakti.ac.id

Abstract

Creative industry is one of the factors that will drive the Indonesian economy, through the formation of MSMEs that will contribute to the State. Based on this background, it is expected that every educational institution, especially universities in Indonesia, will provide briefing to the younger generation in order to create new creative industries. Through Community Service activities conducted by Trisakti University's Lecturers and Students, it is expected to become one of the driving forces for printing young people, especially students of the Dompet Dhuafa Institute of Independence, to create the creative industry. This is done by providing supplies to market creative products to train students to form creative businesses.

Keywords: Creative industry; MSMEs; Dompet Dhuafa Institute

PENDAHULUAN

Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global (Sudarwati & Prasetyawati, 2015). Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor (Roniwijaya, Priyanto, & Setiadi, 2017), diantaranya: mode, kerajinan, kuliner, musik, radio & televisi, kerajinan, teknologi informasi, seni pertunjukan, seni rupa, riset & pengembangan, arsitektur, desain, penerbitan & percetakan, periklanan, dan permainan interaktif. berdasarkan data kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, industri kuliner, fashion dan kerajinan memiliki kontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional Indonesia (Simatupang et al., 2009).

Berkembangnya industri kreatif di Indonesia yang salah satunya terletak pada sektor jasa semisal kuliner dan kerajinan. Industri kuliner dan kerajinan merupakan salah satu industri yang berkontibusi besar pada PDB nasional Indonesia. Industri kuliner dan kerajinan yang berbasis usaha kecil menengah (UKM) menjadi salah satu usaha yang banyak diminati oleh semua kalangan, terutama masyarakat menengah kebawah. Usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat (Simatupang et al., 2009).

Bidang industri kreatif diprediksi akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di masa mendatang (Rochani, 2017). Sebab, Indonesia tidak akan selamanya bergantung pada sumber daya alam yang jumlahnya semakin terbatas seiring jumlah penduduk semakin meningkat (Qur’an, 2018). Untuk mendorong lahirnya jenis usaha industri kreatif tersebut, generasi muda sejak dini sudah diajak menggeluti industri kreatif dengan melahirkan berbagai ide kreatif dan mampu mengimplementasikan ide tersebut dalam kegiatan usaha (Arifianti, Mohammad, & Alexandri, 2017). Dalam hal ini, diharapkan perguruan tinggi untuk berperan membangun dan membimbing generasi muda terutama siswa lulusan sekolah menengah dan sarjana untuk memiliki semangat dan motivasi

Indonesian Journal of Economic Community Development

Vol. 1 No. 1 Juli 2020: 9-17

(2)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

10

dalam menciptakan industry industri kreatif skala kecil dan menengah dalam partispasi membangun ekonomi Indonesia yang mandiri (Sudarwati & Prasetyawati, 2015; Fachruddin, 2017).

Institut Kemandirian Dompet Dhuafa adalah sebuah institut yang didirikan untuk memberikan bantuan pada pemuda pemudi dari sabang sampai merauke yang didirikan untuk memberikan bekal ketrampilan yang bisa menjadi dasar pengetahuan bagi mereka untuk berjuang hidup di masa yang akan datang (Damayanti & Oom Komariah Nova, 2015; Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, 2017). Pemuda pemudi yang belajar di institute tersebut meskipun telah dibekali ketrampilan namun masih belum cukup dibekali pengetahuan untuk memasarkan ketrampilan yang mereka miliki.

Universitas Trisakti khususnya Fakultas Ekonomi dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat menangkap peluang ini untuk tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi tetapi membantu permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial perguruan tinggi kepada masyarakat melalui peningkatan human capital agar kedepannya melalui ketrampilan yang diberikana khususnya bagi calon wirausaha muda.

Berdasarkan hasil identifikasi maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: 1) bagaimanakah praktek memasarkan produk atau jasa agar pembekalan yang akan diberikan oleh Institut Kemandirian Dompet Duafa bisa menjadi wujud di lapangan? 2) bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, kreativitas peserta agar mampu memiliki ide dalam menciptakan dan mengimplementasikan industri kreatif untuk masa depan mereka?.

METODE

Pembekalan kepada siswa institute Kemandirian Dompet Duafa tidak hanya butuh pembekalan dalam tataran konsep teori tetapi juga harus diberikan pelatihan yang terkait dengan praktek dalam dunia bisnis yang sebenarnya. Atas dasar hal tersebut maka pelaksanaan kegiatan ini, metode yang dilakukan adalah 1) pelatihan yang langsung melakukan praktek menjual barang untuk meningkatkan kemampuan pemasaran dalam industri kreatif, 2) evaluasi hasil dari praktik penjulan pada (point 1) melalui dialog interaktif dengan para dosen di bidang ilmu Manajemen SDM, pemasaran dan keuangan (Fatihudin, 2015).

Peserta dari kegiatan PKM ini adalah siswa/i dari Komunitas Dompet Dhuafa. Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut sebanyak 26 siswa. Hal ini sejalan dengan MOU yang dilakukan oleh Tim PKM FEB Usakti dengan institute Kemandirian Dompet Duafa. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bersifat mono disliplin ini, terselenggara pada Tanggal 21 dan 31 Agustus 2019. Pelaksanaan kegiatan ini dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu Pra Pelaksanaan Kegiatan, Pelaksanaan Kegiatan dan Post Pelaksanaan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

Tahap Pra Pelaksanaan Kegiatan, aktivitas – aktivitas pra- pelaksanaan telah dimulai dari Bulan Agustus 2019 dengan koordinasi dengan komite PKM. Selanjutnya koordinasi lebih diintensifkan berupa pertemuan-pertemuan serta survey-survey dengan waktu sebagai berikut

(3)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

11 Tabel 1

Tahap Pra Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Waktu

1. Survey 26 Juli 2019

2. Rapat pertama (Koordinasi dengan Pembimbing IKDD) 6 Agustus 2019

3. Rapat Lanjutan (penentuan kegiatan) 13 Agustus 2019

Tahap Pelaksanaan Kegiatan, kegiatan dilakukan pada Hari Rabu, 21 Agustus 2019 bertempat di Instute Kemandirian Dompet Dhuafa, Tangerang. Acara yang dilakukan berupa penyerahan produk-produk untuk memberikan challenge kepada peserta PKM di dalam prektek menjual berang dengan pembekalan yang terkait dengan teori-teori marketing yang sudah diberikan dalam pembekalan.. Secara umum, peserta antusias dan terbuka dengan pihak Universitas Trisakti.

Post Pelaksanaan, kegiatan selanjutnya adalah Post Pelaksanaan dimana semua siswa/I dari Institute Kemandirian Dompet Dhuafa hadir ke Universitas Trisakti. Dan mengikuti semua kegiatan sesuai rundown yang sudah dibuat, berikut rincian kegiatannya:

Tabel 2 Post Pelaksanaan

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1. Registrasi Peserta PKM 08.00-08.15

2. Pembukaan, Sambutan oleh Dosen dan perwakilan dari Kaka

Pendamping IKDD dan pengenalan Kaka Pembina dari Universitas Trisakti

08.15-09.00

3. Pemasaran produk di Lingkungan Universitas Trisakti 09.00-09.30

4. Diskusi dan sharing terkait kendala selama memasarkan

produk baik dilingkungan IKDD dan Universitas Trisakti

09.30-11.00

5. Penutupan, Foto bersama dan Makan Siang 11.00-12.30

Tabel 3

Karakteristik Responden

Keterangan Frekuensi Presentase (%)

Jenis kelamin Laki-laki 12 Orang 40 Perempuan 18 Orang 60 Total 30 Orang 100 Usia < 20 Tahun 14 Orang 46,7

(4)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

12

Keterangan Frekuensi Presentase (%)

30 Hingga 40 Tahun 0 Orang 0

> 40 Tahun 2 Orang 6,6

Peran

Mahasiswa Peserta PKM 19 Orang 63,3

Pendamping Mahasiswa Peserta PKM 7 Orang 23,3

Dosen Pemateri PKM 4 Orang 13,3

Sumber: Hasil olah data (2019)

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian terdiri dari 12 orang pria dengan persentase 40% dan 18 orang wanita dengan persentase 60% sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengikuti PKM IKDD ini adalah wanita. Dilihat dari kelompok usia, responden dalam penelitian terdiri dari 14 orang yang berusia kurang dari 20 Tahun dengan persentase 46,7%, 14 orang yang berusia antara 20 sampai 30 tahun dengan persentase 46,7% dan 2 orang yang berusia lebih dari 40 Tahun dengan persentase 6,6%. Informasi menghasilkan kesimpulan bahwa mayoritas responden yang mengikuti PKM IKDD yang berusia kurang 20 dan antara 20 hingga 30 Tahun. Untuk pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh peran dari pelaksana kegiatan PKM yaitu sebanyak 19 Mahasiswa peserta PKM dengan persentase 63,3%, 7 Pendamping Mahasiswa Peserta PKM dengan persentase 23,3% dan 4 Dosen Pemateri PKM dengan persentase 13,3%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi terhadap kegiatan PKM untuk peserta PKM dilakukan dengan mengevaluasi penilaian terhadap kualitas Pelatihan dan hasilnya yang ditunjukan pada tabel 4. Informasi dari tabel menunjukkan total rata-rata penilaian responden terhadap variabel Kelompok 1 (Kualitas Pelatihan) sebesar 1,55. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang mengikuti PKM IKDD ini rata-rata menyetujui bahwa Pelatihan ini cukup berkualitas, dengan nilai standar deviasi sebesar 0,42 menunjukkan penyimpangan terhadap rata-rata menjadikan distribusi penilaian responden beragam atau bervariasi. Nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan P4 yaitu “Waktu Pelaksanan Pelatihan” dengan rata-rata sebesar 2,40. Hal ini menggambarkan bahwa responden cukup puas dengan waktu pelaksanaan PKM ini. Sedangkan nilai terendah terdapat pada item P1 yaitu “Hal baru yang diperoleh dari pelatihan ini” dengan rata-rata 1,13. Hal ini menunjukkan bahwa sedikit responden yang merasa memperoleh sesuatu dari Pelatihan PKM ini.

(5)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

13 Tabel 4

Kualitas Pelatihan

Kode Pernyataan Mean Standar Deviasi

P1 Hal baru yang diperoleh dari pelatihan ini 1,13 0,346

P2 Seberapa manfaat pelatihan ini 1,27 0,450

P3 Materi yang diperoleh dapat diterapkan 1,63 0,490

P4 Waktu pelaksanaan pelatihan 2,40 0,498

P5 Pelatihan sesuai dengan kemampuan 1,93 0,254

P6 Kepuasan pelaksanaan pelatihan ini 1,57 0,504

P7 Penilaian tempat pelatihan 1,30 0,466

P8 Penilaian pelayanan selama pelatihan 1,30 0,466

P9 Penilaian konsumsi yang diberikan selama pelatihan 1,33 0,479

P10 Penilaian performance pelatihan 1,23 0,430

P11 Keberlanjutan pelatihan ini 1,97 0,183

Overall Kualitas Pelayanan 1,55 0,42

Sumber: Hasil olah data (2019)

Evaluasi terhadssap variabel Kelompok 2 (Kinerja Peserta PKM) penjelasannya dikelompokkan menjadi dua yaitu 19 peserta PKM dan 11 orang yang terdiri dari 7 pendamping peserta PKM dan 4 orang dosen. Dinilai ini secara keseluruhan dapat dilihat dalam bentuk tabel 5.

Tabel 5 Kinerja Peserta PKM

Kode Pernyataan Mean Standar Deviasi

Penilaian Kinerja Peserta menurut Peserta

P1 Peserta PKM memilki keberanian untuk

menawarkan produk kepada calon konsumen. 1,68 0,820

P2 Peserta PKM mampu membujuk calon konsumen

untuk membeli produknya. 1,95 0,780

P3 Peserta PKM mampu bekerjasama dengan tim

untuk menjual produk. 1,68 0,671

P4 Peserta PKM memahami teknik pemasaran barang

dan jasa. 1,89 0,737

P5 Peserta PKM mampu menganalisa

kesalahan-kesalahan dalam pemasaran barang dan jasa. 2,11 0,737

P6 Peserta PKM memahami alur proses dalam

pemasaran barang dan jasa. 2,26 0,933

(6)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

14

Penilaian Kinerja Peserta menurut Peserta

P7 Peserta PKM mampu menjelaskan pentingnya

pendanaan dalam berwirausaha. 1,84 0,958

P8 Peserta PKM mampu menjelaskan berbagai sumber

pendanaan. 2,32 1,204

P10 Peserta PKM mampu berkomunikasi dua arah. 2,21 0,855

P11 Peserta PKM mampu merumuskan solusi dan

inisiatif dalam melakukan marketing. 2,21 0,787

P12 Peserta PKM yakin dan percaya diri saat

menawarkan produk/jasa. 1,89 0,875

Penilaian kinerja menurut Pendamping dan Dosen

P1 Peserta PKM memilki keberanian untuk

menawarkan produk kepada calon konsumen. 1,73 0,647

P2 Peserta PKM mampu membujuk calon konsumen

untuk membeli produknya. 1,73 0,647

P3 Peserta PKM mampu bekerjasama dengan tim

untuk menjual produk. 1,73 0,647

P4 Peserta PKM memahami teknik pemasaran barang

dan jasa. 1,73 0,647

P5 Peserta PKM mampu menganalisa

kesalahan-kesalahan dalam pemasaran barang dan jasa. 2,00 1,000

P6 Peserta PKM memahami alur proses dalam

pemasaran barang dan jasa. 2,09 0,831

P7 Peserta PKM mampu menjelaskan pentingnya

pendanaan dalam berwirausaha. 2,36 0,924

P8 Peserta PKM mampu menjelaskan berbagai sumber

pendanaan. 2,45 0,688

P9 Peserta PKM mampu menjelaskan secara

sederhana proses pendanaan oleh perbankan. 2,55 0,688

P10 Peserta PKM mampu berkomunikasi dua arah. 1,55 0,522

P11 Peserta PKM mampu merumuskan solusi dan

inisiatif dalam melakukan marketing. 1,64 0,505

P12 Peserta PKM yakin dan percaya diri saat

menawarkan produk/jasa. 1,64 0,505

Overall Kinerja Peserta PKM 2,07 0,944

Sumber: Hasil olah data (2019)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai penilaian kinerja peserta PKM ditunjukkan pada tabel 5, dapat diketahui total rata-rata penilaian responden secara seluruhnya terhadap variabel Kelompok 2 (Kinerja Peserta PKM) sebesar 2,07. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang mengikuti PKM IKDD merasa kinerja mereka

(7)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

15 maksimal. Dengan nilai standar deviasi sebesar 0,944 menunjukkan penyimpangan terhadap rata-rata menjadikan distribusi penilaian responden beragam atau bervariasi. Nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan P9 yaitu “Peserta PKM mampu menjelaskan secara sederhana proses pendanaan oleh perbankan.” dengan rata-rata sebesar 2,74. Hal ini mengindetifikasikan bahwa peserta mampu menjelaskan secara sederhana proses pendanaan oleh perbankan. Sedangkan nilai terendah terdapat pada item P1 dan P3 yaitu “Peserta PKM memiliki keberanian untuk menawarkan produk kepada calon konsumen.” “Peserta PKM mampu bekerjasama dengan tim untuk menjual produk” dengan rata-rata 1,68. Hal ini mengidentifikasikan bahwa sedikit peserta yang memilki keberanian untuk menawarkan produk kepada konsumen dan peserta kurang mampu bekerjasama dengan tim untuk memasarkan produk.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai penilaian kinerja peserta PKM yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh pendamping peserta PKM dan dosen ditunjukan pada tabel 5, dapat diketahui total rata-rata penilaian responden secara seluruhnya terhadap variabel Kelompok 2 (Kinerja Peserta PKM) sebesar 1,93. Hal ini mengindikasikan bahwa pendamping peserta PKM dan dosen juga memiliki pendapat yang kurang lebih sama dengan peserta. Mereka melihat bahwa kinerja peserta selama proses kegiatan PKM berlangsung cukup maksimal. Dengan nilai standar deviasi sebesar 0,688 menunjukkan penyimpangan terhadap rata-rata menjadikan distribusi penilaian responden beragam atau bervariasi. Nilai terendah terdapat pada item P11 dan P12 yaitu “Peserta PKM mampu merumuskan solusi dan inisiatif dalam melakukan

marketing” Dan “Peserta PKM yakin dan percaya diri saat menawarkan

produk/jasa” dengan rata-rata 1,64. Hal ini mengidentifikasikan bahwa sedikit peserta

yang memilki solusi dan kurang inisiatif dalam memasarkan produk dan peserta kurang yakin atau percaya diri saat menawarkan produk/jasa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat ditarik atas penyelenggaraan kegiatan PKM yang bertema “Pelatihan Industri Kreatif di Komunitas Dompet Dhuafa” ini adalah: 1) pada umumnya peserta menilai kualitas pelatihan cukup positif dan antusias terhadap materi yang disampaikan, dan 2) Bersama kegiatan PKM siswa-siswi IKDD bisa membanagun kepercayaan diri untuk menjadi wirausahaan. Saran yang diberikan adalah penyampaian materi harus lebih mendalam (khususnya sikap dan motivasi dalam diri setiap peserta) dan dosen harus bisa memunculkan atau mengarahkan kreatifitas para peserta.

DAFTAR PUSTAKA

Arifianti, R., Mohammad, D., & Alexandri, B. (2017). Activation of Creative Sub-Economic Sector in Bandung City. Jurnal AdBispreneur, 2(3), 201–209.

Damayanti, & Oom Komariah Nova. (2015). Zakat Produktif dan Kemandirian Mustahik.

Jurnal Islaminomic, 6(2), 80–94.

Fachruddin, F. (2017). Pengembangan Daya Kreatif (Creative Power) Melalui Dunia Sekolah: Identifikasi Isu. Sukma: Jurnal Pendidikan, 1(1), 131–175. https://doi.org/10.32533/01105.2017

(8)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

16

Fatihudin, D. (2015). Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. In Universitas Pendidikan Indonesia (Vol. 1).

Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). No Title No Title. Journal of Chemical

Information and Modeling, 8(9), 1–58.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Qur’an, A. A. (2018). Sumber Daya Alam Dalam Pembangunan Berkelanjutan Perspektif Islam. El-Jizya : Jurnal Ekonomi Islam, 5(1), 1–24. https://doi.org/10.24090/ej.v5i1.1621

Rochani, A. (2017). Strategi Pengembangan Industri Kreatif Dalam Mewujudkan Kota Cerdas. Inovasi Dalam Pengembangan, 81–93.

Roniwijaya, P., Priyanto, S., & Setiadi, B. R. (2017). Eksplorasi sub-sub sektor industri kreatif di pusat-pusat keramaian kabupaten kulon progo. Studi Pendidikan Teknik

Mesin, 712–720. Retrieved from

https://media.neliti.com/media/publications/174141-ID-eksplorasi-sub-sub-sektor-industri-kreat

Simatupang, T., Yudoko, G., Handayati, Y., Pascasuseno, A., Permadi, K., & Listiani, W. (2009). Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kreatif Di Kota Bandung.

Journal of Technology Management, 8(1).

Sudarwati, W., & Prasetyawati, M. (2015). Model Pengembangan Industri Kreatif Pemula Untuk Meningkatkan Daya Saing Melalui Analisis Swot Dan Kanvas Strategy. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, (November), 1–9.

(9)

Pelatihan Industri Kreatif di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa_________________________

Gambar

Tabel 2  Post Pelaksanaan
Tabel 5  Kinerja Peserta PKM

Referensi

Dokumen terkait

23 Panel menolak argumentasi Pemerintah Kanada dengan menegaskan bahwa tindakan Pemerintah Kanada mempengaruhi pilihan investor untuk menggunakan produk impor, bahkan jika

Profitabilitas merupakan laba yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu, laba memberikan pengaruh bagi perusahaan sangat besar karena berhubungan dengan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2008, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan

Uji ketahanan beberapa galur kapas (Gossypium hirsutum) terhadap penggerek buah Helicoverpa armigera (Hǖbner) dilaksanakan di laboratorium Entomologi Balai

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTRA adalah mendirikan dan menjalankan usaha di bidang pembangunan dan pengembangan perumahan (real estat),

Pogodba o preužitku se s pogodbo o dosmrtnem preživljanju razlikuje predvsem v dejstvu, da se pri pogodbi o preužitku lastninska pravica na premoženju, ki je predmet pogodbe, prenese

Berangkat dari pemaparan latar berlakang tersebut, dilihat dari tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

9.7.2 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Dompet Dhuafa memberikan tenggang waktu kepada pemegang Sertifikat Kompetensi Kerja Klaster Pelayanan Perawatan Medikal Bedah