• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Kemauan Masyarakat Membayar Biaya Lingkungan: Studi Kasus pada Kandang Kelompok Kambing Peranakan Etawah di Desa Girikerto, Turi, Sleman (Estimation of the People Willingness to Pay Environmental Cost: Case Study at Etawah Crossbreed Goat Group F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Estimasi Kemauan Masyarakat Membayar Biaya Lingkungan: Studi Kasus pada Kandang Kelompok Kambing Peranakan Etawah di Desa Girikerto, Turi, Sleman (Estimation of the People Willingness to Pay Environmental Cost: Case Study at Etawah Crossbreed Goat Group F"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ESTIMASI KEMAUAN MASYARAKAT MEMBAYAR BIAYA LINGKUNGAN :

Studi Kasus pada Kandang Kelompok Kambing Peranakan Etawah di Desa Girikerto, Turi, Sleman ESTIMATION OF THE PEOPLE WILLINGNESS TO PAY ENVIRONMENTAL COST :

Case Study at Etawah Crossbreed Goat Group Farm in Girikerto Village, Turi, Sleman Tri Anggraeni Kusumastuti*, Masyhuri, dan Any Suryantini

Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Fauna No.3, Bulaksumur, Yogyakarta, 55281

INTISARI

Untuk menunjang pembangunan peternakan yang berwawasan lingkungan maka perlu mengetahui macam kemauan membayar masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam rangka menjaga keberadaan kandang kelompok kambing Peranakan Etawah. Pemilihan lokasi di Desa Girikerto, Turi, Sleman karena merupakan sentra kandang kelompok kambing Peranakan Etawah di Kabupaten Sleman. Sampel warga sekitar ditentukan secara

purposive berdasar jarak tempat tinggal dan lokasi kandang sebanyak 40 warga. Untuk melihat hubungan antara

kemauan membayar masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi dengan menggunakan Analisis Regresi Ordinal Logit Model. Analisis data didukung software STATA versi 6.0. Hasil analisis menunjukkan kontribusi dari sisi tenaga

kerja terhadap kemauan membayar masyarakat lebih tinggi daripada kontribusi material. Hal ini ditunjukkan besarnya modal sosial dalam bentuk gotong-royong yang mendukung keberadaan kandang kelompok. Dari estimasi model Regresi Ordinal Logit diperlihatkan bahwa pendidikan, total pendapatan, jarak rumah ke kandang kelompok, lahan salak, dan jenis pekerjaan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar dari masyarakat. Berdasarkan perhitungan efek marjinal semua variabel bebas menunjukkan kecenderungan negatif atau terjadi probabilitas penurunan WTP masyarakat sehingga dapat dikatakan apresiasi masyarakat terhadap lingkungan cenderung rendah.

(Kata kunci : Kemauan membayar, Ordinal Logit, Modal sosial, Efek marjinal)

ABSTRACT

The aims of this study was to analyze the kind of people willingness to pay and the factors affecting the existence of Etawah crossbreed goat group farm. Girikerto Village, Turi, Sleman was chosen as research site because it was the center of Etawah crossbreed goat village system in Sleman. Samples of 40 people at surrounding area were determined purposively based on residence distance to the village group system location. To analyze the relation between the willingness to pay of people and its affecting factors Ordinal Logit Regression Analysis methods were used with STATA software version 6.0. Aid in labor form has higher value than material physical aid. It was due to in social institution role of social capital in form of voluntary work very much influent the existence of village group system. Model estimation with Ordinal Logit Regression, indicated that education, total income, distance of residence to village group system, salak plantation area, and occupation type had positively significant effect on people willingness to pay, while based on marginal effect calculation, all independent variables indicated negative tendency or low appreciation from people toward environment.

(Key words: The willingness to pay of people, Ordinal Logit, Social capital, Marginal effect)

Pendahuluan

Berdasar program kerja Kecamatan Turi tahun 2005, dilakukan kegiatan pengembangan wisata pedesaan yaitu agrowisata salak pondoh Bangunkerto, wisata agro perikanan Garongan, wisata ternak kambing Peranakan Etawah (PE) Girikerto, wisata alam pedesaan Tunggularum Wonokerto dan wisata alam Lereng Merapi selatan di Girikerto (Anonimus, 1996). Kandang kelompok

_________________________________ * Korespondensi (corresponding author):

Telp. +62 815 685 3631 E-mail: triaksp@yahoo.co.id

kambing PE perlu dijaga keberadaannya karena manfaat yang diperoleh yaitu sebagai tempat studi lapangan, studi banding, pelatihan pemerahan dan pengolahan susu, pemilihan bibit, pemeliharaan, dan perkandangan serta menerima pesanan/supplier bibit kambing PE. Dengan daya tarik yang dimiliki maka desa agrowisata ternak kambing PE di Desa Girikerto Turi memiliki potensi untuk dikembang-kan terutama untuk agrowisata pendididikembang-kan.

Di sisi lain kandang kelompok PE di Desa Girikerto yang terdiri dari 3 kelompok ternak yaitu di Dusun Nganggring, Kemirikebo, dan Sukorejo sangat bermanfaat baik dari sisi ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Manfaat keberadaan

(2)

kandang kelompok bagi masyarakat dari sisi ekonomi terutama berhubungan dengan penciptaan lapangan kerja. Adanya Koperasi Etawa Mulya di Dusun Kemirikebo merekrut tenaga ibu-ibu terutama dalam proses pengolahan susu berupa dodol, karamel, dan susu bubuk. Dibangunnya pasar hewan kambing PE di Dusun Nganggring dan buka setiap hari Rabu menguntungkan peternak karena peternak tidak hanya memasarkan tetapi juga dapat membeli kambing dari penjual luar daerah dalam rangka peningkatan kualitas. Di sisi lain warga sekitar dapat membuka warung makan dan buah-buahan bersebelahan dengan lokasi pasar. Dari sisi sosial kelompok ternak mempunyai solidaritas sosial yang tinggi dalam kegiatan sosial maupun ke-agamaan. Dari sisi lingkungan berhubungan dengan kenyamanan lingkungan karena lokasi kandang kelompok terpisah dari pemukiman. Masyarakat menerima manfaat karena keberadaan kandang kelompok. Oleh karena itu perlu mengetahui se-berapa besar kemauan membayar masyarakat dalam rangka menjaga keberadaan kandang kelompok. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan net social benefit pada lingkungan yaitu peningkatan manfaat perkampungan ternak kambing PE yang ber-wawasan lingkungan.

Materi dan Metode

Pemilihan Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lokasi penelitian dengan alasan bahwa wilayah ini merupakan sentra usaha ternak kambing PE. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2007. Penentuan lokasi desa adalah

purposive dengan pertimbangan lokasi desa

penelitian mempunyai kelompok ternak yang khusus mengusahakan kambing PE yaitu di Desa Girikerto. Sampel warga sekitar ditentukan secara purposive berdasar penduduk, baik yang meng-usahakan ternak maupun di luar usaha ternak yang bermukim dengan jarak kurang dari 200 meter pada tiga kandang kelompok yang ada pada tiga dusun sampel sebanyak 40 responden. Hal ini dengan per-timbangan jarak antara lokasi kandang kelompok dan pemukiman penduduk yang relatif dekat. Di sisi lain sesuai dengan Perda Kabupaten Sleman tentang jarak lokasi pemeliharaan ternak minimum 200 meter dari pemukiman penduduk. Kemauan mem-bayar dari masyarakat dalam rangka menjaga keberadaan kandang kelompok kambing PE di-estimasi dengan socialcapital dalam bentuk gotong royong dan bantuan modal fisik yaitu material (bahan baku) atau konsumsi maupun uang. Besar estimasi dalam satuan rupiah diurutkan dari nilai tertinggi sampai terendah kemudian dibuat dalam tiga ranking. Ranking 3 (nilai tertinggi)

menunjuk-kan apresiasi masyarakat terhadap lingkungan sangat tinggi dan seterusnya. Ranking 4 menunjuk-kan sangat rendah.

Untuk menduga faktor-faktor yang ber-pengaruh terhadap kemauan membayar dari masyarakat dalam rangka menjaga keberadaan kandang kelompok :

WTP = a + b1 PD + b2 BT + b3 JS + b4 U + b5PK + b6 JR + d + m

Keterangan :

WTP = kemauan membayar masyarakat (Rp/th), dilanjutkan dengan pembuatan ranking 1 s.d 3 berdasar distribusi normal (people willingness to pay (Rp/year))

PD = lama menempuh pendidikan (tahun) (length of education (year))

JS = jumlah batang salak yang ditanam (batang) (number of salak tree being planted)

PU = pengalaman usaha (tahun) (bussiness experience (year))

U = umur kepala keluarga (tahun) (age of the master of the family (year))

PK = total pendapatan rumah tangga (usahatani dan non usahatani) dalam Rp/tahun (total

household income (Rp/year))

JR = jarak ke lokasi kandang kelompok (m) (distance to the group system location (m))

D = dummy jenis pekerjaan (dummy type of job/occupation)

d = 1, pekerjaan pokok adalah on farm (1. main occupation was on farm)

d = 0, lainnya (0. others)

Pengujian hipotesis menggunakan Maximum

Likelihood Estimation (MLE) untuk menghitung

nilai Likelihood Ratio Index (LRI) yang setara dengan koefisien determinasi (R2) pada regresi OLS, uji Likelihood Ratio (LR) yang setara dengan uji F (over-all test) pada regresi OLS dan uji Wald yang setara dengan uji t (individual test) pada regresi OLS (Green, 2002).

Probabilitas dalam Maximized Likelihood Estimation menggunakan Cumulative Probability Distribution pada error terms.

Hasil dan Pembahasan Karakteristik masyarakat

Karakteristik masyarakat berkaitan erat dengan pemahaman dan pengetahuan tentang keberadaan kandang kelompok dan kemauan mem-bayar dalam rangka kelanjutan kandang kelompok kambing PE.

Pendidikan formal setingkat SMP, rata-rata kepemilikan lahan salak, dan lama tinggal

(3)

menunjang respons positif masyarakat terhadap keberadaan kandang kelompok kambing PE. Rerata pendapatan sebesar Rp. 7.818.660,00/tahun atau Rp. 580.000,00/bulan masih di bawah Upah Minimum Regional dan umur yang tergolong produktif menyebabkan masyarakat banyak yang bekerja ke luar desa bahkan luar daerah. Hal ini secara langsung mempengaruhi penurunan kemauan mem-bayar masyarakat karena lebih banyak mengandal-kan bantuan social capital dalam bentuk tenaga.

Kemauan membayar masyarakat

Masyarakat sekitar merupakan pengguna tidak langsung terhadap keberadaan kandang kelompok. Adanya manfaat yang ditimbulkan dari kandang kelompok perlu mendapat dukungan dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan penilaian dari

aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang di-tunjukkan dengan persepsi setuju dari masyarakat ketiga dusun terutama dari aspek lingkungan (Kusumastuti, 2008).

Sesuai dengan kondisi sosial di pedesaan, bentuk apresiasi masyarakat untuk perbaikan lingkungan diwujudkan dalam bentuk bantuan baik tenaga yang bersifat non material maupun sumbangan (material). Total kemauan masyarakat untuk membayar perbaikan lingkungan atau

willingness to pay (WTP) masyarakat untuk

kegiatan fisik (tenaga) maupun sumbangan material paling rendah sebesar Rp. 5.000,00 dan tertinggi se-besar Rp. 90.000,00. Pada beberapa bentuk kegiatan nilai standar deviasi melebihi rata-rata. Hal ini dapat dimaklumi karena tidak semua responden mau

Tabel 1. Profil masyarakat di sekitar lokasi kandang kelompok kambing PE di Desa Girikerto (profile of people arround housing of Etawah crossbred goat in the farm group at Girikerto Village)

Dusun (villages)

Karakteristik (characteristics)

Nganggring Kemirikebo Sukorejo

Total (total)

Jumlah responden (orang) (number of sample

(person))

14 15 11 40

Rerata umur (tahun) (average of age (year)) 52,78 44,73 48,73 48,75

Pendidikan formal (tahun) (formal education (year))

SD SMP SMA SMP

Jumlah anggota keluarga (orang) (number of

family member (person))

3,86 3,27 2,64 3,26 Jarak dari rumah ke kandang kelompok (m)

(distance from residence to housing group system (m))

178,5 106,67 170,9 152,02 Kepemilikan lahan salak (m2) (ownership of

salak plantation (m2))

320 2557 605 1160 Pekerjaan pokok di sektor pertanian (%) (main

occupation in agriculture sector (%))

50,00 73,33 45,45 56,26

Lama tinggal (tahun) (settled (year)) 23 13 27 21

Pendapatan (Rp/tahun) (income(Rp/year)) 5.292.000,00 10.505.000,00 7.659.000,00 7.818.660,00

Tabel 2. Bentuk dan nilai WTP masyarakat sekitar lokasi kandang kelompok kambing PE di Desa Girikerto (kind and value of willingness to pay of people arround housing of Etawah crossbred goat

in the farm group at Girikerto Village)

Nilai WTP min s.d maks (Rp/ekor/tahun) (WTP value from min until max (Rp/head/year))

Macam kegiatan (the kind of activity)

Maksimum (maximum)

Minimum

(minimum) X SD

1. Tenaga (non material) (man labor)

Kerjabakti perbaikan jalan (voluntary work for road repair)

2. Material

- Bantuan bibit tanaman (aid to plant)

- Bantuan makanan kecil dan teh manis (aid to

snack and tea)

- Bantuan bambu untuk kandang (bamboo aid to

cage repair) 90.000,00 10.000,00 50.000,00 30.000,00 0 0 0 0 19.250,00 1.250,00 4.500,00 2.538,00 18.990,00 3.048,00 10.966,00 6.395,00

(4)

mau membayar untuk beberapa kegiatan sehingga data menjadi tidak terdistribusi normal.

Kontribusi dari sisi tenaga kerja terhadap kemauan membayar masyarakat lebih tinggi daripada kontribusi material. Hal ini ditunjukkan besarnya modal sosial atau social capital dalam bentuk gotong royong yang mendukung keberadaan kandang kelompok. Tenaga dikonversikan dalam bentuk upah untuk sambatan sebesar Rp. 2.500,00/ jam dikalikan dengan jam kerja perhari.

Kondisi tanah yang kurang subur dan cenderung berpasir memerlukan penanganan terutama berhubungan dengan jalan menuju lokasi kandang. Oleh karena itu tiap minggu selalu di-adakan kerja bakti perbaikan jalan yang melibatkan masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar masyarakat dianalisis dengan mengguna-kan Regresi Ordinal Logit. Ordinal Logit berbentuk discrete choice, sehingga harus dilakukan peng-katagorian sesuai dengan besar kemauan membayar.

Berdasar hasil perhitungan ternyata nilai kategori tinggi dan sangat tinggi serta kategori rendah dan sangat rendah bedanya sangat kecil sehingga penggolongan kategori WTP masyarakat berdasarkan distribusi normal : WTP rendah : Rp. 5.000,00 ≤ WTP ≤ Rp. 33.000,00, WTP sedang : Rp. 33.000,00 ≤ WTP ≤ Rp. 62.000,00, dan WTP tinggi : Rp. 62.000,00 ≤ WTP ≤ Rp. 90.000,00.

Penentuan model fit ditentukan dari nilai Pseudo-R2 sebesar 0,4655 , LR X2 hitung (25,61)> X2 tabel (14,07) dan variabel bebas yang signifikan

sebanyak empat dari tujuh variabel yang diprediksi. Pseudo-R2 rendah padahal variabel bebas yang signifikan banyak belum tentu model tidak baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ben dan Lerman (1985) serta Kay dan Little (1986) bahwa, pada kasus model regresi linear (OLS) koefisien estimasi berhubungan dengan maksimum R2, sedangkan pada discrete choice model (logit atau probit) estimasi koefisien tidak memaksimumkan nilai

Pseudo-R2. Model yang baik ditentukan dari

probabilitas koefisien estimasi yang cocok dengan prediksi semula. Di sisi lain hasil ini tidak sesuai dengan Green (2002) bahwa peningkatan nilai Pseudo-R2 akan memperbaiki model lebih baik.

Dengan asumsi ceteris paribus, probabilitas WTP masyarakat pada berbagai kategori dalam satuan util ditunjukkan oleh nilai cut-off : WTP rendah : Pr (WTP ≤ 7,067), WTP sedang : Pr (7,067

≤ WTP ≤ 8,51), dan WTP tinggi : Pr (WTP ≥ 8,51). Penelitian ini menggunakan program STATA 6.0 karena mempunyai kelebihan yaitu terdapat pembagian kategori skala kemauan yang ditunjuk-kan dengan nilai cut_off. Dari hasil olah data WTP masyarakat, program STATA muncul nilai _cut1 (WTP rendah) dan _cut2 (WTP tinggi) sehingga yang dijadikan sebagai kontrol/pembanding adalah WTP sedang atau nilai WTP sebesar Rp. 33.000,00 sampai dengan Rp. 62.000,00 per tahun. Per-hitungan dari sisi observasi ditunjukkan oleh WTP masyarakat rendah sebanyak 31 responden atau probabilitas WTP masyarakat dalam kategori

Tabel 3. Model regresi Ordinal Logit faktor-faktor yang mempengaruhi WTP masyarakat (Ordinal Logit

regression models of predicted factors affecting WTP of people)

Variabel (variable) Koefisien regresi (regression coefficient) Standard error Z Tingkat signifikan (significance level) Odds ratio Konstanta 1 (constant 1) 7,0668 4,555 Konstanta 2 (constant 2) 8,5075 4,695 Umur (age) - 0,0256 0,0469 -0,546 0,585 0,975 Pendidikan (education) 1,8869 0,7927 2,380*** 0,001 0,599

Potensi tenaga kerja (man labor potential)

4,6037 5,2188 0,882 0,377 99,856

Total pendapatan (total income) -4,49.10-7 2,47.10-7 -1,821* 0,068 1,0000

Jarak rumah ke kandang kelompok (distance from residence to housing group system)

-0,0011 0,0062 -1,846* 0,064 0,988

Lahan salak (salak area) 0,0071 0,0036 2,011** 0,044 1,007

Dummy pekerjaan (dummy of occupation)

3,6683 1,9658 1,866* 0,062 39,185

* signifikan pada α = 10% (significant at 10% level)

** signifikan pada α = 5% (significant at 5% level)

(5)

Tabel 4. Efek marjinal berdasar kategori WTP masyarakat (marginal effects based on WTP of people)

Efek marjinal (marginal effects)

Variabel (variable) WTP rendah

(low WTP) WTP sedang (middle WTP) WTP tinggi (high WTP) Umur (age) -0,0000126 -0,0000061 0,0000001 Pendidikan (education) 0,0170784 0,0248918 0,0000199

Potensi tenaga kerja (man labor potential) 0,0094482 0,0989287 0,0000010

Total pendapatan (total income) 0,0000000 0,0000000 0,0000000

Jarak rumah ke kandang kelompok (distance

from residence to village group system)

-0,0000016 -0,0000008 0,0000000

Lahan salak (salak area) 0,0000450 0,0000221 0,0000095

Dummy pekerjaan (dummy of occupation) 0,0199998 0,1018744 0,0000071 rendah sebesar 77,5%, WTP sedang sebanyak

empat responden (10%), dan WTP tinggi sebanyak lima responden (12,5%).

Dari hasil estimasi model diperlihatkan bahwa pendidikan, total pendapatan, jarak rumah ke kandang kelompok, lahan salak dan dummy pekerjaan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar dari masyarakat. Semakin tinggi pen-didikan, maka warga semakin sadar akan penting-nya kelestarian lingkungan sehingga peran serta dalam perbaikan lingkungan juga tinggi. Total pendapatan menyebabkan bantuan baik materi maupun tenaga untuk ikut kerjabakti perbaikan jalan menuju kandang kelompok juga lebih tinggi. Semakin dekat jarak rumah ke kandang kelompok akan meningkatkan kemauan untuk ikut dalam kegiatan kerjabakti membantu perbaikan jalan. Lahan salak berpengaruh dengan tingkat signifikan sebesar 5% yang berarti bahwa semakin banyak salak yang ditanam maka warga semakin peduli akan keberadaan kandang kelompok. Hal ini ber-hubungan dengan kotoran kambing PE yang sangat bermanfaat untuk peningkatan produktivitas lahan salak karena membuat daun lebih hijau dan buah dapat lebih awet serta mengurangi resiko ke-busukan.

Dummy pekerjaan yaitu 1 untuk warga yang bekerja di sektor pertanian dan 0 untuk lainnya. Tanda positif menunjukkan bahwa warga yang bekerja di sektor pertanian mempunyai ke-cenderungan lebih tinggi untuk membayar per-baikan lingkungan dibanding luar sektor pertanian tetapi bukan berarti setiap warga yang bekerja di sektor pertanian mempunyai probabilitas lebih tinggi untuk membayar perbaikan lingkungan di-banding luar sektor pertanian.

Warga yang bekerja di sektor pertanian mengandalkan usaha dari tanaman salak, tanaman tahunan yang bernilai jual yaitu sengon, mahoni, melinjo, dan sayur-sayuran yang memerlukan pupuk dari kotoran kambing PE untuk peningkatan produktivitas. Lahan di Desa Girikerto tergolong

berpasir dan kurang air sehingga tidak cocok untuk bertanam tanaman pangan terutama padi.

Nilai koefisien log variabel pendidikan se-besar 1,887 dapat diinterpretasikan bahwa setiap terjadi peningkatan jenjang sekolah akan menaikkan nilai log odds atau peningkatan probabilitas WTP masyarakat sebesar 1,887. Dengan kata lain setiap perubahan jenjang sekolah akan menyebabkan munculnya nilai odds baru sebesar 0,599 kali nilai sebelumnya. Jika dinyatakan dalam persentase, dengan menganggap variabel bebas lain dalam kondisi tetap (ceteris paribus), maka setiap pe-rubahan jenjang sekolah sebesar 1 unit akan meng-akibatkan perubahan odds WTP masyarakat sebesar (OR-1) x 100 = 559,92%.

Hal yang sama terjadi pada variabel bebas total pendapatan, jarak rumah ke kandang kelompok, lahan, dan dummy pekerjaan. Setiap ter-jadi peningkatan total pendapatan, jumlah tanaman salak yang ditanam, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, dan semakin jauh jarak menyebab-kan munculnya nilai odds baru sebesar 1 ; 1,007; 39,185, dan 0,988 kali nilai sebelumnya.

Variabel dummy kerja didapatkan hasil Odds Ratio yang sangat besar. Hal ini terjadi karena masyarakat yang bekerja di sektor pertanian mem-punyai style usaha yang sama dengan peternak kandang kelompok sehingga otomatis mempunyai kepedulian lebih tinggi untuk turut serta dalam kegiatan kandang kelompok.

Pada metode Ordinary Least Square koefisien estimasi langsung menunjukkan elastisitas sekaligus efek marjinal, sedangkan pada Metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) koefisien tidak bisa secara langsung menjelaskan kategori karena variabel terikat berbentuk discrete bukan kontinyu. Bisa jadi pada tingkatan kategori rendah, sedang atau tinggi mempunyai perilaku berbeda yang ditunjukkan oleh nilai positif atau negatif koefisien sehingga perlu perhitungan efek marjinal.

Berdasar perhitungan efek marjinal semua variabel bebas menunjukkan kecenderungan negatif

(6)

atau terjadi probabilitas penurunan WTP masya-rakat. Setiap terjadi peningkatan jenjang sekolah, jumlah tanaman salak yang dimiliki, jarak dari rumah ke kandang kelompok, dan semakin banyak masyarakat yang bekerja di sektor pertanian akan menurunkan probabilitas WTP masyarakat. Pe-rubahan struktur ekonomi dan desakan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi juga memberikan andil dalam merubah sifat gotong royong masya-rakat desa ke arah sifat individualistis. Hubungan-nya dengan sosialisasi masyarakat pedesaan, munculnya individu dalam kegiatan masyarakat di-nilai kurang berarti.

Kesimpulan

Peran social capital dalam bentuk gotong royong sangat berpengaruh pada besar kemauan membayar masyarakat. Pendidikan, total pen-dapatan, jarak rumah ke kandang kelompok, lahan salak dan jenis pekerjaan berpengaruh positif terhadap peningkatan kemauan membayar masya-rakat. Penurunan nilai efek marjinal menunjukkan apresiasi masyarakat terhadap lingkungan cen-derung masih rendah. Peningkatan peran kandang kelompok secara lebih luas sehingga dapat mem-bangkitkan apresiasi masyarakat sekaligus men-datangkan manfaat secara berkesinambungan bagi masyarakat sekitar melalui pemanfaatan kotoran

dan air seni ternak untuk pembuatan pupuk organik baik pupuk cair maupun kompos yang bernilai jual dengan melibatkan masyarakat. Di sisi lain perlu perbaikan manajemen pemeliharaan, sehingga ter-dapat peningkatan stok produk primer maupun by product dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat sekaligus dapat menciptakan kesempatan kerja.

Daftar Pustaka

Anonimus. 1996. Laporan Tahunan Dinas Peternakan Daerah Tingkat II Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ben-Akiva, M., and S. Lerman. 1985. Discrete Choice Analysis. MIT Press. London.

Green, W.H. 2002. Econometric Analysis. Second Edition. Macmillan Publishing Company. New York.

Kay, R., and S. Little. 1986. Assesing the fit of the logistic model : A case study of children with haemolytic uraemic syndrome. Applied Statistics 35, 16-30.

Kusumastuti, T.A. 2008. Kajian keberlanjutan ternak kambing Peranakan Etawah sistem kandang kelompok dengan pendekatan nilai ekonomi lingkungan. Disertasi. Program Pasca Sarjana Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Profil masyarakat di sekitar lokasi kandang kelompok kambing PE  di Desa Girikerto   (profile of people arround housing of Etawah crossbred goat in the farm group at Girikerto Village)
Tabel 3. Model regresi Ordinal Logit faktor-faktor yang  mempengaruhi WTP masyarakat (Ordinal Logit
Tabel 4. Efek marjinal berdasar kategori WTP masyarakat  (marginal effects based on WTP of people)   Efek marjinal (marginal effects)

Referensi

Dokumen terkait

Dari ke-3 alternatip model Goal Programming yang diusulkan pada kondisi optimal dimana nilai pembiasan positip ( ) dan pembiasan negatip ( ) = 0, terlihat bahwa nilai

(1) Inspektur Pembantu Investigasi melaksanakan sebagian fungsi Inspektorat di bidang pengawasan sewaktu-waktu dengan tujuan tertentu terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah dan

Dengan begitu proses komunikasi tidak berhenti pada beberapa pertanyaan khalayak sasaran, sehingga tujuan dari kampanye EDP Yogya yang mengajak masyarakat untuk ikut

Koreksi penuh pada peta laut dilakukan secara periodik dan akan menghasilkan peta edisi baru/ diperbarui yang dimutakhirkan oleh kumpulan informasi dalam Berita Pelaut (Notices

Luaran penelitian ini berupa data tingkat preferensi umpan burung hantu celepuk ( Otus sp.) terhadap beberapa umpan yang diberikan dan data efek

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh partisipasi anggaran terhadap budget slack, 2) Pengaruh asimetri informasi terhadap budget slack. Jenis penelitian

Dengan adanya dukungan dari perusahaan agar pegawai tidak dipusingkan oleh hal-hal Dengan adanya dukungan dari perusahaan agar pegawai tidak dipusingkan oleh hal-hal lain