• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

RUSLI NIM. 080500050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(2)

PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS (Pinus merkusii) DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK KOMPOS DI AREAL PT. NELLY JAYA PRATAMA KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA

TORAJA

Oleh:

RUSLI NIM: 080500050

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Sebutan Ahli Madya Kehutanan Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAAN

Judul Karya Ilmiah : PENGAMATAN PERTUMBUHAN ANAKAN PINUS (Pinus merkusii) DENGAN MENGGUNAKAN

PUPUK KOMPOS DI AREAL PT. NELLY JAYA PRATAMA KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA

Nama Mahasiswa : Rusli

NIM : 080500050

Program Studi : Manajemen Hutan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui

Pembimbing Penguji I

Ir. Fathiah, MP Ir. Noorhamsyah, MP

NIP. 19590820 199203 2 001 NIP. 19640523 199703 1 001 Penguji II

Elisa Herawati, S. Hut, MP

NIP. 19710305 199512 2 001 Mengesahkan,

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP

NIP. 1963 1028 198803 1 003

(4)

ABSTRAK

RUSLI, Pengamatan Pertumbuhan Anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan Menggunakan Pupuk Kompos Di Areal PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. ( di bawah bimbingan Fathiah).

Penelitian dilatar belakangi oleh adanya pemikiran dalam memperbaiki lahan kritis dengan suatu tanaman yang cepat tumbuh untuk menutupi lahan dan peningkatan nilai bahan produk pengolahan hasil Industri perkayuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dari menggunakan pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii).

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 50 anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 perlakuan yaitu untuk sampel pertama (I) menggunakan pupuk kompos seberat 250 gram dan perlakuan kedua (II) tidak menggunakan pupuk kompos.

Berdasarkan hasil penelitian setelah 2 bulan pengamatan menunjukkan bahwa, pertumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 9,16 cm dan yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 6,60 cm. Sehingga terdapat selisih tinggi rata-rata adalah sebesar 2,15 cm. Adapun untuk pertumbuhan terhadap diameter rata-rata yang menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 1,684 mm dan yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil adalah sebesar 1,564 mm dan terdapat selisih untuk diameter rata-rata adalah sebesar 0,12 mm.

Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos menunjukkan pertumbuhan tinggi dan diameter yang lebih besar di bandingkan yang tidak menggunakan pupuk kompos, diduga karena kompos dapat menambah unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi ukuran dan kualita tanaman.

(5)

RIWAYAT HIDUP

RUSLI. Lahir pada Tanggal 07 Juli 1988 di To’ue Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Rudi dan Ibu Minon.

Pendidikan Dasar dimulai di SDN 167 Buntu Dama, Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 4 Mengkendek Tana Toraja dan lulus pada Tahun 2004 dan pada tahun 2005 melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Enrekang, lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008 menempuh Studi di Perguruan Tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Manajemen Hutan, Jurusan Pengelolaan Hutan. Selama melanjutkan pendidikan di Poltanesa, penulis telah mengikuti kegiatan-kegiatan yaitu : Ketua Wirausaha Kantin Silvasari.

Bulan Maret sampai dengan April 2011 mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di areal PT. Nelly Jaya Pratama Tana Toraja. Karya Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Manajemen Hutan Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dala m kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Fathiah, MP selaku dosen pembimbing Karya Ilmiah.

2. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP selaku penguji I dan Ibu Elisa Herawati, S. Hut, MP selaku penguji II.

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan

5. Teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta serta saudara-saudari yang telah banyak memberikan do’a, dorongan, serta material sehingga Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Yunus Taruk selaku Humas di PT. Nelly Jaya Pratama Tana Toraja yang senantiasa membantu dalam pengamb ilan data di lapangan.

7. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staf Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Jurusan Manajemen Pertanian yang sudah mendidik dan mengajar penulis selama di bangku perkuliahan.

9. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Indra,Sabry dan seluruh teman-teman yang telah banyak memberikan masukan serta saran dalam menyelesaikan laporan Karya Ilmiah ini.

(7)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini, masih ada kekurangan oleh karena itu kritik dan saran kami terima demi penyempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Judul Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

I. PENDAHULUAN... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

A. Tinjauan Umum Pinus (Pinus merkusii)... 5

B. Pengadaan Benih…………...……… 5

C. Tinjauan Umum Tentang Kompos………. 5

D. Pengukuran Tinggi dan Diameter..………. 8

III. METODE PENELITIAN... 10

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 10

B. Alat dan Bahan ... 10

C. Prosedur Kerja ... 11

D. Pengolahan Data... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 15

A. Hasil ... 15

B. Pembahasan... 15

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 17

A. Kesimpulan... 17

B. Saran... 18

DAFTAR PUSTAKA... 19

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tubuh Utama Halaman 1. Rata-rata Hasil Pengukuran Tinggi dan Diameter Anakan Pinus

(Pinus merkusii)... 12 2. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus

(Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos

seberat 250 gram... 23 3. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus

(Pinus merkusii) yang tidak menggunakan

Pupuk Kompos (Kontrol)... 24

LAMPIRAN

No. Judul Halaman 1. Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang

menggunakan Pupuk Kompos... 21 2. Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang

menggunakan Pupuk Kompos... 22 3. Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang

tidak menggunakan Pupuk Kompos... 22 4. Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang

tidak menggunakan Pupuk Kompos... 22 5. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan pupuk kompos.. 25 6. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos... 25

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Tubuh Utama Halaman

1. Grafik Perrtumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii)

yang menggunakan kompos dengan campuran topsoil dan topsoil murni.... 13 2. Grafik Pertumbuhan diameter rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii)

(11)

I. PENDAHULUAN

Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pengaturan tata air, pencegahan bahaya air dan erosi. Hutan juga merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Hasil hutan ada dua macam yaitu hasil hutan berupa kayu dan hasil hutan non kayu.

Berdasarkan perkembangan Industri saat ini Pinus (Pinus merkusii) di Indonesia sangat diperlukan sekali sebagai salah satu bahan produk pengo lahan hasil Industri perkayuan. Untuk dapat meningkatkan kualitas Pinus (Pinus merkusii) di Indonesia, maka perlu diadakan pengawasan dan perbaikan dalam pengelolaan pohon Pinus (Pinus merkusii).

Sejalan dengan pembangunan yang semakin meluas, kebutuhan kayu pada masa mendatang sudah pasti akan meningkat pula. Meningkatnya kebutuhan kayu jelas merupakan tantangan, sebab di sisi lain kita menghadapi penurunan sumber daya alam khususnya hutan sebagai sumber utama penghasil kayu, karena itulah Pemerintah mencanangkan program Hutan Tanaman Industri (HTI). Maksud pembangunan HTI adalah meningkatkan produktivitas lahan hutan yang kurang produktif. Untuk menunjang program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut perlu mendapat dukungan penyediaan bibit yang cukup, baik jumlah maupun mutu. Untuk mempertahankan kualitas Pinus (Pinus merkusii) maka dilakukan pemupukan pada media tanaman dengan pupuk kompos.

(12)

Menurut (Anonim, 2009) Kompos ibarat multi- vitamin untuk tanah pertanian. Karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat, memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Penambahan kompos akan meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang akan bermanfaat bagi tanaman, diantaranya membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman serta dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.

Penggunaan kompos akan lebih aman terhadap sifat fisik kimia tanah dibandingkan penggunaan pupuk kimia. Banyak penelitian yang memaparkan bawha pengguna kompos dapat mempertahankan sifat fisik kimia tanah dan biologi tanah yang lebih baik.

Dari uraian diatas penulis mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan pupuk kompos pada media tanaman dengan mencampur tanah topsoil.

Tujuannya adalah untuk mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii).

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran tentang pengaruh kombinasi kompos dengan topsoil terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii).

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pinus (Pinus merkusii)

Pinus (Pinus merkusii) adalah salah satu dari suku Pinacea. Jenis ini mempunyai beberapa macam nama daerah antara lain: Susugi, Tusam, dan Uyam yang terdapat pada beberapa daerah di Sumatra. Secara alamiah jenis Pinus (Pinus merkusii) dapat dijumpai dibeberapa negara seperti Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Filiphina dan Indonesia (Khaeruddin, 1994).

1. Daerah Penyebaran

Pinus (Pinus merkusii) tersebar secara alami mulai dari Birma, Muangthai, Laos, Kamboja, Vietnam sampai Sumatra (Aceh, Jambi). Secara alami Pinus (Pinus merkusii) tumbuh di hutan primer, tetapi juga pada tanah-tanah terbuka, seperti tanah longsor dan tanah terbuka karena kebakaran. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan Pioner, sering pula ditemui belukar yang terdiri atas tegakan yang murni. Jenis akan kekurangan Zat asam dapat ditanam dengan baik dipadang alang-alang ataupun belukar (Anonim, 1980).

Pinus (Pinus merkusii) berasal dari sistematika sebagai berikut: Devisio : Coniferaphyta

Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Family : Pinaceae Genus : Pinus

(14)

2. Ciri-ciri Tanaman Pinus (Pinus merkusii)

Pohon Pinus (Pinus merkusii) mempunyai tinggi mencapai 20-40 meter dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 meter. Pohon tidak berbanir, kulit luar batang kasar, berwarna coklat kelabu sampai tua, tidak mengelupas dan beralur diluar serta didalam. Kayu Pinus (Pinus merkusii) berwarna coklat muda sampai coklat tua. Berat jenis kayu rata-rata 0,55 dan termasuk kelas awet IV serta kelas kuat III. Pohon berbunga dan berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan Juli sampai November. Biji yang baik warna kulitnya kering kecoklatan, bentuknya bulat, padat dan tidak berkerut (Anonim, 1980).

3. Persyaratan Tempat Tumbuh Tanaman Pinus (Pinus merkusii) a). Tinggi Tempat

Di Indonesia Pinus dapat tumbuh pada ketinggian tempat antara 200-2000 m dpl. Pertumbuhan optimal dicapai pada ketinggian antara 400-1500 m dpl (Khaeruddin, 1994).

b). Iklim

Pada daerah yang mempunyai curah hujan 1731 mm dengan rata-rata bulan kering 2,3 dengan maksimum dan frekwensi 4 daerah ini termasuk daerah tempat tumbuh Pinus yang baik. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan antara 17° dan 27° C.

(15)

c). Tanah

Pinus (Pinus merkusii) tidak memerlukan persyaratan yang tinggi terhadap keadaan tanah dan dapat tumbuh pada bermacam- macam jenis tanah yang formasinya sangat berbeda-beda. Tanah yang lembab tidak untuk Pinus (Pinus merkusii), pohon ini membutuhkan tanah yang porous.

B. Pengadaan Benih

Benih diunduh dari pohon yang sehat dan berumur minimal 20 tahun. Pohon ini berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan Juli-Nopember. Buah kerucut (cone) yang masak ditandai dengan warna coklat perunggu dan masih tertutup. Sedangkan biji yang baik adalah berwarna kecoklatan berbentuk bulat dan tidak berkerut.

C. Tinjauan Umum Tentang Kompos

Menurut ( Anonim, 2009) pengertian kompos, teknologi pengomposan dan manfaat kompos adalah sebagai berikut :

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik, sedangkan Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba- mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos pada prinsifnya adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos

(16)

dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.

1. Manfaat Kompos :

Beberapa manfaat kompos yang diperoleh antara lain adalah: identik dengan multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan (Djurnani, dkk. 2006).

(17)

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah pertamanan, sebagai bahan penutup sampah, reklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.

2. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek Menurut (Anonim, 2009):

a. Aspek Ekonomi :

1) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2) Mengurangi volume/ukuran limbah

3) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya b. Aspek Lingkungan :

1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

c. Aspek bagi tanah/tanaman:

1) Meningkatkan kesuburan tanah

2) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah 3) Meningkatkan kapasitas jerap air tanah

(18)

4) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah 5) Meningkatkan kualitas hasil panen

6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman 7) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman 8) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara didalam tanah.

D. Pengukuran Tinggi dan Diameter

1. Pengukuran Tinggi.

Tinggi adalah jarak terpendek antara satu titik dengan titik proyeksinya pada bidang horizontal atau bidang datar. Sedangkan panjang adalah jarak yang menghubungkan dua titik yang diukur menurut atau tidak menurut garis lurus. Selanjutnya dijelasakan, bahwa yang dimaksud dengan pengukuran tinggi pohon seluruhnya adalah pengukuran jarak antara titik puncak Pohon dengan proyeksinya pada bidang datar atau permukaan tanah tanpa memperdulikan pohon tersebut berdiri tegak lurus, dalam hal dimana proyeksi puncak jatuh tepat pada pangkal pohon (Endang,1990).

2. Pengukuran Diameter.

Diameter batang pada anakan Pinus (Pinus merkusii) diukur

dengan menggunakan mikrokalifer. Diameter yang diamati pada batang 1 cm dari permukaan tanah. Pengukuran diameter adalah mengukur panjang garis antara dua titik pada lingkaran yang

(19)

melalui pusat lingkaran. Bentuk batang pohon jarang yang bulat

(20)

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dipersemaian PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari tanggal 07 Februari sampai dengan 23 April 2011 yang meliputi: orientasi lapangan, persiapan alat dan bahan penelitian, perijinan, pengolahan data serta penulisan Karya Ilmiah.

B. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan dalam Penelitian antara lain:

a. Penggaris untuk mengukur tinggi tanaman. b. Microkaliper untuk mengukur diamater tanaman.

c. Alat tulis menulis.

d. Kalkulator digunakan untuk menghitung penelitian dilapangan. e. Kamera digunakan untuk dokumentasi penelitian.

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Anakan Pinus (Pinus merkusii) sebanyak 50, berasal dari pohon induk. b. Kompos seberat 250 gram, berasal dari kotoran ternak kambing dengan

kulit kopi dari hasil fermentasi.

c. Topsoil sebagai media tumbuh (yang tidak menggunakan pupuk kompos). e. Bedeng tabur sebagai tempat menabur benih dengan ukuran 1 m x 0,5 m. f. Cangkul untuk membersihkan tempat penelitian.

(21)

C. Prosedur Kerja

1. Perlakuan benih

a. Melakukan penyeleksian biji Pinus (Pinus merkusii) yaitu dengan cara merendam dalam air dingin selama 2 jam.

b. Biji yang tenggelam diambil sebagai sampel sebanyak 50 benih. 2. Penyiapan media tanaman :

a. Mengisi bedeng tabur yang tidak menggunakan pupuk kompos dengan topsoil sebanyak 2 ember.

b. Mengisi bedeng tabur dengan topsoil dicampur dengan kompos 250 gram. 3. Penaburan benih

a. Benih yang telah direndam dengan air dingin sebanyak 50 biji kemudian ditabur pada bedeng tabur.

b. Pada perlakuan (I) benih Pinus (Pinus merkusii) sebanyak 25 pada media kompos dengan campuran topsoil, perlakuan (II) benih Pinus (Pinus merkusii) sebanyak 25 pada topsoil murni. Jadi 50 sampel yang digunakan dalam 2 perlakuan.

4. Pemeliharaan benih, benih yang sudah ditabur dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari selama pengamatan.

5. Pengambilan data, data yang diambil adalah dari hasil pengukuran terhadap tinggi dan diameter selama 2 bulan pengamatan.

(22)

D. Pengolahan Data

Data-data yang telah diperoleh dihitung, kemudian disusun ke dalam tabel pertumbuhan tinggi dan diameter dengan

menggunakan rumus rata-rata, menurut (Nugroho dan Harahap,

2001) sebagai berikut: X = n x

?

Keterangan X : Rata-rata (diameter/tinggi)

?x : Jumlah dari X (diameter/tinggi)

(23)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian terhadap anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos di areal persemaian PT. Nelly Jaya Pratama Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Jumlah keseluruhan anakan Pinus (Pinus merkusii) yang diteliti adalah sebanyak 50 sampel dengan, perlakuan (I) menggunakan pupuk kompos 25 anakan dan perlakuan (II) yang tidak menggunakan pupuk kompos 25 anakan. Berdasarkan penelitian selama 2 bulan, diperoleh hasil rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter antara yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Hasil Rata-rata Pertumbuhan Tinggi dan Diameter anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 Perlakuan setelah 2 bulan.

Sumber, Data Primer 2011

Ket : Kontrol adalah yang tidak menggunakan pupuk kompos No Jenis Pupuk/Media Rata-rata Tinggi (cm) Rata-rata Diameter (cm) 1 Kompos 9,16 1,684 2 Kontrol 6,60 1,564

(24)

Untuk lebih jelasnya hasil pertumbuhan tinggi (cm) anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 perlakuan setelah 2 Bulan dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos.

= Kompos sebesar 9,16 cm = Kontrol sebesar 6,60 cm Ket : Kontrol adalah yang tidak menggunakan pupuk kompos

(25)

Sedangkan untuk lebih jelasnya pertumbuhan diameter (cm) anakan Pinus (Pinus merkusii) dengan 2 Perlakuan setelah 2 Bulan dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Diameter Rata-rata Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos.

= Kompos sebesar 1,684 mm = Kontrol sebesar 1,564 mm

Ket : kontrol adalah yang tidak menggunakan pupuk kompos

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pertumbuhan tinggi rata-rata dan diameter rata-rata pada anakan Pinus (Pinus merkusii) selama 2 bulan yang menggunakan pupuk kompos dengan dosis seberat 250 gram terlihat pada Tabel 1 (gambar 1 dan 2) menunjukkan lebih besar pertumbuhannya dibandingkan yang tidak menggunakan pupuk kompos, diduga karena adanya penambahan unsur

(26)

hara yang ada pada pupuk kompos tersebut. Pendugaan ini didasarkan atas pendapat (Soekotjo, 1979) yang menyatakan bahwa pemupukan mempengaruhi ukuran dan kualita tanaman.

Adapun selisih rata-rata pertumbuhan tinggi dan diameter pada anakan Pinus adalah untuk pertumbuhan tinggi anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos, terdapat selisihnya adalah sebesar 2,56 cm dan untuk pertumbuhan diameter yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos, terdapat selisihnya adalah sebesar 0,12 mm.

Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos pertumbuhan tinggi dan diameter lebih besar pertumbuhannya dibandingkan dengan anakan yang tidak menggunakan pupuk kompos. Kemungkinan karena kompos identik dengan multi- vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat, kompos juga memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Seperti yang dikemukakan oleh (Musnawar, 2003) bahwa pupuk kompos adalah pupuk yang berupa pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair yang dihasilkan

(27)

oleh hewan ternak seperti sapi, babi, ayam, kelelawar dan kambing yang berfungsi memperbaiki kesuburan tanah, mengurangi pencemaran lingkungan serta meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk kompos juga mempunyai pengaruh susulan, artinya pupuk kompos mempunyai pengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman yang berangsur-angsur menjadi tersedia.

(28)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang menggunakan kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii) selama 2 bulan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 9,16 cm dan pertumbuhan tinggi rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 6,60 cm. sehingga terdapat selisihnya adalah sebesar 2,56 cm.

2. Pertumbuhan diameter rata-rata anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk diperoleh hasil sebesar 1,684 mm dan yang tidak menggunakan pupuk kompos diperoleh hasil sebesar 1,564 mm. Sehingga terdapat selisihnya adalah sebesar 0,12 mm.

3. Penggunaan pupuk kompos memberikan respon positif terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter pada anakan Pinus (Pinus merkusii) diduga karena kompos dapat menambah unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi ukuran dan kualita tanaman.

(29)

B. Saran

Perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan dosis yang berbeda untuk pupuk kompos, dimana yang diberi dosis 250 gram masih dapat menunjukkan pertumbuhan tinggi dan diameter yang baik.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1980. Bio-Iklim di Kawasan Indonesia Peta Diterbitkan Oleh Lembaga Perancis. Kedaulatan Perancis Indonesia.

Anonim, 1982. Jenis-jenis Kayu Perdagangan di Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor Indonesia.

Anonim, 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos”

Djuarnani, N. Kristian dan B. S. Setiawan. 2006. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka Jendela Komunitas Pertanian, Jakarta.

Endang, 1990. Manejemen Hutan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Universitas Padjajaran Bandung.

Khaeruddin, 1994. Pembibitan Tanaman HTI, Jakarta.

Murbandono L. 2000. Membuat Kompos (edisiRevisi) Penerbit PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Musnawar, 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nugroho dan Harahap. 2001. Statistik Teori dan Aplikasinya. Erlangga. Jakarta.

Soekotjo, W. 1997. Diktat Silvika. Pusat Pendidikan Kehutanan Cepu. Direksi Perum Perhutani.

(31)
(32)

Lampiran I

Hasil perhitungan tinggi dan diameter anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan pupuk kompos dan yang tidak menggunakan pupuk kompos (kontrol) dengan menggunakan rumus (Nugroho dan Harahap, 2001) sebagai berikut: X = n x

?

Keterangan X : Rata-rata (diameter/tinggi) ? x : Jumlah dari X (diameter/tinggi) n : Jumlah Anakan

1. Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos dengan Dosis seberat 250 gram setelah 2 Bulan.

Dik, S×= 229 n = 25 Rumus:

= 229

25 = 9,16

(33)

Lanjutan lampiran I

2. Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos dengan Dosis seberat 250 gram setelah 2 Bulan. Dik, S×= 42,1 n= 25 Rumus:

= 42,1

25 = 1,684

3. Hasil Perhitungan Tinggi Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos setelah 2 Bulan.

Dik, S×= 165 n = 25 Rumus:

= 165

25 = 6,60

4. Hasil Perhitungan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos setelah 2 Bulan.

Dik, S×= 39,09 n = 25 Rumus:

= 39,09

25 = 1,564

(34)

Lampiran II

Tabel 1. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos seberat 250 gram setelah 2 Bulan.

Kompos No Tinggi (cm) Diameter (mm) 1 7 1,7 2 5 1,7 3 5 1,6 4 10 1,9 5 13 1,8 6 6 1,6 7 6 1,9 8 5 1,8 9 8 1,7 10 4 1,6 11 6 1,7 12 9 1,5 13 9 1,10 14 10 1,9 15 12 1,8 16 11 1,7 17 13 1,7 18 14 1,8 19 13 1,9 20 12 1,6 21 11 1,8 22 10 1,7 23 15 1,9 24 8 1,10 25 7 1,6 Total 229 42,1 Rata2 9,16 1,68

(35)

Lanjutan lampiran II

Tabel 2. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos (Kontrol) setelah 2 Bulan.

Kontrol No Tinggi (cm) Diameter (mm) 1 7 1,6 2 10 1,6 3 5 1,6 4 8 1,5 5 6 1,6 6 7 1,6 7 12 1,6 8 5 1,5 9 6 1,6 10 5 1,6 11 6 1,6 12 8 1,6 13 6 1,5 14 5 1,6 15 6 1,6 16 5 1,6 17 7 1,6 18 6 1,6 19 5 1,59 20 6 1,7 21 7 1,5 22 7 1,6 23 5 1,5 24 7 1,4 25 8 1,3 Total 165 39,09 Rata2 6,60 1,56

(36)

Lampiran III

Gambar 1. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang tidak menggunakan Pupuk Kompos

Gambar 2. Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang menggunakan Pupuk Kompos

Gambar

Tabel 1.  Hasil Rata-rata Pertumbuhan Tinggi dan Diameter anakan Pinus (Pinus  merkusii) dengan 2 Perlakuan setelah 2 bulan
Gambar 1.  Grafik Pertumbuhan Tinggi Rata-rata Anakan Pinus (Pinus merkusii)  yang menggunakan Kompos dan yang tidak menggunakan pupuk  kompos
Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Diameter Rata-rata Anakan Pinus (Pinus  merkusii) yang menggunakan Kompos dan yang tidak  menggunakan pupuk kompos
Tabel 1. Data Rata-rata Tinggi dan Diameter Anakan Pinus (Pinus merkusii) yang  menggunakan Pupuk Kompos seberat 250 gram setelah 2 Bulan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan yang bermakna kondisi sarana penyediaan air bersih, kondisi sarana jamban keluarga, kondisi sarana pembuangan air limbah keluarga dan kondisi

,engingatkan kembali ke"ada ibu tentang "ers/nal $ygiene "ada balita  dengan membiasakan kebiasaan 9u9i tangan setela$ melakukan aktiitas?.

dilestarikan karena berada pada undang-undang adat yang mengatur tentang seni dalam masyarakat Minangkabau dan tidak bertentangan dengan falsafah adat Minangkabau

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa untuk persamaan regresi diperoleh hasil Y = 61,738 + 0,210 X, simpulannya adalah apabila kualitas sumber daya

Hasil yang didapatkan dengan adanya sebuah Sistem Informasi Geografis ini diharapkan dapat lebih memudahkan dalam memberikan informasi mengenai tata letak umum

Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang (Gandahusada, 1998). Waktu keaktifan mencari darah dari masing - masing nyamuk berbeda – beda, nyamuk yang aktif

Dari sekian banyak yang terlibat, maka yang secara terus menerus terlibat dalam kegiatan pengembangan kurikulum, yaitu para administrator pendidikan, para ahli

Kembalinya dasar pengaturan hukum agraria kepada hukum asli Indonesia terdapat dalam Pasal 5 UUPA, bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang