• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Penjualan Angsuran PPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Penjualan Angsuran PPT"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENJUALAN ANGSURAN

PENJUALAN ANGSURAN

(2)
(3)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

••

Penjualan angsuran yaitu penjualan yang

Penjualan angsuran yaitu penjualan yang

pembayarannya dapat dilakukan secara

pembayarannya dapat dilakukan secara

bertahap dalam jangka waktu tertentu dengan

bertahap dalam jangka waktu tertentu dengan

terlebih dahulu membayar uang muka (down

terlebih dahulu membayar uang muka (down

payment) kemudian sisanya akan diangsur

payment) kemudian sisanya akan diangsur

sesuai perjanjian antara penjual dengan

sesuai perjanjian antara penjual dengan

pembeli.

pembeli.

••

Oleh karena pembayaran penjualan angsuran

Oleh karena pembayaran penjualan angsuran

dilakukan secara bertahap maka transaksi

dilakukan secara bertahap maka transaksi

penjualan angsuran memiliki resiko yang besar

penjualan angsuran memiliki resiko yang besar

dalam penagihan piutang.

(4)

...

...

Penjualan angsuran dapat dilakukan

Penjualan angsuran dapat dilakukan

terhadap

terhadap

 :

 :

1. Aktiva tetap.

1. Aktiva tetap.

2. Barang dagangan.

2. Barang dagangan.

••

Masalah transaksi penjualan angsuran

Masalah transaksi penjualan angsuran

dari aspek akuntansi adalah berkaitan

dari aspek akuntansi adalah berkaitan

dengan pengakuan keuntungan atau laba

dengan pengakuan keuntungan atau laba

kotor penjualan angsuran.

(5)

Pengakuan laba kotor transaksi

penjualan angsuran

Pada umumnya pengakuan laba kotor dari

transaksi penjualan angsuran ada dua

cara yaitu

a. Metode laba kotor diakui pada periode

penjualan.

b. Metode laba kotor diakui proporsional

sesuai dengan penerimaan kas.

(6)

Metode laba kotor diakui pada

periode penjualan

 Apabila metode ini digunakan maka penjualan angsuran diperlakukan

sama seperti penjualan biasa atau transaksi penjualan kredit.

Laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan ditandai dengan

timbulnya piutang atau tagihan kepada pembeli.

Ketentuan metode ini adalah sebagai berikut :

a. Laba diakui seluruhnya pada periode dimana penjualan dilakukan.

b. Pada tahun berikutnya, tidak diakui adanya laba tetapi hanya

mencatat penerimaan kas dan mengurangi piutang.

c.

Hasil penagihan (pembayaran) setelah tahun penjualan dianggap

sebagai pengembalian pokok piutang angsuran.

d. Apabila konsumen dibebani bunga maka pencatatan atas bunga

dilakukan dengan mengakui pendapatan bunga.

(7)

Metode laba kotor diakui proporsional

sesuai dengan penerimaan kas

Pada metode ini, laba kotor diakui secara

proporsional sebesar persentase laba kotor

dibandingkan dengan jumlah uang kas yang

diterima.

Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan

yang menerapkan penjualan angsuran dalam

 jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.

(8)

Ketentuan akuntansi pada metode laba diakui proporsional dengan

penerimaan kas adalah sebagai berikut :

 –

Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan, dimasukkan

ke dalam rekening ”Laba Kotor Belum Direalisasi” (LKBD).

 –

Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor direalisasi

(LKD) = % LKBD x jumlah kas yang diterima tahun yang bersangkutan

(tdk termasuk bunga)

 –

% LKD dicatat dengan rumus:

Harga jual - harga pokok x 100%

Harga jual

 –

LKD adalah merupakan pengakuan laba secara bertahap dari LKBD,

yang kemudian diakui sebagai laba periode yang bersangkutan di

laporan rugi-laba.

 –

Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar LKD.

 –

LKBD yang belum disesuaikan menjadi LKD, akan disajikan di Neraca

pada sisi passiva di bawah kelompok hutang.

(9)

PENJUALAN ANGSURAN BARANG DAGANGAN

untuk penjualan angsuran barang dagangan mempunyai

ketentuan

 –

 ketentuan sbb:

Pembayaran uang muka ( Down Payment )

Pembayaran uang muka ini dilaksanakan secara tunai yang

 jumlahnya sebesar prosentase tertentu dengan harga jual

barang dagangan atau sebesar jumlah rupiah yang telah

ditentukan.

Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran

angsuran. Besarnya pembayaran angsuran ini telah

ditentukan sebelumnya atau dapat juga ditentukan besar

kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.

Dalam penjualan angsuran barang dagangan ini, tidak ada

pengakuan pendapatan bunga.

Dalam mencatat transaksi-transaksi penjualan perlu untuk

membedakan antara penjualan reguler dengan penjualan

angsuran. Hal ini sangat penting untuk dapat memberikan

data bagi perhitungan laba kotor yng diakui sebagai hasil

penerimaan pembayaran piutang dari penjualan angsuran.

(10)

Ketentuan akuntansi

penjualan angsuran barang dagangan

 Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan

angsuran barang dagangan adalah sebagai

berikut :

1. Laba diakui sebesar prosentase laba kotor

dikalikan kas yang direalisasi dari penjualan

angsuran ( proporsional dengan penerimaan kas ).

2. Piutang, penjualan dan LKBD untuk penjualan

angsuran diberi tanda tahun terjadinya agar dapat

diidentifikasi dengan jelas hubungannya dengan

laba kotor yang realisasi pada tahun yang

bersangkutan dengan piutang tersebut.

3. Pencatatan persediaan barang dagangan dapat

(11)

Ilustrasi

PT Eksekutif menjual barang dagangannya sebagian atas

dasar kontrak penjualan angsuran berlangsung selama 3

tahun disamping penjualan secara kredit. Berikut ini adalah

neraca per 1 Desember 2009 milik PT ”EKSEKUTIF” :

PT EKSEKUTIF

Neraca

1 Desember 2009

Kas

Piutang Reguler

Piutang Angsuran 2007

Piutang Angsuran 2008

Piutang Angsuran 2009

Persediaan

Aktiva Tetap (bersih)

Jumlah

Aktiva

Rp.

400.000

1.200.000

800.000

800.000

1.200.000

4.400.000

3.200.000

Rp. 12.000.000

Hutang Dagang

Hutang Lain-lain

LKBD 2007 (20 %)

LKBD 2008 (25 %)

LKBD 2009 (20 %)

Modal saham

Laba ditahan

Jumlah Passiva

Rp.

3.000.000

1.400.000

200.000

240.000

600.000

4.000.000

2.560.000

Rp.

12.000.000

(12)

Transaksi yang terjadi selama tahun 2009 adalah sbb:

1. Penjualan untuk tahun 2009 adalah terdiri dari penjualan kredit

reguler Rp 2.400.000 dan penjualan angsuran Rp 3.000.000.

2. Jumlah piutang yang tertagih selama tahun 2009 adalah:

Piutang reguler

Rp 800.000

Piutang Angsuran 2007

Rp 400.000

Piutang Angsuran 2008

Rp 600.000

Piutang Angsuran 2009

Rp 800.000

3. Biaya-biaya operasi selama tahun 2009 adalah Rp 400.000

4. Penghapusan piutang angsuran 2008 sejumlah Rp 500.000 yang

terdiri dari :

 –

Penghapusan piutang reguler

Rp 200.000

 –

Penghapusan piutang angsuran 2007

Rp 200.000

 –

Penghapusan piutang angsuran 2008

Rp 100.000

5. Kebijaksanaan penjualan yang ditempuh oleh perusahaan

adalah:

Harga pokok penjualan reguler adalah 60 % dari penjualan,

sedang harga pokok penjualan angsuran adalah 80 % dari

penjualan angsuran.

(13)

Berdasarkan data pada contoh diatas, PT

”EKSEKUTIF” akan membuat pencatatan jurnal sebagai

berikut :(dalam ribuan rupiah)

Keterangan

Metode Fisik 

Metode Perpetual

1. Mencatat

 penjualan th

2009

Reguler : 2.400.000

Angsuran : 3.000.000

Piutang dagang

2.400

Piut angs th.2000 3.000

Penjualan reguler 2.400

Penjualan angsuran 3.000

Piutang dagang

2.400

Piut angs th.2000 3.000

Penjualan reguler

2.400

Penjualan angsuran 3.000

HPP

1.440

HPP angsuran

2.400

Persed. Brg dg

3.840

2. Mencatat penerimaaan

 pembayaran piutang

Piutang reguler :800.000,

 piutang angsuran

2007 : 400.000

2008 : 600.000

2009 : 800.000

Kas

2.600

Piut dagang

800

Piut angs 2007

400

Piut angs 2008

600

Piut angs 2009

800

Kas

2.600

Piut dagang

800

Piut angs 2007

400

Piut angs 2008

600

Piut angs 2009

800

3. Mencatat biaya

operasi th.2009

Biaya operasi

400

Kas

400

Biaya operasi

400

Kas

400

(14)

4. Mencatat penghapusan piutang Reguler : 200.000 2007 : 200.000 2008 : 100.000 Penghpsan piut 435 LKBD 2007 40 LKBD 2008 25 Piut reguler 200 Piut angs 2007 200 Piut angs 2008 100 LKBD : 2007 : 20% x 200.000=40.000 2008 : 25% x 100.000=25.000 Penghpsan piut 435 LKBD 2007 40 LKBD 2008 25 Piut reguler 200 Piut angs 2007 200 Piut angs 2008 100 LKBD : 2007 : 20% x 200.000=40.000 2008 : 25% x 100.000=25.000 5.Penyesuaian 31 Desember 2009

Mencatat hpp penjualan angsuran

Mencatat LKBD th.2009 dan menutup HPP angsuran dan penjualan angsuran

Penyesuaian LKBD dari LKD dihitung dari % laba kotor dari piutang tertagih HPP reguler 1.440 HPP angsuran 2.400 Pengiriman BD 3.840 Penj angsuran 3.000 HPP angsuran 2.400 LKBD 600 LKBD 2007 80.000 LKBD 2008 150.000 LKBD 2009 160.000 LKD 390.000 LKBD 2007 : 20% x 400.000=80.000 LKBD 2008 : 25% x 600.000=150.000 LKBD 2009 : 20% x 800.00=160.000 Sdh dijurnal no.1 Penj angsuran 3.000 HPP angsuran 2.400 LKBD 600 LKBD 2007 80.000 LKBD 2008 150.000 LKBD 2009 160.000 LKD 390.000 LKBD 2007 : 20% x 400.000=80.000 LKBD 2008 : 25% x 600.000=150.000 LKBD 2009 : 20% x 800.00=160.000

(15)

6.Membuat jurnal penutup :

-Menutup by operasi

-Menutup penghpsan piutang

-Menutup HPP reguler

-Menutup penjualan angsuran

-Menutup LKD

LKD 390

Penj reguler 2.400

Biaya operasi 400

Penghpsn piut 435

HPP reguler 1.440

Laba rugi 515

LKD 390

Penj reguler 2.400

Biaya operasi 400

Penghpsn piut 435

HPP reguler 1.440

Laba rugi 515

(16)

Akun

Reguler

Angsuran

Total

Penjualan

2.400.000

3.000.000

5.400.000

HPP

1.440.000

2.400.000

3.840.000

Laba kotor 

960.000

600.000

1.560.000

Dikurangi :

LKBD 2009

(600.000-160.000)

-

440.000

(440.000)

960.000

160.000

1.120.000

Ditambah :

LKD 2008, 2007

(150.000+80.000)

230.000

230.000

Jml real laba kotor th.2009

960.000

390.000

Rp 1.350.000

Biaya operasi

(400.000)

Penghapusan piut

(435.000)

Laba bersih th.2009

515.000

PT ”EKSEKUTIF”

Laporan Laba - Rugi

(17)

PT ”EKSEKUTIF”

Laporan Laba Ditahan

Per 31 Desember 2009

Laba yang ditahan per 1 Desember 2009

Rp. 2.560.000

Laba bersih 2009 (dari Laporan Laba Rugi)

Rp. 515.000

Jumlah laba ditahan per 31 Desember 2009

Rp. 3.075.000

(18)

Kas

Piutang reguler

Piutang angsuran 2007

Piutang angsuran 2008

Piutang angsuran 2009

Persediaan

Aktiva tetap (bersih)

Jumlah

Rp.2.600.000

2.600.000

200.000

100.000

3.400.000

560.000

Rp.3.200.000

Rp.12.660.000

Hutang dagang

Hutang lain-lain

LKBD 2007 (20 %)

LKBD 2008 (25 %)

LKBD 2009 (20 %)

Modal saham

Laba yang ditahan

Jumlah

Rp. 3.000.000

1.400.000

80.000

65.000

1.040.000

4.000.000

3.075.000

12.660.000

PT ”EKSEKUTIF”

Neraca

Per 31 Desember 2009

Keterangan:

1.1.200.000 + 2.400.000

 –

 800.000 - 200.000 = 2.600.000

2.800.000

 –

 400.000

 –

 200.000 = 200.000

3.800.000

 –

 600.000

 –

 100.000 = 100.000

4.1.200.000 + 3.000.000

 –

 800.000 = 3.400.000

5.4.400.000

 –

 3.840.000 = 560.000

(19)

PENJUALAN ANGSURAN UNTUK

AKTIVA TETAP

Penjualan angsuran aktiva tetap adalah penjualan aktiva tetap

seperti tanah, bangunan dan sejenisnya yang pembayarannya

dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah

ditentukan. Biasanya pembayaran angsuran ini mempunyai tata

aturan atau persyaratan sebagai berikut :

 Adanya down payment atau uang muka

Pembayaran uang tunai secara periodik sebagai pembayaran

angsuran

Pengakuan keuntungan atau laba kotor penjualan angsuran pada

penjualan angsuran aktiva tetap dapat dilakukan dengan dua

metode yaitu

laba kotor diakui pada periode penjualan dan laba

kotor diakui secara proporsional sejalan dengan penerimaan

kas.

(20)

Berikut contoh kasus untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas

tentang metode pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran

aktiva tetap.

Contoh 1 :

Pada tanggal 1 September tahun 2005, PT Graha Property menjual

10 unit rumah dengan harga pokok per kapling Rp 300.000.000,00

dan dijual dengan harga Rp 400.000.000,00 ditambah bunga 10% per

tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap semester (6 bulanan)

selama 5 tahun atau 10 semester (10 kali angsuran), uang muka 20%

dan bunga dihitung dari sisa pinjaman.

Diminta:

1.

Buat skedul pembayaran angsurannya

2.

Jurnal transaksi penjualan angsuran dengan asumsi menggunakan

metode laba kotor diakui pada saat penjualan dan metode laba kotor

diakui sejalan dengan penerimaan kas.

(21)

Penyelesaian :

Skedul pembayaran angsuran ( dalam ribuan Rp )

Angsuran ke

Tgl bayar 

Bunga

Angsuran

Jml pembayaran

Sisa harga

kontrak 

1 Sept 05

-

-

-

4.000.000

(U.muka)

1 Sept 05

-

800.000

800.000

3.200.000

I

1 Mrt 06

160.000

320.000

480.000

2.880.000

II

1 Sept 06

144.000

320.000

464.000

2.560.000

III

1 Mrt 07

128.000

320.000

448.000

2.240.000

IV

1 Sept 07

112.000

320.000

432.000

1.920.000

V

1 Mrt 08

96.000

320.000

416.000

1.600.000

VI

1 Sept 08

80.000

320.000

400.000

1.280.000

VII

1 Mrt 09

64.000

320.000

384.000

960.000

VIII

1 Sept 09

48.000

320.000

368.000

640.000

IX

1 Mrt 10

32.000

320.000

352.000

320.000

X

1 Sept 10

16.000

320.000

336.000

0

Jumlah Total

880.000

4.000.000

4.880.000

(22)

-2. Jurnal transaksi penjualan angsuran dengan menggunakan

Metode

laba kotor diakui saat periode penjualan.

J u r n a l y an g d i b u a t s e b a g a i b er i k u t :

(dalam ribuan rupiah)

Keterangan transaksi Jurnal Pada saat penjualan tgl 1 Sept 05 :

10 x Rp 400.000 = 4.000.000 uang muka 20% = 800.000 HP rumah : 10 x Rp 300.00 = 3.000.000 Kas 800.000 Piutang angsuran 3.200.000 Rumah 3.000.000 Laba penjualan angs 1.000.000  Ajp tgl 31 Des 05 :

Bunga yang masih harus diterima 4 bulan ( 1 Sept sd 31 Des 05) 4/12 x 10% x 3.200.000 = 106.667

Piutang bunga 106.667

Pendapatan bunga 106.667 Jurnal penutup tgl 31 Des 05 :

Menutup rekening nominal ke iktisar laba rugi

Laba penjualan angs 1.000.000 Pendapatan bunga 106.667

Iktisar laba rugi 1.106.667 Jurnal balik tgl 1 Jan 06 :

Reversal entries atas bunga yang akan diterima th. 2005

Pendapatan bunga 106.667 Piutang bunga 106.667 Penerimaan angsuran I Tgl 1 Maret 06 :  Angsuran pokok : 3.200.000/10= 320.000 Bunga 6 bln x 10%/thn x 3.200.000= 160.000 Kas 480.000 Piutang angsuran 320.000 Pendapatan bunga 160.000

(23)

Dari contoh diatas diketahui bahwa dengan menggunakan metode ini

pada tahun kedua sudah tidak ada lagi pengakuan laba atas penjualan

angsuran rumah.

Penerimaan angsuran II

Tgl 1 Sept 06

 Angsuran pokok = 320.000

Bunga 6 bln x 10% per tahun x (3.200.000

 –

320.000) = 144.000

Kas 464.000

Piutang angsuran 320.000

Pendapatan bunga 144.000

 Ajp tgl 31 Desember 06 :

Bunga yang masih harus diterima 4 bln

4/12 x 10% x (3.200.000

 –

 640.000) = 85.333

Piutang bunga 85.333

(24)

Metode Laba diakui proporsional dengan

penerimaan kas

Keterangan transaksi

Jurnal

Pada saat penjualan tgl 1 Sept 05 :

10 x Rp 400.000 = 4.000.000

uang muka 20% = 800.000

HP rumah : 10 x Rp 300.00 = 3.000.000

Kas 800.000

Piutang angsuran 3.200.000

Rumah

3.000.000

LKBD

1.000.000

 Ajp tgl 31 Des 05 :

Bunga yang masih harus diterima 4 bulan ( 1 Sept sd

31 Des 05)

4/12 x 10% x 3.200.000 = 106.667

Penyesuaian LKBD atau Laba kotor direalisasi (LKD)

% laba kotor :

1.000.000 x 100% = 25%

4.000.000

Penerimaan kas th.2005 sebesar Rp 800.000.000

(down payment). Jadi LKD th.2005 adalah 25% x Rp

800.000.000 = Rp 200.000.000

Piutang bunga 106.667

Pendapatan bunga 106.667

LKBD 200.000

(25)

Jurnal penutup tgl 31 Des 05 :

Menutup rekening nominal ke iktisar laba rugi

LKD

200.000

Pendapatan bunga 106.667

Iktisar laba rugi

306.667

Jurnal balik tgl 1 Jan 06 :

Reversal entries atas bunga yang akan diterima th.

2005

Pendapatan bunga

106.667

Piutang bunga

106.667

Penerimaan angsuran I

Tgl 1 Maret 06 :

 Angsuran pokok : 3.200.000/10 = 320.000

Bunga 6 bln x 10%/thn x 3.200.000= 160.000

Kas

480.000

Piutang angsuran

320.000

Pendapatan bunga

160.000

Penerimaan angsuran II

Tgl 1 Sept 06

 Angsuran pokok = 320.000

Bunga 6 bln x 10% per tahun x (3.200.000

 –

320.000) = 144.000

Kas 464.000

Piutang angsuran 320.000

Pendapatan bunga 144.000

(26)

 Ajp tgl 31 Desember 2006

 Ajp bunga yang masih harus diterima 4 bln ( 1 Sept

sd 31 Des 06)

4/12 x 10% x (3.200.000-640.000) = 85.333

Penyesuaian LKBD

Penerimaan kas th.2006 sebesar Rp 64.000.000

(angsuran I dan II). Jadi LKD th.2006 adalah 25%

x Rp 640.000.000 = Rp 160.000.000

Piutang bunga 85.333

Pendapatan bunga 85.333

LKBD

160.000

LKD

160.000

Jurnal penutup tgl 31 Des 06 :

Menutup rekening nominal ke iktisar laba rugi

LKD

160.000

Pendapatan bunga 85.333

Iktisar laba rugi 245.333

Jurnal balik tgl 1 Jan 07 :

Reversal entries atas bunga yang akan diterima th.

2006

Pendapatan bunga 85.333

(27)

Berikut penjelasan dari jurnal dan perhitungan pada tabel diatas :

a.Laba penjualan angsuran akan diakui setiap tahun yang besarnya

tergantung pada besarnya kas yang diterima pada tahun yang

bersangkutan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 jurnal LKD sebesar

Rp 200.000.000, sedangkan untuk tahun 2006 sebesar Rp

160.000.000. Hal ini disebabkan karena jumlah kas yang diterima

selama tahun 2005 lebih besar daripada jumlah kas yang diterima pada

tahun 2006.

b.Jurnal yang dibuat pada tahun 2007 dan berikutnya sama dengan

 jurnal pada tahun 2006, perbedaannya hanya teletak pada jumlah

pendapatan bunga yang semakin kecil karena bunga dihitung dari

saldo pokok pinjaman dimana saldo pokok pinjaman akan semakin

kecil karena adanya pelunasan ditahun sebelumnya.

(28)

Kegagalan pelunasan piutang

angsuran aktiva tetap

 Apabila terjadi si pembeli tidak mampu untuk melunasi

angsurannya, maka ini berarti seluruh laba yang

diperhitungkan tidak dapat semuanya direalisasikan.

Dengan adanya kegagalan pelunasan ini, biasanya

aktiva tetap yang terjual dimiliki kembali oleh si penjual

dan aktiva tetap tersebut dinilai sebesar nilai pasar pada

saat aktiva tetap tersebut ditarik/dimiliki kembali.

Sedangkan jumlah pembayaran angsuran yang telah

dibayar oleh pembeli tidak dapat diminta kembali oleh

pembeli.

(29)

 Adanya kegagalan pelunasan angsuran tersebut maka pihak

penjual akan mengakui adanya laba atau rugi pemilikan kembali.

Besarnya laba atau rugi pemilikan kembali yang diakui tergantung

pada metode laba yang digunakan dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Jika pencatatan dilakukan dengan metode laba diakui pada saat

penjualan, laba atau rugi dihitung dengan cara membandingkan nilai

aktiva tetap yang dimiliki kembali dengan jumlah piutang angsuran

yang belum dilunasi.

2. Jika pencatatan dilakukan dengan metode laba diakui proposional

dengan penerimaan kas maka laba atau rugi dihitung dengan cara

 jumlah nilai aktiva tetap yang dimiliki ditambah pengurangan laba

kotor yang belum direalisasi dibandingkan dengan jumlah piutang

angsuran yang belum dilunasi.

(30)

ILUSTRASI

Seorang pengusaha menjual secara angsuran

aktiva tetap dengan harga pokok Rp 80.000.000,

dan dijual dengan harga Rp 100.000.000. Uang

muka ditentukan sebesar Rp. 30.000.000, dan

sisanya dibayar secara angsuran. Setelah

membayar angsuran sejumlah Rp 40.000.000,

pembeli menyatakan tidak mampu lagi untuk

melunasi sisa angsurannya, akibatnya aktiva

tersebut ditarik kembali oleh pengusaha tersebut

dan nilai pada saat dimiliki kembali oleh penjual

adalah Rp 28.000.000.

(31)

Solusi

Bila pembukuannya menggunakan

metode laba diakui pada saat

penjualan.

Dengan metode ini, terlebih dahulu dihitung jumlah piutang angsuran

yang belum dilunasi kemudiaan dibandingkan dengan nilai pemilikan

kembali aktiva tetap.

Jumlah piutang angsuran awal adalah:

Rp. 100.000.000

 –

Rp. 30.000.000

= Rp. 70.000.000

Jumlah angsuran yang telah dibayar

= Rp. 40.000.000

Piutang angsuran yang belum dibayar = Rp. 30.000.000

Nilai pemilikan kembali Aktiva Tetap

= (Rp. 28.000.000)

Rugi pemilikan kembali

= Rp. 2.000.000

Jurnal yang dibuat :

 Aktiva tetap

Rp. 28.000.000

Rugi pemilikan kembali

Rp. 2.000.000

(32)

Bila pembukuannya menggunakan

metode laba diakui secara proporsionil

dengan penerimaan kas.

Cara perhitungan laba rugi pemilikan kembali adalah sebagai berikut :

Menghitung Tingkat laba kotor =

Rp. 100.000.000

 –

 Rp. 80.000.000

 100 % = 20 %

Rp. 100.000.000

Jumlah piutang angsuran yang belum dibayar adalah:

Rp. 70.000.000

 –

 Rp. 40.000.000 = Rp. 30.000.000

Laba Kotor yang Belum Direalisasi ( LKBD ) harus disesuaikan ( dikurangi )

sebesar 20 %

 Rp 30.000.000 = Rp.6.000.000

Berdasarkan perhitungan diatas, jurnal yang harus dibuat adalah:

 Aktiva tetap

Rp. 28.000.000

LKBD

Rp. 6.000.000

Piutang angsuran

Rp. 30.000.000

Laba pemilikan kembali

Rp. 4.000.000

Referensi

Dokumen terkait

1. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan angsuran. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit

3. Piutang yang dapat ditagih sebesar Rp 7.300.000,- sisanya dihapuskan. Seluruh hutang pada kreditur dilunasi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi likuidasi dialokasikan

Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada periode yang bersangkutan.. Nilai aktiva ditelaah kembali pada tanggal neraca

Tolok ukur produktivitas perusahaan ditunjukkan oleh laba atas penjualan (laba bersih dibagi dengan penjualan) , pengembalian atas aktiva (total penjualan dibagi total

Dengan demikian untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas atas penerapan metode pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran, maka digunakan tabel frekuensi dan

1) Membuat proyeksi laba rugi. Proyeksi laba rugi akan dihitung berdasarkan nilai keuntungan setelah pajak dari data besar penjualan, nilai HPP yang telah ditentukan,

Dalam hal pengakuan pendapatan, perusahaan harus memperhatikan apakah laba kotor atas penjualan angsuran tersebut telah dapat diakui pada suatu periode atau masih harus ditangguhkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ID Food masih melakukan pencatatan transaksi usahanya secara manual dan belum memiliki sistem informasi penjualan dan laporan laba rugi yang membantu