• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SETUMA PROVINSI BENGKULU. Produksi di Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan. tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SETUMA PROVINSI BENGKULU. Produksi di Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan. tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

N.="==U

ll:.=--J EF.^$ :1*=-:f r:i:'

1 i!,::..-...-.:;, r:,.

BUPATI

SETUMA

PROVINSI

BENGKULU

PERATURAN BUPATI SELUMA

NOMOR'

)

TAHUN 2OI4

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS DAN FUNGSI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESATUAN PENGELOI"AAN HUTAN LINDUNG

(KPHL) PADA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN SELUMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SELUMA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

ketentuan

Pasal

2

ayat

(1) Peraturan Menteri Dalam

Negeri

Nomor

61 Tahun

2O1O

tentang

Pedoman Organisasi

dan

Tata Kerja

Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung dan

Kesatuan

Pengelolaan Hutan

Produksi

di

Daerah,

maka

perlu

menetapkan

Peraturan

Bupati

tentang

Pembentukan

Organisasi,

Tata

Kerja, T\rgas

dan

Fungsi

Unit

Pelaksana Teknis

Dinas

Kesatuan

Pengelolaan

Hutan Lindung

(KPHL)

pada

Dinas

Kehutanan Kabupaten Seluma;

Undang-Undang Nomor 41

Tahun

1999

tentang

Kehutanan

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun tg99

Nomor

167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3888)

sebagaimana

telah diubah

dengan

Undang-Undang

Nomor

19

Tahun

2OO4

tentang

Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 41

Tahun

Tggg

tentang

Kehutanan

menjadi

Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2OO4 Nomor 86, Tambahan

Irmbaran

Negara Republik Indonesia Nomor

aal2];

(2)

a

2,

Undang-Undang Nomor

3 Tahun

2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Mukomuko, Kabupaten

Seluma

dan

Kabupaten

Kaur

di

Propinsi Bengkulu

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO3

Nomor

23,

Tambahan

Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor a2661;

3.

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2OA4

bntang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2OO4

Nomor 6O,

Tambahan l,ernbaran

Negara Republik Indonesia Nomor

aa37l;

sebagaimana

telah

diubah beberapa

kali, terakhir

dengan

Undang-Undang

Nomor

t2

Tahun

2008

tentang

Perubahan

Kedua

Atas Undang-Undang

Pemerintahan

Nomor 32 Tahun 2OA4

tentang

Daerah (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2008

Nomor

99,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

454fl;

4.

Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011

tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2011

Nomor

82,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor

523a1;

Undang-Undang Nomor 18

Tahun

2073

tentang

pencegahan

dan

Pemberantasan

Perusakan

Hutan

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2013

Nomor

13O,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor SaB2l;

Undang-Undang Nomor

5

Tahun 2014

tentang

Aparatur

sipil

Negara

(kmbaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

zAU

Nomor

6,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia Nomor

5a9a\

5.

6.

7.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

44

Tahun

2OA4

tentang

Perencanaan

Kehutanan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO4 Nomor 146,

Tambahan

Lembaran

(3)

8.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

45

Tahun

2AO4

tentang

Perlindungan

Hutan

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2AO4

Nomor

167, Tambahan

Republik Indonesia Nomor 8888);

Lembaran Negara

9.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

6

Tahun

2AAT

tentang

Tata

Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan,

serta

Pemanfaatan

Hutan

sebagaimana

teiah

diubah

dengan

Peraturan

Pemerintah

Nomor

3

Tahun

2008

tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor

6 Tahun

2AA7

tentang Tata Hutan

dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan,

serta Pemanfaatan

Hutan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia

Tahun

2OOT Nomor 16, Tambahan

Negara Republik Indonesia Nomor

a&la[

Lembaran

10.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

38

Tahun

2AA7

tentang

Pembagian

Urusan

Pemerintahan

Antara

Pemerintah,

Pemerintah

Daerah Provinsi

dan

Pemerintah

Daerah

KabupatenlKota (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OOT Nomor

82,

Tambahan Lembaran Negara Nomor

Republik Indonesia a7 371;

11.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

4L

Tahun

2AOT

tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OOT

Nomor

89,

Tambahan

Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor

a7a\;

12.

Peraturan

Menteri

Kehutanan

NomorP.6lMenhut-Il/2o09

tentang

Pembentukan

Wilayah

Kesatuan Pengelolaan Hutan;

13.

Peraturan

Menteri

Kehutanan Nomor

P.6/Menhut-fi/2}lA

tentang

Norma,

Standar,

Prosedur

dan

Kriteria

Pengelolaan Hutan

pada Kesatuan

Pengelolaan Hutan

Lindung

(KPHL)

dan

Kesatuan

(4)

Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 61

Tahun

2O1O

tentang

Pedoman

Organisasi

dan

Tata

Kerja

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi

di

Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Seluma Nomor 15

Tahun

2AO7

tentang

Organisasi

dan Tata Kerja Dinas

Daerah

sebagaimana

telah diubah

beberapa

kali

terakhir

dengan Peraturan Daerah

Kabupaten

Seluma Nomor

10

Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah

Kabupaten Seluma Nomor 15 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Seluma;

Menetapkan

MEMUTUSKAN :

: PERATURAN BUPATI SELUMA TENTANG ORGANISASI

DAN

TATA

KERJA

UNIT

PELAKSANA TEKNIS DINAS KESATUAN PENGELOLAAN

HUTAN

LINDUNG (KPHL}

PADA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN SELUMA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal

I

Dalam Peraturan

ini

yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Seluma;

2.

Pemerintah Daerah

adalah

Bupati dan Perangkat

Daerah

sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Seluma;

4. Dinas adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Seluma;

5. Kepala dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Seluma;

6.

Unit

Pelaksana

Teknis

Dinas

yang

selanjutnya

disebut

UPTD

adalah

unit

organisasi

pada Dinas

Kehutanan

yang

melaksanakan

tugas

teknis

operasional

dan/atau

tugas

teknis

penunjang yang

memiliki wilayah

kerja

satu atau beberapa kecamatan;

L4.

15.

l-l.,riinrril,lil

{n8.

sttuMA

I

(5)

7. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang

menunjukan

tugas, tanggung

jawab,

wewenang

dan

hak

seorang Pegawai Negeri

Sipil

dalam

satuan

organisasi

yang dalam

pelaksanaan

tugasnya

didasarkan pada

keahlian

dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri; BAB II

PEMBENTUKAN Pasal 2

Dengan Peraturan

Bupati

ini

dibentuk Unit

Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) pada Dinas Kehutanan Kabupaten Seluma.

BAB

III

KEDUDUKAN

Pasal 3

UPTD Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, merupakan

unsur

pelaksana

teknis operasional

danIatau

tugas penunjang dinas.

UPTD Sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

2

dipimpin oleh

seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas.

Kepala UPTD

dan

Kepala

Sub Bagian Tata Usaha

upTD

diangkat

dan

diberhentikan oleh Bupati atas usulan Kepala Dinas.

Kepala

sub

Bagian

Tata

usaha uprD

dipimpin

oleh

seorang

Kepala

sub

Bagian Tata usaha yang berada

di

bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala UPTD.

BAB IV

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI Pasal 4

(u

{21

(3)

{4)

(1) KPHL mempunyai

tugas pokok

melaksanakan pengelolaan

hutan

dengan fungsi

hutan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

untuk

melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1)

mempunyai

fungsi

:

sesuai

KPHL

(6)

Menjabarkan

kebijakan kehutanan

nasional

provinsi

dan kabupaten/kota bidang kehutanan

untuk di

implementasikan;

Melaksanakan

kegiatan

pengelolaan

hutan

di

wilayahnya

mulai

dari perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan

dan

pengawasan serta pengendalian;

Melaksanakan

pemantauan dan

penilaian atas pelaksanaan kegiatan

pengelolaan

hutan

di wilayahnya;

Membuka

peluang investasi

guna

mendukung tercapainya tujuan

pengelolaan hutan.

BAB V

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5

Susunan Organisasi UPTD

terdiri dari

:

a.

Kepala;

b.

Sub Bagian Tata Usaha; dan

c.

Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan susunan

organisasi

UPTD tercantum

pada

lampiran

yang merupakan bagian

tidak

terpisahkan dari Peraturan Bupati

ini.

BAB VI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 5

Kelompok

Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas

UPTD Kesatuan Pengelolaan

Hutan Lindung

(KPHL)

dan tugas

lain

yang diberikan atasan.

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dirnaksud pada ayat (1)

terdiri

dari

sejumlah tenaga Fungsional yang

diatur

dan ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3)

Jumlah

Tenaga Fungsional

sebagaimana

pada

ayat

(1)

ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang

jabatan

fungsional sebagaimana

tersebut

pada ayat {1) di

atur

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. c. d. (1) (21 (1) {21

(7)

(1)

(21

t3)

Pasal 7

Dalam rangka mendukung

pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

UPTD Kesatuan

Pengelolaan

Hutan Lindung

{KPHL)

dibentuk

Resort KPHL berdasarkan pada

norma, standar, prosedur dan

kriteria

sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB VII

ESELONERING, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 8

Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan

Hutan

Lindung (KPHL) adalah Jabatan

Eselon IV.a

Kasubag Tata Usaha Kesatuan Pengelolaan

Hutan

Lindung (KPHL) adalah

Eselon IV.b

Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan

Hutan Lindung

(KPHL)

dan

Kasubag

Tata Usaha diangkat

dan

diberhentikan

oleh

Bupati

atas

usul

Kepala

Dinas Kehutanan Kabupaten Seluma.

BAB VIII TATA KERJA

Pasal 9

Kepala

UPTD

dalam

melaksanakan

tugasnya

wajib

menerapkan

prinsip,

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

baik

antar

unit

di

dalam UPTD

Kesatuan Pengelolaan

Hutan Lindung

(KPHL}, dengan Dinas yang menangani

urusan

kehutanan

dan instansi lain yang terkait.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 10

Penjabaran

tugas pokok

dan

fungsi

Kepala

Hutan Lindung

(KPHL), Kepala Sub Bagian Tata

Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Kehutanan Kabupaten Seluma.

UPTD

Kesatuan

Pengelolaan (TU),

dan

Kelompok Jabatan

5

di

atur

oleh

Kepala

Dinas

(8)

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan Bupati

ini

mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan

Peraturan

Bupati

ini

dengan penempatannya daiam Berita Daerah Kabupaten seluma.

Dite pkan di Tais

pada

0

T-913.2ot

I

t'\

T

B{J*DRA JAYA Diundangkan pada tanggal SEKRETARIS di Tais

,QT

^oV

2oI4

DAERAH KABUPATEN SELUMA 1^

BERITA DAERAH KABUPATEN SELUMA TAHUN 2014 NOMOR...

H. SYAFRUDIN.DA,SH.MM

m'"m

iiilocilt Fsrtot.;tl Frrt<uM

--j.3rroot1,r (!tll-l'lc ,

(9)

-STRUKTUR ORGANISASI

DAN TATA

KERJA

UPTD

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL)

PADA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN SELUI\4A

LAMPIRAN

:

PERATURAN BUPATI SELUMA

NOMOR

:1-z-

TAHUN 2014

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELONilPOK JABATAN FUNGSIONAL RESORT KPH SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SELUMA, H. SYAFRUDIN DA,SH.MM

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa konsep ar- sitektur hijau dengan menggunakan material daur ulang pada perumahan di lahan sawah adalah: (1) memiliki fi- tur yang maksimal

Data yang berada di bawah Lower Control Limit (di luar batas kendali) kemungkinannya dapat disebabkan oleh menumpuknya adonan di lubang vacuum yang menyebabkan output sosis

Jumlah serum babi yang positif yang berasal dari RPH Denpasar, yaitu serum dari babi dengan lesi pada hati (yang diduga kista Zhenia saginata taiwanensis) dan serum dari babi

Lusia Doloksanggul Humbanghas 30 1230004-045 ANGEL IRENE PAKPAHAN P SMPS Bintang Timur Pematangsiantar Pematangsiantar 31 1230004-046 ANGEL SIALLAGAN P SMPS Bintang

Permohonan disampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri, kemudian didaftarkan dalam buku register dan diberi nomor unit setelah pemohon membayar persekot biaya perkara yang

Pembangunan Sistem Pengurusan Makmal yang meliputi tempahan dan inventori ini adalah penting sebagai satu cara untuk menjadikan pengurusan makmal sains sekolah menjadi lebih

Mata kuliah ini menguraikan konsep dasar fisiologi otot yang mencakup otot rangka, mekanisme kontraksi secara molekuler, mekanisme kontraksi satu serabut otot, metabolisme energi

Surakarta antara lain : 1) Waktu pelaksanaan kegiatan shalat Dhuha dilaksanakan pada jam sembilan pagi. Untuk waktu shalat Zuhur dilaksanakan pada jam duabelas, 2)