• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN MEDAN SELAYANG

2.1. SejarahTerbentuknya Kecamatan Medan Selayang

Menurut data yang diperoleh melalui kantor Kecamatan Medan Selayang disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di bagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang memiliki luas dengan perkiraan sekitar 23,89 km2 atau 4,83% dari seluruh luas wilayah Kota Medan. Kecamatan ini berada pada ketinggian 26-50 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan.

Sebelum menjadi kecamatan defenitif (kecamatan yang berdiri sendiri), maka terlebih dahulu diproses melalui Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tentang Penetapan dan Perubahan 10 Perwakilan Kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dengan nama “Perwakilan Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 (lima) kelurahan. Ketika itu, kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran 6x12 m di Jalan Bunga Cempaka Kelurahan Padang Bulan Selayang II.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 1991 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8 (delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan maka secara resmi Perwakilan Kecamatan Medan Selayang menjadi kecamatan defenitif yaitu Kecamatan Medan Selayang. Kantornya pun telah menempati bangunan permanen dengan

(2)

luas tanah lebih kurang 2000 m2 dan luas bangunan 396 m2 dan dibangun atas adanya bantuan masyarakat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Kelurahan Persiapan di Kota Medan maka Kecamatan Medan Selayang berkembang dari 5 (lima) kelurahan menjadi 6 (enam) kelurahan yaitu: Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Tanjungsari, Kelurahan Swasembada dan yang terakhir adalah Kelurahan Sempakata.

Sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Selayang dari tahun 1991 sampai sekarang, wilayah ini telah dipimpin oleh beberapa Camat. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kantor Kecamatan Medan Selayang, terdapat 5 (lima) kali pergantian camat yang terhitung sejak tahun 1991 hingga tahun 2007 bahkan hingga sekarang. Adapun daftar nama camat tersebut diantaranya adalah :

1. OK Lailan Zaitun merupakan camat yang pertama menjabat di Kecamatan Medan Selayang sejak terbentuknya Perwakilan Kecamatan Medan Selayang dengan masa bakti sejak tahun 1991 hingga tahun 1993.

2. Drs. Farit Wajedi, M.Si., menduduki jabatannya dengan masa bakti sejak tahun 1993 hingga tahun 1998.

3. Drs. Parluhutan Hasibuan menduduki jabatannya dengan masa bakti sejak tahun 1998 hingga tahun 2000.

4. H. Syarifuddin, SH., menduduki jabatannya dengan masa bakti sejak Desember pada tahun 2000 hingga Juli pada tahun 2006.

(3)

5. M. Reza Hanafi S.STP. M.AP., menduduki jabatannya pada Desember 2006 hingga sekarang.

2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang

Secara geografis, kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang berada di wilayah Barat Daya Kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0-5% (profil Kecamatan Medan Selayang). Wilayah-wilayah yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor - Sebelah Timur : Kecamatan Polonia

- Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Luas wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah lebih kurang 2.379 Ha. Disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Kelurahan yang terluas di kecamatan ini adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha dan memiliki 17 lingkungan. Adapun kelurahan yang lain adalah Kelurahan Tanjung Sari 510 Ha dan memiliki 14 lingkungan, Sempakata dengan luas 510 Ha dan memiliki 6 (enam) lingkungan, Asam Kumbang dengan luas 400 Ha dan memiliki 10 lingkungan, Padang Bulan Selayang I dengan luas 180 Ha dan memiliki 10 lingkungan, kemudian yang terakhir adalah Kelurahan Beringin sebagai Kelurahan terkecil dengan luas yang hanya 79 Ha dan memiliki 6 lingkungan.

(4)

Secara garis besar, kawasan Medan Selayang merupakan pemukiman. Namun masih ada kawasan pertanian yang terdapat di Kelurahan Tanjung Sari, Asam Kumbang, dan Padang Bulan Selayang II, yang masih memiliki peluang untuk mengembangkan kawasan agrobisnis yang bernilai ekonomis, apalagi jika dapat dikembangkan secara professional. Salah satu faktor penting di wilayah Kecamatan Medan Selayang ini adalah tingkat kesuburan tanahnya. Hal ini dikarenakan tanah tersebut merupakan tanah yang berjenis tanah andosol. Jenis tanah andosol ini memiliki tingkat kesuburan yang tinggi serta dilewati sungai, sehingga wilayah ini menjadi daerah yang subur bagi pertanian.

Daerah yang subur bagi pertanian ini ternyata tidak dibarengi dengan tingkat pertanian yang semakin tinggi, namun justru lahan pertanian banyak yang dijadikan sebagai komplek/perumahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya komplek/perumahan yang telah berdiri di Kecamatan Medan Selayang seperti Taman Setia Budi Indah, Graha Tanjung Sari, Villa Malina Indah, Taman Asoka dan lain-lain. Adapun jenis pemukiman perumahan yang berkembang tersebut yaitu perumahan/komplek berjumlah 13 unit, asrama 1 (satu) unit, rumah sehat 16.816 unit dan rumah sederhana 924 unit (Profil Kelurahan, tahun 2006). Sejak tahun 2006 hingga tahun 2010 lahan pertanian semakin berkurang karena fungsinya telah berubah menjadi komplek/perumahan.

Perubahan lahan pertanian menjadi komplek/perumahan tentu menimbulkan dampak tersendiri karena pada setiap perubahan tentu dapat memunculkan hal yang positif maupun negatif. Hal positif yang terjadi akibat perubahan lahan pertanian menjadi komplek/perumahan yaitu lokasi tersebut menjadi ramai karena pertambahan penduduk yang berada di

(5)

komplek/perumahan. Adanya komplek/perumahan menjadikan lokasi tersebut terlihat mewah karena bangunan komplek/perumahan itu sendiri adalah bangunan yang dapat dikatakan mewah bagi masyarakat pada umumnya. Di dalam komplek/perumahan terdapat kolam renang yang disediakan untuk umum sehingga kolam renang tersebut tidak hanya dipakai oleh mereka yang tinggal di komplek/perumahan. Adapun hal negatif yang terjadi akibat dari perubahan lahan pertanian menjadi komplek/perumahan yaitu berkurangnya hasil pertanian. Lahan yang subur karena memiliki jenis tanah andosol seperti yang telah dituliskan di atas seharusnya dapat menjadikan hasil pertanian yang berkualitas, namun dengan adanya perubahan fungsi lahan maka hasil pertanian yang seharusnya berkualitas itu menjadi tidak terwujud dan bahkan hasil pertanian pun menjadi berkurang.

Berdasarkan data luas sawah di Kecamatan Medan Selayang menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan lahan yang rata-rata mencapai 0,5% per tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Luas Sawah di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2002 - 2006

No Tahun Luas (Ha)

1 2002 515

2 2003 496

3 2004 450

4 2005 423

5 2006 398

Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Medan

Dari tabel 2.1 di atas dapat dilihat jumlah luas sawah ketika tahun 2002 adalah 515 Ha dan di tahun 2006 mengalami penurunan hingga menjadi 398 Ha maka dengan begitu telah terjadi penurunan sawah wilayah sejumlah 117 Ha. Tidak hanya kebutuhan pokok seperti penyediaan lahan yang telah disebutkan pada kalimat di atas yang menjadi salah satu hal penting untuk masyarakat, namun

(6)

ada pula kebutuhan sekunder masyarakat yang harus terpenuhi. Untuk itu dalam menunjang kebutuhan sekunder masyarakat maka di Kecamatan Medan Selayang telah disediakan penyediaan air bersih dengan jumlah 56,44%, listrik berjumlah 99%, telepon 28,15%, lapangan olahraga 24 persil, rumah ibadah 60 unit, rumah sakit 1 (satu) unit, dan terdapat 3 (tiga) unit puskesmas yang sudah tersedia dengan baik.

Pada tahun 2008 penyediaan listrik dari PLN (Pembangkit Listrik Negara) dan penyediaan air bersih dari PAM (Perusahaan Air Minum) sudah lebih membaik. Tercatat sebanyak 32.210 rumah tangga yang berlangganan listrik PLN dan sebanyak 16.547 rumah tangga yang berlangganan air PAM di Kecamatan Medan Selayang. Di Kecamatan Medan Selayang ini juga terdapat beberapa jenis pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan antara lain yaitu:

 KTP dan KK

 Surat Keterangan Pindah

 Kartu Nomor Induk Kependudukan (Kartu NIK)

 Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM)

 Surat Izin Menetap (SIM)

 Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Lahir Mati

 Surat Keterangan Kematian

 Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan (SKPSK)

(7)

2.3. Kependudukan 2.3.1. Jumlah Penduduk

Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 84.913 jiwa. Diantara keenam kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, kelurahan yang terbanyak penduduknya yaitu Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 29.319 jiwa dan kelurahan yang paling sedikit penduduknya yaitu Kelurahan Beringin dengan jumlah 7.662 jiwa.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk per km² Tahun 2008

Kelurahan Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk per km² 1. Sempakata 8957 5,1 1756 2. Beringin 7662 0,79 9699 3. PB Selayang II 14445 7 2064 4. PB Selayang I 9773 1,8 5429 5. Tj. Sari 29319 5,1 5749 6. Asam Kumbang 14758 4 3690 Medan Selayang 84913 23,79 3569

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Data pada tabel 2.2 di atas adalah data pada tahun 2008. Telah terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Berdasarkan pada hasil registrasi penduduk kelurahan disebutkan bahwa pada tahun 2000 penduduk di Kecamatan Medan Selayang berjumlah 73.500 jiwa, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2001 dengan jumlah jumlah 77.783 jiwa, dan pada tahun 2004 berjumlah 84.304, hingga tahun 2008 peningkatan jumlah penduduk tersebut terus terjadi.

(8)

2.3.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat perbandingannya antara jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan pada Kecamatan Medan Selayang. Jumlahnya cukup jauh berbeda yaitu terpaut 833 orang lebih banyak perempuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini:

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin

Kelurahan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1. Sempakata 4562 4395 8957 2. Beringin 3727 3935 7662 3. PB Selayang II 6491 7953 14445 4. PB Selayang I 4966 4807 9773 5. Tj.Sari 14919 14400 29319 6. Asam Kumbang 7375 7384 14758 Jumlah 42040 42873 84913

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Berdasarkan data pada tabel 2.3 di atas dapat dilihat bahwa untuk se Kecamatan Medan Selayang yang menjadi penduduk terbanyak adalah yang berjenis kelamin perempuan yaitu dengan jumlah 42.873 jiwa, sedangkan laki-laki berjumlah 42.040 jiwa. Jika dihitung berdasarkan per kelurahan maka terdapat perbandingan 50:50 yaitu 3 (tiga) kelurahan yang berjenis kelamin laki-laki terbanyak, diantaranya adalah Kelurahan Sempakata, Kelurahan PB Selayang I, dan Kelurahan Tanjung Sari dan 3 (tiga) kelurahan lagi berjenis kelamin perempuan terbanyak, diantaranya yaitu: Kelurahan Beringin, Kelurahan PB Selayang II, dan Kelurahan Asam Kumbang. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Medan Selayang berada di Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 29.319 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kelurahan Beringin dengan jumlah 7.662 jiwa. Kelurahan Tanjung Sari itu sendiri adalah

(9)

salah satu kelurahan yang termasuk lebih banyak penduduk yang berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan, sedangkan Kelurahan Beringin adalah salah satu kelurahan yang lebih didominasi oleh penduduk yang berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki.

2.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Pendidikan

Jumlah penduduk Kecmatan Medan Selayang berdasarkan status pendidikannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun berdasarkan Status Pendidikan Tahun 2008

Kelurahan Sekolah Tidak Sekolah Jumlah

1. Sempakata 1241 0 1241 2. Beringin 3098 0 3098 3. PB Selayang II 4341 0 4341 4. PB Selayang I 2834 0 2834 5. Tj.Sari 8515 0 8515 6. Asam Kumbang 4106 0 4106 Medan Selayang 24135 0 24135

Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.4 di atas bahwa seluruh penduduk Kecamatan Medan Selayang yang berusia 7-12 tahun adalah berstatus bersekolah dan tidak ada 1 (satu) orang pun yang tidak bersekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Kelurahan Tanjung Sari yang merupakan kelurahan terbanyak penduduknya bila dibandingkan dengan kelurahan lainnya yaitu dengan jumlah penduduk 29.319 jiwa maka dengan begitu generasi penerusnya atau angka kelahirannya tentu juga lebih banyak dari pada angka kelahiran penduduk di kelurahan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.4 di halaman sebelumnya yaitu penduduk yang berusia 7-12 tahun berjumlah sebanyak 8.515 jiwa.

(10)

2.3.4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk Kecamatan Medan Selayang menurut kelompok umur dan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur 0-65 tahun Di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2008

Kelompok Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 0-4 3625 3800 7425 5-14 7926 7878 15804 15-44 22583 23041 45624 45-64 6593 6335 12928 > = 65 1313 1820 3133 Jumlah 42040 42873 84913

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Data pada tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk kelompok umur 15-44 tahun dengan jumlah 45.624 jiwa adalah yang mendominasi dari kelompok umur lainnya. Hal ini dikarenakan berdasarkan kelompok umur, selisih umur 15-44 tahun adalah selisih umur yang paling jauh dari pada kelompok umur lainnya yaitu 29 tahun banyaknya selisih umur tersebut. Data pada tabel menunjukkan bahwa umur 15-44 tahun adalah usia produktif maka kelompok umur ini di dasarkan atas kelompok usia produktif.

2.3.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Terdapat beberapa mata pencaharian bagi penduduk Kecamatan Medan Selayang. Diantaranya yaitu Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, ABRI, Petani, Pedagang, Pensiunan dan lainnya. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada tabel 2.6 di halaman berikutnya:

(11)

Tabel 2.6

Mata Pencaharian Penduduk

Kelurahan Peg. Negeri Peg. Swasta ABRI Peta-ni Peda-gang Pen-siun an Lain nya 1. Sempakata 453 1415 32 381 351 67 491 2. Beringin 391 2317 37 278 1917 193 71 3. PB Selayang II 1881 716 569 193 195 119 145 4. PB Selayang I 331 1371 42 191 276 154 274 5. Tj. Sari 618 2021 74 272 427 103 372 6. Asam Kumbang 517 323 832 293 157 139 3794 Jumlah 4191 8163 1586 1608 3323 775 5147 Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Data pada tabel 2.6 di atas menunjukkan bahwa yang mendominasi mata pencaharian penduduk terbanyak adalah berada di Kelurahan Asam Kumbang dengan jumlah 6.055 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah berada di Kelurahan PB Selayang I dengan jumlah 2.641 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyaknya penduduk dengan status bekerja terdapat di Kelurahan Asam Kumbang daripada kelurahan lainnya bila dilihat melalui se Kecamatan Medan Selayang dan hal itu berarti bahwa lebih sedikit penduduk yang berstatus tidak bekerja (pengangguran).

Selain beberapa mata pencaharian yang tersebut pada tabel 2.6 di atas terdapat pula mata pencaharian lainnya, salah satu diantaranya adalah usaha industri. Terdapat beberapa perusahaan industri di Kecamatan Medan Selayang, baik itu industri besar/sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 di halaman berikutnya:

(12)

Tabel 2.7

Banyaknya Perusahaan Industri Besar/Sedang, Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

Tahun 2008

Kelurahan Besar/Sedang Kecil Rumah Tangga

1. Sempakata 1 3 0 2. Beringin 0 4 0 3. PB Selayang II 0 3 10 4. PB Selayang I 1 0 2 5. Tj. Sari 2 5 43 6. Asam Kumbang 2 8 14 Medan Selayang 6 23 69

Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Data pada tabel 2.7 di atas menunjukkan bahwa keseluruhan jumlah perusahaan industri Kecamatan Medan Selayang adalah 98 perusahaan industri, baik itu industri besar/sedang, kecil maupun industri rumah tangga. Perusahaan industri di Kecamatan Medan Selayang sudah mulai bermunculan. Perusahaan industri di Kecamatan Medan Selayang lebih didominasi oleh industri rumah tangga. Tercatat pada tahun 2008 terdapat 6 (enam) industri besar, 23 industri kecil dan 69 industri rumah tangga. Adapun salah satu industri yang terdapat di Kecamatan Medan Selayang yaitu pabrik/home industry tahu. Terdapat 4 (empat) pabrik/home industry tahu di Kecamatan Medan Selayang (data kantor Disperindag). Ada 2 (dua) jenis tahu yang diproduksi diantaranya yaitu 2 (dua) pabrik/home industry tahu memproduksi jenis tahu Cina dan 2 (dua) pabrik/home industry tahu memproduksi jenis tahu Sumedang.

Jika dalam bidang pertanian dibutuhkan lahan untuk pertanian, maka pada industri tahu, selain dibutuhkan lahan untuk pembangunan pabrik industrinya, hal lain yang juga dibutuhkan adalah adanya aliran sungai. Di Kecamatan Medan Selayang terdapat aliran sungai yang cukup panjang. Aliran sungai ini melintasi Kelurahan Padang Bulan Selayang II ke Kelurahan Tanjung Sari, dan dari

(13)

Kelurahan Tanjung Sari kemudian menuju ke Kelurahan Selayang I, lalu dari Kelurahan Selayang I kemudian menuju ke Kecamatan Medan Sunggal yang mengalir dari Selatan ke Utara. Menurut sejarahnya sungai ini adalah sungai yang digunakan masyarakat sekitar untuk air bersih dan memancing. Hingga kini pun sungai tersebut masih digunakan untuk memancing.

Pada umunya, lokasi usaha pabrik/home industry tahu di Kecamatan Medan Selayang berada tidak jauh dari aliran sungai. Hal tersebut dikarenakan aliran sungai dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah dari produksi tahu. Limbah dari produksi tahu tentu mengganggu penduduk sekitar pabrik/home industry tahu apabila pembuangannya tidak diatur dengan baik. Untuk itulah sebelum membangun pabrik sebagai tempat produksi tahu, terlebih dahulu pengusaha tahu memikirkan dampak negatif yang kemungkinan akan timbul dari penduduk sekitarnya terkait dengan usahanya, khususnya dalam hal pembuangan limbah produksi. Aliran sungai adalah solusi bagi pengusaha tahu agar pembuangan limbah produksi tidak mengganggu penduduk sekitarnya, sehingga dengan begitu maka proses produksi tahu dapat berjalan dengan lancar. Penduduk tidak merasa terganggu dengan adanya pembuangan limbah ke sungai karena penduduk tidak memanfaatkan air sungai untuk air bersih

Limbah yang dihasilkan melalui produksi tahu bukanlah limbah yang berbahaya karena limbah berasal dari sisa saripati kacang kedelai yang tidak bermanfaat dalam produksi tahu. Limbah tersebut dibuang melalui saluran pembuangan yaitu pipa air yang mengarah ke aliran sungai. Panjang pipa tersebut tentu disesuaikan dengan panjangnya jarak antara tempat produksi ke arah sungai. Keempat pabrik industri tahu adalah pabrik industri rumahan yang merupakan

(14)

pabrik industri sederhana atau disebut sebagai home industry tahu. Dari keempat pabrik home industry tahu tersebut, 3 (tiga) diantaranya berada tidak jauh dari rumah si pengusaha (pemilik home industry tahu) dan yang satu lagi cukup jauh dengan rumah si pemilik home industry tahu, hal tersebut dikarenakan akibat lokasi yang tidak sesuai apabila home industry dibangun di areal rumahnya.

2.3.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

Dalam setiap tahunnya tentu terdapat beberapa penduduk yang berubah statusnya dari lajang (belum menikah) menjadi sudah menikah (menikah) dan terdapat beberapa penduduk pula yang bercerai, baik itu yang bercerai mati maupun yang bercerai hidup. Data jumlah penduduk berdasarkan status perkawinan di Kecamatan Medan Selayang hingga 02 Juli 2007 adalah berjumlah 116.184 jiwa. Berdasarkan data, terdapat 4 (empat) status yang dijabarkan. Adapun penjabaran status tersebut adalah belum kawin, kawin, cerai hidup dan cerai mati. Jumlah yang berstatus belum kawin yaitu 66.548 jiwa, diantaranya adalah 35.181 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 31.367 berjenis kelamin perempuan. Mereka yang berstatus kawin berjumlah 46.357 jiwa, diantaranya adalah 23.285 yang berjenis kelamin laki-laki dan 23.072 berjenis kelamin perempuan. Untuk yang berstatus cerai hidup berjumlah 115 jiwa, diantaranya adalah 25 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 90 jiwa berjenis kelamin perempuan, sedangkan untuk yang berstatus cerai mati berjumlah 3.164 jiwa, diantaranya 419 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2.745 jiwa berjenis kelamin perempuan. Jumlah keseluruhan dalam status perkawinan adalah 116.184 jiwa.

(15)

dengan status cerai hidup berjumlah 115 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa hingga 02 Juli 2007 banyak pasangan yang saling setia hingga kematian yang menceraikan mereka. Berdasarkan pada penjabaran tersebut pula dapat disimpulkan bahwa hingga 02 Juli 2007 jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada jenis kelamin perempuan berdasarkan status perkawinan.

2.3.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk di Kecamatan Medan Selayang memeluk agama yang berbeda namun saling menghargai perbedaan tersebut sehingga dapat terwujud lingkungan yang tenteram dan damai, bahkan hingga kini tidak pernah terjadi perselisihan/pertengkaran antaragama. Terdapat lima agama yang terdata di Kecamatan Medan Selayang sesuai dengan agama yang disahkan pemerintah yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha dan Hindu. Mayoritas penduduk di Kecamatan Medan Selayang pada tahun 2005 beragama Islam dengan jumlah 57.398 jiwa (60,53%), sedangkan Protestan 29.771 jiwa (31,40%), Katolik 5.488 jiwa (5,79%), Budha 1.119 jiwa (1,18%), dan Hindu 1.049 jiwa (1,11%).

2.3.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

Disebutkan bahwa penduduk Kecamatan Medan Selayang cukup heterogen. Hal ini dikarenakan terdapat banyaknya suku bangsa yang hidup dan tinggal di wilayah ini. Berdasarkan data pada tahun 2006 disebutkan bahwa suku bangsa yang terbesar adalah suku bangsa Jawa dengan jumlah penduduk 35.463 jiwa (30%), kemudian suku bangsa Karo dengan jumlah 31.909 jiwa (27,00%), suku bangsa Melayu dengan jumlah 23.615 jiwa (20,00%), suku bangsa Batak

(16)

Mandailing dengan jumlah 11.768 jiwa (10.00%), suku bangsa Simalungun dengan jumlah 3.735 jiwa (3,22%), suku bangsa Minang Kabau dengan jumlah 3.474 jiwa (3,00%), suku bangsa Pakpak dengan jumlah 3.213 jiwa (2,78%), dan suku bangsa yang terkecil yaitu suku bangsa Nias dan lainnya dengan jumlah 2.289 (2,00%).

2.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sarana fisik merupakan sarana umum yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari-hari, khususnya yang berhubungan dengan kepentingan umum. Di Kecamatan Medan Selayang terdapat sarana dan prasarana fisik antara lain yaitu : a) sarana dan prasarana rumah ibadah, b) sarana dan prasarana olahraga, c) sarana dan prasarana pendidikan, d) kebersihan, dan e) sarana dan prasarana wisata.

2.4.1. Sarana dan Prasarana Rumah Ibadah

Bagi yang beragama Islam hampir setiap tahun, Kecamatan Medan Selayang mengadakan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) tingkat kecamatan sekaligus menjadi seleksi bagi peserta MTQ Tingkat Kota Medan. Pelaksanaan MTQ tingkat kecamatan setiap tahun dilakukan secara bergiliran di setiap kelurahan. Pada tahun 2007 diadakan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II di mssjid Nurussalam di Jalan Bunga Cempaka. Suksesnya pelaksanaan MTQ Nasional ke 40 Tahun 2007 tingkat kecamatan adalah karena adanya peran serta masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta, serta lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an Kecamatan Medan Selayang pada saat itu.

(17)

Pada data tahun 2008 disebutkan bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan Medan Selayang adalah beragama Islam maka jenis rumah ibadah yang sangat menonjol adalah masjid dan langgar. Terdapat 41 buah bangunan masjid dan terdapat 14 buah bangunan langgar. Begitu juga agama lain seperti Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Mereka membangun gereja di berbagai tempat. Terdapat 34 buah bangunan gereja yang tersebar di Kecamatan Medan Selayang, sedangkan agama Buddha hanya satu buah. Tidak banyak penduduk yang beragama Buddha, sehingga rumah ibadah bagi mereka hanya terdiri satu buah saja. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 2.8

Sarana Ibadah menurut Kelurahan Tahun 2008

Kelurahan Masjid Langgar Gereja Kelenteng Jumlah

1. Sempakata 4 0 6 0 10 2. Beringin 4 0 3 0 7 3. PB Selayang II 9 3 5 0 17 4. PB Selayang I 6 3 6 0 15 5. Tj. Sari 13 5 11 0 29 6. Asam Kumbang 5 3 3 1 12 7. Medan Selayang 41 14 34 1 90

Sumber: KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.8 di atas bahwa masjid adalah tempat ibadah yang paling banyak di Kecamatan Medan Selayang. Hal tersebut di karenakan agama Islam mengungguli sebagai agama yang mendominasi di Kecamatan Medan Selayang. Kelurahan Tanjung Sari adalah kelurahan yang mendominasi sarana ibadah, hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduk adalah yang terbanyak di kelurahan ini maka fasilitas sarana ibadahnya pun menjadi lebih banyak dari pada kelurahan lain.

(18)

2.4.2. Sarana dan Prasarana Olah Raga

Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi pada saat ini maka hampir setiap rumahtangga di Kecamatan Medan Selayang telah memiliki media elektronik seperti televisi dan radio, sehingga setiap perkembangan dari luar maupun dalam negeri telah dapat disaksikan secara langsung melalui siaran televisi, dan tidak terkecuali siaran olahraga. Hal ini tentu dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan gairah berolahraga. Adapun fasilitas sarana olah raga yang ada di Kecamatan Medan Selayang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.9

Banyaknya Lapangan Olah Raga Tahun 2008

Kelurahan Banyaknya Lapangan Futsal

Bola Kaki

Bola Volly

Bulutangkis Tenis Meja

1. Sempakata 0 1 1 3 0 2. Beringin 0 0 1 2 0 3. PB Selayang II 0 0 1 3 0 4. PB Selayang I 0 1 2 2 1 5. Tj. Sari 2 4 2 5 0 6. Asam Kumbang 1 1 2 3 0 Medan Selayang 3 7 9 18 1

Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.9 di atas bahwa sarana olah raga di Kecamatan Medan Selayang sudah cukup banyak. Terdapat 38 unit sarana olah raga di kecamatan ini. Dapat disimpulkan bahwa penduduk di kecamatan ini menggemari olah raga. Kelurahan yang memiliki sarana olah raga terbanyak yaitu Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 13 unit, sedangkan kelurahan yang paling sedikit adalah Kelurahan Beringin dengan jumlah hanya 3 unit.

(19)

2.4.3. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan sangatlah perlu bagi masyarakat agar terwujud SDM (Sumber Daya Manusia) yang bermutu dan berkualitas. Dalam mewujudkan dan meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia di Kecamatan Medan Selayang agar tercipta tenaga terampil, handal dan yang berwawasan iman dan taqwa (Imtaq) serta Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (Iptek) yang berdaya guna dan berhasil guna maka Pemerintah Kota Medan dan Yayasan Pendidikan Swasta berupaya menyediakan sarana pendidikan untuk kebutuhan masyarakat, antara lain dapat dilihat pada tabel 2.10 di bawah ini:

Tabel 2.10

Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Tahun 2006

No Kelurahan TK SD SMP SLTA AKADEMI PT

1 Asam Kumbang 2 3 2 2 Beringin 2 2 1 3 PB Selayang I 2 3 2 2 4 PB Selayang II 3 4 2 2 5 Sempakata 3 4 2 1 1 6 Tanjung Sari 4 5 4 3 2 Jumlah 16 21 13 8 1 2

Sumber Data : Profil Kelurahan Tahun 2006

Berdasarkan tabel 2.10 di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Medan Selayang memiliki sarana pendidikan mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Kelurahan Tanjung Sari memiliki sarana pendidikan yang terbilang lengkap karena terdapat sarana pendidikan dari tingkat TK (taman kanak-kanak) sampai pada tingkat perguruan tinggi, meskipun Kelurahan Tanjung Sari ini tidak memiliki sarana pendidikan di tingkat Akademi namun terlihat jelas pada tabel bahwa Tanjung Sari adalah satu-satunya Kelurahan yang memiliki sarana pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Tabel 2.10 di atas menunjukkan bahwa

(20)

jumlah sarana pendidikan Sekolah Dasar mengungguli sarana pendidikan lainnya dengan jumlah 21 unit.

Pada tahun 2006 terdapat 16 unit TK (Taman Kanak-kanak) dan 21 unit SD (Sekolah Dasar). Pada tahun 2008 terjadi peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terkhusus pada tingkat TK dan SD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.11

Jumlah Sekolah TK (Taman Kanak-kanak) Negeri dan Swasta Tahun 2008

Kelurahan Negeri Swasta Jumlah

1. Sempakata 0 2 2 2. Beringin 0 1 1 3. PB Selayang II 0 7 7 4. PB Selayang I 0 2 2 5. Tj Sari 0 6 6 6. Asam Kumbang 0 2 2 Jumlah 0 20 20

Sumber: kantor Lurah se-Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.11 di atas bahwa telah terjadi peningkatan sarana dan prasarana pendidikan tingkat TK (Taman Kanak-kanak) terhitung sejak tahun 2006. Pada tahun 2006 terdapat 16 unit TK (Taman Kanak-kanak), sedangkan pada tahun 2008 adalah sebanyak 20 unit. Terjadinya peningkatan ini tentu diharapkan juga akan terjadi peningkatan kecerdasan terhadap anak-anak, sehingga ketika mereka masuk pada tingkatan pendidikan selanjutnya yaitu SD (Sekolah Dasar), diharapkan mereka sudah tidak lagi ’canggung’ menghadapi keramaian atau mereka sudah mulai mandiri dan dapat berinteraksi dengan baik.

Sarana dan prasarana SD (Sekolah Dasar) juga mengalami peningkatan terhitung sejak tahun 2006. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.12 di halaman berikutnya:

(21)

Tabel 2.12

Jumlah Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Tahun 2008

Kelurahan Negeri Swasta Jumlah

1. Sempakata 2 2 4 2. Beringin 0 3 3 3. PB Selayang II 2 3 5 4. PB Selayang I 0 3 3 5. Tanjung Sari 1 6 7 6. Asam Kumbang 3 1 4 Jumlah 8 18 26

Sumber: kantor Depdikbud Kecamatan Medan Selayang

Dapat dilihat pada tabel 2.12 di atas bahwa jumlah SD, baik SD Negeri maupun SD Swasta pada tahun 2008 adalah sebanyak 26 unit, sedangkan pada tahun 2006 hanya 21 unit. Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Medan Selayang. Dapat disimpulkan pula bahwa generasi penerus penduduk kecamatan ini, diharapkan tidak akan mengalami buta huruf.

2.4.4. Sarana dan Prasarana Kebersihan

Kebersihan adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan agar suatu tempat/lokasi menjadi menarik, tidak hanya indah dipandang oleh mata namun juga lingkungan yang bersih dapat menghindari kita dari bibit penyakit. Untuk itu, dalam mengupayakan agar lingkungan menjadi bersih maka di Kecamatan Medan Selayang telah disediakan dua buah unit mobil typer dengan jumlah buruh sebanyak 8 (delapan) orang dan 1 (satu) buah unit konvektor yang masih aktif dan tong sampah yang berasal dari swadaya masyarakat dan tersebar di seluruh Kecamatan Medan Selayang. Terdapat pula 17 (Tujuhbelas) unit becak sampah yang masih beroperasi dengan baik sampai sekarang. Pelayanan kebersihan dilaksanakan setiap hari yaitu pagi, sore dan malam.

(22)

Untuk menjaga lingkungan tetap bersih, di Kecamatan Medan Selayang masih terdapat gotong royong untuk membersihkan lingkungannya masing-masing. Gotong royong tersebut tidak ditentukan waktunya namun biasanya dilakukan pada hari minggu sekitar pukul 9 WIB. Adapun yang menggerakkan warga untuk melakukan aktifitas gotong royong ini adalah KEPLING (Kepala Lingkungan) setempat.

2.4.5. Sarana dan Prasarana Wisata

Khusus untuk sarana hiburan yang dapat pula dijadikan sebagai sektor kepariwisataan, yang cukup menonjol adalah obyek wisata ternak buaya di Kelurahan Asam Kumbang yang terletak di Jalan Bunga Raya. Taman Buaya ini terletak di Kecamatan Medan Selayang tepatnya di Kelurahan Asam Kumbang, yang berjarak sekitar kurang lebih 10 km, kita dapat menjumpai suatu taman buaya yang cukup besar. Di dalam taman buaya ini kita dapat melihat anak-anak buaya yang berumur 25 tahun ke bawah. Mereka hidup di rawa-rawa dan di dalam bak-bak kecil. Di taman buaya ini, ada 2 (dua) jenis buaya yang dapat kita lihat. Sebahagian dari buaya tersebut dapat memberikan suatu atraksi kepada pengunjung. Taman buaya ini dibuka untuk umum setiap harinya yang dimulai dari pukul 9.00 pagi sampai dengan pukul 17.00 sore.

Gambar

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Sub Bidang Data Produksi dan Konsumsi, Pusdatin 2.. Kepala Bidang Data Perkebunan dan Hortikultura, Pusdatin

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN. TAHUN

Skor maksimal seluruh item Problem focused Coping Untuk dapat digolongkan ke dalam salah satu jenis emotion focused coping, proporsi skor sampel pada salah satu jenis

[r]

Dapat disimpulkan bahwasanya ibu – ibu rumah tangga setelah menonton tayangan sinetron setuju akan kepuasan untuk kepribadian mereka terpenuhi karena dapat dilihat dari

P«ttOB$Kft3tl

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Komunikasi Melalui Model Pembelajaran Visual, Auditory,

Berdasarkan data yang diperoleh dari kedua lokasi di Desa Besole dan Desa Tanggul Kundung, bentuk penyampaian kiai dalam melakukan pembelajaran dalam rangka membelajarkan