• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Labiopalatoskizis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Labiopalatoskizis"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Bibir sumbing adalah cacat lahir kraniofasial yang paling umum terjadi, Bibir sumbing adalah cacat lahir kraniofasial yang paling umum terjadi, ter

terjadijadinya nya bibbibir ir sumsumbinbing g atau atau lablabiosioskiskisis is mermerupaupakan kan kegkegagaagalan lan penpenyayatuantuan tonjolan maksila dan tonjolan hidung medial, bisa terjadi unilateral atau medial. tonjolan maksila dan tonjolan hidung medial, bisa terjadi unilateral atau medial. Bil

Bila a tontonjoljolan an hidhidung ung medmedialiialis, s, bagbagian ian yanyang g memmembenbentuk tuk dua dua segmsegmen en antantaraara maksila gagal menyatu terjadi celah yang disebut palatoskisis.

maksila gagal menyatu terjadi celah yang disebut palatoskisis.1,21,2 Kasus bibir sumbing dan

Kasus bibir sumbing dan celah langit-langcelah langit-langit it merupmerupakan cacat akan cacat lahir yanglahir yang masih menjadi masalah di tengah masyarakat. terutama penduduk dengan status masih menjadi masalah di tengah masyarakat. terutama penduduk dengan status so

sosisial al ekekononomomi i yayang ng rerendndahah. . AkAkibibatatnynya a titindndakakan an yyanang g akakan an didilalakukukakann terlambat.

terlambat.1,21,2 Presen

Presentasi bibir tasi bibir sumbisumbing ng beraberariasi, anak riasi, anak dapat lahir dapat lahir dengdengan an bibir sumbingbibir sumbing uni

unilatelateral ral ataatau u bilabilaterteral al dendengan gan lanlangitgit-la-langingit t yanyang g nornormalmal, , sumsumbinbing g !so!soft ft atauatau hard" dengan bimbing normal, atau unilateral#bilateral dengan sumbing hard" dengan bimbing normal, atau unilateral#bilateral dengan sumbing langit-langit. Presentasi yang paling umum terjadi adalah bibir sumbing unilateral sisi langit. Presentasi yang paling umum terjadi adalah bibir sumbing unilateral sisi kiri dengan sumbing celah langi-langit. Kejadian ini juga lebih banyak terjadi kiri dengan sumbing celah langi-langit. Kejadian ini juga lebih banyak terjadi  pada

 pada bayi bayi laki-laki laki-laki dibandingkan dibandingkan bayi bayi perempuan. perempuan. $ebagian $ebagian besar besar bayi bayi yangyang ter

terkenkena a tidtidak ak memmempunpunyayai i masmasalah alah keskesehaehatan tan dan dan nornormal mal secasecara ra intintelekelektuatual.l.  %amun,

 %amun, terdapat terdapat kejadian kejadian 2&' 2&' dengan dengan anomali anomali tambahan, tambahan, termasuk termasuk neurologisneurologis dan kelain

dan kelainan jantung sertaan jantung serta club foot club foot . (nsiden ini terjadi pada populasi Kaukasia. (nsiden ini terjadi pada populasi Kaukasia ad

adalaalah h 1-1-1.1.&#&#1)1))) )) kekelahlahirairan n hihidudup, p, di di AAfrifrika ka dadan n AAfrifrikaka-Am-Amererikika a adadalaalahh *).&#1))) kelahiran hidup, dan di Asia dan +ispanik, 2-#1))) kelahiran hidup. *).&#1))) kelahiran hidup, dan di Asia dan +ispanik, 2-#1))) kelahiran hidup.

(2)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 EmbEmbrioriologlogii

Gambar Embriologi

(3)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 EmbEmbrioriologlogii

Gambar Embriologi

(4)

Pad

Pada a aal aal perperkemkembanbangangan, , ajajah ah janijanin n adaladalah ah daedaerah rah yanyang g dibdibataatasi si didi sebelah cranial oleh lempeng neural, di cauda oleh pericardium, dan di lateral oleh sebelah cranial oleh lempeng neural, di cauda oleh pericardium, dan di lateral oleh  processus

 processus mandibularis mandibularis arcus arcus pharyngeus pharyngeus pertama pertama kanan kanan dan dan kiri. kiri. i i tengah- tengah-tengah daerah ini, terdapat cekungan ectoderm yang dikenal sebagai stomodeum. tengah daerah ini, terdapat cekungan ectoderm yang dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar cekungan terdapat membrane buccopharyngeal. Pada minggu keempat, Pada dasar cekungan terdapat membrane buccopharyngeal. Pada minggu keempat, membrane buccopharyngeal pecah sehingga stomodeum berhubungan langsung membrane buccopharyngeal pecah sehingga stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan !foregut".

dengan usus depan !foregut"./,0,/,0, Perkem

Perkembangabangan n ajah ajah selanjuselanjutnya tnya bergbergantunantung g pada pada menymenyatunyatunya a sejumsejumlahlah  processus

 processus penting penting !teori !teori fusi fusi processus", processus", yaitu yaitu processus processus frontonasalis, frontonasalis, processusprocessus maillariss, dan processsus mandibularis. Processus frontonasalis mulai sebagai maillariss, dan processsus mandibularis. Processus frontonasalis mulai sebagai  proliferasi

 proliferasi mesenchym mesenchym pada pada permukaan permukaan entral entral otak otak yang yang sedang sedang berkembang,berkembang, menuju ke arah stomodeum. $ementara itu, processus maillaris tumbuh keluar  menuju ke arah stomodeum. $ementara itu, processus maillaris tumbuh keluar  dar

dari i ujuujung ng atas atas arcuarcus s perpertamtama a dan dan berberjalajalan n ke ke medmedialial, , memmembenbentuk tuk pinpinggiggiranran  baah

 baah orbita. orbita. Processus Processus mandibularis mandibularis arcus arcus pertama pertama kini kini saling saling mendekat mendekat satusatu dengan yang lain di garis tengah, di baah stomodeum dan bersatu membentuk  dengan yang lain di garis tengah, di baah stomodeum dan bersatu membentuk  rahang baah dan bibir baah.

rahang baah dan bibir baah.0,0,

Gambar Embriogenesis waa! man"sia "sia 2# !ari

Gambar Embriogenesis waa! man"sia "sia 2# !ari $alam %an$"ngan$alam %an$"ngan

Pri

Primormordiudium m kakaum um nasnasi i tamtampak pak sebsebagaagai i cekcekungungan an padpada a ujuujung ng babaahah  processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya menjadi processus  processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya menjadi processus nasalis medialis dan processus nasalis lateralis. engan berlanjutnya nasalis medialis dan processus nasalis lateralis. engan berlanjutnya  perkembangan,

(5)

 processus nasalis medialis. Processus nasalis medialis membentuk philtrum pada  bibir atas dan premailla. Processus maillaris meluas ke medial, membentuk 

rahang atas dan pipi, dan akhirnya menutupi premailla dan menyatu pada garis tenggah. Berbagai processus yang membentuk ajah menyatu selama dua bulan kedua.0,

Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan processus maillaris arcus  pharyngeus pertama pada masing-masing sisi ke arah medial. Akhirnya, processus maillaris saling bertemu di garis tengah dan bersatu, juga dengan processus nasalis medialis. 3adi bagian lateral bibir atas dibentuk oleh processus maillaris, dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasalis medialis dengan  bantuan processus maillaries pada akhir minggu ke-0 sampai minggu ke-.0,

Gambar Proses &er%embangan waa! man"sia

Bibir baah dibentuk dari processus mandibularis arcus pharyngeus  pertama masing-masing sisi. Processus ini tumbuh ke arah medial di baah

stomodeum dan bersatu di garis tengah untuk membentuk seluruh bibir baah.

4ambaran embrio 0 minggu dengan $canning electron micrograph

(6)

Kulit yang menutupi processus frontonasalis dan deriatnya mendapat  persarafan sensoris dari diisi ophthalmica n. trigeminus, sedangkan diisi maillaries n. trigeminus mempersarafi kulit di daerah processus maillaris. Kulit yang meliputi processus mandibularis dipersarafi oleh diisi mandibularis n. trigeminus. 5tot-otot untuk  ekspresi ajah berasal dari mesenchym arcus pharyngeus kedua. $araf yang

menyuplai ini adalah saraf arcus pharyngeus kedua, yaitu nerus kranialis.0, Gambar Development of the palate

6mbriogenesis palatum dapat dibagi dalam dua fase terpisah yaitu  pembentukan palatum primer yang diikuti dengan pembentukan palatum sekunder. Pertumbuhan palatum dimulai kira-kira pada hari ke-& kehamilan atau minggu ke-/ kehamilan yang ditandai dengan pembentukan processus fasialis.

(7)

Penyatuan prosesus nasalis medialis dengan prosesus maillaris, dilanjutkan dengan penyatuan prosesus nasalis lateralis dengan prosesus nasalis medialis, menyempurnakan pembentukan palatum primer. Kegagalan atau kerusakan yang terjadi pada proses penyatuan processus ini menyebabkan terbentuknya celah pada  palatum primer.

Pembentukan palatum skunder dimulai setelah palatum primer terbentuk  sempurna, kira-kira minggu ke-7 kehamilan. Palatum sekunder terbentuk dari sisi  bilateral yang berkembang dari bagian medial dari prosesus mailaris. Kemudian,

kedua sisi ini akan bertemu di midline dengan terangkatnya sisi ini. Ketika sisi tersebut berkembang ke arah superior, proses penyatuan ini dimulai. Kegagalan  penyatuan ini akan menyebabkan terbentuknya celah pada palatum sekunder.

+ipotesa terjadinya bibir sumbing yaitu karena kegagalan fusi antara  processus maksilaris dengan processus nasalis medialis dimana pertama terjadi  pendekatan masing 8 masing processus, setelah processus bertemu, terjadi regresi lapisan epitel dan pada akhirnya mesoderm saling bertemu dan mengadakan fusi./,&,

9eori terjadinya labio atau palatoschi:is adalah perkembangan abnormal dari processus nasomedial dan maksilaris sedangkan pada palatoschi:is yaitu kegagalan fusi antara 2 processus palatine

2.2 Ana'omi 2.2.1 ("l"'

;ongga mulut merupakan sebuah bagian tubuh yang terdiri dari < lidah,  palatum durum !palatum keras", palatum mole, dasar dari mulut, trigonum retromolar, bibir, mukosa bukal, =alveolar ridge>, dan gingia. 9ulang mandibula dan maksila adalah bagian tulang yang membatasi rongga mulut.

(8)

Gambar Ana'omi ("l"'

;ongga mulut yang disebut juga rongga bukal, dibentuk secara anatomis oleh pipi, palatum keras, palatum lunak, dan lidah. Pipi membentuk dinding  bagian lateral masing-masing sisi dari rongga mulut. Pada bagian eksternal dari  pipi, pipi dilapisi oleh kulit. $edangkan pada bagian internalnya, pipi dilapisi oleh

membran mukosa, yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak terkeratinasi. 5tot-otot businator !otot yang menyusun dinding pipi" dan jaringan ikat tersusun di antara kulit dan membran mukosa dari pipi. Bagian anterior dari pipi berakhir   pada bagian bibir 

2.2.2 Ana'omi Bibir $an Pala'"m

Bibir atau disebut juga labia, adalah lekukan jaringan lunak yang mengelilingi bagian yang terbuka dari mulut. Bibir terdiri dari otot orbikularis oris dan dilapisi oleh kulit pada bagian eksternal dan membran mukosa pada bagian internal.

$ecara anatomi, bibir dibagi menjadi dua bagian yaitu bibir bagian atas dan  bibir bagian baah. Bibir bagian atas terbentang dari dasar dari hidung pada  bagian superior sampai ke lipatan nasolabial pada bagian lateral dan batas bebas dari sisi ermilion pada bagian inferior. Bibir bagian baah terbentang dari bagian atas sisi ermilion sampai ke bagian komisura pada bagian lateral dan ke bagian mandibula pada bagian inferior.

Kedua bagian bibir tersebut, secara histologi, tersusun dari epidermis,  jaringan subkutan, serat otot orbikularis oris, dan membran mukosa yang tersusun dari bagian superfisial sampai ke bagian paling dalam. Bagian ermilion

(9)

merupakan bagian yang tersusun atas epitel pipih yang tidak terkeratinasi. 6pitel-epitel pada bagian ini melapisi banyak pembuluh kapiler sehingga memberikan arna yang khas pada bagian tersebut. $elain itu, gambaran histologi juga menunjukkan terdapatnya banyak kelenjar liur minor. ?olikel rambut dan kelejar  sebasea juga terdapat pada bagian kulit pada bibir, namun struktur tersebut tidak  ditemukan pada bagian ermilion.

Gambar Ana'omi normal bibir

Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas maupun baah berlekatan dengan gusi pada masing-masing bagian bibir oleh sebuah lipatan yang berada di  bagian tengah dari membran mukosa yang disebut frenulum labial. $aat melakukan proses mengunyah, kontraksi dari otot businator di pipi dan otot-otot orbukularis oris di bibir akan membantu untuk memosisikan agar makanan  berada di antara gigi bagian atas dan gigi bagian baah. 5tot-otot tersebut juga

memiliki fungsi untuk membantu proses berbicara.

Palatum membentuk atap mulut, dibedakan menjadi dua bagian, yaitu  palatum durum di depan !bagian dari rongga mulut" dan palatum molle di  belakang !bagian dari oropharyn". Palatum memisahkan rongga mulut dengan

rongga hidung dan sinus maksilaris.0,

$uplai darahnya terutama berasal dari a.palatina mayor yang masuk melalui foramen palitine mayor. $edangkan a. Palatina minor dan m. Palatina minor leat melalui foramen palatine minor. (nnerasi palatum berasal dari n.trigeminus cabang mailla yang membentuk pleksus yang menginerasi otot-otot palatum.

(10)

$elain itu, palatum juga mendapat innerasi dari nerus cranial @(( dan ( yang  berjalan di sebelah posterior dari pleksus.

a. Palatum urum

Palatum durum dibentuk oleh processus palatines ossis maillae dan lamina hori:ontalis ossis palatini. ibatasi oleh arcus aleolaris, dan di  belakang berlanjut sebagai palatum molle. Palatum durum membentuk 

dasar caum nasi. Permukaan baah palatum durum diliputi oleh mucoperiosteum dan mempunyai rigi mediana. embran mukosa di kanan dan kiri rigi ini tampak berlipat-lipat.0,

 b. Palatum olle

Palatum molle merupakan lipatan yang melekat pada pinggir   posterior palatum durum. Pada garis tenggah pinggir posteriornya terdapat

uula. Pinggir - pinggir palatum molle dilanjutkan sebagai dinding lateral  pharyn. Palatum molle terdiri atas membran mukosa meliputi permukaan

atas dan baah palatum molle dan aponeurosis palatina adalah lapisan fibrosa yang melekat pada pinggir 8 pinggir posterior palatum durum dan merupakan lanjutan dari tendo m. tensor eli palatini. 5tot palatum molle adalah m. tensor eli palatine, m. leator eli palatine, m. palatoglossus, m. palatopharyngeus, dan m. uulae.0,

$ecara fungsional, palatum molle berperan memisahkan oropharyn dari nasopharyn selama menelan dan berbicara. Palatum molle mendekat ke dinding posterior pharyngeal selama menelan untuk mencegah regurgitasi nasopharyngeal dan mendekat selama berbicara untuk  mencegah udara keluar dari hidung.0

(11)

2.) Bibir S"mbing *+le,' Li&-2.).1 De,inisi

+ipocrates pada tahun /)) $ dan 4alen pada tahun 1&)  menjelaskan  baha bibir sumbing adalah celah pada bibir !$teart, 1771". $edangkan menurut Bartoshesky !2))C" mengatakan bibir sumbing adalah cacat pada kelahiran dimana sel-sel pada mulut atau bibir tidak berkembang dengan baik selama  perkembangan janin.

Gambar Ana% bibir normal *%anan- $an bibir s"mbing

*%iri-Dacat ini berupa celah pada bibir atas yang dapat meneruskan diri sampai ke gusi, rahang, dan langitan, jadi besarnya cacat berariasi. 3uga dapat terjadi pada dua sisi. iagnosis dalam bahasa latin tergantung dari cacatnya, misalnya mengenai bibir, gusi, dan rahang !Eabio gnatho palato s chi:is".

Labios!i/is adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa celah kecil pada bagian bibir  yang berarna sampai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir  memanjang dari bibir ke hidung.

(12)

Gambar Labios!i/is

Pala'os!i/isadalah fissura garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagalan dua sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik.&,C

Gambar Pala'os!i/is

Eabioschi:is dan labiopalatoschi:is merupakan deformitas daerah mulut  berupa celah atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa  perkembangan embrional di mana bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak 

tumbuh bersatu. Kegagalan penyatuan tonjolan maksila dan tonjolan hidung medial akan menimbulkan labioschi:is !bibir sumbing" yang terjadi unilateral maupun bilateral. Bila tonjolan hidung medialis , bagian yang membentuk dua segmen antara maksila, gagal menyatu, terjadi celah yang disebut palatoschi:is !celah langit - langit"./

2.).2 E&i$emiologi

Perbedaan ras, geografis dan etnik mempengaruhi prealensi celah bibir dan langitan. iseluruh dunia, celah orofasial terjadi pada 1 tiap )) kelahiran dan  prealensi celah bibir dengan atau tanpa celah langitan jauh lebih banyak daripada celah langitan terisolasi.C Prealensi celah bibir dan langitan paling tinggi pada ras

(13)

kulit putih dan paling sedikit pada ras kulit hitam. Bibir sumbing lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan !<2". $ecara umum angka kejadian celah bibir dengan atau tanpa celah langit-langit 1<&)-1))) kelahiran, insidensi  pada ras Asia 1<&)) kelahiran, ras Daucasian 1< &) kelahiran, ras African American 1<2))) kelahiran. @ariasi celah bibir lebih sering terjadi pada anak laki-laki, sementara celah langit-langit lebih sering pada anak perempuan. Delah bibir  ini lebih sering terjadi yang unilateral.

(nsidensi bibir sumbing di (ndonesia belum diketahui. engan demikian membutuhkan kerja keras dari berbagai pihak untuk dapat mengetahui secara pasti  prealensi celah bibir dan langitan secara akurat mengingat perbedaan ras,

geografis dan etnik yang sangat luas sehingga pengumpulan data disuluruh dunia amat sukar dilakukan. 

2.).) E'iologi

Penyebab labiopalatoschi:is belum diketahui dengan pasti dan memiliki faktor risiko yang berariasi !multifaktorial". Kebanyakan ilmuan berpendapat  baha labiopalatoschi:is muncul akibat kombinasi dari faktor genetik dan faktor 

lingkungan. ?aktor penyebab yang diduga dapat menyebabkannya yaitu <&,7,1) 1. 4enetik  

i Amerika $erikat dan bagian barat 6ropa, para peneliti melaporkan  baha /)' orang yang mempunyai riayat keluarga labiopalatoschi:is akan mengalami labiopalatoschi:is. Kemungkinan seseorang bayi dilahirkan dengan labiopalatoschi:is meningkat bila keturunan garis  pertama !ibu, ayah, saudara kandung" mempunyai riayat

labiopalatoschi:is.

asar genetik terjadinya celah bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu dan biasa juga karena atropi dari pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada epithelium ataupun tidak  adanya perubahan otot pada daerah tersebut sebagai tanda adanya hipoplasia mesodermal. Adanya gen yang dominan dan resesif juga

(14)

merupakan penyebab terjadinya hal ini. 9eori lain mengatakan baha celah bibir terjadi karena <&,0,

 engan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidakkebalan embrio terhadap terjadinya celah.

 Adanya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasi kongenital yang ganda.

 Adanya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut yang diikuti dengan anomali kongenital yang lain. Pada penderita bibir sumbing terjadi trisomi 1 atau $indroma Patau dimana ada  untai kromosom 1 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada setiap selnya adalah /. 3ika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan  bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan

otak, jantung, dan ginjal. %amun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari C)))-1)))) bayi yang lahir.

2. ?aktor usia ibu

$emakin bertambahnya usia ibu seaktu hamil, maka bertambah pula risiko ketidak sempurnaan pembelahan meiosis.

. ?aktor lingkungan

Fat kimia !rokok dan alkohol" karena :at toksik yang terkandung pada rokok dan alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional. 4angguan metabolik seperti diabetes mellitus dan  penyinaran radioaktif juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang organ

selama masa embrional. /. (nsufisiensi :at.

Gntuk tumbuh kembang organ selama masa embrional dalam hal kuantitas !pada gangguan sirkulasi feto-maternal" dan kualitas !defisiensi asam folat, itamin D dan Fn" serta penggunaan itamin A secara  berlebihan dapat menigkatkan risiko melahirkan anak dengan labio #  palatoschi:is.

&. Fat Kimia.

Penggunaan obat teratologi termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal. engkonsumsi jamu pada aktu kehamilan dapat berpengaruh pada janin.

(15)

Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan kongenital ini masih belum jelas. Kontrasepsi hormonal pada ibu hamil terutama hormone estrogen yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi sehingga berpengaruh terhadap sirkulasi fetomaternal. Pemberian aspirin, kortisol dan insulin pada masa kehamilan trimester   pertama dapat menyebabkan terjadinya celah. 5bat 8 obatan seperti

thalidomide, kortikosteroid dan obat penenang !dia:epam, phenytoin" s erta alkohol, kafein juga dapat menyebabkan kelainan ini.

0. (nfeksi.

9erutama pada infeksi toksoplasma dan klamidia. $elain itu, ?rases mengatakan baha irus rubella dapat menyebabkan cacat berat, namun hanya sedikit kemungkinan dapat menyebabkan celah.

. 9rauma.

$trean dan Peer melaporkan baha trauma mental dan fisik dapat menyebabkan terjadinya celah. $tres yang timbul menyebabkan terangsangnya AD9+ !adrenocorticotropic hormone" sehingga merangsang kelenjar adrenal bagian glukokortikoid mengeluarkan hidrokortison, sehingga akan meningkat di dalam darah yang dapat menganggu pertumbuhan janin.

2.).0 Klasi,i%asi

2.).0.1 Klasi,i%asi ber$asar%an The Royal College of Surgeons of England  (2000)

Bibir sumbing diklasifikasikan berdasarkan lengkap#tidaknya celah yang terbentuk <

1. Komplit < apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung

(16)

an berdasarkan lokasi#jumlah kelainan<

a. Gnilateral < apabila celah sumbing terjadi hanya pada salah satu bibir   b. Bilateral < apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir 

Bisa tanpa atau disertai belah langit-langit.

2.).0.2 Klasi,i%asi ea"

Palatoschisis yang diusulkan oleh @eau dibagi dalam / golongan< a. 4olongan ( < Delah pada langit-langit lunak 

 b. 4olongan (( < Delah pada langit-langit lunak dan keras di belakang foramen insisium

c. 4olongan ((( < Delah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang aleolar dan bibir pada satu sisi

d. 4olongan (@ < Delah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang aleolar dan bibir pada dua sisi

(17)

Delah bibir dapat terjadi dalam berbagai ariasi, mulai dari takik kecil pada  batas yang merah terang sampai celah sempurna yang meluas ke dasar hidung.12 Biasanya disertai dengan gigi yang cacat bentuk, gigi tambahan atau bahkan tidak  tumbuh gigi. Delah kartilago cuping hidung 8 bibir seringkali disertai dengan defisiensi sekat hidung dan pemanjangan omer, menghasilkan tonjolan keluar   bagian anterior celah prosesus maksilaris.

Delah palatum murni terjadi pada linea mediana dan dapat melibatkan hanya uula saja atau dapat meluas ke dalam atau melalui palatum molle dan palatum durum sampai ke foramen incisius. Apabila celah palatum ini terjadi bersamaan dengan celah bibir !sumbing", cacat ini dapat melibatkan linea mediana palatum molle dan meluas sampai ke palatum durum pada satu atau kedua sisi, memaparkan satu atau kedua rongga hidung sebagai celah palatum unilateral atau  bilateral.

2.).0.) Klasi,i%asi Kerna!an

Klasifikasi Kernahan berdasarkan pada embriologi yang pakai foramen insisium sebagai batas yang memisahkan celah pada palatum primer dari  palatum sekunder. Palatum primer terdiri dari bibir atas, tulang aleolar dan

(18)

 palatum yang terletak di anterior foramen insisium. Delah komplit pada palatum  primer akan melibatkan semua struktur ini, palatum sekunder terdiri dari palatum

keras dan palatum lunak dibelakang foramen insisium.2,

Klasifikasi ini menggunakan metode strip H. klasifikasi ini dikembangkan untuk mengatasi kekurangan klasifikasi erbal dan numeric dan memungkinkan identifikasi kondisi pasien preoperatif secara tepat.2,

Keterangan

a" Area 1 dan / menunjukkan sisi kanan dan kiri bibir   b" Area 2 dan & menunjukkan tulang aleolar 

c" Area  dan 0 menunjukkan daerah palatum di anterior foramen insisium d" Area  dan C menunjukkan palatum keras

e" Area 7 menunjukkan palatum lunak.

Gambar %lasi,i%asi %erna!an. Area ang $iarsir !ia" mer"&a%am area ang

(19)

2.).3 Pa'ogenesis

Kelainan ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, celah bibir dan  palatum nyata sekali berhubungan erat secara embriologis, fungsional dan genetik. Prosesnya karena terdapat hipoplasia lapisan mesenkim, menyebabkan kegagalan  penyatuan prosesus nasalis media dan prosesus maksilaris. Delah palatum muncul akibat terjadinya kegagalan dalam mendekatkan atau mefusikan lempeng palatum. Dacat ini berupa celah pada bibir atas yang dapat meneruskan diri sampai ke gusi, rahang dan langitan, sehingga besarnya cacat berariasi. 3uga dapat terjadi pada dua sisi. iagnosis dalam bahasa latin tergantung dari cacatnya, misalnya bila mengenai bibir, gusi dan rahang disebut Eabiognatopalatoschi:is.2,7,11

ua teori yang muncul tentang embryogenesis bibir sumbing <7-11 a. 9eori klasik 

Kegagalan fusi processus maksila dan processus nasalis medialis selama interal aktu menghasilkan celah palatum primer.

 b. 9eori penetrasi mesodermal !dikemukakan oleh $tark"

Penutupan palatum didasari oleh penetrasi mesodermal, tanpa migrasi dan penguatan oleh mesodermal ini, akan terjadi kerusakan epitel dan bagian yang telah menyatu !proses nasalis dan maksilaris" pecah kembali sehingga terjadi pemisahan yang berakibat adanya celah bibir #  palatum.

asalah yang ditimbulkan cacat ini adaah psikis, fungsi dan estetik, ketiganya saling berhubungan. asalah psikis yang mengenai orang tua dapat diatasi dengan penerangan yang baik. Bila cacat terbentuk lengkap sampai langit-langit, bayi tak dapat menghisap. A$( harus dimanfaatkan dengan cara lain, dipompa dulu dan diberikan per sendok atau dengan botol yang lubang dotnya cukup besar. 7-11

2.).4 (ani,es'asi Klinis 1. Eabioschisis

Kelainan ini sebaiknya secepat mungkin diperbaiki karena akan mengganggu pada aktu menyusui dan akan mempengaruhi pertumbuhan

(20)

normal rahang serta perkembangan bicara. Eabioschi:is sering disertai dengan hidung yang asimetrik karena gnatoschi:is dan palatoschi:is./,7

2. Palatoschisis

Karena terdapat hubungan antara rongga mulut dan hidung pada  palatoschi:is, anak pada aktu minum sering tersedak dan suaranya sengau. Koreksi sebaiknya dilakukan sebelum anak mulai bicara untuk mencegah terganggunya perkembangan bicara. Penyuluhan bagi ibu si anak sangat  penting, terutama dalam cara memberikan minum agar gi:i anak memadai saat akan menjalani bedah rekonstruksi. Eabiognatopalatoschi:is merupakan gabungan dari dua kelainan tersebut di atas. Koreksinya dapat dilakukan  bertahap maupun sekaligus./,7

anifestasi klinis lain yang dapat terjadi pada labiopalatoschi:is yaitu < a. asalah asupan makanan

erupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita labioschi:is. Adanya kelainan ini memberikan kesulitan pada bayi untuk  melakukan hisapan pada payudara ibu atau dot. 9ekanan lembut pada pipi  bayi dengan labioschi:is mungkin dapat juga meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah refle hisap dan refle menelan pada bayi dengan laboschi:is tidak sebaik pada bayi normal dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. emegang  bayi dengan posisi tegak lurus dapat membantu proses menyusu bayi.

(21)

Gambar The Haberman eeder 

Bayi yang hanya menderita labioschi:is atau dengan celah kecil pada  palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labiopalatoschi:is biasanya membutuhkan penggunaan dot khusus !cairan dalam dot dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil" ini dibuat untuk bayi dengan labiopalatoschi:is dan bayi dengan masalah pemberian makan # asupan makanan tertentu serta mencegah aspirasi.2,/,7

 b. asalah dental

Anak yang lahir dengan labioschi:is mungkin mempunyai masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan malformasi dan malposisi dari gigi geligi pada area dari celah bibir yang terbentuk. 2,/,7

c. (nfeksi telinga

Anak dengan labiopalatoschi:is lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot 8 otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius.2,7

(22)

(nsersi yang abnormal dari m.tensor eli palatine menyebabkan tidak  sempurnanya pengosongan pada telinga tengah. Karena sfingter pada muara tuba eustachii kurang normal maka lebih mudah terjadi infeksi di ruang telinga tengah. Kemungkinan ini harus selalu diingat supaya tidak sampai terjadi otitis media perforata.

d. 4angguan berbicara

Pada bayi dengan labiopalatoschi:is biasanya juga memiliki abnormalitas pada perkembangan otot 8 otot yang mengurus palatum mole. $aat palatum mole tidak dapat menutup ruang # rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi !hypernasal 

quality of speech". ekanisme elopharyngeal yang utuh penting dalam

menghasikan suara non asal dan sebagai modulator aliran udara dalam  pembentukan fonem lainnya yang membutuhkan nasal coupling.

eskipun telah dilakukan reparasi palatum, kemampuan otot 8 otot tersebut di atas untuk menutup ruang # rongga nasal pada saat bicara mungkin tidak dapat lagi kembali sepenuhnya normal.

Anak mungkin mempunyai kesulitan berbicara atau memproduksi suara # kata Ip, b, d, t, h, k, g, s, sh dan chJ dan terapi bicara ! speech therapy"  biasanya sangat membantu.2,/,7

4ambar Palatum pada anak normal dan pada palatoschi:is

2.).5 Diagnosis

Penegakkan diagnosis adanya celah bibir # bibir sumbing maupun celah  palatum terlihat dari tampilan klinis anak tersebut dan dinilai apa s aja bagian yang

(23)

mengalami defek. $ebanyak C0' anak dengan labioschi:is bilateral disertai

dengan palatoschi:is dan 0C' labioschi:is unilateral disertai palatoschi:is.1

1. Eabioschisis inkomplit # komplit 2. Eabiognathoschisis

. Eabiognathopalatoschisis /. Palatoschisis

2.).5.1 Diagnosis &rena'al

eteksi prenatal dapat dilakukan dengan beragam teknik. ?etoskopi telah digunakan untuk memberikan gambaran ajah fetus. Akan tetapi teknik ini  bersifat inasif dan dapat menimbulkan resiko menginduksi aborsi. %amun demikian, teknik ini mungkin tepat digunakan untuk konfirmasi pada beberapa cacat#kelainan pada kehamilan yang kemungkinan besar akan diakhiri. 9eknik  lain seperti ultrasonografi intrauterine, magnetic resonance imaging, deteksi kelainan en:im pada cairan amnion dan transaginal ultrasonografi keseluruhannya dapat mendeteksi dengan sukses celah bibir dan celah langit-langit secara antenatal. 9etapi, pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dibatasi pada  biaya, inasifitas dan persetujuan pasien. Gltrasound transabdominal merupakan alat yang paling sering digunakan pada deteksi antenatal celah bibir dan celah langit-langit, yang memberikan keamanan dalam prosedur, ketersediaannya, dan

digunakan secara luas pada skrining anatomi antenatal.2

eteksi dini memperkenankan kepada keluarga untuk menyiapkan diri terlebih dahulu terhadap suatu kenyataan baha bayi mereka akan memiliki suatu kelainan#cacat. ereka dapat menemui anggota dari kelompok yang memiliki celah bibir dan celah langit-langit belajar mengenai pemberian makanan khusus dan memahami apa yang harus diharapkan ketika bayi lahir. eteksi dini juga memperkenankan kepada ahli bedah untuk bertemu dengan keluarga sebelum kelahiran dan mendiskusikan pilihan perbaikan. engan aktu konseling dan rencana yang tepat, memungkinkan untuk melaksanakan perbaikan dari celah

 bibir unilateral pada minggu pertama kehidupan.2

(24)

 juga dapat dideteksi selama kehamilan dengan G$4 rutin.12

4ambar Antenatal diagnosis pada labioschi:is dengan G$4

4ambar !A" Gltrasonografi pada fetus dengan cleft bilateral , incomplete pada

yang kiri, !B" foto anak yang sama setelah lahir sebelum dioperasi 2

9erdapat beberapa hal yang menarik perhatian dalam pembedahan fetus yang merupakan bentuk potensial dari pengobatan celah bibir dan celah langit-langit. eskipun persoalan teknik dan etika seputar konsep ini masih belum dapat

dipecahkan. Pada pembedahan in utero manipulasi perlu dipertimbangkan, deteksi

cacat#kelainan sedini mungkin diterapkan pada masa kehamilan.2

2.).5.2 Diagnosis &os'na'al

Biasanya, celah (cleft) pada bibir dan palatum segera didiagnosis pada saat

kelahiran. Delah dapat terlihat seperti sudut kecil pada bibir atau dapat memanjang dari bibir hingga ke gusi atas dan palatum. %amun tidak jarang, celah hanya terdapat pada otot palatum molle, yang terletak pada bagian belakang mulut

(25)

tersembunyi, tipe celah ini tidak dapat didiagnosis hingga beberapa aktu.2

2.).6 Pena'ala%sanaan

asalah yang mendesak adalah proses makan, segera setelah lahir, bayi dipasangi penutup plastik yang cocok, maksudnya untuk membantu pengendalian cairan, memberikan bidang referensi untuk pengisapan dan menjaga stabilitas segmen-segmen arkus lateral. Pertumbuhan arkus gigi yang cepat memerlukan  pengukuran alat penutup yang berulang-ulang setiap beberapa minggu. Putting artificial lunak dengan lubang yang besar berguna pada penderita celah palatum.

Penderita dengan celah bibir !sumbing" murni mungkin dapat minum A$(.2

Program habilisasi yang menyeluruh untuk anak yang menderita bibir  sumbing atau celah palatum bisa memerlukan pengobatan khusus dalam aktu  bertahun 8 tahun, dari tim yang terdiri dari dokter ahli anak, ahli bedah atau bedah  plastik, ahli 9+9, ahli ortodonsi yang akan mengikuti perkembangan rahang dan giginya serta ahli logopedi yang mengaasi dan membimbing kemampuan  bicara./

a" Penatalaksanaan pada labioschisis

Ada tiga tahap penatalaksanaan labioschi:is yaitu <

1. 9ahap sebelum operasi 2,/,7

a. empersiapkan ketahanan tubuh bayi menerima tindakan operasi Asupan gi:i yang cukup, dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai tindakan operasi pertama dikerjakan untuk menutup celah bibirnya, biasanya pada umur tiga

 bulan. Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten yaitu berat badan

minimal empat setengah kilo !1) pon", kadar hemoglobin 1) gram  persen dan umur sekurang 8 kurangnya 1) minggu dan tidak ada

infeksi, leukosit dibaah 1).))).  b. 6dukasi kepada orang tua

3ika bayi belum mencapai rule of ten, ada beberapa nasihat yang

seharusnya diberikan kepada orang tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah parah. isalnya, memberi minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik, susu dapat memancar  keluar sendiri dengan jumlah optimal artinya tidak terlalu besar 

(26)

sehingga membuat bayi tersedak dan tidak terlalu kecil sehingga membuat asupan gi:i menjadi tidak cukup, jika dot dengan lubang khusus ini tidak tersedia, maka pemberian minum dapat dilakukan dengan bantuan sendok secara perlahan dengan posisi setengah duduk  atau tegak untuk menghindari masuknya susu meleati langit 8 langit yang terbelah.

c. Delah bibir direkatkan dengan menggunakan plaster khusus non alergenik.

Gntuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat proses tumbuh kembang yang menyebabkan menonjolnya gusi

ke arah depan ! protrusion pre maksila" akibat dorongan lidah

 prolabium, karena jika hasil ini terjadi tindakan koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang didapat tidak sempurna. Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai aktu operasi tiba.

2. 9ahap operasi

Penutupan bibir sumbing secara bedah biasanya dilakukan setelah umur  bulan, ketika anak itu telah menunjukkan kenaikan berat badan

yang memuaskan dan bebas dari infeksi oral, saluran nafas atau sistemik.2,7

9ujuan pembedahan#operasi <2

a. enyatukan bagian-bagian celah.

 b. eujudkan bicara yang bagus dan jelas.

c. engurangi regurgitasi hidung.

d. enghindari cedera pada pertumbuhan maksila.

1" 9eknik operasi Eabioplasty

Dara operasi yang umum dipakai adalah cara illard yang caranya

memutar dan memajukan !rotation and advacement ". +arus memenuhi

kriteria Irule of tenJ !1) minggu, 1) pound, +b 1) gr', leukosit * 1).)))". 9eknik operasinya yaitu < 2,7,12

1. ari sisi lateral, mukosa dikupas dari otot orbikularis oris, kemudian otot orbikularis oris bagian merah bibir dipisahkan dari sisanya.

(27)

2. Kulit dan subkutis dibebaskan dari otot orbikularis oris secara tajam, sampai kira 8 kira sulkus nasolabialis.

. Eepaskan mukosa bibir dari rahang pada lekuk pertemuannya, secukupnya, kemudian otot dibebaskan dari mukosa hingga terbentuk  lapis flap < mukosa, otot dan kulit.

/. Ealu pada sisi medial, mukosa dilepaskan dari otot. ibuat flap D, kemudian dibuat insisi 2 mm dari pinggir atap lubang hidung.

&. Bebaskan kulit dari mukosa dan tulang raan alae, menggunakan gunting halus melengkung.

0. Eetak tulang raan alae diperbaiki dengan tarikan jahitan yang dipasang ke kulit.

. $etelah jahitan terpasang, lekuk atap dan lengkung atas atap lubang hidung lebih simetris. Kolumela dan rangka tulang raan dan omer yang miring dari depan ke belakang sulit diperbaiki, sehingga masih miring.

C. Euka dipinggir dalam atap nares dijahit, kemudian mukosa oral mulai dari cranial, menghubungkan sulkus ginggio labialis. 3ahitan diteruskan sampai ke dekat merah bibir.

7. $etelah itu, otot dijahit lapis demi lapis. 3ahitan kulit dimulai dari titik yang perlu ditemukan yaitu ujung busur Dupido. iteruskan ke atas dan ke mukosa bibir. 3aringan kulit atau mukosa yang  berlebihan dapat dibuang.

1). 9erakhir luka operasi ditutup dengan tulle dan kasa lembab selama 1 hari, untuk menyerap rembesan darah # serum yang masih akan keluar. 1 hari sesudahnya, barulah luka diraat terbuka dengan  pemberian salep antibiotik.

(28)

4ambar ;eparasi labioschi:is unilateral !labioplasti"

4ambar ;eparasi labioschi:is bilateral !labioplasti"

. Penanganan Prabedah dan Pasca Bedah

4aris jahitan yang terpapar pada dasar hidung dan bibir dapat dibersihkan dengan kapas yang diberi larutan hydrogen peroksida dan

(29)

salep antibiotika yang diberikan beberapa kali perhari. 3ahitan dapat diangkat pada hari ke &-. 3ika gi:i anak baik, cairan dan elektrolit seimbang, pemberian makan dapat diijinkan pada hari ke enam pasca  bedah. $elama aktu yang singkat dalam masa pasca bedah, peraatan khusus sangat diperlukan. 9indakan pengisapan nasofaring yang dilakukan secara lembut mengurangi kemungkinan komplikasi yang la:im terjadi, seperti atelektasis dan pneumonia.2

Pertimbangan primer pada peraatan pasca bedah adalah rumatan kebersihan garis jahitan dan menghindari ketegangan pada jahitan, karenanya bayi diberikan makan dengan penetes obat dan tangan diikat manset siku. iet cair atau setengah cair dipertahankan selama  minggu dan pemberian makanan dilakukan dengan tetesan atau sendok. 9angan  penderita, mainan dan benda 8 benda asing harus dijauhkan dari palatum. $etelah operasi labioplasti, pasien harus diealuasi secara periodik  terutama status kebersihan mulut dan gigi, pendengaran dan kemampuan  berbicara, dan juga keadaan psikososial.2

 b" Penatalaksanaan pada palatoschisis

Palatoschisis merupakan suatu masalah pembedahan, tidak ada terapi medis khusus untuk keadaan ini. Akan tetapi komplikasi dari palatoschisis yakni permasalahan dari intake makanan, obstruksi jalan napas, dan otitis media membutuhkan penanganan medis terlebih dahulu sebelum diperbaiki.

9erapi pembedahan bukanlah suatu yang emergensi, dilakukan pada usia 12-1C bulan. Pada usia tersebut akan memberikan hasil fungsi bicara yang optimal karena memberi kesempatan jaringan pasca operasi sampai matang pada proses penyembuhan luka sehingga sebelum penderita mulai  bicara, soft palate dapat berfungsi dengan baik.

3ika operasi dikerjakan lambat, sering hasil operasi dalam hal kemampuan bicara atau mengeluarkan suara normal atau tak sengau, sulit dicapai./,12

Perbaikan celah palatum dapat dilakukan dengan teknik <2,12,1& 1. @on Eangenbeck Palatoplasty

(30)

asar teknik ini yaitu memisahkan celah palatum yag terpisah. Pembedahan dan penjahitan otot merupakan prosedur untuk membuat sling otot. $kematik palatoplasti @on Eangenbeck, melibatkan flap  bipedikel mukoperiosteal untuk menutup celah patum durum dan

molle.

4ambar @on Eangenbeck Palatoplasty 2. @eau 8 Lardill 8 Kilner Pushback palatoplasty !@-H"

Penutupan mukoperiosteal dibuat dengan W – shaped incison. Pembebasan mukoperiostal dari palatum disambung ke palatum durum dan pembukaan tulang secara anterior dan lateral.

(31)

4ambar @eau 8 Lardill 8 Kilner Pushback palatoplasty !@-H" . Bardach 9o flap

ilakukan pada bibir sumbing bilateral, merupakan modifikasi dari tehnik @on Eangenbeck dimana dilakukan insisi di sepanjang tepi celah palatum dan tepi aleolar. Penggabungan secara anterior ini, untuk membebaskan penutupan mucoperiosteal. Palatum molle diperbaiki pada jahitan garis lurus. Pemotongan dan rekonstruksi m. leator eli palatine sebagai sling otot dinamakan intraelar   palatoplasty.

(32)

4ambar Bardach 9o flap /. ?urlo F plasty

9eknik dimana bagian palatum di reposisi dan eli palatine disambung oleh double opposing  !menyilang" secara F plasty. 5perasi  plastik cara ini adalah teknik yang paling sering digunakanM garis  jahitan yang diatur berguna untuk memperkecil takik bibir akibat

retraksi jaringan parut.

(33)

Karena celah palatum sangat berariasi dalam ukuran, bentuk, dan derajat kerusaknnyaM penentuan aktu operasi koreksi seharusnya  bersifat indiidual. Kriteria seperti lebarnya celah, cukupnya segmen  palatum yang ada, morfologi daerah sekitarnya !seperti lebarnya orofaring" dan fungsi neuromuskuler palatum mulut serta dinding faring mempengaruhi pengambilan keputusan.2

Dacat celah ini hampir selalu menyilang rigi-rigi aleoulus dan menganggu pembentukan gigi pada daerah tersebut. 6lemen 8 elemen gigi yang hilang harus diganti dengan alat 8 alat prostetikM kemungkinan juga diperlukan perubahan posisi gigi. $etelah operasi,  pada usia anak dapat belajar bicara dari orang lain, speech therapist 

dapat diminta mengajar atau melatih anak bicara yang normal. Bila ini telah dilakukan tetapi suara yang keluar masi sengau maka dapat dilakukan Faringoplasti. 5perasi ini adalah membuat bendungan pada faring untuk memperbaiki fonasi, biasanya pada umur 0 tahun ke atas.2

(34)

Pada umur C 8 7 tahun dilakukan tindakan operasi penambalan tulang pada celah aleolus atau maksila untuk memungkinkan ahli ortodonti nanti mengatur pertumbuhan gigi dikanan kiri celah supaya normal. 4raft tulang diambil dari bagian spongius Krista iliaka. 9indakan operasi terakhir yang mungkin diperlukan dikerjakan setelah  pertumbuhan tulang 8 tulang muka mendekati selesai yaitu pada umur 

1& 8 1 tahun.C

$ering ditemukan hipoplasi pertumbuhan maksila sehingga gigi geligi depan atas atau rahang atas kurang maju pertumbuhannya. apat dilakukan bedah ortognatik, memotong bagian tulang yang tertinggal pertumbuhannya dan mengubah posisinya maju ke depan. Bila gusi juga terbelah !gnatoschi:is- kelainannya menjadi labiognatopalatoschi:is, koreksi untuk gusi dilakukan pada saat usia C-7 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.2,/

Pengelolaan bibir sumbing langitan merupakan pengelolaan terpadu !multidisipliner". okter umum, biasanya orangtua penderita mengontrol kesehatan bayi atau anak dan menulis surat rujukan yang  perlu. Ahli bedah plastik memberikan penerangan yang lebih terperinci dan melakukan semua tindakan operasi. Ahli 9+9 mungkin diperlukan bila terjadi gangguan pada telinga. Speech therapist  untuk  mengajarkan bicara dan dokter gigi untuk tindakan ortodonti.2,C

2.).# Kom&li%asi

Berbagai komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami labiopalatoschi:is yaitu<2

a. Eabioschi:is dapat menyebabkan masalah kosmetik, serta susunan gigi yang tidak beraturan.

 b. Palatoschi:is dapat menyebabkan mudahnya mengalami penyakit ($PA !infeksi saluran pernapasan akut" serta berbicara sengau.

(35)

c. 5titis media berulang dan ketulian sering kali terjadi, jarang dijumpai kasus karies gigi yang berlebihan. Koreksi ortodontik dibutuhkan apabila terdapat kesalahan penempatan arkus maksilaris dan letak gigi geligi.

d. Dacat bicara bisa ada atau menetap meskipun penutupan palatum secara anatomi telah dilakukan dengan baik. Dacat icara yang demikian ditandai dengan pengeluaran udara melalui hidung dan ditandai dengan kualitas hipernasal jika mebuat suara tertentu. Baik sebelum dan sesudah operasi palatum, cacat bicara disebabkan oleh fungsi otot 8 otot paltum dan faring yang tidak adekuat. $elama proses menelan dan saat mengeluarkan suara tertentu, otot 8 otot palatum mole dan dinding lateral serta posterior nasofaring membentuk suatu katup yang memisahkan nasofaring dan orofaring. 3ika katup tersebut tidak berfungsi secara adekuat, orang itu sukar mencipatkan tekanan yang cukup di dalam mulutnya untuk membuat suara 8 sura tertentu. Kemungkinan terapi icara diperlukan setelah suatu operasi.

Komplikasi juga dapat dapat terjadi setelah operasi, yaitu berupa< 12,1/

a. Lound dehiscence paling sering terjadi akibat ketegangan yang berlebihan dari tempat operasi.

 b. Lound epansion juga merupakan akibat dari ketegangan yang berlebih. Bila hal ini terjadi, anak dibiarkan berkembang hingga tahap akhir dari rekonstruksi langitan, dimana pada saat tersebut perbaikan jaringan parut dapat dilakukan tanpa membutuhkan anestesi yang terpisah.

c. Lound infection merupakan komplikasi yang cukup jarang terjadi karena ajah memiliki pasokan darah yang cukup besar. +al ini dapat terjadi akibat kontaminasi pascaoperasi, trauma yang tak disengaja dari anak yang aktif dimana sensasi pada bibirnya dapat berkurang pascaoperasi, dan inflamasi local yang dapat terjadi akibat simpul yang terbenam.

d. alposisi Premaksilar seperti kemiringan atau retrusion, yang dapat terjadi setelah operasi.

(36)

e. Lhistle deformity merupakan defisiensi ermilion dan mungkin  berhubungan dengan retraksi sepanjang garis koreksi bibir. +al ini dapat

dihindari dengan penggunaan total dari segmen lateral otot orbikularis. f. Abnormalitas atau asimetri tebal bibir. +al ini dapat dihindari dengan

 pengukuran intraoperatif yang tepat dari jarak anatomis yang penting lengkung.

2.).17 Prognosis

Kelainan labioschisis merupakan kelainan baaan yang dapat dimodifikasi atau disembuhkan. Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini melakukan operasi saat usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki penampilan ajah secra signifikan. engan adanya teknik pembedahan yang makin berkembang, C)' anak dengan labioschisis yang telah ditatalaksana mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik. 9erapi bicara yang berkesinambungan menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada masalah-masalah berbicara pada anak labioschsis.1/,1&

2.).11 Penega!an

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bibir sumbing adalah<

1. enghindari erokok 

(bu yang merokok mungkin merupakan faktor risiko lingkungan terkait untuk terjadinya celah. (bu yang menggunakan tembakau selama kehamilan secara konsisten terkait dengan peningkatan risiko terjadinya plate.

2. enghindari Alkohol

Peminum alkohol berat selama kehamilan diketahui dapat mempengaruhi tumbuh kembang embrio, dan langit-langit mulut sumbing telah dijelaskan memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak 1)' kasus pada sindrom alkohol fetal.

. %utrisi

 %utrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester ( kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang yang normal bagi fetus. a. Asam ?olat

(37)

Asam folat memiliki dua peran dalam menentukan hasil kehamilan. $atu, ialah dalam proses maturasi janin jangka panjang untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan lanjut. Kedua, ialah dalam mencegah defek kongenital selama tumbuh kembang embrionik 

 b. @itamin B0

iketahui baha @itamin B0 dapat melindungi terhadap induksi terjadinya celah pada penelitian terhadap binatang. %amun penelitian pada manusia masih kurang untuk membuktikan peran itamin B0 dalam terjadinya celah.

c. @itamin A

+ale adalah peneliti pertama yang menemukan baha defisiensi itamin A  pada ibu menyebabkan defek pada mata, celah orofasial, dan defek 

kelahiran lainnya pada mamalia. Penelitian klinis pada manusia menyatakan baha paparan fetus terhadap retinoid dan diet tinggi itamin A juga dapat menghasilkan kelainan kraniofasial yang gaat.

BAB III KESI(PULAN

(38)

Bibir sumbing !labiopalatoschi:is" merupakan kongenital anomali yang  berupa adanya kelainan bentuk pada struktur ajah. Eabiopalatoschi:is merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, celah bibir dan atau palatum untuk menyatu selama perkembangan embrio, hal ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan berbagai faktor lingkungan yang terjadi pada trimester pertama kehamilan karena tidak terbentuknya suatu jaringan di daerah tersebut.

Bibir sumbing merupakan kelainan kongenital yang memiliki prealensi cukup tinggi. Bibir sumbing memiliki beberapa tingkat kerusakan sesuai organ yang mengalami kecacatannya yang dapat menyebabkan terjadinya masalah asupan makan, dental, mudah terjadinya infeksi di rongga hidung, tenggorokan dan tuba eustachius !saluran penghubung telinga dan tenggorokan" serta gangguan  bicara.

Pengelolaan bibir sumbing langitan merupakan pengelolaan terpadu !multidisipliner" yang melibatkan tim yang terdiri dari dokter ahli anak, ahli bedah atau bedah plastik, ahli 9+9, ahli ortodonsi yang akan mengikuti perkembangan rahang dan giginya serta ahli logopedi yang mengaasi dan membimbing kemampuan bicara. Kelainan ini sebaiknya secepat mungkin diperbaiki dengan  berbagai teknik operasi labioplasty seperti teknik illard untuk dan teknik   palatoplasty seperti teknik @on Eangenbeck, @-H palatoplasty, Bardach to flap

(39)

DA8TA9 PUSTAKA

1. Donerse 3, @ +ogan, 34 cDarthy. left !ip and "alate,  #ntroduction. alam <  $econstructive "lastic Surgery. 6disi ke 8 11.

@olume /. Philadelphia < LB $aunders.

2. 3ohnsen D. Delah Bibir dan Palatum. alam < L6 %elson, ;6 Behrman, editor. (lmu kesehatan Anak %elson. 6disi ke 8 1&. @olume 2. 3akarta<64DM 1777.12C2 - 12C/.

. +idayat dkk. efisiensi $eng !Fn" aternal dan 9ingginya Prealensi $umbing Bibir # Eangit 8 Eangit di Kabupaten 9imor 9engah $elatan,  %usa 9enggara 9imur. iunduh dari <

http<##.kalbe.co.id#files#cdk#files#1C.ht.ml

/. Lidjoseno, 4ardjito. Kelainan Baaan Kepala dan Eeher. alam < ;  $jamsuhidajat, L e 3ong, editor. Buku Ajar (lmu Bedah. 6disi ke 8 2. 3akarta< 64DM 2))/. // 8 /&.

&. $henaN $, 3H$ Kim, A Bienstock. "lastic and $econstructive $urgery. alam < Sch%art&s "rinciples of Surgery. ?D Brunicardi, K Andersen, 9; Billiar, E unn, 34 +unter, ;6 PGllock. 6disi ke C. @olume 2.  !ibrary of ongress ataloging in "ublication ataM 1777. 170 8 1C)). 0. $nell ;$. Perkembangan Lajah dan Kelainana Kongenital. alam <

Anatomi Klinik Gntuk ahasisa Kedokteran. 6disi ke 8 0. 3akarta< 64D. 2))0. 1/ - 10.

. $adler 9L. Lajah alam < 6mbriologi Eangman. 6disi ke 8 . 3akarta< 64DM 177. / - C

C. $acharin, ;osa . e*t +ook of "ediatric. 6disi ke 8 12. 3akarta< 64D. 2))2

7. ansjoer A, 9riyanti K, $aitri ;, et al. $umbing Bibir dan Eangitan. alam < Kapita $elekta. 3ilid 2. 3akarta< edia Aeusculapius. ?KG(. 2))& 1). uhammad A+. left !ip and "alate ,-tiological Factos. a $evie%.

(ndian 3 Ad !serial online" 2)12 3une !diakses 2& 5ktober 2)1"M /!2"< !C layar".

11. Bisono. $umbing Bibir # Eangitan. alam < Kumpulan Kuliah (lmu Bedah. Bagian (lmu Bedah ?akultas Kedokteran Gniersitas (ndonesia # ;$ dr. Dipto angunkusumo. 3akarta< Binarupa Aksara. 7 8 70.

Gambar

Gambar Embriologi
Gambar Embriologi
Gambar Embriogenesis waa! man&#34;sia &#34;sia 2# !ari
Gambar Proses &amp;er%embangan waa! man&#34;sia
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengeringan pertama masih setengah kering dengan tingkat kekeringan (kering dibagi basah) sekitar 30-35% selama 25 menit dengan suhu 50-55 o C untuk sekali

Ekstraksi solven dapat dilakukan dengan alat khusus menggunakan CO 2   superkritik sebagi  pelarut, yang sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan pelarut

Tujuan penelitian ini untuk membandingkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi masalah- masalah ekonomi sebelum dan sesudah menggunakan Metode Ice Breaking

Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis penerapan metode Median Filter dalam mengurangi citra digital yang menyangkut variasi ukuran pixel serta noise sehingga dapat

- (erat dian)urkan 2% r 8 hari *isani! 2006+.. kali seminu selama kuran lebih 0 menit+, merupakan salah satu pilar dalam  penelolaan DM tipe 2!

Sebaliknya pada tahun 2009, jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki, hal ini dapat dilihat dari sex rasionya, dimana sex rasio

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang keberadaan industri tempe terhadap kesehatan lingkungan di Kelurahan Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur

6 Menyerahkan fotocopy lembar penilaian lapang (Form 4) yang ditandatangani pembimbing lapang tempat pelaksanaan PKN. 7 Menyerahkan hasil scan Berkas Persyaratan Ujian dalam bentuk