• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resiko Auidt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resiko Auidt"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Resiko Auidt Dengan Prosedur Telaah Analitik (Analytical Review)

Tugas Ini Diselesaikan Untuk Memenuhi Tugas Harian

Mata Kuliah Auditing dan Atestasi

Disusun Oleh :

Syauqi Hidayat

NIM 166020310111004

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Latar Belakang

(2)

satu. Tidak cukup waktu. Oleh sebab itu maka auditor wajib mengukur dan memetakan risiko audit terlebih dahulu sebelum mulai menjalankan proses pemeriksaan.

Apa itu Risiko Audit (Audit Risk)

Risiko Audit atau Audit Risk (AR) adalah kemungkinan risiko salah saji bersifat material atau penggelapan (fraud) yang bisa lolos dari proses audit jika auditor tidak melakukan tugasnya secara cermat. Mengingat risiko itu maka, auditor harus melakuka pemeriksaan risiko (risk assessment) sebelum menjalankan proses audit, tepatnya pada fase perencanaan audit (audit planning). Tujuannya: Untuk mengukur dan memetakan risiko audit yang mungkin timbul sehingga bisa menentukan dimana proses pemeriksaan dilaksanakan secara ketat dan dimana agak longgar, dimana audit penuh (full audit) dan dimana secara acak (random audit).

Jenis-Jenis Risiko Audit

Ada 3 jenis risiko audit yang wajib diuji dan dipertimbangkan oleh seorang auditor sebelum menjalankan proses audit, yaitu: (1) risiko inherent (Inherent Risk), (2) risiko pengendalian (Control Risk) dan (3) risiko deteksi (detection risk).

Risiko Inherent – Atau ‘Inherent Risk’ (IR)

Adalah risiko yang mungkin timbul akibat karakter bawaan dari suatu transaksi, entah karena: (a) kompleksitas transaksi dan klas transaksi; atau (b) kompleksitas perhitungan; atau (c) aset yg mudah tercuri/digelapkan; atau (d) ketiadaan informasi yang sifatnya obyektif. Sudah menjadi pemahaman publik bahwa Inherent Risk adalah diluar jangkauan auditor dalam melakukan pencegahan. Bahkan, juga diluar kendali pihak

auditee sendiri. Dengan kata lain, auditor hanya bisa menemukan tetapi tidak bisa

melakukan apa-apa.

Beberapa ciri IR yg tinggi, antara lain: Terjadi profitabilitas dan kinerja laporan keuangan yang terus menurun; Terjadi kekurangan modal kerja; dan Tingginya asset menganggur (tidak menghasilkan)

o Contoh Pemeriksaan IR

Saat memeriksa “Pendapatan,” sebagai seorang auditor anda melihat 4 faktor penting berikut ini dalam mengukur Risiko Inherent (Inherent Risk):

1. Usaha Sejenis – Pertimbangkan persaingan di lingkungan usaha sejenis yang mungkin mempengaruhi pendapatan dan aliran kas auditee. Misalnya: faktor persaingan (mungkinkah auditee kalah dalam persaingan sehingga revenue nya menurun?)

(3)

2. Kompleksitas Pengakuan Pendapatan – Periksa metode pengakuan pendapatannya, apakah mengandung kompleksitas yang berpotensi menjadi risiko? Contoh pengakuan pendapatan dengan perhitungan kompleks dan berpotensi mengandung risiko bawaan adalah “metode persentase penyelesaian” yang biasa digunakan oleh jenis usaha real

estate atau developer ATAU metode pengakuan pendapatan atas kontrak

lainnya yang lamanya melewati satu tahun buku.

3. Kesulitan dalam Menakar Akurasi Perhitungan Revenue – Periksa besarnya nilai revenue dipengaruhi oleh perhitungan yang akurasinya sulit diukur? Misal: menggunakan “Cadangan Bad Debt” dan yang angka persentasenya menggunakan estimasi (termasuk write off nya).

4. Salah Saji Pada Audit Sebelumnya – Anda juga dapat menggunakan laporan hasil audit priode sebelumnya sebagai tambahan bahan pertimbangan; akun-akun yang kerap mengandung salah saji pada periode-periode sebelumnya besar kemungkinannya mengandung risiko inherent.

o 2 (dua) faktor berikut ikut menentukan tingginya tingkat IR.

1. Penugasan audit pertama kalinya untuk klien yang sama oleh auditor dihitung sebagai faktor IR yang penting. Misalnya PT ABC baru IPO tanggal 1 Juni 2015, maka audit yang diselenggarakan pertama kali (untuk Laporan Keuang Per 31 Desember 2015) diasumsikan mengandung IR yang tinggi, sebab auditor tidak memiliki informasi valid mengenai kondisi keuangan PT ABC yang bisa dipercaya.

2. Perusahaan yang memiliki anak/cabang dalam jumlah banyak dan melibatkan banyak mata uang asing, diasumsikan mengandung IR yang tinggi. Sebab model perusahaan seperti ini cenderung menghasilkan laporan keuangan yang kompleks dan besar kemungkinan terjadi banyak kesalahan dalam proses konsolidasi laporan yang disebabkan oleh kompleksitas data transaksi yang terlibat di dalamnya.

Risiko Pengendalian – Atau ‘Control Risk’ (CR)

Adalah risiko yang bisa timbul akibat kelemahan sistim pengendalian intern (SPI) auditee, entah karena desainnya yang lemah atau pelaksanaanya yang tidak sesuai desain—sehingga tidak mampu mencegah potensi salah saji bersifat material atau penggelapan (fraud). CR tidak bisa dikendalikan oleh auditor akan tetapi bisa dikendalikan oleh auditee jika mereka mau. Karakter perusahaan ber CR tinggi, antara lain:

(4)

 Struktur Organisasi (SO), tidak jelas dengan pembagian tugas yang juga tidak jelas. Jika ini terjadi maka bisa dipastikan CR nya tinggi;

 Lemahnya pengawasan manajemen (para manager) terhadap operasional perusahaan (ciri ini bisa dilihat dari beberapa hal, misal: tidak ada level otorisasi transaksi yang jelas, semua orang bisa mengakses semua data/informasi, tidak ada aktivitas supervisi, tidak pernah ada audit fisik, tidak ada performance review, tidak ada budgeted financial statement). Kalau ini yang terjadi maka angka persentase CR sudah pasti tinggi.

 Tidak memiliki auditor internal dan komite audit. Jika ini yang tejadi maka bisa dipastikan angka CR juga tinggi.

 Sistim Pengendalian Internal lemah atau tidak efektif (semua aspek SPI perlu diperiksa terlebih dahulu untuk menentukan faktor ini, perhatikan contoh dibawah Contoh Pemeriksaan SPI: Yang paling klasik, faktor yang harus diperiksa “Pemisahan Tugas” pada departemen-departemen yang berpotensi terjadi “Asset Fraud.” Dua jenis asset dimana kerap terjadi fraud adalah wilayah “Persediaan” dan “Kas.” Katakanlah anda sedang memeriksa Persediaan. Di sini anda memeriksa apakah ada 2 pekerjaan terkait atau lebih dirangkap oleh satu orang petugas? Misal:

Pegawai Purchasing merangkap sebagai petugas yang penerima barang atau pekerjaan gudang persediaan lainnya (ini buruk); atau Pegawai Shipping merangkap sebagai petugas gudang yang mengurus persediaan barang jadi (ini juga buruk).

Foreman di bagian produksi (yang biasa request persediaan untuk keperluan

produksi) diijinkan bebas keluar-masuk gudang persediaan bahan baku atau bahan penolong (ini buruk).

Pegawai admin yang input Receipt of Goods (ROG) memiliki kemampuan akses ke dalam data-data accounting terkait seperti Accounts Payable (Utang) Pegawai admin yang input picking sheet di Shipping memiliki kemampuan akses ke dalam data-data accounting terkait seperti Accounts Receivable (Piutang).

Selain aspek pemisahan tugas anda juga memeriksa akurasi saldo Persediaan yang disajikan pada “Laporan Posisi Keuangan” (Neraca.) Ada 2 hal yang harus di lakukan sini, yaitu:

 Menelusuri dokumen penerimaan barang ‘masuk-dan-keluar’ gudang untuk tanggal-tanggal yang mendekati tanggal tutup buku (jika tutup buku dilakukan tanggal 31 Desember misalnya, maka periksa dokumen barang masuk-dan-keluar tanggal 30 hingga 31). Dari hasil pemeriksaan ini mungkin anda

(5)

menemukan barang persediaan yang harusnya tidak diperhitungkan sebagai penambah saldo (atau pengurang saldo) akan tetapi diikutkan oleh aduitee, atau sebaliknya.

Melakukan perhitungan fisik secara acak (random physical counts). Hasil penghitungan ini kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh auditee, apakah sama? Jika beda, maka uji dengan physical count terus dilakukan.

 Jika auditee menggunakan peralatan teknologi dalam mengelola persediaan misalnya “Self-alarming antitheft tags” atau “Electronic Cash Register” (ECR), maka anda perlu memeriksa apakah peralatan tersebut berfungsi dengan baik atau rusak atau tidak konsisten?

Risiko Deteksi – Atau ‘Detection Risk’ (DR)

Adalah risiko yang bisa timbul akibat kegagalan auditor dalam menedeteksi adanya salah saji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud). DR ada dalam kendali auditor. Karena DR sepenuhnya ada pada kendali auditor, maka sudah pasti mereka harus berupaya untuk menekan risiko ini hingga ke tingkatakan yang paling minimal (tidak mungkin menghilangkan risiko ini sepenuhnya).

Ada 4 faktor yang berpotensi menghasilkan DR yang tinggi, yaitu:

 Salah Mengaplikasikan Prosedur Audit – Contoh kesalahan fatal, misalnya: anda menggunakan rasio untuk mengukur tingkat akurasi angka saldo, dan ternyata anda menggunakan rasio yang salah.

 Salah Menginterpretasikan Hasil Audit – Contoh (lanjutan yang tadi): mungkin sudah menggunakan rasio yang benar, namun anda salah dalam menginterpretasikan hasil perhitungan (misal: anda menyatakan inventory sudah disajikan dengan semestinya padahal sebenarnya mengandung salahsaji bersifat material).

 Salah Memilih Metod Uji – Setiap saldo akun yang disajikan pada Laporan Keuangan seharusnya diuji dengan menggunakan metode yang paling sesuai dengan nature nya masing-masing. Anda ingin memastikan apakah suatu penjualan memang seharusnya diakui (atau tidak diakui), maka anda mengujinya dengan melihat tanggal transaksi yang kemudian disandingkan dengan periodisasi pelaporan (bukan dengan menguji hitungan matematisnya)

 Pengujian CR Yang Kurang Intensive – DR juga meningkat bila pengujian terhadap DR kurang intensif (beberapa wilayah pengendalian lemah namun lolos dari pengujian karena anda tidak tahu wilayah tersebut ternyata lemah), sehingga ada salahsaji atau fraud yang tidak terdeteksi selama proses pengujian anda jalankan.

(6)

Model Risiko Audit (audit risk) yang paling lumrah digunakan (dan diajarkan) adalah: AR = IR x CR x DR Dimana: AR = Audit Risk IR = Inherent Risk CR = Control Risk DR = Detection Risk

Model Risiko Audit ini bisa diterapkan dengan 3 langkah berikut ini:

 Pertama, Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya sudah mematok besaran angka persentase Audit Risk (AR) yang bisa diterima (biasanya tak boleh lebih dari 10%).  Kedua, menentukan IR dan CR. Inherent risk (IR) diukur dengan mempertimbangkan

faktor eksternal dan internal seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Sedangkan CR diukur dengan menilai desain dan implementasi sistim pengendalian internal yang dimiliki oleh auditee seperti yang sudah saya jelaskan di atas.

 Ketiga, menentukan DR dengan menggunakan persamaan di atas, sehingga menjadi: DR = AR/(IR x CR) Nah, besaran DR inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang prosedur audit, substantive test dan rencana audit secara keseluruhan.

Contoh kasus terapan (sederhana):

Kantor Akuntan Publik “JAK dan Rekan” menerima penugasan untuk mengaudit PT. ABC Tbk, untuk pertama kalinya sejak IPO. Engagement Manager, pada fase persiapan audit, menyampaikan informasi berikut terkait PT ABC Tbk:

 Ini adalah sesi audit eksternal pertama kalinya untuk PT ABC Tbk

 PT. ABC adalah perusahaan kontraktor yang memiliki banyak cabang di Singapura, Malaysia, India, Dubai, Jepang dan Australia.

 Tim internal Audit PT ABC baru dibentuk 2 bulan lalu;

Komite Audit PT ABC terdiri dari Board of Director member yang tidak satupun memiliki latar belakang bidang akuntansi dan keuangan.

Sementara itu KAP JAK dan Rekan mematok angka 10% sebagai “accepted audit

risk level.” Dari informasi tersebut, tim audit KAP “JAK & Rekan” menghitung besaran angka

(7)

Inherent Risk (IR) diperkirakan mencapai 60%, mengingat: (a) klien adalah usaha kontraktor yang besar kemungkinannya menerapkan metode pengakuan pendapatan bertahap melalui beberapa periode akuntansi (kompleksitas pengakuan transaksi); (b) ini adalah audit eksternal pertamakalinya (minim informasi obyektif); dan (c) klien memiliki tingkat kompleksitas pelaporan yang tergolong tinggi dengan adanya banyak perusahaan cabang di luar negeri dengan mata uang asing yang berbeda-beda pula.

Control Risk (CR) juga diperkirakan mencapai 60%, mengingat: (a) tim internal auditnya PT ABC Tbk tergolong baru; (b) anggota audit komite nya terdiri dari orang-orang yang tidak berlatarbelakang akuntansi dan keuangan—sehingga besar kemungkinanya tidak melakukan tugas pengawasan yang prudent terhadap proses pencatatan dan pelaporan transkasi keuangan PT ABC Tbk.

Dari simpulan itu, maka sudah bisa ditentukan berapa besarnya angka DR yang harus diantisipasi oleh auditor, dengan menggunakan persamaan di atas:

AR = IR x CR x DR 10% = 60% x 60% x DR 0.10 = 0.60 x 0.60 x DR 0.10 = 0.36 x DR DR = 0.10/0.36 DR = 0.278 (dibulatkan) DR = 0.28 (pembulatan ke atas) DR = 28%

DR = 28% inilah yang harus diantisipasi dengan prosedur pemeriksaan yang dirancang sedemikian rupa oleh auditor, sehingga bisa ditekan ke tingkatan yang paling minimal.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis didefinisikan sebagai evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan sebuah studi hubungan masuk akal diantara data keuangan dan nonkeuangan yang melibatkan perbandingan dari jumlah tercatat dengan pengharapan yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis juga diwajibkan untuk dilakukan selama fase penyelesaian dari audit. Ujian demikian berguna pada titik sebagai telaah terakhir untuk salah saji material atau masalah keuangan dan untuk membantu auditor mengambil pandangan obyektif akhir

(8)

pada laporan keuangan yang telah diaudit. Sudah umum bagi seseorang rekan melakukan prosedur analitis selama telaah akhir dari arsip audit laporan keuangan.

Lima Jenis Prosedur Analitis

Bergunanya prosedur analtis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang mengembangkan sebuah dugaan dari saldo akun tercatat atau rasio berdasarkan pada saldo akun seharusnya, mengabaikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor mengembangkan sebuah dugaan dari sebuah saldo akun atau rasio dengan mempertimbangkan informasi dari periode sebelumnya, kecendrungan industri, dugaan anggaran yang telah disiapakn klien dan informasi nonkeuangan. Auditor biasanya membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio dugaan dengan menggunakan satu atau lebih dari jenis prosedur analitis berikut :

 membandingkan data klien dan industri

 membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya  membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukanklien  membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan audito

 membandingkan data klien dengan hasil dugaan , menggunakan data non keuangan

Membandingkan Data Klien dan Industri Manfaat paling penting dari

perbandingkan industri adalah sebagian sebuah bantuan untuk memahami bisnis klien dan sebagai sebuah indikasi dari kemungkinan kegagalan keuangan. Kelemahaman utama dalam menggunakan rasio industri untuk audit adalah perbedaan diantara sifat informasi keuangan klien dan dimana perusahaan membentuk total industri. Karena data industri adalah rata-rata yang luas, perbandingannya mungkin tidak berarti

Membandingkan Data Klien dengan Data Periode sama yang sebelumnya

Membandingakan saldo tahun ini dengan tahun sebelumnya salah satu cara

termudah untuk membuat ujian ini adalah dengan menyertakan hasil neraca saldo tahun lalu yang telah disesuaikan dalam kolom terpisah dari lembar kerja neraca saldo tahun ini. Auditor dengan mudah bisa membandingkan saldo tahun ini dengan tahun sebelumnyauntuk memutuskan lebih awal dalam audit apakah akun harus

(9)

menerima lebih dari jumlah normal perhatian karena perubahan yang signifikan dalam saldo.

Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang sama untuk tahun sebelumnya, bila tidak ada perubahan signifikan dalam operasional klien tahun ini,

banyak rincian yang membuat total dalam laporan keuangan juga harus tetap tidak berubah. Dengan cara singkat membandingkan rincian periode sekarang dengan rincian periode sebelumnya, seringkali dimungkinkan untuk mengisolasi informasi yang memerlukan pengujian selanjutnya. Perbandingan rincian bisa mengambil bentuk rincian selama beberapa waktu atau rincian pada suatu waktu tertentu.  Menghitung hubungan rasio persentase untuk dibandingkan dengan tahun

sebelumnya perbandingan dari total atau rincian dengan tahun sebelumnya seperti

yang dijelaskan dalam dua paragraph sebelumnya memiliki dua kelemahan. Pertama, ia gagal untuk memperhatikan pertumbuhan atau penurunan dalam aktivitas bisnis. Kedua, hubungan data yang satu dengan yang lainnya, seperti penjualan dengan biaya barang yang dijual, telah diabaikan. Hubungan rasio dan presentase mengalahkan kedua kelemahan itu.

Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien

Mendatangkan perbaikan yang tidak diduga. Auditor tentu akan menyeledik pengeluaran utama dalam akun ini untuk menentukan apakah mereka meliputi suatu jumlah yang harus dikapitalisasi sebagai aktiva tetap. Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran atas beragam aspek dari operasi dan hasil keuangan mereka. Karena anggaran melambangkan dugaan klien untuk periode itu, penyelidikan akan area yang paling penting dimana terdapatnya perbedaan antara anggaran dan hasil sebenarnya bisa menunjukan potensi salah saji. Tidak adanya perbedaan juga bisa menunjukan bahwa salah saji adalahtidak mungkin. Umpamanya, umum dalam audit unit pemerintahaan local, Negara bagian dan federal untuk menggunakan jenis prosedur analitis ini.

Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan auditor

Jenis perbandingan umum kedua dari data klien dengan hasil dugaan terjadi saat auditor menghitungkan saldo dugaan untuk dibandingkan dengan saldo sebelumnya. Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat sebuah perhitungan tentang apakah saldo akun seharusnya dengan menghubungkannya dengan neraca lajur lainnya atau akun laporan pemasukan atau rekening dengan membuat sebuah proyeksi berdasrkan pada pada suatu tren histories. Sebuah contoh dari menghitung

(10)

nilai dugaan berdasarkan pada hitungan akun-akun adalah perhitungan independent dari pengeluaran bunga atas wesel bayar jangka panjang dengan rata-rata suku bunga bulanan. Contoh menggunakan tern histories adalah saat memindahkan rata-rata cadangan untuk piutang dagang yang tidak tertagih sebagai persentase piutang dagang kotor yang diterapkan kesaldo piutang dagang kotor pada akhir tahun audit untuk menetukan sebuah nilai dugaan untuk cadangan saat ini.

Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data nonkeuangan.

Perhatian utama dalam menggunakan data non keuangan adalah akurasi data.

Rasio Keuangan Umum

Prosedur analitis auditor sering kali meliputi penggunaan rasio keuangan umum selama perencanaan dan telaah akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit. Proses tersebut berguna untuk memahami kejadian terbaru dan status keungan perusahaan dan untuk memandang laporan itu dari perseptif pemakai. Analisis keuangan umum bisa efektif untuk mengidentifikasikan kemungkinan area masalah untuk analisis tambahan dan pengujiaan audit juga area masalah perusahaan dimana auditor bisa memberikan bantuan lainnya. Dalam menggunakan rasio ini, adalah penting sebagai auditor untuk membuat perbandingan yang tepat. Perbandingan yang paling penting adalah dengan tahun sebelumnya untuk perusahaan tersebut dan untuk rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahunyang sama.

Rasio dan prosedur analitis lainnya biasanya dihitung dengan menggunakan neraca lajur dan jenis perangkat lunak lainnya. Rasio ini dihubungkan dengan neraca saldo sehingga perhitungan secara otomatis diperbaruhi saat menyesuaikan ayat jurnalyang dibuat untuk laporan klien.

Daftar Referensi

Arens & Loebbecke. (1999). Auditing Pendekatan Terpadu , Buku 1, EdisiIndonesia. Jakarta: Salemba Empat.

(11)

Arens,Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, ditemukan dan disimpulkan bahwa segala bentuk upaya strategi adaptasi yang dilakukan dokter terhadap pasien dan warga masyarakat di desa

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) pada kalangan

Dalam penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PAI di SDN 2 Tanjungan Kec. Katibung Lampung Selatan, proses menemukan merupakan bagian inti

Teknik Sampling yang digunakan adalah “Nonprobability Sampling” yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Observasi awal merupakan langkah pertama untuk mengidentifikasikan

Klasifikasi artikel Wikipedia Indonesia adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mengklasifikasi artikel Wikipedia Indonesia yang berupa dokumen teks dengan tahapan

waspadai itu merupakan tanda tanda penyakit kutil kelamin.segeralah melakukan pengobatan agar penyakit anda tidak bertambah parah karena penyakit kutil kelamin merupakan

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional2. Contoh