• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RETUN ON ASSETTERHADAP MARKET VALUE ADDED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RETUN ON ASSETTERHADAP MARKET VALUE ADDED"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RETUN ON

ASSETTERHADAP MARKET VALUE ADDED

Dyan Rizky Rahmiati

dianrizkisantosowida@yahoo.com

Tri Yuniati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research studies the influence of performance measurement by using traditional methods which are both Return on Assets (ROA) and Economic Value Added (EVA) to the Market Value Added (MVA) on cement companies which are listed in Indonesia Stock Exchange from 2010 to 2012. The multiple linear regressions analysis with SPSS 20.0 is used as the analysis technique.The result shows that simultaneously Economic Value Added (EVA) andReturn on Asset (ROA) show significant influence to the Market Value Added (EVA) while partially Economic Value Added (EVA) andReturn on Asset (ROA) have positive but not significant influence to the Market Value Added (MVA). Moreover, it has been found that simultaneously Economic Value Added (EVA) andReturn on Asset (ROA) have influence Market Value Added (MVA) by 83.5% and the remaining is explained by other factors that is being researched. From these two variables, the one which has the most dominant influence is Market Value Added (MVA) variable to the Market Value Added (MVA).

Keywords:Economic Value Added, Return on Asset, Market Value Added ABSTRAK

Skripsi ini meneliti mengenai pengaruh pengukuran kinerja dengan metode tradisional Return On Asset (ROA) dan Metode Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 - 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 20.0.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan rasio Return On Assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA) menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap Market value Added (MVA), sedangkan secara parsial Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Market Value Added (MVA). Selain itu, juga diketahui bahwa secara simultan Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA) mempengaruhi Market Value Added (MVA) sebesar 83,5% dan sisanya factor-faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti. Dan dari kedua variabel tersebut yang mempunyai pengaruh paling dominan yaitu variabel Market Value Added (MVA) terhadap Market Value Added (MVA).

Kata-kata kunci: Economic Value Added, Return On Asset, Market Value Added

PENDAHULUAN

Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari baik oleh pribadi maupun perusahaan, sehingga perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerja perusahaannya masing-masing. Karena dengan adanya peningkatan kinerja tersebut akan mudah perusahaan untuk mencapai tujuan.

(2)

Tujuan perusahaan pada zaman dahulu adalah memaksimalkan laba, namun dalam perkembanganya sudah tidak relevan lagi jika tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, akan tetapi bagaimna perusahaan tersebut memaksimalkan kekayaan dari pemegang sahamnya. Untuk menilai kinerja perusahaan dibutuhkan suatu alat analisis dan hal yang umum digunakan adalah rasio keuangan. Analisis rasio keuangan ini adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi yang digunakan untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan agka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa akan datang. Secara tradisional pengukuran nilai perusahaan dapat di lihat dari hasil pembagian asset yaitu Return on Asset (ROA) atau bagi ekuitas yaitu Return on Equity (ROE), apabila rasio tersebut meningkat maka kinerja perusahaan dianggap membaik, namun pengukuran diatas mempunyai kelemahan, kelemahan tersebut adalah mengabaikan adanya unsur cost of capital atau biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak, sehingga dari kelemahan tersebut maka lahirlah konsep Economic Value Added (EVA).

Adapun kelebihan dari Economic Value Added (EVA) adalah bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modal.

Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal yang sesungguhnya menjadi perhatian secara jelas.

Manajer akan berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

Sedangkan kelemahan dari Economic Value Added (EVA) yaitu hanya menggambarkan penciptaan nilai pada satu tahun tertentu. Secara praktis, penerapan Economic Value Added (EVA) masih sulit, karena proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan yang belum go public sulit untuk dilakukan. Kenapa perusahaan lebih memilih Economic Value Added (EVA) dari pada Return of Investment (ROI) karena dengan menggunakan metode Economic Value Added sseluruh unit usaha memiliki sasaraan laba yang sama untuk perbandingan investasi.

Keputusan-keputusan yang meningkatkan Return of Investment (ROI) suatu pusat investasi dapat menurunkan laba secara keseluruhan.Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula.

Economic Value Added (EVA) berlawanan dengan Return of Investment (ROI) yang memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai dasar perusahaan. Mengurangi resiko pengambil alihan.Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi. Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan masa depan.

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah “Apakah Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2012?”

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) dan Retun On Assets (ROA) berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Market

(3)

Value Added (MVA), pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2010 – 2012.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuamgan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan peruahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar peusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuagan menurut “Standar Akuntasi Keuangan” adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan menurut Munawir (2008:2) adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat ukur berkomunikasi anatara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Kondisi lporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan keuangan lainnya. Adanya laporan keuangan peruahaan yang nyata dan lengkap dapat di ketahui dan diperoleh gambaran tentang hasil perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Dari salah satu tugas penting manajemen atau investor akhir taun yaitu menganalisa laporan keuangan perusahaan dari beberapa metode dan teknik analisa yang digunakan sebagai alat ukur mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan di masing-masing pos-pos tersebut.

Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain masyarakat dan pemerintahan, pemasok, dan kreditur, pemilik, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan. Berdasarkan dari pengertian laporan keuangan diatas dapat diketahui bahwa laporan keungan pada dasarnya adalah merupakan proses pelaporan yang digunakan untuk alat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Tujuan Laporan Keuangan

Dalam setiap perusahaan mempunyai laporan keungan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan kinerja perusahaan serta posisi keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan secara ekonomi bagi penggunanya. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk digunakan oleh : 1. Manajer dalam menjalankan operasi perusahaan.

2. Pihak-pihak yang berkepentingan (menyumbang anggota organisasi, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba (non profit) untuk mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.

Menurut standar akuntansi keuangan yang di keluarkan oleh ikatan akuntansi indonesia adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Munawir (2008:2) menyataka bahwa tujuan laporan keuangan adalah:

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan

2. Untuk menentukan / mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntugan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

(4)

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab.

4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Economic Value Added (EVA)

Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward

Management Service pada tahun 1993 yang merupakan perusahaan konsultan dari Amerika

Serikat.Economic Value Added (EVA) telah lama dikenal oleh para ekonom sebagai economic

profit, yaitu nilai profit yang melebihi (kurang dari) tingkat pengembalian minimum yang

bisa diperoleh (diderita) oleh pemegang saham dan kreditor dengan berinvestasi di sekuritas laian yanag memepunyai resiko sebanding.

Menurut Thakar (2008:9),Economic Value Added adalah Pendapatan – Biaya langsung – Biaya modal = Laba setelah pajak – Biaya modalaMenurut Warsono (2008:48) menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah selisih antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modal keseluruhan.Metode Economic Value Added (EVA) dapat digunakan sebagai dasar untuk memeberikan insentif-insentif kepada eksekutif.

Menurut Young dan O’byrne (2009:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasional dan modal. Dalam arti sempit ini, EVA benar-benar hanya merupakan cara alternatif untuk menilai kinerja perusahaan. Prinsip EVA adalah memberikan penilaian yang baik terhadap kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar suatu perusahaan. Menurut (Arnold dan Davies,2008:23),EVA adalah varian dari keuntungan ekonomi, yang merupakan istilah modern untuk sisa pendapatan. Keuntungan ekonomi untuk periode adalah amont diterima oleh bisnis setelah di kurangi semua biaya operasional dan biaya modal yang digunakan. Ada dua cara untuk menghitung keuntungan ekonomi:

1. Laba Ekonomi = kinerja x penyebaran investasi modal

2. Laba Ekonomi = (return on capital – WACC x investasi modal)

Menurut Kamaludin(2011:60) mengatakan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah mengukur kinerja keuangan manajerial dalam suatu tahun tertentu. EVA tidak lain adalah laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal setelah pajak. Pengertian modal disini mencakup hutang jangka panjang,saham preferen dan saham biasa. Sehingga EVA merupakan estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya tahun berjalan, bukan laba akuntansi.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan :

a. Economic Value Added (EVA) merupakan alat penilaian kienerja keuangan.

b. Economic Value Added (EVA) merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai (value) dari modal yang telah ditanamkan oleh pemegang saham.

c. Economic Value Added (EVA) merupakan selisish dari laba operasi bersih setelah pajak (net operating profit after tax) dikurangi dengan biaya modal (cost capital).

d.

Biaya modal (cost of capital) merupakan biaya tertimbang dari modal untuk hutang (debt)

dan modal sendiri (equity) yang digunakan oleh perusahaan.

Untuk itu perlu dipahami dalam rumusan sederhana. Menurut Singgih(2008:6), menyatakan bahwa :

a. Jika EVA > 0, maka berarti ada nilai tambah ekonomi terhadap perusahaan selama masa operasionalnya.

b. Jika EVA = 0, maka berarti perusahaan berada pada kondisi impas selama

(5)

c. Jika EVA < 0, maka berarti kinerja operasionalnya perusahaan gagal memenuhi harapan para investor.

Economic Value Added (EVA) yang negative menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang, ini sebagai akibat laba operasi setelah pajak lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut, sebaliknya Economic Value Added (EVA) yang positif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta investor atau investasi yang dilakukanyya. Keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal.

Kelebihan dan Kekurangan Economic Value Added (EVA)

Menurut (Isnani dan Iswati,2007:6) menyatakan bahwa EVA memiliki keunggulan dan kelemahan. Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja keuangan perusahaan adalah EVA dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (valsue creation), dan keunggulanlainnya yang dimiliki EVA adalah sebagai berikut :

1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi.

2. EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. 3. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data

pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian. 4. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan

terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts.

5. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Sedangkan kelemahan-kelemahan EVA diantaranya adalah sebagai berikut :

a) EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.

b) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu.

Return On Assets (ROA)

Menurut Hanafi (2012:157),Return On Asset (ROA) atau sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset atau kekayaan yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.

Menurut Dendawijaya (2009:118), Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

(6)

Market Value Added (MVA)

Menurut Rasyid(2008:69), menyatakan Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman dan laba ditahan dana uang yang bias diambil sekarang, atau sama dengan selisih antara nilai buku dan nilai pasar saham plus obligasi.

MenurutSartono (2008:103), tujuan utama perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.Selain memberi manfaat bagi pemegang saham, tujuan ini juga menjamin sumber daya perusahaan yang langka dialokasikan secara efisien dan memberi manfaat ekonomi.Kemakmuran pemegang saham di maksimalkan dengan memaksimalkan kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yangdisetor pemegang saham.

MenurutWarsono (2008), Market Value Added (MVA) atau nilai tambah pasar dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dengan nilai ekuitas yang dipasok para investornya.

Menurut Kamaludin (2011:59), MVA adalah singkatan dari Market Value Added (MVA) atau nilai tambah pasar. MVA tidak lain pengurangan antara nilai pasar ekuitas dengan modal ekuitas yang diinvestasikan.

Economic Value Added (EVA), Return On asset (ROA), terhadap Market Value Added (MVA)

Secara umum Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) dianggap sebagai pengukur dari kinerja suatu perusahaan. Berkaitan dengan Economic Value Added (EVA) sebagai alat ukur kinerja yang mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang dilakukan, maka Economic Value Added (EVA) mengidentifikasi seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi Return On Asset (ROA), kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain Return On Asset (ROA) akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (MVA).

Analisis penilaian kinerja dengan menggunakan Economic Value Added (EVA) dan Return

On Asset (ROA) jika kinerja perusahaan itu bagus maka harga saham semakin tinggi

sehingga Market Value Added (MVA) juga akan semakin tinggi ini menandakan Economic

Value Added (EVA) danReturn On Asset berhubungan dengan Market Value Added (MVA). Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tujuan, ruang lingkup penelitian dan tinjauan teoritis tersebut, maka dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh antara Economic Value Added (EVA), dan Return On Asset (ROA)

terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan semen yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia BEI.

H2a:Economic Value added (EVA) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA) pada

perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.

H2b: Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA) pada

(7)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak menggunakan sampel, karena jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat studi kasus dimana data yang diperoleh adalah data sekunder dengan obyek penelitian laporan neraca dan laporan laba rugi pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk, dan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen

a. Economic Value Added (E)

Untuk mendapatkan nilai economic value added (EVA) sesuai dengan konsepnya. Maka perlu diketahui terlebih dahulu besarnya nilai laba bersih operasi setelah pajak atau NOPAT, yaitu dengan menambahkan laba operasi sebelum pajak dengan beban pajak. b. Return On Assets (R)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Variabel Dependen

Market Value Added (M)

MVA adalah singkatan dari Market Value Added (MVA) atau nilai tambah pasar. MVA tidak lain pengurangan antara nilai pasar ekuitas dengan modal ekuitas yang diinvestasikan.

Teknik Analisis Data

Analisis Economic Value Added (EVA)

Berikut ini merupakan menghitung EVA, yaitu: 1. Menghitung biaya modal hutang (cost of debt)

Biaya modal hutang menunjukkan berapa biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman menurut (Husnan dan Pudjiastuti,2012:56). Biaya modal hutang dapat dihitung dengan rumus :

K= Kd (1-T) Keterangan :

K = Biaya modal hutang setelah pajak

Kd = Biaya modal hutang sebelum pajak

T = Tarif pajak

2. Menghitung biaya modal saham (cost of equity)

Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan dengan investasi. Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas (Cost of Equity atau ke ) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru (Martono dan Harjito,2010:209). Biaya modal saham dapat dihitung dengan rumus :

(8)

Dalam hal ini :

Ri = Tingkat return saham yang diharapkan investor Rf = Tingkat return bebas risiko

Rm = Return portofoliopasar yang diharapkan

𝛽 = Beta, pengukur risiko sistematis saham

3. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)

Weight Average of Capital (WACC) adalah gabungan dari masing-masing biaya modal

dari perusahaan dan presentase dari masing-masing capital structur,yaitu hutang jangka panjang dan saham biasa dimana tujuan Weight Average of Capital (WACC) adalah menghitung cost of capital perusahaan secara keseluruhan. Adapun rumus menghitung

Weight Average of Capital (WACC) menurut Prabowo (2009:23)adalah :

WACC = Wd x Kd (1-t) + Ks x Ws Keterangan :

t = pajak yang dikenakan pemerintah kepada perusahaan

Kd = biaya hutang

Ks = biaya modal sendiri

Wd = proporsi hutang

Ws = proporsi modal sendiri 4. Menghitung economic value added (EVA)

Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan

perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. EVA dapat dihitung dengan rumus :

EVA = NOPAT – Biaya modal Dalam hal ini :

EVA = Economic Value Added (Nilai Tambah Ekonomis)

NOPAT = Net Operating After Taxes (Laba Operasi Setelah Pajak)

Biaya Modal = WACC x Total Modal

Analisis Return On Assets (ROA)

Menurut Hanafi(2012 : 157) Return On Asset (ROA) atau sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset atau kekayaan yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑹𝑂𝐴 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100%

Analisis Market Value Added (MVA)

Menurut Kamaludin (2011:59) MVA adalah singkatan dari Market Value Added (MVA) atau nilai tambah pasar. MVA tidak lain pengurangan antara nilai pasar ekuitas dengan modal ekuitas yang diinvestasikan. Dapat juga dirumuskan sebagai berikut:

(9)

Hasil Penelitian dan Pembahasan Perhitungan Variabel-Variabel

1. Economic Value Added (EVA)

Tabel 1

Perhitungan Economic Value Added (EVA) Tahun 2010 - 2012

KODE

PERUSAHAAN TAHUN NOPAT WACC EVA

SMCB 2010 1.248.591 330.563,651 918.027 2011 1.420.755 95.447,030 1.325.348 2012 1.698.528 211.171,675 1.487.356 SMGR 2010 3.451.617 324.095,366 3.127.522 2011 3.785.052 1.677,246 3.783.375 2012 4.925.502 1.331.746,945 3.593.755 INTP 2010 3.012.319 181.678,016 2.830.641 2011 3.335.231 10.004,840 3.325.226 2012 4.433.004 93.547,430 4.339.456 Data BEI diolah

2. Return On Assets (ROA)

Tabel 2

Perhitungan Return On Asset (ROA) Tahun 2010 - 2012

KODE

PERUSAHAAN TAHUN LABA BERSIH TOTAL ASET ROA

SMCB 2010 2011 1.054.587 828.422 10.437.249 10.950.501 7,94% 9,63% 2012 1.381.404 12.168.517 11,35% SMGR 2010 3.633.220 15.562.999 23,34% 2011 3.960.605 19.661.603 20,14% 2012 4.924.791 26.579.084 18,45% INTP 2010 3.224.942 15.346.146 21,01% 2011 3.601.516 18.151.331 19,84% 2012 4.763.388 22.755.160 20,93%

(10)

3. Market Value Added (MVA)

Tabel 3

Perhitungan Nilai Pasar Ekuitas Tahun 2010-2012

KODE

PERUSAHAAN TAHUN HARGA SAHAM SAHAM YANG BEREDAR NILAI PASAR EKUITAS

SMCB 2010 2.250 6.044 13.599.000 2011 2.175 3.519 7.653.825 2012 2.900 4.219 12.235.100 SMGR 2010 9.450 31.995 302.352.750 2011 11.450 18.855 215.889.750 2012 15.850 26.942 427.030.700 INTP 2010 15.950 16.915 269.794.250 2011 17.050 16.206 276.312.300 2012 22.450 16.063 360.614.350 Data BEI diolah

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode regresi linier berganda. Dengan model ssebagai berikut :

M = a+b1E+b2R+e Dimana :

M = Market Value Added (MVA)

a = Konstanta

E = Economic Value Added (EVA)

R = Return On Assets (ROA)

e = Error term

b1b2 = Koefisien Regresi Variabel E,R

Persamaan regresi ini akan digunakan untuk menguji apakah variabel independen yang terdiri dari EVA dan ROA berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu MVA pada Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Statistik Deskriptif

Tabel 4 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu

Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA) terhadap Market Value Added

(MVA) pada perusahaan Semen.

Tabel 4

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Y_MVA 9 126.565 408865.846 196922.92133 155849.48927 X1_EVA 9 918.027 4339.457 2747.85633 1212.747791

X2_ROA 9 7.94 23.34 16.9667 5.70383

(11)

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui Statistik Deskriptif dari masing-masing variabel. Dapat diketahui bahwa N atau jumlah data pada setiap variabel yang valid adalah 9. Dari 9 sampel data dapat dilihat bahwa nilai variabel terendah (minimum) adalah sebesar 7,94% yang dimiliki oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. pada tahun 2010, sedangkan hasil variabel tertinggi (maximum) sebesar Rp. 4.339,457 yang dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. pada tahun 2012. Nilai rata-rata MVA adalah Rp. 196.922,92133, artinya rata-rata perusahaan Semen selama tahun 2010-2012 berkapasitas sebagai pencipta kesejahteraan pemegang saham selama tahun 2010-2012 adalah sebesar Rp. 196.922,92133.

Sedangkan rata-rata (mean) EVA sebesar Rp. 2.747,85633, hal ini menunjukan perusahaan mampu menciptakan nilai tambah selama tahun 1010-2012 sebesar Rp. 2.747,85633. ROA sebesar 16,96% hal ini menunjukan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki menghasilkan laba sebesar 16,96%. Nilai EVA terendah (minimum) adalah 918.027 yang dimiliki oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. pada tahun 2010. Dan EVA tertinggi (maximum) adalah 4.339,457 yang dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. pada tahun 2012. Sedangkan rata-ratanya (mean) adalah sebesar 2.747,85633.

Nilai ROA terendah (minimum) adalah 7,94 yang dimiliki oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. pada tahun 2010. Dan ROA tertinggi (maximum) adalah 23,34 yang dimiliki oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2010. Sedangkan rata-ratanya (mean) adalah sebesar 16,9667.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa dari semua persamaan regresi bentuk P-Plot, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

d. Uji Autokorelasi. nilai Durbin Watson sebesar 2,711 terletak diantara 2,35 sampai 2,79 yang berarti model ini tidak mengandung autokorelasi karena nilai 2,711 terletak diantara 2,35 dan 2,79. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda antara rasio keuangan yang digunakan, yaitu EVA dan ROA terhadap MVA disajikan dalam tabel berikut ini.

(12)

Tabel 5

Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -169179.000 83559.703 -2.025 .089 X1_EVA 79.415 47.081 .618 1.687 .143 X2_ROA 8716.025 10010.358 .319 .871 .417 a. Dependent Variable: Y_MVA

Dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : MVA = - 169179 + 79,415 EVA + 8716,025 ROA + e

Interpretasi dari persamaan regresi diatas adalah sebagai berikut : 1. Konstanta (a)

Dari hasil analisis regresi tersebut ditemukan adanya hubungan anatara variable independen (EVA dan ROA) dengan variable dependen MVA. Konstanta bernilai – 169179, hal ini menunjukan bahwa jika semua variable independen (EVA dan ROA) memiliki nilai nol (0) maka nilai variable dependen MVA perusahaan pada tahun 2010 – 2012 di Bursa Efek Indonesia sebesar – 169179.

2. Economic Value Added (EVA)

Nilai dari variable Economis Value Added sebesar 79,415 dan bertanda positif. Hal ini menunjukan bahwa EVA mempunyai hubungan yang searah dengan MVA. Hal ini berarti setiap kenaikan 1% nilai Economic Value Added, maka nilai Market Value Added akan meningkat sebesar 79,415 dengan asumsi bahwa variable bebas yang lain dari model regresi adalah konstan.

3. Return On Assets (ROA)

Nilai dari variable Return On Assets sebesar 8716,025 dan bertanda positif. Hak ini menunjukan bahwa EVA mempunyai hubungan yang searah dengan MVA. Hal ini berarti setiap kenaikan 1% nilai Return On Assets, maka nilai market value added akan bertambah sebesar 8716,025 dengan asumsi bahwa variable bebas yang lain dari model regresi adalah konstan.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Dari hasil analisis data diperoleh hasil seperti tabel berikut :

(13)

Tabel 6

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .914a .835 .780 7.3041244 2.711

a. Predictors: (Constant), X2_ROA, X1_EVA b. Dependent Variable: Y_MVA

Dari tabel 6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai R square atau koefisien determinasi

(R2) adalah 0,835. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan EVA dan ROA terhadap

MVA sebesar 83,5% atau dengan kata lain variabel EVA dan ROA berpengaruh sebesar 83,5% terhadap variabel MVA, sedangkan sisanya sebesar 16,5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis 1. Uji F

Untuk melakukan pengujian secara simultan terhadap pengaruh variabel independen (EVA dan ROA) terhadap variabel dependen (MVA), maka dapat dilakukan uji statistik F.

Tabel 7

Hasil Uji F (Simultan) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.62311 2 8.11510 15.211 .004a

Residual 3.20110 6 5.3359

Total 1.94311 8

a. Predictors: (Constant), X2_ROA, X1_EVA b. Dependent Variable: Y_MVA

Dari hasil tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari niali Fhitung sebesar 15,211 dengan nilai signifikan (sig) sebesar 0,004. Karena nilai signifikan (sig) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa Economic Value Added (EVA) dan Return On Assets (ROA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA).

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji masing-masing variabel independen (EVA dan ROA) terhadap variabel dependen (MVA). Hasil pengujian hipotesis masing-masing variabel EVA dab ROA secara parsial terhadap MVA dapat dianalisis sebagai berikut :

a. Uji hipotesis pengaruh EVA terhadap MVA

Dari persamaan regresi diperoleh koefisien variabel EVA sebesar 0,79415 yang berarti berpengaruh positif terhadap MVA. Selain itu uji parsial (uji t) antara variabel EVA dengan variabel MVA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,143 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa pengaruh EVA terhadap MVA secara parsial adalah tidak signifikan. Dari hasil analisa menunjukkan

(14)

bahwa pengaruh yang ditunjukkan EVA terhadap MVA adalah positif dan tidak signifikan.

Dari hasil uji hipotesis diatas dapat dijelaskan mengapa variabel EVA tersebut tidak signifikan terhadap MVA karena EVA hanya mengukur hasil akhir dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu lainnya sehingga hal ini bisa saja menyebabkan EVA tidak signifikan terhadap MVA.

b. Uji Hipotesis pengaruh ROA terhadap MVA

Dari persamaan regresi diperoleh koefisien variabel ROA sebesar 0,8716 yang berarti berpengaruh positif terhadap MVA. Selain itu uji parsial (uji t) antara variabel ROA dengan variabel MVA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,417 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa pengaruh ROA terhadap MVA secara parsial adalah tidak signifikan. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan ROA terhadap MVA adalah positif dan tidak signifikan.

Dari hasil uji hipotesis diatas dapat dikelaskan mengapa variabel ROA tersebut tidak signifikan terhadap MVA karena pada tahun tertentu tingkat pengembalian asset pada perusahaan tidak sesuai dengan aktiva perusahaan.

3. Koefisien Determinasi Parsial

Koefisien determinasi parsial digunakan untuk melihat variabel mana yang berpengaruh dominan antara variabel bebas yang terdiri dari EVA dan ROA terhadap MVA pada perusahaan Semen.

Tabel 8

Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial

Variabel R r2

X1_EVA 0,567 0,321489

X2_ROA 0,335 0,112225

Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial sebagai berikut :

1. Koefisien determinasi parsial variabel Economic Value Added (EVA) 0,321 hal ini berarti sebesar 32,1% yang menunjukan besarnya kontribusi variabel EVA terhadap Market alue Added (MVA).

2. Koefisien determinasi parsial variabel Return On Assets (ROA) 0,112 hal ini berarti sebesar 11,2% yang menunjukan besarnya kontribusi variabel EVA terhadap Market alue Added (MVA).

Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah EVA karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar.

SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab 4, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara simultan variabel EVA dan ROA bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap variabel MVA.

2. Secara parsial variabel EVA dan ROA tidak memiliki pengaruh terhadap MVA. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:

(15)

a. Variabel EVA berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap MVA pada Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Variabel ROA berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap MVA pada Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Dari kedua variabel EVA dan ROA yang mempunyai pengaruh yang sangat dominan adalah variabel EVA.

Keterbatasan

Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah pada pengamatan dengan hanya menggunakan 3 Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Disamping itu variabel-variabel yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi adalah EVA dan ROA terhadap MVA.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, G. dan M, Davies. 2008, Value Based Management, John Wiley&Sons, Ltd,

Brigham, E. F. dan J.F. Houston. 2010, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Jakarta : Salemba Empat.

Dendawijaya, L. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta. Hanafi, M. 2012. Analisis Laporan Keuangan. STIM YKPN Yogyakarta. Yogyakarta.

Husnan, S. dan E, Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Buku 1. Edisi kelima. BPFE. Yogyakarta.

Isnani, N. dan S, Iswati. 2007, Pengaruh Merger Terhadap Kinerja Keuangan : Anlisis Economic Value Added (EVA), Majalah Ekonomi, No.3, Tahun XI, hal 198-210.

Kamaludin. 2011. Manajemen Keuangan “Konsep Dasar Dan Penerapannya”. Mandar maju. Bandung.

Martono, dan Harjito, 2010. Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. BPFE. Yogyakarta.

Moses. L. Singgih, 2008, Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Economic Value Added. ITS Surabaya.

Munawir. 2008, Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat, Yogyakarta : liberty.

Prabowo, H, 2009, Penerapan Economic Value Added Untuk Memaksimalkan Nilai Perusahaan : Studi Kasus PT XYZ, Journal The Winners, Vol 5,No.1 hal 19-33.

Prastowo, D. dan R. Julianti. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. YKPN

Rasyid, R. 2008, Pengukuran Nilai Rill Perusahaan Dengan Menggunakan Konsep Economic Value Added, Economac, Vol.1 No.2, Hal 67-77.

Santoso, 2002, SPSS, Salemba Empat, Jakarta.

Sartono, A. 2008, Manajemen Keuangan(Teori dan Aplikasi), BPFE, Yogyakarta,

Thakar, A.V. 2008, Becoming A Better Value Creator, How To Improve The Company’s Bottom Line

And Your Own, Jossey-Bass, A Wiley Company,

Trihendradi, C. 2008, step by step SPSS 16 Analisis Data statistik, Penerbit Andi, Yogyakarta. Warsono. 2008. Manajemen Keuangan Perusahaan. Bayu Media Publishing. Malang.

Young, S. D. dan O’Bryne. 2009, EVA and Value Based Management a Practical Guide or

Gambar

Tabel  4  menunjukkan  statistik  deskriptif  masing-masing  variabel  penelitian  yaitu  Economic  Value  Added  (EVA)  dan  Return  On  Assets  (ROA)  terhadap  Market  Value  Added  (MVA) pada perusahaan Semen

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil data pengujian dan grafik yang didapatkan, dapat dilihat bahwa modifikasi LTSP menggunakan Ubuntu versi 9.04 adalah memiliki efesiensi dan kerja yang lebih

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini adalah dengan judul “Aplikasi Pembelajaran Bahasa Mandarin untuk Anak-Anak Sekolah Dasar dengan Menggunakan Swish

Compound Pc-2 wich caused liver abnormality is an acetyl of Pc-1, their effect on macrophage phagocytic, nitric oxide production, and lymphocyte proliferation is similar,

Penulisan ilmiah ini berisi tentang Website Wisata Kuliner Kota Bogor yang menampilkan informasi berisi sejarah, pendiri, tempat dan macam-macam makanan yang sudah dikenal dan

Ancaman bagi implementasi sistem manajemen mutu di SMKN 2 Wonosari adalah kemungkinan terjadinya kepala sekolah yang berasal dari luar SMK yang tidak mengerti ISO 9001:2000, atau

keterampilan mengajar model Two Stay Two Stray karna dengan memakai model ini dapat menumbuhkan gairah belajar siswa dan siswa lebih aktif dalam proses

Based on Wilcoxon signed rank test method, the probability value is 0,0020, the analysis of difference of return variable is lower than 0,05 so that it can be concluded that the

C. To ask people to support Yulia. To congratulate Yulia on her success. To inform people about the best swimmer. To motivate Yulia to be a professional