• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga laporan ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Jambi, Desember 2011 Rektor Universitas Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga laporan ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Jambi, Desember 2011 Rektor Universitas Jambi"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas petunjuk dan pertolonganNya, Pekerjaan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) 2011 Provinsi Jambi pada sejumlah sektor dapat disusun dalam bentuk Laporan Akhir EKPD.

Laporan akhir ini merupakan evaluasi hasil kinerja pembangunan daerah Provinsi Jambi, disusun berdasarkan langkah-langkah kegiatan yang telah dilakukan oleh tim Universitas Jambi sesuai dengan Buku Panduan yang dibuat oleh Bappenas RI.

Tahapan yang sudah dilakukan oleh tim adalah pada tahapan konsolidasi tim dan pengumpulan data sekunder dari fihak-pihak terkait dan data yang sudah diperoleh langsung diolah dan di interpretasikan hasilnya sebagai Laporan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jambi. Dan sekarang Tim EKPD Universitas Jambi telah mengupayakan untuk menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir EKPD ini.

Demikianlah, semoga laporan ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Jambi, Desember 2011 Rektor Universitas Jambi

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………..………... i

DAFTAR ISI …….………..………. ii

DAFTAR TABEL .………...………. iii

DAFTAR GAMBAR ………..………. v

BAB I PENDAHULUAN ………... A. Latar Belakang Evaluasi ……… B. Tujuan dan Sasaran ……… C. Keluaran ………..……… 1 1 3 4 BAB II HASIL EVALUASI TERHADAP CAPAIAN NASIONAL 2010 & 2011 ……... A. REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA ……..………. B. PENDIDIKAN ……….. C. KESEHATAN ……… D. PENANGGULANGAN KEMISKINAN ……….. E. KETAHANAN PANGAN ……….……….. F. INFRASTRUKTUR ……….………. G. IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA ……….. H. ENERGI ……….. I. LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA ……….. J. DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR DAN PASCA KONFLIK K. KEBUDAYAAN, KREATIFITAS, INOVASI DAN TEKNOLOGI ………. PRIORITAS LAINNYA …….……….…... A. KESEJAHTERAAN RAKYAT …..………..……… B. POLITIK HUKUM DAN KEAMANAN .………. C. PEREKONOMIAN ……….……….………. 5 6 14 21 27 30 37 44 50 52 55 59 62 62 66 70

Bab III RELEVANSI ISU STRATEGIS, SASARAN, ARAH KEBIJAKAN

DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

……….

A. ISU STRATEGI ……… B. SASARAN ……… C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ………. 76 77 84 90

BAB IV EVALUASI TEMATIK

…...………...

A.

HASIL KAJIAN KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI ………

B.

HASIL KAJIAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI JAMBI .………..

C.

HASIL KAJIAN PENGEMBANGAN BUMD DI PROVINSI JAMBI ……. 102 103 108 110

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

……….

112

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman TABEL 2.1 Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2010 (dalam tahun) ... 15 TABEL 2.2 Pemantapan dan rasionalitas Implementaasi BOS Di Provinsi

Jambi Tahun 2010 – 2011 ………. 20 TABEL 2.3 Laju pertumbuhan penduduk dan Kualitas Layanan Kesehatan di

Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010 ... 25 TABEL 2.4 Persentase Ibu Bersalin Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Telatih

Tahun 2010 ... 26 TABEL 2.5 Pemberian Imunisasi Dasar Kepada Bayi dan Cakupan Kunjungan

Neonatasl Pertama (KN1) Tahun 2010 ... 27 TABEL 2.6 PDRB per Sektor dan Subsektor Pertanian Menurut Harga Berlaku

Tahun 2009 – 2010, Kuwartal II 2011 (dalam juta rupiah) ……….. 31 TABEL 2.7 PDRB per Sektor dan Subsektor Pertanian Menurut Harga Konstan

2000 Tahun 2009 – 2010, Kuwartal II 2011 (dalam juta rupiah) …... 31 TABEL 2.8 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Per Subsektor

Juni - September 2011 (2007=100) ……….. 32 TABEL 2.9 Jumlah luas dan Produksi Padi di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2010 ……….. 34 TABEL 2.10 Jumlah Produksi Padi di (NTP) Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ……….. 34 TABEL 2.11 Perkembangan Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian

di Provinsi Jambi Tahun 2009 – 2010 ………. 35 TABEL 2.12

Jumlah Pengembangan Areal Pertanian Baru

Tahun 2010 ……….. 36 TABEL 2.13 Jumlah Target dan Capaian Pupuk dan Benih Bersubsidi

Provinsi Jambi 2010 ……… 37 TABEL 2.14 Perkembangan Kondisi Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten Di

Provinsi Jambi 2007-2010 (dalam km) ……… 38 TABEL 2.15 Perkembangan Kondisi Jalan Provinsi

Di Provinsi Jambi 2009-2010 ……… 39 TABEL 2.16 Jumlah Target dan Capaian Bedah Rumah

Provinsi Jambi 2010 – 2011 ………... 40 TABEL 2.17 Panjang Jalan Nasional Menurut Kondisi

(5)

iv

TABEL 2.18 Percetakan Saluran Irigasi Primer dan Sekunder

di Provinsi Jambi Tahun 2010 ……….. 43 TABEL 2.19 Persentase Kredit UMKM Menurut Besaran di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2011 (juta) ……… 44 TABEL 2.20 Persentase Kredit UMKM Menurut Jenis di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2011 ……….. 45 TABEL 2.21 Jumlah Alokasi Kredit Perbankan di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2011 (juta Rp) ……… 47 TABEL 2.22 Jumlah Tabungan Masyarakat di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2011 ………. 49 TABEL 2.23 Rasio Elektrifikasi di Provinsi Jambi

Tahun 2010 – 2011 ……… 51 TABEL 2.24 Target dan Capaian Lingkungan Hidup dan Bencana Alam

RPJMD 2010-2014 Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2011 …………. 53 TABEL 2.25 Target dan Capaian Indeks Gini, Kab. Tertinggal dan Kemiskinan

di Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2011 ……….. 55 TABEL 2.26 Persentase Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka

di Provinsi Jambi Tahun 2009 – 2011 ………. 57 TABEL 2.27

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jambi

Tahun 2004-2010 ………. 58 TABEL 2.28 Perkembangan Indikator Kebudayaan, Kreaktivitas, Inovasi dan

Teknologi di Provinsi Jambi Tahun 2009-2011 ……… 59 TABEL 2.29

Perkembangan Perpustakaan di Provinsi Jambi

Tahun 2008-2010 ………. 61 TABEL 2.30 PDRB dan Pendapatan Regional Per Kapita Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 (menurut harga berlaku) ……….. 64 TABEL 2.31 Status Gizi Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2010 ... 65 TABEL 2.32 Jenis kejahatan di Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2010 ………. 68 TABEL 2.33 Jumlah PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Tahun

2004 – 2010 (menurut harga konstan 2000) ……… 71 TABEL 2.34 Beberapa Indikator Perbankan di Provinsi Jambi

Tahun 2010 – 2011, Trw III ……… 72 TABEL 2.35 Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Tahun 2009 – 2011, Trw III ……….. 73 TABEL 2.36 Perkembangan PAD Provinsi Jambi

Tahun 2009 – 2010 (dalam juta rupiah) ………..

74

TABEL 2.37 Perkembangan Ekspor dan Impor

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Indeks Pelayanan Publik di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 6 Gambar 2.2 Persentase Pelayanan Satu Atap (PSA) di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 9 Gambar 2.3 Angka Partisipasi Murni (SD/MI) di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 16 Gambar 2.4 Angka Partisipasi Kasar (SD/MI) di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 17 Gambar 2.5 Angka Melek Aksara15 Tahun di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 19 Gambar 2.6 Angka Kematian Bayi di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 22 Gambar 2.7 Angka Harapan Hidup di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 23 Gambar 2.8 Persetase Penduduk ber-KB di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 24 Gambar 2.9 Persetase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 28 Gambar 2.10 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ... 29 Gambar 2.11 Perkembangan Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten

di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010 (dalam km dan %) ……… 38 Gambar 2.12 Perkembangan Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten

di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010... 42 Gambar 2.13 Nilai Realisasi Investasi PMA di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ………. 44 Gambar 2.14 Nilai Realisasi Investasi PMDN di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ………. 46 Gambar 2.15 Perkembangan Rasio Gini Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ………. 56 Gambar 2.16 Indeks Pembangunan manusia di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ………. 63 Gambar 2.17 Indeks Kriminalitas di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ………... 67 Gambar 2.18 Persentase Kasus Kejahatan Konvensional di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010 ……… 69 Gambar 2.19 Persentase Kasus Kejahatan Transnasional di Provinsi Jambi

(7)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Evaluasi

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu: (1) untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, serta antara pusat dan daerah; (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan (5) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Mengacu pada 5 (lima) tujuan tersebut, maka dalam Rencana Strategis (Renstra) Bappenas dijelaskan bahwa pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas mencakup 4 (empat) peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai: (1) pengambil kebijakan/keputusan (policy maker) dengan penjabaran pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan; (2) koordinator; (3) think-tank; dan (4) administrator dengan penjabaran penyusunan dan pengelolaan laporan hasil pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan dan penyusunan laporan hasil evaluasi.

Dengan demikian salah satu peran utama Bappenas adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Sebagai tindak lanjut dari peran tersebut telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, yang didalamnya mencakup evaluasi ex-ante, on-going, dan ex-post.

Terkait dengan peran di atas utama Bappenas, maka evaluasi tahunan terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 mutlak diperlukan, demikian juga pencapaian di tiap daerah.

(8)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

2

RPJMN 2010-2014 memiliki 11 prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya, yaitu:

A. 11 (sebelas) prioritas nasional adalah: 1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2. Pendidikan

3. Kesehatan

4. Penanggulangan Kemiskinan 5. Ketahanan Pangan

6. Infrastruktur

7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8. Energi

9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik lainnya 11. Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

B. 3 (tiga) prioritas lainnya yaitu:

1. Kesejahteraan Rakyat

2. Politik, Hukum, dan Keamanan 3. Perekonomian

Pelaksanaan evaluasi kinerja pembangunan daerah akan mengacu pada RPJMN 2010-2014, dengan fokus utama untuk mengetahui: (1) tingkat pencapaian target kinerja RPJMN pada tahun 2010 dan 2011 di tiap daerah; (2) relevansi isu strategis, sasaran, arah kebijakan, dan strategi pengembangan dalam RPJMN 2010-2014 dengan kondisi daerah; dan (3) evaluasi tematik di tiap daerah.

Pelaksanaan evaluasi RPJMN 2010-2014 dilakukan secara eksternal dengan harapan agar seluruh proses evaluasi tersebut beserta rekomendasinya berlangsung dalam proses yang lebih independen. Oleh karena itu, Bappenas cq. Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan akan melaksanakan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) bekerja sama dengan 33 Perguruan Tinggi selaku evaluator eksternal.

(9)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

3

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan ini adalah seperti dalam tabel berikut:

No.

Tujuan

Sasaran

1.

Untuk melengkapi baseline data 2009 dan mengetahui tingkat pencapaian prioritas nasional 2010 berdasarkan RPJMN 2010-2014 di Provinsi Jambi

1. Tersedianya baseline data 2009 dan hasil evaluasi terhadap capaian prioritas nasional 2010 berdasarkan RPJMN 2010-2014 di Provinsi Jambi.

2. Tersedianya informasi dasar untuk merumuskan kebijakan terutama yang berupa langkah

penanganan segera, baik oleh pemerintah maupun oleh pemerintah Provinsi Jambi

2.

Untuk mengetahui relevansi isu strategis, sasaran, arah kebijakan, dan strategi pengembangan dalam RPJMN 2010-2014 dengan kondisi Provinsi Jambi.

1. Tersedianya hasil evaluasi yang menunjukkan kesesuaian dan atau ketidaksesuaian antara isu strategis, sasaran, arah kebijakan, dan strategi pengembangan dalam RPJMN 2010-2014 dengan kondisi provinsi Jambi.

2. Tersedianya informasi dasar untuk melakukan revisi RPJMN oleh pemerintah dan revisi

RPJMD oleh pemerintah daerah Provinsi Jambi.

3.

Untuk mengetahui masalah spesifik melalui evaluasi tematik di Provinsi Jambi.

1. Tersedianya hasil evaluasi terhadap masalah spesifik melalui evaluasi tematik di Provinsi Jambi.

2. Tersedianya informasi dasar bagi pemerintah maupun pemerintah daerah dalam merumuskan langkah kebijakan mengatasi masalah sesifik melalui tematik di Provinsi Jambi.

(10)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

4

C. Keluaran

Keluaran evaluasi kegiatan ini adalah seperti berikut:

1. Dokumen data dasar evaluasi dan dokumen hasil evaluasi terhadap capaian prioritas nasional 2010 berdasarkan RPJMN 2010-2011 di Provinsi Jambi.

2. Dokumen hasil evaluasi relevansi isu strategis, sasaran, arah kebijakan, dan strategi pengembangan dalam RPJMN 2010-2014 dengan kondisi Provinsi Jambi. 3. Dokumen hasil evaluasi terhadap masalah spesifik melalui evaluasi tematik di

(11)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

5

BAB II

HASIL EVALUASI TERHADAP CAPAIAN

NASIONAL 2010 DAN 2011

Evaluasi terhadap capaian prioritas nasional 2010-2011 berdasarkan RPJMN 2010-2014 terhadap capaian pembangunan nasional di daerah berdasarkan sasaran utama pembangunan daerah pada buku III RPJMN dengan komponen sebagai berikut :

(12)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

6

A. Reformasi Birokrasi Dan Tata Kelola

Indikator Utama:

1. Persentase kasus korupsi yang tertangani dibandingkan dengan yang dilaporkan

Salah satu Indikator reformasi birokrasi dan tata kelola yang merupakan Pelayanan Publik di Provinsi Jambi dan digunakan dalam kajian ini adalah indikator Persentase Kasus Korupsi Tertangani (KKT). Sedangkan indikator lainnya yakni Indeks Kriminalitas, Persentase penyelesaian kasus kejahatan konvensional (PKKK) dan Persentase penyelesaian kasus kejahatan trans nasional (PKTN) adalah data perbandingan yang ditampilkan bersama dengan Persentase Kasus Korupsi Tertangani (KKT). Gambar 2.1. menunjukkan trend positif dan menunjukkan perbaikan Pelayanan Publik di Provinsi Jambi.

Gambar 2.1

Indeks Pelayanan Publik di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Catatan: IK = Indeks Kriminalitas

PKKK = Penyelesaian kasus kejahatan konvensional (%) PKTN = Penyelesaian kasus kejahatan trans nasional (%) KKT = kasus korupsi tertangani (%)

Analisis Capaian 2010

Berdasarkan informasi Gambar 2.1, terlihat bahwa pencapaian indikator penyelesaian kasus korupsi terhadap Pelayanan Publik di Provinsi Jambi menunjukkan trend positif dan menunjukkan perbaikan. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 IK 62.41 56.87 66.07 70.44 65.96 64.34 61.12 PKKK 54.60 55.63 56.34 62.32 58.41 54.57 55.34 PKTN 100.00 97.84 96.45 100.00 100.00 84.21 87.25 KKT 15.56 20.70 20.37 18.57 20.00 20.85 20.37

Tingkat capaian penyelesaian kasus korupsi tahun 2010 sebesar 20,37% lebih rendah dibandingkan dengan capaian tahun 2009 sebesar 20,85%. Namun di dalam RPJMD Provinsi Jambi 2010–2015 tidak dinyatakan secara spesifik berapa target yang harus dicapai untuk tahun 2010 – 2015.

(13)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

7

Persentase kasus korupsi yang tertangani pada tahun 2004 sebesar 15,56% meningkat menjadi 20,37% dan pada tahun 2009 naik menjadi 20,85%. Namun penanganan kasus korupsi pada tahun 2007 terjadi penurunan dibandingkan dengan capaian tahun 2006, dan tingkat capaian kembali meningkat tajam dengan tahun 2009 menjadi 20,85% dan pada tahun 2010 sebesar 20,37%.

Dilihat dari perkembangannya, walaupun tingkat capaian penyelesaian kasus korupsi tahun 2010 sebesar 20,37% lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat capaian tahun 2009 sebesar 20,85%, akan tetapi tingkat pencapaian penyelesaian kasus korupsi ini lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor jenis dan sifat dari kasus korupsi yang dihadapi, dan ini juga sangat menentukan pada kesiapan dari setiap kasus untuk diselesaikan sehingga tidak ditentukan oleh lambat atau cepatnya target harus dicapai.

Analisis Capaian 2011

Sedangkan persentase kasus korupsi yang tertangani tahun 2011 belum tersedia datanya, namun dari hasil analisis data tahun 2010 kemungkinan penanganan kasus korupsi masih memiliki peluang yang lebih baik pada tahun 2011 nanti. Di dalam dokumen RPJMD Provinsi Jambi 2010-2015 pun ternyata juga belum ada atau tidak dinyatakan secara spesifik berapa target yang harus dicapai untuk penanganan kasus korupsi tersebut. Agar pencapaian target ini lebih signifikan mungkin adanya baiknya beberapa hal tindakan yang harus dilakukan yakni sebagai berikut:

1. Target yang ingin dicapai dalam penangan kasus korupsi ini harus dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan masing-masing daerah baik bersipat jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek.

2. Target yang ingin dicapai ini sebaiknya disampaikan seiring dengan peringatan hari Anti Korupsi yang diselenggarakan setiap tahun baik di tingkat pusat maupun daerah yang digelar dan dikuti oleh masing-masing muspida dengan jajarannya atau institusi pemerintah daerah beserta masyarakat daerah.

(14)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

8

Rekomendasi

1. Penanganan kasus korupsi harus tetap menjadi prioritas seiring gencarnya tuntutan masyarakat tentang penyelesaian kasus korupsi serta transparansi dalam penyelesaian setiap kasus korupsi mulai di tingkat pusat sampai ke daerah khususnya di Provinsi Jambi.

2. Penegakkan hukum dan vonis terhadap kasus korupsi ini harus kearah hukuman maksimum dan membuat atau mengarah kepada efek jera serta tidak sesekali memberikan keringanan hukuman apalagi vonis bebas para koruptor.

3. Sebaiknya pemerintah daerah sudah menuangkan secara spesifik berapa target yang harus dicapai penangan kasus korupsi ini dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah baik bersipat jangka panjang, menengah maupun program jangka pendek.

2. Persentase kab/kota yang memiliki peraturan daerah pelayanan satu atap

Analisis Capaian 2010:

Pelayanan satu atap di Provinsi Jambi baru dimulai tahun 2008 sebanyak 6 kab./kota dari 10 kab/kota (60,00%), dan pada tahun 2009 naik menjadi 10 kab/kota dari 11 kab/kota yang ada atau sebesar 90,91%. Pada tahun 2010 realisasi hasil mencapai 100%, Ini artinya sudah memenuhi hasil maksimum, yakni dengan telah memiliki atau sudah mempunyai Perda Pelayanan Satu Atap dimasing-masing Kabupaten / kota dalam Provinsi Jambi.

Hasil pencapaian yang maksimum ini disebabkan oleh (1). Faktor kesadaran masing-masing dari pemerintah kabupaten / kota di Provinsi Jambi akan perubahan yang lebih baik atau menuju kepada reformasi birokrasi dan tata kelola manajemen yang lebih signifikan terhadap pelayanan publik melalui pelayanan satu atap, dan (2). Persentase aparat yang mempunyai latar belakang pendidikan minimal sarjana S1 juga meningkat dari 29,71% pada tahun 2009 naik menjadi 30,12% pada tahun 2010 sehingga membantu dan meningkatkan tata kelola manajemen pelayanan publik mengarah kepada kondisi yang lebih baik.

Realisasi capaian tahun 2010 adalah seluruh kabupaten/kota telah mempunyai peraturan daerah (Perda) tentang pelayanan satu atap, Namun Di dalam RPJMD provinsi Jambi 2010-2015 tidak dibuat target spesifik yang akan dicapai untuk tahun 2010.

(15)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

9

Gambar 2.2

Persentase Pelayanan Satu Atap (PSA) di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Keterangan: KKT = Kasus Korupsi Tertangani AI S1 = Aparat Instansi berkualifikasi S1 PSA = Pelayanan Satu Atap

Dalam prakteknya, hasil dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan publik ini masih belum mencapai keinginan yang sesuai dengan yang diharapkan dari Perda tersebut. Ini di karenakan belum semua unit atau bidang dalam satu SKPD telah masuk dalam satu manajemen satu atap. Disamping itu dalam pelaksanaannya juga masih mencari bentuk dan penyesuaian karena masih ada ego sektoral dari beberapa SKPD yang masih belum terkoneksi dengan baik dalam bentuk pelayanan satu atap.

Di dalam dokumen RPJMD provinsi Jambi 2010-2015, pelayanan publik dalam bentuk pelayanan satu atap juga tidak dibuat target spesifik yang akan dicapai untuk tahun 2010. Namun, agar pencapaian target ini lebih signifikan mungkin adanya baiknya dilakukan beberapa hal yakni (1). Target yang ingin dicapai dalam pelayanan satu atap ini harus selalu dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan masing-masing daerah, dan (2). Target yang ingin dicapai ini sebaiknya juga disampaikan atau disosialisasikan secara kontinyu baik oleh pelaksana pelayanan publik maupun pada pihak yang dilayani yakni masyarakat umum. 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 KKT (%) 15.56 16.84 20.37 18.57 20.00 20.85 20.37 AI S1 (%) 25.9 26.3 26.93 27.6 28.99 29.71 30.12 PSA (%) 0 0 0 0 60 90.91 100 0 20 40 60 80 100 120

(16)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

10

Analisis Capaian 2011

Persentase target pada Pelayanan Satu Atap tahun 2011 belum tersedia datanya, namun dari hasil analisis data tahun 2010 yang telah mencapai hasil maksimum 100 % atau semua Kabupaten/kota telah memiliki perda tentang pelayanan satu atap, maka kemungkinan Pelayanan Publik di tahun 2011 masih memiliki peluang yang lebih baik. Pada sisi lain, ternyata dalam pelaksanaannya terdapat banyak kelemahan, bahwa masih banyaknya instansi / dinas yang enggan untuk menempatkan birokrasinya yang terkait ke dalam mekanisme satu atap. Dalam arti kata bahwa masih saja dijumpai unit-unitnya masih tetap berada pada instansi induk sehingga menyebabkan tidak tercapainya secara efektif tujuan dari pendirian Pelayanan Satu Atap.

Rekomendasi

1. Pemerintah daerah kabupaten / kota dan Provinsi Jambi harus tetap menjaga pelayanan satu atap kearah yang lebih baik guna reformasi birokrasi dan tata kelola manajemen yang lebih signifikan terhadap pelayanan publik.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan staf pemerintah daerah atau Sumber daya manusia (SDM) masing-masing institusi daerah guna membantu dan meningkatkan tata kelola manajemen pelayanan publik yang lebih baik, meningkatnya pelayanan publik yang lebih baik tersebut mempunyai korelasi positif dengan peningkatan kualitas SDM (minimal S1). 3. Khusus mengenai pengurusan perizinan sebaiknya masing-masing unit terkait

dari instansi / dinas segera ditempatkan dalam satu manajemen satu atap agar pelayanan dapat dilakukan dalam waktu singkat.

4. Masing-masing pemda sebaiknya mempercepat penyelesaian “Petunjuk Teknis” atau “Prosedur Tetap” terhadap mekanisme pelayanan satu atap.

3. Persentase Instansi (SKPD) Provinsi yang memiliki pelaporan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Analisis Capaian 2010 & 2011:

Sampai dengan tahun 2010 dan 2011, semua Instansi (SKPD) Provinsi di Provinsi Jambi belum ada yang memiliki pelaporan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

(17)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

11

Ini di karenakan belum siapnya semua Instansi (SKPD) pemerintah Provinsi Jambi diaudit sehingga belum menerima Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Disamping itu dalam dokumen RPJMD tahun 2010-2015 Provinsi Jambi di tahun 2011 juga tidak dinyatakan secara spesifik target yang harus dicapai setiap tahunnya. Namun dari laporan yang ada hanya laporan keuangan daerah Pemerintah Provinsi Jambi, dimana pada tahun 2009 dinyatakan bahwa Provinsi Jambi telah meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk 6 (enam) pemerintah daerah kabupaten / kota, dan pada tahun 2010 meningkat hingga mencapai 10 pemerintah daerah kabupaten / kota mencapai Opini WTP, dan tinggal satu kabupaten lagi yang belum diaudit, yakni Kabupaten Tebo.

Rekomendasi

a. Pemerintah Provinsi Jambi diharuskan atau secara bertahap diusahakan ke depannya semua instansi (SKPD) di Provinsi Jambi sudah memiliki Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebagai upaya penerapan reformasi birokrasi dan tata kelola manajemen yang lebih baik dari sebelumnya dan ke depannya.

b. Sebaiknya pemerintah provinsi mempercepat penyelesaian faktor-faktor yang menjadi penghambat untuk tercapainya WTP seperti penyelesaian kepemilikan aset daerah, pemanfaatan aset daerah dan penyelesaian mengenai kesalahan manajemen keuangan daerah.

4. Persentase kab/kota yang telah memiliki e-procurement

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah salah satu upaya pemerintah untuk menekan praktek-praktek KKN. Dengan LPSE penyelenggaraan pemerintahan akan lebih bersih, efektif, efisien, transparan dan kredibel karena semua fihak yang berkepentingan dapat dilayani denga lebih baik. Terlebih lagi, banyak kasus KKN baik secara administrasi maupun keuangan itu terjadi dalam bidang pengadaan Barang/Jasa pemerintah.

Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah praktek pengadaan secara elektronik (e-procurement) yang diatur oleh pemerintah pengadaan secara elektronik menjadi kewajiban bagi seluruh instansi pemerintah pada tahun 2012.

Sampai dengan tahun 2010 dan 2011, semua Instansi (SKPD) Provinsi di Provinsi Jambi belum ada yang memiliki pelaporan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

(18)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

12

Analisis Capaian 2010:

Adapun hasil capaiantahun 2010 adalah pada umumnya seluruh wilayah Kabupaten /Kota di Provinsi Jambi telah memiliki Layanan Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement), Dalam rangka implementasi e-procurement di Provinsi Jambi, PDE Jambi selaku organisiasi LPSE Provinsi Jambi telah melaksanakan sosialiasasi dengan mengundang kabupaten/kota se provinsi Jambi dengan nara sumber Deputi Monev dan PSI LKPP. Pada kegiatan tersebut diperoleh gambaran bahwa kabupaten / kota yang diundang mayoritas setuju dengan LPSE yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya

.

N

amun dari semua daerah tersebut hanya Kabupaten Kerinci yang pertama kali melakukan praktek Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement). Hal ini disebabkan faktor dari keinginan dari Pemerintah daerah ini sendiri yang bertekad untuk menyelenggarakan LPSE demi pengadaan yang lebih efektif dan efisien, ini berarti bahwa pemerintah daerah Kerinci sudah mencoba dan menerapkan reformasi birokrasi dan tata kelola manajemen yang lebih baik dari sebelumnya.

Analisis Capaian 2011:

Tidak ada target yang dinyatakan ditahun 2011 mengingat semua daerah Kabupaten / kota di Provinsi Jambi ditahun 2010 telah memilki layanan Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement). Namun dari hasil analisis data tahun 2010 dinyatakan bahwa hanya Kabupaten Kerinci yang pertama kali melakukan praktek Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement). Untuk itu di tahun 2011 ini kemungkinan semua daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Jambi secara bertahap akan akan melakukan praktek Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement). Hanya saja dalam dokumen RPJMD tahun 2010-2015 provinsi Jambi juga tidak dinyatakan secara spesifik target yang harus dicapai setiap tahunnya, walaupun demikian dalam pelaksanaan kegiatan tahunan dapat dimasukkan program-program yang berhubungan dengan e-procurement.

Sampai dengan tahun 2010, pada umumnya seluruh wilayah Kabupaten / Kota di Provinsi Jambi telah memiliki Layanan Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement).

(19)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

13

Rekomendasi

a. Sebaiknya pemerintah daerah segera mendidik / melatih petugas yang nantinya bertanggung jawab terhadap e-procurement.

b. Seluruh pemerintah daerah kabupaten / kota dan Provinsi Jambi diharuskan atau secara bertahap kedepannya sudah melakukan praktek Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement) guna menerapkan reformasi birokrasi dan tata kelola manajemen yang lebih baik dari sebelumnya.

c. Sebaiknya dalam menyusun RKPD (rencana kegiatan / program tahunan) dari SKPD yang terkait harus memasukkan program ini dalam perencanaan tahunannya.

5. Persentase kab/kota yang telah memiliki Peraturan Daerah Transparansi.

Analisis Capaian 2010 & 2011:

Pemerintah kabupaten maupun kota di Provinsi Jambi hingga tahun 2010 belum ada yang membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Transparansi. Belum di- buatnya perda ini dikarenakan tidak siapnya pemerintah kabupaten / kota dalam mereformasi birokrasi dan tata kelola dengan pola manajemen terbuka yang memungkinkan kepada pola pertanggungjawaban yang besar dampaknya dengan adanya perda transparansi tersebut.

Rekomendasi

a. Seluruh pemerintah daerah kabupaten / kota dan Provinsi Jambi sebaiknya mengharuskan secara bertahap ke depannya pembuatan peraturan daerah (perda) tentang transparansi guna menerapkan reformasi birokrasi dan tata kelola manajemen yang lebih baik dari sebelumnya.

b. Sebaiknya dilakukan sesegera mungkin sosialisasi tentang percepatan reformasi birokrasi dan tata kelola dan mempercepat pengadaan pelatihan terdapat petugas yang khusus berkaitan dengan pelaksanaan program dimaksud.

Sampai dengan tahun 2010 dan 2011, semua daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Jambi belum ada yang memiliki peraturan daerah tentang transparansi.

(20)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

14

B. PENDIDIKAN

Pembangunan pendidikan secara umum telah berhasil meningkatkan taraf pendidikan yang ditandai dengan membaiknya indikator rata-rata lama sekolah, menurunnya proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas, serta meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) pada semua jenjang pendidikan. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk mendukung terciptanya angkatan kerja yang berkualitas secara merata di seluruh wilayah, yaitu : (1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Selain itu, proritas pendidikan di seluruh wilayah mengutamakan pada peningkatan akses pendidikan dasar-menengah dan pendidikan tinggi serta peningkatan kualitas guru dan pengelolaan dan layanan sekolah.

Pembangunan bidang pendidikan yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Jambi 2010-2015 adalah dengan fokus “Pemerataan Akses Terhadap Pendidikan Berkualitas”. Adapun Indikator yang digunakan dalam untuk mengukur kinerja pemerintah dalam pembangunan pendidikan adalah: 1). Rata-rata lama sekolah; 2). Angka partisipasi murni (APM); 3.) Angka partisipasi kasar (APK); dan Angka melek aksara 15 tahun.

1. Rata-rata Lama Sekolah

Analisis Capaian 2010:

Pencapaian rata-rata lama sekolah di Provinsi Jambi mencapai 7,8 tahun di tahun 2010 dan berbeda sedikit dengan tahun sebelumnya 2009 selama 7,7 tahun.

Tingkat pencapaian antara rata-rata lamanya sekolah sudah menunjukkan bahwa adanya kesempatan menempuh pendidikan sudah sangat didukung dan dapat diselesaikan sesuai waktu lamanya pendidikan di Provinsi Jambi. Dari tabel 2.1. dapat diinformasikan bahwa rata-rata lamanya sekolah baik ditahun 2009 maupun 2010, untuk perempuan memiliki waktu yang relatif lebih cepat dari capaian waktu dari laki-laki yakni rata-rata 7,2 tahun dan 7,3 tahun. Sedangkan rata-rata lama sekolah untuk laki-laki di tahun 2009 mencapai rata-rata 8,1 tahun dan angka capaian ini sama angka capaian pada tahun 2010.

Sampai dengan 2010, pencapaian rata-rata lama sekolah di Provinsi Jambi mencapai 7,8 tahun lebih lama dari tahun 2009 selama 7,7 tahun.

(21)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

15

Analisis Capaian 2011:

Di tahun 2011, pencapaian rata-rata lama sekolah di Provinsi Jambi ditargetkan mencapai angka 7,80. Artinya angka target ini sudah sesuai dengan angka pencapaian ditahun 2010, tercapainya tingkat pencapaian antara rata-rata lamanya sekolah sudah mencerminkan kinerja pemerintah dibidang pendidikan.

Tabel 2.1

Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Jambi Tahun 2009 – 2010 (dalam tahun)

Indikator 2009 2010

Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

Rata-rata Lama Sekolah

8,1 7,2 7,7 8,1 7,3 7,8

Sumber: BPS Agustus 2010. Dinas Pendidikan Provinsi Jambi 2010

Rekomendasi

a. Masing-masing pemerintah daerah (kab / kota / provinsi) harus berusaha mencapai komitmen untuk penyediaan anggaran untuk pengembangan pendidikan mencapai 20%.

b. Seluruh pemerintah daerah baik kabupaten / kota maupun Provinsi Jambi diharuskan tetap menjaga kinerja pendidikan yakni antara target dan pencapaian angka rata-rata lamanya sekolah.

c. Untuk mampu meningkatkan rata-rata lama sekolah sebaiknya pemerintah daerah berusaha untuk membuat program-program terobosan agar memperkecil angka putus sekolah.

2. Angka Partisipasi Murni (SD/MI) Analisis capaian 2010

Jika dilihat dari pencapaian angka partisipasi murni Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2009 dan 2010 tidak terlalu berbeda peningkatannya atau mendekati, yakni - dari angka 98,11% menjadi 98,27 %. Peningkatan ini berarti juga mencerminkan kerberhasilan dari program wajib belajar 9 tahun (lihat Gambar 2.3).

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI di Provinsi Jambi ditahun 2010 menunjukkan angka mencapai 98,27% dibandingkan tahun 2009 sebesar 98,11%.

(22)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

16

Analisis capaian 2011

Persentase target pada Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI tahun 2011 belum tersedia datanya, namun dari hasil analisis data tahun 2009 dan 2010 yang telah mencapai hasil yang baik atau mulai membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga berdampak pada partisipasi keberhasilan program wajib belajar 9 tahun.

Gambar 2.3.

Angka Partisipasi Murni (SD/MI) di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Rekomendasi :

Disamping anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk sektor pendidikan yang dibebankan dalam APBD provinsi dan kabupaten / kota setiap tahun meningkat, disisi lain yakni perekonomian masyarakat terutama komoditas utama pertanian dan beberapa perkebunan rakyat lainnya tetap harus diperhatikan yang pada gilirannya nanti juga berdampak kepada pendapatan dan memicu naiknya tingat partisipasi sekolah.

3. Angka Partisipasi Kasar (SD/MI)

Analisis Capaian 2010 :

Gambar 2.4 menunjukkan bahwa pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di Provinsi Jambi dari tahun 2009 hingga 2010 menunjukkan – 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 APM-SD 93.46 92.33 94.36 93.88 94.17 98.11 98.27 % Prtbh -1.21 2.20 -0.51 0.31 4.18 0.16 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 89.00 90.00 91.00 92.00 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI di provinsi Jambi ditahun 2010 menunjukkan angka mencapai 112,45% dibandingkan tahun 2009 sebesar 112,34%.

(23)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

17

angka diatas 100 %. ditahun 2010 telah mencapai 112,45% yang tidak jauh peningkatan dengan tahun sebelumnya sebesar 112,34%. Pencapaian peningkatan Angka Partisipasi Kasar ini disebabkan oleh makin baiknya akses dan pemerataan layanan pendidikan khususnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia 7 – 12 tahun (Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah).

Disamping baiknya akses pendidikan, peningkatan ini juga dipengaruhi oleh faktor pendukung berupa mutu dan relevansi pendidikan, proses belajar dan sarana / prasarana pendidikan, serta ketersediaan dan kemampuan tenaga pendidik yang meliputi tersedianya guru yang memenuhi persyaratan layak mengajar.

Analisis Capaian 2011 :

Pencapaian persentase target pada Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI tahun 2011 belum tersedia datanya, namun dari hasil analisis data tahun 2009 dan 2010 yang telah mencapai hasil yang baik berupa makin baiknya akses dan pemerataan layanan pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia 7 – 12 tahun (SD/MI).

Gambar 2.4.

Angka Partisipasi Kasar (SD/MI) di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Rekomendasi :

1. Penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar terutama pendidikan usia 7-12 tahun (SD/MI).

2. Peningkatan daya tampung siswa SD/MI melalui Pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung pendidikan SD/MI.

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 APK SD/MI 109.29 108.36 113.35 113.54 112.53 112.34 112.45 Pertb. % -0.85 4.61 0.17 -0.89 -0.17 0.10 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 105.00 106.00 107.00 108.00 109.00 110.00 111.00 112.00 113.00 114.00

(24)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

18

3. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program BOS baik bagi siswa

penerima bantuan maupun pelaksana penyaluran Bantuan operasional itu sendiri dan dilanjuti dengan tindakan yang lebih konkrit bagi penyempurnaan pelaksanaan program BOS.

4. Angka Melek Aksara 15 Tahun Keatas

Analisis Capaian 2010 :

Dari Informasi Gambar 2.5. perkembangan pencapaian angka melek huruf dari tahun 2009 hingga 2010 terjadi penurunan dari 96%,38% hingga 96,42%. Penurunan AMH Jambi ini menunjukkan tingkat perbaikan - yang baik yang disebabkan oleh meningkatnya angka partisipasi sekolah dan semakin gencarnya usaha pemberantasan buta hurup di Provinsi Jambi. Disamping pengalokasian anggaran pendidikan, pemerintah juga memberikan porsi yang besar untuk pemberian beasiswa kepada peserta didik baik ditingkat SLTA maupun di Tingkat Perguruan Tinggi. Walaupun peningkatan anggaran pendidikan belum mencapai angka patokan nasional sebesar 20 %, namun dalam APBD provinsi Jambi sudah menunjukan pada tingkat anggaran yang cenderung mengalami peningkatan. Disisi lain adalah membaiknya kondisi perekonomian masyarakat sebagai akibat meningkatnya harga komoditas utama daerah dari sektor pertanian & perkebunan telah memicu naiknya tingkat partisipasi sekolah. Tingkat partisipasi sekolah hingga ketingkat perguruan tinggi menyebabkan peningkatan pula jumlah tenaga kerja terutama permintaan dari pemda akan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan mendapatkan proporsi tebanyak dalam perekrutan tenaga abdi negara yang pada gilirannya meningkatkan Indek Pembangunan Manusia dan pemberantasan buta aksara.

Analisis Capaian 2011 :

Pencapaian target ditahun 2011 berupa Angka Melek Hurup 15 Tahun Keatas belum tersedia datanya, namun dari hasil analisis data tahun 2009 dan 2010 yang telah mencapai hasil yang baik, ini disebabkan oleh meningkatnya angka partisipasi sekolah dan semakin gencarnya usaha pemberantasan buta hurup di Provinsi Jambi. Walaupun demikian, tingkat pertumbuhan AMH selama kurun waktu 2004-2010 terjadi penurunan, ini bukan berarti bahwa kinerja semakin

Ditahun 2010, pencapaian Angka melek Hurup (AMH) 15 tahun di provinsi Jambi ditahun 2010 menunjukkan angka mencapai 96,42% dibandingkan tahun 2009 sebesar 96,38%.

(25)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

19

menurun melainkan bahwa angka capaian AMH sudah melampaui 95%, dan kenaikannya tiap tahunnya mendekati maksimum. Sampai dengan tahun 2010 AMH sudah mencapai 96,42% meningkat dari tahun 2004 dengan angka capaian sebesar 95,55%.

Gambar 2.5.

Angka Melek Aksara15 Tahun di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Rekomendasi :

1. Adanya peningkatan sarana dan prasarana program pendidikan seiring dengan pemenuhan daya tampung siswa melalui Pembangunan ataupun perbaikan sarana dan prasarana pendukung pemberantasan Buta Aksara. 2. Tetap perlu dilakukan peningkatan alokasi anggaran pendidikan yang

dipersiapkan untuk sektor pendidikan dan dibebankan dalam APBD provinsi dan kabupaten / kota setiap tahun harus meningkat.

3. Disisi lain, pemerintah harus mewujudkan perekonomian masyarakat terutama peningkatan komoditas utama pertanian dan beberapa perkebunan rakyat yang tetap harus diperhatikan yang pada gilirannya nanti berdampak pada pendapatan atau kesejahteraan dan memicu naiknya tingat partisipasi sekolah.

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 AMH (%) 95.55 95.71 95.93 96.13 96.28 96.38 96.42 % Prtbh 0.17 0.23 0.21 0.16 0.10 0.04 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 95.00 95.20 95.40 95.60 95.80 96.00 96.20 96.40 96.60

(26)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

20

5. Pemantapan / Rasionalisasi Implementasi BOS

Analisis Capaian 2010 & 2011 :

Dari informasi Tabel 2.2. Angka target & capaian tahun 2010 berupa Jumlah siswa SD/SDLB sasaran BOS adalah sebesar 403.781 siswa dan capaiannya meningkat menjadi 411.867 siswa di tahun 2011. Sedangkan target & capaian tahun 2010 berupa Jumlah siswa SMP/SMPLB sasaran BOS adalah 107.028 dan ditahun 2011 meningkat menjadi 119.374 siswa.Peningkatan jumlah siswa SD/SDLB dan SMP/SMPLB sasaran BOS ini dari tahun 2010 hingga 2011 adalah seiring dengan disebabkan atau semakin bertambahnya tingkat partisipasi sekolah. Untuk itu perlu peningkatan daya tampung dan pembangunan prasarana pendukung di SD/SDLB dan SMP/SMPLB

Tabel 2.2

Pemantapan dan Rasionalitas Implementaasi BOS Di Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2011

No Kegiatan Target 2010 Capaian 2010 Target 2011 Capaian 2011 1 Jumlah siswa SD/SDLB sasaran BOS 403.781 403.781 411.867 411.867 2 Jumlah siswa SMP/SMPLB sasaran BOS 107.028 107.028 119.374 119.374 Rekomendasi:

1. Seiring dengan semakin baiknya tingkat partisipasi sekolah, maka harus ada peningkatan sarana dan prasarana program pendidikan dengan pemenuhan daya tampung siswa.

2. Tetap perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi kembali dari realisasi penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

3. Perlu peninjauan kembali mekanisme mengenai perencanaan, pelaksanaan dan mekanisme pencairannya agar penyimpangan dapat dikurangi.

(27)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

21

C. KESEHATAN

Pembangunan bidang kesehatan terus mengalami peningkatan yang ditandai dengan membaiknya status kesehatan dan gizi masyarakat. Permasalahan yang belum tuntas tertangani adalah kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah, dan antar tingkat sosial-ekonomi yang disebabkan oleh kurang meratanya sebaran infrastruktur kesehatan, rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan, rendahnya akses terhadap pelayanan dasar kesehatan dan lemahnya monitoring dan pengendalian penyebaran penyakit-penyakit menular.

Pembangunan kesehatan akan dilakukan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan antara lain dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat mendukung upaya peningkatan usia harapan hidup secara nasional dari 70,6 tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Pelaksanaan program dan kegiatan prioritas kesehatan di setiap wailayah menekankan pada program kesehatan untuk masyarakat; program KB; peningkatan ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan dan obat-obatan serta penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin. Pembangunan bidang kesehatan seperti yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Jambi 2010-2015 dengan fokus :

1. Angka Kematian Bayi Analisis Capaian 2010:

Angka kematian bayi berdasarkan capaian target indikator Indonesia sehat pada tahun 2010 adalah sebesar 40 orang. Ini berarti bahwa Provinsi Jambi memiliki angka - kematian bayi per 1000 kelahiran hidup yang lebih rendah dibandingkan tingkat Nasional. Dari Gambar 2.6 dapat di informasikan bahwa pencapaian Angka kematian Bayi (AKB) ini di tahun 2010 mengalami penurunan dari angka sebelumnya yakni sebesar 24,31 %. Penurunan ini lebih banyak disebabkan oleh sebagai dampak dari hasil Pembangunan disegala bidang termasuk intervensi program kesehatan yang sangat intensif dilaksanakan dalam wilayah Provinsi Jambi. AKB (0 – 4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0 – 4 tahun per 1000 Kelahiran Hidup. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan

Ditahun 2010, Angka Kematian Bayi (AKB) Jambi mencapai 24,31% dibandingkan tahun 2009 sebesar 25,34%.

(28)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

22

faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi, dan kecelakaan.

Gambar 2.6

Angka Kematian Bayi di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Analisis Capaian 2011 :

Pencapaian target ditahun 2011 berupa Angka Kematian Bayi (AKB) belum tersedia datanya, namun dari hasil analisis data tahun 2009 dan 2010 yang telah mencapai hasil yang lebih baik berupa penurunan tingkat kematian bayi, ini disebabkan oleh meningkatnya program kesehatan yang sangat intensif dilaksanakan dalam wilayah Provinsi Jambi. Disamping itu telah timbul peningkatan pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan baik atas sosialisasi dari dinas terkait dan penyebaran informasi melalui media masa.

Rekomendasi

a. Seiring dengan semakin menurunnya tingkat kematian bayi, maka pemerintah daerah Provinsi Jambi harus tetap berupaya menjaga dan meningkatkan program kesehatan bayi yang lebih intensif melalui peran aktif posyandu ataupun puskesmas sebagai bentuk pelayanan sekaligus pengawasan dari hasil penurunan tingkat kematian bayi ini.

b. Sebaiknya pemerintah daerah memperbanyak program sosialisasi melalui media masa dan bentuk lain yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan diri ke puskesmas dan proses persalinan melalui unit-unit kesehatan yang telah dibentuk oleh pemerintah.

2004 2005 2005 2007 2008 2009 2010 AKB 35.00 32.00 28.20 39.00 26.90 25.34 24.31 Pertb. % -8.57 -11.88 38.30 -31.03 -5.80 -4.06 -40.00 -30.00 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00

(29)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

23

2. Angka Harapan Hidup Analisis Capaian 2010

Dari Gambar 2.7. dapat di informasikan bahwa pencapaian Angka Harapan Hidup ditahun 2010 adalah mencapai 72,14% dan tidak terlalu besar perbedaan angkanya bila dibandingkan tahun 2009 sebesar 71,99%. Ini berarti Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Jambi menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun. Baiknya Angka harapan Hidup ini dikarenakan faktor peningkatan yang ditandai dengan membaiknya status kesehatan dan gizi masyarakat. Semakin meningkatnya AHH di Provinsi Jambi dalam kurun waktu 2004-2010 tercermin dari peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan dengan dipicu oleh semakin membaiknya harga komoditas yang dihasilkan oleh masyarakat. Dengan pendapatan yang cukup memadai ini telah menimbulkan kesadaran dan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi yang bergizi dan berkualitas.

Gambar 2.7.

Angka Harapan Hidup di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Rekomendasi

a. Seiring membaiknya perekonomian masyarakat, maka pemerintah juga harus lebih memperhatikan status kesehatan dan gizi masyarakat, ini diharapkan sebagai upaya untuk menjaga Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Jambi. b. Pemerintah daerah diharapkan juga dapat menyediakan sarana dan prasarana

hiburan dan relaksasi bagi masyarakat sehingga kualitas hidup mereka semakin membaik dan dihargai.

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 IPM 70.11 71.00 71.30 71.46 71.78 71.99 72.14 % Prtbh 1.27 0.42 0.22 0.45 0.29 0.21 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 69.00 69.50 70.00 70.50 71.00 71.50 72.00 72.50

Pencapaian Angka Harapan Hidup ditahun 2010 adalah mencapai 72,14% dibandingkan tahun 2009 sebesar 71,99%.

(30)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

24

3. Persentase Penduduk ber-KB (contraceptive prevalence rate) Analisis Capaian 2010:

Dari Gambar 2.8. dapat di uraikan bahwa terjadi penurunan persentase dari penduduk ber-KB ditahun 2010 sebesar 83,79% dan berbanding tipis dari angka 84,55 ditahun 2009. Penurunan ini memang tidak terlalu signifikan atau terlihat kecenderungan stabil dengan sedikit variasi penurunan namun bila tidak menjadi perhatian akan memperngaruhi tingkat dari jumlah penduduk Provinsi Jambi.

Analisis Capaian 2011

Walaupun data tahun 2011 belum tersedia, namun perlu diperhatikan dari analisis tahun 2010 bahwa persentase Penduduk ber-KB perlu mendapat perhatian serius atau bila tidak kedepannya dikhawatirkan akan memperngaruhi tingkat dari jumlah penduduk Provinsi Jambi. Dalam kurung waktu 2004-2010 sedikit sekali program pemerintah mengenai peningkatan peserta KB, dan penyuluhan mengenai KB kepada masyarakat sangat berkurang sehingga belum ditemukan target pengguna dan peserta KB yang konsisten dari tahun ke tahun. Data Gambar 2.8 memperlihatkan betapa tidak konsistennya angka capaian persentase penduduk ber-KB di Provinsi Jambi.

Gambar 2.8

Persetase Penduduk ber-KB di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

2004 2005 2005 2007 2008 2009 2010 CPR (%) 79.44 78.68 78.30 84.67 81.41 84.55 83.79 Pertb. % -0.96 -0.48 8.14 -3.85 3.86 -0.90 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00

Persentase Penduduk ber-KB di Provinsi Jambi ditahun 2010 mencapai 83,79% lebih kecil dibandingkan tahun 2009 sebesar 84,55%.

(31)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

25

Rekomendasi

a. Perlu menjadi perhatian bahwa persentase Penduduk ber-KB perlu mendapat pengawasan dan tindakan serius atau bila tidak ke depannya dikhawatirkan akan memperngaruhi tingkat dari jumlah penduduk Provinsi Jambi.

b. Perlu disusun program tahunan dan target yang jelas untuk capaian persentase penduduk ber-KB setiap tahunnya.

c. Perlu disusun kembali prosedur tetap dan penunjuk teknis dalam pencapaian target yang telah disusun.

4. Laju Pertumbuhan Penduduk Analisis Capaian 2010:

Tabel 2.3. menggambarkan laju pertumbuhan penduduk mencapai angka 1,65% ditahun 2010 sedikit menurun bila dibandingkan tahun 2009 sebesar 1,83. Tinggi rendahnya per - tumbuhan penduduk di Provinsi Jambi tidak hanya ditentukan oleh tingkat pertilitas melainkan juga oleh tingkat migrasi masuk. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk provinsi ini lebih banyak disebabkan oleh migrasi masuk sebagai akibat dari semakin membaiknya perekonomian di Provinsi Jambi. Kemudahan akses ke Provinsi Jambi baik melalui laut, darat dan udara menyebabkan perpindahan penduduk (migrasi) masuk menjadi lebih memperkuat daya tarik penduduk luar untuk menetap di daerah ini. Demikian pula bahwa tingkat keamanan dan sikap toleran yang tinggi terhadap penduduk pendatang menyebabkan banyak penduduk luar memilih daerah Jambi sebagai alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan.

Tabel 2.3

Laju pertumbuhan penduduk dan Kualitas Layanan Kesehatan di Provinsi Jambi

Tahun 2004 – 2010

Tahun Jumlah Penduduk % laju Penduduk

2009 2.834.164 1,83

2010 3.002.699 1,65

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2010 Laju pertumbuhan penduduk dan

kualitas layanan kesehatan di Provinsi Jambi ditahun 2010 mencapai 1,65% lebih kecil dibandingkan tahun 2009 sebesar 1,83%.

(32)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

26

Rekomendasi

a. Pemerintah perlu meningkatkan sarana penunjang untuk berkembangnya kesempatan kerja sehingga pertumbuhan penduduk yang tinggi bukan menjadi halangan untuk kemajuan ekonomi.

b. Pemerintah perlu mengadakan penyebaran pembangunan ke seluruh kabupaten/kota agar konsentrasi penduduk dapat merata dan tidak menumpuk pada suatu wilayah tertentu.

5. Penurunan Tingkat Kematian Ibu Saat Melahirkan Analisis Capaian 2010:

Berdasarkan data dari Tabel 2.4. terlihat bahwa jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 2010 berjumlah 63.464 jiwa atau 96,41% dari total ibu melahirkan tahun 2010 yang berjumlah 65.829 jiwa. Sedangkan sisanya ditolong oleh Dukun Bayi. Namun angka target capaian ini tidak ditemukan dalam RPJMD provinsi Jambi. Kalau dibandingkan dengan tingkat capaian persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 2009 sebanyak 62.645 jiwa, maka antara tahun 2009-2010 terjadi kenaikan sebesar 1,31%. Kenaikan antar dua waktu tersebut disebabkan oleh kemudahan akses bagi penduduk miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di unit kesehatan (puskesmas, pos yandu, dll).

Tabel 2.4

Persentase Ibu Bersalin Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Telatih Tahun 2010

No Kegiatan Target 2010 Capaian 2010

1 Persentase Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN). Tidak ditemukan dalam RPJMD 96,41% (63.464 jiwa) Rekomendasi

a. Sebaiknya instansi / dinas terkait sebaiknya memasukkan target capaian ke dalam rencana tahunan dan penyesuaian target tahunan dalam RPJMD provinsi Jambi.

b. Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas Dukun Bayi sesuai dengan persyaratan basis tenaga kesehatan.

(33)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

27

6. Pemberian Imunisasi Dasar Kepada Bayi Analisis Capaian 2010:

Pemberian imunisasi dasar kepada bayi terdiri dari BCG, campak, DPT/HB3 dan polio, angka capaian pada tahun 73.553 orang sedangkan target pada tahun yang sama adalah sebanyak 72.452 orang. Kalau dibandingkan dengan capaian tahun 2009 yang berjumlah sebanyak 73.173 orang, maka terjadi kenaikan sebesar 0,52% (lihat Tabel 2.5)

Tabel 2.5

Pemberian Imunisasi Dasar Kepada Bayi dan

Cakupan Kunjungan Neonatasl Pertama (KN1) Tahun 2010

No Kegiatan Target

2010

Capaian 2010 1 Pemberian Imunisasi Dasar Kepada Bayi 72.452 73.553 2 Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 73.300 79.008

Pada kesempatan lain, cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) ibu hamil pada tahun 2010 mencapai 79.008 orang dari target yang ditetapkan sebanyak 73.300 orang.

Rekomendasi

a. Sebaiknya pemerintah daerah evaluasi dan pengawasan yang intensif dalam perencanaan imunisasi kepada bayi.

b. Perlu disusun target yang realistis untuk KN1.

D. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Prioritas penanggulangan kemiskinan menurut agenda nasional yang akan dilakukan di setiap wilayah diarahkanuntuk mendukung penurunan tingkat kemiskinan absolut secara nasional dari 14,1 persen pada 2009 menjadi 8-10 persen pada 2014 dan perbaikan distribusi perawatan dengan pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat danperluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah.

Target penanggulan kemiskinan yang ada dalam RPKD 2010 adalah sebesar 8,25% - 8,50%, dan tingkat capaian pada tahun 2010 adalah sebesar 8,34% .

(34)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

28

1. Persentase Penduduk Miskin Analisis Capaian 2010:

Target kinerja penurunan penduduk misk in Pro vins i J am bi dalam RPJMN adalah antara 7,65% - 7,12% pada tahun 2010 dan berdasarkan hasil identifikasi data dari BPS Provinsi Jambi.

Diketahui bahwa persentase penduduk miskin pada tahun 2010 mencapai 8,40% (241.607 jiwa) sedangkan persentase penduduk miskin pada tahun 2009 adalah sebesar 8,55% (249.692 jiwa). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pencapaian telah melebihi 0,15% dari target maksimum yang telah ditentukan. Hasil capaian tahun 2005-2010 terlihat dalam gambar grafik berikut:

Gambar 2.9

Persetase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan program pembangunan telah berjalan dengan baik, berbagai program yang telah dilaksanakan misalnya PNPM Mandiri, Koperasi perkreditan yang dikembangkan oleh masyarakat serta semakin kondusif dan terbukanya lapangan kerja dengan banyaknya investor yang masuk ke Provinsi Jambi. Hal tersebut tidak pernah diduga sebelumnya dan berdampak dari pencapaian yang signifikan dari adanya pembangunan irigasi secara luas sehingga petani meningkat kesejahteraannya.

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah (ribu) 325,60 317,80 304,60 281,90 261,19 244,97 260,20 % Miskin 12.45 11.88 11.37 10.27 9.32 8.77 8.40 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000

Persentase penduduk miskin di provinsi Jambi 8,40% (241.607) tahun 2010. Jika dibandingkan dengan posisi tahun 2009 sebesar 249.692 jiwa (8,55%) terjadi penurunan sebesar 0,15%.

(35)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

29

2. Tingkat Pengangguran Terbuka Analisis Capaian 2010:

Target kinerja penurunan angka pengangguran terbuka Provinsi Jambi dalam RPJMN adalah sebesar antara 4,2%-4,37% pada tahun 2010. Sedangkan - angka pengangguran terbuka penduduk berumur 15 tahun ke atas untuk tahun 2009 sebesar 5,54% atau 73.904 jiwa, sedangkan penangguran terbuka pada 2010 turun menjadi 5,08% atau sebesar 72.792 jiwa (Sakernas 2009 dan 2010). Beberapa implementasi di wilayah dari substansi inti program aksi bidang penanggulangan kemiskinan lebih menekankan pada pelaksanaan Bantuan Sosial Terpadu serta Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Gambar 2.10

Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jambi Tahun 2004 – 2010

Rekomendasi

1. Sebaiknya pemerintah daerah memprioritaskan investasi padat karya dalam upaya memperluas kesempatan kerja di provinsi Jambi.

2. Pemerintah daerah dapat pula memperbanyak program pelatihan dan peningkatan kecakapan hidup bagi pemuda/pemudi penganggur sehingga diharapkan mereka mampu membuka peluang kerja baru.

3. Pemerintah daerah juga dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di daerah selama ini dalam bentuk pemberian beasiswa saja dapat dimodifikasi dalam bentuk pemberian biaya magang/praktek lapang dan dalam bentuk lain untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa.

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 TPT (%) 6.04 14.84 6.62 6.22 5.14 5.20 5.08 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

Angka pengangguran terbuka

di provinsi Jambi tahun 2010 sebesar 5,08% lebih rendah dibandingkan dengan angka tahun 2009 sebesar 5,54%.

(36)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

30

E. KETAHANAN PANGAN

Prioritas ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian diarahkan untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.Program dan kegiatan prioritas di seluruh wilayah diutamakan pada pelaksanaan pengembangan kawasan dan tata ruang pertanian; peningkatan infrastruktur di sentra-sentra produksi pertanian; peningkatan penelitian dan pengembangan pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan meningkatkan kualitas dan produktivitas hasilpertanian yang tinggi; investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasisproduk lokal; sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau; serta pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim. Pembangunan infrastruktur seperti yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Jambi 2010-2015 dengan fokus Peningkatan Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan

1. PDRB Sektor Pertanian

Analisis Capaian 2010

Secara keseluruhan Sektor Pertanian di provinsi Jambi menyumbang PDRB Provinsi menurut harga berlaku sebanyak Rp.11.350.406,7 (juta) pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 15.905.978,0 (juta) pada tahun 2010 atau terjadi kenaikan sebesar 40,1%. Sampai dengan tahun 2010 sub-sektor yang dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi dari sektor Pertanian adalah sub-sektor Perkebunan yang mencapai Rp.5.228.643,3 (juta) pada tahun 2009 dan meningkat sebesar 64,6% menjadi RP. 8.608.829,0 (juta) pada tahun 2010. Sedangkan kinerja sub-sektor terkecil pada periode yang sama adalah sub-sub-sektor Perikanan dan berikutnya sektor Peternakan. Sampai dengan triwulan II tahun 2011 sub-sektor Perkebunan masih merupakan sub-sub-sektor dominan dalam pembentukan PDRB sektor Pertanian, kemudian diikuti olek sub-sektor Tanaman Pangan.

(37)

UNIVERSITAS JAMBI | LAPORAN AKHIR EKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

31

Tabel 2.6.

PDRB per Sektor dan Subsektor Pertanian Menurut Harga Berlaku Tahun 2009 – 2010, Kuwartal II 2011 (dalam juta rupiah)

LAPANGAN USAHA Tahun 2010 2011

2009 2010 I II I II TOTAL PERTANIAN 11.350.406,7 15.905.978,0 3.544.265 3.897.313 4.602.244 4.769.467 Pertumbuhan (%) 40,1 29,85 22,38 a. Tanaman Pangan 3.913.686,7 4.678.502,0 1.074.393 1.122.230 1.328.112 1.376.917 Pertumbuhan (%) 19,5 23,62 22,69 b. Tanaman Perkebunan 5.228.643,3 8.608.829,0 1.864.267 2.140.229 2.537.799 2.637.624 Pertumbuhan (%) 64,6 36,13 23,24 c. Peternakan & Hasilnya 628.555,8 845.700,0 191.896 207.534 241.955 247.309 Pertumbuhan (%) 34,5 26,09 19,17 d. Kehutanan 933.820,5 1.043.683,0 246.624 253.375 286.689 292.389 Pertumbuhan (%) 11,8 16,25 15,40 e. Perikanan 645.700,4 729.264,0 167.085 173.946 207.689 215.229 Pertumbuhan (%) 12,9 24,30 23,73 Sumber: BPS Provinsi Jambi, berbagai edisi.

Demikian secara keseluruhan tingkat pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian (menurut harga konstan adalah sebesar 5,1% antara tahun 2009 – 2010, sedangkan pertumbuhan triwulan I ke triwulan II tahun 2011 adalah sebesar 6,57%. Semua sub-sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sub-sektor kehutanan terjadi pertumbuhan negatif sebesar -3,1% antara tahun 2009-2010, dan untuk pertumbuhan triwulan I dan triwulan II tahun 2011 sebesar -5,59%.

Tabel 2.7

PDRB per Sektor dan Subsektor Pertanian Menurut Harga Konstan 2000 Tahun 2009 – 2010, Kuwartal II 2011 (dalam juta rupiah)

LAPANGAN USAHA Tahun 2010* 2011

2009 2010 I II I II TOTAL PERTANIAN 5.003.442,00 5.259.856,00 1.281.632 1.301.250 1.369.056 1.386.795 Pertumbuhan (%) 5,1 6,82 6,57 a. Tanaman Pangan 1.843.835,00 1.916.071,00 466.843 475.697 499.923 506.581 Pertumbuhan (%) 3,9 7,09 6,49 b. Tanaman Perkebunan 2.368.323,00 2.531.684,00 614.818 624.196 662.956 671.723 Pertumbuhan (%) 6,9 7,83 7,61 c. Peternakan & Hasilnya 326.041,00 344.559,00 82.570 84.243 90.466 91.831 Pertumbuhan (%) 5,7 9,56 9,01 d. Kehutanan 264.387,00 256.162,00 66.494 64.827 61.482 61.205 Pertumbuhan (%) (3,1) (7,54) (5,59) e. Perikanan 200.857,00 211.381,00 50.907 52.288 54.228 55.456 Pertumbuhan (%) 5,2 6,52 6,06

Gambar

TABEL 2.21  Jumlah Alokasi Kredit Perbankan di Provinsi Jambi
Gambar 2.14  Nilai Realisasi Investasi PMDN di Provinsi Jambi
Gambar 2.11 memperlihatkan bahwa  kondisi jalan kualifikasi sedang pada tahun  2009  dan  2010  menunjukkan  jumlah  persentrase  yang  meningkat,  yaitu  dari  37,73% pada tahun 2009 meningkat menjadi 38,79% pada tahun 2010
Tabel  2.15  memberikan  informasi  mengenai  kondisi  jalan  provinsi  di  Provinsi  Jambi bahwa dari total panjang 1.479,87 km pada tahun 2009 dan 2010 ternyata  kualitasnya  meningkat  hal  ini  terlihat  dari  jumlah  jalan  kualifikasi  baik tahun  20

Referensi

Dokumen terkait

Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( LP3A ) dengan judul Redesai Terminal Bandara Silangit dimulai pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh bapak

Sedangkan untuk potensi zakat bagi pengentasan kemiskinan dari tabel 4 terlihat bahwa pada variabel zakat baik lag 1 maupun lag 2 nilai p- value lebih besar daripada alfa

Dari hasil pengolahan data Risk Response diperoleh data komponen boiler Pult Control memiliki nilai risiko tertinggi yaitu 30 yang berarti menunjukan risiko ini harus

Program diniyah adalah sebuah program pendidikan yang menekankan pada pentingnya pemahaman tentang ajaran agama Islam, yang dicanangkan oleh pemerintah Kota Banda

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI

Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang digolongkan ke dalam lima kelompok : (1) prosedur audit awal (2) prosedur analitik (3) pengujian terhadap

Jumlah dokumen perencanaan Tata Ruang yang telah disusun Pemerintah Kota Semarang selama tahun 2016 melalui Program Perencanaan Tata Ruang sebanyak 5 Dokumen melebihi

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi