KTT DUNIA
LINGKUNGAN HIDUP
Tantangan Global Pembangunan
Berwawasan Lingkungan Hidup
Pola konsumsi dan produksi yang menguras sumber daya
alam lebih cepat dari upaya konservasi/daur ulang
Pola pembangunan yg merusak/mencemari lingkungan hidup
lebih gencar dari upaya penegakan hukum dan tata
pemerintahan untuk memulihkannya kembali
Pola konsumsi energi berlebihan kurang disertai
pengembangan energi terbarukan & ramah lingkungan
Pola pembangunan yang masih kurang menghargai
keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya
Kemiskinan: menimbulkan keterpaksaan perusakan
lingkungan tanpa kemampuan pengendaliannya
KTT STOCKHOLM 1972
Dilatarbelakangi dengan adanya Revolusi
Industri yang berdampak pada beberapa
aspek kehidupan dunia
Pembicaraan tingkat dunia pertama kali
khusus membicarakan lingkungan hidup
dan manusia
Merupakan titik balik perubahan caara
pandang dunia terhadap lingkungan
Diikuti oleh 104 Kepala Pemerintahan
Hasil Pertemuan KTT Stockholm 1972
5
Penetapan tanggal 5 Juni
sebagai Hari Lingkungan
Hidup / Hari Bumi yang
dirayakan secara
serentak oleh seluruh
negara anggota
Perserikatan Bangsa
Bangsa
Menetapkan Isu Global
(4P) yang harus dengan
segera ditindaklanjuti
oleh negara peserta, yang
meliputi :
Popullation Polution Poverty Policy
Global Issue
1. POPULLATION
Indonesia : 3.16 % per tahun 1 detik : 1000 bayi dilahirkan Pertambahan Penduduk
Persebaran Penduduk
Solusi
Pengadaan Rumah Susun ( UU No 16 / 1985 ) Program Transmigrasi ( UU No 3 / 1972 )
Program Keluarga Berencana 6
KEPADATAN PENDUDUK DUNIA
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
1. Republik Rakyat Tiongkok Cina (1.306.313.812 jiwa) 2. India (1.103.600.000 jiwa)
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa) 4. Indonesia (241.973.879 jiwa) 5. Brasil (186.112.794 jiwa) 6. Pakistan (162.419.946 jiwa) 7. Bangladesh (144.319.628 jiwa) 8. Rusia (143.420.309 jiwa) 7
PENINGKATAN POPULASI DUNIA
PERTUMBUHAN
NEGARA MAJU Vs NEGARA BERKEMBANG
9PENDUDUK PER KM²
10 PROVINSI 1971 1980 1990 2000 2005 INDONESIA 62 78 95 108 116 SUMATERA UTARA93
114
139
158
169
DKI JAKARTA7,762
9,794
12,439
12,592
13,344
BALI381
438
493
559
601
KALIMANTAN45
47
60
69
75
SULAWESI90
139
162
132
139
PAPUA2
3
5
6
7
ESTIMASI PERTUMBUHAN PERNDUDUK
Estimasi I, yang diterbitkan oleh
Biro Sensus
Amerika Serikat
, penduduk dunia mencapai 6,5
milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul
07.16 WIB. Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia,
4 milyar diantaranya tinggal di
Asia
. Tujuh dari
sepuluh negara berpenduduk terbanyak di dunia
berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa).
PROVED
ESTIMASI PERTUMBUHAN PERNDUDUK
Estimasi II, Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul
03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai
7 milyar jiwa.
Badan Kependudukan PBB
menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal
dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa,
sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5
milyar jiwa.
???????
Solusi
Trilogi Pembangunan ( GNHN Pelita II )
Pengadaan Rumah Susun ( UU No 16 /
1985 )
Program Transmigrasi ( UU No 3 / 1972 )
Program Keluarga Berencana
Global Issue
2. POLLUTION
Ratifikasi Hasil KTT UU 23 / 1997
Pencemaran Lingkungan ( Ps 1 Btr 12 UUPLH)
Masuknya zat lain ke dalam suatu ekosistem
yang melewati Nilai Ambang Batas atau Baku Mutu Lingkungan
Perusakan Lingkungan ( Ps 1 Btr 14 UUPLH )
Perubahan suatu ekosistem yang membuat ekosistem tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya
Global Issue
Pollution
Sumber Polusi :
- Sumber Bergerak, Ex : Kendaraan Bermotor - Sumber Tidak Bergerak, Ex : Pabrik, RT
Penyebab Polusi
- Fenomena Alam, Ex : Gempa, Tsunami - Kegiatan Manusia, Ex : Eksploitasi Hutan
70 % - 80 % Pencemaran Air
80 % disumbang dari Limbah Domestik 15
Global Issue
3. POVERTY
Miskin Kumuh Terbelakang Bodoh Kejahatan Indonesia (2006) = 49 % Miskin
Kemiskinan = tidak mampu memenuhi
Kebutuhan Fisik Minimal ( Standar WHO ) - Sandang - Pangan - Papan - Kesehatan - Pendidikan - Rekreasi 16
BATAS MISKIN (Rp) / Bulan
TAHUN
KOTA
DESA
2000 91,632 73,648 2001 80,382 80,382 2002 130,499 96,512 2003 138,803 105,888 2004 143,455 108,725 2005 150,799 117,259 17
Penduduk Miskin & Pengangguran
36,1 35,1 24,81 37,17 10,25 10,85 11,1 10,55 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2004 2005 2006 2007 Penduduk Miskin PengangguranGlobal Issue
Poverty
Solusi
Inpres 1998 tentang Jaring Pengaman Sosial Bantuan Langsung Tunai ( 2004 / 2005 )
Hanya merubah status bukan pola hidup 19
Global Issue
4. POLICY
Kelembagaan
- Kementrian Negara Lingkungan Hidup - Badan Pengendali Dampak Lingkungan - Pusat Studi Lingkungan di Universitas - Lembaga Swadaya Masyarakat
Regeling / Pengaturan
- 2100 Jenis Peraturan Perundang undangan - Stbld 226 / 1927 Hinder Ordonantie
Program Kerja
Konvensi
Agenda 21 terutama
mengenai Pembangunan
Berkelanjutan di Abad 21
Penetapan Proyek Clean
Developmet Mechanism
yang membatasi
penggunaan freon dan
menurunkan nilai Emisi
Gas Rumah Kaca
Pembentukan Komisi
Pemb. Berkelanjutan
Perubahan Iklim
Keanekaragaman Hayati
Forestry Agreement
mengenai Pernyataan
Hutan Tropis yang
terdiri di Zaire,
Indonesia dan Brazil
sebagai Common
Heritage.Undang
21
KTT WSSD, Johanessburg
22
Akses air bersih
Peningkatan pendapatan per kapita Pencegahan kelaparan
Akses terhadap Informasi Akses terhadap pendidikan
Akses terhadap pertanahan (tenurial) Akses terhadap lapangan pekerjaan Social development sebagai bagian
dari Social Corporate Responsibility
UN World Solidarity Fund untuk
23
Cleaner production/CP dan Eco
Efficiency/EE (meningkatkan
efisiensi dan keberlanjutan dalam pendayagunaan sumber daya alam dan melaksanakan proses
produksi)
Membangun kebijakan insentif
untuk mendukung investasi CP dan EE
• Efisiensi energi dan pengembangan teknologi renewable energy
24
Mengadopsi dan melaksanakan
kebijakan dan hukum yang
menjamin hak pengguna air dan hak-hak tenurial (land tenurial dan water management reform)
Memperkuat pengakuan hak
komunitas adat/lokal sebagai pemilik pengetahuan tradisional, penemu praktek-praktek
tradisional dalam
pendayagunaan/prospeksi keaneka ragaman hayati
• Strategi dengan pencapaian target penyelamatan SDA • Pengembangan kerangka hukum yang efektif dalam
Deklarasi Milenium
Deklarasi Milenium (Millennium Declaration) disepakati
oleh 189 negara anggota PBB pada Konperensi Tingkat Tinggi Milenium di PBB bulan September 2000, berisi a.l.:
Solidaritas internasional untuk pembangunan dan
pengurangan kemiskinan di seluruh dunia, termasuk Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development
Goals / MDGs)
Kepedulian bersama akan issu-issu perdamaian dan
keamanan, lingkungan hidup, hak azasi manusia, demokrasi, tata pemerintahan yang baik, resolusi konflik, bencana alam dan bencana lainnya, dll.
Penegakan kembali nilai-nilai fundamental hubungan
Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals)
1.
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2.
Memenuhi pendidikan dasar untuk semua
3.
Mendorong kesetaraan jender & pemberdayaan perempuan
4.
Menurunkan angka kematian balita
5.
Meningkatkan kualitas kesehatan ibu melahirkan
6.
Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain
7.
Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup
8.
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Tantangan MDGs tidak ada yang baru Yang baru: target yg konkrit, terukur & kuantitatif menuju thn 2015 dgn komitmen bersama
Komitmen pada Deklarasi Milenium
Bukan komitmen terhadap dunia saja
komitmen
pada rakyatnya masing-masing, yang diutarakan
bersama pada KTT Milenium di PBB thn 2000 itu.
Komitmen semua negara:
negara berkembang akan menerapkan kebijakan
nasional yang lebih “memihak-pada-si-miskin”
(pro-poor-policy) untuk mencapai Tujuan Milenium 1 s/d 7.
negara maju akan menerapkan kebijakan nasional
yang lebih
Strategi Pencapaian MDGs: Kemitraan
Nasional & Global
Kemitraan nasional bagi
pencapaian
Tujuan 1-7
secara holistik: integrasi
MDGs dalam sistem
perencanaan & pendanaan
nasional, perbaikan tata
pemerintahan, koordinasi &
harmonisasi kebijakan.
Kemitraan global bagi
pencapaian
Tujuan 8
antara
negara2 di dunia:
peningkatan jumlah &
kualitas dana bantuan LN,
penghapusan/pengurangan
hutang, perdagangan LN yg
lebih adil & setara, akses
obat generik, akses teknologi
ICT, dll
perlu dilakukan secara paralel MDGs adalah “urusan” semua sektor & tingkat pemerintahan,
UNCCC BALI DECEMBER 2007
Kelanjutan dari hasil KTT Rio untuk mengadakan
pembicaraan lebih lanjut terhadap perubahan iklim
Membahas kelanjutan pasca Protocol Kyoto (2008 –
2012)
Merupakan pertemuan rutin pada tingkat kepala negara
(COP)
Hasil bargaining negara maju untuk tetap memperoleh
pembenaran terhadap pencemaran yang dilakukan
Makin menunjukan eksistensi hukum lingkungan
internasional yang hanya berada pada taraf soft law
UNCCC BALI DECEMBER 2007
1.
Adaptasi
Negara peserta konferensi sepakat membiayai proyek
adaptasi di negara-negara berkembang, yang
ditanggung melalui clean development mechanism
(CDM) yang ditetapkan Protokol Kyoto
Kesepakatan ini memastikan dana adaptasi akan
operasional pada tahap awal periode komitmen
pertama Protokol Kyoto (2008-2012). Dananya sekitar
37 juta euro.
Namun negara-negara peserta belum sepakat mengenai
pelaksanaan praktis adaptasi, misalnya bagaimana cara
menyatukan dalam kebijakan nasional.
UNCCC BALI DECEMBER 2007
2.
Transfer Teknologi
Peserta konferensi sepakat untuk memulai
program strategis untuk alih teknologi mitigasi
dan adaptasi yang dibutuhkan negara-negara
berkembang.
Tujuan program ini adalah memberikan contoh
proyek yang konkret, menciptakan lingkungan
investasi yang menarik, termasuk memberikan
insentif untuk sektor swasta untuk melakukan
UNCCC BALI DECEMBER 2007
3.
REDD
Reducing emissions from deforestation in developing
countries (REDD) merupakan isu utama di Bali. Para
peserta UNCCC sepakat untuk mengadopsi program
dengan menurunkan pada tahapan metodologi.
REDD akan fokus pada penilaian perubahan cakupan
hutan dan kaitannya dengan emisi gas rumah kaca,
metode pengurangan emisi dari deforestasi, dan
perkiraan jumlah pengurangan emisi dari deforestasi.
Banyak dikritisi para pakar karena hanya merupakan
sarana legalisasi negara maju (US, Japan & Canada)
untuk tetap menjadi negara penyumbang karbon
UNCCC BALI DECEMBER 2007
4.
Financial Commitment
Peserta sepakat memperpanjang mandat Grup
Ahli Negara Miskin atau the Least Developed
Countries (LDCs) Expert Group.
Grup ini menyediakan saran kritis untuk
negara miskin dalam menentukan kebutuhan
adaptasi.