• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah TBC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah TBC"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 1

:

Ketua Kelompok : Sri Puspa Sekretaris I : Annisa Mustafiet Sekretaris II : Desy Lianingsih Pembicara I : Yodia Pertiwi Pembicara II : Rona Depritayani Pembicara III : Winda Dwi Lovita Pembicara IV : Indah octaviani Pembicara V : Deni Kurniawan

Anggota:

Septi Anggarrani Dewi Hariati Sarrah Ulfa Yanti Alpriyanti Julia Rostiana Lita Realita Efha Yuliani Dewi Kurniati

Rizky Fitria Amanda

Elizabeth E. D. B. Da’Lopez Reny Oktaviani

Alviyanti Dyah Pratiwi

2010

STIKES BANTEN

[TBC]

(2)

DAFTAR ISI

BAB I

1. DEFINISI

1.1. PENYAKIT TBC

1.2. PENYEBAB PENYAKIT TBC

1.2.1 KUMAN TBC

1.2.2 TERJADINYA TBC

1.3. CARA PENULARAN TBC

2. GEJALA TBC

2.1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA

2.2. GEJALA KHUSUS

2.3. TANDA DAN GEJALA

3. DIAGNOSIS TBC

3.1. DIAGNOSIS PADA DEWASA

3.2. DIAGNOSIS MELALUI TEST KULIT

4. TBC PADA ANAK

5. RIWAYAT TBC

6. PENCEGAHAN TBC

6.1. TUJUAN PENCEGAHAN

6.2. PENCEGAHAN TBC

7. PEMBERANTASAN

7.1. TUJUAN PEMBERANTASAN

7.2. PEMBERANTASAN PENYAKIT TBC

8. PENGOBATAN

8.1. JENIS OBAT

8.2. PRINSIP OBAT

8.3. EFEK SAMPING OBAT

BAB II

KASUS TBC

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

(3)

1. DEFINISI

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat

sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia

menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara

22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa

Tuberkulosis / TBC merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan

pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita

Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkira-kirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.

Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.

Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

1.1. PENYAKIT TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai

555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

1.2. PENYEBAB PENYAKIT TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama

(4)

kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa

1.2.1 KUMAN TBC

Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh

kuman TBC

(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC

menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh

lain.

Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus

yaitu tahan

terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut

pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat

mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat

bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,

tertidur lama selama beberapa tahun.

1.2.2 TERJADINYA TBC

Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali

dengan

kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil

ukurannya,

sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier

bronkus,

dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan

menetap

disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil

berkembang biak

(5)

peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa

kuman

TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut

sebagai

kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai

pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.

Adanya

infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan

reaksi

tuberkulin dari negatif menjadi positif.

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari

banyaknya kuman

yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh

(imunitas

seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut

dapat

menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun

demikian ada

beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister

atau

dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu

menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam

beberapa

bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.

Tuberkulosis Pasca Primer

Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah

beberapa bulan

atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya

tahan

tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk.

Ciri

khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru

yang

luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

(6)

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan

berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk

dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto

rontgen.

1.4. FAKTOR ORANG TERKENA TBC

Daya Tahan Tubuh yang kurang

Kemampuan untuk melawan infeksi adalah kemampuan

pertahanan tubuh untuk mengatasi organisme yang menyerang.

Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang terinfeksi.

Namun

(7)

Sistem kekebalan tubuh lemah pada saat kelahiran dan

perlahanlahan

menjadi semakin baik menjelang usia 10 tahun. Hingga usia

pubertas seorang anak kurang mampu mencegah penyebaran

melalui darah, sekalipun lambat laun kemampuan tersebut akan

meningkat sejalan dengan usia.

Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif

Pekerjaan kesehatan yang merawat Pasien TB

Pasien-pasien dengan dahak yang positif pada hapusan langsung

(TB tampak di bawah mikroskop) jauh lebih menular, karena

mereka memproduksi lebih banyak TB dibandingkan dengan

mereka yang hanya positif positif pada pembiakan. Makin dekat

seseorang berada dengan pasien, makin banyak dosis TB yang

mungkin akan dihirupnya.

Gizi Buruk

Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk

mengurangi daya tahan terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat

penting pada masyarakat miskin, baik pada orang dewasa

maupun

pada anak. Kompleks kemiskinan seluruhnya ini lebih

memudahkan TB berkembang menjadi penyakit. Namun anak

dengan status gizi yang baik tampaknya mampu mencegah

penyebaran penyakit tersebut di dalam paru itu sendiri.

Orang Berusia Lanjut atau Bayi

Pengidap Infeksi HIV/AIDS

Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas

system daya tahan tubuh, sehingga jika terjadi infeksi seperti

tuberculosis maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah

bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang

terinfeksi

HIV meningkat, maka jumlah penderita TBC akan meningkat,

dengan demikian penularan TBC di masyarakat akan meningkat

pula.

2. GEJALA TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

(8)

1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). 4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

1.1. GEJALA KHUSUS

1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

1. DIAGNOSIS TBC

1.1. DIAGNOSIS PADA DEWASA

Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa.

Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan

dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang.

Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB BTA positif.

Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.

Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan.

Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 - 2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS : Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif.

Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB.

1. Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen positif.

2. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.

UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk difoto rontgen dada.

(9)

1.1. DIAGNOSIS MELALUI TEST KULIT

Test kulit TBC dilakukan dilengan. Dalam waktu dua atau tiga

hari,

pada lengan anda apakah ada reaksi. Bila reaksinya “positif”, ini

berarti

anda mungkin sudah terinfeksi TBC. Kadang kala, bila seseorang

sudah terinfeksi kuman HIV dan TBC, bisa saja terjadi reaksi

“negatif”

dalam tes kulit TBC. Hal ini disebabkan sistim kekebalan tubuh

anda

tidak berfungsi benar. Petugas Kesehatan akan menyampaikan

pada seseorang tersebut tentang risiko terinfeksi TBC atau

penyakit TBC.

dan mungkin perlu tes medis atau perawatan.

2. TBC PADA ANAK

Penyakit TB ini mudah sekali menyerang pada anak-anak kecil yang

belum diimunisasi dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin),

karena kurangnya gizi dan karena lingkungan yang kurang sehat.

Tidak cukup untuk sekedar memahami cara bagaimana anak-anak

terinfeksi tuberkulosis atau bagaimana penyakit tersebut dapat

menyebar. Kemungkinan adanya tuberkulosis pada anak yang kurus

atau bila ditemukan:

1.

Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 14 minggu

(adanya grafik kenaikan berat badan akan sangat berguna).

2.

Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2 sampai

3 bulan.

3.

Salah satu dari (1) atau (2) yang dijelaskan di atas disertai dengan

mengi atau batuk yang sesekali dapat menyerupai batuk rejan.

4.

Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa

penyebab yang jelas.

5. Salah satu diantara (1), (2), (3) serta tanda adanya cairan – pekak,

pada salah satu sisi dada.

6. Perut membuncit, terutama bila teraba benjolan dan yang tetap

bertahan setelah pemberian obat cacing.

7.

Diare kronis dengan buang air besar tinja keputihan yang tidak

sembuh setelah diberi obat cacing atau obat untuk giardiasis

(dengan metronidazole).

8. Jalan timpang, punggung kaku sukar membungkuk.

9. Tulang belakang membungkuk, tidak atau kaku saat berjalan.

10.

Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki, tangan, siku atau

bahkan iga atau tulang atau sendi yang manapun yang tidak

disebabkan cedera.

11.

Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut, tidak

nyeri, terkadang dengan beberapa kelenjar getah bening kecil

(10)

1. RIWAYAT TBC

10 FAKTA PENTING MENGENAI TBC

Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

TBC membunuh lebih banyak kaum muda dan wanita dibandingkan penyakit menular lainnya.

Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari.

Setiap detik, ada 1 orang yang meninggal akibat tertular TBC. Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC.

Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC. Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC (walaupun) belum terjangkit oleh penyakitnya.

Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan pentakit kepada sekitar 10 ? 15 orang dalam jangka waktu 1 tahun.

Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara.

Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.

2. PENCEGAHAN TBC

2.1. TUJUAN PENCEGAHAN

1. Menyembuhkan penderita

2. Mencegah kematian

3. Mencegah kekambuhan

4. Menurunkan tingkat penularan

2.2. PENCEGAHAN TBC

1.

Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih

dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera

dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

2. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.

3.

Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya

bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

4.

Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah

digunakan oleh penderita.

5.

Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan

vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan

yang amat bagus.

6. PEMBERANTASAN

6.1. TUJUAN PEMBERANTASAN

Pemberantasan penyakit TBC didasarkan untuk memutus

mata rantai

(11)

virulenci penularan penyakit TBC supaya tidak terjadi

prevalenci

penyakit TB yang lebih besar.

6.2. PEMBERANTASAN PENYAKIT TBC

1. Pengobatan pada penderita hingga sembuh

2.

Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih

memperhatikan factor kesehatan lingkungan dengan

menambah ventilator sebagai pengganti udara, genteng

kaca supaya sinar matahari dapat masuk, dan faktor

higiene lingkungan yang lain yang lebih baik.

3. Sterilisasi Rumah pasca Penderita.

1. PENGOBATAN

7.1. JENIS OBAT

1. Isoniasid

2. Rifampicin

3. Pirasinamid

4. Streptomicin

7.1. PRINSIP OBAT

Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa

jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,

supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif

dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,

sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang

digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang

menjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2

Tahap yaitu:

1. Tahap intensif

2.

Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum

obat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.

3. Tahap lanjutan

4.

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum

obat) tiga kali seminggu selama 4 – 5 bulan.

7.1. EFEK SAMPING OBAT

Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat.Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin. Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan di kulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

(12)

BAB II

KASUS TBC

Untuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalah dengan memeriksa dahak

seseorang yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak di lakukan

secara SPS (Sewaktu saat kontak pertama, Pagi hari ke 2 dan Sewaktu

juga saat hari ke2) dibawah pemeriksaan mikroskopis. Hasil pemeriksaan

mikroskopis ini sangat dijaga kualitas dengan melakukan cros cek/ uji

silang lagi juga menjaga hasil pemeriksaan sedian dahak BTA.

Metode Penemuan Kasus TBC paru

Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan

tersangka penderita yang dating berkunjung ke unit pelayanan kesehatan

dengan meningkatkan penyuluhan TBC kepada masyarakat.

Bila ditemukan penderita tuberculosis paru dengan sputum dahat BTA +,

maka semua orang yang kontak serumah dengan penderita harus

diperiksa. Apabila ada gejala-gejala suspek (Kecurigaan) TBC maka

harus diperiksa dahaknya.

Pengobatan Penderita TBC adalah dengan kombinasi beberapa jenis obat

dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6 – 8 bulan.

Pengobatan penderita TBC terdiri atas 3 fase

(13)

2. Fase Lanjutan . Obat diminum seminggu 3 kali.

Paduan OAT (OBat Anti Tuberkulosa) FDC

Saat ini di Provinsi Kalimantan Selatan sudah menggunakan OAT FDC.

Kemasan Obat FDC (Fixed Dose Combination) 1 tablet obat mengandung

150 mg Rifamfisin, 75 mg INH, 400 mg Pyrazinamid dan 275 mg

Ethambutol,

(Dikutip dari : Buku Saku Petugas Program TBC. Depkes RI

Diagram diagnosa TB

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasu TBC pada NY S adalah

lingkungan yang lembab, kurangnya ventilasi dan sinar matahari, Kemudian

perilaku adalah tidak ada tempat khusus untuk dahak dan kalau batuk tidak

menutup mulut.

B. Saran

1.

Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan

kebersihan rumah/lantai).

2.

Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan

pembuangan dahak tidak sembarangan

Referensi

Dokumen terkait

Apakah anda memakai alat pelindung kaki dalam keadaan bersih setiap saat bekerja:.. Apakah anda membersihkan alat pelindung kaki anda ketika sudah

Dalam kehidupan global sebagai warga Negara Indonesia yang demokratis dalam konteks nasional dan internasional maka perlu dikembangkan sikap-sikap positif bagi siswa dengan

Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi ke

Kelebihannya adalah untuk menyampaikan pengantar atau informasi yang baru, gunakan anak bila anak sudah mendapatkan motivasi, tepat untuk kelas besar dan untuk menekankan

Untuk mendapatkan data tentang suatu atribut mikroba, misalnya kepadatan populasi bakteri Gram negatif pada tanah lapisan atas atau laju respirasi tanah yang dipupuk dengan

Lukislah semua garis singgung melalui titik P yang terletak di luar lingkaran dengan pusat seperti pada gambar di samping..

Semisal agama lain memiliki kegiatan dengan pendeta-pendeta nya kita juga memberikan toleransi.52 Hal ini disampaikan juga oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri

Penelitian media massa lebih diletakkan dalam kesadaran bahwa teks atau wacana dalam. media massa mempunyai pengaruh yang sedemikian rupa pada manusia (Littlejohn,