• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkarya Seni Kriya Tiga Dimensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berkarya Seni Kriya Tiga Dimensi"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Kegiatan Belajar 2

Berkarya Seni Kriya Tiga Dimensi

A. Topeng Kertas:

Pembuatan karya topeng dengan menggunakan media kertas diantaranya dapat dilakukan dengan dua cara; pertama dengan menggunakan lembaran kertas, kedua, dengan cara menggunakan sobekan kertas.

a) Topeng dengan Bahan Kertas:

Kertas yang dijadikan topeng harus kertas tebal supaya kaku, dan mudah dibentuk. Pola topeng harus dibuat terlebih dahulu sesuai bentuk yang dikehendaki. Penyelesaian karya topeng kertas ini dapat dilakukan dengan memberi warna atau ditempeli dengan kertas warna, bahkan dapat pula ditambah dengan media lain agar topeng lebih baik, misalnya bagian rambut dengan benang wol, mata dengan kancing atau bekas tutup botol dan sebagainya.

Gambar Topeng Kertas (Sumber, Wachowiak, 1993: 249)

(2)

b) Topeng dengan bahan sobekan kertas:

Karya topeng kertas model yang kedua dapat dibentuk lebih sempurna dan lebih baik dari karya topeng yang pertama. Pengerjaannya diawali dengan membuat model topeng dengan bahan tanah liat. Pembuatan topeng disesuaikan dengan ukuran wajah pemakainya kalau topeng diperuntukan untuk dipakai, ukurannya bisa sangat bebas kalau topeng hanya untruk hiasan. Topeng dapat dibuat dengan ukuran penuh seluruh kepala, setengah kepala (bagian muka saja), atau hanya sebagian dari muka. Topeng dapat dipakai untuk mendukung pementasan drama, tari, atau untuk karnaval.

Bila model topeng sudah selesai dibuat, permukaan topeng dilapisi zat (berminyak) misalnya oli, setempet, dan sebagainya, ini dimaksudkan agar kertas mudah dilepas dari model. Kemudian model dilapisi sobekan kertas sambil ditekan mengikuti setiap lekukan permukaan model. Lapisan kedua sebelum dilapisi kertas seluruh permukaan topeng dilumuri perekat, biasa dengan perekat kertas yang terbuat dari tepung tapioca. Kemudian ditempeli sobekan kertas yang kedua. Demikian selanjutnya dilakukan berulang sampai ketebalan yang dikehendaki, biasanya sampai enam sampai sepuluh lapisan. Pada lapisan yang pertama dan sterusnya kertas yang digunakan dapat menggunakan kertas koran bekas, sedangkan pada lapisan yang paling akhir menggunakan kertas yang polos agar topeng kelihatan lebih rapih.

Langkah berikutnya topeng dijemur sampai kering, kemudian dirapihkan dan diberi warna sesuai selera atau maksud dari topeng tersebut. Jangan lupa topeng pada bagian mata, mulut dan hidung harus dilubangi untuk mendukung fungsi dari topeng tersebut.

(3)

Gambar Karya Topeng Kertas (Sumber: Wachowiak,Frank, 1993: 249) B. Topi Kertas:

Topi kertas dapat dibuat dengan cara melipat kertas atau origami. Topi kertas yang dapat dibuat dengan teknik origami diantaranya: topi samurai, topi. Untuk menghasilkan topi yang dapat dipakai, ukuran bahan baku kertas harus disesuaikan dengan ukuran lingkar kepala yang diinginkan. Langkah pembuatan topi ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini:

(4)
(5)

Gambar Topi Kertas dengan Teknik Origami

Pembuatan topi kertas dapat juga dibentuk dengan terlebih dahulu dibuat polanya. Beberapa model topi yang dapat dibuat dengan cara ini, dapat dilihat seperti contoh pola topi pada gambar dibawah ini.

(6)

C. Pappier Mache:

Membuat karya dengan memanfaatkan limbah dus bekas kemasan atau jenis kemasan lain seperti bekas botol air minum dan sebagainya untuk dijadikan bahan untuk membuat benda atau binatang atau untuk membangun sebuah proyek kota atau istana mainan. Bahan yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan tanpa diubah, atau diubah dulu dengan dipotong, dikerat dilubangi sesuai kebutuhan. Cara menyambungkan atau mengkontruksinya dapat dilakukan dengan cara dilem, diikat, dipaku atau dengan cara lain.

Di bawah ini dapat diamati beberapa karya yang sudah dibuat dengan menggunakan berbagai media yang berbeda. Silahkan Anda cermati, bagaimana teknik penyusunan benda tersebut dan bahan apa saja yang digunakan?

Gambar Karya Papier Mache berbentuk rumah-rumahan (Suimber: Warner, Sally, :219)

(7)

Gambar Karya Papier Mache Kereta Gandeng dari Dus Bekas (Sumber: Kamaril, Cut, 1999: 5.73)

D. Anyam Tiga Dimensi:(Membuat Ketupat)

Sungguh banyak karya anyam untuk membuat karya tiga dimensi dengan memanfaatkan berbagai bahan alam atau buatan. Karena keterbatasan dalam pembahasan ini hanya dipilihkan satu jenis anyaman yang dibuat dengan bawah daun kelapa muda, yang dianggap ada di berbagai tempat di negara kita ini. Alasan lain, bahwa generasi penerus banyak yang tidak bisa membuat karya ini padahal karya ini sangat sederhana dan bahannya murah ada dimana-mana, serta sangat fungsional.

Ketupat adalah jenis kemasan makanan yang terbuat dengan bahan beras yang direbus. Untuk membuat makanan ini diawali denga membuat anyaman yang dibuat dengan bahan daun kelapa muda. Bahan yang dibutuhkan hanya satu atau dua lembar daun kelapa muda. Untuk membuatnya perhatikan contoh yang ada pada gambar di bawah ini:

(8)

Gambar 1

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

(9)

Gambar 7 Gambar 8

Gambar 9 Gambar 10

Gambar 11 Gambar 12

Langkah Langkah Membuat Ketupat

E. Hand Puppets:

Membuat karya boneka tangan ini dapat digunakan sebagai mainan atau digunakan sebagai media untuk pertunjukkan panggung boneka. Siswa akan merasa senang bila dapat menampilkan karya panggung boneka yang dibuatnya. Sandiwara

(10)

panggung boneka dalam pelaksanaannya dapat dipadukan dengan penyajian bidang studi yang lain, seperti bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial dan sebagainya. Untuk mempersiapkan sebuah pertunjukan panggung boneka, selain boneka yang harus dipersiapkan, juga panggung, latar belakang panggung dan properti lain harus disediakan. Alangkah tepatnya bila semua perlengkapan itu juga dibuat oleh siswa.

Bahan yang harus disiapkan untuk membuat boneka tangan ialah: kertas gambar, bubur kertas, kain perca, spidol, kuas, cat, gunting, dan jarum. Langkah pembuatannya memotong kertas gambar, kemudian digulung membentuk selinder yang ukurannya ddipersiapkan agar masuk telunjuk. Selanjutnya tabung kertas dibentuk kepala dengan menggunakan bubur kertas. Bentuk boneka yang sudah selesai kemudian dijemur sampai kering, setelah kering kemudian dicat. Bila bagian kepala boneka sudah jadi, harus dibuat bajunya, bagian tangan sesuai selera. Maka boneka tangan siap dimainkan.

(11)

Gambar Boneka Tangan (Sumber: Kamaril,Cut, 1999: 5.69.)

Sebagai bahan pengembangan boneka tangan dapat dibuat pula dengan menggunakan bahan kaos kaki bekas, atau menggunakan stik bekas es krim. Lihat Contoh pada gambar di bawah ini.

(12)

Boneka Tangan Kaos Kaki Bekas dan Stik Es Krim (Sumber: Warner, Sally, : 71-73)

F. Lampion Lipat:

Lampion dapat digunakan sebagai dekorasi ruang yang dipasang dengan cara digantung. Lampion lipat ini dibuat menggunakan kertas tipis setipis kertas HVS 70 gram atau 80 gram. Langkah – langkah melipat dapat dilihat seperti pada contoh gambar di bawah ini:

(13)

Gambar Lampion Lipat G. Lampion Segi Tiga:

Sama seperti lampion di atas, ialah digunakan duntuk dekorasi ruang yang dipasang dengan cara digantung. Bahan yang digunakan ialah menggunakan kertas yang sedikit tebal seperti kertas manila karton atau kertas lain yang seperti itu. Lampion terbentuk merupakan susunan bidang segi tiga sama sisi sebanyak 20 lembar. Diawali dengan menyiapkan dua puluh lingkaran yang memili jari-jari yang sama. Panjang pendeknya jari-jari lingkaran menentukan besar kecilnya lampion yang akan dibuat. Langkah pembuatan segu tiga digambar dengan menggunakan jangka, agar menghasilkan bidang segi tiga sama sisi yang tepat.

(14)

Gambar Lampion Segi Tiga

H. Lampion Segi Tiga dan Segi Empat:

Lampion segi tiga dan segi empat ini adalah salah satu variasi dari lampion segi tiga. Cara pengerjaannya tidak begitu beda dengan membuat lampion segi tiga.

(15)

Gambar Lampion Segi Tiga dan Segi Empat. I. Lampion Segi Lima:

Cara pengerjaannya tidak begitu beda dengan cara membuat lampion segi tiga, hanya bentuk dasar bidang yang dipersiapkan bebentuk segi lima beraturan. Untuk menghasilkan bentuk lampion segi lima yang bulat dibutuhkan lima belas buah segi lima beraturan yang besarnya sama.

(16)
(17)

J. Ornamen Mobile:

Karya ini sering disebut juga “Mainan Gantung”. Keunikan karya ini ialah karena dapat bergerak bila tertiup angin. Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat karya ini, ialah kertas karton tebal, lidi atau bambu, tali atau benang, pensil untuk merancang gambar, spidol atau cat air atau kertas berwarna untuk mewarnai benda, dan gunting untuk membentuk benda yang akan digantung. Menghiasi benda yang akan digantung dapat dengan cara digambari atau ditempel dengan kertas berwarna.

Buatlah berbagai bentuk seperti bentuk geometris (lingkaran, segi tiga, segi empat, bintang dan sebagainya), binatang, manusia atau benda lainnya. Selanjutnya hiasan tadi digantung pada lidi atau bambu seperti terlihat pada gambar. Perhatikan panjang lidi yang digantung dapat bervariasi, yang perlu diperhatikan ialah bahwa gantungan harus dalam posisi seimbang.

Gambar Mainan Gantung (Sumber: Kamaril, Cut: 1999: 5.74)

K. Baling – baling Kertas:

Membuat mainan yang dapat bergerak dan buatan sendiri, pasti sangat menarik. Baling-baling kertas dapat dibuat dengan cara yang sederhana dan dapat

(18)

dikerjakan oleh anak. Anak tertarik dengan pekerjaan ini, karena karyanya setelah selesai dibuat dapat dijadikan maianannya sendiri. Bahan dan alat yang dibutuhkan: kertas gambar, atau kertas lainnya yang tebal, lem kertas, gunting dan lidi. Pola bentuk baling-baling dapat dilihat seperti terlihat pada gambar.

Gambar Baling-baling Kertas L. Makrame:

Karya makrame merupakan karya lanjutan dari modul terdahulu. Bila sudah dikuasai teknik-teknik simpul dasar dalam teknik makrame dapat dikembangkan untuk mebuat berbagai jenis benda.

a) Ikat Pinggang Makrame: dengan menggabungkan simpul tunggal, simpul ganda,

(19)

b) Tempat HP: dengan menggabungkan simpul.ganda dan simpul gordeng.

Gambar kantong Hand phone Makrame

c) Keranjang / Tas Makrame: dengan gabungan simpul tunggal dan simpul ganda.

Tas Makrame

(20)

M. Serpihan Bambu untuk Vas Bunga:

Vas bunga dari serpihan bambu yang dibuat atau dipersiapkan terlebih dahulu dengan membuat serpihan bambu panjang 10 cm dengan lebar disesuaikan dengan ketebalan bambu. Bahan ini dapat pula dibuat dengan memanfaatkan limbah tangkai es krim, bila di sekolah Anda tersedia.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat karya ini: Serpihan bambu atau tangkai es krim dengan jumlah sesuai kebutuhan, dan lem kayu. Cara membuat karya ini ialah dengan menyusun serpihan bambu seperti terlihat pada gambar:

(21)

N. Membuat Gerabah

Membuat kerajinan gerabah/keramik adalah membuat benda yang terbuat dari bahan tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan dengan pembentukan tanah liat yang dilakukan pada saat tanah liat dalam keadaan lembek atau plastis, kemudian dikeringkan dan dibakar sampai mencapai 800 derajat Celsius. Bahan tanah liat banyak ditemukan dimana-mana. Tanah liat dapat dijadikan berbagai benda terapan untuk kebutuhan hidup atau dapat pula dijadikan bahan untuk membuat karya seni seperti patung da karya seni yang lainnya. Tanah liat digunakan sebagai bahan gerabah/tembikar/keramik sudah digunakan manusia sebelum manusia mengenal logam. Tanah liat sering juga disebut lempung sifatnya plastis atau lunak sehingga mudah dibentuk. Warnanya cukup banyak seperti coklat, merah, hitam, putih, kuning abu-abu dan sebagainya, hal ini terjadi karena tanah tersebut bercampur dengan bahan lain. Tanah liat yang sudah dibakar disebut keramik yang bersifat keras, tidak akan larut dengan air, tetapi mudah pecah.

Jenis karya keramik dapat dibedakan menjadi:

a. Gerabah, jenis ini tidak memerlukan pembakaran yang tinggi, hasilnya, seperti,gentong, kendi, pas bunga berwarna coklat kemerah-merahan. Hasilnya kurang kuat karena menyerap air.

b. Terra Cotta, banyak mengandung grog/samot (tepung tanah yang sudah dibakar) Pembuatannya dilakukan dengan teknik pres dan cetak.

c. Gerabah Putih, mudah dibentuk dengan teknik putar, melalui proses pembakaran dengan temperatur tinggi.

d. Stone Ware, lebih kuat dan lebih padat dari gerabah, dapat di dibentuk dengan berbagai teknik. Tidak tembus air dan dapat diglasir.

e. Porselen, tidak plastis, suhu pembakaran tinggi berwarna bening, digunakan untuk barang industri.

Dari sejumlah karya yang disebutkan di atas, tidak mungkin dijadikan sebagai materi pelajaran di sekolah dasar. Yang memungkinkan disampaikan adalah membuat karya yang pertama ialah karya gerabah, karena karya ini bahannya dapat ditemukan

(22)

diberbagai tempat di negara kita. Untuk Membuat karya gerabah dapat dilakukan dengan empat proses pekejaan: pengolahan tanah, pembentukan, pengeringan dan pembakaran.

1). Pengolahan tanah liat:

Tanah liat dalam kondisi kering dapat ditumbuk, kemudian diayak dengan ayakan/saringan yang halus sehingga kotorannya bisa dibuang, kemudian dicampur air secukupnya hingga tanah menjadi lumat dan mudah dibentuk. Tanah liat yang basah dapat diolah dengan cara dibanting/diinjak kemudian diiris dan kotorannya dibuang.

Pengolahan tanah liat dapat juga dilakukan dengan teknik pengendapan, dengan cara tanah liat direndam dalam air sehingga hancur berbentuk lumpur, kemudian disaring untuk menghilangkan kotorannya. Penyaringan dapat dilakukan berulang untuk menghasilkan tanah yang lebih baik. Langkah selanjutnya tanah yang sudah disaring diendapkan sehingga mencapai kelembutan yang siap dibentuk.

Tanah liat yang sudah diolah sebaiknya sebelum dibentuk deremas-remas terlebih dahulu atau diinjak-injak sampai homogen. Artinya, kelembutan tanah merata dan tidak mengandung gelembung udara di dalamnya. Tanah liat yang sudah siap pakai dapat disimpan didalam kantong plastik sebelum dibentuk untuk mencegah pengeringan atau penguapan.

2). Pembentukan Tanah Liat:

Pembentukan tanah liat dapat dilakukan dengan berbagai cara:

a) Teknik Pijit, pembentukan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat bantu dapat dibentuk di atas telapak tangan atau dialasi papan atau triplek. Pembentukan diawali dengan mengambil segumpal tanah, kemudian dibentuk dengan cara di pijit-pijit.

(23)

Gambar karya gerabah dengan Teknik Pijit

b) Teknik Pilin, diawali dengan membuat pilinan tanah liat yang bulat memanjang menyerupai tali. Benda dibentuk dengan cara menyusun pilinan tanah liat dengan bentuk yang dikehendaki lingkaran atau bentuk lain. Agar pilinan menyatu bagian luar dan dalam benda dipijit atau ditekan sehingga menyatu dan rata. Dapat pula dilakukan dengan memperlihatkan pilinan secara jelas, dengan membiarkan bagian luar bidang permukaan benda tidak diratakan.

(24)

c) Teknik Slab, disebut juga teknik lempeng. Pembentukan diawali dengan proses

pembuatan lembaran tanah liat. Pembuatan lempengan biasanya menggunakan alat penggilas yang terbuat dari kayu berbentuk silinder. Alat penggilas bisa juga menggunakan botol atau pipa paralon, sedangkan bidang alas penggilasan dapat dibuat dari bahan triplek atau papan, lebih baik kalau dilapisi kain kanvas. Proses pembuatan karya slab sebagai berikut:

(25)

d) Teknik Putar, pembentukan karya dengan teknik putar dilakukan dengan

menggunakan meja putar. Meja putar bervariasi ada yang diputar dengan tangan, kaki, ada juga yang menggunakan tenaga listrik. Bentuk benda yang dihasilkan ialah benda yang berbentuk silinder. Pembentukan dilakukan dengan proses sebagai berikut:

Siapkan tanah liat di atas meja putaran, sambil diputar tanah ditekan sehingga posisi tanah tepat ada diatas pusat meja putaran. Pembuatan dinding benda dilakukan pada saat meja berputar, ditekan dengan jari sampai bentuk yang dikehendaki.

Gambar keramik hasil pembentukan dengan Teknik Putar

e) Teknik Cetak, Pembentukan dengan treknik cetak adalah pembentukan yang sulit, kerena harus diawali dengan membuat cetakan. Cetakan dibuat dengan bahan gips. Kelebihan teknik cetak ialah dapat membuat benda yang sama dengan jumlah banyak,sesuai dengan jumlah yang dikehendaki. Teknik cetak ada dua cara ialah cetak tekan (molding) dan cetak tuang (casting).

Cetak Tekan, dengan proses saebagai berikut:

(a) Membuat acuan cetak dengan bahan gips.

(b) Acuan cetak dilapisi cairan sabun batangan, agar tanah mudah dilepas dari cetakan.

(26)

(c) Cetakan diisi tanah dengan cara ditekan hingga rata. (d) Keluarkan tanah dari cetakan.

Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang, selain harus mempersiapkan cetakan

dengan bahan gips, untuk cetak yuang dibutuhkan tanah liat cair (slip). Teknik cetak tuang dengan bahan tanah liat, prosesnya cukup rumit, sehingga tidak akan dijelaskan secara rinci disini.

Untuk siswa sekolah dasar sekedar uuntuk mengenal teknik cetak tuang dapat diberi latihan cetak tuang dengan cara sederhana, ialah mengunakan bahan lilin. Anda dapat membuat benda dengan teknik tuang, sebagai berikut:

(a) Siapkan lilin cair.

(b) Siapkan acuan cetak seperti kulit kacang, lidi dan benang.

(c) Salah satu kulit kacang diisi cairan lilin, kemudian lidi yang sudah dikat benang diletakan diatas lilin cair, sebagian benang menjulur keluar.

(d) Tutup rapat dengan kulit kacang yang kosong, kemudian dibolak-balik dan digoyang-goyang.

(27)

Tes formatif 2

1. Yang menjadi bahan pertimbangan tentang kesulitan pekerjaan siswa ialah …, kecuali.

A. Alat yang digunakan B. Usia Siswa

C. Bahan yang digunakan D. Tahapan penyelesaian karya.

2. Pembuatan topeng kertas dapat menggunakan dua cara yaitu: A. Lembaran kertas dan lembaran kain

B. Lembaran kertas dan sobekan kertas C. Lembaran kertas dan serutan kayu D. Lembaran kertas dan lembaran daun

3. Pembuatan topi kertas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: A. Teknik lipat (origami) dan teknik pola

B. Teknik lipat dan teknik gunting C. Teknik lipat dan teknik kolase D. Teknik lipat dan teknik tempel

4. Ketupat termasuk karya kriya yang dibuat dengan teknik : A. Gunting lipat

B. Potong tempel C. anyam

D. ukir

5. Beberapa bahan bekas yang digunakan dalam pembuatan boneka diantaranya. A. Kaos kaki bekas

B. Stik eskrim C. Botol

(28)

6. Untuk menghasilkan bentuk lampion segi lima yang bulat dibutuhkan ……. buah segi lima beraturan yang besarnya sama:

A. Empat belas B. Lima belas C. Enam belas D. Tujuh belas.

7. Topeng yang dibuat siswa SD pada umumnya berbentuk: A. Realistis

B. Naturalistis C. Ekpresif D. Non Figuratif

8. Topi kertas yang dibuat dengan teknik “Origami” memiliki ciri, kecuali: A. Mudah dikerjakan siswa

B. Bukan sebagai karya terapan C. Dapat dipakai siswa

D. Menarik bagi siswa

9. Karya “Origami” yang berarti seni melipat kertas berasal adari negara: A. China

B. Jepang C. India D. Korea

10. Kelebihan karya keramik cetak tuang adalah:

A. Menghaislkan benda – benda yang memiliki bentuk silindris B. Dapat membuat karya yang sama dalam waktu cepat

C. Dapat diglasir sehingga kuat / tahan lama D. Kuat dan tidak mudah pecah

(29)

DAFTAR PUSTAKA

A. Chaniago dkk, (1976), Kerajinan Dari Triplek, Jakarta: NV Masa Baru.

Chapman, Laura H. , (1978), Approaches to Art in Education, New York San Diego Chicago San Francisci Atlanta: Harcout Brace Jovanvich, Inc.

Nanang Ganda Prawira dkk. , (2003), Pendidikan Seni Rupa Untuk Mahasiswa PGSD/PGTK Guru SD dan TK. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.

Oho Garha dan T.K. Purba, (1983), Pendidikan Keterampilan Anyaman, Jakarta: PT Karya Unipress.

Ruslani, (1983), Pendidikan Ketrampilan SMTA Pertukangan Kayu 2, Bandung: Angkasa.

Sardhi Duryatmo, ( 2000), Wirausaha Kerajinan Bambu, Bojong Gede-Bogor: Puspa Swara.

Soemarjadi, dkk., (1992/1993), Pendidikan Keterampilan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sri Mulyaningsih, (1999), Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan, Bojong Gede-Bogor: Puspa Swara

Syafii, Dkk. (2006), Materi dan Pembelajaran Kertakes SD, Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim Suhuf Kertaseni Nusantara, ( 2003), Berkreasi Dengan Kertas Daur Ulang, Jakarta: Puspa Swara.

Wachowiak, Frank, (1993), Emphasis Art A Qualitative Art Program for Elementary and Middle School, University of Georgia.

Yardhini Yumarta dkk, (1981), Pendidikan Ketrampilan SMTA Keramik, Bandung: Angkasa.

Gambar

Gambar Topeng Kertas
Gambar Karya Topeng Kertas
Gambar Topi Kertas dengan Teknik Origami
Gambar Karya Papier Mache berbentuk rumah-rumahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Provinsi Sumatera Utara.. Berbagai

Hasil Estimasi SPSS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Biji Kakao Sumatera Utara Ke Malaysia.

PENERAPAN MEDIA KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat disain antarmuka,

Asupan energi tidak hanya tergantung pada jumlah makanan yang. dikonsumsi (dan diabsorbsi), tetapi terdapat tiga komponen yang

Pertukaran informasi mengenai keadaan perusahaan maupun pertukaran informasi antar karyawan merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan supaya para karyawan mengetahui apa

Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana penerapan metode halaqah tarbiyah dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan santri di Pesantren As- Syifa Al-Khoeriyyah

Prior t o the blood pressure measurement a short questionnaire was filled in by the students regarding the patients, complaints which might be associated with